Anda di halaman 1dari 38

2-1

2-2
Problems and Warning Signs

1990 2000

Selama era ledakan ekonomi di USA (1990 awal


FENOMENA 2000an), banyak KAP yang secara sangat agresif
memasarkan jasa di bidang jasa non-audit
berkeuntungan tinggi kepada klien audit mereka
(jasa audit + jasa konsultansi lainnya).

Dampak menimbulkan 2 masalah penting:


Kecurangan (fraud) dalam bentuk earning
management oleh auditee (companies)
Independensi auditor yang diragukan oleh Securities
and Exchanges Commission (SEC)

2-3
Government Regulation
Pada 30 Juli 2002, Congress menyetujui the
Sarbanes-Oxley Public Company Good
Accounting Reform and Investor Protection Corporate
Act (UU Reformasi Akuntansi Perusahaan Governance
Publik dan Perlindungan Investor )

The Sarbanes-Oxley (SOX) Act


mengakhiri era self-regulation oleh profesi,
serta memindahkan wewenang penetapan
DAMPAK
dan pemberlakuan standar audit ke Public
Company Accounting Oversight Board
(PCAOB) Dewan Pengawas Akuntansi
Perusahaan Publik
2-4
Hukum federal USA yang ditetapkan pada 30 Juli 2002
SOX Act berasal dari nama sponsornya, yaitu senator Paul
Sarbanes (D) dan Michael G. Oxley (R) dan disahkan oleh
Presiden USA George W. Bush.
Berkaitan dengan skandal akuntansi pada perusahaan besar
(Enron, Tyco International, Adelphia, WorldCom, dll)
FenomenaPasar saham USA terguncang hebat karena
harga saham anjlok yang diakibatkan oleh terjadinya
kerugian sangat besar perusahaan2 publik, disebabkan
kecurangan akuntansi yg dilakukan manajemen.
SOX Act menetapkan bahwa PCAOB bertugas untuk
mengawasi, mengatur, memeriksa, dan mendisiplinkan KAP
dalam mengaudit perusahaan publik, termasuk masalah
independensi auditor, manajemen perusahaan, penilaian
pengawasan intern, dan pengungkapan dalam LK.
2-5
Perusahaan Terkemuka
yang Terlibat Skandal

2-6
Major Provisions/Requirements

Beberapa ketentuan penting SOX-Act yang


berkaitan dengan jasa auditing.
Sertifikasi CEO/CFO (surat pernyataan Direksi)
atas laporan keuangan
Auditor harus mengaudit sistem internal control
perusahaan
Membentuk PCAOB untuk menjadi watchdog
bagi akuntan publik yang menjalankan fungsi
auditing.
Melarang pemberian jasa tertentu kepada klien
yang sedang diaudit oleh akuntan publik ybs.

2-7
Prohibited Services to Audit Clients
Jasa2 tambahan yang dilarang oleh SOX & PCAOB
diberikan oleh auditor kepada klien auditnya:
1. bookkeeping and related services
2. design or implementation of financial information
systems
3. appraisal or valuation services
4. actuarial services
5. internal audit outsourcing
6. management or human resources services
7. investment or broker/dealer services
8. legal and expert services that is not
related to the audit

2-8
KONTEKS AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Konteks utama yang menjadi concern auditor dalam
mengaudit LK adalah dampak dari proses bisnis yang
dijalankan klien. Contoh:
Computer hardware manufacturer:
Apakah klien memiliki slow-moving goods and becoming
obsolete akibat inovasi industri?
Risiko audit inventory mungkin dinilai secara tidak patut

Pedagang Barang2 Perhiasan:


Auditor tidak terlalu resah terhadap barang2 yang usang
(obsolescence), tetapi lebih concern terhadap isu
kelayakan peniliannya (valuation).
Dampak Auditor mungkin membutuhkan jasa ahli lain.

2-9
2-10
ASERSI MANAJEMEN TENTANG LK
LK yang disajikan manajemen mengandung 3 jenis asersi
(pernyataan). Contoh asersi utk Persediaan:

2-11
RINGKASAN ASERSI MANAJEMEN BERDASARKAN KATAGORI

1.

