Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE

3.1 Data Yang Dikumpulkan


Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada petugas penanggung jawab program
gizi, tenaga kesehatan yang menangani pasien gondok, dan wawancara kepada masyarat yang
tidak mengkonsumsi garam beryodium. Sedangkan data sekunder diperoleh dari register gizi
untuk data konsumsi garam beryodium di Puskesmas Tejakula I tahun 2016 dan 2017.

3.2 Cara Pengambilan Data


3.2.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dari tanggal 12 Februari sampai 31 April 2017. Data
yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan
wawancara kepada petugas gizi dan tenaga kesehatan saat jam kerja di puskemas Tejakula I
serta wawancara kepada masyarakat yang tidak mengkonsumsi garam beryodium dilakukan
saat puskesmas keliling ke desa-desa di wilayah kerja puskesmas tejakua I. Pemilihan jumlah
masyarakat yang diwawancarai bersifat random dengan mengambil sampel hanya ibu-ibu
yang tidak menggunakan garam beryodium untuk memasak sehari-hari di rumah.
Data sekunder berupa data jumlah masyarakat yang tidak mengkonsumsi garam
beryodium tahun 2016 dan 2017 yang diperoleh dari petugas gizi di puskesmas Tejakula I.

3.2.2 Pengolahan Data


Data yang telah terkumpul diolah secara manual, dianalisa untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang ada, setelah itu ditentukan prioritas masalah menggunakan metode
MCUA, kemudian diagram tulang ikan.
Setelah mendapat penyebab masalah yang paling dominan, ditentukan kemungkinan
penyebab masalah dan penyelesaiannya, selanjutnya ditentukan prioritas pemecahan masalah
dengan MCUA.
Selanjutnya dilihat faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pemecahan
masalah, kemudian membuat rencana usulan kegiatan pemecahan masalah agar kegiatan
dapat dimonitoring dan dievaluasi. Pada saat pelaksanaan kegiatan, dilakukan
monitoring/pemantuan. Setelah kegiatan pemecahan masalah dilaksanakan, dilakukan
evaluasi kembali untuk menilai apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah efektif.
3.3. Identifikasi Masalah
3.3.1. Curah Pendapat (Brain Storming)
Terdapat beberapa masalah yang didapatkan dari hasil Brainstorming dengan pegawai
Puskesmas Tejakule I. Adapun beberapa masalah yang berkaitan dengan kurangnya
konsumsi garam beryodium di masyarakat yang masuk dalam wilayah kerja puskesmas
tejakula I adalah:

A. Masalah dalam Input


1. Kurangnya informasi yang Ibu dapatkan dari pelayanan kesehatan
2. Kurangnya kesadaran diri Ibu mendapatkan informasi mengenai pentingnya
konsumsi yodium

B. Masalah dalam Proses


1. Ibu tidak mengetahui cara memperoleh yodium
2. Kurangnya penyuluhan mengenai konsumsi garam beryodium yang dilakukan
petugas puskesmas
3. Ibu kurang mengetahui tanda dan gejala kurang yodium

C. Masalah dalam Output


1. Pemahaman Ibu mengenai pentingnya mengkonsumsi garam beryodium masih
kurang
2. Ibu tidak segera memeriksakan anggota keluarganya jika timbul tanda dan gejala
kurang yodium

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah utama,


yaitu sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran diri Ibu untuk mendapatkan informasi mengenai pentingnya
konsumsi garam beryodium.
2. Kurangnya penyuluhan mengenai konsumsi garam beryodium yang dilakukan petugas
puskesmas.
3. Kurangnya pemahaman Ibu mengenai pentingnya mengkonsumsi garam beryodium.
4. Konfirmasi Masalah dengan Observasi dan Wawancara
1. Kurangnya kesadaran diri Ibu untuk mendapatkan informasi mengenai pentingnya
konsumsi garam beryodium.
a. Berdasarkan hasil wawancara petugas program diare, mengatakan bahwa:
Ibu mungkin merasa bahwa gizi anaknya telah mencukupi selama anaknya
sehat dan tidak menunjukan keluhan yang berarti sehingga tidak sekalipun
bertanya mengenai garam beryodium

b. Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter yang sering kontak dengan


masyarakat melalui program puskesmas keliling, mengatakan bahwa:
Ibu tidak memiliki kesadaran diri untuk mengetahui mengenai konsumsi
garam beryodium, padahal tidak sedikit saya jumpai masyarakat dengan
kondisi pembesaran kelenjar gondok saat bertugas di puskesmas keliling.

c. Berdasarkan hasil observasi saat puskesmas keliling, Ibu yang datang untuk
berobat ataupun menimbang anaknya saat posyandu terpadu bersama
puskesmas keliling tidak pernah mengeluhkan mengenai keadaan leher mereka
yang membesar ataupun bertanya mengenai keadaan tersebut, padahal
keadaan pembesaran di leher meraka erat kaitannya dengan konsumsi garam
beyodium. Selain itu ibu-ibu lain pun tampak kurang perhatian dan
menganggap keadaan tersebut sebagai hal yang biasa.

