I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik kerja lapangan merupakan salah satu syarat akademis bagi mahasiswa D3 Analis Kimia
FMIPA Universitas Lampung untuk menyelesaikan studinya sehingga memperoleh gelar Ahli
Madya (A.Md). Melalui praktik kerja lapangan, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh
yang bergerak dalam bidang industri. Dengan demikian, mahasiswa mampu mengaplikasikan
teori yang diperoleh selama proses perkuliahan untuk melaksanakan praktik kerja lapangan.
Praktik kerja lapangan dilaksanakan di PT. Semen Baturaja (Persero) Panjang yang
memproduksi semen portland tipe 1 (Portland Cement Type I), yaitu semen yang biasa
digunakan untuk pemakaian umum dan tidak memerlukan syarat khusus. Pengendalian mutu
pada proses pembuatan semen merupakan kegiatan analisis yang perlu dilakukan dalam rangka
pengawasan, penilaian dan perbaikan pada setiap tahapan dalam proses pembuatan semen.
Analisis juga digunakan untuk mempertahankan mutu semen yang diproduksi pada perusahaan
tersebut. Hal ini dilakukan agar kandungan mineral-mineral (mineral compound) yang ada di
kimia, yaitu analisis CaO, MgO, F.CaO dan Fe2O3 secara volumetri, serta analisis SiO2, R2O3, IR
(Insoluble Residu) dan SO3, yang dilakukan dengan metode gravimetri. Selain analisis kimia,
dilakukan juga analisis fisika yang meliputi analisis blaine (tingkat kehalusan semen), mesh (sisa
Pelaksanaan praktik kerja lapangan ini mempunyai beberapa tujuan yang dapat digolongkan
1. Tujuan Umum
b. Melatih dan mempersiapkan diri sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dan
terampil.
2. Tujuan Khusus
c. Mengetahui pengaruh dari semua mineral compound yang terkandung dalam semen
portland.
C. Manfaat
Setelahmelaksanakan praktik kerja lapangan, manfaat yang diharapkan adalah mahasiswa dapat
kimia, sehingga dapat dijadikan bekal untuk memasuki dunia kerja nantinya
Terdapat empat macam komponen kimia utama yang menyusun struktur pembentukan semen
Portland. Komponen ini berupa oksida-oksida dalam bentuk ikatan dengan struktur kristal
bersifat hidrolis, yaitu apabila kristal tersebut direaksikan dengan air akan membentuk senyawa
(Austin, 1996)
Sampel untuk pengujian kualitas di PT. Semen Baturaja diambil dari hasil produksi perhari, yang
merupakan hasil dari penggilingan terak (sebagai bahan baku utama), gipsum(CaSO4.2H2O) +
4% dan trass + 2% (sebagai bahan tambahan). Terak didatangkan dari pabrik Baturaja, Ogan
Komering Ulu. Proses pembuatan terak menggunakan proses kering dengan menggiling dan
menghaluskan bahan-bahan berupa batu kapur, tanah liat, pasir silika, dan pasir besi dengan
perbandingan tertentu, dan hasilnya berupa bahan umpanbaku (raw meal). Bahan umpan baku
kemudian dipanaskan dengan alat suspension preheater dan dibakar dalam tungku putar atau kiln
pada suhu +1000C, yang apabila didinginkan akan menghasilkan terak berbentuk bongkahan-
bongkahan.
Gipsum didapatkan dengan cara membeli. Gipsum ada yang berasal dari Thailand (gipsum
murni), dan ada pula gipsum sintesis yang diproduksi di Indonesia. Sedangkan trass didapat dari
tersebut, didapatkan sampel semen yang dapat diambil dan langsung dianalisis.
