Anda di halaman 1dari 10

Jelaskan mengenai mahzab hukum alam !

Marcus Tullius Cicero, dengan aliran stoicnya, konsep Hukum Alam diartikan

sebagai prinsip yang meresapi alam semesta, yaitu akal yang menjadi dasar bagi hukum

dan keadilan. Pandangan dalam mahzab ini bahwa, hukum positif yang tidak sesuai

dengan asas-asas hukum alam kehilangan validitasnya, yang berarti hukum positif itu

tidak mempunyai kekuatan undang-undang.

Posisi aliran hukum alam diantaranya adalah :

a. Ontologis = asas kebenaran dan keadilan

b. Epistimologis = Doktrinal Deduktif

c. Aksiologis = Keadilan

posisi aliran positivisme hukum berdasarkan antologi, epistimologi dan aksiologi.

Antologi : norma positif dalam perundang-undangan

Epistimologi : Doktrinal deduktif

Aksiologo : Kepastian

Aliran Utilitarianisme

1. Ontologis
aliran Utilitarianisme memandang hakekat hukum adalah norma-norma
positif yang diimplementasikan ke dalam peraturan perundang-undangan
sehingga sudut pandang ontologi dari pandangan positivisme hukum sama
dengan aliran utilitarianisme hukum.
2. Aspek Epitomologis
doktrinal-deduktif

3. Aspek Aksiologis
aksiologi yang dianut adalah nilai kepastian hukum diikuti kemanfaatan
(doelmatigheid), sedangkan nilai-nilai keadilan diabaikan.
sejarah

ontologis : Hukum = Pola perilaku yang terlembagakan

Epistemologis : Nondoktrinal-induktif Internalisasi doktirinal deduktif

Aksiologis : Kemanfaatan, keadilan

Tokoh : FC von Savigny (1770-1861)

Sosiological jurisprudence

Ontologis : Hukum= putusan hakim in-concreto

Epistemologis : Nondoktrinal-induktif Doktrinal-deduktif

Aksiologis : Kemanfaatan, kepastian

Tokoh : Roscoe Pound (1870-1964)

Realisme

Ontologis : Hukum = Manifestasi maknamakna simbolik para pelaku sosial

Epistemologi : Nondoktrinal-induktif

Aksiologis : Kemanfaata

1) Apa yang dimaksud dengan Positivisasi serta jelaskan ilmu hukum yang
terbangun akibat dari Positivisasi !
Jawab : Positivisasi adalah suatu proses objektivisasi dari sejumlah norma meta
yuridis menjadi sejumlah norma yang positif.
Sedangkan ilmu hukum yang terbangun akibat dari positivisasi adalah ilmu
hukum yang berdasarkan logika normologik dan tidak berlogika nomologik
yang induktif untuk menemukan sejumlah nomos yang eksis sebagai
fenomena empirik yang signifikan dengan kehiduoan sosial dan kultural.

