Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BLIGHTED OVUM
Pembimbing :
Disusun Oleh :
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Penyebab utama abortus spontan pada kehamilan trimester pertama adalah blighted ovum, terhitung
sebesar 50% dari semua kejadian abortus pada kehamilan trimester pertama. Diperkirakan kejadian blighted
ovum salah satunya diakibatkan oleh adanya infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes
Simpleks).
Pada kasus blighted ovum yang disebabkan oleh infeksi TORCH, khususnya toxoplasmosis sebagian
besar orang yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala klinis yang nyata. Infeksi T. gondii merupakan
penyebab utama kematian janin karena T. gondii dapat ditularkan ke janin melalui plasenta (transplasenta)
dari ibu yang terinfeksi atau saat melahirkan pervaginam. Mekanisme imunitas toxoplasmosis yang seperti
apa yang dapat mempengaruhi terjadinya blighted ovum sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Hal
ini kemungkinan dikarenakan oleh sulitnya memperoleh bahan biopsi yang cocok, penyelidikan gagal untuk
memberikan data informatif pada tahap infeksi dan pengaruh perlakuan yang diberikan. Faktor biaya juga
tidak dipungkiri menjadi kendala karena biasanya membutuhkan dana yang tidak sedikit baik dari segi
pegumpulan sampel maupun pada proses penelitiannya sendiri.
Blighted ovum merupakan suatu kelainan pada kehamilan yang baru terdeteksi setelah berkembangnya
ultrasonografi, yang pada mulanya diperkirakan sebagai abortus biasa. Diperkirakan di seluruh dunia blighted
ovum merupakan 60% dari penyebab kasus keguguran, di ASEAN mencapai 51%, di Indonesia ditemukan
37% dari setiap 100 kehamilan (WHO, 2012).
Frekuensi berlipat dua dari 12% pada wanita berusia kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada mereka
yang berusia lebih dari 40 tahun. Namun kembali lagi belum diketahui apakah keguguran yang tidak disadari,
juga dipengaruhi oleh usia dan paritas.
BAB II
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. M Nama suami : Tn. A
Usia : 28 tahun Usia : 33 tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Ngemplak, Mranggen,
Demak, Jawa Tengah
No. CM : 244432
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Hamil muda dengan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dari poli kandugan dengan keluhan keluar darah flek-flek dari
jalan lahir sejak 1 minggu yang lalu. Darah yang keluar berwarna merah segar tidak disertai gumpalan.
Pasien mengatakan baru 3 kali mengganti pembalut. Keluhan mulas-mulas pada perut bawah disangkal.
Keluhan keluar gumpalan daging disangkal. Keluhan demam disangkal, keluhan pusing dan lemas juga
disangkal.
Pasien saat ini hamil anak ketiga usia kehamilan 2 bulan. Pasien mengetahui kehamilan saat terlambat haid
satu bulan, kemudian memeriksakan urin dengan testpack hasilnya positif. Keluhan mual muntah saat ini
diakui oleh pasien. Selain itu pasien mengatakan perutnya terasa membesar, payudara membesar, menegang
dan puting menghitam.
Riwayat Haid :
Menarche usia 13 tahun
Lama : 7 hari
Siklus : .28 hari
Riwayat Pernikahan : 1x / 2007 / 21 tahun / 25 tahun
Riwayat Obsetri G3P2A0
I. 2006 / / 2800 gram / Lahir di Bidan / Spontan / Aterm / Sehat
II. 2013 / IUFD
III. Hamil ini
1. Status Generalis
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Compos mentis
- Keadaan gizi : Baik
- Tanda-tanda vital : Tekanan darah = 130/80 mmHg
Nadi = 80 kali/menit
Pernapasan = 20 kali/menit
Suhu = 36,4C
- Berat badan : 57 kg Tinggi badan : 154 cm
- Kepala : Normosefal, tidak teraba benjolan
- Mata : Konjungtiva anemis -/-
Sklera ikterik -/-
Pupil bulat, isokor, reflex cahaya +/+
- Telinga : Normotia, sekret -/-, serumen -/-
- Hidung : Bentuk normal, sekret -/-
- Mulut dan Tenggorok :
Bibir : tidak sianosis Uvula : di tengah
Faring : tidak hiperemis Lidah : tidak kotor
Tonsil : ukuran T1/T1, tenang, tidak hiperemis
- Leher : Trakea di tengah
Kelenjar tiroid tidak membesar
b. Jantung :
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis.