2. Kurangnya penyuluhan mengenai konsumsi garam beryodium yang dilakukan petugas


puskesmas.
a. Berdasarkan hasil wawancara petugas program gizi, mengatakan bahwa:
Memang untuk gizi terkait konsumsi garam beryodium masih kurang ada
kesempatan untuk dilakukan penyuluhan ke masyarakat.

b. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang tidak mengkonsumsi


garam beryodium, mengatakan bahwa:
Petugas puskesmas sangat jarang memberikan penyuluhan mengenai garam
beryodium.

3. Kurangnya pemahaman Ibu mengenai pentingnya mengkonsumsi garam beryodium


a. Berdasarkan hasil wawancara petugas program diare, mengatakan bahwa:
Ibu mungkin tidak memberikan garam beryodium pada anggota keluarganya
karena lebih mudah mendapatkan garam laut. Hal ini terjadi karena letak
geografis rumah masyarakat yang dekat laut dan dekat dengan tempat
pembuatan garam tradisional.

b. Berdasarkan hasil wawancara dokter, mengatakan bahwa:


Ibu tidak mengetahui mengenai penyebab keadaan pembesaran kelenjar
gondok yang dialami oleh dirinya, tetangganya, atau orang-orang sekitarnya

c. Berdasarkan hasil observasi kuesioner rata-rata pengetahuan ibu mengenai


pentingnya konsumsi garam beryodium tergolong dalam tingkat pengetahuan
sedang.

Dari 10 ibu terdapat 5 orang yang menjawab dengan tepat mengenai sumber
yodium. Dari 10 ibu terdapat 3 ibu yang menjawab dengan tepat mengenai
dampak kurangnya konsumsi garam beryodium. Dari 10 ibu terdapat 4 orang
yang menjawab dengan tepat mengenai manfaat menkonsumsi garam
beryodium.

3.3.2. Pernyataan Masalah (Problem Statement)


1. Kesadaran diri ibu untuk mendapatkan informasi mengenai pentingnya konsumsi
garam beryodium masih kurang.
2. Penyuluhan mengenai konsumsi garam beryodium yang dilakukan petugas
puskesmas masih kurang.
3. Pemahaman Ibu mengenai pentingnya mengkonsumsi garam beryodium masih
kurang.

3.3.3. Menentukan Prioritas Masalah


Untuk menentukan prioritas masalah, maka digunakan metode MCUA (Multiple
Criteria Utility Assessment).
Tabel 3.1 Tabel MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Kriteria (B)
Pengaruh Pengaruh Kemampuan Komit- Ju Pri
terhadap terhadap teknologi & men
No Masalah mla orit
kesehatan kesehatan SDM yang politis
h as
masyarakat pasien dimiliki
(5) (4) (3) (2)
1 Kesadaran diri ibu untuk N 6 5 4 3
mendapatkan informasi BN 30 20 12 6 68
mengenai pentingnya 3
konsumsi garam
beryodium masih kurang
2 Penyuluhan mengenai N 7 6 6 4
konsumsi garam BN 35 24 15 8 82
beryodium yang
2
dilakukan petugas
puskesmas masih kurang.

3 Pemahaman Ibu N 9 8 7 6
mengenai pentingnya BN 45 32 21 12 110
mengkonsumsi garam 1
beryodium masih kurang.

Keterangan: B= Bobot, N = Nilai, BN = Bobot x Nilai = Skor (S) Bobot ditentukan


1-5, Nilai ditentukan 1-10

Dari hasil tabel MCUA diperoleh masalah yang menjadi prioritas adalah:
Pemahaman Ibu mengenai pentingnya mengkonsumsi garam beryodium masih kurang
3.3.4. Identifikasi Penyebab Masalah Dengan Diagram Fish Bone

Materi / Bahan Manusia

Ibu tidak
Ibu tidak Rendahnya tingkat
menggunakan
megetahui konsumsi garam
garam
manfaat garam beryodium
beryodium
beryodium
Ibu tidak memahami
Ibu tidak tahu tentang pentingnya
Ibu tidak aktif konsumsi garam
pentingnya
bertanya ke beryodium
konsumsi
petugas/dokter
garam
puskesmas
beryodium
Tingkat
pengetahuan
Petugas program Kurangnya ibu rendah
gizi kurang kesadaran diri ibu
untuk mencari
memberikan
informasi garam
penyuluhan
beryodium
Pemahaman Ibu
mengenai pentingnya
mengkonsumsi garam
beryodium masih
kurang
Ibu tidak memberikan
garam beryodium bagi
anggota keluarga
Ibu memberikan
garam laut yang tidak
Kurangnya sumber mengandung yodium
informasi bagi ibu untuk keluarganya

