1. Pengertian
pada kulit, atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil
menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia (Brunner &
fungsi organ tubuh karena kontak dengan bahan kimia (Bakta, 1999).
Keracunan adalah bila suatu zat yang masuk ke dalam tubuh manusia
akut yang diakibatkan oleh obat atau suatu zat kimia lain yang
tubuh karena kontak dengan bahan kimia. Berdasarkan gejala klinis yang
timbul keracunan dibedakan atas keracunan akut, keracunan sub klinis dan
2. Klasifikasi
1) Self poisoning. Pada keadaan ini pasien makan obat dengan dosis
diri, tetapi bisa berakhir dengan kematian atau pasien sembuh kembali
dapat menyerupai setiap sindrom penyakit, karena itu harus selalu diingat
misalnya racun susunan saraf pusat (SSP), racun jantung, racun hati,
3. Etiologi
Tidak ada batasan yang tegas tentang keracunan berbagai macam obat dan
a. Keracunan makanan
beberapa Pseudonomas.
b. Keracunan pestisida
Pestisida yang ideal ialah yang tidak toksik dan mudah dicuci. Harapan
ini dinyatakan aman bagi manusia, dapat menimbulkan reaksi alergi pada
orang-orang tertentu.
10
c. Keracunan narkotika
d. Keracunan psikotropika
e. Keracunan Kosmetika
Sediaan kosmetika sendiri bukanlah racun. Akan tetapi, karena dibuat dari
penggunaannya.
f. Keracunan obat
Makanan, pakaian, obat, dan udara yang terhirup adalah bahan kimia.
Bahan kima adalah bahan atau senyawa kimia yang bersifat racun atau
11
industri.
h. Keracunan bisa
Bisa adalah racun yang disekresi oleh beberapa binatang reptilian dan
binatang laut.
4. Manifestasi
kulit.
b. Sistem pernafasan
Efek dan gejala keracunan pada sistem pernafasan, antara lain hipoksia
c. Sistem kardiovaskuler
Efek dan gejala pada sistem kardiovaskuler, antara lain syok, gagal
d. Sistem urogenital
Efek dan gejala keracunan pada sistem urogenital, antara lain dapat
Efek dan gejala keracunan pada sistem darah dan hemopoitika, antara lain
Efek dan gejala keracunan pada sistem saraf pusat, antara lain dapat
maniak.
g. Kulit
Efek dan gejala keracunan karena kontaminasi bahan kimia pada kulit,
5. Penatalaksanaan
vital, karena itu tindakan darurat meliputi penanganan gagal napas dan syok
dibaringkan dalam posisi miring bergantian pada sisi kanan atau kiri bila
b. Penanganan syok
kasus resisten.
c. Pencegahan Absorbsi
Bila keracunan terjadi melalui kulit harus dibersihkan dengan air dan
yang segar. Bila racun tertelan maka yang harus dilakukan yaitu
2) Beri oksigen
yaitu menangani racun penyebabnya dan mengatasi efek atau gejala klinik
akibat keracunan.
binatang berbisa.
a. Melalui mulut
1) Mengurangi Absorpsi
a) Merangsang muntah
SIRUP IPECA
Indikasi:
Terutama diberikan pada pasien keracunan bahan kimia yang toksik.
Kontra indikasi:
Anak usia kurang dari 6 bulan, pasien koma, pasien yang tidak
mempunyai refleks muntah, pasien keracunan asam atau basa kuat,
pasien sirosis dan trombositopenia, pasien yang selain keracunan
juga menelan benda tajam seperti pecahan kaca, dan pasien yang
sebelumnya sudah muntah-muntah.
Dosis:
Dewasa, 30 ml atau 2 sendok makan.
Anak-anak:
Usia 6-12 bulan, 10 ml atau 2 sendok teh.
Usia lebih dari 12 bulan, 15 ml atau 1 sendok makan.
Jika penderita belum muntah dalam 30 menit, pemberian sirup ipeca
dapat diulangi sekali lagi.
Catatan:
Kepada pasien diberi minum beberapa gelas air. Untuk mencegah
kemungkinan terjadinya aspirasi ke dalam paru, sebaiknya pasien
dalam posisi duduk atau letak kepalanya lebih tinggi.
Sumber : Sartono (2001)
b) Kumbah lambung
juga sampai 5-10 ml/kg berat badan. Selain air hangat dan
KARBON AKTIF
Indikasi:
Untuk mengabsorpsi racun dalam lambung.
Kontra indikasi:
Penderita keracunan asam atau basa kuat, dan penderita pendarahan
diathesis.
Dosis:
Dewasa dan anak-anak, 1 g/kg berat badan.
Catatan:
1. Jangan menggunakan antidote universal.
2. Karbon aktif dicampur dengan air, dengan perbandingan 1:4.
3. Jika menggunakan sirup ipeca, jangan diberi karbon aktif sebelum
sirup ipeca menunjukkan efeknya.
4. Jangan memberikan karbon aktif, jika diperkirakan akan menyerap
antidote yang digunakan seperti N-asetilsistein.
5. Karbon aktif dapat dicampur dengan obat laksan dari golongan
senyawa garam seperti Magnesium-sulfat atau Natrium-sulfat.
Dosis multiple dapat diberikan, jika racun diduga mempunyai siklus
enteropatik seperti obat depresan golongan trisiklik, digittlis dan lain-
lain.
Sumber : Sartono (2001)
c) Membersihkan usus
hidrokarbon.
2) Antidot
Antidot atau obat penawar racun adalah obat atau bahan yang
No Toksin Antidotum
1. Opiate Nalokson
2. Methanol, etilen glikol Etanol
3. Antikolinergik Fisostigmin
4. Organofosfat (insektisida karbamat) Atropin
5. Cianida Amil nitrit, natrium
nitrit, natrium tiosulfat
Sumber: Hudak dan Gallo (1997)
3) Meningkatkan eliminasi
hemoperfusi.
a) Diuresis basa
barbital.
b) Diuresis asam
eliminasi Fensiklidin.
20
teofilin.
b. Melalui hidung
tercemar racun.
c. Kontaminasi Kulit
d. Kontaminasi Mata
dibilas atau dialiri air selama 15 menit. Dapat juga digunakan gelas
sakit, mata yang terkontaminasi bahan kimia dibilas lagi dengan air
atau larutan garam normal yang steril dan kemudian ditetesi larutan
daerah atau diatas luka gigitan, sampai dapat diberikan antidot yang
Torniket tidak digunakan pada jari tangan atau kaki yang terkena
dengan yang kuat atau dengan tekanan yang dapat dibiarkan beberapa
jika terjadi radang karena kedinginan. Cara lain lagi dengan mengisap
bisa dari luka gigitan, setelah luka disayat sepanjang 1,5 cm dan
kedalaman 0,5 cm. jika gigitan terjadi lebih dari setengah jam,
(lokal) atau sistemik setelah racun diabsorpsi dan masuk ke dalam sistem