Palpasi : Ictus cordis teraba, ICS V linea midclavicula sinistra.
Perkusi :
Batas kiri : di ICS V, Linea midclavicula sinistra
Batas kanan : Sejajar ICS V, linea midsternal dekstra
Batas pinggang jantung : di ICS III linea parasternal sinistra
Auskultasi : Bunyi Jantung I/II regular, murmur (-/-) gallop (-/-).
- Anus dan genitalia : Tidak tampak adanya kelainan pada anus dan
genitalia
- Ekstremitas : Akral teraba hangat, tidak terdapat edema pada kedua tungkai
- Neurologis : Tidak tampak adanya defisit neurologis
Status Obstetri
TFU : 3 jari diatas simphisis
DJJ :-
HIS :-
Leopold :-
Status Ginekologi
Pemeriksaan Luar
Inspeksi : sikatrik (-), tanda radang (-), dinding perut datar, linea nigra (-) striae gravidarum (-)
perdarahan flek-flek (+)
Palpasi : nyeri tekan (-), TFU: 3 jari diatas simpisis pubis
Inspekulo : vulva uretra dan vagina tidak ada kelainan permukaan portio licin, erosi (-), massa (-)
ostium uteri externa tertutup, fluksus (+)
Pemeriksaan Dalam
- Fluksus : (+)
- Flour albus : (-)
- Vulva uretra vagina : tidak ada kelainan, dinding vagina licin
- Portio : lunak, ostium uteri externa tertutup, nyeri tekan (-) penipisan (-)
- Corpus uteri : seukuran telur angsa
- Cavum douglas : tidak menonjol
- Adneksa parametrium :
kanan : tidak teraba massa
kiri : tidak teraba massa
Golongan Darah O
Hemoglobin 51,10 12 16 g / Dl
Pemeriksaan USG
Tanggal 22 Desember 2014
DIAGNOSIS KERJA
G3P2A0U28H12+6
Blighted Ovum
TERAPI
Bed rest
Pengawasan Kondisi Umum , Tanda Vital, Perdarahan Per Vaginam
IV Ringer Laktat 20 tpm
Misoprostol 2 x 0,2 mg
Amoxicilin 3 x 500 mg
Pro Curretage
Follow up
Pukul Follow up
22/12/2014 S : Pasien datang dari poli dengan keluhan keluar darah flek-flek dari jalan
11.00 WIB lahir sejak satu minggu yang lalu. Darah yang keluar berwarna merah
segar tidak disertai gumpalan. Pasien mengatakan baru tiga kali mengganti
pembalut. Keluhan mulas-mulas pada perut bawah disangkal. Keluhan
keluar gumpalan daging disangkal. Keluhan demam disangkal, keluhan
pusing dan lemas juga disangkal. Pasien saat ini hamil anak ketiga usia
kehamilan dua bulan. Pasien mengetahui kehamilan saat terlambat haid satu
bulan, kemudian memeriksakan urin dengan testpack hasilnya positif.
Keluhan mual muntah saat ini diakui oleh pasien. Selain itu pasien
mengatakan perutnya terasa membesar, payudara membesar, menegang dan
puting menghitam.
