Anda di halaman 1dari 12

REVIEW MASTERPLAN DRAINASE

KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan
air atau ke bangunan resapan buatan. Drainase perkotaan adalah sistem drainase
dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk
mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan didaerah pemukiman
yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan hidup manusia.
Berkaitan dengan hal drainase perkotaan, Kota Probolinggo telah memiliki
Masterplan (rencana induk) drainase tahun 2008-2018. Dalam dokumen tersebut telah
terjabarkan dengan jelas perencanaan menyeluruh sistem drainase pada satu
perkotaan, untuk waktu perencanaan 10 tahun.
Adapun ruang lingkup masterplan drainase adalah sistem drainase utama saja
yang berada dalam satu daerah administrasi kota/perkotaan. Yang dimaksud dengan
system drainase utama adalah Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah
saluran drainase primer, sekunder, tersier beserta bangunan kelengkapannya yang
melayani kepentingan sebagian besarwarga masyarakat. Pengelolaan sistem drainase
utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota.
Seiring dengan perkembangan jaman yang diikuti dengan perkembangan
jumlah penduduk dengan beragam pola aktifitasnya, maka pola penggunaan lahan juga
terjadi perkembangan yang cukup pesat. Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi
dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai megakibatkan
pemanfaatan lahan perkotaan menjadi tidak terkendali. Pemanfaatan lahan yang tidak
tertib inilah yang menyebabkan persoalan drainase di perkotaan menjadi sangat
kompleks. Perkembangan tersebut tampaknya pada beberapa wilayah menimbulkan
permasalahan drainase. Sebagai contoh adanya sedimentasi yang disebabkan oleh
sampah rumah tangga, tidak diindahkannya aturan mengenai sempadan sungai dan
masih banyak permasalahan lainnya.

A LAPORAN AKHIR I-1


REVIEW MASTERPLAN DRAINASE
KOTA PROBOLINGGO

Tampaknya sektor drainase di Kota Probolinggo masih membutuhkan perhatian


lebih dari pemerintah kota, karena selain permasalahan drainase akibat perkembangan
dalam hal tata guna lahan, juga masih dijumpai beberapa permasalahan, khususnya
terkait dengan banjir dan genangan.
Banjir merupakan istilah yang cukup familier di Indonesia, khususnya pada
musim hujan, mengingat tidak hanya di Kota Probolinggo saja, namun hampir di semua
kota di Indonesia mengalami bencana banjir. Peristiwa ini hampir setiap tahun
berulang, namun permasalahan ini sampai saat ini belum terselesaikan.
Masalah lainnya adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat khususnya
terhadap hukum, perundangan, dan kaidah-kaidah yang berlaku. Di satu sisi, lemahnya
penegakan hukum juga turut menambah komplek masalah yang dihadapi kota-kota di
Indonesia. Kecenderungan ini timbul karena proses pembangunan yang selama ini
berlangsung kurang melibatkan masyarakat secara aktif. Oleh karena itu segala
kebijakan publik tentunya melibatkan masyarakat, baik itu yang berupa pembangunan
fisik maupun non fisik, sejak awal munculnya ide pembangunan infrastruktur sampai
dengan penyelesaiannya.
Permasalahan lain yang dihadapi dalam pembangunan drainase adalah
lemahnya koordinasi dan sinkronisasi dengan komponen infrastruktur yang lain.
Sehingga, sering dijumpai genangan pada saluran drainase yang melintasi jalan, adanya
bangunan di atas saluran, tiang listrik di tengah saluran drainase, dan pipa air bersih
memotong saluran pada penampang basahnya. Sering juga dihadapi penggalian
saluran drainase dengan tak sengaja merusak prasarana yang telah lebih dulu tertanam
dalam tanah karena tidak adanya informasi yang akurat, arsip/dokumen tidak ada, atau
perencanaan dan/atau pematokan di lapangan tidak melibatkan instansi pengendali
tata ruang.
Dengan adanya kecenderungan yang demikian, maka disinilah letak urgensitas
perlu adanya kegiatan Review Masterplan Drainase Kota Probolinggo, karena bila tidak
maka kondisinya akan menjadi semakin parah dan ini jelas akan berdampak negatif
bagi pembangunan kota secara keseluruhan.

