Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2011
f
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia Nya sehingga tersusunnya Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
di rumah sakit. Standar ini disusun beriujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan gawat darurat di rumah sakit.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah meluangkan waktu dan likirannya untuk mendukung dan berperan serta dalam
penyusunan Standar Pelayanan KeperawCltan Gawat Darurat dari awal sampai
terbitnya buku ini. Semoga menjadi menjadi amal dan kebaikan bagi kita semua.
Kami mengharapkan dukungan dari berbagai pihak agar standar ini dapat dijadikan
acuan nasional dalam keperawatan gawat darurat di rumah sakit.
/ .Ii'ul/\j\
"
---"
/
/ Uhartati, SKp, M.Kes
NIP 196 00 72 7198 5012001
-,
DAFTAR lSI
Hal
KATA PENGANTAR ........ ....... .. .. ... .............. ... ..... .... ... .... .. .. .. ............ ... ..
DAFTAR lSI .. .. .... ............... ....... .. .... .. .. .. .. .. ...... ......... .............. ... ... ......... .. iii
KONTRIBUTOR ......... ... ....... .. ... ... ....................... ...... ... .. .... ........ .... .. ..... .. . v
DAFTAR LAMPIRAN ............... .. ..... .. ....... ........ .. ...... .. .. ... ..... .... ... .. ix
BABIPENDAHULUAN
Keperawatan Gawat Darurat. ..... .. .. ... .. ............. ...... .. .... .. .... .... 9
ii
E. Evaluasi Keperawatan .... ...... .......... ................. .............. . 17
Standar V Pembinaan Pelayanan
Keperawatan Gawat Darurat ......... " ....... .... .. ..... " .. .. ..... ..... . 18
Slandar VI Pengendalian Mutu Pelayanan
Keperawatan Gawat Darurat.. 19
BAB IV PENUTUP ......... ...... ................................... .. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
III
TIM PENYUSUN
Medik)
Keteknisian Medik)
Medik)
Medik)
Medik)
Rosita Akip,S .Kep.,Ners (RSUP Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita)
iv
KONTRIBUTOR
v
DAFTAR ISTILAH
vi
10.lnstalasi Gawat Oarurat (IGO) adalah Instalasi pelayanan rumah sakit yangl
memberikan pelayanan pertama selama 24 jam pada pasien dengan ancaman
kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan multidisiplin ilmu
11 . Kondisi gawat darurat adalah suatu keadaan dimana seseorang seeara tiba-tiba
dalam keadaan gawat alau akan menjadi gawat dan teraneam anggola badannya
dan jiwanya (akan menjadi eaeat atau mati) bila lidak mendapalkan pertolongan
dengan segera .
12. SMART adalah Spesific, Measureable, Achieveable, Realiable, Time.
13. Presensi adalah kehadiran.
14. Triase adalah memilah tingkat kegawatan pasien untuk menentukan prioritas
penanganan lebih lanjut.
15. Area dekontaminasi adalah area yang dapat digunakan untuk rnelakukan
tindakan dekonlaminasi pada pasien yang terpapar bahan-bahan kimia.
16. Sistem Isolasi adalah suatu sistem pemisahan pasien yang menderita penyakit
yang sangat menular dan mematikan dengan menggunakan ruangan dan situasi
tertentu (Contoh : H1Nl, H5Nl, SARS)
17 . Response Time adalah kecepa tan penanganan pasien , dihitung sejak pasien
datang sampai dilakukan penanganan.
18. Reward adalah penghargaan terhadap prestasi kinerja perawat, baik berupa
imbalan jasa dan penghargaan lainnya .
19 . Punishment adalah pemberian sanksi yang bersifat pembinaan.
20 . Sistem remunerasi adalah pemberian imbalan jasa dengan menggunakan sistem
penghitungan tertentu dengan mempertimbangkan berbagai laktor.
21. Primary survey adalah pengkajian eepat untuk mengidentilikasi dengan segera
masalah aktual atau resiko tinggi dari kondisi life threatening (berdampak
terhadap kemampuan pasien untuk mempertahankan hidup) . Pengkajian tetap
berpedoman pada inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal terse but
memungkinkan.
22. Secondary survey adalah pengkajian sekunder dilakukan setelah masalah airway,
breathing dan circulation yang ditentukan pada pengkajian primer sebelumnya.
Pengkajian sekunder meliputi pengkajian obyektif dan subyektif dari riwayat
keperawatan dan pengkajian head to toe.
23. Emergency nursing basic 2 adalah pelatihan pelayanan keperawatan gawat
darurat untuk perawat yang bekerja di instalasi gawat darurat.
vii
24. Emergency nursing advance adalah pelatihan pelayanan keperawatan gawat
darurat lanjutan setelah pelatihan emergency nursing 2.
25. Sistem rujukan pasien adalah proses merujuk atau memindahkan pasien ke
rumah sakit yang lain yang memiliki kemampuan SDM dan fasilitas perala tan
yang lebih memadai.
viii
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kegawatdaruratan memerlukan penanganan secara terpadu dari multi
disiplin dan multi profesi termasuk pelayanan keperawatan. Pelayanan
kegawatdaruratan saal ini sudah diatur dalam suatu sistem yang dikenal dengan
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) baik SPGDT sehari
hari (SPGDT-S) dan akibat bencana (SPGDT-B) ,
B. Dasar Hukum
1. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan,
2. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit,
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencan a,
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keu angan antara Pemerintah Pusat dan Oaerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438),
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah an tara Pemerintah Pusat, Pemerintah Oaerah Provinsi dan
Pemerintah Oaerah Kabupatenl Kota,
6. Peraturan Menteri Kesehat an RI Nomor 1144 tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045 tahun 2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum ,
8 . Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SKIII/2008 tentan g
Stflnciflr Pelayana n Minimal Rumah Sakit.
