Anda di halaman 1dari 20

1

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE,

POLITICAL COST, SIZE, DAN GROWTH TERHADAP

KONSERVATISME AKUNTANSI

Yoga Azif Arsanto

Universitas Negeri Surabaya


yoga_tho@yahoo.com

ABSTRACT

This research examines the effect of institutional ownership, leverage,


political cost, size, and growth to the accounting conservatism. This research is
motivated by a phenomenon where the principle of conservatism in accounting is
still disputed and many factors affect the application of conservatism. Using
quantitative and regression model on listed companies at Indonesia Stock
Exchange that consistently apply conservatism during 2011-2015, this research
finds that leverage and size have a positive effect on accounting conservatism.
However, institutional ownership, political cost, and growth are not significantly
influence accounting conservatism.
Keyword: accounting conservatism, growth, leverage, size

PENDAHULUAN

Laporan Keuangan pada suatu perusahaan menginterpretasikan kinerja dari

manajemen perusahaan dalam pengelolaan sumber daya yang ada di dalamnya.

Informasiiiyang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna bagi pihak

eksternal dan pihak manajemen dalam mengambil keputusan finansial. Maka dari

itu setiap perusahaan mempunyai kewajiban untuk membuat dan menerbitkan

laporan keuangan sebagai bentuk tindakan tanggung jawab.dalam mengelola

sumber dayanya.

Metode akuntansi dipilih secara bebas oleh perusahaan sesuai dengan

kondisi dan kebijakan dari perusahaan, salah satunya dengan diterapkannya

prinsip akuntansi yang konservatif. Watts (2003a) mengartikan konservatisme


2

akuntansi sebagai perilaku manajemen yang mengakui laba atau pendapatan lebih

lambat. Penerapan konservatisme oleh perusahaan dapat menghindari tindakan

kecurangan oleh manajer karena pelaporan laba yang lebih saji dapat dicegah

dengan prinsip ini. Sebagai contoh pada kasus Satyam, salah satu perusahaan IT

terbesar di India yang telah mencatatkan perkembangan di bidang keuangan yang

cukup pesat pada periode 2008. Pada bulan Maret 2008, Satyam mengumumkan

bahwa pendapatan perusahaan naik 46,3 persendengan nominal 2,1 miliar dolar

AS. Pada bulan Oktober, Satyam menyampaikan pendapatannya akan naik lagi

sebanyak 19-21 persen dengan nominal 2,55-2,59 miliar dolar pada Maret 2009.

Namun, padaawal Januari 2009, Ramalinga3Raju tiba-tiba mengatakan bahwa

sekitar 1,04 miliar dolar saldo kas dan bank Satyam adalah tidak asli (jumlah kas

tersebut sama dengan 94 persen dari nilai kas dan bank Satyam padahakhir

Septembert2008). Pada tanggal 14 Januari 2009, auditoroeksternaloSatyam

selama 8 tahun, PriceiWaterhouseiIndia mengatakan bahwa hasil laporan auditnya

berpotensi tidak reliable dan tidak akurat karena disajikan berdasarkan informasi

dari pihak internal Satyam.

Prinsip konservatisme dikatakan sebagai prinsip yang mengandung

kontroversi dan menjelaskan konservatisme juga memiliki relevansi nilai, yang

mempunyai arti akuntansi berguna untuk memprediksi keadaan ekonomi di masa

yang akan datang (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Hal ini didasari oleh

pengertian konservatisme akuntansi yang mengharuskan pengakuan biaya dan

kerugian lebih cepat, menunda pengakuan laba dan pendapatan, menilai

kewajiban dengan nilai yang tinggi, dan melakukan penilaian aset dengan nilai

paling rendah (Basu, 1997). Namun di sisi lain, pihak yang mendukung prinsip
3

konservatisme berargumen bahwa penerapan prinsip konservatisme..akuntansi

dalam membuat laporan keuangan dapat bermanfaat untuk mencegah perilaku

oportunistik manajer yang berniat memanipulasi laba (Fala, 2007).