2.

2-12
RINGKASAN ASERSI MANAJEMEN BERDASARKAN KATAGORI

3.

2-13
STANDAR AUDITING
Fungsi SA sebagai panduan (guidelines) audit dan ukuran
kualitas kinerja auditor.
Di USA, sebelum adanya SOX-Acts 2002 pihak yang berwenang
menetapkan standar auditing adalah Auditing Standards
Board-AICPA. Sejak ditetapkan SOX, kewenangan dibagi dua:

PCAOB Public Companies

ASB - AICPA Nonpublic Companies


Di Indonesia ada 3 periode:
1973 1994 : Komite Norma Pemeriksaan Akuntan
1994 2008 : Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (IAI-KAP)
2008 Sekarang : Dewan Standar Profesi Akuntan Publik (IAPI)

Public Company Accounting Oversight 2-14


Board
Standar Auditing adalah bagian dari Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP)
KOMPONEN SPAP :
Versi USA per 31 Maret 2011 VERSI ISA
Kode Etik Profesi AP Kerangka utk Perikatan Asurans
Standar Auditing (SA) Standar Audit (SA)
Standar Atestasi (SAT) Standar Pengendalian Mutu(SPM)
Standar Perikatan Review (SPR)
Standar Jasa Akuntansi
(sebelum ditetapkan yang baru,
dan Review (SAR) maka Kode Etik, Standar Jasa
Standar Jasa Konsultansi (SJK) Atestasi, Standar Jasa Akuntansi,
Standar Pengendalian Mutu(SPM) dan Standar Jasa Konsultasi versi
SAS-USA masih berlaku)
(Berlaku s/d 2013/2014) (Berlaku mulai 2014/2015)
2-15
Standar Auditing
(Versi SAS-USA)

Standar Umum
Standar Pekerjaan
Lapangan
Standar Pelaporan

SAS = Statement on Auditing Standards


GAAS = Generally Accepted Auditing Standards
Berlaku di Indonesia s/d 2014
2-16
Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama

2-17
Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan
jika digunakan asisten harus disupervisi dengan
semestinya
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern
harus diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat saat dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten harus cukup diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
yang di audit.
2-18
Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di indonesia
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan keuangan.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat taggung jawab
yang dipikul oleh auditor
2-19
Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) di USA

2-20
Standar Auditing
(Versi ISA)

Prinsip Umum dan Tanggungjawab


PenilaianRisiko
S dan Respons terhadap
Risiko yang Dinilai
Bukti Audit
Penggunaan Hasil Pekerjaan Pihak Lain
Kesimpulan Audit dan Pelaporan
Area Khusus