Proses pembuatan semen di PT. Semen Baturaja (Persero) menggunakan proses kering, dimana
kadar air pada bahan umpan baku (Raw meal) maksimum 1%. Adapun bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, tanah liat, pasir besi dan pasir silika yang
Bahan baku berupa batu kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir besi dicampur di dalam
mill. Didalamnya terjadi proses penggilingan oleh Roller mill dan pengeringan oleh gas panas
Mill dilengkapi dengan pemisah yang berfungsi untuk memisahkan produk kasar dan produk
halus, produk kasar akan dikembalikan untuk digiling kembali. Produk hasil penggilingan dan
pengeringan bahan mentah disebut bahan umpan baku (Raw meal). Selanjutnya bahan umpan
Proses pemanasan awal merupakan proses penguapan air dengan bantuan alat yang dinamakan
preheater, dan dilanjutkan dengan proses kalsinasi pada umpan dari tungku putar yang terjadi
pada temperatur 600 800 0C. Proses kalsinasi adalah proses penguraian karbonat menjadi
oksida CaO dan MgO serta CO2sebagai gas. Reaksi yang terjadiadalahsebagaiberikut :
semen. Komponen dari batu kapur yang sudah mengalami proses kalsinasi menjadi CaO,
bereaksi dengan komponen lainnya, seperti SiO2, Fe2O3, Al2O3 pada suhu antara 1000 14500C
dan menghasilkan terak yang terdiri dari mineral compound C3A, C2S, C3S, danC4AF.
Proses pendinginan terak terjadi di grate cooler dengan media pendinginnya berupa udara luar
yang dihembuskan ke dalam grate cooler dengan menggunakan kipas. Adapun fungsi dari
pendinginan terak adalah untuk mendapatkan terak dengan mutu yang baik, dan menghasilkan
terak yang rapuh sehingga dapat memudahkan proses penggilingan terak menjadi semen.
3. Proses Penggilingan Semen
Untuk mendapatkan semen sesuai standar SNI, maka proses penggilingan harus ditambah
gipsum sebanyak 45% sebagai sumber SO3, dapat juga ditambahkan trass sebanyak 2%. Bahan-
bahan tersebut digiling di dalamtabung (tubemill) yang berisi bola-bola besi sebagai media
penghancur. Dengan menggunakan kipas, material yang telah halus dihisap dan dipisahkan
untuk kemudian ditampung dalam silo semen yang kedap udara (Anonim, 2001).
Semen yang dihasilkan harus memenuhi syarat mutu fisik semen dengan tingkat kehalusan
minimal 3000 cm2/gr (SNI mempersyaratkan 2800 cm2/gr). Sedangkan bahan tambahan adalah
bahan yang dipergunakan untuk memperbaiki sifat-sifat dari produk akhir semen, misalkan
gipsum yang berfungsi untuk menunda reaksi hidrasi atau reaksi pengerasan semen yang terlalu
cepat jika dicampur dengan air pada saat semen akan digunakan (Ferawati, 2009).
Terjadinya reaksi hidrasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain; tingkatkehalusan
semen,jumlah air yang digunakan, suhu dan sebagainya. Hasil reaksi hidrasi semen berupa
senyawa-senyawa hidrat yang sebagian besar berupa kalsium silikat hidrat, kalsium alumino
ferrit hidrat, dan kalsium sulfurit aluminat hidrat. Kesemuanya berbentuk kristal halus dan
(Putra, 2006).
5. Pengantongan Semen
Agar dapat dipasarkan dan dan menarik minat para konsumen, maka semen harus dikemas
sebaik mungkin. Oleh karena itu, dilakukan proses pengantongan semen. Semen yang
dikeluarkan dari silo semen, diangkut dengan belt conveyor dan dimasukkan ke dalam steel
silo. Dengan alat pengantongan berupa rotary packer, semen dikantongi per zak. Tiap zak
1. Pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapangan dilaksanakan di PT. Semen Baturaja Persero pabrik
Panjang.