Dalam dunia akuntansi prinsip konservatisme menjadi prinsip yang masih

diperdebatkan. Kerangka Konseptual pada International Financial Reporting

Standards (IFRS) untuk Pelaporan Keuangan menjelaskan, prinsip konservatisme

sudah tidak menjadi karakteristik kualitatif dalam kerangka konseptual yang baru

karena kerangka teori IFRS yang sekarang sudah berbeda, dimana laporan

keuangannya harus^bersifat relevan, dapat^dimengerti, bisa diandalkan dan

reliable, tetapi tidak bias dan konservatif (Hellman, 2008). Peraturan dari IFRS

tersebut belum dapat diterapkan secara menyeluruh di Indonesia, sebagai contoh

dapat dicermati dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dimana masih

terdapat beberapa pilihan metode akuntansi yang memungkinkan perusahaan

untuk menggunakan prinsip konservatisme. Angka nominal yang disajikan dalam

laporan keuangan dipengaruhi oleh pemilihan metode akuntansi yang sesuai

dengan SAK sehingga secara tidak langsung hasil laporan keuangan tersebut

dipengaruhi oleh penerapan konservatisme (Sari dan Adhariani, 2009).

Variabel independen pertama yaitu kepemilikan institusional diindikasi

dapat memengaruhi penerapan prinsip konservatisme akuntansi. Apabila tingkat

kepemilikan institusional tinggi, maka perusahaan akan cenderung memlilih

metode akuntansi konservatif yang digunakan. Fala (2007) menyatakan bahwa

investor..institusional mempunyai investasi modal yang cukup besar sehingga

tindakan dan kinerja manajer lebih intensif diawasi oleh pihak institusional.
4

Political cost dapat diartikan sebagai konflik kepentingan antara

perusahaan (manajer) dengan pemerintah sebagai kepanjangan tangan masyarakat

yang berwenang untuk melakukan pengalihan kekayaan sesuai peraturan yang

berlaku dari...perusahaan kepada masyarakat (peraturan perpajakan maupun

peraturan lainnya) akan menimbulkan political cost. Hipotesis political cost

menyatakan bahwa..manajer ingin mengecilkan laba sehingga bisa .mengurangi

biaya politis yang potensial (Suwardjono, 2014:125).

Leverage diartikan sebagai rasio seberapa besar..kemampuan perusahaan

membiayai asetnya dengan utang dan..merupakan indikator tingkat keamanan dari

para kreditor. Lo (2005) mengatakan apabila perusahaan memiliki banyak utang,

maka pemberi utang memiliki hak untuk memantau dan mengawasi jalannya

operasional perusahaan. Hal ini mendorong kreditor untuk meminta prinsip yang

cenderung konservatif dalam menyajikan laba agar pengembalian dan

keamanannya terjamin. Hasil penelitian dari Sari dan Adhariani (2009)

menunjukkan leverage tidak memengaruhi konservatisme akuntansi.

Konservatisme akuntansi juga didorong untuk menunda atau mengurangi

pajak dan untuk terhindar dari regulasi(Lasdi, 2009). Hipotesis biaya politis

memprediksi..bahwa manager ingin mengecilkan laba untuk..mengurangi biaya

politis..yang..potensial (Suwardjono, 2014:125). Perusahaan dengan size besar

cenderung..akan menerapkan prinsip..konservatisme akuntansi..agar laba yang

dihasilkan-tidak terlalu..tinggi guna-menghindari beban pajak yang tinggi..akibat

laba yang dihasilkan tinggi(Lo, 2005).

Growth yang tinggi dari perusahaan menandakan perusahaan yang sedang

menambah jumlah investasinya. Perusahaan tipe ini lebih terdorong untuk


5

menggunakan prinsip konservatisme karena akan menimbulkan laba yang lebih

rendah..daripada menggunakan prinsip optimis yang menghitung laba yang lebih

tinggi. Hal demikian terjadi akibat cadangan tersembunyi digunakan perusahaan

untuk meningkatkan investasi, dan sekaligus menggunakannya untuk

pengurangan laba pada periode tersebut. Panman dan Zang (2002) dalam Fala

(2007) menjelaskan bahwa konservatisme merupakan suatu kebijakan akuntansi

yang bersifat permanen. Penjelasan secara empiris dalam penelitian mereka

menyimpulkan bahwa jika prinsip akuntansi diterapkan secara konsisten tanpa

dilakukan perubahan metode akuntansi akan memperoleh earning yang

berkualitas.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, dapat dirumuskan

permasalahan apakah kepemilikan institusional, leverage, political cost, size, dan

growth berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan

permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji dan

menganalisis pengaruh kepemilikan institusional, leverage, political cost, size,

dan growth terhadap konservatisme akuntansi.