9. Kepulusan Menteri Kesehalan RI Nomor 1457/Menkes/SKlXII/2003 lentang
Standar Pelayanan Mi nimal Bidang Kesehatan di Kabupatenl Kola,
10. Permenkes RI Nomor HK.02 .02/148/Menkes/SK/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat ,
11. Kepmenkes RI Nomor 856/Menkes/SKlIXl2009 tenta ng Siandar Instalasi
Gawat Oarurat (IGO) Rumah Sakil,
12. Kepmenkes RI Nomor 145/Menkes/SK/IX/2007 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Gawat Oarurat dan Bencana.
2
C. Ruang Lingkup Pelayanan
1. Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Level I di Rumah Sakil :
merupakan pelayanan gawal darurat 24 jam yang memberikan pertolongan
pertama pada pasien gawal darural , menetapkan diagnosis dan upaya
penyelamalan jiwa, mengurangi kecacalan dan kesakitan pasien sebelum
dirujuk.
2. Pelayanan Keperawalan Gawal Darural Level II di Rumah Sakil : merupakan
pelayanan gawal darural 24 jam yang memberikan perlolongan pertama
pada pasien gawat da rurat, menetapkan diagnosis dan upaya
penyelamalan jiwa. mengurangi kecacatan dan kesakilan pasien sebelum
. dirujuk, menelapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus
kegawaldaruratan.
3. Pelayanan Keperawatan Gawal Darurat Level III di Rumah Sakil :
merupakan pelayanan gawat darurat 24 jam yang memberikan perlolongan
perlama pada pasien gawal darural, menetapkan diagnosis dan upaya
penyelamalan jiwa, mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum
dirujuk, menetapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus
kegawatdaruratan, serla pelayanan keperawatan gawat darurat spesialistik
(4 besar spesialis seperti Anak, Kebidanan, Bedah dan Penyakit Dalam) .
4. Pelayanan Keperawalan Gawat Darurat Level IV di Rumah Sakil
merupakan pelayanan gawal darurat 24 jam yang memberikan pertolongan
perlama pada pasien gawal darurat, menelapkan diagnosis dan upaya
penyelamatan jiwa, mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum
dirujuk, menelapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus
kegawatdaruralan, serla pelayanan keperawalan gawat darural spesialistik
(4 besar spesialis seperli Anak, Kebidanan, Bedah dan Penyakit Dalam),
dilambah dengan pelayanan keperawatan gawal darurat sub spesialistik.
3
BAB II
stan dar.
Khusus:
4
D. Sasaran
1. Pengelola pelayanan kesehatan di rumah sakit,
2. Pengelola pelayanan keperawatan di dinas kesehatan Provinsi,
Kabupaten/Kota ,
3. Tenaga keperawatan yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat,
4. Pengambil keputusan tingkat pusat dan daerah.
5. Organisasi prolesi kesehatan,
6. Institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan kesehatan lainnya.
5
BAB III
A. Ketenagaan
Pernyataan
Perencanaan ketenagaan perawat gawat darurat mencakup kebutuhan tenaga,
peran dan fungsi tenaga perawat gawat darurat serta kualifikasi tenaga perawat
berdasarkan kompetensi yang telah ditentukan.
Rasional
Perencanaan tenaga perawat yang sesuai dengan kualifikasi dapat mendukung
terwujudnya pelayanan keperawatan gawat darurat yang berkualitas, efektif dan
efisien.
Kriteria Struktur :
1. Ada kebijakan pimpinan rumah sakit yang mengatur kualifikasi perawat yang
bertugas di Instalasi Gawat Darurat ,
2. Ada kebijakan pimpinan tentang perencanaan kebutuhan tenaga perawat
mengacu pada fungsi pelayanan Instalasi Gawat Darurat rumah sakit
berdasarkan pada ratarata jumlah pasien perhari, jumlah jam perawatan
perhari (tingkat beban kerja) sena jam efektif perawat perhari sena
kompleksitas dari kasus yang ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGO) rumah
sakit,
3. Semua perawat yang memberikan pelayanan keperawatan gawat darurat di
IGO memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), dan sertifikat pelatihan gawat
darurat.
Kriteria Proses :
1. Menyusun rencana kebutuhan tenaga perawat berdasarkan rata-rata jumlah
pasi en per hari, jumlah jam perawatan perhari (tingkat beban kerja) serta jam
6
efektif perawat per hari serta kompleksitas dari kasus yang ditangani di IGD
rumah sakit,
2. Menjadi tim rekruitmen tenaga perawat yang memberikan pelayanan gawat
darurat,
3. Menyusun rencana program pengembangan SDM melalui pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan, program pengembangan protesi.
Kriteria Hasil
1. Tersedia tenaga keperawatan di gawat darurat sesuai kebutuhan yang
ditetapkan dengan kualifikasi yang dipersyaratkan,
2. Adanya dokumen perencanaan kebutuhan tenaga perawat dan
pengembangannya,
3. Adanya tenaga perawat yang terlibat dalam tim rekruitmen tenaga perawat di
pelayanan keperawatan gawat darurat di rumah sakit.
