Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radikal bebas merupakan atom, molekul, atau senyawa yang dapat berdiri
sendiri, mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital
terluarnya. Radikal bebas yang berlebih di dalam tubuh dapat menimbulkan
dampak negatif yang bemacam-macam seperti, kanker, aterosklerosis, rematik,
dan beberapa penyakit degeneratif. Radikal bebas pada keadaan normal dapat
dinetralisir dengan menggunakan zat antioksidan (Priyanto 2009). Tubuh
membutuhkan suatu substansi penting yang dapat berfungsi untuk melindungi
tubuh dari serangan radikal bebas yang terbentuk yaitu antioksidan (Youngson
2003).

Antioksidan merupakan suatu zat yang dapat memperlambat atau


menghambat stress oksidatif pada molekul target. Kerja dari antioksidan yaitu
mengurangi pembentukan radikal bebas dengan merubahnya menjadi radikal
bebas yang kurang aktif atau merubahnya menjadi senyawa non radikal, serta
memperbaiki target organ dari radikal bebas yang telah rusak. Antioksidan
tergolong menjadi dua antara lain antioksidan enzimatik (enzim) dan antioksidan
non enzimatik (ekstraseluler). Superoksida dismutase (SOD), katalase, dan
glutation peroksidase (GSH-Px) merupakan antioksidan enzimatik, sedangkan
vitamin C, vitamin E, glutation, albumin, beta-karoten, ceruloplasmin, asam urat,
dan selenium merupakan antioksidan non enzimatik (Priyanto 2009). Antioksidan
juga bisa didapatkan dari bahan alami, salah satunya yang memiliki aktivitas
antioksidan yaitu tanaman paitan (Hanifa dkk. 2015).

Paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) adalah spesies tanaman


dari family Asteraceae dan dikenal juga dengan tanaman kembang bulan (Hutapea
1994). Paitan berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko. Paitan juga dapat
tumbuh di Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya (Khaira 2011). Tanaman
ini mengandung flavonoid dan bisa bersifat sebagai antioksidan (Hanifa dkk.

1
2015) karena senyawa flavonoid yang terkandung dalam tanaman ini adalah
pentahidroksiflavonol (Zirconia dkk. 2015). Daun paitan selain mengandung
flavonoid juga mengandung alkaloid, saponin, tanin dan triterpenoid
(Ezeonwumelu et al. 2012). Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
terhadap daun paitan yaitu terdapatnya aktivitas antioksidan dan tanaman ini
dengan metode DPPH mendapatkan hasil dari nilai Inhibition Concentration (IC 50)
yaitu sebesar 4,525 ppm (Hanifa dkk. 2015), dimana bila nilainya < 50 ppm maka
tingkat kekuatan antioksidannya dinyatakan sangat aktif (Jun et al. 2006).
Penelitian lainnya yang dilakukan dengan menguji efek hepatoprotektif jangka
pendek ekstrak etanol daun Thitonia diversifolia pada tikus jantan galur SD yang
terinduksi CCl4 dengan dosis 2 mL/kg BB mendapatkan hasil yang positif, dimana
pada dosis 0,5 g/kg BB dapat memberikan efek hepatoprotektif dengan nilai
SGOT sebesar 64,5% dan SGPT sebesar 83,8% (Santosa 2016).

Antioksidan dapat melindungi organ jantung mencit terhadap penginduksi


karbon tetraklorida (CCl4). CCl4 merupakan xenobiotik yang biasa dipakai sebagai
penginduksi peroksida lipid (Somala dkk. 2016) dan menghasilkan suatu produk
akhir dari peroksida lipid yaitu malondialdehid (MDA). MDA merupakan akhir
rangkaian degradasi dari peroksida lipid dan dapat dijadikan sebagai indikator dari
meningkatnya peroksida lipid yang terbentuk akibat adanya suatu radikal bebas.
Enzim superoksid dismutase (SOD) merupakan salah satu antioksidan enzimatik
didalam tubuh yang berperan menangkap anion superoksida dan mengubahnya
menjadi hidrogen peroksida (Widyaningsih dkk. 2015). Enzim SOD memiliki
fungsi penting yaitu mempercepat dismutase O2*- dan menjaga keseimbangan
antara jumlah O2*- dan pembentukan H2O2 (Priyanto 2007).

Penelitian ini akan dilanjutkan dengan melihat efektivitas ekstrak etanol


90% daun paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) terhadap aktivitas SOD
dan kadar MDA pada jantung tikus putih yang mengalami stress oksidatif akibat
diinduksi CCl4. Ekstrak etanol 90% daun paitan yang diberikan diharapkan dapat
menghambat dan mencegah rusaknya sel organ yang diakibatkan oleh radikal
bebas yaitu ditandai dengan meningkatnya aktivitas SOD dan menurunnya kadar
MDA terhadap organ jantung tikus putih. Penelitian ini memakai organ jantung
karena didalam jantung terdapat enzim SOD, sedangkan memakai CCl 4 karena

2
CCl4 merupakan suatu senyawa toksik yang lazim digunakan sebagai penginduksi
peroksida lipid dan keracunan terhadap berbagai organ.

B. Rumusan Masalah
Apakah pemberian ekstrak etanol 90% daun paitan (Tithonia diversifolia
(Hemsl.) A. Gray) dapat meningkatkan aktivitas SOD dan menurunkan kadar
MDA pada jantung tikus putih yang diinduksi CCl4?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol 90%
daun paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dalam meningkatkan
aktivitas SOD dan menurunkan kadar MDA terhadap jantung tikus putih yang
diinduksi CCl4.
D. Manfaat Penelitian
Memberikan informasi ilmiah mengenai efektivitas ekstrak etanol 90%
daun paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dalam meningkatkan
aktivitas SOD dan menurunkan kadar MDA terhadap jantung tikus putih yang
diinduksi CCl4.

Anda mungkin juga menyukai