Anda di halaman 1dari 6

CARA BERPIKIR DENGAN OTAK KANAN

Berfikir dan bertindak kreatif adalah suatu upaya untuk menggunakan otak kanan secara
lebih aktif. Kebanyakan orang hanya menggunakan otak kiri yang berkaitan dengan bahasa,
logika, dan simbol-simbol dan diarahkan pada pemikiran linear dan vertical (dari satu
kesimpulan logis ke kesimpulan logis lainnya).

Secara lebih seimbang otak kanan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi emosi, intuitif,
dan spasial serta bekerja bedasarkan kaleidoskop dan lateral (mempertimbangkan masalah dari
semua sisi dan sampai pada hal yang berbeda). Pada otak kanan cara berfikirnya bersifat acak,
tidak teratur, intuitif, dan holistik yaitu dengan cara mengetahui yang bersifat non verbal, seperti
perasaan dan emosi, kesadaaran yang berkenaan dengan perasaan. Sebagai contoh, ketika
melihat beberapa pohon dengan dedaunannya yang berguguran, tanah yang kering, dan cuaca
yang panas, otak kanan akan bekerja dengan menganalisis dan mengeneralisasikan apa yang
ditangkap oleh panca indera sehingga otak kanan memberikan gambaran secara visual yang
nantinya akan bisa dipersepsikan dalam bentuk bahasa verbal dengan otak kiri,

Sedangkan jika menggunakan otak kiri proses berpikir akan bersifat secara logis,
sekuensial, linear dan rasional berkaitan dengan akademik. Cara berpikir otak kiri sesuai dengan
tugas-tugas teratur, ekpresi verbal, menulis, membaca, menempatkan detail fakta, serta simbolis.

Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa pentingnya peranan otak kanan dalam semua
aspek kegiatan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga jika ditinjau dari
penggunaan otak kanan dalam ilmu kedokteran akan melahirkan cara berfikir yang bersifat
kaleidoskop dan lateral (mempertimbangkan masalah dari semua sisi dan sampai pada hal yang
berbeda).

Dalam konteks ilmu kedokteran cara berpikir dengan menggunakan otak kanan sangat
bermanfaat untuk menentukan diagnosis suatu pasien. Karena pada prinsipnya otak kanan akan
bekerja untuk mempertimbangkan masalah dari semua sisi dan sampai pada suatu kesimpulan
yang diharapkan. Jika dihubungkan dengan anamnesis, masalah dapat dikatakan sebagai keluhan
utama yang menyebabkan pasien datang untuk berobat sehingga otak kanan akan berupaya
menganilisis semua masalah (keluhan) yang dirasakan oleh pasien. Keluhan yang dirasakan oleh
pasien tersebut merupakan dampak dari terganggunya suatu proses fisiologis dari berbagai organ
(anatomi) yang mempunyai fungsi-fungsi. Otak kanan kemudian akan bekerja secara
kaleidoskop, yaitu mempertimbangkan masalah dari semua sisi. Dengan kata lain otak akan
berupaya menganalisis gangguan fungsi fisiologis tersebut dan mengkaitkannya dengan adanya
kelainan anatomi yang bersangkutan, sehingga didapatkan suatu diagnosis anatomi .Selanjutnya
setelah mendapatkan suatu diagnosis anatomi, kita dapat memanfaatkan otak kanan untuk
menganalisis kelainan patologis yang terjadi pada setiap daerah anatomi dengan cara
memikirkan kelainan-kelainan apa saja yang dapat terjadi pada daerah anatomi tersebut sehingga
pada akhirnya akan didapatkan suatu kesimpulan dalam bentuk diagnosis patologi.
Kesimpulannya otak kanan ini mempunyai hubungan dengan bagaimana cara melahirkan
suatu kesimpulan. Dimana kesimpulan tersebut nantinya akan dipersepsikan oleh otak kiri