ISA = International Standards on Auditing


Berlaku di Indonesia sejak 2015 2-21
2-22
STANDAR AUDIT
PRINSIP UMUM DAN TANGGUNGJAWAB
1. SA 200 : Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan Stadar Audit
2. SA 210 : Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit
3. SA 220 : Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
4. SA 230 : Dokumentasi Audit
5. SA 240 : Tanggungjawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam
Suatu Audit atas Laporan Keuangan
6. SA 250 : Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit
atas Laporan Keuangan
7. SA 260 : Komunikasi dgn Pihak Yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola
8. SA 265 : Pengomunikasian Defisiensi dlm Pengendalian Internal kepada
Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola dan Manajemen
2-23
STANDAR AUDIT
PENILAIAN RISIKO DAN RESPON TERHADAP RISIKO YG DINILAI
9. SA 300 : Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan
10. SA 315 : Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian
Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
11. SA 320 : Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit
12. SA 330 : Respons Auditor terhadap Risiko yang telah Dinilai
13. SA 402 : Pertimbangan Audit Terkait Dengan Entitas yang Menggunakan
Suatu Organisasi jasa
14. SA 450 : Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi
selama Audit
2-24
STANDAR AUDIT
BUKTI AUDIT
15. SA 500 : Bukti Audit
16. SA 501 : Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan
17. SA 505 : Konfirmasi Eksternal
18. SA 510 : Perikatan Audit Tahun Pertama - Saldo Awal
19. SA 520 : Prosedur Analitis
20. SA 530 : Samping Audit
21. SA 540 : Audit atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi
Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan
22. SA 550 : Pihak Berelasi
23. SA 560 : Peristiwa Kemudian
24. SA 570 : Kelangusungan Usaha
25. SA 580 : Representasi Tertulis
2-25
STANDAR AUDIT
PENGGUNAAN HASIL PEKERJAAN PIHAK LAIN
26. SA 600 : Pertimbangan Khusus -Audit atas Laporan Keuangan Grup
(Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen)
27. SA 610 : Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal
28. SA 620 : Penggunaan Pekerjaan Pakar Audtor
KESIMPULAN AUDIT DAN PELAPORAN
29. SA 700 : Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan
30. SA 705 : Modifikasi Terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen
31. SA 706 : Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam
Laporan Auditor Independen
32. SA 710 : Informasi Komparatif - Angka Koresponding dan Laporan
Keuangan Komparatif
33. SA 720 : Tanggungjawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen
yang Berisi Laporan Keuangan Auditan
AREA KHUSUS
34. SA 800 : Pertimbangan Khusus -Audit atas Laporan Keuangan yang
Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus
35. SA 805 : Pertimbangan Khusus -Audit atas Laporan Keuangan Tunggal
dan Suatu Unsur, Akun, atau Pos Tertentu dalam Lap. Keuangan
36. SA 810 : Perikatan untuk Melaporkan Ikhtisar Laporan Keuangan 2-26
Kode Etik Professional
Disamping SA, pemberian jasa akuntan publik juga
harus memperhatikan Kode Etik Profesi.
Etik mengacu kepada suatu sistem atau kode perilaku
berdasarkan tugas dan tanggungjawab moral yang
mencerminkan bagaimanakah seseorang harus bertindak/
berperilaku dalam lingkungannya.
Professionalisme mengacu kepada perilaku,
tujuan, atau kualitas yang menandai atau
memberi karakteristik suatu profesi atau
seseorang profesional.
Semua profesi berjalan berdasarkan kode
etik/kode perilaku tertentu.

2-27
REQUIREMENTS TO BE A PROFESSIONAL
1. Specialized Knowledge accounting, auditing, and taxation
2. Formal Educational Process 150 semester hours of
education
3. Standards Governing Admission study of accounting,
pass the CPA exam & complete an experience requirement,
usually one year of experience (di Indonesia min. 1000 jam)
4. Code of Ethics
5. Recognized status indicated by a license or special
designations/pointed
6. Public Interests in the work that practitioners perform
7. Having of a social obligation via peer review; be a member of
not-for-profit organization who work for community.
2-28
2-29
SEJARAH:
Semula Akuntan Publik tunduk kepada Kode Etik IAI
yang ditetapkan sbb.:
Kongres 1973 > Penetapan kode etik bagi profesi akuntan di
Indonesia
Kongres 1981 &1986 > penyempurnaan kode etik
Kongres 1990,1994, kemudian 1998 > mengalami pengubahan
kode etik menuju kesempurnaan

Sejak 2008 memiliki Kode Etik Profesi Akuntan Publik yg


ditetapkan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik -
IAPI (mulai berlaku efektif 1-1-2010)
2-30
Pembagian Kode Etik Profesi