2) Sebut dan jelaskan aliran aliran pemikiran hukum yang selama ini dominan !
Jawab :
1. Aliran Hukum Alam
Aliran hukum alam adalah aliran yang tertua dalam sejarah pemikiran
manusia tentang hukum. Menurut aliran ini, selain daripada hukum positif
(hukum yang berlaku dimasyarakat) yang merupakan buatan manusia, masih
ada hukum yang lain yaitu hukum yang berasal dari Tuhan yang disebut
hukum alam.
2. Aliran Positivisme Hukum
Aliran Hukum positivis (Positivisme hukum) memisahkan antara hukum
dengan moral: memisahkan antara hukum yang berlaku (das sein) dengan
hukum yang seharusnya (das sollen). Menurut aliran positif, tidak ada hukum
lain kecuali perintah penguasa (law is command of the souverign). Bahkan
bagian dari aliran hukum positif (yaitu legisme) berpendapat lebih tegas
hukum ialah undang-undang.
Aliran hukum positif dapat dibedakan :
a. Aliran hukum positif Analitis (Analytical jurisprudence) yang
dipelopori oleh John Austin (1790)
Menurut aliran ini hukum adalah perintah dari penguasa
negara. Hakekat hukum terletak pada unsur perintah itu. Hukum
dipandang sebagai suatu sistem yang tetap, Logis, dan tertutup.
b. Aliran hukum Murni (Reine Rechtslere-The Pure of Law) yang
dipelopori oleh Hans Kelsen
Menurut aliran hukum murni: hukum harus dibersihkan dari
anasir-anasir non hukum, seperti sosiologis, politis, historis bahkan
etis. Itulah sebabnya aliran ini disebut aliran murni tentang hukum.
3. Aliran Hukum Sociological Jurisprudence
G. W Paton lebih suka menggunakan istilah metode fungsional untuk
menggantikan istilah Sociologycal jurisprudence. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya kerancuan antara Sociologycal Jurisprudence dengan
sosiologi Hukum (Sociology of law). Menurut Lily Rasjidi, ada perbedaan
antara keduanya, sosiologi hukum memandang hukum sebagai gejala soaial
belaka, dengan pendekatan dari masyarakat ke hukum, untuk sosiological
jurisprudence mendekati hubungan hukum dengan masyarakat, mulai dari
hukum ke masyarakat. Pelopor aliran S.J.adalah Eugen Ehrlich dan Roscoe
Pound.
4. Aliran Utilitarianisme
Aliran ini meletakkan kemanfaatan sebagai tujuan dari hukum. Yang
dimaksud kemanfaatan disini adalah kebahagiaan (happiness). Hukum dinilai
baik atau tidak baik sangat bergantung apakah ia membahagiakan atau tidak
bagi umat manusia.
5. Aliran Sejarah
Munculnya aliran sejarah setidaknya dilatar belakangi oleh tiga hal :
a. Rasionalisme abad XVIII yang didasarkan pada hukum alam yang
dipandang tidak memperhatikan fakta sejarah.
b. Semangat revolusi Perancis yang menentang tradisi dan lebih
mengutamakan rasio.
c. Adanya larangan penafsiran oleh hakim karena undang-undang
dipandang telah dapat memecahkan semua masalah hukum.
Sebagaimana diketahui abad XVII adalah abad rasionalisme.
Pemikiran rasionalisme mengajarkan universalisme dalam berpikir.
Cara pandang inilah yang menjadi sebab utama munculnya madzab
sejarah yang menentang universalisme. Madzab sejarah lebih
memfokuskan pada keberadaan suatu bangsa tepatnya adalah jiwa
bangsa. (volkgeist).

6. Aliran Realisme Hukum


Realisme hukum berasal dari pengaruh pemikiran modern yang berkembang
di Amerika dan di Skandinavia. Realisme hukum pada dasarnya merupakan
aliran yang meninggalkan pembicaraan mengenai hukum yang abstrak.
Realisme hukum lebih menitikberatkan pada kajian terhadap pekerjaan-
pekerjaan hukum yang praktis dalam menyelesaikan problem-problem dalam
masyarakat.

3) Mengapa abad 19 disebut sebagai abad kodifikasi ?


Jawab : abad ke 19 disebut sebagai abad kodifikasi sebagai reaksi terhadap
ketidakpastian dan ketidakseragaman hukum kebiasaan yang terjadi pada abad
tersebut. Usaha untuk penyeragaman hukum dengan jalan kodifikasi yang
menuangkan hukum secara lengkap dan sistematis dalam kitab Undang Undang.
Pada abad ini Undang Undang dijadikan sebagai satu satunya sumber hukum yang
dianggap cukup lengkap dan jelas, yang berisi semua jawaban terhadap semua
persoalan hukum.
4) Jelaskan fungsi hakim pada era kodifikasi !
Jawab : Fungsi hakim pada era kodifikasi ini hanya sebagai corongnya undang
undang. Hakim hanya berkewajiban untuk menerapkan peraturan hukum pada
peristiwa yang kongkrit dengan bantuan metode penafsiran terutama penafsiran
gramatikal.

1. Abad 19, sering juga disebut sebagai Abad Kodifikasi. Mengapa demikian . Jelaskan pula
bagaimana pengaruhnya terhadap pandangan mengenai fungsi Hakim pada waktu itu!
Aabad ke 19 disebut sebagai abad kodifikasi sebagai reaksi terhadap ketidakpastian dan
ketidak seragaman hukum kebiasaan yang terjadi pada abad tersebut. Usaha untuk
penyeragaman hukum dengan jalan kodifikasi yang menuangkan hukum secara lengkap dan
sistematis dalam kitab undang-undang. Pada abad ini Undang-undang dijadikan sebagai
satu-satunya sumber hukum , yang dianggap cukup lengkap dan jelas, yang berisi semua
jawaban terhadap semua persoalan hukum.
Fungsi Hakim pada era kodifikasi ini hanya sebagai corongnya undang-undang (Bouche de la
loi). Hakim hanya berkewajiban untuk menerapkan peraturan hukum pada peristiwa yang
kongkrit dengan bantuan metode penafsiran terutama penafsiran gramatikal.