KAJIAN PUSTAKA

Teori Sinyal

Menurut Ross (1977) teori sinyal mengatakan bahwa pihak eksekutif

perusahaankmemiliki informasillyang lebih baik...mengenai perusahaannya,

akanjhterdorong untuk menyampaikankinformasi tersebut kepadadcalon pemilik

modal agar harga saham perusahaannya meningkat. Teori sinyal menjelaskanj

bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri


6

informasi. Manajer memberikanhjinformasi melalui laporanjikeuangan bahwa

mereka memakai kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba

lebih berkualitas karena prinsipiini mencegahuperusahaan melakukan tindakan

membesar-besarkan laba dan membantu penggunaglaporan keuanganfdengan

menyajikan laba dan aktivaiyang tidak overstate.

Konservatisme Akuntansi

Watts (2003a) mendefinisikan konservatisme sebagai perilaku manajemen

dengan lebihimengantisipasi tidakjada profit dan lebihocepat mengakuipkerugian.

Implikasi konsep konservatismemterhadap prinsip akuntansi yaitu akuntansi

mengakui biaya atau kerugian yang kemungkinan akanmterjadi, tetapi tidak

segera mengakuijpendapatan atau laba yang akan datangswalaupun kemungkinan

terjadinya besar. Penelitian Lafond dan Roychowdhury (2008) menyatakan bahwa

konservatisme akuntansi berarti penggunaan standar yang lebih cocok dalam

pengakuan bad news sebagai rugi dan pengakuan good news sebagai keuntungan.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mengungkapkan ada metode-metode

yangfmenerapkan prinsipokonservatisme. Oleh karena itu konservatif merupakan

salahdsatu metode yang dapat digunakaneperusahaan dalam melaporkanuilaporan

keuangannya. Hal tersebut akanemengakibatkan angka-angka yangiberbeda dalam

laporanukeuangan yang pada akhirnya akan menyebabkanolaba yang cenderung

konservatif. Beberapaometode dalam Penyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) tahun 2015 terhadapupenerapaniprinsip konservatisme (IAI, 2014):


7

a. PSAK 13 mengenai penilaian investasi

Menjelaskan bahwa biaya bisa ditentukanuiberdasarkan FIFO, rata-rata

tertimbang, atau LIFO. Nilai pasar dapat ditentukaneportofolio agregat,

menurutdurutan kategori investasi, atau investasieindividual, secara konsisten.

b. PSAK 14 mengenai penilaian sediaan

Memberikanekebijakan kepada manajemen untuk menghitungrbiaya sediaan

dengan menggunakanprumus FIFO, rata-rata tertimbang atau LIFO. Dewi

(2004) menyatakanrbahwa metode yang paling konservatifeidalam penilaian

sediaan adalah metode LIFO (asumsieperekonomian dalam keadaandinflasi),

sedangkan yang palinguoptimis atau liberal menggunakan metode FIFO.