Mudah mendapatkan
garam laut
Tidak ada media
informasi publik
mengenai pentingnya
garam beryodium Lokasi rumah
dekat pantai
dan laut
Lingkungan

Gambar 3.1 Diagram Fish Bone Penentuan Akar Pemecahan Masalah


3.3.5. Menentukan Penyebab Paling Dominan
Dari beberapa akar penyebab masalah, dicari penyebab yang paling dominan.
Diharapkan dengan menanggulangi penyebab yang paling dominan, sebagian besar masalah
sudah dapat dipecahkan. Oleh karena itu dilakukan prioritas pemecahan masalah dengan cara
diskusi, adu argumentasi dan justifikasi antar anggota tim pemecah masalah untuk
menentukan penyebab yang paling dominan dalam masalah rendahnya konsumsi garam
beryodium di Puskesmas Tejakula I yaitu Pemahaman ibu mengenai pentingnya
mengkonsumsi garam beryodium masih kurang .

3.3.6. Menentukan penyelesaian penyebab paling dominan

Tabel 3.2 Tabel Kemungkinan penyebab masalah dan penyelesaiannya


Alternatif Pemecahan
Masalah Penyebab
Masalah
Rendahnya Pemahaman ibu mengenai
tingkat pentingnya mengkonsumsi garam Edukasi pada Ibu setiap
konsumsi beryodium masih kurang kali membawa anaknya ke
garam posyandu
beryodium Meminta petugas untuk
selalu mengingatkan dan
menjelaskan kepada Ibu
mengenai konsumsi garam
beryodium setiap kali ibu
berobat ke puskesmas
Membuat jadwal untuk
melakukan penyuluhan
mengenai pentingnya
konsumsi garam
beryodium secara rutin
Membuat papan promosi
mengenai konsumsi garam
beryodium di puskesmas

Untuk memilih perioritas pemecahan masalah yang akan dikerjakan dilakukan dengan
menggunakan tabel MCUA.
Tabel 3.3 MCUA untuk Menentukan Prioritas Pemecahan Masalah
Kriteria (B)
Dapat Murah Mudah Waktu
memecahkan biaya dilaksanakan singkat Jum- Prio
No Alternatif Cara
masalah lah ritas
dengan (4) (3) (2)
sempurna
(5)
1 Membuat papan promosi N 7 6 6 5
mengenai konsumsi garam 3
BN 35 24 18 10 87
beryodium di puskesmas
2 Meminta petugas untuk N 5 4 4 3
selalu mengingatkan dan BN 25 16 12 6 59
menjelaskan kepada Ibu
mengenai konsumsi garam 4
beryodium setiap kali ibu
berobat ke puskesmas

3 Membuat jadwal untuk N 9 8 8 7


melakukan penyuluhan BN 45 32 24 14 115
mengenai pentingnya 1
konsumsi garam
beryodium secara rutin

4 Edukasi pada Ibu setiap N 8 7 7 6


kali membawa anaknya ke BN 40 28 21 12 101
posyandu 2
BN 30 20 15 8 73

Dari hasil tabel MCUA di atas diperoleh urutan prioritas cara pemecahan masalah
yaitu:
Urutan 1 (Prioritas Pemecahan Masalah) : Membuat jadwal untuk melakukan
penyuluhan mengenai pentingnya konsumsi garam beryodium secara rutin
Urutan 2 : Edukasi pada Ibu setiap kali membawa anaknya ke posyandu
Urutan 3 : Membuat papan promosi mengenai konsumsi garam beryodium di
puskesmas
Urutan 4 : Meminta petugas untuk selalu mengingatkan dan menjelaskan kepada Ibu
mengenai konsumsi garam beryodium setiap kali ibu berobat ke puskesmas
3.3.7. Rencana Kegiatan Pemecahan Masalah

Tabel 3.4. Rencana kegiatan pemecahan masalah

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Biaya Target


1. Melakukan Meningkatkan Ibu-ibu Pada saat Dokter Tidak Menurunkan
kegiatan pengetahuan rumah pelaksanaan internship meng- angka rumah
penyuluhan ibu mengenai tangga puskesmas bersama guna- tangga yang
mengenai pentingnya keliling petugas kan tidak
pentingnya konsumsi pemegang biaya menggunakan
konsumsi garam garam program garam
beryodium pada beryodium gizi beryodium
masyarakat di
wilayah kerja
puskesmas
Tejakula I

3.3.8. Monitoring Kegiatan

Tabel 3.5. Monitoring Kegiatan

No Kegiatan Indikator Standar Hasil Keterangan


1. Melakukan Absensi peserta Terlaksana Pengetahua Target
kegiatan penyuluhan terisi n ibu tercapai
penyuluhan meningkat
mengenai
dinilai
pentingnya
melalui
konsumsi garam
kuesioner
beryodium pada
masyarakat di
wilayah kerja
puskesmas
Tejakula I

Anda mungkin juga menyukai