BAGIAN A BAGIAN B

Prinsip Dasar Aturan Etika


Etika Profesi Profesi

Selengkapnya dapat di baca dibuku Kode Etik


Profesi AP atau di buku SPAP

2-31
A. Prinsip Dasar Etika
Seksi 110 : Prinsip Integritas

Seksi 120 : Prinsip Objektivitas

Seksi 130 : Prinsip Kompetensi serta Sikap Cermat


dan Kehati-hatian Professional

Seksi 140 : Prinsip Kerahasian

Seksi 150 : Prinsip Perilaku Profesional


2-32
B. ATURAN ETIKA PROFESI

Seksi 200 : Ancaman dan Pencegahan


Seksi 210 : Penunjukkan Praktisi (KAP atau Jaringan KAP)
Seksi 220 : Benturan Kepentingan
Seksi 230 : Pendapat Kedua
Seksi 240 : Imbalan Jasa Profesional dan bentuk Remunerasi Lainnya
Seksi 250 : Pemasaran Jasa Profesional
Seksi 260 : Penerimaan Hadiah atau bentuk keramah-tamahan Lainnya
Seksi 270 : Penyimpanan Aset Milik Klien
Seksi 280 : Objectivitas Semua Jasa Profesional
Seksi 290 : Independensi dalam Perikatan Assurance
(Lebih lanjut dibaca di buku Kode Etik Profesi Akuntan Publik) 2-33
Tanggungjawab Auditor Terhadap
Errors, Fraud, and Illegal Acts
Auditor memiliki tanggungjawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan memadai
(reasonable assurance) bahwa LK adalah bebas dari salah
saji material, baik yg disebabkan oleh error or fraud.

Sesuai dengan sifat bukti audit dan karakteritik fraud,


auditor hanya dapat memperoleh kayakinan memadai,
bukan keyakinan absolut, bahwa salah-saji material
dapat ditemukan.
Jadi auditor tidak memiliki tanggungjawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit untuk membuktikan/
mendeteksi adanya errors or fraud yang tidak material.

2-34
FRAUD dapat terjadi karena:
1. Kecurangan dalam pelaporan keuangan, misal:
Memanipulasi catatan akuntansi ATAU dokumen pendkukung
Dengan sengaja menghilangkan informasi LK (misrepresentation),
seperti tidak mencatat transaksi/peristiwa, atau tidak menyajikan
informasi penting
Dengan sengaja menerapkan prinsip akuntansi secara tidak benar (misapplication)
berkenaan dengan jumlah, klassifikasi, dan pengungkapan.
2. Penyalahgunaan (misuse) aset:
Penggelapan (embezzling) tidak mencatat hasil penagihan piutang
Pencuarian (stealing)
Melakukan pembayaran fiktif

Auditors Responsibility to Detect Fraud:


Auditor harus melakukan penilaian risk of fraud
Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan baik
sehingga diperoleh keyakinan memadai bahwa LK bebas dari salah saji
material yang disebabkan oleh error or fraud.
2-35
Tanggungjawab Melaporkan Fraud:
If there are ask management to revised FS issue a standard report
If not be revised modify standard report for a departure from GAAP and
disclose the reasons in the audit report
Auditor juga bertanggungjawab mengkomunikasikannya kepada
manajemen atau pihak lainnya, dengan ketentuan:
minor fraud ke atasan setingkat lebih tinggi

fraud by senior mgmt ke Komite Audit atau Dewan

Komisaris
Mengungkapkan fraud ke pihak luar tidak dibenakan oleh

kode etik dan hukum, kecuali:


kepentingan peradilan

ke auditor pengganti (successor auditor)

ke pihak penyandang dana sesuai dgn perjanjian audit

ke BAPEPAM-LK (SEC) bila Komitee Audit atau Dewan

Komisaris tidak mengambil tindakan yang diperlukan


setelah dilaporkan adanya fraud oleh auditor. 2-36
Tanggungjawab untuk
Mengungkapkan Tindakan Illegal
Tergantung pada pengaruhnya
terhadap LK
Direct-effect illegal acts Mis. Pelanggaran UU Pajak
(Tanggungjawab auditor serupa dengan terhadap errors and fraud)

Indirect-effect illegal acts Melanggar UU Lingkungan


(LK hanya dapat dipengaruhi jika terjadi sanksi atau denda.
Jadi auditor tidak memiliki tanggungjawab terhadap akibat
yang mungkin timbul dari tindakan tersebut)

Bersambung....
2-37
2-38

Anda mungkin juga menyukai