Kepada Yth,
1) Peserta pemilihan penyedia barang/jasa yang merasa dirugikan, baik secara sendiri maupun
bersama-sama dengan peserta lainnya, dapat mengajukan surat sanggahan kepada pengguna
barang/jasa apabila ditemukan :
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan
dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan yang sehat;
c. penyalahgunaan wewenang oleh panitia/pejabat pengadaan dan/atau pejabat
yang berwenang lainnya;
d. adanya unsur KKN di antara peserta pemilihan penyedia barang/jasa;
e. adanya unsur KKN antara peserta dengan anggota panitia/ pejabat
pengadaan dan/atau dengan pejabat yang berwenang lainnya.
Akibat penyalahgunaan wewenang dan rekayasa tertentu oleh panitia dan/atau pejabat yang
berwenang lainnya sehingga menghalangi terjadinya persaingan yang sehat, maka kami peserta
pemilihan penyedia barang/jasa yang merasa dirugikan, secara bersama-sama melakukan
sanggahan ini. Kami sepakat menunjuk Lembaga Pengawasan Pelayanan Publik Seluruh
Indonesia (LP3SI) untuk mewakili kami melakukan upaya-upaya yang dianggap perlu dalam
rangka sanggahan ini.
Penyalahgunaan wewenang dan rekayasa tersebut pada proses pelelangan yang kami sanggah ini
antara lain:
Bahwa harga dokumen penawaran sebesar Rp. 30.000,- (Tiga Puluh Ribu Rupiah) bertentangan
dengan ketentuan pasal 14 ayat (12) Keppres nomor 80 tahun 2003, yang bunyinya:
Bahwa harga tersebut, setelah dibandingkan dengan harga barang yang sejenis pada instansi lain
yang pernah melakukan pelelangan, maka dapat kami simpulkan bahwa harga yang dijual
tersebut melebihi dari nilai penggandaan dokumen yang sebenarnya dan bisa digolongkan
kedalam pungutan liar.
Harga yang seharusnya menurut perkiraan kami setelah membandingkan dengan instutusi lain
yang pernah melakukan pelelangan adalah:
Asumsinya kami, apabila total paket pekerjaan yag dilelang adalah 167 paket,
seandainya tiap paket ada yang mengambil dokumennya sebayak 25 perusahaan, maka
total pungutan liarnya mencapai:
167 Paket X 25 Perusahaan X Rp. 20.000 = Rp. 83.500.000 (Delapan Puluh Tiga Juta
Lima Ratus Ribu Rupiah).-
Penetapan alokasi waktu pendaftaran dengan melakukan penutupan pendaftaran lebih cepat
beberapa hari sebelum waktu pemasukan penawaran, telah melanggar ketentuan pada Lampiran I
Bab I Bagian D angka 1 huruf b Perpres nomor 8 tahun 2006 Tentang Perubahan Keempat Atas
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Menurut Perpres nomor 8 tahun 2006, pada Lampiran I Bab I Bagian D angka 1 huruf b diubah,
sehingga Lampiran I Bab I Bagian D angka 1 huruf b seluruhnya berbunyi sebagai berikut :
b). Pendaftaran dan pengambilan dokumen penawaran dilakukan 1 (satu) hari setelah
pengumuman sampai dengan satu hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen penawaran.
Penetapan batas akhir pemasukan penawaran, hanya 4 hari kerja setelah setelah penjelasan
(aanwijzing), padahal banyak paket pekerjaan yang dilelang membutuhkan waktu lebih lama
untuk menyiapkan dokumen penawarannya, seperti pekerjaan peningkatan jalan, telah
bertentangan dengan ketentuan Lampiran I Bab I Bagian D angka 1 huruf d Perpres nomor 8
tahun 2006 Tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Bunyi Lampiran I Bab I Bagian D angka 1 huruf d tersebut adalah sebagai berikut:
d). Pemasukan dokumen penawaran dimulai 1 (satu) hari setelah penjelasan (aanwijzing). Batas
akhir pemasukan dokumen penawaran sekurang-kurangnya 2 (dua) hari kerja setelah penjelasan.
Penetapan waktu pemasukan dokumen penawaran harus memperhitungkan waktu yang
diperlukan untuk mempersiapkan dokumen penawaran sesuai dengan jenis, kompleksitas, dan
lokasi pekerjaan.
