Anda di halaman 1dari 55

PANDUAN

HOSPITAL DISASTER PLAN


RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014

RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan .............................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Penjelasan Umum ..................................................................................... 1
B. Pengertian ................................................................................................. 1
C. Tujuan dan Sasaran................................................................................... 2
BAB II. FASILITAS, SUMBER DAYA DAN PENGORGANISASIAN .......... 3
A. Fasilitas ..................................................................................................... 3
B. Sumber Daya ............................................................................................ 5
C. Pengorganisasian ...................................................................................... 6
D. Uraian Tugas Tim Penanggulangan Musibah Massal .............................. 7
E. Klasifikasi Kesiapsiagaan ......................................................................... 11
BAB III. FASE-FASE PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL
YANG TERJADI DILUAR RS. BAPTIS BATU ................................................ 13
A. Fase Informasi .......................................................................................... 13
B. Fase Siaga ................................................................................................. 14
C. Fase Pelaksanaan ...................................................................................... 16
BAB IV. PELAKSANAAN PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL
YANG TERJADI DILUAR RS. BAPTIS BATU ................................................ 32
A. Penanggulangan Korban Kecelakaan Lalu Lintas .................................... 32
B. Penanggulangan Korban Keracunan Makanan Massal ............................ 35
BAB V. FASE-FASE PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL YANG
TERJADI DIDALAM RS. BAPTIS BATU......................................................... 39
A. Fase Informasi .......................................................................................... 39
B. Fase Siaga ................................................................................................. 40
C. Fase Pelaksanaan ...................................................................................... 40
BAB VI. PELAKSANAAN PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL
YANG TERJADI DI DALAM RS. BAPTIS BATU ........................................... 47
A. Penanggulangan Korban Kebakaran ........................................................ 47

ii
B. Penanggulangan Gedung Runtuh ............................................................. 49

iii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RS. BAPTIS BATU

NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

Dicky Stanislaus Pembuat Dokumen

Dr. Imanuel Eka Tantaputra Authorized Person

Dr. Arhwinda PA,Sp.KFR.,MARS. Direktur RS. Baptis Batu

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENJELASAN UMUM.
Bencana adalah situasi yang gawat dimana kehidupan sehari-hari mendadak
terganggu dan banyak orang terjerumus dalam keadaan tidak berdaya dan
menderita, kemudian mengakibatkan mereka membutuhkan pengobatan, perawatan,
perlindungan, makanan, pakaian, tempat penampungan dan lain-lain kebutuhan.
Bencana merupakan suatu keadaan yang tidak diharapkan, dan biaanya terjadi
secara tiba-tiba disertai oleh jatuhnya banyak korban jiwa manusia.
Keadaan ini bila tidak ditangani secara semestinya akan menghambat,
mengganggu dan merugikan kehidupan dan penghidupan masyarakat serta
pelaksanaan pembangunan.
Bencana dapat terjadi baik diluar maupun didalam RS. Baptis Batu.

B. PENGERTIAN.
Bencana atau musibah masal adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam atau manusia, yang mengakibatkan korban dan penderitaan,
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasaraa umum ,
serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang mutlak memerlukan pertolongan dan bantuan.

1. MACAM BENCANA:
a. Bencana Alam (Natural Disaster):
Adalah bencana yang ditimbulkan oleh kekuatan alam, antara lain: Letusan
Gunung Berapi, Gempa Bumi, Tanah Longsor, Banjir, Kemarau panjang,
Kebakaran Hutan, Gelombang Tsunami, Angin Topan, Gelombang Panas, Gas
Beracun, Serangan Hama Tanaman, Wabah Penyakit dll.

1
b. Bencana karena ulah manusia ( Man Made Disaster)
Antara lain : Perang, Letusan Gas Kimia, Kecelakaan Radiasi, Polusi,
Keracunan, Kebakaran Gedung, Gedung runtuh, Kecelakaan Lalu Lintas ( Darat,
Laut, Udara), Kriminal Huru Hara, Kesalahan penanganan Bahan berbahaya, dll.

2. Siap Siaga:
Adalah keadaan siap setiap saat dan ditempat, bagi setiap orang dan
petugas serta instansi pelayanan kesehatan, untuk melakukan tindakan dan cara-
cara menghadapi bencana baik sebelum, sedang dan sesudah bencana.

3. Penanggulangan :
Adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang meliputi pencegahan,
penyembuhan dan rehabilitasi baik sebelum, selama, maupun setelah terjadi
bencana, secara berdaya guna dan berhasil guna.

4. Disaster Plan RS. Baptis Batu


Adalah suatu pokok rencana terpadu bagi RS. Baptis Batu, agar sema
petugasnya selalu siap siaga dan terorganisir secara solid dalam melakukan
penanggulangan bencana yang terjadi secara tiba-tiba.

C. TUJUAN DAN SASARAN

1. TUJUAN :
Disaster Plan RS.Baptis Batu bertujuan menyelamatkan jiwa, mencegah
kecacatan dan mencegah penyakit sebelum, selama, dan sesudah terjadi bencana.

2. SASARAN :
a. Korban Bencana
b. Masyarakat di daerah rawan bencana

2
BAB II
FASILITAS, SUMBER DAYA DAN PENGORGANISASIAN

Rumah Sakit Baptis Batu dengan Instalasi Gawat Daruratnya selalu siap siaga dan
siap melakukan penanggulangan bila sewaktu-waktu terjadi bencana.Berbagai fasilitas
dan sumber daya selalu diupayakan peningkatannya baik kualitas maupun kuantitasnya.

A. FASILITAS
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Baptis Batu dilengkapi dengan fasilitas berupa:
1. Jam Kerja : Pelayanan 24 Jam per hari.

2. Lokasi :
Berada dibagian depan RS. Baptis Batu
Dekat dengan pelayanan Radiologi yang memberikan pelayanan 24 Jam per
hari.
Dekat dengan pelayanan Laboratorium yang memberikan pelayanan 24 Jam per
hari.

3. Halaman Parkir:
Cukup luas sehingga Mobil Ambulance atau Mobil pengangkut pasien dapat
akses langsung,bila terjadi bencana masal dengan siaga II,III,IV,maka areal
parkir dijadikan tempat penampungan sementara.

4. Ruang Tunggu :
Cukup luas, dekat dan nyaman.Dilengkapi dengan papan informasi.bila terjadi
bencana masal dengan siaga I,ruang tunggu IGD dijadikan tempat penampungan
sementara.

5. Ruang Triage:
Cukup memadai untuk melakukan Triage (seleksi Penderita).

3
6. Ruang Pelayanan:
a. Tersedia ruang resusitasi dekat dengan ruang Triage
b. Tersedia ruang surgical, medical dan observasi

7. Alat-alat Medis:
a. Suction automatic
b. Tabung Gas O2
c. Ambubag (dewasa, anak)
d. Laryngoscop (lurus, bengkok)
e. Pipa Endo Tracheal (ET) semua ukuran
f. Pipa Oropharyng (pipa S Guedel)
g. Spuit dan jarum berbagai ukuran
h. ECG portable
i. Infus set, tranfusi set
j. Brankart dan tiang infuse
k. Peralatan bedah minor
l. Water Sealed Drainage Set
m. Bidai / spalk berbagai jenis dan ukuran, perban, plester.
n. Naso Gastric Tube (NGT)
o. Folley Catheter segala ukuran
p. Vena sectie set
q. Benang dan jarum segala jenis dan ukuran
r. Otoskop

8. Cairan :
a. Infus :
- Dextrose 10 %, Dextrose 5%
- RL, NaCl 0,9%
- Hemacel
- Dextrose 5%-NaCl 0,9%. Dextrose 5%-NaCl 0,45%
- Dextrose 5%-NaCl 0,225%
- Manitol

4
b. Antiseptic
c. Alcohol 70%, bethadin, H2O2

9. Injeksi :
a. Sulfas Atropin
b. Adrenalin
c. Dexamethason
d. ATS 1500 mg
e. Tetanus Toxoid
f. Tetagam
g. Bicarbonate natricus
h. Dopamine
i. Dextrose 40%

10. Peralatan Non Medis :


a. Pemadam Kebakaran
b. Telepon intern dan ekstern

11. Transportasi :
a. Mobil Ambulance
b. Mobil Jenazah

B. SUMBER DAYA
1. Kepala Instalasi Gawat Darurat seorang dokter umum dengan sertifikasi ATLS,
ACLS, PTC, TNT
2. Kepala Perawat Instalasi Gawat Darurat seorang Perawat D-III Keperawatan
dengan sertifikat BLS.
3. Dokter jaga Instalasi Gawat Darurat ada 5 orang dokter umum.
4. Dokter Spesialis Konsulen ada 13 bidang keahlian, yaitu: Dokter Ahli Bedah
Umum, Dokter Ahli Bedah Orthopaedi, Dokter Ahli Bedah Plastik, Dokter Ahli
Penyakit Dalam, Dokter Ahli Penyakit Anak, Dokter Ahli Penyakit Kandungan
dan Kebidanan, Dokter Ahli Jantung, Dokter Ahli Kedokteran Jiwa, Dokter Ahli

5
Penyakit Mata, Dokter Ahli Penyakit Syaraf, Dokter Ahli Panyakit THT, Dokter
Ahli Rehabilitasi Medik, Dokter Ahli Anestesi.
5. Tenaga pelaksana terdiri dari:
a. 6 orang D-III Perawatan dengan sertifikasi PPGD
b. 2 orang S- I keperawatan dengan sertifikasi PPGD
c. 3 orang Pekarya dengan sertifikasi BLS

