Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
SUCIATI
NIM : 500648335
SEMESTER : 2016.1
Dalam mengerjakan tugas ini gunakan pengetahuan Anda yang diperoleh dari modul, serta
pengamatan dan pengalaman Anda sendiri di lapangan. Pemahaman terhadap konteks
masalah dapat memperkaya penjelasan Anda dalam mengerjakan tugas ini. Jangan segan
untuk menggunakan gagasan Anda sendiri untuk menjawab pertanyaan ini.
KASUS
Seorang siswa salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terakreditasi A di Kota
Bogor, Jawa Barat menceritakan pengalaman belajarnya. Dia menyatakan bahwa sekolahnya
memiliki fasilitas yang sangat lengkap antara lain laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
laboratorium komputer, laboratorium bahasa, dan laboratorium kesenian. Namun siswa
tersebut merasa heran karena mikroskop, peralatan praktikum, dan Jas Lab laboratorium
IPA tidak pernah digunakan oleh siswa untuk belajar IPA. Komputer di lab komputerpun tidak
pernah digunakan untuk praktik komputer para siswa. Siswa itupun mengaku tidak pernah
diajak masuk ke laboratorium bahasa dan kesenian. Siswa ini mengaku sangat kecewa
karena dia suka bahasa Inggris dan ingin main drama. Siswa ini bercerita bahwa siswa hanya
masuk ke dalam Laboratorium dan mulai membuka buku pegangan siswa, membaca buku
tersebut kemudian mengerjakan tugas yang diberikan guru. Alat-alat praktikum tidak
digunakan walaupun dalam buku pegangan siswa pembelajaran harus dilakukan melalui
praktek. Siswa ini mengaku pernah bertanya kepada gurunya mengapa alat-alat
laboratorium tidak digunakan? Guru menjawab bahwa takut rusak dan memerlukan waktu
yang lama jika peralatan laboratorium digunakan.
1. Menurut Anda apa yang salah dengan sekolah tersebut? Berikan alasan Anda
berdasarkan konsep difusi inovasi
Selamat mengerjakan.
JAWABAN TUGAS 3
1. Menurut Anda apa yang salah dengan sekolah tersebut? Berikan alasan Anda
berdasarkan konsep difusi inovasi
Dalam studi kasus tersebut, sekolah belum menerapkan konsep difusi inovasi dalam
pembelajaran sehingga berbagai fasilitas pembelajaran yang bersifat baru dan inovatif tidak
dipergunakan dengan efektif.
Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar
dalam sebuah kebudayaan. Difusi adalah proses komuikasi atau saling tukar informasi
tentang suatu bentuk inovasi antara warga masyarakat sasaran sebagai penerima inovasi
dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu pula. Secara umum, difusi
inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan dari gagasan inovasi tersebut melalui suatu proses
komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu
tertentu di antara anggota sistem sosial dalam masyarakat.
Pada sekolah tersebut fasilitas yang sangat lengkap antara lain laboratorium Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), laboratorium komputer, laboratorium bahasa, dan laboratorium
kesenian merupakan inovasi baru yang mengubah proses pembelajaran. Namun pihak guru
dan manajemen tidak menggunakan inovasi tersebut dalam proses pembelajaran dengan
alasan takut merusak fasilitas yang ada. Guru lebih memilih menggunakan alat pembelajaran
konvensional berupa buku teks dan mengerjakan soal latihan.
Suatu inovasi akan berproses untuk akhirnya terintegrasi dalam sistem organisasi, bila
tidak berhasil terintegrasi maka inovasi tersebut akan ditinggalkan dan berhenti. Dalam
bidang pendidikan, pendidik (guru) perlu mempunyai budaya inovasi, bersikap inovatif
dalam pembelajaran maupun pengembangan profesional. Guru perlu menjadi perancang
pembelajaran bukan sekedar pengguna dari yang ada. Karena itu guru perlu menguasai ilmu
merancang pembelajaran dengan baik.
Oleh karena dalam kasus di atas, fasilitas laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
laboratorium komputer, laboratorium bahasa, dan laboratorium kesenian merupakan inovasi
pembelajaran yang perlu diupayakan proses divusi. Yakni dengan merubah paradigma
berfikir guru dan manajemen sekolah sehingga fasilitas-fasilitas tersebut dapat dipergunakan
dengan optimal dan efektif.
Sesuai dengan tahapan proses divusi (diseminasi) inovasi, maka pihak manajemen
sekolah perlu melakukan tahapan sebagai berikut:
1. Design yaitu tahap perencanaan dan perancangan. Pihak sekolah merancang
kurikulum yang terintegrasi dengan fasilitas laboratorium yang ada. Termasuk dalam
hal ini merancang Rencana Proses Pembelajaran (RPP) guru dengan menggunakan
fasilitas laboratorium yang ada sehingga pemanfaatan laboratorium tersebut dapat
dipergunakan dengan maksimal.
2. Awareness-interest yaitu tahap komunikasi untuk penyadaran terhadap setiap elemen
sekolah terkait dengan inovasi pembelajaran terbaru.
3. Evaluation yaitu melakukan kajian atau evaluasi terhadap kemungkinan menerima
atau menolak dari pengguna inovasi.
4. Trial yaitu uji coba atas produk inovasi tersebut untuk melihat sejauh mana sistem
tersebut dapat digunakan oleh target pengguna.
Apabila keempat tahapan tersebut dilakukan oleh pihak manajemen sekolah, maka
diharapkan pemanfaatan laboratorium bisa digunakan dengan optimal.