Kedua metode itu akan menghasilkanrlaba yang berbeda. Penerapan metode

LIFO akan menghasilkan laba yang lebih kecil dibandingkan dengan

menggunakan metode FIFO (dalamikeadaan inflasi).

c. PSAK 16 mengenai aset tetap dan penyusutan

Apabila metode penyusutan yangoidigunakan untuk menilaipuaset tetap

perusahaanfmemiliki periode yang semakinopendek, maka prinsipuakuntansi

yang diterapkanuiakan semakin konservatif. Metodeuepenyusutan saldo

menurunuiberganda (double declining balance method) merupakanemetode

yang cenderung konservatif jika dibandingkanddengan metode garis lurus

(straight line method). Hal ini karena metodessaldo menurun berganda

memiliki biaya yang lebih besar, sehinggaeangka laba yang tersajirmenjadi

rendah.
8

Kepemilikan Institusional

Boediono (2005) menyatakan kepemilikan institusional memiliki

kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring

secara efektif sehingga mengurangiptindakan manajemen melakukanpmanajemen

laba. Lebih lanjut, Fala (2007) mengatakan bahwauiinvestor institusional

mempunyai investasi ekuitas yang relatif besar sehingga investor institusional

terdorong untuk mengawasi tindakan dan kinerja manajer lebih ketat. Investor

institusionali mencakup perusahaanoidana pensiun, perusahaan asuransi, dan

lembaga keuangan lainnya. Kepemilikan institusionaluidihitung denganuijumlah

lembar saham yang dimiliki oleh investor institusional dibagi dengan total jumlah

lembar saham yangoberedar.

Leverage

Leverage menunjukkaneseberapa besar aset yangedigunakan untuk

menjalankan kegiatan operasional perusahaan yang dibiayaiioleh utang dari pihak

eksternal perusahaan. Apabila perusahaanumemiliki tingkat utang yang tinggi,

maka perusahaan akan semakin menerapkanpiprinsip yang konservatif.

Perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi dapatomenyebabkan kreditor

mempunyai hak untuk mengetahuiuidan mengawasiujalannya kegiatan

operasional perusahaan (Lo, 2005). Dapat disimpulkan, asimetri informasidantara

kreditor dan perusahaan berkurang karena manajer tidak dapat menyembunyikan

informasi keuangan yang mungkin akanddimanipulasi atau melebih-lebihkan aset

yang dimiliki.
9

Political Cost

Watts dan Zimmerman (1978) dalam Lasdi (2009) menjelaskan bahwa

biaya politispsendiri timbul dari konflikikepentingan antarauperusahaan (manajer)

dengan pemerintahuisebagai kepanjangan tanganuimasyarakat yang memiliki

wewenang untukeimelakukan pengalihaneikekayaan dari perusahaanuikepada

masyarakateisesuai peraturan yangeiberlaku seperti antitrust, regulasi,eisubsidi

pemerintah, pajak, tarif, tuntutanpburuh, dan sebagainya. Hipotesis biaya politis

memprediksipbahwa manajer ingin mengecilkanplaba untuk mengurangipibiaya

politis yang potensial. Biaya politis tersebutpidiantaranya munculpiintervensi

pemerintah, pengenaanppajak yang lebih tinggi, dan berbagai macamituntutan lain

yang bisa meningkatkanpbiaya politis.

Size

Ukuran perusahaan (size) adalah suatusskala yang dapat diklasifikasikan

besar kecilnyaeperusahaan menurut berbagaiecara antara lain denganetotal aset,

log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Perusahaaneiyang tergolongesebagai

perusahaan besar memiliki sistemdmanajemen yang lebihdkompleks dan profit

yang tinggi daripada perusahaan kecil. Ketentuan tentang ukuran perusahaan

diatur dalam UU RI No. 20 Tahun 2008. Peraturan tersebutomenjelaskan 4 jenis

ukuran perusahaanoyang dapat dinilai dari jumlah penjualan dan asetoyang

dimiliki oleh perusahaan.

Growth

Perusahaan yang menerapkan prinsip konservatif menggunakan cadangan

tersembunyi yang dimilik untuk berinvestasi, sehingga disimpulkan perusahaan


10

konservatif cenderung merupakan perusahaan yang berkembang (Mayangsari dan

Wilopo, 2002). Pertumbuhan ini akanudinilai responsifuterhadap investorukarena

nilai pasaruperusahaan yang konservatifulebihutinggi dari nilaiubukunya sehingga

akan terjadiugoodwill. Hal ini akanumembuat pasar danuinvestor menilaiupositif

terhadapuperusahaan. Keadaan ini dapatumemperlihatkan perusahaan yang selalu

tumbuh karenauasetuyanguselaluubertambah.