C. PENGORGANISASIAN.
Untuk mempermudah dalam teknis operasional menghadapi bencana atau
musibah massal, RS. Baptis Batu membentuk Team Penanggulangan Musibah
Masal, sebagai berikut :

TEAM PENANGGULANGAN MUSIBAH MASAL RS BAPTIS BATU

1. POSKO KESEHATAN(Team Pelaksana Intern) RS Baptis Batu

1) Penanggung Jawab : Direktur RS Baptis Batu


2) Ketua : Kepala Instalasi Gawat Darurat
3) Anggota : 2) Dokter Jaga IGD
3) Ka Perawat IGD
4) Perawat IGD
5) Sopir Ambulance
6) Satpam
7) Kepala Instalasi Kamar Operasi
8) Ka Instalasi Radiologi
9) Ka Instalasi Laboratorium
10) Ka Instalasi Farmasi
11) Manajer Keperawatan

6
12) Dokter Spesialis Konsulen

2. TEAM PELAKSANA LAPANGAN

1). Ketua : Kepala Instalasi Gawat Darurat


2). Anggota : a. Dokter IGD
b. Perawat IGD
c. Sopir Ambulance

D. URAIAN TUGAS TIM PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL

1. DIREKTUR RS BAPTIS BATU:


a. Sebagai nara sumber tunggal tehadap media masa
b. Menampung laporan Kepala Instalasi Gawat Darurat/Ketua Team Pelaksana
Lapangan, untuk selanjutnya memberikan saran/pendapat/instruksi demi
kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan penanggulangan musibah massal di
lapangan.
c. Menampung laporan dokter jaga IGD, untuk selanjutya memberikan
saran/pendapat/instruksi kepada seluruh pegawai RS. Baptis Batu (dalam
dinas/lepas dinas) untuk membantu kelancaran dan keberhasilan penanganan
korban musibah masal di IGD RS Baptis Batu.
d. Secara periodik (per 24 Jam) melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kota Batu mengenai segala sesuatu dari musibah massal tersebut.
e. Melakukan evaluasi keadaan korban setelah penangan paripurna (di IGD dan
Ruang Rawat Inap).
f. Melakukan evaluasi sumatif terhadap seluruh kegiatan selama dan sesudah
pelaksanaan penanggulangan musibah massal.
g. Bertanggung Jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu.

2. KEPALA INSTALASI GAWAT DARURAT


a. Melaporkan ke Direktur RS. Baptis Batu, mencakup:
- Lokasi musibah

7
- Jenis musibah (natural/man made disaster)
- Estimasi jumlah korban
b. Menginstruksikan Team Pelaksana Lapangan menuju lokasi
bencana/musibah massal. Team Pelaksana Lapangan : Kepala Instalasi
Gawat Darurat (sebagai ketua team), Perawat (diupayakan yang lepas dinas),
Sopir Ambulance.
c. Mengingatkan peralatan Team Pelaksana : Sarana IVFD lengkap, RJP set,
Bidai set, First Drug Aids.
d. Menginstruksikan pengiriman Ambulance ke lokasi musibah dengan sopir,
perawat, dilengkapi Oksigen set, P3K set, RJP set.
e. Memberikan tugas pokok Team Pelaksana Lapangan:
f. Triage korban di tempat kejadian.
g. Stabilisasi korban
h. Evakuasi korban
i. Menugaskan dokter jaga IGD beserta staff IGD dan kalau perlu dibantu
personil dari Unit lain dalam RS Baptis Batu (Team Pelaksana Intern) untuk
melakukan persiapan penerimaan korban di IGD.
j. Secara priodik (tiap jam ) memberi informasi ke dokter jaga, tentang :
- kebutuhan tambahan sarana dan prasarana yang diperlukan.
- Jumlah korban dan klasifikasinya (label merah, putih, kuning, hijau dan
hitam)
k. Bekerja sama dengan team medis lain (dari rumah sakit lain)
l. Bekerja sama dengan team non medis terutama keamanan yaitu Polisi, Polisi
Pamong Praja, TNI untuk pengamanan lokasi, penertiban penunjang.
m. Bertanggungjawab terhadap Direktur RS Baptis Batu.

3. DOKTER JAGA IGD:


a. Berperan sesuai dengan tugas sehari-hari di IGD yaitu melakukan
penanganan paripurna, konsultasi ke ahli terkait dsb.
b. Meneruskan informasi dari Ketua Team Pelaksana Lapangan/ Kepala IGD
ke Direktur RS Baptis Batu.
c. Bertanggung jawab kepada Kepala IGD.

8
4. KA PERAWAT IGD:
a. Melakukan tindakan sesuai Instruksi Dokter.
b. Mengkoordinasi semua Perawat untuk melakukan tindakan sesuai instruksi
Dokter.
c. Bertanggungjawab kepada Kepala IGD.

5. PERAWAT IGD:
a. Melaksanakan sepenuhnya semua instruksi Dokter (dilokasi kejadian/di
IGD) dibawah koordinasi Ka Perawat IGD.
b. Bertanggungjawab kepada Dokter pemberi instruksi.

6. SOPIR AMBULANCE:
a. Melaksanakan instruksi dalam evakuasi korban
b. Memonitor, mengusulkan perlengkapan fasilitas ambulance.
c. Harus selalu mematuhi rambu-rambu lalu-lintas seperti kendaraan lainnya,
tidak ada dispensasi.

d. Kecepatan yang diwajibkan :


- Berisi korban : 60 km/jam, boleh membunyikan sirene.
- Keadaan kosong : 40 km/jam, matikan sirene.
e. Bertanggung jawab kepada Ketua Team Pelaksana Lapangan/Kepala IGD.

7. SATPAM:
a. Melaksanakan pengamanan di IGD RS Baptis Batu.
b. Mengatur keluarga penderita dan warga sekitar agar tidak mengganggu
pelayanan.
c. Bertanggung jawab kepada Kepala IGD.

9
8. MANAJERKEPERAWATAN:
a. Mengkoordinir perawat di ruangan untuk membantu pelayanan di IGD bila
diperlukan
b. Memerintah kepada semua kepala ruang agar mempersiapkan ruang
penampungan/perawatan bagi korban musibah massal.

9. KEPALA INSTALASI FARMASI:


Mengkoordinir semua petugas kamar obat untuk memberikan pelayanan obat-
obatan bagi korban musibah massal.dan menyediakan abat obatan alkes yang
dibutuhkan

10. KEPALA INSTALASI RADIOLOGI:


Megkoordinasi semua petugas radiologi untuk memberikan pelayanan radiologi
bagi korban musibah massal.

11. KEPALA INSTALASI LABORATORIUM:


Mengkoordinasi seluruh petugas laboratorium untuk memberikan pelayanan
laboratorium bagi korban massal.

12. DOKTER-DOKTER AHLI :


a. Menerima konsulan dari kepala IGD
b. Melakukan tugas penanganan kegawatan korban musibah massal sesuai
dengan bidang keahliannya.

13. KEPALA INTALASI KAMAR OPERASI :


a. Mengkoordinir seluruh dokter operator untuk memberikan pelayanan
operasi bagi korban musibahmasal
b. Memimpin rapat evaluasi pelayanan kamar operasi setelah masa disaster
selesai
c. Mempersiapkan kamar operasi untuk pelaksanaan operasi korban musibah
massal
d. Membantu dokter untuk melakukan operasi di kamar operasi.

10
e. Mengkoordinir petugas kamar operasi dalam pelaksanaan pelayanan operasi
bagi korban musibah masal.

15. KEPALA BAGIAN LOGISTIK :


a. Menyediakan bahan /material untuk kebutuhan yang non medis.

16. KEPALA INSTALASI GIZI:


a. Menyiapkan dan medistribusikan makanan ke korban musibah masal maupun
anggota tim disaster yang bekerja dilapangan

E. KLASIFIKASI KESIAP SIAGAAN :


Berdasarkan kemampuan sumber daya dan kelengkapan fasilitas yang dimiliki
Rumah Sakit Baptis Batudan dengan memperhatikan estimasi jumlah korban
musibah masal, maka untuk memperlancar penanganan kepada korban,
dilakukan klasifikasi sbb :
a. RUTIN
1). Jumlah Korban : maksimal 5 orang
2). Pelaksana : semua petugas Instalasi Gawat Darurat RS Baptis
Batu yang dinas on side.

b. SIAGA I
1). Jumlah Korban : 6 25 orang

2). Pelaksana : 1) Semua petugas IGD yang dinas onside


2) Dibantu oleh semua anggota Team
Penanggulangan Musibah Masal RS Baptis Batu
yang juga sedang dinas onside

c. SIAGA II
1). Jumlah Korban : 26 50 orang
2). Pelaksana : 1) Pelaksana Siaga I
2) Dibantu oleh semua anggota Team

11
Penanggulangan Musibah Masal RS Baptis Batu:
i) on duty
ii) on call.
d. SIAGA III
1). Jumlah Korban : 51 100 orang
2). Pelaksana : 1) Pelaksana Siaga II
2) Dibantu oleh semua angota Team
Penanggulangan Musibah Masal RS Baptis Batu
of duty
3) Dibantu juga oleh staff RS Baptis Batu.

e. SIAGA IV
1). Jumlah Korban : lebih dari 100 orang
2). Pelaksana : 1) Pelaksana Siaga III
2) Dibantu/melibatkan Team dari Rumah Sakit lain
diluar RS Baptis Batu.