1. Ciri-ciri/karakteristik teori hukum :


a. Dalam konteks filsafat ilmu, teori hukum merupakan yang paling tinggi yang dapat
dicapai oleh disiplin hukum / pemikiran abstrak yang dapat dicapai ilmu hukum;
b. Tataran abstraksinya lebih tinggi disbanding ilmu hukum dogmatic;
c. Mempelajari pengertian-pengertian pokok dan sistem hukum (asas, subyek, dan obyek
hukum);
d. Teori hukum menghasilkan temuan-temuan yang bersifat teoritikal melalui kajian dan
penelitian-penelitian yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
hukum;
e. Timbul pada abad XIX, minat pada filsafat hukum mengalami kelesuan/terlalu abstrak
dan dogmatika hukum dipandang terlalu konkret (terikat waktu dan tempat);
f. Mempunyai sifat indisipliner, eksternal kritis, menganalisis hukum (diperoleh
pemahaman yang lebih baik/jernih tentang kehadiran hukum dalam masyarakat).

2. Hirarki atau klasifikasi Hukum Alam menurut Thomas Aquinas :


a. Lex Aeterna (Hukum Abadi)
Rasio Tuhan dalam menciptakan alam semesta. Hukum Tuhan yang tidak dapat
diterima oleh pikiran manusia secara rasional, melainkan hanya dapat diresapi dan
diyakini secara Irasional sebagai bentuk keyakinan.
b. Lex Divina
Rasio tuhan yang dapat ditangkap oleh pancaindera manusia.
c. Lex Naturalis (Hukum Kodrat)
Bagian dari Lex Aeterna, yang dapat ditangkap oleh pikiran manusia. maksudnya
manusia dapat menangkap adanya ketentuan Hukum Tuhan dengan mengamati
ciptaannya berupa alam kehidupan dan lain sebagainya Hukum yang berisi petunjuk
umum tentang insting mempertahankan hidup, berkeluarga, mengenal Tuhan, dll.
d. Lex Humana (Hukum Positif)
penerapan lex naturalis dalam kehidupan manusia di dunia. hukum alam dituangkan
kedalam bentuk wujud yang lebih kongkret (nyata) seperti membentuk undang-
undang.

3. Latar belakang kemunculan aliran hukum alam/kodrat :


a. Muncul pada abad pertengahan, gereja menjadi pusat kehidupan di Eropa. Mengontrol
kehidupan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Semua ilmu pengetahunan diilhami oleh
kepercayaan Kristiani dengan interpretasi tunggal dari Gereja Roma;
b. Dominasi pemikiran Katholik Roma di challenge oleh Kristen Protestan yang
berpandangan manusia punya kedudukan yang sama di hadapan Tuhan;
c. Dalam bidang ekonomi melahirkan sistem yang menentang sistem ekonomi feodal;
d. Dalam bidang politik terjadi perlawanan terhadap hak-hak istimewa kaum feudal.

4. Latar belakang kemunculan aliran hukum positivism :


a. Mereaksi aliran idealisme, termasuk di dalamnya hukum kodrat;
b. Menekankan pada koherensi antara ide dengan kenyataan;
c. Hanya apa yang sungguh-sungguh dapat dipastikan sebagai kenyataan dapat disebut
benar. Tidak semua pengalaman dapat disebut benar, kecuali pengalaman yang sesuai
dengan kenyataan.
d. Hanya melalui ilmu pengetahuan, dapat ditentukan apak sesuatu yang dialami
merupakan sungguh-sungguh kenyataan;
e. Semua kebenaran didapati melalui ilmu pengetahuan.
1. Hart mengemukakan ada 5 prinsip :
Hukum adalah perintah terhadap manusia
Tidak diperlukan hubungan antara hukum dan moral
Analisa thdp konsep hukum adalah terpisah dari penelitian sosiologis dan
sejarah serta evaluasi kritis
Sistem hukum bersifat a close logical system dimana keputusan yang tepat
mungkin diambil dari aturan hukum yang telah ditetapkan terlebih dahulu dgn
makna logika itu sendiri
Pertimbangan moral tidak dpt ditetapkan

2. ~ Positivisme menghendaki dilepaskannya pemikiran meta yuridis yang dianut


aliran hukum kodrat.
~ Setiap norma hukum haruslah eksis dalam alamnya yang objektif sebagai norma-
norma yang positif, ditegaskan sebagai wujud kesepakatan kontraktual yang
konkrit antara warga masyarakat.
~ Hukum tidak lagi dikonsepkan sebagai asas moral meta yuridis tetapi sebagai
hukum yang telah mengalami positivisasi, sehingga ada kepastian antara hukum
dan yang bukan.