2. Praktik kerja lapangan dilaksanakan pada awal libur semester genap, yaitu pada tanggal 2 Juli
Kegiatan yang dilaksanakan dalam PKL ini mencakup seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
analisis kimia dan analisis fisika. Kegiatan tersebut meliputi analisis CaO, MgO, F.CaO (free
lime) dan Fe2O3 secara volumetri, serta analisis SiO2, R2O3, IR (Insoluble Residu) dan SO3, yang
dilakukan dengan metode gravimetri. Selain analisis kimia, dilakukan juga analisis fisika yang
meliputi analisis blaine (tingkat kehalusan semen), mesh (sisa ayakan), compressive strength
(kekuatan tekan), setting time (waktu pengikatan awal), dan pemuaian dengan autoclave. Tetapi
pada pembuatan Tugas Akhir kali ini, penulis memfokuskan pada analisis CaO, MgO, F.CaO
(free lime) dengan metode volumetri, dan analisis SO3 secara gravimetri, sertapengaruh yang
Alat alat yang digunakan adalah gelas piala 400 mL, buret, pipet volum 50 mL, pipet volum 10
mL, pipet volum 5 mL dan batang pengaduk kaca. Bahan-bahan yang digunakan adalah filtrat
hasil analisis R2O3, larutan Tri Etanol Amin (TEA), larutan (NH4)2C2O4, larutan standar EDTA
Cara Kerja :
- ditambahkan 10 mL(NH4)2C2O4,
- dititrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan dari warna merah lembayung menjadi biru
terang.
Alat-alat yang digunakan adalahgelaspiala 400 mL, buret, pipet ukur 50 mL, pipet ukur 10 mL,
pipet ukur 5 mL dan batang pengaduk kaca. Bahan bahan yang digunakan adalah filtrat hasil
analisis R2O3, larutan buffer pH 10, larutan standar EDTA 50 M, dan indikator EBT.
Cara Kerja :
- dititrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan warna dariwarna merah lembayung menjadi
biru terang.
Perhitungan :
Dimana :
Alat-alat yang digunakan adalah Erlenmeyer 300 mL, kondensor, gelas ukur,hot plate
(pemanas), statipdan buret. Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel semen, larutan
Cara kerja :
- Contoh semen ditimbang sebanyak 1 gr, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 300 mL,
- didestruksi diatas pemanas yang sebelumnya telah dipasamg kondensor, hingga larutan
- Larutan diangkat, kemudian dititrasi dengan menggunakan larutan amonium asetat yang telah
diketahui faktornya hingga warna merah muda hilang, berubah menjadi bening, dibiarkan, dan
ditunggu 10 menit.
- Jika masih ada warna merah muda, larutan dititrasi kembali dengan amonium asetat hingga
- Pemakaian amonium asetat yang habis digunakan pada saat titrasi dicatat.
Alat-alat yang digunakan adalah gelas piala 100 dan 200 mL, gelas ukur, corong gelas, pipet
tetes, pipet volum, kertas saring Whatman 41 dan 42, batang pengaduk, pemanas (hot plate),
cawan porselin, oven, tungku pembakaran, neraca analitik. Bahan-bahan yang digunakan adalah
sampel semen, air suling, larutan HCl (1:1), dan larutan BaCl2 10%.
Cara kerja :
- Sampel semen ditimbang sebanyak 1 gr, dimasukkan ke dalam gelas piala 100 mL,
- ditambahkan air suling hingga 100 mL, dan dipanaskan di atas pemanas hingga mendidih.
- Larutan kemudian disaring menggunakan kertas saring Whatman 41, dicuci dan diambil
- Filtrat ditambahkan 10 mL BaCl2 10% hingga terbentuk endapan putih, lalu didiamkan selama 1
malam,
- Kertas saring + endapan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui berat dari
menit.
Perhitungan :
%SO3= x 34,3
A. Hasil
Tabel 1. Hasil Analisis Kadar CaO Pada Semen Hasil Produksi per Hari.
No. Tanggal Analisis Sampel Volume EDTA (mL) Kadar CaO (%)
1. 1 Agustus 2009 14,30 64,43
2. 2 Agustus 2009 14,40 64,48
3. 3 Agustus 2009 14,10 63,53
4. 4 Agustus 2009 13,70 61,73
5. 5 Agustus 2009 13,80 62,18
6. 6 Agustus 2009 14,10 63,53
7. 7 Agustus 2009 14,00 63,08
8. 8 Agustus 2009 14,10 63,53
9. 9 Agustus 2009 13,80 62,18
10. 11 Agustus 2009 14,00 63,08
Rata rata 63,17
2. Analisis Kadar MgO Pada Semen
Tabel 2. Hasil Analisis Kadar MgO Pada Semen Hasil Produksi per Hari.
No. Tanggal Analisis Sampel Volume EDTA (mL) Kadar MgO (%)
1. 1 Agustus 2009 14,60 0,97
2. 2 Agustus 2009 14,50 0,32
3. 3 Agustus 2009 14,50 1,29
4. 4 Agustus 2009 14,50 2,27
5. 5 Agustus 2009 14,60 2,59
6. 6 Agustus 2009 14,50 1,30
7. 7 Agustus 2009 14,50 1,62
8. 8 Agustus 2009 14,50 1,30
9. 9 Agustus 2009 14,30 1,62
10. 11 Agustus 2009 14,50 1,62
Rata rata 1,65
Tabel 3. Hasil Analisis Kadar Free LimePada Semen Hasil Produksi per Hari.
Tabel 4. Hasil Analisis Kadar SO3Pada Semen Hasil Produksi per Hari.
B. Pembahasan
Analisis ini menggunakan metode volumetri, yaitu suatu metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan zat yang akan
ditentukan. Pereaksi yang digunakan harus stabil, sehingga penentuan konsentrasi cukup
dilakukan sekali, bereaksi cepat dengan analit sehingga waktu titrasi dapat dipersingkat, bereaksi
sempurna dengan analit sehingga titik akhir titrasi yang memuaskan pun dapat dicapai.
Pada analisis ini dilakukan penambahan larutan Tri Etanol Amin (TEA) yang berfungsi untuk
mencegah endapan kalsium dalam larutan yang berasal dari (NH4)2C2O4. Adapun rumus struktur
CH2CH2OH
Indikator yang digunakan adalah MM yang mampu menghasilkan kompleks berwarna merah
lembayung dengan ion Ca2+, kemudian berubah warna menjadi biru terang apabila kalsium
terkomplekskan sempurna oleh EDTA pada titik akhir titrasi. Kadar CaO yang diperoleh
dipengaruhi oleh volume EDTA yang digunakan pada saat titrasi. Berikut adalah bentuk
- -
OOC CH2 CH2 CH2 CH2COO
N N
CH2 Ca CH2
O=C O O C=O
(Riawan, 1996)
Prinsip dari analisis ini adalah Kalsium di endapkan sebagai kalsium oksalat kemudian di
tambahkan ammonium oksalat. Endapan yang terbentuk di cuci, kemudian di larutkan kembali
selanjutnya di titrasi dengan larutan EDTA. Berikut adalah rumus struktur dari EDTA :
N CH2 CH2 N
Setelah dilakukan analisis, didapatlah persentase kadar CaO yang berkisar antara 61-65 %,
dengan rata-rata hasil analisis selama 10 hari sebesar 63,17 %. Berdasarkan komposisi limit
semen portland, persentase kadar CaO dibatasi antara 60-70 % (SNI 15-2049-1994), dapat
dilihat pada Lampiran 2. Maka, dapat dinyatakan bahwa kadar CaO dalam semen yang
dianalisis mempunyai kualitas yang baik. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 1 pada hasil
Kalsium oksida (CaO) yang terkandung merupakan kadar CaO yang terikat dalam semen. CaO
merupakan komponen terbesar dalam semen yang berfungsi sebagai senyawa pembentuk
komponen kimia dalam semen yang mempunyai fungsi masing-masing dalam menentukan
kualitas semen. Komposisi persenyawaan tersebut adalah tri kalsium silikat (3CaO. SiO2)
disingkat C3S, berfungsi sebagai kekuatan awal semen, dikalsium silikat (2CaO.SiO2) disingkat
C2S, berfungsi sebagai kekuatan akhir, tri kalsium aluminat (3CaO.Al2O3) disingkat C3A, dan
tetra kalsium alumina ferrit (4CaO. Al2O3. Fe2O3) disingkat C4AF, berfungsi sebagai penurun
suhu, pemberi ketahanan terhadap asam sulfat, dan dapat mempengaruhi warna semen
(Gunawan, 1996).
Dalam analisis ini juga digunakan metode volumetri sama seperti analisis CaO pada semen.
Indikator yang digunakan adalah EBT yang mampu menghasilkan kompleks berwarna merah
lembayung dengan ion Mg2+, kemudian berubah warna menjadi biru terang apabila Mg
terkomplekskan dengan sempurna oleh EDTA pada titik akhir titrasi. Berikut adalah bentuk
- -
OOC CH2 CH2 CH2 CH2COO
N N
CH2 Mg CH2
O=C O O C=O
Eriochrome Black T sering disebut dengan EBT.Indikator EBT ini juga peka terhadap
perubahan pH. Oleh karena itu, larutan yang akan dititrasi harus
pembuatan larutan buffer pH 10 ini adalah dengan cara menimbang 70 g NH4Cl dan dilarutkan
dalam 250 mL air suling, dan ditambahkan 570 mL amoniak, lalu diencerkan dengan air suling
sampai 1000 mL. Buffer pH 10 ini berfungsi untuk mencegah terbentuknya endapan logam
hidroksida.
Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 2, dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran
3. Persentase kadar MgO yang didapat berkisar antara 0,32 - 2,59 % dengan rata-rata hasil
analisis selama 10 hari sebesar 1,65 %, dimana berdasarkan komposisi limit semen portland,
persentase kadar MgO dibatasi antara 0,1-5,5 % (SNI 15-2049-1994), dapat dilihat pada
Lampiran 2. Dengan demikian, kualitas semen yang diproduksi mempunyai kualitas yang baik,
Kadar MgO yang terlalu tinggi dalam semen dapat berpengaruh terhadap sifat fisik semen dan
mengakibatkan semen akan cepat pecah bila digunakan untuk membuat bangunan, sehingga akan
Dalam analisis ini, digunakan metode volumetri. Sampel semen ditimbang sebanyak 1 gram,
kemudian ditambahkan larutan gliserol-etanol (1:5) yang bertujuan untuk melarutkan kapur
bebas yang terkandung dalam semen. Kemudian ditambahkan 0,5 gr BaCl2. Penambahan BaCl2
ini berfungsi untuk membentuk warna merah muda pada larutan setelah dipanaskan. Destruksi
kemudian dilakukan di atas pemanas dan ditunggu hingga berwarna merah muda. Ion Ca2+akan
membentuk kompleks berwarna merah muda dengan Cl dalam pelarut gliserol-etanol.Setelah itu
dilakukan titrasi dengan menggunakan larutan amonium asetat hingga terjadi perubahan warna
dari merah muda menjadi bening. Pentiteran dihentikan apabila larutan tersebut sudah tidak
Persentase kadar kapur bebas yang didapat berkisar antara 1,00-1,78 % dengan rata-rata hasil
analisis selama 10 hari sebesar 1,31 %, dimana standar persentase kadar F.CaO maksimal adalah
2 %.Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan perhitungan pada analisis ini, dapat
Semakin besar volume amonium asetat yang digunakan untuk titrasi, semakin besar pula kadar
kapur bebas yang terkandung dalam semen.Terdapat perbedaan antara analisis CaO dengan
F.CaO. Kalsium oksida (CaO) adalah kadar kapur yang terkandung dalam semen, sedangkan
F.CaO adalah kadar kapur bebas yang terkandung dalam semen yang apabila kadarnya melebihi
persyaratan, maka akan sangat merugikan konsumen, karena jika kadar kapur bebas yang
dimiliki oleh semen berlebih, berakibat semen tersebut tidak kuat dan rapuh (Yulianto, 1995).
Penentuan kadar SO3pada analisis ini menggunakan metode gravimetri. Metode Gravimetri
adalah metode pengukuran berdasarkan berat. Dalam analisis ini, digunakan 2 buah kertas saring
dengan tingkat kehalusan yang berbeda. Penyaringan pertama digunakan kertas saring Whatman
41. Filtrat yang diperoleh kemudian ditambahkan larutan BaCl2 kemudian didiamkan selama 1
malam, lalu filtrat yang telah mengandung endapan tersebut disaring lagi dengan menggunakan
Prinsip dari analisis ini adalah sulfat diendapkan sebagai BaSO4 dari larutannya yang asam dan
panas dengan larutan BaCl2. Endapan disaring, dicuci dan ditimbang sebagai
BaSO4(Austin,1996).
Hasil analisis kadar SO3 dapat dilihat pada Tabel 4, dan contoh perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Persentase kadar SO3 yang diperoleh berkisar antara 1,43-2,02 %,dengan rata-rata hasil analisis
selama 10 hari sebesar 1,74 %, dimanaberdasarkan komposisi limit semen portland, persentase
kadar SO3 dibatasi antara 1,0-3,5 % (SNI 15-2049-1994), dapat dilihat pada Lampiran 2.
Standar semen Portland tipe 1 mensyaratkan besarnya kandungan SO3 pada semen maksimal
adalah 3,5 %. Apabila kadar SO3 lebih dari 3,5%, maka semen tersebut akan terlalu lama
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT. Semen Baturaja (Persero) Panjang mengenai
analisis kadar CaO, MgO, F.CaO (free lime), dengan menggunakan metode volumetri dan
analisis SO3 dengan metode gravimetri, dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Persentase kadar CaO yang diperoleh berkisar antara 61-65 %, dengan rata-rata hasil analisis
selama 10 hari sebesar 63,17 %, dimana standar persentase kadar CaO adalah 60 70 %.
2. Persentase kadar MgO yang didapat berkisar antara 0,32 - 2,59 % dengan rata-rata hasil analisis
selama 10 hari sebesar 1,65 %, dimana standar persentase kadar MgO adalah 0,1 5,5 %.
3. Persentase kadar kapur bebas yang didapat berkisar antara 1,00-1,78 % dengan rata-rata hasil
analisis selama 10 hari sebesar 1,31 %, dimana standar persentase kadar F.CaO maksimal adalah
2 %.
4. Persentase kadar SO3 yang diperoleh berkisar antara 1,43-2,02 %,dengan rata-rata hasil analisis
selama 10 hari sebesar 1,74 %, dimana standar persentase kadar SO3 maksimal adalah 1,0 3,5
%.
Setelah melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT. Semen Baturaja (Persero)
Untuk Perusahaan :
1. Melengkapi alat-alat yang digunakan dalam analisis semen, sehingga proses analisis dapat
2. Melakukan peningkatan mutu material awal dan pengawasan proses pengolahan, agar
Untuk Karyawan :
1. Dalam melakukan analisis, diharapkan untuk lebih teliti lagi agar diperoleh data yang akurat dan
2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan sumber daya manusia berupa tenaga kerja yang terampil,
Anonim, A. 2001. Diklat Pendidikan dan Pelatihan Proses Pembuatan Semen. PT. Semen Baturaja. Baturaja.
Hal. 37
Anonim, B. 2001. Instruksi Kerja Pengujian Kimia Semen. PT. Semen Baturaja. Bandar Lampung. Hal. 26-
32
Ferawati, R. U. 2009. Analisis Kadar CaO, MgO, dan Fe2O3 Pada Semen Dengan Metode Volumetri di
PT.Semen Baturaja (Persero) Panjang, Tugas Akhir. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hal. 7
Gunawan, S. 1996. Pengendalian Kualitas. PT. Semen Baturaja (Persero). Baturaja. Hal.21
Kurniasih, E. 2008. Pemanfaatan Asam Lemak Sawit Distilat Sebagai Bahan Baku Dietanolamida
Menggunakan Lipase (Rhizomucor meihei), Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara. Medan. Hal.16.http://ginoest.blogspot.com/author/ginoest/EkaKurniasih.diakses pada
tanggal 14 Oktober 2010 pukul 10.30.
Noviar, D. 2002. Analisis Fisika Semen Portland, Tugas Akhir. Akademi Analisis Kimia. Bogor. Hal. 27
Putra, D. 2006. Penambahan Abu Sekam Pada Beton Dalam Mengantisipasi Kerusakan Akibat Magnesium
Sulfat Pada Air Laut, Skripsi. Universitas Udayana. Denpasar. Hal. 18-
19.http://ginoest.blogspot.com/author/ginoest/Dharma-Putra.diakses pada tanggal 14 Oktober
2010 pukul 10.19.
Riawan, S. 1996. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta. Hal. 334
Underwood, A.L. dan R.A. Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta. Hal. 76, 217-219
Wilkinson, G. dan F.A. Cotton. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Universitas Indonesia. Jakarta. Hal. 149
Yulianto, A. 1995. Pengendalian Proses. PT. Semen Baturaja (Persero). Baturaja. Hal. 12
LAMPIRAN
Lampiran 1
PT. Semen Baturaja (Persero) didirikan oleh PT. Semen Padang (Persero) bersama sama
dengan PT. Semen Gresik (Persero) pada tanggal 14 November 1974. Untuk mengatasi masalah
masalah yang di hadapi dalam menyelesaikan proyek PT. Semen Baturaja, maka dengan
penyertaan modal di PT. Semen Baturaja (Persero). Dengan demikian, komposisi modalnya
adalah Pemerintah RI 90%, PT. Semen Gresik 6%, dan PT. Semen Padang 4%.
Pembangunan pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) ini, dibiayai oleh sumber-sumber pinjaman
modal.
PT. Semen Baturaja beroperasi secara komersil pada tanggal 1 Juni 1981 dengan kapasitas
produksi 450.000 ton klinker per tahun. Selanjutnya, pada tanggal 6 September 1991 pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 1991 tentang penambahan penyertaan modal
pemerintah ke PT. Semen Baturaja. Berdasarkan hal tersebut, modal saham PT. Semen
Untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan melakukan proyek optimalisasi I pada tahun
1994 sampai dengan tahun 2000 dengan meningkatkan produksi terak menjadi 550.000
ton/tahun, dan tahun 2001 dilakukan pengembangan proyek optimalisasi II untuk meningkatkan
produksi terak menjadi 1.200.000 ton/tahun. PT. Semen Baturaja (Persero) merupakan konsep
terpadu dari unit-unit yang terdiri dari 3 pabrik, dan 1 kantor perwakilan, yaitu:
Pabrik Baturaja terletak di Sukajadi, Ogan Komering Ulu (OKU) yang merupakan pusat
penggilingan dan pembakaran bahan baku berupa batu kapur, tanah liat, pasir silica, dan pasir
besi, serta mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau biasa disebut sebagai terak
Pabrik Palembang dan kantor pusat terletak di jalan Abikusno Cokrosuyoso Kertapati,
Palembang (Sumatera Selatan) merupakan pusat kegiatan administrasi dan Manajemen. Selain
itu, merupakan tempat penggilingan atau pengantongan semen yang mana terak atau klinker
digiling kembali dengan campuran gypsum yang merupakan bahan tambahan dalam pembuatan
semen.
Pabrik Panjang, terletak di jalan Yos Sudarso km 7 Panjang Bandar Lampung dengan luas yang
mencapai + 5 hektar. Di pabrik ini, sama dengan proses produksi yang dilakukan di pabrik
Palembang dan Baturaja, yaitu sebagai penggilingan dan pengantongan semen, hanya saja di
pabrik panjang ini, tidak memproduksi terak. Terak dikirim langsung dari pabrik Baturaja ke
4. Kantor Perwakilan Jakarta beralamat di jalan HR. Rasuna Said Gedung Graha Irama lantai XI
Jakarta Selatan.
Adapun visi dari PT. Semen Baturaja (Persero) adalah menjadi produsen atau pemasok semen
yang efisien terutama di daerah Sumatera bagian Selatan, mempunyai daya saing yang
Bahan baku dan bahan penolong utama pembuatan semen di PT. Semen Baturaja (Persero) yaitu:
E. Pemasaran Semen
Daerah pemasaran dari ketiga pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) meliputi:
1. Produksi semen dari pabrik Baturaja, dijual ke daerah Baturaja, Tanjung Enim, Lahat,
Lampung Utara, Lampung Barat, Bengkulu, dan Ogan Komering Ulu (OKU).
2. Produksi semen dari pabrik Palembang, dijual ke daerah Palembang, Lubuk Linggau,
Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Ogan Ilir,dan Ogan Komering Ilir (OKI).