Rasional
Tersedianya sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan logistik untuk menjamin
terlaksananya pelayanan keperawatan gawat darurat di rumah sakit yang
berkualitas, efektif dan efisien.
Krileria Slruktur :
1. Adanya kebijakan pimpinan rumah sakit yang mengatur sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan serta logistik dalam pelayanan gawal darurat di rumah
sakit,
7
2. Adanya standar sarana, prasarana dan peralatan kesehatan serta logistik,
3. Adanya mekanisme/alur permintaan penggunaan dan pemeliharaan peralatan
serta logistik,
4. Adanya perencanaan sarana prasarana dan peralatan yang melibatkan tenaga
perawat,
5. Adanya area dekontaminasi pad a IGD level IV dan IGD rumah sakit di daerah
beresiko,
6. Adanya tempat penyimpanan sarana kesehatan dan logistik yang sesuai
standar yang berlaku,
7. Adanya tenaga yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan tersedianya
jadwal pemeliharaan secara berkala,
8. Adanya spa penggunaan dan pemeliharaan peralatan,
9. Adanya sistem isolasi untuk pasien infeksius (H1 N1, H5N1, SARS).
Kriteria Proses
1. Menyusun rencana kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan dan
logistik berdasarkan spesifikasi yang dipersyaratkan di pelayanan keperawatan
gawat darurat,
2. Menjadi tim teknis dalam pengadaan sarana, prasarana, peralatan kesehatan
dan logistik di Instalasi Gawat Darurat,
3. Melaksanakan pemantauan terhadap pemeliharaan sarana, prasarana serta
peralatan kesehatan dan uji lungsi (kalibrasi) secara teratur dan berkala,
4. Melaksanakan sistem isolasi untuk pasien yang menderita penyakit sang at
menular dan mematikan (H1N1, H5N1, SARS) .
Krileria Hasil
1. Tersedianya sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan logistik siap pakai
sesuai kebutuhan,
2. Adanya dokumen inventaris sarana , prasarana, peralatan kesehatan dan
logistik,
3. Adanya dokumen frekuensi pemakaian dan pemeliharaan peralatan kesehatan
secara periodik / berkala,
4. Adanya dokumen hasil kalibrasi peralatan kesehatan,
8
5. Adanya sistem isolasi untuk pasien yang menderita penyakit sangat menular
dan mematikan (H1N1, H5N1, SARS).
Pernyataan
Pengorganisasian pelayanan keperawatan gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat
(IGO) harus memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam
seminggu. Pengorganisasian pelayanan keperawatan gawat darurat didasarkan
pad a organisasi fungsional yang terdiri dari unsur plmpinan dan unsur pelaksana
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien gawat
darurat dengan tujuan tercapainya mutu pelayanan IGD rumah sakit yang optimal.
Rasional
Pengorganisasian yang baik di IGO rumah sakit dan tim yang handal menjamin
kesinambungan pelayanan yang berkualitas, efaktif dan efisian .
Kriteria Struktur
1. Adanya kebijakan pimpinan rumah sakit tentang pelayanan keperawatan gawat
darurat yang mencakup pembentukan organisasi , tatalaksana pelayanan di IGD
dan monitoring evaluasi,
2. Adanya kebijakan pimpinan rumah sakit tentang sistem rujukan pasien gawat
darurat,
3. Adanya struktur organisasi dan hubungan tata karja gawat darurat,
4. Adanya standar penetapan uraian tugas, tanggung jawab serta kewenangan
perawat kepala ruangan, ketua tim dan pelaksana di gawat darurat,
5. Adanya SPO penatalaksanaan bencana baik internal dan eksternal,
6. Adanya kebijakan pendelegasian kewenangan melakukan tindakan medik yang
bukan life saving diatur oleh kebijakan pimpinan rumah sakit setempat atau
komite medik secara tertulis.
Kriterla Proses
1. Melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas, tanggung jawab dan
kewenangan perawat dalam pelayanan IGO,
9
2. Melakukan koordinasi dengan anggota tim kesehatan lain,
3. Melakukan koordinasi dengan tim keperawatan di pelayanan IGO,
4. Melaksanakan asuhan sesuai dengan metode penugasan yang ditetapkan,
5. Melaksanakan penanganan bencana baik internal maupun eksternal sesuai SPO,
6. Melaksanakan delegasi kewenangan untuk melakukan tindakan medik yang
bukan life saving diatur oleh kebijakan pimpinan rumah sakit setempat atau
komite medik ,
Krileria Hasil
1. Terlaksananya pelayanan keperawatan gawat darurat di IGO sesuai uraian tugas,
tanggung jawab dan kewenangan tertulis,
2. Terlaksananya koordinasi dengan anggota tim keperawatan dan anggota tim
kesehatan lain,
3 . Terlaksananya sistem rujukan pasien gawat darurat,
4. Terlaksananya penanganan bencana baik bencana internal maupun eksternal,
5. Terlaksananya delegasi kewenangan untuk melakukan tindakan medik yang
bukan life saving diatur oleh kebijakan pimpinan rumah sakit setempat atau
komite medik.
Pernyalaan
Bantuan yang diberikan pada pasien gawat d<'lrurat bertujuan untuk penyelamatan
nyawa dan mencegah kecacatan menggunakan pendekatan proses keperawatan di
IGO rumah sakit.
