Anda di halaman 1dari 4

Asam asetat adalah asam karboksilat dengan jumlah atom karbon 2 buah.

Rumus molekul asam asetat sering ditulis dalam bentuk CH3COOH,


CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat sering digunakan untuk pembuatan
cuka untuk makanan. Selain itu, asam asetat juga sering digunakan untuk dalam
produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat dan kain. Asam asetat dapat diproduksi dengan
cara biologis maupun dengan cara kimiawi. Pembuatan asam asetat dengan
cara biologis dilakukan dengan cara fermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum
dengan bahan baku etanol. Pembuatan asam asetat dengan cara kimiawi
dilakukan dengan cara karbonilasi metanol dan oksidasi etilen.

1. Oksidasi etilen dan oksidasi asetaldehid


2. Karbonilasi metanol

Proses ini melibatkan iodometana sebagai zat antara. Diperlukan suatu katalis
karbonil logam untuk karbonilasi. Dua proses terkait dengan karbonilasi metanol
adalah proses Monsanto dengan katalis rodium atau proses Cativa dengan
katalis iridium.

Proses Monsanto bekerja pada tekanan 3060 atm dan suhu 150200 C, serta
memberikan selektivitas lebih besar dari 99%. Langkah awal dari proses
Monsanto adalah reaksi metanol dengan katalis HI.

(1) CH3OH + HI CH3I + H2O

Lalu, metil iodide yang dihasilkan dikontakkan dengan katalis Rh kompleks.

(2) CH3I + Rhkompleks CH3-Rhkompleks-I

Selanjutnya, CO akan menyisip ke ikatan Rh-alkil pada senyawa kompleks


.tersebut.

(3) CH3-Rhkompleks-I + CO CH3-CO-Rhkompleks-I

Terakhir, senyawa kompleks akan dihidrolisis, yang akan menghasilkan asam


asetat sebagai produk serta katalis-katalisnya dalam bentuk awal.

(4) CH3-CO-Rhkompleks-I + H2O Rhkompleks + CH3COOH + HI

Pada proses karbonilasi metanol, unit proses yang dibutuhkan adalah unit
reaktor utama, unit distilasi katalis, dan unit distilasi pemurnian produk. Pertama-
tama, bahan baku yaitu karbon monoksida, metanol, dan juga katalisnya
direaksikan di reaktor utama. Setelah itu, keluaran reaktor dimasukkan ke dalam
unit distilasi katalis, untuk memisahkan katalis dengan produk. Katalis
dikembalikan ke reaktor, sementara produk dialirkan ke unit distilasi pemurnian
produk. Pada unit-unit distilasi pemurnian produk, metanol yang belum bereaksi
dialirkan kembali ke reaktor, sementara asam asetat dan produk-produk samping
seperti asam propionat dan pengotor bertitik didih tinggi diambil. Limbah dari
reaktor dan unit distilasi diolah sebelum dibuang supaya tidak mencemari
lingkungan.
Kelebihan proses Monsanto:

Lebih hemat energi dan ekonomis daripada proses sebelum Monsanto


ditemukan, yaitu proses yang menggunakan butana dan nafta.
Reaksi memberikan yield yang besar, kira-kira 98% jika dihitung berdasarkan
metanol dan 90% jika dihitung berdasarkan CO.
Bahan baku metanol murah dan mudah didapat.
Reaksinya cepat, dan katalisnya memiliki umur yang panjang.

Kekurangan proses Monsanto:

Harga logam rhodium sangat mahal, bahkan lebih mahal dari emas.
Rhodium dan iodida membentuk garam sukar larut seperti RhI3. Hal ini
menyebabkan jumlah air pada reaktor harus dijaga tinggi untuk mencegah
pengendapan. Jumlah air yang banyak menyebabkan distilasi harus
dilakukan berkali-kali sehingga membutuhkan biaya dan energi lebih besar.
Rhodium mengkatalisis reaksi samping: CO + H2O CO2 + H2. Hal ini
menyebabkan tekanan parsial CO untuk reaksi pembentukan asam asetat
berkurang, sehingga hasil samping CO2 dan H2 harus disingkirkan dan
digantikan dengan CO.
3. Mikroba
Sumber:

Roth, James F. Rhodium Catalysed Carbonylation of Methanol.

http://www.greener-industry.org.uk/pages/ethanoicAcid/6ethanoicAcidPM2.htm

Anda mungkin juga menyukai