Saya jadi teringat pada seorang teman waktu di Yogyakarta dulu. Dia
tidak menonjol, apalagi berpengaruh. Sungguh. Sangat biasa-bisa saja. Dia
hanya bisa mendengarkan saja pada saat orang-orang lain ramai berdiskusi.
Dia hanya bisa melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Itu pun
kadang-kadang salah. Kemampuan dia memang sangat terbatas.Tetapi dia
sangat senang membantu orang lain; entah menemani pergi, membelikan
sesuatu, atau mengeposkan surat. Pokoknya apa saja asal membantu orang
lain, ia akan kerjakan dengan senang hati. Itulah sebabnya kalau dia tidak
ada, kami semua, teman-temannya, suka kelabakan juga. Pernah suatu kali
acara yang sudah kami persiapkan gagal, karena dia tiba-tiba harus pulang
kampung untuk suatu urusan. Di dunia ini memang tidak ada sesuatu yang
begitu kecilnya, sehingga sama sekali tidak berarti. Benda yang sesehari
dibuang-buang pun, seperti karet gelang, pada saatnya bisa menjadi begitu
penting dan merepotkan.
Mau bukti lain? Tanyakanlah pada setiap pendaki gunung, apa yang
paling merepotkan mereka saat mendaki tebing curam? Bukan teriknya
matahari. Bukan beratnya perbekalan. Tetapi kerikil-kerikil kecil yang masuk
ke sepatu. Karena itu, jangan pernah meremehkan apa pun.Lebih-lebih
meremehkan diri sendiri. Bangga dengan diri sendiri itu tidak salah. Yang salah
kalau kita menjadi sombong, lalu meremehkan orang lain.