Rasional
Pelaksanaan pelayanan keperawatan gawat darurat dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan gawat darurat dengan cepat, tepat, dan cermat
sesuai standar untuk penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan .
10
Krlterla Struktur
1. Ada kebijakan pimpinan rumah sakit tentang penerapan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) 10 kasus kegawatdaruratan yang menyebabkan kematian
serta 10 masalah utama keperawatan gawat darurat,
2. Ada kebijakan pimpinan rumah sakit tentang Standar Prosedur Operasional
(SPO) gawat darurat sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan keperawatan
gawat darurat ,
3. Ada standar asuhan keperawatan gawat darurat meliputi pengkajian,
diagnosa/masalah keperawatan, perencanaan, intervensi dan evaluasi, minimal
pada sepuluh (10) masalah utama keperawatan gawat darurat,
4. Ada Standar Prosedur Operasional (SPO) kegawatdaruratan klinis yang
dltetapkan oleh pimpinan rumah sakit,
5. Ada SPO manajerial yang berisikan alur pelayanan gawat darurat sehari-hari,
bencana internal dan eksternal yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit,
6. Ada metode penugasan perawat yang ditetapkan (manajemen kasus/primer) di
pelayanan gawat darura!.
Krlteria Proses
1. Melaksanakan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) pada 10 kasus
kegawatdaruratan yang menyebabkan kematian dan 10 masalah utama
keperawatan gawat darurat,
2. Melaksanakan pelayanan keperawatan gawat darurat sesuai Standar Prosedur
Operasional (SPO),
3. Melaksanakan asuhan keperawatan 1awat darurat meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, intervensi dan evaluasi,
4. Melaksanakan SPO manajerial yang berisikan alur pelayanan gawat darurat
sehari-hari, bencana internal dan eksternal,
5. Melaksanakan kolaborasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan tim
kesehatan lain .
Kriterla Hasil
1. Semua perawat melaksanakan SPO Klinis maupun SPO Manajerial,
11
2. Ada dokumen/eatatan hasH pelaksanaan asuhan keperawatan tiap pasien yang
meneerminkan penerapan SAK,
3. Perawat menangani pasien dan keluarganya seeara komprehensit.
Pernyataan
A. Pengkajian Keperawatan
Pernyataan
Proses pengumpulan data primer dan sekunder teriokus tentang status
kesehatan pasien gawat darurat di rumah sakit seeara sistematik , akurat, dan
berkesinambungan.
Rasional
Pengkajian primer dan sekunder terfokus, sistematis, akurat, dan
berkesinambungan memudahkan perawat untuk menetapkan masalah
kegawatdaruratan pasien dan rencana tindakan eepat, tepat, dan cermat sesuai
standar.
Kriteria Struktur
1. Ada format pengkajian yang baku untuk pengkajian keperawatan gawat
darurat di rumah sakit .
2. Ada petunjuk teknis penggunaan formulir pengkajian keperawatan gawat
darurat di rumah sakit,
3. Ada sistem triase yang dapat digunakan pada pengkajian keperawatan gawat
darurat di rumah sakit sehari-hari, baik bencana internal maupun eksternal ,
12
4. Ada alat untuk pengkajian keperawatan gawat darurat meliputi : jam dengan
jarum detik, stetoskop, termometer, tensimeter, pen light (Iampu senter),
defibrilator, pulse oxymetry, dan EKG.
Krlteria Proses
1. Melakukan triase,
2. Melakukan pengumpulan data melalui primary dan secondary survey pada
kasus gawat darurat di rumah sakit serta bencana internal dan eksternal.
a. Primary Survey.
A: Airway atau dengan kontrol servikal,
B: Breathing dan ventilasi,
C: Circulation dengan kontrol perdarahan,
D:Disability pada kasus trauma, "Detibrilation, Drugs, Differential Diagnosis"
pad a kasus non trauma,
E: Exposure pad a kasus trauma, EKG , "Electrolite Imbalance" pada kasus
non trauma.
b. Secondary Survey
Pengkajian head to toe tenokus, adalah pengkajian komprehensif sesuai
dengan keluhan utama pasien.
3. Melakukan re-triase,
4. Mengumpulkan data hasil dari pemeriksaan penunjang medik,
5. Mengelompokkan dan menganalisa data secara sistematis,
6. Melakukan pendokumentasian dengan menggunakan format pengkajian baku.
Krlteria Hasil
1. Adanya dokumen pengkajian keperawatan gawat darurat yang telah terisi
dengan benar ditandatangani, nama jelas, diberi tanggal dan jam
pelaksanaan,
2. Adanya rumusan masalah I diagnosa keperawatan gawat darurat.
13
B. OIagnosa Keperawatan / Masalah Keperawatan
Pernyataan
Masalahl diagnosa keperawatan gawat darurat merupakan keputusan klinis
perawat tentang respon pasien terhadap masalah kesehatan aktual maupun
resiko yang mengancam jiwa.
Rasional
Masalah/diagnosa keperawatan yang ditegakkan merupakan dasar penyusunan
rencana keperawalan dalam penyelamatan jiwa dan mencegah kecacatan.
Kriteria Struktur:
Ada daftar masalah/diagnosa keperawalan gawat darura!.
Kriteria Proses:
Menetapkan masalah/diagnosa keperawatan mencakup : masalah , penyebab,
tanda dan gejala (PES/PEl berdasarkan prioritas masalah.