12
BAB III
FASE-FASE PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL
YANG TERJADI DI LUAR RS BAPTIS BATU

A. FASE INFORMASI.
1. Bencana atau musibah masal yang terjadi di luar RS Baptis Batu tidak akan
diketahui oleh petugas RS Baptis Batu, khususnya Petugas IGD apalagi bila
lokasi musibah masal berada jauh dari RS Baptis Batu.
2. Berita adanya bencana atau musibah masal dapat datang dari masyarakat, polisi
atau pemadam kebakaran ke bagian informasi RS Baptis Batu dengan nomor
telepon (0341) 5044505 atau (0341) 594161 ext. 301, atau informan datang
langsung ke bagian informasi RS Baptis Batu.
3. Petugas Informasi bertugas:
a. Menerima dengan sopan dan seksama informasi tentang musibah masal
b. Menanyakan kepada informan tentang :
- Lokasi musibah masal : kecamatan, desa, RT/RW, dihutan, dijalan raya,
sungai, rawa-rawa dll.
- Jenis musibah masal : natural disaster, man disaster.
- Estimasi jumlah korban.
c. Melaporkan segera kepada Team Penanggulangan Musibah Masal RS Baptis
Batu, yaitu :
- Pada jam kerja :
(a) Kepada Direktur RS Baptis Batu dan
(b) Kepada Kepala IGD RS Baptis Batu.
d. Diluar jam kerja :
(a) Kepada dokter jaga IGD RS. Baptis Batu
(b) Berusaha menghubungi Direktur RS Baptis Batu.
(c) Berusaha menghubungi Kepala IGD RS Baptis Batu
(i) Isi laporan:
1. Sesuai dengan yang diterima dari informan.
2. Meliputi :
a. Lokasi musibah masal

13
b. Jenis musibah masal
c. Estimasi jumlah korban
e. Selalu memantau dan menampung segala informasi yang masuk tentang
musibah masal yang terjadi dan segera melaporkan kepada Direktur RS
Baptis Batu atau kepada Kepala IGD RS Baptis Batu atau kepada dokter jaga
RS Baptis Batu.
f. Untuk komunikasi menggunakan :
- Telepon extern : Untuk komunikasi dengan luar RS Baptis Batu
- Telepon intern : Untuk komunikasi dengan bagian intern RS
Baptis Batu.

B. FASE SIAGA
1. Direktur RS Baptis Batu:

Bertugas: 1. Menampung laporan dari petugas informasi RS Baptis Batu


2. Memerintahkan Kepala IGD RSBB untuk mengkoordinasi
Team Pelaksana Lapangan (TPL) segera menuju ketempat
Kejadian Musibah Masal

3. Memerintahkan Penanggungjawab dan atau doker jaga IGD


untuk mengkoordinir anggota Posko Kesehatan (Team
Pelaksana Intern) RS Baptis Batu untuk mengadakan
persiapan penerimaan dan penanganan korban musibah
masal setelah tiba di IGD RS Baptis Batu.

2. Kepala Instalasi Gawat Darurat RS Baptis Batu:

Bertugas : 1. Menginstruksikan perawat anggota Team Pelaksana


Lapangan untuk mempersiapkan alat:
a Sarana IVFD lengkap
b RJP set
c PPPK set

14
d Tabung Oksigen yang penuh
e Obat-obat life saving dll
2. Mengkoordinir anggota Team Pelaksana Lapangan untuk
menuju tempat kejadian Musibah Masal.
3. Menginstruksikan untuk membawa mobil ambulance beserta
petugas segera menuju tempat kejadian musibah masal
dengan membawa peralatan yang telah dipersiapkan.

2. Dokter Jaga IGD RS Baptis Batu


Bertugas: Mengkoordinir anggota Posko Kesehatan (Team Pelaksana Intern)
RS Baptis Batu untuk mengadakan persiapan penerimaan dan
penanganan korban musibah masal setelah tiba di IGD RS Baptis
Batu.

3. Perawat
Bertugas : Mempersiapkan dan melengkapi alat-alat yang akan dibawa
ketempat kejadian musibah masal:
1. Sarana IVFD lengkap
2. RJP set
3. PPPK set
4. Tabung Oksigen yang penuh
5. Obat-obatan life saving dll.

4. Sopir Ambulance:
Bertugas : Mempersiapkan Mobil Ambulance sehingga laik jalan untuk
transportasi/evakuasi korban musibah masal dan untuk
transportasi petugas Team Pelaksana Lapangan maupun alat-
alat.

15
C. FASE PELAKSANAAN
1. TAHAP PRA RS BAPTIS BATU:

Bertugas : 1) Setelah sampai ditempat kejadian musibah masal segera


memimpin pelaksanaan evakuasi korban, dibawa ketempat aman
terdekat sehingga memungkinkan dilakukannya triage dan
penanganan.
2) Selanjutnya melakukan triage lapangan.
TRIASE : yaitu suatu sistem seleksi penderita yang menjamin
supaya tidak ada penderita yang tidak mendapat pertolongan
medis (Lihat Protap Triase: PR/PT/IDG/03)
3) Bersama-sama dengan dokter lain dan dibantu oleh perawat
segera melakukan penangan korban di tempat kejadian musibah
masal dengan urutan prioritas,
sbb :
a) Prioritas pertama pada korban gawat darurat (label
merah):
i) Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Life
Support (BLS) sesuai dengan Prosedur Tetap Resusitasi
Jantung dan Paru Tingkat Bantuan Hidup Dasar terdiri
atas 3 rangkaian kegiatan yang berkesinambungan,
dengan tujuan memasukan oksigen ke dalam paru-paru
korban, menjalankan sirkulasi darah korban, sehingga
oksigen dapat diangkut darah dan dialirkan menuju
jaringan (sel-sel jaringan) sehingga dapat terjadi
metabolisme seluler. Apabila hal ini terjadi, organ vital
terutama jantung, paru dan otak dapat kembali berfungsi
dan kehidupan pun berlangsung lagi dengan harapan
dapat kembali hidup normal. (Lihat Protap RJP/BHD:
PR/PT/IGD/03)
ii) Melakukan monitoring tindakan bantuan hidup dasar
setelah menit pertama kemudian setiap 5 menit sampai

16
timbul nafas dan nadi spontan.
iii) Bila korban dapat atau sudah dapat bernafas spontan
dengan baik maka korban diletakkan dalam posisi miring
stabil ( posisi mantap )
iv) caranya :
(1) Satu lutut difleksikan.
(2) Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah pantat,
lengan yang lain difleksikan didepan dada.
(3) Pelan pelan diguligkan kearah yang sepihak dengan
lutut yang fleksi.
(4) Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan
dada diletakkan mengganjal rahang bewah (agar tidak
terguling ke depan )
v) Segera membawa korban dengan mobil gawat darurat ke
IGD RS Baptis Batu dalam posisi mantap dengan
didampingi dua orang paramedis.
vi) Bila nadi dan nafas spontan belum timbu korban dapat
segera dibawa ke IGD RS Baptis Batu dengan mobil
gawat darurat dan selama dalam perjalanan tetap terus
dilakukan Bantuan Hidup Dasar.
vii) Bila bantuan Hidup Dasar sudah dilakukan lebih dari 30
menit atau penolong sudah kelelahan,sedangkan nadi dan
nafas spontan belu timbul,maka bantuan hidup Dasar
dapat dihentikan dan korban dapat dinyatakan meninggal
dunia.
viii) Segera menghentikan perdarahan luar yang hebat
dengan balut tekan, bila korban syok karena terlalu
banyak mengeluarkan darah maka segera pasang IVFD
RL/NACL dan kemudian segera bawa korban ke IGD RS
Baptis Batu dengan mobil ambulance Gawat Darurat
didampngi oleh 2 orang paramedis.

17
b) Prioritas kedua pada korban gawat tidak darurat (label
putih ):
i) Korban coma atau syok dengan jantung dan paru masih
berfungsi tetapi sangat lemah: segera dikirim ke IGD
Rumah Sakit Baptis Batu dengan mobil ambulance gawat
darurat dalam posisi mantap dan didampingi 2 orang
paramedis.
ii) Korban luka parah atau sangat berat,dengan multiple
trauma disertai banyak perdarahan :
(1) Diberikan kompres kassa steril dibasahi NACL 0,9 %,
(2) Lakukan pembidaian pada fraktur tulang dan
selanjutnya dikirim dengan mobil ambulancegawat
darurat ke IGD RS Baptis Batu dengan di dampingi 2
orang paramedis.

c) Prioritas ketiga pada korban darurat tidak gawat


(label kuning ):
i) menghentikan perdarahan dengan memberikan belut
tekan pada luka.
ii) memasang bidai/spalk pada patah tulang
iii) segera dikirim korban ke IGD RS Baptis Batu dengan
mobil ambulance.

d) Prioritas ke empat pada korban tidak gawat tidak


darurat ( label hijau ):
Korban dapat dipulangkan.

e) Prioritas kelima pada korban telah meninggal dunia (


label hitam )
kirim ke IGD RS Baptis Batu dengan mobil jenasah.

