Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan pola
konsumsi makanan pecandu narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara
2017. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian yang
mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi pada saat penelitian.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumater Utara. Lokasi
ini ditentukan dengan alasan bahwa di Panti Sosial tersebut merupakan salah satu Panti Sosial
yang dikelola pemerintah dan lokasi yang terjangkau sehingga memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai Mei 2017.

3. 3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi merupakan generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki


kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
disimpulkan. Populasi penelitian adalah seluruh pecandu narkoba yang menjalani rehabilitas
di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara berjumlah 200 orang berjenis kelamin
laki-laki.
3.3.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari subyek ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang
diteliti menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Pengambilan sampel
sebanyak 20 orang menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria pecandu narkoba
dapat diajak berkomunikasi saat wawancara, pecandu narkoba yang tidak berada dalam
tahapan detoksifikasi, dapat menulis dan membaca dengan baik. Sampel diambil tahap
primary sebanyak 10 orang dan 10 orang diambil tahap re entry.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui
perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) tentang konsumsi makanan dan
status gizi. Konsumsi makanan diambil untuk mengetahui jumlah energi dan protein yang
dikonsumsi pecandu narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara
menggunakan formulir food records dan riwayat makanan untuk mengetahui jenis dan
frekuensi makanan yang dikonsumsi. Sedangkan status gizi dilihat dari pengukuran berat
badan dan tinggi badan pecandu narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara
.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder mencakup data gambaran umum Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf
Sumatera Utara, diperoleh bagian administrasi panti dan informasi dari pegawai yang
bertugas di panti sosial tersebut.

3.5. Instrumen Penelitian

1. Formulir food records

2. Formulir foood frequency

3. Formulir metode riwayat makanan

4. Microtoise
5. Nutrisurvey 2015

6. Timbangan Bera Badan

3.6. Definisi Operasional

Pecandu narkoba adalah penggunaan narkoba yang mendapatkan rehabilitas


di Panti Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara.
Jenis makan adalah setiap macam makanan yang dikonsumsi oleh pecandu
narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf dalam sehari.
Jumlah makanan adalah banyaknya asupan makanan yang dikonsumsi oleh
pecandu narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara dalam sehari.
Pola makan adalah cara perilaku dalam memilih dan mengunakan bahan
makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan,
jumlah makanan dan frekuensi makanan di Panti Pamardi Putra Insyaf
Sumatera Utara.
Kecukupan energi yaitu nilai presentase rata-rata asupan energi yang
dikonsumsi pecandu narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara
dalam sehari yang dibandingkan dengan kecukupan energi yang dianjurkan
berdasrkan AKG.
Kecukupan protein nilai prsentase rata-rata asupan protein yang dikonsumsi
pecandu narkoba di Panti Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara dalam sehari
yang dibadingkan dengan kecukupan protein yang dianjurkan berdasarkan
AKG.
Frekuensi makanan yaitu berapa kali pecandu narkoba di Panti Sosial
Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara mengonsumsi pangan, yang diukur
dengan menggunakan food frequency yaitu 1x/hari, 1-5x/minggu, 2x/bulan
dan tidak pernah sama sekali.
Status gizi yaitu keadaan fisik pecandu yang diukur dengan antropometri dan
ditetukan indeks masa tubuh berdasarkan klasifikasi FAO/WHO.

3.7. Aspek Pengukuran

Jenis makanan dan frekuensi makan diperoleh melalui food frekuensi. Jumlah makanan
yang diperoleh dengan menggunakan formulir food records untuk pecandu narkoba yang
hanya menerima asupan makanan dari panti tersebut. Jumlah zat gizi diukur dengan
menggunakan food frequency dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk persen. Tingkat
kecukupan energi gizi diukur dengan melihat tingkat konsumis Energi dan Protein dengan
menggunakan rumus (Supariasa,2011).

TK = K
x 100%
KC

Keterangan : TK : Tingkat Kecukupan

K : Konsumsi

KC : Kecukupan yang dianjurkan

Hasil bahan makanan akan dihitung rata-rata konsumsi protein dan energi, kemudia
dibandingkan dengan angka kecukupan energi dan protein. Tingkat protein dan energi dapat
digolongkan (Supariasa, 2001).

- Baik : 100% AKG


- Sedang : 80%-99% AKG
- Rendah : 70%-79% AKG
- Defisit : < 70% AKG

Penilaian status gizi pecandu narkoba menggunakan metode antropometri dengan


mengukur berat badan dan tinggi badan berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT).
Secara IMT dihitung dengan menggunakan rumus :

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (m)

Hasil pengukuran status gizi dikategorikan berdasarkan klasifikasi Indeks Masa Tubuh
menurut FAO/WHO

Tabel 3.1. Klasifikasi IMT Menurut FAO/WHO

Keadaan Kategori IMT


Kurus Kekurangan berat badan <17
tingkat berat

Kekurangan berat badan 17-18,5


tingkat ringan

Normal 18,5-25

Gemuk Kelebihan berat badan >25-27


tingkat ringan

Kelebihan berat badan >27


tingkat berat
PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN POLA KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PADA


PECANDU NARKOBA DI PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA INSYAF
SUMATERA UTARA

Oleh :

Vetra Sarah Sitompul

Nim : 131000769

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Anda mungkin juga menyukai