3. Perbedaan :

Civil Law System Common Law System

1. Lahir dari tradisi hukum negara 1. Lahir dari tradisi hukum negara
negara Eropa kontinental yang negara Anglo Saxon.
menganggap bahwa hukum adalah Kebenarannya tidak berdasarkan
sama dengan undang undang dan pada hukum tertulis, keputusan
didasari pada kepastian hukum hakim lebih dianggap sebagai
2. Dari sisi pelembagaan Rechstaat hukum yang sesungguhnya. Oleh
memiliki karakter administratif karena itu dituntut untuk membuat
3. Dari sisi titik berat pengoperasian hukum huykum sendiri melalui
lebih mengutamakan prinsip yurisprudensi.
Wetmatigheid yang kemudian 2. Dari sisi pelembagaan Rule of
disamakan dengan Rechtmatigheid Law memiliki karakter yudisial
3. Dari sisi titik berat pengoperasian
Rule of Law lebih mengutamakan
Equality before the Law

1. Bagaimana hubungan antara Teori Hukum dan Filsafat Hukum?


Jawab : hubungan Teori Hukum dan Filsafat dapat dirangkum sebagai sebuah hubungan
meta-displin ( Filsafat Hukum) terhadap disiplin obyek ( Teori Hukum), dan terkait pada
Filsafat Hukum secara esensial mewujudkan suatu pemikiran spekulatif sedangkan Teori
Hukum mengupayakan suatu pendekatan ilmiah positif terhadap gejala hukum. Dengan
demikian, Filsafat Hukum dapat bersifat rasional hanya atas dasar krikterianya sendiri, yang
keberadaannya sendiri dapat didiskusikan. Sebaliknya, Teori Hukum itu rasional atau
tidaknya harus atas dasar krikteria umum yang diterima oleh setiap orang.
1. Sebutkan 3 unsur hukum menurut kaum positivis!
Jawab :
adanya penguasa tertinggi yang berwenang menetapkan peraturan
harus ada sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut
adanya daya memaksa apabila tidak ditaati
2. Bagaimana pengaruh positivisme pada hukum?
Jawab : aliran pemikiran yang menghendaki dilepaskannya pemikiran-pemikiran metayuridis
mengenai hukum sebagaimana dianut oleh eksponen aliran hukum kodrat. Setiap norma
hukum harus eksis dalam alamnya yang objektif sebagai norma-norma yang positif, yang
ditegaskan sebagai wujud kesepakatan kontraktual yang konkrit antara warga masyarakat
(atau wakil-wakilnya). Sehingga hukum tidak lagi dikonsepkan sebagai asas moral
metayuridis yang abstrak tentang hakikat keadilan, melainkan ius yang telah mengalami
positivisasi.
1. Yang dimaksudkan dengan dokmatika hukum adalah mempelajari hukum positif dan
diterima sebagai suatu dogma (kebenaran yang tidak dapat terbantahan) atau
terberi (sebagai sesuatu yang kita terima) taken for granted (tidak boleh diganggu
gugat) menggunakan metode sintesis, yaitu menggabungkan dua premise sehingga
menjadi suatu kesimpulan yang terbentuk silogisme.
1. Hukum Alam;
Aliran hukum alam adalah hukum yang berlaku universal dan abadi yang bersumber dari
Tuhan. Aliran hukum alam dapat dibagi dua macam yaitu Irasional dan Rasional;
2. Positivisme Hukum;
Dalam pemikiran positivisme memandang perlu secara tegas memisahkan antara hukum
dan moral (antara hukum yang berlaku dan hukum yang seharusnya, antara das sein dan
das sollen). Hukum yang sebenarnya memiliki empat unsur, yaitu:
Perintah (command)
Sanksi (sanction)
Kewajiban (duty)
Kedaulatan (sovereignty)
3. Utilitarianisme;
aliran yang meletakan kemanfaatkan sebagai tujuan utama hukum. Kemanfaatan disini
diartikan sebagai kebahagiaan. Aliran ini pada akhirnya sampai pada kesimpulan tujuan
hukum adalah menciptakan ketertiban masyarakat
4. Mazhab Sejarah;
hukum timbul bukan karena perintah penguasa atau karena kebiasaan, tetapi karena
perasaan keadilan yang terletak dalam jiwa bangsa itu dan adanya pola evolusi pada
pembagi masyarakat dalam situasi sejarahyang sama
5. Realisme Hukum;
hukum adalah hasil darikekuatan-kekuatan sosial dan control social.
6. Sociological Jurisprudence;
hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan yang hidup di masyarakat. Aliran ini
memisahkan secara tegas antara hukum positif (the positive law) dan hukum yang hidup
(the living law)
7. Critical Jurisprudence; dan
adalah hasil pemikiran CRITICAL LEGAL STUDIES (CLS) yang menganggap bahwa klaim atas
suatu kepastian hukum adalah palsu. Baik aturan hukum maupun ajaran prinsip-prinsip
hukum dan pepatah tidak bisa digunakan untuk menentukan hasil akhir dari suatu kasus.
Hal ini karena prinsip-prinsip, doktrin atau pepatah yang sama dapat digunakan untuk
lapangan kasus yang berbeda dengan hasil yang berlawanan atau berbeda.
8. Feminisme Jurisprudence.
Menjadikan hukum dominasi yang menjadi miliki kelompok-kelompok tertentu dan
kemudian dipaksakan untuk diterima oleh kelompok-kelompok lain. Feminisme
Jurisprudence merupakan teori pendekatan hukum yang mempelajari hukum dari sudut
pandang teori-teori feminist. Yang melatarbelakangi teori Feminisme Jurisprudence ini
adalah karena untuk mengurangi ideologi patriarkhi melalui penggunaan ideologi hukum
dan sejak dulu badan-badan hukum sangat didominasi oleh laki-laki. Teori Feminisme
Jurisprudence didasari pada pandangan gerakan feminis bahwa dalam sejarah, hukum
merupakan instrumen untuk melanggengkan posisi wanita dibawah subordinasi kaum pria