Berdasarkan teori dan hasil dari penelitian terdahulu di atas, dapat

diturunkan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

H2 : Leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

H3 : Political Cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

H4 : Size berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

H5 : Growth berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif. Data yang ada dalam

penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data

penelitian yang diperolehupeneliti secara tidak langsung untuk mendukung hasil

penelitian yang berasal dari artikel, literatur dan berbagai sumber lainnya yang

berhubungan dengan penelitian (Sugiyono, 2013:137). Data sekunder yang

dipakai di penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang tercatat

di Bursa Efek Indonesia.


11

Populasi dan Sampel

Sampel yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada 2011 sampai dengan

2015. Prosedur penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling

dengan kriteria, yaitu (1) Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan

keuangan selama 2011-2015, (2) Perusahaan yang secara konsisten menerapkan

konservatisme akuntansi, (3) Perusahaan yang secara konsisten tidak mengalami

kerugian selama periode penelitian. Sampel yang didapat setelah diseleksi melalui

kriteria tersebut adalah sejumlah 12 perusahaan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan

institusional, leverage, political cost, size, dan growth terhadap konservatisme

akuntansi. Teknik analisis pada penelitian ini dinyatakan dalam bentuk regresi

linier berganda sebagai berikut:

KONSRVi,t = 0 + 1 SKIi,t + 2 LVRGi,t + 3PCi,t + 4 UKURi,t + 5 GWTi,t +

Keterangan:

KONSRVi,t = Konservatisme dalam akuntansi yang dihitung dari earning


accrual
SKIi,t = Struktur kepemilikan institusional
LVRGi,t = Leverageperusahaan
PCi,t = Political Cost
UKURi,t = Ukuran perusahaan
GWTi,t = Sales Growth perusahaan
12

HASIL PENELITIAN

Statistik Deskriptif

Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
KONSV 55 22,60 29,03 25,9075 1,70195
SKI 55 ,07 ,81 ,3944 ,21469
LVRG 55 ,13 ,75 ,4428 ,15340
PC 55 ,18 ,38 ,2558 ,04260
UKUR 55 26,09 32,15 29,1845 1,55969
GWT 55 -,16 1,27 ,1386 ,21031
Valid N 55
(listwise)

Sumber: Data SPSS

Struktur kepemilikan institusional (SKI) merupakan rasio dari jumlah

kepemilikan saham pihak institusional dengan jumlah seluruh saham yang beredar

menunjukkan nilai terkecil sebesar 0,07 dan nilai terbesar adalah 0,81. Nilai rata-

rata SKI adalah 0,3944 dengan standar deviasi sebesar 0,21469.

Variabel leverage (LVRG) merupakan rasio dari total utang dengan total

aset menunjukkan nilai terkecil sebesar 0,13 dan nilai terbesar adalah 0,75,

sedanngkan nilai rata-rata dari LVRG adalah sebesar 0,4428 dan nilai standar

deviasinya sebesar 0,1534.

Political cost (PC) merupakan rasio dari beban pajak kini dengan jumlah

laba bersih sebelum pajak menunjukkan nilai terkecil sebesar 0,18 dan nilai

terbesar adalah 0,38. Nilai rata-rata PC adalah sebesar 0,2558 dengan standar

deviasi sebesar 0,426.

Variabel size (UKUR) merupakan nilai logaritma natural dari keseluruhan

total aset menunjukkan nilai terkecil sebesar 26.09 dan nilai terbesar adalah 32,15.

Nilai rata-rata dari UKUR adalah 29,1845 dengan standar deviasi sebesar 1,5596.
13

Variabel growth (GWT) merupakan rasio dari pengurangan penjualan

tahun sekarang dan penjualan tahun sebelumnya dengan penjualan tahun

sebelumnya menunjukkan nilai terkecil sebesar -0,16 dan nilai terbesar adalah

1,27. Nilai rata-rata GWT adalah 0,1386 dengan standar deviasi sebesar 0,21031.

