Anda di halaman 1dari 6

BAB A - 2

PROSES PERANCANGAN GRAFIS


PROSES PERANCANGAN SECARA UMUM
Secara umum proses perancangan grafis mulai dari konsep sampai
produksi adalah sebagai berikut:

Diagram tersebut kadang bisa juga diaplikasikan untuk bidang


perancangan visual yang lain seperti : Arsitektur, Tekstil / Fashion, Produk,
Multimedia dll. Proses desain tsb bukan satu-satunya, banyak diagram lainnya
tergantung desainer dan kasusnya. Namun diagram tersebut biasa dijalani
penulis dan para desainer profesianal.
Secara lebih detail, dijelaskan sebagai berikut:

21
1. MENCARI INFORMASI KEBUTUHAN
Sebelum memulai sebuah proyek,
mengumpulkan informasi adalah langkah
pertama dari proses desain grafis. Disini kita
harus mengadakan pertemuan dengan calon
klien untuk membahas ruang lingkup
pekerjaan secara umum. Pastikan juga untuk
mengumpulkan informasi sebanyak mungkin
dalam pertemuan itu. Dan yang perlu
diketahui antara lain:
Apa kebutuhan klien?
Siapa penonton / audience atau siapa yang seharusnya melihat karya
grafis nantinya?
Produk apa yang dibuat? (logo, brosur, iklan website, video, multimedia
atau lainnya)
Apa pesan dibalik pembuat produk desain tsb?
Berapa banyak jenis?
Berapa ukuran atau dimensinya?
Apakah ada anggaran khusus?
Kapan batas waktu penyelesaian?
Contoh desain yang klien sukai seperti apa?
Bagaimana filosofi merek / logo merek perusahaan yang ada sebelumnya?
Bagaimana desain yang dibuat sebelumnya?

TARGET AUDIENCE
Pertama kali mendesain adalah: siapa yang diharapkan melihat desain
kita? Kita tidak bisa menjawab: Untuk semua orang! Karena orang disini
sangat beragam, mulai bayi sampai orang tua. Dengan mengetahui segmen /
audience yang dituju akan memudahkan memilih gaya / style dalam desain.
Berikut ini adalah klasifikasi segmentasi / target audience:
A. Geografi
Menentukan audience berdasar lokasi. Seperti negara, propinsi,
kabupaten, kota, wilayah atau kawasan. Dengan mengetahui lokasi target
audience, maka kita bisa menentukan budaya, bahasa, adat, agama dan
kebiasaan masyarakatnya.

22
B. Segmentasi Demografi
Menentukan audience berdasar :
Usia : Seperti Balita, Balita, Remaja, Usia Produktif atau Kaum Sepuh.
Pendidikan : Seperti TK,SD, Sekolah Menengah, Sekolah Tinggi atau
Pasca Sarjana
Jenis kelamin: Laki atau Perempuan
Status Perkawinan: Menikah, Belum menikah atau pernah menikah
Status Ekonomi : Ekonomi lemah, menengah atau Mampu
Suku : Sunda, Jawa, Padang, Keturunan Tionghoa dll
Agama : Islam, Kristen, Hindu atau Budha

C. Segmentasi Psikografi
Segmentasi psikografi membagi-bagi konsumen ke dalam kelompok-
kelompok yang didasarkan menurut status sosial, gaya hidup dan kepribadian,
yaitu:
a. Status sosial, misal: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite,
golongan menengah atau rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat atau
mewah.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu
produk.
Contoh kasus: Produsen handphone mendesain handphone berdasarkan
faktor gaya hidup dan kepribadian konsumen. Produsen mendesain
handphone layar lebar tanpa tombol untuk konsumen modern, handphone
mungil layar kecil yang mengutamakan kepraktisan.

23
D. Segmentasi Perilaku
Dibagi berdasarkan status pemakai, kejadian, tingkat penggunaan,
status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, sikap. Untuk mendapatkan data
tersebut biasa menggunakan jasa lembaga survey seperti AC Nielsen,
Lembaga Survey Indonesia (LSI), Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia
(BRTI) atau lembaga lembaga pemerintah. Dengan mengetahui perilaku
pasar, kita dapat memperkirakan posisi produk (product positioning).
Contoh: Sebuah lembaga survey mengumpulkan data tentang produk apa
saja yang sering dikonsumsi saat bulan ramadhan. Atau fitur apa saja yang
sering digunakan pada handphone. Dari hasil survey kita bisa menentukan
langkah apa yang akan diambil.

Dengan mengetahui klasifikasi klasifikasi tersebut maka desain kita bisa


lebih terarah dan tepat sasaran, bukan? Karena kita tidak bisa membuat
desain yang disukai semua orang.