Kriteria Hasll
Ada dokumenlasi masalah / diagnosa keperawalan gawal darura!.
14
C. Perencanaan Keperawalan
Pernyataan
Serangkaian langkah yang bertujuan unluk menyelesaikan masalahfdiagnosa
keperawatan gawal darural berdasarkan priorilas masalah yang lelah dilelapkan
baik secara mandiri maupun melibalkan lenaga kesehalan lain unlUk mencapai
lujuan yang telah dilelapkan.
Rasional
Rencana lindakan keperawalan gawal darural digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan tindakan keperawalan yang sistemalis dan efeklif.
Kriteria Struktur :
1. Adanya rumusan tujuan dan krileria hasil,
2. Adanya rumusan rencana lindakan keperawalan.
Krilerla Proses
Krilerla Hasil
1. Tersusunnya rencana lindakan keperawalan gawal darural yang mandiri dan
kolaboralif ,
2. Ada rencana tindakan keperawalan didokumenlasikan pada calalan
keperawatan.
Pernyalaan
Perawat melaksanakan lindakan keperawalan yang lelah diidenlifikasi dalam
rencana asuhan keperawatan gawat darurat.
15
Rasional
Perawat mengimplementasikan reneana asuhan keperawatan gawat darurat
untuk meneapai tujuan yang telah ditetapkan.
KrUerla Struktur :
KrUeria Proses
16
e) Berikan poslsi semi lowler atau berikan posisi miring aman
Kriterla Hasil
1. Adanya dokumen tentang tindakan keperawatan serta respon pasien,
2. Ada dokumen tentang pendelegasian tindakan medis (standing order').
E, Evaluasl Keperawatan
Pernyataan
Penilaian perkembangan kondisi pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan
gawat darurat mengacu pada kriteria hasil.
Rasional
Kriteria Struktur :
1. Ada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan,
17
2. Adanya catalan perkembangan pasien dari tiap masalah I diagnosa
keperawatan.
Kriteria Proses:
Kriteria Hasil
Pernyataan
Pembinaan pelayanan keperawatan gawat darurat meliputi pembinaan terhadap
manajemen keperawatan, penerapan asuhan keperawatan, peningkatan
pengetahuan serta keterampilan keperawatan gawat darurat di rumah sakit secara
berkesinambungan.
Rasional
Pembinaan pelayanan keperawatan gawat darurat dapat
meningkatkan profesionalisme perawat sehingga menjamin tercapainya pelayanan
keperawatan yang berkualitas.
Kriteria Struktur
1. Adanya kebijakan pimpinan tentang pembinaan pelayanan keperawatan gawat
darurat,
2. Adanya mekanisme bimbingan teknis pelayanan keperawatan gawat darurat,
J8
3. Adanya program peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawal gawat
darurat (formal dan Informal),
4. Adanya reward dan punishment (penghargaan dan sanksi) bagi perawat di
gawat darurat.
Kriteria Proses
1. Merencanakan dan melaksanakan program bimbingan leknis, peningkatan
kemampuan, penerapan asuhan gawat darurat secara berkala,
2. Melaksanakan pembinaan pelayanan gawat darurat yang meliputi : manajemen
keperawatan , penerapan asuhan keperawatan, peningkatan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan gawat darurat di rumah sakit dan berkesinambungan,
3. Memberikan reward (jasa keperawatan) dan punishment (sanksi) sesuai
ketentuan,
4. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja secara periodik,
5. Melaksanakan tindak lanjut hasil pembinaan,
6. Melaksanakan pembinaan masalah etik profesi.
Kriteria Hasil
1. Adanya peningkatan kinerja yang dibuktikan dengan dokumen kinerja perawat,
2. Adanya dokumen laporan penyelesaian masalah ,
3. Adanya dokumen bimbingan teknis terhadap pelayanan keperawatan gawat
darurat,
4. Adanya reward dan punishment,
5. Adanya dokumen penanganan masalah etik profesi.
[9
Rasional
Pengendalian mutu pelayanan keperawatan menjamin keselamatan, menurunkan
angka kematian dan kecacatan serta meningkatkan kepuasan pasien.
Kriteria Slruktur
1. Adanya kebijakan pimpinan tentang program keselamatan pasien (Patient safety),
2. Adanya kebijakan tentang program pengendalian mutu keperawatan gawat
darurat,
3. Adanya indikator kinerja klinis pelayanan gawat darurat :
a. Waktu tanggap pelayanan di gawat darurat (response time),
b. Angka kematian pasien $ 24 jam ,
c. Kepuasan pelanggan .