A LAPORAN AKHIR I-2


REVIEW MASTERPLAN DRAINASE
KOTA PROBOLINGGO

1.2. TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1. Tujuan
Tujuan kegiatan Review Masterplan Drainase Kota Probolinggo adalah untuk
mendapatkan rencana sistem drainase perkotaan yang sesuai ditinjau dari aspek
topografi, kondisi tanah, struktur teknis serta pasang surut air laut.

1.2.2. Sasaran
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan Review Masterplan
Drainase Kota Probolinggo adalah :
Mengidentifikasi saluran drainase yang ada di Kota Probolinggo, terkait identifikasi
teknis saluran dan kondisi saluran.
Mengidentifikasi area rawan genangan dan banjir yang ada di Kota Probolinggo,
terkait identifikasi teknis dan kondisi saluran yang ada di area tersebut.
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan lain terkait sistem jaringan drainase
perkotaan di Kota Probolinggo beserta alternatif pemecahannya.
Tersusunnya rencana pengembangan sistem jaringan drainase Kota Probolinggo,
khususnya dalam hal penanganan genangan, banjir serta permasalahan saluran
lainnya.
Tersusunnya pentahapan pelaksanaan pengembangan sistem jaringan drainase Kota
Probolinggo.

1.3. DASAR HUKUM


Dasar Hukum dalam kegiatan Review Masterplan Drainase Kota Probolinggo
antara lain:
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

A LAPORAN AKHIR I-3


REVIEW MASTERPLAN DRAINASE
KOTA PROBOLINGGO

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan


Persampahan
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan Dan
Kawasan Permukiman
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 69 tahun 1996 tentang
Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban, Serta Bentuk Dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat Dalam Penataan Ruang.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 9 tahun 1998 tentang Tata Cara
Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang Di Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 68 tahun 1998 tentang Kawasan
Suaka Alam Dan Kawasan Pelestarian Alam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis
Dampak Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 20 tahun 2006 tentang Tentang
Irigasi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 21 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 42 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 15 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau di Perkotaan;
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 34 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana Dan Utilitas (PSU)
Kawasan Perumahan;

A LAPORAN AKHIR I-4


REVIEW MASTERPLAN DRAINASE
KOTA PROBOLINGGO

Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 17 Tahun 2002 tentang Kebersihan.


Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Penetapan
Kawasan Lindung;
Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 20 Tahun 2002 tentang Pengendalian
Pencemaran Air.
Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 21 Tahun 2002 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 22 Tahun 2002 tentang Irigasi.
Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 20 Tahun 2006 tentang Penataan dan
Pengembangan Kelembagaan Kecamatan.
Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2006 tentang Visi dan Misi Kota
Probolinggo Tahun 2006-2025.
Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 61 Tahun 2008 tentang Master Plan
Drainase Kota Probolinggo.
Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 9 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Permohonan Izin Pembuangan Limbah Cair ke Sumber-Sumber Air di Kota
Probolinggo.
Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Probolinggo Tahun 2009-2028;
Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 34 Tahun 2007 Tentang Pelimpahan
kewenangan walikota kepada camat.
Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Tata Cara
Pemanfaatan Lahan Untuk Perumahan Dan Permukiman.

1.4. RUANG LINGKUP


1.4.1. Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam kegiatan dalam kegiatan Review Masterplan
Drainase Kota Probolinggo, meliputi:
Identifikasi saluran drainase yang ada di Kota Probolinggo, terkait identifikasi teknis
saluran dan kondisi saluran yang ada saat ini.