Tabel 2. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
a
1 ,899 ,809 ,789 ,78112 2,051
a. Predictors: (Constant), SKI, LVRG, PC, UKUR, GWT
b. Dependent Variable: KONSV
Sumber: Data SPSS

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi adalah 0,809. Ini

berarti bahwa 80,9% variabel konservatisme dapat dijelaskan oleh variabel

kepemilikan institusional, leverage, political cost, size, dan growth, sedangkan

sisanya sebesar 19,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Tabel 3. Hasil Uji f

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 126,520 5 25,304 41,472 ,000b
Residual 29,897 49 ,610
Total 156,418 54
Sumber: Data SPSS

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai F sebesar 41,472 dengan signifikansi

sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, ini berarti model yang digunakan dalam

penelitian ini layak atau dengan kata lain variabel kepemilikan institusional,

leverage, political cost, size, dan growth mampu menjelaskan variabel

konservatisme akuntansi.
14

Tabel 4. Hasil Uji t

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2,560 2,295 -1,115 ,270
SKI ,323 ,559 ,041 ,578 ,566
LVRG 1,932 ,820 ,174 2,356 ,023
PC -2,939 2,812 -,074 -1,045 ,301
UKUR ,971 ,071 ,890 13,629 ,000
GWT -,822 ,525 -,102 -1,564 ,124
a. Dependent Variable: KONSV
Sumber: Data SPSS

PEMBAHASAN

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan Tabel 4 hasil pengujian regresi untuk variabel kepemilikan

institusional menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi

sebesar 0,566 lebih tinggi dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan

menerapkan konservatisme tidak berdasarkan seberapa besar kepemilikan saham

yang dimiliki oleh pihak institusional.

Teori sinyal menjelaskan informasi yang dipublikasikan sebagai suatu

pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dan pihak institusional.

Menurut teori ini, pihak institusional selaku investor menggunakan sinyal tersebut

sebagai bahan untuk mengawasi kinerja manajemen. Hasil pengujian kepemilikan

institusional menunjukkan bahwa kepemilikanusaham oleh pihak institusional

belum dapat menjadikan pihak institusional menjalankan dengan baik fungsi


15

pengawasan terhadap kinerja manajemen perusahaan dalam menjalankan prinsip

konservatisme dalam penyusunan laporan keuangan.

Pengaruh Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan Tabel 4 hasil pengujian regresi untuk variabel leverage

menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap konservatisme

akuntansi dengan nilai signifikansi sebesar 0,023 yang lebih kecil dari 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa manajer dalam menerapkan prinsip konservatisme

melihat tingkat leverage pada perusahaannya.

Leverage merupakan rasio likuiditas yang menggambarkan kemampuan

perusahaan membiayai seluruh asetnya dengan menggunakan utang. Semakin

tinggi nilai rasio ini maka perusahaan akan semakin konservatif dalam melakukan

pencatatan laporan keuangan. Hal ini dikarenakan perusahaan ingin memuaskan

para pemberiipinjaman bahwa.perusahaan.mampu membayaripinjaman yang telah

diberikan. Teori signaling mengatakan bahwa adanya pemberian informasi yang

mengakui adanya laba yang rendah dapat membantu mengurangiuadanya konflik

antara manajer dan pemegang saham, karena dengan teori ini perusahaan berusaha

menyampaikan informasi secara jujur dan penuh kehati-hatian.

Pengaruh Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan Tabel 4 hasil pengujian regresi untuk variabel political cost

menunjukkan bahwa political cost tidak berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi. Hal ini dapat ditunjukkan dari nilai signifikansi sebesar 0,301 yang

lebih.besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip
16

konservatisme oleh perusahaan tidak berdasarkan seberapa besar tingkat political

cost yang dimiliki.

Political cost dalam penelitian ini dihitung dengan rasio antara beban

pajak kini dan laba sebelum pajak. Beban pajak merupakan suatu kewajiban yang

harus dipenuhi setiap perusahaan dan harus dilaporkan setiap periode. Hal ini

menunjukkan bahwa semua perusahaan baik yang menerapkan konservatisme

atau tidak harus membayar pajak kepada pemerintah. Menurut Basu (1997)

prinsip konservatisme adalah kebijakan untuk mengurangi laba, sedangkan beban

pajak merupakan instrumen yang tidak bisa diubah nominalnya karena memiliki

peraturan yang tetap dari pemerintah.