Kriteria Proses
1. Melaksanakan pemantauan mutu dengan menggunakan instrumen yang
ieistandar,
2. Melaksanakan upaya keselamatan pasien,
3. Mendokumentasikan upava keselamatan pasien dan pengendalian mutu,
4. Menyusun program perbaikan ke ndali mutu pelayanan gawat darura \.
Kriteria Hasil
1. Ada dokumen hasil pelaksanaan keselamatan pasien dan perawat,
2. Ada dokumen hasil evaluasi pelaksanaan keselamatan pasien ,
3. Waktu tangg ap pelayanan gawat darurat (response time) $ 5 menit,
4. Angka kematian pasien $ 24 jam S dua per seribu,
5. Kepuasan Pelanggan " 70%.
20
BABIV
PENUTUP
21
Lampiran 1
B. PERSYARATAN SARANA
Persyaratan fisik bangunan
a. Luas bangunan IGO disesuaikan dengan beban kerja RS denga1 memperhitungkan kemungkinan penang;]nan korban masall bencana,
b. Lokasi gedung harus berada dlbagian depan RS, mudah dijangkau oleh masyarakat dengan tanda-tanda \lang jelas dari dalam dan dari luar
Rumah Sakit,
c. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda denga'l pintu utama (alur masuk kendaraan/pasi ~n tidak sama dengan alur keluar)
kecuali pada klasifikasi IGO level 1 dan 2
d. Ambulance I kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai dldepan pintu yang areanya terllndul1g dari panas dan hujan (Catatan
untuk lantai IGO yan(i tidak sama tlnggi dengan jalan ambulancE harus membuat Ramp),
e. Pintu IGO harus dapat dilalui oleh brancard,
Memiliki area khusus parkir ambulance yang biasa menampung lebih dari 2 ambulance (sesuai dengan bellan RS),
g. Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar dan tidak ada "cross infe,;tion', dapat menampung korban
bencana sesuai dengan kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh pera'Nat kepala jaga,
11. Area dekontamlnasi ditempatkan depan I diluar IGO atau terpisah dengan IGO,
i. Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 (dua) bran card,
A. PRINSIP UMUM
1. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki kemampuan,
2. Pelayanan di IGD RS harus dapat memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu,
3. Berbagai nama untuk Instalasi I unit Gawat Darurat RS diseragamk3n menjadi Instalasi Gawat Darurat (lGD) ,
4. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pad a saat menangani kasus gawat darurat,
5. Korban gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah sampai di IGD.
6. Organisasi Instalasi Gawat Darurat (lGD) didasarkan pad a organisasi multidisiplin, dan terintegrasi dengan struktur organisasi fungsional yang
terdiri dari unsur pimpinan dan unsur pelaksana . yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien gawat darurat di IGD
dengan kewenangan penuh yang di pimpin oleh dokter,
7. Setiap Rumah Sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan gawat darurat minimal sesuai dengan klasifikasinya
a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level IV sebagai standar minimal untuk rumah sakit Kis A,
b. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Levell!l sebagai standar minimal untuk rumah sakit Kls S,
c. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Levell! sebagai standar mininal untuk rumah sakit Kis C,
d. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar mirli~lal untuk rumah sakit Kis D
Lampiran 1
C. PERSYARATAN FASILITAS SARANAIPRASARANA
i B dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh levellGD RS , juga oleh jumlah kasus yang ditangani
Sarana Prasarana di IGD mengacu ke Kepmenkes RI Nomor 8561 Menke~'3K11X/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Oarurat (IGO) di rumah
Sakit, sebagai berikut:
I
a. Peralatan medis
+
+
+
+
+
+
+
Minimal 1 setiap nomor
f<riko / tracheostomy
Ventilator transport
+
+
+
+
+
+/
+ Minimal 1 setiap nom or
Minimal 1
Infusion Pump
Syringe pump
+
+
+
+
+/
+/
- 2-3 tiap TT
2-2 tiap TT
Infusion set
IV Transparan dressing
+
+
+
+
+
+
+
+
Minimal 10
Minimal 10
IV Needle + + + + Minimal 10
EKG
Vena sectie
+
+
+
+
+
+
+
+
Minimal 1
Minimal 1
Deflbrilator
Gluko stick
+
+
+
+
+
+
+
+
Minimal 1
Minimal 1
- - -
Stethoscope
Termometer
+
+
+
+
+
+
+
+
Minimal 1
Minimal 1
Nebulizer
Oksigen medis/consentrator
+
+
+
+
+
+
+
+
Minimal 1
Warmer
Immobilisation Set
+ + +1 - Minimal 1
Splint + + + + Minimal 1
Scoopstrecher
KED (Kendn'ck Extncation
+
+
+
+
+
+
+
+
Minimal 1
Minim al 1
Device)
NGT + + + + Minimal 1
Kristaloid
_ L _ _ _ __ _ --- - - -
+ +
- -
+ + Selalu tersed ia dalam jumlah
yang cukup tanpa harus
diresepkan
diresepkan
Meja operasi
Dressing set
Min 3
10
Min 1
10
Min 1
10
Min 1
10
Infusion set 10 10 10 10
IV Transparan dressing 20 20 20 20
IV Needle 10 10 10 10
Thoracosintesis set 1 1 1 -
Metalcouter
-
1 1 1
1
Film viewer 1 1 1 -
Tiang infus 6 6 2 2
Lampu operasi 3 3 1 1
Stethoscope
Suction
1
1
1
1
1
1
1
1
Bidai 1 1 1 1
Splint
Analgetika
1
+
1
+
1
+ +
1
Lidokain 2 % + . + + diresepkan
Wound dressing + + + .
ATS + + + .