A LAPORAN AKHIR I-5


REVIEW MASTERPLAN DRAINASE
KOTA PROBOLINGGO

Identifikasi area rawan genangan dan banjir yang ada di Kota Probolinggo, terkait
identifikasi teknis dan kondisi saluran yang ada di area tersebut.
Identifikasi permasalahan-permasalahan lain terkait sistem jaringan drainase
perkotaan di Kota Probolinggo beserta alternatif pemecahannya.
Skenario rencana pengembangan sistem jaringan drainase Kota Probolinggo,
khususnya dalam hal penanganan genangan, banjir serta permasalahan saluran
lainnya terkait perkembangan Kota Probolinggo 20 tahun mendatang.
Skenario pentahapan pelaksanaan pengembangan sistem jaringan drainase Kota
Probolinggo.

1.4.2. Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah dalam kegiatan Review Masterplan Drainase Kota
Probolinggo meliputi seluruh wilayah administratif Kota Probolinggo.

1.5. METODE DAN KERANGKA PEMIKIRAN


Pendekatan dan metode yang digunakan dalam kegiatan Review Masterplan
Drainase Kota Probolinggo adalah sebagai berikut:
A. Metode Pendekatan Umum
Pendekatan perencanaan yang digunakan dalam kegiatan Review Masterplan
Drainase Kota Probolinggo adalah digunakan perencanaan yang bersifat serasi, terkait
dan seimbang yang bersifat fungsional dan operasional. Untuk mencapai hal tersebut
maka digunakan konsep dan pendekatan :
1. Pendekatan keterpaduan perencanaan dari Atas dan Bawah (Bottom Up
Approach)
Pendekatan perencanaan dengan metode ini merangkum 2 (dua) arah pendekatan,
yaitu: perencanaan dari atas ke bawah sebagai penurunan kebijaksanaan
pembangunan pada tingkat Nasional, maupun kebijaksanaan pada tingkat regional.
Selanjutnya pendekatan pembangunan dari bawah ke atas, yang
mengakomodasikan sumber daya lokal yang tersedia setelah dianalisis kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan.

A LAPORAN AKHIR I-6


REVIEW MASTERPLAN DRAINASE
KOTA PROBOLINGGO

2. Pendekatan Intersektoral Holistik (Komprehensif)


Merupakan pendekatan perencanaan yang bertumpu pada perencanaan yang
menyeluruh dan selalu terkait dengan sektor-sektor lain serta wilayah dengan skala
lebih luas secara regional atau nasional. Sehingga pada tahap selanjutnya
didapatkan koordinasi, sinkronisasi dan integrasi dengan sektor terkait.
3. Pendekatan Perencanaan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
Pendekatan perencanaan ini diarahkan pada perencanaan yang bertumpu pada
kekuatan sendiri dan bermuara pada terciptanya kemandirian dalam mewujudkan
ketahanan dalam menghadapi semua tantangan dari dalam maupun luar,
mengkonsolodasikan semua hasil pembangunan yang telah dicapai selama ini,
serta mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan secara berkelanjutan
dimasa mendatang dengan tidak mengabaikan keadaan lingkungan (tetap
memperhatikan kondisi lingkungan).
4. Pendekatan Masyarakat (Community Approach)
Pendekatan perencanaan pada masyarakat ini melalui dialog maupun dengan
daftar isian/kuisioner antara perencana dan masyarakat maupun pihak terkait,
sehingga diketahui aspirasi masyarakat setempat dalam upaya pendiptaan suasana
dan lingkungan kemasyarakatan dengan nilai-nilai sosial budaya yang harmonis
berdasarkan kegotongroyongan.
5. Pendekatan pengelolaan, yang menyangkut aspek administrasi keuangan, hukum,
dan perundang-undangan, agar rencana dapat diterapkan melalui kondisi antara
instansi vertikal di daerah dan dinas otonom dalam pelaksanaan dan pengendalian
rencana.