18
4) Selalu memberi informasi kepada Direktur RS Baptis Batu
tentang :
a) jumlah korban dan klasifikasinya (label merah,putih,kuning,
hijau dan hitam)
b) kebutuhan tambahan obat-obatan dan peralatan medis.
c) kebutuhan tambahan transpotasi,ambulance dll

5) Bekerja sama dengan tim medis lain (dari RS lain)


6) Bekerja sama dengan tim non medis terutama keamanan yaitu
polisi dan hansip untuk pengamanan lokasi kejadian musibah
massal dan penertipan pengunjung.
7) Bertanggung jawab kepada Direktur RS Baptis Batu.

a. Kepala IGD (Ketua Team Pelaksana Lapangan)


b. Ka Perawat IGD:
Bertugas : 1). Melakukan semua instruksi dokter
2). Mengkoordinir semua perawat untuk melakukan semua
intruksi dokter
3). Bertanggung jawab kepada Team Pelaksana Lapangan
(Penanggung Jawab IGD) RS Baptis Batu.

c. Perawat (Anggota Team Pelaksana Lapangan):


Bertugas : 1). Melaksanakan sepenuhnya semua instruksi dokter di lokasi
kejadian musibah massal di bawah koordinasi kepala si IGD
RS Baptis Batu.
2). Bertanggung jawab kepada dokter pemberi perintah.

d. Sopir Ambulance:
Bertugas : 1). Melaksanakan evakuasi dalam evakuasi korban.
2). Memonitor dan mengusulkan penambahan perlengkapan

19
fasilitas dan penambahan ambulance.
3). Harus mematuhi rambu-rambu lalu-lintas seperti kendaraan
lainnya, tak ada dispensasi.
4). Kecepatan yang diwajibkan :
a. Waktu berangkat/keadaan kosong : 60 km/jam,
boleh membunyikan sirene dan menyalakan lampu
rotary.
b. Waktu pulang/berisi korban : 40 km/jam,
matikan sirene dan tetap nyalakan lampu rotary.
5). Bertanggung jawab kepada Ketua Team Pelaksana Lapangan
(penanggung jawab IGD RS Baptis Batu).

e. Kepala Instalasi Gizi:


Bertugas : Menyiapkan dan mendistriusikan makan ke korban musibah
masal dan anggota tim pelaksana disaster

f. Kepala Bagian Logistik :


Bertugas : Menyediakan sarana /bahan non medis sesuai kebutuhan

2. TAHAP DI RS BAPTIS BATU :


a.Direktur RS Baptis Batu
Bertugas : 1). Menampung laporan dari penanggung jawab IGD RSBB
(Ketua Team Pelaksana Lapangan) di tempat kejadian musibah
masal dan dari dokter jaga IGD RSBB.
2). Memberikan saran, pendapat, instruksi kepada seluruh
karyawan RSBB (dalam dinas kalau perlu juga yang lepas
dinas) untuk membantu penanggulan musibah masal.
3). Melakukan evaluasi sumatif terhadap seuruh kegiatan selama
dan sesudah pelaksanaan penanggulan musibah masal.
4). Melakukan evalusi keadaan korban setelah penangan paripurna
di IGD/bangsal perawatan RSBB.

20
5). Sebagai nara sumber tunggal terhadap media masa.
6). Bertanggung jawab kepada kepala DKK Kota Batu.

b.Dokter Jaga IGD


Bertugas : 1) Pada saat korban tiba di IGD RSBB, dokter jaga IGD segera
melakukan triase ulang di ruang triase IGD RSBB sesuai
prosedur tetap triase. Triase ulang ini perlu dilakukan,
mengingat adanya kemungkinan terjadinya kondisi kegawat
daruratn korban pada saat tiba di IGD RS Baptis Batu (Protap
Triage dapat dibaca pada halaman 16).
2) Bersama dengan dokter jaga IGD Rumah Sakit lainnya segera
melakukan penanganan korban musibah masal dengan urutan
sbb:
i) Prioritas pertama pada korban gawat darurat
(label merah) :
(1) Segera bawa korban ke ruang Resusitasi dan
lakukan Bantuan Hidup Dasar sesuai dengan
Prosedur Tetap Resusitasi Jantung Paru - Bantuan
Hidup Dasar (RJP-BHD).
(2) Prosedur tetap RJP-BHD dapat dibaca pada
halaman 17
(3) Segera konsultasikan dan serahkan penanganan
korban selanjutnya kepada dokter ahli terkait

ii) Prioritas kedua pada korban gawat-tidak darurat


(label putih):
(1) Bawa korban ke kamar observasi
(2) Segera serahkan penanganan korban kepada dokter
ahli terkait.

21
iii) Prioritas ketiga pada korban darurat-tidak gawat
(label kuning)
(1) Bawa korban ke ruang pelayanan gawat darurat
sesuai dengan penyakit/kasusnya.
(2) Penyakit/kasus bedah ke ruang surgical.
(3) Penyakit/kasus non bedah keruang medical.
(4) Memberikan terapi kepada korban sesuai dengan
penyakit atau kasusnya.
(5) Korban yang memerlukan rawat inap segera kirim
ke ruang perawatan sesuai dengan
penyakit/kasusunya
(6) Korban yang tidak memerlukan rawat inap
diperbolehkan pulang dengan dipesan untuk
kontrol/periksa kembali ke RS Baptis Batu bila:
(a) Obat sudah habis tetapi penyakit belum
sembuh.
(b) Obat belum habis tetapi penyakit bertambah
parah atau ada tambahan gejala penyakit yang
lain.

iv) Prioritas keempat pada korban tidak gawat-tidak


darurat.
Korban dapat dipulangkan.

v) Prioritas ke lima pada korban meninggal


(1) Kirim ke kamar jenazah.
(2) Bila memerlukan autopsi segera kirim ke RS
Saiful Anwar

c.Perawat (di IGD RS Baptis Batu):


Bertugas : 1). Melaksanakan sepenuhnya semua instruksi dokter di IGD RS
Baptis Batu di bawah koordinasi Ka Perawat IGD.

22
2). Bertanggung jawab kepada dokter pemberi instruksi.

d.Dokter-dokter Ahli :
Bertugas : 1). Menerima konsulen dari dokter IGD RS Baptis Batu.
2). Melakukan penanganan kegawat daruratan korban musibah
masal sesuai dengan bidang keahliannya.

e.Manajer Keperawatan:
Bertugas : 1). Mengkoordinasi perawat di ruangan untuk memantu
pelayanan di IGD RS BAPTIS BATU bila diperlukan.
2). Memerintahkan kepada semua Kepala Ruang beserta perawat
di ruang perawatan dan melakukan tindak lanjut perawatan
kepada korban musibah masal yang dirawat inap sesuai
dengan instruksi dokter yang menangani korban tersebut

f.Kepala Instalasi Ruang Rawat Inap:


Bertugas : Mengkoordinir semua perawat di ruangannya untuk
mempersiapkan tempat dan melakukan tindak lanjut perawatan
kepada korban musibah masal yang dirawat inap di ruangannya,
sesuai dengan instruksi dokter yang menangani korban tersebut

g. Kepala Instalasi Kamar Operasi:


Bertugas : 1). Mengkoordinir semua petugas kamar operasi untuk
mempersiapkan kamar operasi untuk korban musibah masal.
2). Bersama-sama dengan semua perawat kamar operasi
membentu dokter dalam melakukan operasi di kamar operasi.
h. Kepala Instalasi Laboratorium:
Bertugas : Mengkoordinir semua petugas laborat untuk memberikan
pelayanan laborat bagi korban musibah masal.

23
i. Kepala Instalasi Radiologi
Bertugas : Mengkoordinir seluruh petugas radiologi untuk memberikan
pelayanan radiologi bagi korban musibah masal.

j. Kepala Instalasi Farmasi:


Bertugas : Mengkoordinir seluruh petugas kamar obat dan gudang farmasi
untuk memberikan pelayanan obat-obatan bagi korban musibah
masal.

k. Satpam
Bertugas : 1). Melakukan pengaturan arus mobil ambulance dihalaman
parker RS Baptis Batu.
2). Melaksanakan pengamanan IGD dan semua tempat di RS
Baptis Batu.
3). Mengatur keluarga penderita dan warga sekitar agar tidak
mengganggu pelayanan kepada korban musibah masal.

l. Kepala Instalasi Gizi dan Kepala Bagian Rumah Tangga:


Bertugas : Mengkoordinir semua petugas dapur agar mempersiapkan
makanan/minuman bagi korban musibah masal dengan instruksi
dokter

k. Kepala Bagian Logistik :


Bertugas : Menyediakan sarana /bahan non medis sesuai kebutuhan.

PROTAP TRIASE (NOMOR: PR/PT/IGD/03):


PROSEDUR TETAP TRIASE DALAM KEADAAN BENCANA
Suatu sistem seleksi penderita yang menjamin supaya tidak ada
Pengertian: penderita yang tidak mendapat pertolongan medis. Pada
pelaksanaannya dibedakan triase sehari-hari dan triase dalam keadaan
bencana/ disaster

24
1. Prioritas penanganan pasien berdasarkan hasil triase; terutama pada
Tujuan: keadaan bencana/ disaster.
2. Agar kondisi kegawatdaruratan penderita dapat segera diketahui dan
segera pula diatasi dengan tepat dan cepat.
3. Mencegah kematian dan kecacatan yang tak perlu.
1. Triase dalam pelaksanaannya dibedakan antara Triase dalam
Kebijakan: keadaan sehari-hari dan Triase dalam keadaan bencana/ disaster.
2. Triase dilakukan oleh dokter; dalam keadaan bencana dibantu oleh
perawat.
3. Triase dalam keadaan bencana memakai label.
4. Triase dalam keadaan bencana/ dissaster digunakan untuk
menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan beratnya
cedera dan/atau kegawatan pasien serta probabilitas hidupnya (label
merah didahulukan).