ABU + .. + +
Anti Rabies + + + +
Benang jarum + + + +
a. Peralalan Medis
EKG
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
~1
Min 1
Min 1
Kursi periksa Min 1 Min 1 Min 1 Min 1
Infusion set
IV Transparan dressing
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
Min 10
IV Needle
Jarum spinal
Min 10
Min 1
Min 10
Min 1
Min 10
Min 1
Min 10
Min 1
Lampu kepala
Bronchoscopy
Min 1
Min 1
Min 1 Min 1
-
Min 1
Slit lamp
Tiang infus
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Koloid + + + +
-
Kristaloid
-
+ + +
1 __
+ _ J
.1
Dextrose + + + +
Adrenalin + + + + I
Kortikosteroid
lidokain
+
+
+
+
+
+
+
+
yang cukup dan tidak harus
diresepkan
Aminophilinlbeta 2 blocker + + + +
Pethidine
Morphin
+
+
+
+
+
+
+
+
Anti contulsion + + + +
Dopamin
Dobutamin
+
+
+
+
+
+
+
+
ATS + + + +
Trombolitikl fibrinolitik + + + + I
+ + + + I
APD
Monito/
Furosemid
+
+
+
+
+
+
+
+
4 RUANG'TINDAKAN BAYI DAN
. ANAK
.
<,
,
.,
a. Peralatan Medis
Inkubator 1 1 1 1
Tiang infuse 1 1 1 1
1 1 1 1
IT
Film Viewer 1 1 1 1
Suction 1 1 1 1
Oksigen 1 1 1 1
b. Obat-obatan, Bahan Medis Habis Pakai
IV Transparan dressing + + + +
IV Needle + + + +
Prostaglandin + + + +
- . 1
6 RUANG OPERASI (PERSIAPAN ,
'.
DAN KAMAR OPERASI) .. ~ . ~.
~ ?'
. -
a. Ruang Persiapan
Ruang ganti
Brancard
II
+ + +/ -
Tindakanloperasi yang
dilakukan terutama untuk
Suction
Linen +
+ +
+
+/
+/
-
-
a. Kamar operasi
Alai regional anesthesi Min 1 Min 1 Min 1 - keadaan cito, bukan elektif
Lampu (mobilelslatis)
Pulse oxymetri
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
-
Vascular set
Torakosintesis set
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
-
-
-
-
Tiang infus
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
Min 1
-
Infus set Min 1 Min 1 Min 1
MRI Tersedia1 - - -
Automatic film processor Min 1 Min 1 Min 1
2 Ruang Laboratorium
I Lab. Standar
Lab. Rutin + + + + Bisa digabung/tersendiri dan
Kimia + + + +
+ +
, +/ -
AGO
CKMB Uantung) + +/
Lab. Khusus
3 Bank Darah (BDRS) + +/bisa +/bisa +/bisa Dapat diakses 24 jam
gabung gabung gabung
4 Ruang Sterilisasi
Basah + + + + Minimal 1
Autoclave + + + + Minimal 1
5 Gas Medis : N2 0
Tabung gas + + + +
0
Sentral
RUANGPENUNJANG NON MEDIS
+ -
- .
".
+ +/ +/
..
1 Alai Komunikasi Internal
Fix + + + +
Mobile + +/ - -
Radio medik + + +/ +/
2 Alat komunikasi eksternal
Fix + + + +
Radio medik + + + +
3
Mobile
Ala! rumah tangga (Tersedia)
+ +/ +/ +/
4 Alai Administrasi
'------ - -
-.; + + +
"+' + + + +
+ + + + +
+ + + + +
5 .'!!
~ S C iii 3
:::l
a. c l
.>< ]j c
l
E iii
Q) n; Q):::l a.
0 l
U :::; <i: :::; (L
Lamp;ran 2
Penentuan jumlah tenaga kerja keperawatan di IGO disesuaikan dengan kondisi at au Peran
& Fungsi Perawat dan kelas IGO tersebut. Jika IGO mempunyai Ruang Observasi
Intermedate (kelas III dan IV) perlu dipertimbangkan tambahan jumlah perawat seperti rawat
inap, jika tidak mempunyai ruang intermediet dapat digunakan acuan sebagai berikut:
Untuk perhitungan jumlah tenaga tsb perlu ditambah faktor koreksi hari libur / cuti / hari
besar ( loss day)
A. Rumus I
Loss day =
Jml Hari Minggu Olm 1 Tahun + Cuti + Hari Besar X Jml Perawal Yg
Jumlah Hari Kerja Elektif Tersedia
Kelerangan :
Jml hari minggu dim 1 lahun = 52 hari
Culi dim 1 tahun = 12 hari
Hari besar dim 1 tahun = 14 hari
Jml hari kerja efektif dim 1 tahun = 286 hari
52 + 12 + 14 = 78 hari
X Jml perawat yang tersedla
286
Lampiran 2
+ Loss day
Jam efektif perhari
Keterangan :
Rata-rata jumlah pasien I hari = 50
Jumlah jam perawatan = 4 jam
Jam efektif I hari = 7 jam
7 286
Contoh:
Jum lah kunjungan I bulan : 1.994
Rata-rata kunjungan I hari : 65
Rata-rata Jam perawatan : misalnya 2.5 jam
Kebutuhan tenaga per shift menurut beban kerja dan jumlah kunju ngan per shift
lampiran 2
TP = D X 365
Keterangan
TP = Tenaga Perawat
o = Jam Keperawatan
255 = hari kerja efektif perawat / tahun jam kerja / hari ~ 7jam / hari
Untuk mendapatkan nilai 0 , harus dilakukan penelitian tentang waktu perawat dalam
memberikan asuhan kepada pasien dari masing-masing klasifikasi pasien.