DISFAGIA

DIAGNOSIS
ANATOMI

OROFARING ESOFAGUS

DIAGNOSIS
PATOLOGI

AKALASIA KEJANG NEOPLASMA


ALERGI DIFFUSE
GANGGUAN
NEUROLOGIS
GERD CORPUS ALIENUM
N

JINAK GANAS
ANATOMI DAN FISIOLOGI

A. OROFARING

Orofaring disebut juga mesofaring dengan batas atasnya adalah palatum mole, batas
bawah adalah tepi atas epiglottis, ke depan adalah rongga mulut, sedangkan ke belakang
adalah vertebra sevikal. Struktur yang terdapat di rongga orofaring adalah dinding posterior
faring, tonsil palatine, fosa tonsil serta arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil
lingual dan foramen sekum. Orofaring terletak di belakang mulut dibawah palatum mole,
dimana dinding lateralnya saling berhubungan. Orofaring merupakan bagian dari sistem
pernafasan dan sistem pencernaan, tetapi tidak dapat digunakan untuk menelan dan bernafas
secara bersamaan. Saat menelan, pernafasan berhenti sebentar dan orofaring terpisah
sempurna dari nasofaring dengan terangkatnya palatum.

B. ESOFAGUS
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya sekitar 9
sampai dengan 25 cm dengan diameter sekitar 2,54 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk
kardiak di bawah lambung. Esofagus berawal pada area laringofaring, melewati diafragma
dan diatus esofagus. Esofagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung
setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan
lambung. Lapisan terdiri dari 4 lapis yaitu mucosa, submucosa, otot (longitudinal dan
sirkuler), dan jaringan ikat renggang. Makanan atau bolus berjalan dalam oesofagus karena
gerakan peristaltik, yang berlangsung hanya beberapa detik saja.
Fungsi esofagus adalah menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak
peristaltis. Mukosa esofagus memproduksi sejumlah besar mucus untuk melumasi dan
melindungi esofagus tetapi esofagus tidak memproduksi enzim pencernaan.
DISFAGIA

1. Definisi
Kesulitan menelan (disfagia) adalah kondisi di mana seseorang membutuhkan lebih
banyak waktu dan usaha untuk memindahkan makanan atau cairan dari mulut ke perut.
Kesulitan menelan mungkin juga berhubungan dengan nyeri. Dalam beberapa kasus,
mungkin tidak bisa menelan sama sekali. Kadang-kadang kesulitan menelan biasanya tidak
menjadi masalah besar, dan hanya mungkin terjadi ketika kita makan terlalu cepat atau tidak
mengunyah makanan dengan baik. Tetapi kesulitan menelan secara terus-menerus mungkin
menunjukkan kondisi medis yang serius yang memerlukan pengobatan segera. Kesulitan
menelan dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa yang
lebih tua. Penyebab masalah-kesulitan menelan dapat bervariasi, dan jenis pengobatan akan
tergantung pada penyebabnya.

2. Gejala
Tanda dan gejala yang dapat dikaitkan dengan disfagia mungkin termasuk:
Nyeri saat menelan (odynophagia)
Tidak mampu menelan
Makanan terjebak di tenggorokan atau dada, atau di belakang tulang dada (sternum)
Drooling (ngiler)
Suara serak
Memuntahkan kembali makanan (regurgitasi)
Sering mulas
Makanan atau asam lambung kembali ke dalam tenggorokan
Penurunan berat badan yang tidak terduga
Batuk atau tersedak saat menelan Pada bayi dan anak-anak, tanda dan gejala kesulitan
menelan dapat mencakup :
o Kurangnya perhatian saat makan
o Tubuh yang menegang ketika makan
o Menolak untuk makan makanan dengan tekstur yang berbeda
o Waktu makan yang sangat panjang (30 menit atau lebih)
o Masalah menyusui
o Makanan atau cairan yang bocor dari mulut
o Batuk atau tersedak saat makan
o Meludah atau muntah saat makan
o Masalah pernapasan saat makan dan minum
o Kehilangan berat badan atau pertumbuhan yang lambat
o Pneumonia berulang