Pengaruh Size terhadap Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan Tabel 4 hasil pengujian regresi untuk variabel size

menunjukkan bahwa size berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi

dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini

menunjukkan bahwa penerapan prinsip konservatisme juga bisa dilihat dari

ukuran perusahaan.

Ukuran perusahaan sering dikaitkan dengan konflik kepentingan antara

perusahaan dan pemerintah. Teori sinyal mengatakan bahwa perusahaan besar

cenderung memberikan sinyal dengan hati-hati agar tidak terjadi asimetri

informasi dengan pemerintah. Pemberian sinyal yang baik akan menambah

kepercayaan dari pemerintah terhadap perusahaan. Menurut Deviyanti dan

Rahardjo (2012) perusahaan yangibesar akan lebih.disoroti.pemerintah, sehingga

pemerintahisebagai regulator negara di mana perusahaan tersebut berdiri, akan

mendoronguperusahaan untuk membayar pajak yang tinggi bilamana laba usaha


17

yang disajikan dalam laporan keuangan juga tinggi. Hal ini akan mendorong

perusahaan yang memiliki skala ukuran besar cenderung memilih metode

konservatif dalam menyusun laporan keuangan untuk mengurangi beban pajak.

Pengaruh Growth terhadap Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan Tabel 4 hasil pengujian regresi untuk variabel growth

menunjukkan bahwa growth tidakuberpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,124 yang lebih

besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan

konservatisme tidak selalu perusahaan yang sedang tumbuh.

Teori sinyal menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan informasi

pada laporan keuangan sebagai sinyal bagi para investor. Salah satu informasi

yang ditunjukkan adalah tentang pertumbuhan perusahaan. Jadi, pertumbuhan

yang baik akan direspon positif oleh investor sebagai sinyal yang baik. Menurut

Widya (2005) semakinutinggi tingkat pertumbuhanuperusahaan maka semakin

tinggi perusahaan untuk memilih akuntansi yangukonservatif. Namun dalam

penelitian ini, tidak semua perusahaan yang termasuk sampel merupakan

perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan. Sebagai contoh pada

perusahaan MLBI pada tahun 2012, 2014, dan 2015 mengalami penurunan

penjualan secara berturut sebesar 15%, 16%, dan 9%. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan yang tidak sedang berkembang juga menerapkan prinsip

konservatisme dalam laporan keuangannya.


18

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional,

political cost, dan growth tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Variabel leverage dan size dalam penelitian ini berpengaruh positif terhadap

konservatisme akuntansi.

Saran dalam penelitian ini agar penelitian selanjutnya mengambil sampel

perusahaan yang memiliki rata-rata presentase kepemilikan institusional yang

tinggi yaitu kepemilikan lebih tinggi 50% dari seluruh saham yang beredar.

Kepemilikan institusional yang tinggi akan memberikan pengaruh yang lebih

besar terhadap menajer untuk menerapkan prinsip konservatisme karena tingkat

pengawasan yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Rice, dan Stephen. 2016. Akuntansi Konservatisme Pada Perusahaan


Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Dinamika
Akuntansi Dan BIsnis, 3(1), 116.
Basu, S. 1997. The Conservatism Principle and The Asymmetric Timeliness of
Earnings. Journal of Accounting and Economics, 24(1), 337.
https://doi.org/10.1111/j.1911-3846.2011.01151.x
Boediono, S. G. B. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisa
Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Brigham, E. F., dan Houston, J. F. 2009. Fundamentals of Financial Management.
12th Edition. South-Western Cencage Learning.
Brilianti, D. P. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konservatisme
Akuntansi Perusahaan. Accounting Analysis Journal, 2(3), 268275.
Deviyanti, D. A., dan Rahardjo, S. N. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penerapan Konservatisme dalam Akuntansi ( Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ). Jurnal
Akuntansi Universitas Diponegoro.
Dewi, A. A. A. R. 2004. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap
19

