Anda di halaman 1dari 3

FURUNKEL

No.Dokumen 800/SOP/ ./CBR/I/2017


No. Revisi :0
Tanggal Terbit : ...............
SOP Halaman` : 1 dari 3

UPTD
PUSKESMAS DTP
MAMPU PONED
CIBEUREUM
Titin Hajari, drg
NIP: 19771122 200312 2 006

Pengertian Furunkel adalah infeksi dari kelenjar sebasea atau folikel rambut yang
melibatkan jaringan subkutan. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus
aureus. Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat data
spesifik yang menunjukkan prevalensi furunkel. Furunkel umumnya
terjadi paling banyak pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda
Tujuan Sebagai Acuan penatalaksanaan furunkel di Puskesmas Cibeureum
Kebijakan
Referensi PMK No.5 Thn 2014 Tentang panduan praktek klinik kedokteran di
fasilitas layanan primer
Prosedur 1. Uraian Umum :
1.1 Suatu tindakan pemeriksaan pada pasien Furunkel pada Hidung
1.2 Persiapan:
1.2.1 Anamnesis
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan adanya bisul di dalam hidung.
Gejala adanya bisul di dalam hidung kadang disertai rasa nyeri
dan perasaan tidak nyaman. Kadang dapat disertai gejala
rhinitis.
Faktor Risiko
a. Sosio ekonomi rendah
b. Higiene personal yang jelek
c. Rhinitis kronis, akibat iritasi dari sekret rongga hidung.
d. Kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam hidung.
1.2.2 Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering terdapat
pada lateral vestibulum nasi yang mempunyai vibrissae
FURUNKEL
No.Dokumen 800/SOP/ ./CBR/I/2017
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : ...............
SOP Halaman` : 2 dari 3

UPTD
PUSKESMAS DTP
MAMPU PONED
CIBEUREUM
Titin Hajari, drg
NIP: 19771122 200312 2 006

(rambut hidung).
Pemeriksaan Penunjang: Tidak diperlukan
1.2.3 Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Diagnosis Banding: -
Komplikasi
a. Furunkel pada hidung potensial berbahaya karena infeksi
dapat menyebar ke vena fasialis, vena oftalmika, lalu ke
sinus kavernosus sehingga menyebabkan tromboflebitis
sinus kavernosus.
b. Abses.
c. Vestibulitis.

1.2.4 Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Kompres hangat dapat meredakan perasaan tidak nyaman.
b. Jangan memencet atau melakukan insisi pada furunkel.
c. Pemberian antibiotik topikal, seperti pemberian salep
antibiotik bacitrasin dan polmiksin B serta antibiotik oral
karena lokasi furunkel yang berpotensial menjadi bahaya.
Antibiotik diberikan dalam 7-10 hari, dengan pemberian
Amoxicilin 500 mg, 3x/hari, Cephalexin 250 500 mg,
4x/hari, atau Eritromisin 250 500 mg, 4x/hari.
d. Insisi dilakukan jika sudah timbul abses.
Konseling dan Edukasi
Memberitahukan individu dan keluarga untuk:
a. Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalam
FURUNKEL
No.Dokumen 800/SOP/ ./CBR/I/2017
No. Revisi :0
Tanggal Terbit : ...............
SOP Halaman` : 3 dari 3

UPTD
PUSKESMAS DTP
MAMPU PONED
CIBEUREUM
Titin Hajari, drg
NIP: 19771122 200312 2 006

hidung.
b. Tidak memencet atau melakukan insisi pada furunkel.
c. Selalu menjaga kebersihan diri.
Kriteria Rujukan: -

1.2.5 Sarana Prasarana


a. Lampu kepala
b. Spekulum hidung
c. Obat-obatan : amoksisilin, cephalexin, eritromisin
d. Spygmomanometer
e. Stetoskop

Unit Terkait UGD

Rekaman Historis Perubahan

Tgl Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai