PEMBAHASAN
17
18
1
Profil Desa Pangkah Kulon 2012
2
Rizal, wawancara (Pangkah Kulon, 15 September 2015)
19
keluarganya kaum Ibu tidak jarang harus menunggu suami pulang dari melaut dan
mejual hasil laut terlebih dahulu.
Untuk membantu perekonomian keluarga maka banyak Ibu-Ibu yang
membuka usaha, baik mengolah hasil laut maupun usaha dibidang lain. Beberapa
usaha yang dijalankan Ibu di Desa ini antara lain : pracangan, jual pulsa, membuat
dan menjual krupuk ikan, membuat dan menjual kue gapit dan opak, membuat
petis, membuat terasi, jual nasi (warung)/ gorengan, penjahit, isi ulang air galon,
dagang ikan segar, jual bensin dan rokok, tukang kredit barang/ mendreng. 3
Di samping programprogram dari pemerintah yang diperuntukkan untuk
menanggulangi kemiskinan. Saat ini ada satu perusahaan yang peduli dengan
kondisi masyarakat Desa Pangkah Kulon yaitu HESS, sebuah perusahaan yang
bergerak dalam eksploirasi minyak. Perusahaan ini banyak membantu masyarakat
dalam meningkatkan kapasitas SDM dan perekonomian lewat pemberian dana
hibah yang diperuntukkan buat simpan pinjam pelatihan-pelatihan manajemen
kantor untuk karang taruna, pelatihan guru, dan pelatihan perempuan seperti tata
boga, pengembangan membuat ketrampilan, dan sebagainya.4
Tabel 2.1
Mata Pencaharian Masyarakat Pangkah Kulon
(Sumber : Profil Desa Pangkah Kulon 2012)
Jumlah
No. Mata Pencaharian Pokok
Lk Pr
1. Petani 301 25
2. Buruh tani 222 32
3. Buruh migran 86 39
4. PNS 23 18
5. Pengrajin industri rumah tangga 1 9
6. Pedagang keliling 18 29
7. Peternak 5 -
8. Nelayan 685 -
9. Montir 19 -
10. Dokter swasta 1 1
11. Bidan swasta - 3
12. Perawat swasta - 5
3
Wawancara dan Observasi, 15 Spetember 2015
4
Arif, 07 Agustus 2013
20
Penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Pangkah Kulon
terdapat sekitar 4.3006 atau hampir 51,8%. Hal ini merupakan modal berharga
bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM. Namun dalam kenyataannya pada
aspek usia tenaga kerja, mulai dewasa, remaja dan anak-anak hampir semuanya
terlibat dalam kerja produktif.
Tabel 2.2.
Usia Tenaga Kerja
(Sumber : Profil Desa Pangkah Kulon 2012)
Tabel 2.3.
Tingkat Partisipasi Politik
(Sumber : Profil Desa Pangkah Kulon 2012)
5
Arif, wawancara (Pangkah Kulon, 07 Agustus 2013)
22
menurut data dari Desa ternyata angka putus sekolah pada anak usia sekolah
(wajib belajar) masih cukup tinggi. 6
Tabel 2.4.
Tingkat Pendidikan Masyarakat Pangkah Kulon
(Sumber : Profil Desa Pangkah Kulon 2012)
Di sisi lain, sarana dan prasarana pendidikan di desa Pangkah Kulon juga
kurang representatif. Baik sarana prasarana pendidikan maupun sarana dan
prasarana pendidikan islam bagi masyarakat.
6
Profil Desa Pangkah Kulon Tahun 2012
23
Tabel 2.5.
Sarana dan Prasarana Pendidikan Umum
(Sumber : Profil Desa Pangkah Kulon 2012)
Tabel 2.6.
Sarana dan Prasarana Pendidikan Islam
(Sumber : Profil Desa Pangkah Kulon 2012)
mengajak dengan sedikit memaksa- mbolos sekolah ketika MTs dulu. Oleh
karena itu dia meminta sekolah di SMK Assaadah yang berada di desa Bungah
agar mendapat teman baru yang lebih baik sehingga dia bisa serius untuk belajar.
Selain itu dia memilih sekolah di SMK adalah karena dia punya keinginan dapat
mengendarai mobil sehingga suatu saat dia berharap dapat menjadi sopir. Tetapi
orang tuanya tidak mengehendaki Agus untuk sekolah di SMK Assaadah Bungah
yang disebabkan selain ketiadaan kendaraan transportasi sepeda motor- juga
disebabkan ketiadaan biaya untuk membiayai sekolah Agus yang cenderung lebih
mahal dari pada sekolah di Al Muniroh Ujung Pangkah.
Oleh karenanya Agus lebih memilih tidak sekolah dari pada sekolah di
SMA Al Muniroh yang menyebabkan dia tidak dapat serius belajar karena
pergaulan teman-temannya yang cenderung negatif seperti membolos sekolah,
nongkrong di warung kopi hingga larut malam dan sebagainya. Menurut Agus
menghindari pergaulan dengan teman-teman satu desa merupakan hal yang sangat
sulit, sebab teman-temannya selalu menuntut agar selalu mengikuti semuan ajakan
kelompok teman-temannya tanpa terkecuali. Sebab jika tidak dituruti, maka Agus
akan dimusuhi dan mendapatkan perilaku kekerasan dari kelompok teman-
temannya.
Untuk itu agus lebih memilih untuk tidak sekolah dari pada
menghabiskan biaya sekolah dari orang tuanya, sedangkan agus sendiri tidak
serius dalam sekolahnya. selain itu agus ingin aman dari ancaman dan perilaku
kekerasan dari kelompok teman-temannya.
Selain itu, dalam pandangan masyarakat desa Pangkah Kulon, seorang
anak putus sekolah merupakan hal yang biasa atau lumrah, sehingga tingkat
kepedulian masyarakat terhadap pendidikan begitu rendah, sebab masyarakat
memandangan sekolah tidaklah begitu penting, begitu pula dengan stakeholder
desa Pangkah Kulon. Sebab pendidikan di percaya belum dapat merubah tingkat
kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik.
Sejak kecil Agus agus berteman dengan teman-teman komunitasnya
hingga saat ini. Teman-temannya antara lain Aziz, Badrut, Rizal, Jacky, Ulum,
Rozak dan beberapa teman-teman lainnya. Aktivitas yang dilakukan Agus dalam
25
7
Agus, wawancara (Pangkah Kulon, 15 September 2015)
26
8
Orang itu dapat memaksa orang lain untuk membantunya. Lihat George Ritzer, Modern
Sociological Theory: Seventh Edition McGraw-Hill, terj. Triwibowo B.S, (Ed. VII; Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2014), hlm. 345; Margareth M. Poloma, Cotemporary Sociological
Theory, terj. Yasogama, (Cet. IX; Rajawali Press; Jakarta, 2013), hlm. 85.
9
Orang itu akan mencari sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya. Lihat George Ritzer,
Modern, hlm. 345;. Margareth M. Poloma, Cotemporary, hlm. 85.
10
Orang itu mungkin akan menundukkan diri terhadap orang lain dan dengan demikian
memberikan orang lain itu penghargaan yang sama dalam antar hubungan mereka, dan kemudian
dapat menarik penghargaan yang diberikan itu ketika menginginkan orang yang ditundukkan itu
melakukan sesuatu. Lihat Lihat George Ritzer, Modern, hlm. 345;. Margareth M. Poloma,
Cotemporary, hlm. 85.
27
12
Dalam realitasnya, agus mengalami kerugian sebagaimana yang dikhawatirkan, sebab
pertemanannya dalam komunitas sangat tergantung dari pemimpin komunitas. Hal ini terjadi
ketika Agus mencoba untuk tidak menuruti ajakan komunitasnya untuk membolos dan ngopi
hingga larut malam. Sehingga pada suatu saat Agus dipukuli oleh anggota komunitasnya. Agus,
wawancara (Pangkah Kulon, 15 September 2015)
29
13
George Ritzer, Modern, hlm. 343-346.
30
bantuan sosial yang dibangun dan dipertukarkan dalam komunitas telah berhasil
menciptakan stratifikasi sosial di dalam komunitas. Ketiga, nilai-nilai yang
disepakati dan disahkan itu merupakan medium dalam pelaksanaan wewenang
dan komunitas dalam melakukan usaha-usaha sosial dalam skala besar untuk
mencapai tujuan bersama. Keempat, gagasan oposisi yang terbangun merupakan
media reorganisasi dan perubahan, meskipun yang terjadi dalam komunitas yang
diikuti oleh Agus dalam penyelesaian oposisi dan mewujudkan reorganisasi dan
perubahan tidak sesuai dengan apa yang digambarkan oleh Blau, tetapi telah
berhasil dalam memberikan legitimasi dalam kepemimpinan Aziz.
Konsep nilai yang disepakati dalam komunitas merupakan kesamaan
perasaan ditingkat kolektif yang mempersatukan Agus atas hubungannya dengan
anggota komunitas. Nilai ini kemudian dapat dijadikan dasar dalam membedakan
orang menjadi dua golongan, yakni golongan yang termasuk anggota komunitas
dan golongan yang bukan termasuk anggota komunitas. Dari nilai inilah
kemudian dapat menjadi landasan dalam meningkatkan persatuan komunitas.