B. Metode Pengumpulan Data


1. Survey Primer
Survey primer adalah survey yang dilakukan untuk mengetahui kondisi
wilayah perencanaan yang sebenarnya secara langsung di lapangan.
Survei primer dilakukan melalui observasi lapangan, baik dengan pengamatan
langsung maupun dengan menggunakan foto, wawancara maupun penyebaran
kuisioner untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kegiatan Review Masterplan

A LAPORAN AKHIR I-7


REVIEW MASTERPLAN DRAINASE
KOTA PROBOLINGGO

Drainase Kota Probolinggo. Cara ini untuk melengkapi data primer dan data sekunder
yang akan digunakan untuk membuat analisis lebih lanjut
Hasil dari survey ini berupa peta-peta maupun data-data yang mencakup :
Untuk lingkup wilayah perencanaan, maka survey yang
dilakukan adalah survey pola penggunaan lahan, sarana prasarana jaringan
drainase, kawasan rawan bencana dan kegiatan-kegiatan khusus yang biasa
dilakukan oleh masyarakat.
Survey obyek khusus, berupa pengisian daftar pertanyaan
kepada masyarakat di wilayah perencanaan.
Pengamatan dan wawancara untuk melengkapi survey diatas
untuk memperoleh data atau informasi yang telah rinci
Survey fasilitas dan utilitas dan jaringan drainase, untuk
mengetahui kondisi yang terbaru.
Crosscheck antara kondisi sarana prasarana jaringan drainase
berdasarkan data base dari dokumen Masteplan Drainase terdahulu dengan kondisi
riil dilapangan pada saat eksisting sehingga didapatkan data terbaru.

2. Survey Sekunder
Merupakan pengumpulan data atau perekaman data instansi, baik itu berupa
uraian, data angka maupun peta terutama yang menyangkut literatur, peraturan,
perda, arahan kebijakan yang berhubungan dengan permasalahan sarana prasarana
jaringan drainase di wilayah perencanaan dan terkait dengan data yang dibutuhkan
bagi penyusunan laporan.
Survei sekunder ini merupakan metode pengambilan data tertulis yang
terdapat pada instansi yang terkait seperti BAPPEDA, Dinas Pekerjaan Umum, dan
instansi terkait lainnya.

C. Metode Analisis Data


Pada kegiatan Review Masterplan Drainase Kota Probolinggo, metode analisis
data yang digunakan adalah metode review. Adapun arti kata review adalah melihat

A LAPORAN AKHIR I-8


REVIEW MASTERPLAN DRAINASE
KOTA PROBOLINGGO

kembali atau mengevaluasi dari suatu produk yang sudah jadi atau sudah berjalan.
Dalam kegiatan Review Masterplan Drainase Kota Probolinggo dilakukan untuk
mengevaluasi sejauh mana tujuan dalam masterplan tersebut telah dicapai. Selain itu
juga untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang direncanakan masih relevan dengan
keadaan terkini.
Delam metode ini, selain proses mengevaluasi, dilakukan pula proses
updating data. Proses updating sangat penting guna tetap menjaga agar dokumen
tetap selalu sesuai dan update terhadap data dan fakta terbaru yang terjadi di
lapangan.

Kondisi Eksisting
Kondisi fisik jaringan drainase
Potensi dan permasalahan drainase Kota Probolinggo

Analisa
Analisa lokasi
topografi
jenis tanah
hidrologi
Analisa sistem jaringan
kapasitas
sirkulasi
Analisa Teknis
struktur
dimensi
material
Analisa Pembiayaan
RAB
indikasi program tahunan

Rencana
Skenario pengembangan sistem jaringan drainase
Rencana teknis pengembangan sistem jaringan drainase