3. Produksi semen dari pabrik Panjang, dijual ke daerah Bandar Lampung, Lampung Utara,
F. SistemPenjualan
Untukpenjualanproduksi semen ini, PT. Semen Baturaja tidak menjual langsung ke masyarakat
baik melalui pengecer maupun langsung ke konsumen, namun dilakukan melalui distributor-
distributor dengan target penjualan yang telah ditetapkan. Tingkat persaingan yang semakin
ketat membuat perseroan memerlukan usaha yang lebih keras untuk menjaga persaingan pasar
dan harga jual. Namun, dengan didukung oleh kondisi geografis wilayah pemasaran yang
menguntungkan, PT. Semen Baturaja mampu menjaga kekuatan dalam penetapan harga jual
semen yang selama 5 tahun terakhir ini meningkat rata-rata 5.5 % per tahun.
Lampiran 2
KOMPOSISI LIMIT SEMEN PORTLAND
Komposisi spesifik semen Portland tergantung pada jenis dan komposisi bahan baku yang
CaO 60-70
SiO2 17-25
Al2O3 3-8
Fe2O3 0,5-6
MgO 0,1-5,5
Na2 + K2O 0,5-1,3
TiO2 0,1-0,4
P2O5 0,1-0,2
SO3 1,0-3,5
Lampiran 3
PERHITUNGAN
Contoh Perhitungan Analisis Kadar CaO
Rumus :
Sebanyak 0,5 g Zn dimasukkan kedalam gelas kimia 250 mL, lalu ditambahkan 10 mL air,
ditambah 20 mL HCl (1+1) tutup dan biarkan Zn larut, bila perlu panaskan pada penangas
sampai larut. Setelah dingin, larutan dipindahkan pada labu takar 500 mL dan diencerkan dengan
air sampai tanda batas. Lalu dihitung factor standar Zn sebagai berikut :
= 1,0033
Dimana :
SelanjutnyamenghitungfaktorCaO :
FCaO =
FCaO =
= 4,5057
Dimana :
= 14,10 . 4,5057
= 63,53 %
ContohPerhitunganAnalisisKadar MgO
Rumus :
Dimana :
MenghitungfaktorMgO :
FMgO =
FMgO =
= 3,2387
= 1,30 %
Analisis Kadar F.CaO (free lime) pada Semen, tanggal 20 Juli 2009
Rumus :
= 2,80 . 0,5947
= 1,66 %
ContohPerhitunganAnalisisKadar SO3
%SO3= x 34,3
Rumus :
= x 34,3
= 1,44 %
Lampiran 4
Selama kegiatan PKL, dalam menganalisa kadar CaO dan MgO, digunakan filtrat dari analisis
kadar R2O3 sebagai sampel. Filtrat tersebut berasal dari filtrat hasil analisis SiO2.Berikut ini
- dipanaskan di atas penangas pasir (hot plate) hingga terbentuk uao putih
Analisis KadarR2O3
- disiapkan filtrat dari hasil analisis kadar SiO2
- dititrasi dengan NH4OH hingga larutan berubah warna menjadi kuning tua dan terbentuk
endapan
- filtrat ditampung ke dalam labu ukur hingga 500 mL, dibiarkan hingga dingin
Analisis SiO2
Gambar 4. Cara Memperoleh Filtrat untuk Analisis Kadar CaO dan MgO
Lampiran 5
DIAGRAM PROSES PRODUKSI SEMEN
Gambar 5. Diagram Proses Produksi Semen
3 komentar:
1.
Semoga bermanfaat. . :)
Balas
2.
hi dika, tulisannya sangat bermanfaat sekali. klo boleh minta perhitungan rumus nya dan
contohnya ya? terimakasih.
Balas
3.
Ahmad Fauzi10 Januari 2016 05.22
Bermanfaat sekali
Balas
Pengikut
Mengenai Saya
Surya Mahardika
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2013 (3)
2011 (6)
o Desember (2)
o November (4)
100 Arti Mimpi
Juventus, Bianconeri ; La Vecchia Signora
ANALISIS KADAR CaO, MgO, Free Lime, dan SO3 SERTA ...
Good Points to Think About
Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh sololos. Diberdayakan oleh Blogger.