A: G3P2A0U28 H12+6
Blighted Ovum
P:
Observasi keadaan umum, tanda tanda vital, ppv
Menganjurkan pasien untuk istirahat dahulu (bed rest)
Konsul lab dan gizi untuk memberikan nutrisi pasien
Pro curretage
22/12/2014 S: (-)
15.00 WIB O:
Keadaan umum baik / Compos Mentis
TTV baik (TD : 120/80, N : 86x/m, RR:20, S:36,5 C)
PPV (+)
Fl/Fx : -/+
A:
G3P2A0U28 H12+6
Blighted Ovum
P:
Pengawasan keadaan umum dan PPV
Rencana curettage jam 10.00 tanggal 23 Desember 2014
Gastrol jam 22.00 SL 2 tab
22/12/2014 S: (-)
22.00 O:
Keadaan umum baik / Compos Mentis
TTV baik (TD : 120/80, N : 84x/m, RR:20, S:36,3 C)
PPV (+)
Fl/Fx : -/+
A:
G3P2A0U27 H12+6
Blighted Ovum
P:
Pengawasan keadaan umum dan PPV
Rencana curettage jam 10.00 tanggal 23 Desember 2014
Persiapan operasi
Gastrol (-)
23/12/2014 S: Pasien cemas akan operasi nanti
08.00 O:
Keadaan umum baik, compos mentis
TTV baik (TD : 120/80, N : 84x/m, RR:20, S:36,3 C)
PPV (+)
Fl/Fx : -/+
A:
G3P2A0U28 H13
Blighted Ovum
P:
Pengawasan keadaan umum dan PPV
Rencana curettage jam 10.00
Pasien diminta untuk melanjutkan puasa
23/12/2014 Pasien diberangkatkan menuju kamar operasi
10.00
23/12/2014 Pasien datang dari kamar operasi
11.00 S: Pasien merasa masih lemas (+)
O:
Keadaan umum baik, compos mentis
TD : 100/70, N:80. RR: 20, S:37,2
PPV : +
Fl/Fx : -/+
A:
P2A1U28
Post Curretage H+0 a.i blighted ovum
P:
Observasi keadaan umum, TTV, PPV
PO : Amoxicilin 3 x 1, Asam Mefenamat 3x1, Methergin 3x1
23/12/2014 S: tidak ada keluhan
21.30 O:
Keadaan umum baik, compos mentis
TD : 100/70, N:80. RR: 20, S:37,2
PPV (+)
A:
P2A1U28
Post Curretage H+0 a.i blighted ovum
P:
Observasi keadaan umum, TTV, PPV
Konsul Lab
24/12/2014 S: Keluar darah dari jalan lahir (+) sedikit
21.30 O:
Keadaan umum baik, compos mentis
TD : 120/70, N:80. RR: 20, S:36,9
PPV (+) sedikit
Fl/ Fx : -/+
A:
P2A1U28
Post Curretage H+0 a.i blighted ovum
P:
Pasien dibolehkan pulang
Laporan Operasi
1. Ibu diposisikan litotomi diatas meja operasi dengan TIVA
2. Asepsis dan antisepsis daerah vulva dan sekitarnya
3. Pasang duk steril, kecuali daerah tindakan
4. Pasang speculum pada daerah posterior, jepit portio
5. Sonde 10 cm , antefleksi kuretase endometrium, sesuai hasil konsepsi, sistematis keluar
jaringan
6. Injeksi metergin 1 amp 1x, perdarahan baru tidak ada
7. Lepas alat
8. Operasi selesai
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada bayi di
dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan
seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara
mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun
laboratorium hasilnya pun positif.
Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum yang telah dibuahi
menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang membentuk kantung
kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester
pertama sebelum seorang wanita tahu tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom
biasanya menyebabkan tubuh wanita secara alami mengalami keguguran.
3.2 Etiologi
Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab sekitar 50%
dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara
alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi
bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas
sperma atau ovum yang buruk.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur
dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus)
yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi
terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau
istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.
3.3 Patofisiologi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai
faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya
terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam
rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan
memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat
hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan
seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan
baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic
gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.
3.5 Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan saat kehamilan memasuki
usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16
milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung
kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilanan embriogenikdapat
ditegakkan ilapada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya
strukturmudigah dan kantong kuning telur.
3.6 Pencegahan
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan seharusnya
melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di awal kehamilan. Blighted
ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita.
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan
pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila
menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom
terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik,
memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
3.7 Penatalaksanaan
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil
konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis untuk memastikan apa penyebab blighted
ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka maka dapat diobatai agar tidak terjadi
kejadian berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga
kelak dapat hamil sungguhan. Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang ditemukan, namun
masih dapat diupayakan jika kemungkinan penyebabnya diketahui. Sebagai contoh, tingkat hormon
yang rendah mungkin jarang menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus ini, pil hormon seperti
progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari pemakaian hormon adalah sakit kepala,
perubahan suasana hati, dan lain-lain. Jika terjadi kematian telur di awal kehamilan secara berulang,
maka pembuahan buatan mungkin efektif dalam memproduksi kehamilan. Dalam hal ini perlu donor
sperma atau ovum untuk memiliki anak. Akan tetapi, pembuahan buatan itu mahal dan tidak selalu
bekerja dan risiko kelahiran kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi adalah
pilihan lain bagi banyak pasangan.