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran

A LAPORAN AKHIR I-9


REVIEW MASTERPLAN DRAINASE
KOTA PROBOLINGGO

D. Metode Pendekatan Teknis


Metode perencanaan teknis dilakukan secara bertahap dengan prinsip analisa
perhitungan dalam perencanaan sistem jaringan drainase kota Probolinggo dilakukan
dengan pendekatan sebagai berikut :
Dengan pembagian daerah menjadi beberapa sub sistem,
maka setiap sub sistem jaringan drainase dilakukan perhitungan tersendiri atau
terpisah satu sama lain.
Pada setiap sub sistem jaringan drainase dilakukan
perhitungan-perhitungan secara bertahap yaitu :
- Perhitungan analisa hidrologi untuk menentukan desain debit
aliran rencana drainase pada setiap titik tinjauan.
- Perhitungan analisa hidrolika untuk menentukan dimensi saluran
dan bangunan.
- Berdasarkan kendala potensi head yang tersedia kecepatan
aliran air disaluran yang diijinkan, dan topografi wilayah prinsip pengaliran
secara grafitasi.
Pada perhitungan debit rencana untuk sistem jaringan drainase
Kota Probolinggo ditetapkan berdasarkan kreteria bahwa Probolinggo adalah kota
sedang sebagai berikut :
- Saluran dengan Q adalah 5 (lima) tahun.
- Perhitungan debit aliran dengan menggunakan Modifikasi
Metode Rasional (Modified Rasional Methode) untuk urban drainase dengan
pertimbangan bahwa catchment area sub sistem drainase termasuk sedang.
Perhitungan dimensi saluran dilakukan secara simultan dengan
penetapan-penetapan dimensi saluran didasarkan kepada rencana-rencana
kemiringan saluran yang memenuhi persyaratan kecepatan aliran dan potensi head
yang ada setelah dikurangi dengan total head losses di bangunan-bangunan. Untuk
perhitungan rencana kemiringan saluran didasarkan dengan pertimbangan data
elevasi muka air di outlet dan peta situasi serta rumus dimensi saluran yang
digunakan adalah berdasarkan rumus pendekatan (rumus Manning) :

A LAPORAN AKHIR I-10


REVIEW MASTERPLAN DRAINASE
KOTA PROBOLINGGO

V = 1/n x R2/3 x I1/2 (m/det)


Q = V x A (m3/det)
Dari rumus dimensi ini dihasilkan basaran-besaran lebar dasar, tinggi air dan bentuk
penampang saluran.

1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Adapun sistematika pembahasan dalam kegiatan Review Masterplan Drainase
Kota Probolinggo dapat dijabarkan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan dan Sasaran
1.3. Dasar Hukum
1.4. Ruang Lingkup
1.5. Metodologi Dan Kerangka Pemikiran
1.6. Sistematika Pembahasan

II. TINJAUAN KEBIJAKAN


2.1. Pengertian Drainase
2.2. Fungsi dan Kegunaan Drainase
2.3. Tahapan Perencanaan
2.4. Prinsi-prinsip Utama
2.5. Pembagian Sistem Drainase
2.6. Intensitas Hujan
2.7. Desain Hidrolika
2.8. Gorong-gorong
2.9. Debit Rencana
2.10. Saluran Drainase

III. DATA DAN FAKTA


3.1. Gambaran Umum Kota Probolinggo

A LAPORAN AKHIR I-11


REVIEW MASTERPLAN DRAINASE
KOTA PROBOLINGGO

3.2. Gambaran Umum Drainase Kota Probolinggo


IV. ANALISA TEKNIS SALURAN DRAINASE
4.1. Analisa Penentuan Prioritas Penanganan Berdasarkan Hasil Inventory
Lapangan
4.2. Analisa Hidrologi
4.3. Analisa Jumlah Penduduk dan Debit Buangan Domestik
4.4. Pasang Surut Air Laut
4.5. Analisa Hidrolika

V. ANALISA SALURAN DRAINASE DAN DAERAH GENANGAN


1.1. Analisa Sistem Kondisi Drainase
1.2. Sistem Drainase Perkotaan
VI. RENCANA PROGRAM DAN PEMBIAYAAN SEKTOR DRAINASE PERKOTAAN
6.1. Kebijakan dan Strategi
6.2. Rencana Pemecahan Masalah
6.3. Rencana Program dan Pembiayaan

A LAPORAN AKHIR I-12

Anda mungkin juga menyukai