25
A. Triase dalam keadaan bencana/ dissaster:
Prosedur: 1. Dokter memeriksa kondisi korban secara singkat dan cermat.
2. Dokter segera menentukan tingkat kegawatdaruratan korban.
3. Dokter bersama petugas memberikan label: hijau, kuning,
merah, putih atau hitam untuk setiap korban sesuai dengan
tingkat kegawatdaruratan yaitu :
a. Label Hijau : Diberikan untuk korban tidak gawat dan
tidak darurat (P3) yaitu korban yang tidak luka dan tidak ada
gangguan kesadaran / jiwa
b. Label Kuning : Diberikan untuk korban darurat tidak gawat
(P2), yaitu korban dengan luka-luka ringan, tidak ada
gangguan sistem respirasi dan atau kardiovaskuler
c. Label Merah : Diberikan untuk korban gawat darurat (P0),
yaitu korban cedera sehingga terjadi gangguan pada sistem
respirasi yang mengancam henti napas dan atau ada
gangguan sistem kardiovaskuler yang mengancam henti
jantung atau korban yang diketahui baru saja terlihat henti
napas atau dan henti jantung.
d. Label Putih : Diberikan untuk korban gawat tidak darurat
(P1) yaitu korban dengan cedera sangat berat atau parah atau
dalam keadaan koma dengan prognosis ad malam (jelek)
e. Label Hitam : Diberikan untuk korban yang sudah
meninggal dunia.
4. Pada saat terjadi musibah massal, dokter jaga menetapkan status
terjadinya musibah massal; tergantung dari banyaknya pasien
yang datang.
Unit Terkait: 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Kamar Operasi
3. Kamar Jenazah
4. Instalasi Farmasi

26
PROTAP Resusitasi Jantung Paru/Bantuan Hidup Dasar (PR/PT/IGD/06):

Pengertian: 1. Resusitasi jantung paru suatu sistem/metode untuk mengatasi henti


jantung dan/atau henti nafas.
2. Henti jantung adalah berhentinya kontraksi jantung yang ditandai tak
terabanya denyut jantung, denyut nadi dan/atau denyut arteri karotis.
3. Henti nafas adalah berhentinya gerakan pernafasan dan ditandai
dengan tak terasanya hembusan nafas dari kedua lubang hidung.

Tujuan: Agar nyawa penderita henti jantung dan/atau henti paru segera bisa
diselamatkan dan tidak memberikan gejala sisa.

Kebijakan: 1. Setiap pasien dengan henti jantung dan/atau henti paru di IGD RS
BAPTIS BATU segera dilakukan Resusitasi Jantung Paru agar
jiwanya dapat diselamatkan.
2. Setiap petugas IGD RS BAPTIS BATU harus mampu melakukan
Resusitasi Jantung Paru / Bantuan Hidup Dasar.

27
Prosedur: 1) Periksa respon:
a) Petugas IGD RS BAPTIS BATU segera memeriksa ada tidaknya
cedera dan tentukan ada respon atau tidak.
b) Tepuk atau guncangkan secara halus, panggil atau tanya.
c) Bila diduga ada trauma kepala atau leher, pasien tak boleh
digerakkan kecuali bila benar-benar diperlukan.
2) Aktifkan sistem pelayanan emergensi yang ada:
Bila terjadi di luar RS BAPTIS BATU:
a) panggil bantuan,
b) sebutkan jenis bantuan yang diperlukan,
c) lokasi korban,
d) nomor telpon yang digunakan,
e) apa yang terjadi,
f) jumlah orang yang memerlukan pertolongan
g) kondisi korban, dan informasi lainnya.

3) AIRWAY (Jalan nafas):


Bila korban tak memberikan respon:
a) petugas IGD RS BAPTIS BATU harus menentukan apakah
korban tersebut bernafas secara adekuat.
b) Letakkan korban pada posisi terlentang dan jalan nafas terbuka.
c) Posisi korban:
i) Tempatkan korban pada posisi terlentang, pada tempat yang
keras dan datar.
ii) Bila korban telungkup, balikkan korban dalam satu kesatuan
sehingga kepala, bahu dan badan bergerak serentak hingga tak
ada yang terputar. Kepala dan leher harus berada pada satu
bidang, lengan berada di samping badan.
d) Posisi petugas/penolong:
Penolong harus berada pada sisi korban sehingga memungkinkan
melakukan bantuan nafas dan kompresi dada.

28
Prosedur e) Buka jalan nafas:
(lanjutan): i) Bila korban tak berrespon/tak sadar lakukan manuver head
tilt-chin lift untuk membuka jalan nafas, dengan syarat
pasien tak ada bukti trauma kepala atau leher.
ii) Bila dicurigai adanya trauma leher lakukan manuver jaw-
thrust.
iii) Bila ada benda asing yang terlihat atau muntahan, segera
keluarkan dari dalam mulut dengan jari tangan yang memakai
sarung tangan. Benda yang keras dapat dikeluarkan dengan jari
telunjuk, sementara tangan yang lain tetap mempertahankan
lidah dan rahang.

4) Manuver head tilt-chin lift:


a) Letakkan satu tangan pada dahi korban, tekan dengan telapak
tangan hingga kepala menjungkit ke belakang. Letakkan jari-jari
tangan yang sebelah lagi di bawah tulang rahang bawah dekat
dagu. Angkat rahang dan dagu ke depan.
b) Jangan menekan bagian lunak di bawah dagu dan jangan
menggunakan ibu jari untuk mengangkat dagu. Buka mulut
sehingga memungkinkan pernafasan spontan dan memungkinkan
bantuan nafas dari mulut ke mulut. Bila gigi korban goyah atau
ada gigi palsu, maka gigi tsb harus dilepaskan.

5) Manuver jaw-thrust:
Letakkan tangan penolong pada masing-masing sisi kepala korban,
letakkan siku penolong pada bidang dimana korban berbaring. Raih
sudut rahang bawah korban dan angkat dengan ke dua tangan. Bila
bibir korban terkatup, regangkan atau buka dengan ibu jari ke dua
tangan.

6) BREATHING (Pernafasan):
a) Periksa ada tidaknya nafas:
i) Tempatkan telinga penolong dekat mulut dan hidung korban
sambil tetap membuka jalan nafas. Sambil memperhatikan
dada korban lakukan:
29
(1) Look: lihat ada tidaknya pergerakan dada;
(2) Listen: dengar ada tidaknya hembusan nafas;
7) CIRCULATION (Sirkulasi)
a) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi;
i) Setelah pemberian bantuan nafas awal, periksa adanya
pernafasan normal, batuk atau gerakan dari korban sebagai
respon terhadap bantuan nafas yang diberikan. Sekaligus
periksa ada tidaknya nadi karotis jangan lebih dari 10 detik.
ii) Periksa denyut nadi arteri karotis adalah dengan
mempertahankan posisi kepala (head tilt) dengan satu tangan.
Raba trakhea dengan 2 atau 3 jari tangan yang lain, geser jari-
jari tersebut ke lateral sisi penolong hingga celah antara
trakhea dan otot. Gunakan tekanan yang lembut saja sehingga
tidak menekan arterinya. Bila denyut arteri karotis tak teraba
lakukan kompresi dada.
Prosedur
(lanjutan): b) Kompresi dada:
i) Jari penolong mencari arkus kosta bagian bawah.
ii) Ditelusuri ke atas hingga teraba bagian terbawah sternum.
iii) Taruh salah satu pangkal tangan pada bagian separuh bawah
sternum, dan taruh tangan yang satu lagi di atas punggungn
tangan yang pertama, sehingga tangan dalam keadaan paralel.
Pastikan sumbu pangkal tangan tepat pada sumbu sternum
iv) Jari-jari tangan dapat dibiarkan terbuka atau saling mengunci
satu sama lain tetapi jangan menekan dada
v) Usahakan mendapatkan posisi yang tepat di sternum dengan
cara meletakkan pangkal tangan penolong diantara ke dua
papilla mammae.
vi) Lakukan kompresi yang efektif dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
(1) Posisi siku tidak menekuk, posisi lengan tegak lurus
dengan dada korban.
(2) Tekan sternum kira-kira 4-5 cm untuk orang dewasa
ukuran sedang.
(3) Lepaskan tekanan hingga dada kembali ke posisi normal
agar darah masuk
30 ke dada dan jantung, posisi tangan tetap
menempel di sternum.
(4) Lakukan 15 kali kompresi dada, pastikan dada kembali ke
f) Jangan berhenti RJP kecuali karena keadaan khusus.
g) Bila didapatkan adanya pernafasan yang adekuat dan adanya
tanda-tanda sirkulasi, pertahankan jalan nafas tetap terbuka dan
posisikan dalam posisi mantap; dengan cara:
i) Satu lutut difleksikan.
ii) Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah pantat, lengan
yang lain difleksikan didepan dada.
iii) Pelan pelan diguligkan kearah yang sepihak dengan lutut yang
fleksi.
iv) Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan dada
diletakkan mengganjal rahang bewah (agar tidak terguling ke
depan )

31
BAB IV
PELAKSANAAN PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL YANG TERJADI
DILUAR RS BAPTIS BATU

A. PENANGGULANGAN KORBAN KECELAKAAN LALU-LINTAS:

1. TAHAP PRA RS BAPTIS BATU:


a. Dokter penanggung jawab IGD RS Baptis Batu segera melakukan triase di
tempat kejadian kecelakaan lalu-lintas masal sesuai prosedur triage.
Prosedur triage dapat dibaca pada hal 16.
b. Dokter IGD dibantu perawat segera melakukan penanganan korban ditempat
kejadian KLL masal dengan urutan prioritas, sbb:

(a) Korban denan kondisi gawat-darurat (label merah)


(i) Bila ada tanda trauma dada dengan ventil pneumothorax segera
dilakukan kontra ventil.
(ii) Bila diketahui baru saja terjadi henti nafas dan atau henti jantung
segera lakukan Resusitasi Jantung Paru tingkat Bantuan Hidup
Dasar (RJP-BHD). Prosedur tetap RJP-BHD dapat dilihat pada
hal 17.
(iii)Bila terjadi perdarahan luar yang hebat segera lakukan balut
tekan ditempat perdarahan, pasang IVFD RL/NaCl.
(iv) Bila terjadi perdarahan intraabdomenal/intrapelvis/intrathorachal
segera pasang IVFD RL/NaCl.
(v) Bila terjadi trauma leher dengan curiga fracture cervical segera
pasang collar neck tanpa memanipulasi posisi kepala/leher.
(vi) Selanjutnya kirim korban dengan ambulance ke IGD RS Baptis
Batu didampingi 2 orang perawat yang terampil dan mampu
melakukan penanganan kegawatdaruratan.