1. Jelaskan pengertian teori hukum dan kedudukanya di dalam ilmu hukum ?

1. Suatu pandangan sistematis mengenai pernyataan hukum (legal statment), yang


dibentuk dari hubungan antara variabel hukum yang dapat menjelaskan hakikat
dan gejala hukum yang ada serta dapat diverifikasi dengan tujuan untuk
memberikan justifikasi dan mengestimasikan suatu peristiwa hukum tertentu.

Kedudukan dalam ilmu hukum yaitu Teori Hukum memiliki arti penting bagi pusat
pemikiran dalam melahirkan hukum tertentu, Sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam sistem kehidupan hukum, Sebagai otoritas untuk membentuk
dan mempertahankan pernyataan hukum.

Perbedaan Sociological jurisprudence dengan sosiologi hukum :


- Sociological jurisprudence merupakan suatu aliran dlm filsafat hk yg mempelajari
pengaruh timbal balik antara hk & masyarakat.
- studi tentang hukum yang berkenaan dengan
masyarakat
yg mrpkn cabang dr ilmu hukum.
- Sosiologi hukum merupakan cabang sosiologi mempelajari hk sbg gejala sosial yg
mempelajari pengaruh masy kpd hk & sejauh mana gejala yg ada
dlm masy dpt mempengaruhi hk disamping itu diselidiki juga
pengaruh sebaliknya, yaitu pengaruh hukum terhadap masyarakat.
- cabang dari ilmu sosiologi, bukan cabang dari ilmu hukum.
Pokok-pokok pemikiran Aristoteles adalah :

Alam semesta tercipta secara final sempurna sejak awal mulanya;


Mengakui adanya Pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, termasuk manusia. Tuhan
menciptakan segala sesuatu dengan maksud dan tujuan yag sempurna;
Memandang hukum sebagai nilai moral, yaitu sebagai nilai yang tidak terbantahkan
(terberi/given), diterima begitu saja (taken for granted);
Hukum adalah penerapan Penguasa tidak tergantung dengan pandangan manusia;
Pandangan manusia tentang Keadilan tidak sama, sehingga seolah-olah tidak ada Hukum
Kodrat Asli;
Hukum Kodrat, Hukum yang oleh orang-orang berpikiran sehat dirasakan sebagai selaras
dengan Kodrat manusia.

Pokok-pokok pemikiran Galilea adalah :

Himpunan variable yang interaktif adalah variabel-variabel yang berlaku secara empirik
dan universal;
Berlangsung tanpa mengenal titik henti dalam obyektif di luar rencana/kehendak siapapun;
Hubungan antar variable berlangsung dalam ranah indrawi yang dapat disimak sebagai
sesuatu yang factual;
Delik-delik Ilmu Alam itu oleh filsuf juga seorang ilmuwan bernama Augusto Comte, dipakai
untuk mengetahui hubungan sosial seseorang dalam masyarakat;
Dengan Asumsi, kehidupan seseorang dalam masyarakat tunduk kepada hukum alam. Maka
hal inilah yang memunculkan pemikiran positivisme.

Anda mungkin juga menyukai