3. Etiologi dan Faktor Risiko


a. Disfagia Esofagus
Disfagia esofagus mengacu pada sensasi makanan yang menempel atau makanan
terjebak di dasar tenggorokan atau di dada. Beberapa penyebab dari disfagia esofagus
meliputi:
Akalasia terjadi ketika otot esophageal bawah (sfingter) tidak
mengendur/melonggar dengan benar sehingga tidak dapat membiarkan makanan
masuk ke perut. Otot-otot pada dinding kerongkongan mungkin juga lemah.
Kejang diffuse (menyebar). Kondisi ini menghasilkan beberapa kontraksi
kerongkongan yang disertai dengan tekanan tinggi dan kurangnya koordinasi
biasanya terjadi setelah Anda menelan. Kejang diffuse mempengaruhi otot tak sadar
pada dinding kerongkongan bagian bawah.
Striktur esophagus dapat menyebabkan potongan besar makanan menjadi
terperangkap diakibat dari pembentukan jaringan parut, sering juga disebabkan oleh
penyakit gastroesophageal reflux (GERD), atau akibat tumor.
Tumor esofagus. Kesulitan menelan cenderung menjadi semakin buruk ketika
tumor kerongkongan hadir.
Benda asing seperti makanan potongan besar daging, atau benda lain dapat
memblokir tenggorokan atau kerongkongan.
Cincin esofagus. Daerah penyempitan-tipis pada kerongkongan bawah ini (sesekali)
dapat menyebabkan kesulitan dalam menelan makanan padat. Gastroesophageal
reflux disease (GERD).
Eosinofilik esophagitis karena alergi makanan sehingga populasi sel eosinofil pada
kerongkongan meningkat, dan dapat menyebabkan kesulitan menelan.
Scleroderma adalah perkembangan jaringan seperti bekas luka, menyebabkan
kekakuan dan pengerasan jaringan yang melemahkan sfingter esofagus bawah.
Terapi radiasi. Jenis pengobatan kanker ini dapat menimbulkan peradangan dan
jaringan parut pada kerongkongan, yang dapat menyebabkan kesulitan menelan.
b. Disfagia Orofaring
Disfagia Orofaringeal berhubungan dengan saraf dan otot dapat melemahkan otot-otot
tenggorokan, sehingga sulit untuk memindahkan makanan dari mulut ke tenggorokan
dan kerongkongan (paralisis faring). Penyebab dari disfagia orofaringeal meliputi:
Penyakit-penyakit neurologis. Gangguan tertentu seperti sindrom post-polio,
multiple sclerosis, distrofi otot dan penyakit Parkinson, bisa disebabkan oleh
disfagia orofaringeal.
Kerusakan neurologis. Gangguan/kerusakan neurologis secara tiba-tiba, seperti
akibat cedera tulang, stroke, cedera otak atau tulang belakang, dapat
menyebabkan kesulitan menelan atau ketidakmampuan untuk menelan.
Divertikula faring. Sebuah kantong kecil membentuk dan mengumpulkan
partikel makanan di tenggorokan, seringkali pada bagian atas kerongkongan
anda, menyebabkan kesulitan menelan, suara gemericik, bau mulut, dan
pengeluaran dahak atau batuk berulang.
Kanker. Kanker jenis tertentu serta pengobatan kanker tertentu, seperti radiasi,
dapat menyebabkan kesulitan menelan.
4. Komplikasi
a. Malnutrisi dan dehidrasi. Disfagia dapat membuat anda kesulitan mengkonsumsi
makanan dan cairan yang cukup/memadai untuk menjaga anda tetap sehat dan terhidrasi.
Orang dengan kondisi kesulitan menelan beresiko kekurangan gizi dan dehidrasi.
b. Masalah pernapasan. Jika makanan atau cairan memasuki saluran napas anda (aspirasi)
ketika anda mencoba untuk menelan, maka gangguan pernafasan atau infeksi dapat
terjadi, seperti serangan infeksi pneumonia atau masalah pada pernapasan bagian atas

Anda mungkin juga menyukai