32
(b) Korban dengan kondisi gawat tidak darurat (label putih):
(i) Bila terjadi multiple trauma sangat parah/berat segera atasi
perdarahan dengan balut tekan dan kompres luka-luka dengan
kassa yang dibasahi NaCl 0,9 % dan pasang IVFD RL/Nacl.
(ii) Bila terjadi trauma capitis dengan coma segera posisikan dan
pertahankan agar jalan nafas tetap lancer.
(iii)Selanjutnya segera bawa korban dengan mobil ambulance ke IGD
RS Baptis Batu didampingi 2 orang perawat yang terampil dan
mampu melaksanakan penanganan kegawatdaruratan.

(c) Korban dengan kondisi darurat tidak gawat (label kuning):


(i) Bila terjadi multiple trauma ringan dengan vulnus dan perdarahan
ringan, segera atasi perdarahan dengan balut tekan ditempat
perdarahan.
(ii) Bila terjadi patah tulang tanpa atau dengan perdarahan ringan
segera hentikan perdarahan dengan balut tekan dan pasang
bidai/spalk untuk immobilisasi.
(iii)Selanjutnya segera kirim korban ke IGD RS Baptis Batu dengan
didampingi oleh seorang perawat.

(d) Korban dengan kondisi tidak gawat tidak darurat (label hijau):
Korban tidak ada luka dan tidak ada gangguan jiwa/kesadaran
dapat dilakukan.

(e) Korban meninggal dunia (label hitam):


Segera kirim dengan mobil ambulance jenazah ke IGD RS Baptis
Batu.

2. TAHAP DI RS BAPTIS BATU:


a. Dokter jaga IGD RS Baptis Batu segera melakukan triage ulang korban KLL
masal di ruang triage IGD RS Baptis Batu sesuai dengan prosedur Triage.
Prosedur dapat dibaca pada halaman 16.

33
b. Dokter jaga IGD dibantu perawat di IGD RS Baptis Batu segera melakukan
penanganan korban KLL masal di IGD RSBB dengan urutan prioritas sbb:

(a) Korban dengan kondisi gawat darurat (label merah):


(i) Segera bawa korban ke ruang Resusitasi dan segera lukukan
BHD sebagai tahap awal RJP sesuai dengan Prosedur tetap RJP-
BHD. Prosedur Tetap RJP-BHD dapat dibaca pada halaman 17.
(ii) Bila korban atas perintah dokter perlu dilakukan operasi cyto
maka segera kirim ke kamar operasi.

(b) Korban dengan kondisi gawat tidak darurat (label putih):


(i) Segera bawa korban ke ruang observasi IGD RS Baptis Batu.
(ii) Serahkan penanganan korban selanjutnya kepada dokter ahli
terkait.

(c) Korban dengan kondisi daruat-tidak gawat (label kuning):


(i) Bawa korban ke ruang surgical IGD RS Baptis Batu.
(ii) Korban dengan fraktur tulang segera pasang bidai/spalk.
(iii)Korban dengan luka-luka segera lakukan perawatan luka atau
penjahitan luka jika diperlukan.
(iv) Memberikan terapi semestinya kepada korban.
(v) Korban yang memerlukan perawatan segera kirim ke ruang
perawatan.
(vi) Korban yang tidak memerlukan rawat inap dapat dipulangkan.

(d) Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat (label hijau):


Korban dapat dipulangkan.

(e) Korban meninggal dunia (label hitam):


(i) Kirim ke kamar jenazah RS Baptis Batu.

34
(ii) Bila kamar jenazah RS Baptis Batu penuh atau diperlukan
pemeriksaan autopsy maka kirim ke RS Saiful Anwar dengan
mobil jenazah RS Baptis Batu.

B. PENANGGULANGAN KORBAN KERACUNAN MAKANAN MASSAL:

1. Tahap Pra RS Baptis Batu:


a. Dokter penanggung jawab IGD RS Baptis Batu segera melakukan triage di
tempat kejadian keracunan makanan masal sesuai dengan prosedur tetap
triage.
b. Dokter IGD dibantu perawat ditempa kejadian keracunan makanan masal
segera melakukan penangannan dengan urutanprioritas sbb:

(a) Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah):


(i) Bila korban mengalami henti nafas atau henti jantung segera
lakukan tindakan RJP tingkat Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD)
sesuai prosedur tetap RJP-BHD. Yang perlu diperhatikan,
pemberian nafas buatan pada kasus keracunan makanan tidak
boleh dari mulut ke mulut. Prosedur Tetap RJP-BHD dapat
dibaca pada hal. 17.
(ii) Lepaskan segera pakaian korban terkena tumpahan
makanan/minuman.
(iii)Bila disertai dehidrasi karena tumpah/muntah dan diare segera
pasang IVFD RL/NaCL.
(iv) Kirim segera korban ke RS Baptis Batu dengan mobil ambulance
gawat darurat dengan didampingi 2 orang perawat yang terampil
dan mampu melaksanakan RJP-BHD.

(b) Korban dengan kondisi gawat-tidak darurat (label putih):


(i) Bila korban coma segera atur posisi miring stabil agar saluran
pernafasan dan system cardiovascular stabil.
(ii) Bila korban syok segera pasang IVFD.

35
(iii)Lepaskan pakaian korban yang terkena tumpahan/muntahan
makanan/minuman.
(iv) Basuh dengan air tubuh korban yang tekena tumpahan/muntahan
makanan/minuman.
(v) Selanjutnya kirim korban ke IGD RS Baptis Batu dengan mobil
ambulance gawat darurat, pasang o2 5 lt/mnt, didampingi oleh 2
orang perawat yang terampil dan mampu melaksanakan RJP-
BHD.

(c) Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label kuning):


(i) Bila korban mengalami nyeri kepala, nyeri perut, mual, muntah
atau diare segera kirim ke IGD RS Baptis Batu.
(ii) Bila nyeri kepala atau nyeri perut, tetapi tidak tumpah/muntah,
upayakan terjadi tumpah/muntah dengan merangsang dinding
belakang atas pharyng dengan ujung jari selanjutnya kirim ke
IGD RS Baptis Batu.

(d) Korban tidak gawat-tidak darurat (label hijau).


Korban tidak merasakan keluhan apapun dapat dipulangkan dengan
pesan bila kemudian merasakan ada keluhan-keluhan segera periksa
ke RS Baptis Batu.

(e) Korban meninggal dunia (label hitam):


Segera kirim dengan mobil ambulance jenazah ke IGD RS Baptis
Batu.

c. Untuk keperluan dignostik maka ambil contoh/sample makanan/minuman


dan muntahan/tinja korban segera kirim ke laboratorium RS Baptis Batu.

36
2. Tahap di RS Baptis Batu:
a. Dokter jaga IGD segera melakukan triage ulang ketika korban keracunan
masal tiba di IGD RS Baptis Batu sesuai dengan Prosedur Tetap Triage.
Protap Triase dapat dilihat pada halaman 16.
b. Dokter jaga IGD dibantu dokter IGD lainnya dan perawat di IGD RS Baptis
Batu segera melakukan penanganan korban sesuai dengan uutan prioritas
sbb:

(a) Korban dengan kondisi gawat darurat (label merah):


(i) Segera bawa ke ruang resusitasi IGD RS Baptis Batu.
(ii) Lakukan segera RJP tingkat Bantuan Hidup Dasar bila korban
mengalami henti nafas atau henti jantung, sesuai dengan prosedur
tetap RJP-BHD. Prosedur Tetap RJP-BHD dapat dibaca pada
halaman 17.
(iii)Bila ternyata pasien memerlukan RJP tingkat Bantuan Hidup
Lanjut (RJP-BHL) maka kosultasikan atau kalau perlu serahkan
penanganan seanjutnya kepada dokter ahli penyakit dalam.

(b) Korban dengan kondisi gawat-tidak darurat (label putih):


(i) Korban dengan syok atau coma, segera lakukan pemasangan
Naso Gastric Tube dan lakukan pencucian lambung dengan air
bersih/jernih sampai bersih dan tidak berbau.
(ii) Posisikankepala miring agak tengkurap menghindari aspirasi
pulmonal akibat regugitasi.
(iii)Serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter ahli penyakit
dalam.

(c) Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label kuning):


(i) Upayakan korban memuntahkan isi perutnya dengan merangsang
dinding belakang-atas faring.

37
(ii) Kalau korban belum dapat muntah maka lakukan pemaangan
Naso Gastric Tube dan lakukan pencucian lambung dengan air
bersih/jernih sampai bersih dan tidak berbau.
(iii)Selesai pencucian lambung berikan norit atau antacid personde
dan therapy lainnya sesuai dengan keluhan/ kondisi korban.