KRITERIA
Konsep bisa didapatkan dari pihak non-
grafis, antara lain : pakar ekonomi, politik,
hukum, budaya dll yang ingin
menterjemahkan keinginannya ke dalam
bentuk visual. Oleh karena itu desain grafis
lebih tepat namanya menjadi desain
komunikasi visual karena kerjanya
membuat solusi dalam bentuk visual.
Setelah mendengar masukan dari
berbagai pihak, kita akan tahu batasan &
syarat (kriteria) sebuah desain yang
diinginkan. Tahap ini bisa disebut product knowledge, yaitu mengetahui
keunggulan dan kelemahan produk yang akan kita kemas / visualisasikan.

24
2. MEMBUAT KERANGKA KERJA
Disini semua permbicaraan dalam pengumpulan informasi disusun secara
tertulis dan formal. Tahap ini penting agar tidak ada kemunduran atau
pengulangan terhadap konsep atau keinginan yang telah disepakati. Daripada
nanti saat tahap ke 4 yaitu visualisasi harus mengulang lagi kriteria dan
konsep, lebih baik mulai sekarang secara tegas dibuat kerangka dan batasan
kerja. Disini anda bisa mengembangkan garis besar isi dan tujuan proyek.
Anda bertemu calon klien untuk persetujuan sebelum melanjutkan ke tahap
lebih jauh.
Sedangkan Project Outline untuk penjadwalan yang berhubungan dengan
waktu sampai deadline, misal seperti ini. Kerangka kerja dan berpikir tersebut
dituangkan ke dalam lembar yang disebut Creative Brief.

Terlihat tujuan, ukuran yang disepakati, batasan isi / konten yang akan
diolah, batasan waktu, media yang digunakan dan yang penting biaya!
Dianjurkan pada tahap ini desainer / biro desain sudah membuat MOU (Memo
of Understanding) atau Surat Perintah Kerja yang ditandatangani kedua pihak
diatas materai secara hukum. Deal!

MEDIA
Untuk mencapai kriteria ke sasaran / segment
yang dituju, diperlukan studi pemilihan media
(Media Placement) yang cocok dan efektif untuk
produk kita. Media bisa berupa cetak, elektronik,
luar ruang atau pernak pernik (merchandise)
Contoh kasus: Setelah partai X dapat
menentukan segment pasar & kriteria yang ingin
dicapai, maka langkah selanjutnya adalah
menyampaikannya melalui media. Tidak akan
semua media akan dipakai karena akan
memerlukan biaya yang sangat besar, sehingga

25
tidak efisien. Karena segment partai X adalah rakyat dengan ekonomi
menengah ke bawah, maka media yang dipakai adalah media elektronik
(Televisi dan Radio). Tidak dipilih Media Cetak, karena rakyat kelas bawah
tidak suka membaca dan lebih suka menonton dan mendengar, maka diambil
media tersebut.
Sebelum anda merancang, tentukan terlebih dahulu ukuran area kerja
anda, apakah berukuran A4, Folio atau 800x600 pixel dll. Format / ukuran
media adalah pondasi pekerjaan anda. Jika anda salah pondasi tentu
bangunan yang telah kita buat dengan susah payah akan runtuh! Oleh karena
itu pastikan ukuran bidang kerja kita tidak akan berubah.
Untuk media kertas ukuran yang dipakai adalah Centimeter, jika media
elektronik / komputer ukurannya adalah Pixel. merancang di komputer untuk
media cetak maka perlu diperhatikan ukuran Pixel/cm atau Pixel/Inch, yang
biasa disebut DPI. Lebih jauh tentang resolusi dibahas di bab Resolusi.

3. MENCARI IDE KREATIF


Ini tahap yang merupakan nilai jual utama seorang desainer. Ya, Kreatif!
Kita mudah menasehati orang agar kreatif, namun yang dinasehati akan
bingung, seperti apa sih mahluk kreatif itu? Seperti yang pernah dibahas di
bab sebelumnya, kreatif itu adalah membuat yang belum pernah ada. Wah,
bagaimana caranya?

JALAN JALAN / SURVEY / STUDI BANDING


Tentu saja untuk mengetahui yang belum pernah ada anda harus tahu apa
yang pernah ada! Oleh karena itu untuk kreatif, cara yang penting anda harus
banyak mencari tahu alias survey, jalan-jalan, lihat-lihat atau bahasa kerennya
studi banding. Setelah mengetahui apa saja ide ide para pesaing, kita bisa
cari-cari ide sendiri yang orisinil tanpa harus khawatir akan sama dengan
pesaing. Dengan demikian proses kreatif tidak bisa dilepaskan dari proses
studi banding yang kadang kadang kita terjebak dalam plagiat dan
modifikasi. Tidak perlu menjiplak 100%, cukup lihat konsep, warna, bentuk,
jenis huruf atau elemen lain yang mungkin memicu ide besar nantinya.

26

Anda mungkin juga menyukai