Contoh : waktu pemasukan dokumen penawaran untuk pengadaan ATK cukup 2 (dua) hari kerja,
waktu pemasukan dokumen penawaran untuk pengadaan untuk peningkatan jalan
kabupaten/kota 14 (empat belas) hari kerja, waktu pemasukan dokumen penawaran untuk
pengadaan pekerjaan kompleks dapat lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja.
Permintaan SPT tahunan yang mengharuskan dilampirkannya SPT tahun 2009, padahal jadwal
pemasukan penawaran tanggal 24 Maret 2010, dan 25 Maret 2010 serta 30 Maret 2010,
bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan
Ketiga atas Undang Undang nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pasal 3 ayat (3) huruf c, yang menyatakan bahwa untuk batas akhir penyampaian
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 (empat)
bulan setelah akhir Tahun Pajak.
Terkait ketentuan di atas, dalam meminta data terkait perpajakan, Panitia harus
memperhitungkan batas akhir penyampaian SPT Pajak. Apabila pemasukan penawaran
dilaksanakan sebelum bulan April, maka bukti pembayaran pajak tahunan yang diminta adalah
bukti pembayaran pajak 2 (dua) tahun sebelumnya.
Not: Pernyataan mengenai SPT tahunan diatas, sesuai dengan jawaban email yang kami
kirimkan kepada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
V. Pengumuman Lelang
Pengumuman pemenang dilakukan pada hari libur (bukan hari kerja) dan tidak sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang, perubahan jadwal tersebut juga tidak diberi
tahukan kepada penyedia jasa, maka hal itu semakin menguatkan dugaan adanya rekayasa
tertentu.
Pada Paket Pekerjaan Sumur Air Tanah Dalam Q=2,5 L/D di SMAN 1 Montasik pemenangnya
adalah CV. Mufakat Karya Tama.
Sementara pada Paket Pekerjaan Sumur Air Tanah Dalam Q=2,5 Desa Warabo, Kecamatan
Montasik pemenangnya adalah CV. Kreasi Karya Indah (Urutan terakhir pada saat pembukaan
penawaran, dengan Nilai Penawarannya Paling Tinggi). Pada paket di Desa Warabo ini CV.
Mufakat Karya Tama juga ikut sebagai salah satu penawar.
Seharusnya pada Paket Pekerjaan Sumur Air Tanah Dalam Q=2,5 Desa Warabo, Kecamatan
Montasik juga dimenangkan oleh CV. Mufakat Karya Tama, karena penawaran CV. Mufakat
Karya Tama nilainya lebih rendah dari CV. Kreasi Karya Indah.
Alasannya:
Menurut ketentuan Keppres No 80 Tahun 2003, perusahaan kecil bisa melaksanakan 3 (tiga)
paket pekerjaan secara bersamaan.
VII. Kesimpulan
b. Rekayasa seperti pada poin II, III dan IV telah menyebabkan penawaran kami tidak
bisa terselesaikan dengan sempurna dan banyak terjadi kesalahan karena kurangnya alokasi
waktu yang diberikan, hal tersebut sangat menguntungkan pihak-pihak tertentu yang telah
mengetahui rekayasa tersebut.
c. Perbuatan seperti pada poin V dan VI semakin menguatkan dugaan rekayasa dan
KKN pada pelelangan ini.
1. Semua paket pekerjan yang terkait dengan sanggahan ini, dibatalkan dan segera
dilakukan lelang ulang.
2. Mengganti kerugian kepada semua peserta lelang sebesar Rp. 5.000.000 (Lima Juta
Rupiah) bagi setiap penyedia jasa yang telah memasukkan penawaran, Rp. 2.000.000
(Dua Juta Rupiah) bagi penyedia jasa yang telah mengambil dokumen lelang, dan Rp.
1.000.000 (Satu Juta Rupiah) bagi penyedia jasa yang telah mendaftar. (sesuai dengan
ketentuan pasal 42 UU Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik).
Demikian surat sanggahan dan pengaduan ini kami sampaikan, semoga mendapat tanggapan dan
respon yang positif, demi terwujudnya pelayanan publik sesuai dengan asas; kepentingan umum,
kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif,
persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, ketepatan waktu dan
kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
(Hendri, SKed)
Koordinator
Tembusan:
6. Polda Aceh
7. Kajati Aceh
8. Inspektorat Aceh
9. BPKP Aceh
Lampiran:
Not:
Homepage: lp3si.wordpress.com
HP: 085260027980
.. .
..
.. .
..
.. .
..
.. .
..
.. .
..
..