(d) Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat (label hijau):


Korban dapat dipulangkan dengan pesan bila terjadi keluhan-keluhan
atau gejala-gejala sakit segera berobat ke RS Baptis Batu.

(e) Korban meninggal dunia (label hitam):


(i) Segera kirim kekamar jenazah RS Baptis Batu.
(ii) Bila memerlukan pemeriksaan autopsi maka jenazah segera kirim
ke RS Saiful Anwar dengan mobil ambulance jenazah RS Baptis
Batu.

38
BAB V
FASE-FASE PENANGGULANGAN MUSIBAH MASAL
YANG TERJADI DI DALAM RS BAPTIS BATU

A. FASE INFORMASI
Informasi adanya musibah masal yang terjadi di dalam RS Baptis Batu dapat datang
dari karyawan RS Baptis Batu, pengunjung atau dari pasien. Pengunjung atau pasien
yang mengetahui adanya musibah masal yang terjadi RS Baptis Batuakan
menyampaikan kepada karyawan RS Baptis Batu yang ditemuinya. Kemudian
Karyawan RS Baptis Batu yang menerima informasi atau mengetahui adanya
musibah masal tersebut harus segera memberitahu kepada petugas informasi RS
Baptis Batu dengan nomor extension 0 atau 117 atau informan dapat langsung
datang memberitahukan secara lisan kepada petugas informasi.

1. PETUGAS INFORMASI:
Bertugas : 1) Menerima dengan sopan dan seksama informasi tentang
musibah masal yang menimpa RS Baptis Batu.
2) Menanyakan kepada informan tentang :
a) Lokasi musibah masal : unit, ruangan, kamar, luasnya dll.
b) Jenis musibah : banjir, kebakaran dll.
c) Perkiraan jumlah korban.
3) Melaporkan segera kepada Team Penanggulangan Musibah
Masal RS Baptis Batu, yaitu :
a) Pada jam kerja:
i) Kepada Direktur RS Baptis Batu
ii) Kepada Penanggungjawab IGD RS Baptis Batu
b) Diluar jam kerja:
i) Kepada dokter jaga IGD RS Baptis Batu
ii) Berusaha menghubungi Direktur RS Baptis Batu
iii) Berusaha menghubungi penanggungjawab IGD RS
Baptis Batu.
4) Isi laporan: Sesuai dengan yang diterima dari informan, antara

39
lain:
a) Lokasi musibah masal: Unit, ruangan, kamar, luasnya, dll
b) Jenis musibah: Banjir, kebakaran, dll
c) Perkiraan jumlah korban

B. FASE SIAGA

1. Direktur RS Baptis Batu:


Bertugas : 1). Menampung laporan dari petugas informasi RS Baptis Batu
2). Menginstruksikan Kepala Instalasi IGD RS Baptis Batu untuk
menggerakkan semua anggota Team Penanggulangan
Musibah Masal RS Baptis Batu (Team Pelaksana Lapangan
dan Team Pelaksana Intern) untuk melakukan penanggulangan
musibah masal tersebut.

2. Kepala IGD RS Baptis Batu:


Bertugas : Bersama Ka Perawat IGD mengkoordinir perawat IGD RS Baptis
Batu, anggota Team Pelaksana Lapangan untuk segera menuju
tempat musibah masal tersebut dengan membawa RJP set.

3. Dokter jaga IGD


Bertugas : Mengkoordinir perawat IGD dan kalau perlu dibantu perawat
ruangan untuk mempersiapkan alat-alat dan tempat di IGD RS
Baptis Batu untuk menangani korban musibah masal.

C. FASE PELAKSANAAN
1. Kepala IGD RS Baptis Batu:
Bertugas : 1 Segera memimpin pelaksanaan evakuasi korban baik itu
perawat/petugas ruangan maupun pengunjung/pasien yang
ada dilokasi tersebut dipindahkan ke tempat yang aman
terdekat agar dapat dilakukan triage dan penanganan awal

40
dibantu oleh perawat dan karyawan lain.
2 Setelah korban berada ditempat yang aman maka segera
lakukan triage sesuai dengan prosedur trisge. Prosedur triase
dapat dibaca pada halaman 16.
3 Bersama-sama dokter lain dan dibantu oleh perawat segera
melakukan peanganan korban dengan urutan prioritas sbb:

1. Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah):


i) Segera lakukan Resusitasi Jantung Paru tingkat
Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD) sesuai dengan
prosedur tetap RJP-BHD. Protap RJP-BHD dapat
dibaca pada halaman 17.
ii) Korban segera dibawa ke IGD dengan Barnkart
Resusitasi Jantung dan Paru tanpa menunggu korban
stabil dahulu, dan selama proses transportasi ke IGD
tetap terus lakukan RJP-BHD oleh dokter atau perawat
PPGD.
iii) Serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter IGD
RS Baptis Batu.

2. Korban dengan kondisi gawat-tidak darurat (label


putih):
i) Korban dalam keadaan coma diposisikan agar seluruh
pernafasan bebas dan lancar.
ii) Korban dengan syok dehidrasi/hipovolemik segera
pasang IVFD.
iii) Bawa dengan brankart ke IGD RS Baptis Batu
didampingi oleh dokter/perawat PPGD.
iv) Serahkan penanganan selanjutrnya kepada dokter IGD
RS Baptis Batu.

41
3. Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label
kuning):
i) Lakukan penanganan seperlunya, jahit luka ringan
yang ada, lakukan pembidian pada fracture tulang
panjang.
ii) Lakukan pemberian terapi ditempat evakuasi sesuai
keluhan sakitnya.
iii) Korban yang peru dirawat inap dapat langsung diantar
keruang rawat inap sesuai penyakitnya.
iv) Korban yang tidak perlu rawat inap dapat dipulangkan
dengan pesan, apabila timbul gejala-gejala penyakit
menjadi berat segera periksa ke RS Baptis Batu, atau
bila obat sudah habis tetapi penyakit belum sembuh
segera periksa ke RS Baptis Batu.

4. Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat


(label hijau):
Korban dapat dipulangkan.

5. Korban meninggal dunia (label hitam):


i) Segera bawa ke kamar jenazah RS Baptis Batu
ii) Bila memerlukan pemerikasaan autopsi maka kirim ke
RS Saiful Anwar dengan menggunakan ambulance RS
Baptis Batu.

2. Dokter IGD RS Baptis Batu:


Bertugas : 1). Melanjutkan penanganan korban gawat darurat yang dikirim
ke IGD RS Baptis Batu, konsultasikan dan kalau perlu
serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter ahli terkait.
2). Melanjutkan penanganan korban gawat tidak darurat yang
dikirim ke IGD RS Baptis Batu, konsultasikan dan kalau perlu

42
serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter ahli terkait.

3. Direktur RS Baptis Batu


Bertugas : 1). Melakukan pemantauan secara langsung kegiatan
penanggulangan musibah masal yang terjadi di RS Baptis Batu
baik ditempat kejadian maupun di IGD RS Baptis Batu.
2). Mamberikan pengarahan dan petunjuk serta memerntahkan
segenap karyawan RS Baptis Batu yangsedang dinas dan kalau
perlu ditambah/dibantu dengan yang tidak dinas untuk
membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan musibah
masal tersebut.
3). Bertindak sebagai nara sumber tunggal terhadap media massa
mengenai segala sesuatu berkaitan dengan musibah massal
tersebut.

4. Perawat di lokasi musibah masal


Bertugas : 1). Segera berusaha dengan sekuat tenaga membawa pasie keluar
saat terjadi bencana menuju ketempat yang lebih aman
terdekat.
2). Segera memutus aliran listrik ruangan.
3). Bersama perawat IGD ikut membantu pelaksanaan evakuasi
korban.

5. Kepala Perawat IGD


Bertugas : 1). Tanggap akan tugasnya untuk membantu dokter dalam
pelaksanaan evakuasi maupun penanganan korban.
2). Mengkoordinir perawat IGD untuk membantu dokter dalam
evakuasi dan pananganan korban ditempat kejadian maupun di
IGD RS Baptis Batu serta dalam transportasi korban dari
tempat kejadian musibah menuju IGD RS Baptis Batu.

43
6. Manajer Keperawatan RS Baptis Batu.
Bertugas : 1). Mengkoordinir semua Kepala Instalasi ruang perawatan rawat
inap agar mempersiapkan ruangan untuk menampung dan
merawat korban yang dirawat inap diruangan.
2). Memimpin dan mengatur pemindahan pasien dari ruang
perawatan tempat kejadian musibah menuju ke ruang
perawatan lain yang lebih aman setelah dilakukan evaluasi.

7. KepalaInstalasi ruang perawatan:


Bertugas : 1). Mengkoordinir perawat diruangannya agar sebagian
menyiapkan kamar untuk menampung dan merawat korban
yang rawat inap dan sebagian ikut membantu dalam
transportasi korban dari tampat kejadian musibah menuju
ruang perawatan rawat inap setelah ditangani dokter.
2). Memerintahkan sebagian perawat diruanganya untuk
membantu pemindahan pasien dari ruang tempat kejadian
musibah masal menuju tempat perawatan yang aman.

8. Kepala Instalasi Kamar Operasi


Bertugas : 1). Mengkoordinir semua petugas kamar operasi untuk
empersiapkan kamar operasi untuk operasi bagi korban
musibah masal.
2). Bersama sama dengan semua perawat kamar operasi
membantu dokter dalam melakukan operasi di kamar operasi.