Earnings Response Coefficient. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 7(2), 207


223.
Fala, A. D. 2007. Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian Ekuitas
Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance. Simposium
Nasional Akuntansi X, 123.
Ghozali, I. 2012. Aplikasi Analisis Multivariatif dengan Program IBM SPSS 20.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Givoly, D., dan Hayn, C. 2000. The changing time-series properties of earnings,
cash flows and accruals: Has financial reporting become more conservative?
Journal of Accounting and Economics, 29(3), 287320.
https://doi.org/10.1016/S0165-4101(00)00024-0
Hasnawati dan Astuti, C. D. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemilihan Metode Akuntansi Konservatif. Jurnal Informasi, Perpajakan,
Akuntansi Dan Keuangan Publik, 2(2), 7996.
Hellman, N. 2008. Accounting Conservatism under IFRS. Accounting in Europe,
5(2), 71100. https://doi.org/10.1080/17449480802510492
Horne, J. C. Van dan Machowicz, J. M. 2009. Fundamentals of Financial
Management (13th ed.). England: Prentice Hall.
IAI. 2014. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Juanda, A. 2007. Pengaruh Risiko Litigasi dan Tipe Strategi terhadap Hubungan
Antara Konflik Kepentingan dan Konservatisma Akuntansi. Simposium
Nasional Akuntansi X, 125.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan (1st ed.). Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Lafond, R. dan Roychowdhury, S. 2008. Managerial Ownership and Accounting
Conservatism. Journal of Accounting Research, 46(1), 101135.
https://doi.org/10.1111/j.1475-679X.2008.00268.x
Lasdi, L. 2009. Pengujian Determinan Konservatisma Akuntansi. Jurnal
Akuntansi Kontemporer, I(I), 120.
Lo, E. W. 2005. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap
Konservatisme Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi VIII, (September),
1516.
Mayangsari, S. dan Wilopo. 2002. Konservatisme Akuntansi, Value Relevance
dan Discretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham-Ohlson
(1996). Jurnal Riset Akuntansi, 3, 291310.
Mills, L. F., Nutter, S. E., dan Schwab, C. M. 2013. The effect of political
sensitivity and bargaining power on taxes: Evidence from federal contractors.
Accounting Review, 88(3), 9771005. https://doi.org/10.2308/accr-50368
20

Oktomegah, C. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan


Konservatisme pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi, 1(1), 3642.
Ross, S. A. 1977. The Determination of Financial Structure: The Incentive
Signalling Approach. Bell Journal of Economics, 8(1), 2340.
https://doi.org/10.2307/3003485
Sari, C. dan Desi Adhariani. 2009. Konservatisme Perusahaan Di Indonesia Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Simposium Nasional Akuntansi XII.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tarjo. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage
terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity
Capital. Simposium Nasional Akuntansi XI.
Watts, R. L. 2003a. Conservatism in Accounting Part I: Explanations and
Implications. Accounting Horizons, 17(3), 207221.
https://doi.org/10.2308/acch.2003.17.3.207
________. 2003b. Conservatism in Accounting Part II: Evidence and Research
Opportunities. Accounting Horizons, 17(4), 287301.
https://doi.org/10.2308/acch.2003.17.4.287
Weston, J. F., dan Copeland. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:
Erlangga.
Widya. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan
Terhadap Akuntansi Konservatif. Simposium Nasional Akuntansi VII.

Anda mungkin juga menyukai

  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen9 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen8 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen11 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen7 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB 2
    1 PB 2
    Dokumen20 halaman
    1 PB 2
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB 2
    1 PB 2
    Dokumen10 halaman
    1 PB 2
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen10 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen6 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen7 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen13 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen5 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen4 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen7 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen6 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen5 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen7 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen6 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen16 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen7 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen8 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen6 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen7 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB 2
    1 PB 2
    Dokumen8 halaman
    1 PB 2
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen12 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen9 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen11 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen7 halaman
    1 PB
    alimsumarno
    Belum ada peringkat