Keterangan :
A1 = waktu keperawatan pasien gawat darurat
(Sumber Sistem Penanggulangan Gawat Oarurat Terpadu Oitjen Van Medik OEPKES RI
2004)
Lampiran 2
Calalan:
Jumlah perawat disesuaikan dengan banyaknya kunjungan pada waktu tertentu, misalnya
pada shift sore jam 16.00- 18.00 diperlukan jumlah perawat yang lebih ban yak (fleksibel ),
atau ada kebijakan on call atau pengaturan oleh duty manager dalam penambahan
lenaga pad a saat kunjungan tinggi I banyak, memberdayakan mahasiswa sesuai dengan
kompetensinya . Jumtah minimum perawat disesuaikan variasi kunjungan
-:-(3"'6=-=5:----::"C.,..)"'X-cJ-a-m-:k-e-Crj-a-:-/7'"hari
51100
1800
Keterangan .
B = Rata - rata pasien per hari dari bulan Jafluari 2009 sId Maret 2009 (28 pas len)
Lamplran 2
Ketidakhadiran 6 hari
275 hari/th KEBUTUHAN TENAGA
BEBAN KERJA
Waktu yg tersedia : waktu pelayanan
F "' (1834x60} :30 =3668
G = 917
o = 733,6
I GD c52'
GDO = 282, 15
Lampiran 3
A. Perawal Pelaksana
Kualifikasi .
Pendidikan 03 keperawatan dengan pengalaman klinik dua (2) tahun Ners dengan
pengalaman klinik 1 tahun di Rumah Sakit dan sudah tersertifikasi Emergency nursing
basic 2
B. SPO Kolaborasi
1. Penatataksanaan lanjut pada henti jantung : BHL,
2. Pemberian oksigen,
3. Obat injeksi Pemberian dopamine, dobutam in, nor ephineprine, digoxin, GaGI , Ga
gluconas, heparin, isoprenalin, NaBic,
4. Pemberian streptase / streptokinase,
5. Menjahit luka,
6. Pemasangan ventilator,
7. Intubasi,
8. Defibrilasi,
9. Inhalasi,
10. Pemasangan kateter intravena perifer,
11 . Tranfusi darah,
12. Pemasangan kateter vena senlral,
13. Pencabutan kateter vena sentral,
14. Pemasangan dower kateter,
15 . Pengambilan darah, urine dan lainnya unluk pemeriksaan laboratorium.
Lamplran 5
I
I
Nama & Logo Judul spa
RS No Dokumen No Revisi Hal
Protap Tanggal :
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Proses
Unit Terkait
Lampiran 7
dan seterusnya.
Tanggal : Jelas
Pengertian : Jelas
apa, siapa (5 W)
spa
Lampiran B
Tanggal
Nama
Umur .... . tahun
Jenis kelamin : UP
Nomor RM .
DiagnosIs
PUKUL
No. KEGIATAN PUK UL Hubungi Konsulen
Konsulen Tiba
1. Masuk Intalasi Rawat Darurat
2. Diperiksa Dokler
3. Diperiksa Perawat
4. KonsulSedah
5. Konsul Jantung
6. Konsulanak
7. Kons ul bagian IPD
8. Konsul neurologi
9. Lainlain ........... " .. .. . .. "" .. . ....
I ( ) Pindah ke AS lain
Alasan kelerlambalan keluar dan Inslalas. rawat darurat .
1. (Sumber: .. )
2 ............ ..... . (Surnber: ..... .)
...... 200
Petugas,
( . .... )
lampiran 9
A. PERAWAT PELAKSANA
1. Melakukan serah terima seliap pergantian dinas yang mencakup pasien dan
peralatan,
2. Melakukan asuhan keperawatan pasien
a. Mengkaji keadaan pasien,
b. Membuat rencana keperawatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Melakukan evaluasl
e. Melakukan pencatatan dan pendokumentasian
3. Berperan serta membahas kasus dalam upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan di IGO,
4 . Menyiapkan, memelihara dan menyimpan peralatan agar siap pakai,
5. Melakukan dinas rotasi sesuai jadwal yang dibuat oleh kepala ruangan,
6. Memelihara lingkungan untuk kelancaran pelayanan,
7. Memberi penjelasan kepada pasien atau keluarga tentang IGO dan lingkungannya,
peraturan/tata tertib yang berlaku , fasilitas yahg ada,
8. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga, ataupun
dengan anggota tim kesehatan,
9. Membantu merujuk pasien kepada fasilitas kesehatan lainnya dengan mengikuti
aturanlsistem yang berlaku,
10. Mengikuti pertemuan berkala bersama dokter penangung jawab gawat darurat serta
perawaVpenanggung jawab gawat darurat,
11 . Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan gawat darurat,
12. Menyiapkan persiapan pasien yang akan keluar ruang gawat darurat. meliputi:
a. Menyiapkan formulir untuk penyelesalan administrasi seperti; surat iiin pulang;
surat keterangan sakit; petunjuk diet; resep obat untuk dirumah sakit yang
diperlukan ; surat rujukan atau pemeriksaan ulang
b. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga, meliputi: diet atau
pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaan obat; mengajurkan
pasien tentang pentingnya pemeriksaan ulang/konlrol ke RS, Puskesmas,fasiltas
kesehatan lainnya.
13. Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh RS,
14. Berperan serta dalam kegiatan penangganan bencana,
Lampiran 10
15. Mengikuti pertemuan ilmah baik dalam bidang kesehatan maupun keperawatan
sesuai kompetensinya