9. Kepala Instalasi Laborat:


Bertugas : Mengkoordinir semua petugas laborat untuk memberikan
pelayanan laborat bagi korban musibah masal.

10. Kepala Instalasi Radiologi:


Bertugas : Mengkoordinir semua petugas radiologi untuk memberikan

44
pelayanan radiologi bagi korban musibah masal.

11. Kepala Instalasi Farmasi:


Bertugas : Mengkoordinir semua petugas kamar obat untuk memberikan
pelayanan obat-obatan bagi korban musibah masal.

12. Kepala Bagian BPS RS:


Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk :
1). Segera mematikan aliran listrik yang menuju ruangan tempat
kejadian musibah masal.
2). Berusaha menyelamatkan barang-barang, peralatan dan arsip-
arsip diruang terjadinya musibah masal dipindahkan ke tempat
yang aman.
3). Mengangku/memindahkan barang-barang untuk memperlancar
pelaksanaan evakuasi.
4). Bila diperukan segera memanggil pemadam kebakaran.

13. Karu SATPAM:


Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk :
1). Mengamankan lokasi terjadinya musibah masal.
2). Mengatur alur jalan keluar menghindari musibah bagi
pengunjung.
3). Mengatur pengunjung agar tidak mengganggu penanggulangan
korban musibah masal.
4). Menutup pintu alur jalan yang membahayakan bagi
pengunjung.

14. Ka Bagian Keuangan


Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk memberikan pelayanan
pembayaran pengobatandan perawatan korban musibah masal.

45
15. Ka Bagian RM:
Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk mendaftar dan mencatat
identitas pasien.

16. Ka BagianDapur dan Gizi:


Bertugas : Berkoordinasi untuk segera mempersiapkan/menyediakan
konsumsi bagi karyawan maupun korban.

17. Bagian Umum


Bertugas : Mempersiapkan ruangan baru sementara sebagai ganti ruangan
yang rusak akibat musibah masal.

18. Dokter Ahli:


Bertugas : 1). Menerima dan meninjaklanjuti konsulen dari dokter IGD
2). Memberikan saran, perintah dan kalau perlu mengambil alih
penanganan korban yang tidak mampu ditangani dokter IGD.

46
BAB VI
PELAKSANAAN PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL YANG TERJADI
DI DALAM RS BAPTIS BATU

A. PENANGGULANGAN KORBAN KEBAKARAN


1. Kepala IGD RS Baptis Batu:
Bertugas : 1) Mengkoordinir perawat segera menuju lokasi musibah
kebakaran dalam RS Baptis Batu.
2) Bersama dengan perawat segera melaksanakan evakuasi
korban dengan dibantu oleh karyawan bagian teknik dan
umum.
3) Korban dievakuasi/dipindahkan ke tempat aman terdekat
namun cukup jauh dari asap dan kobaran api untuk dapat
dilakukan triase dan penanganan pertama.
4) Segera melakukan triase pada korban.
5) Dibantu oleh perawat segera melakukan penanganan korban
dengan urutan prioritas sbb:
a) Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah):
i) Korban henti nafas/henti jantung : segera lakukan
Resusitasi Jantung dan Paru - Bantuan Hidup Dasar
(RJP-BHD).
ii) Segera angkut dengan brankart ke IGD RS Baptis Batu
tanpa menunggu korban stabil, selama dalam
perjalanan tetap dilakukan RJP-BHD oleh dokter atau
perawat PPGD.
iii) Untuk penanganan lebih lanjut serahkan kepada
petugas IGD di RS Baptis Batu.

b) Korban dengan kondisi gawat-tidak darurat (label


putih):
i) Korban coma namun pernafasan dan sirkulasi masih
normal segera bawa dengan brankart dengan posisi

47
mantap ke IGD RS Baptis Batu dan didampingi 2
orang perawat.
ii) Korban dengan luka baker luas dan berat segera bawa
dengan brankart ke IGD RS Baptis Batu didampaingi
2 orang perawat.
iii) Sampai di IGD segera serahkan penanganan
selanjutnya kepada Perawat IGD.

c) Korban dengan kondisi darurat tidak gawat (label


kuning):
i) Korban dengan luka baker ringan atau tidak luas
segera berikan kompres air dingin antiseptik.
ii) Berikan terapi seperlunya.
iii) Bila korban perlu rawat inap maka segera kirim ke
ruang rawat inap bedah pada ruang isolasi
perlindungan.
iv) Bila tidak perlu rawat inap korban dapat dipulangkan
dengan pesan besok pagi kontrol ke poliklinik bedah,
atau bila obat masih namun kondisi korban semakin
berat maka segera bawa ke RS Baptis Batu, atau bila
obat sudah habis namun sakit belum sembuh segera
bawa ke RS Baptis Batu.

d) Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat


(label hijau):
Koban dapat dipulangkan.

e) Korban meninggal dunia (label hitam):


i) Segera bawa ke kamar jenasah RS Baptis Batu
ii) Bila memerlukan pemeriksaan autopsi segera kirim
jenazah dengan ambulance jenazah RS Baptis Batu ke
RS Saiful Anwar.

48
2. Dokter IGD RS Baptis Batu.
Bertugas : 1). Segera melanjutkan penanganan korban gawat darurat yang
dikirim ke IGD RS Baptis Batu, melanjutkan RJP-BHD yang
telah dilakukan dari tempat evakuasi, pasang IV catheter,
konsultasikan dan bila perlu serahkan penanganan selanjutnya
kepada dokter ahli terkait.
2). Melanjutkan penanganan korban gawat-tidak darurat yang
dikirim ke IGD RS Baptis Batu, jaga pernafasan dan sirkulasi
tetap stabil, konsultasikan dan kalau perlu serahkan
penanganan selanjutnya kepada dokter ahli terkait.
3). Bila keadaan korban sudah stabil maka korban dengan luka
baker bawa keruang rawat inap bedah/R.Mangga (ruang isolasi
perlindungan).
4). Korban dengan keadaan stabil tetapi masih perlu pengawasan
maka dipindahkan ke ruang rawat inap pengawasan

B. PENANGGULANGAN GEDUNG RUNTUH


1. Kepala IGD RS Baptis Batu:
Bertugas : 1) Memimpin dan mengkoordinir perawat anggota TPL segera
menuju lokasi gedung runtuh dalam RS Baptis Batu.
2) Bersama dengan perawat anggota TPL segera melakukan
evakuasi korban dengan dibantu oleh karyawan bagian teknik
dan umum.
3) Korban dievakuasi dipindahkan ketempat aman terdekat
namun cukup jauh dari bahaya reruntuhan gedung untuk dapat
dilakukan triase dan penanganan pertama.
4) Meninstruksikan perawat untuk mengambil emergency truly
dan dibawa ketempat evakuasi korban.
5) Segera melakukan triase korban ditempat evakuasi.
6) Dibantu oleh perawat segera melakukan penanganan korban
dengan urutan prioritas sbb:

49
a) Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah):
i) Korban henti nafas/henti jantung segera lakukan
Resusitasi Jantung Paru - Bantuan Hidup Dasar (RJP-
BHD), ditempat penampungan sementara setelah
evakuasi.
ii) Pada korban curiga frakture leher segera lakukan RJP-
BHD tanpa memanipulasi posisi leher/kepala, bila
terjadi henti pernafasan dan atau henti jantung dan
pasang collar neck.
iii) Segera angkut dengan brankart ke IGD RS Baptis Batu
tanpa menunggu korban stabil, selama perjalanan tetap
terus dilakukan RJP-BHD oleh dokter atau perawat
PPGD.
iv) Untuk penanganan selanjutnya serahkan kepada
petugas di IGD RS Baptis Batu.

b) Korban dengan kondisi gawat-tidak darurat (label


putih):
i) Korban dengan cedera sehingga terjadi coma namun
pernafasan dan denyut jantung masih normal segera
dibaringkan dengan posisi mantap selanjutnya kirim
ke IGD RS Baptis Batu dengan didampingi oleh
perawat.
ii) Korban dengan cedera berat dan multiple fracture
maka segera atasi perdarahan yang terjadi denganhj
balut tekan dan pasang pula bidai atau spalk pada
bagian yang fraktur kemudian segera kirim ke IGD RS
Baptis Batu dengan didampingi oleh perawat.
iii) Korban dengan trauma abdoment atau pelvis dengan
curiga terjadi perdarahan intraabdominal, segera
pasang IVFD RL/NaCL, bawa segera ke IGD RS
Baptis Batu dengan didampingi oleh perawat.

50
c) Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label
kuning):
i) Korban dengan luka-luka perdarahan kecil, lakukan
penghentian perdarahan dan jahit luka-luka ditempat
evakuasi dan berikan terapi yang sesuai.
ii) Korban dengan trauma kepala dengan kesadaran baik
berikan terapi yang sesuai.
iii) Bila korban memerlukan rawat inap, kirim keruang
rawat inap.
iv) Bila korban tidak memerlukan rawat inap maka
setelah diberi obat diperbolehkan pulang dengan pesan
besok pagi supaya kontrol di RS Baptis Batu atau bila
kondisi semakin berat segera bawa ke RS Baptis Batu.

d) Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat


(label hijau):
Korban dapat dipulangkan.

e) Korban meninggal (label hitam):


i) Segera bawa ke kamar jenazah RS Baptis Batu.
ii) Bila memerlukan pemeriksaan autopsi maka segera
kirim jenazah dengan ambulance RS Baptis Batu ke
RS Saiful Anwar.

51

Anda mungkin juga menyukai