Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

ANALISIS KASUS

Trauma okuli merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan dan
kebutaan pada satu mata yang dapat dicegah. Trauma okuli dapat dibagi menjadi trauma
tajam, trauma tumpul, trauma kimia, trauma termal, trauma fisik, extra ocularforeign body,
dan trauma tembus. Pada kasus ini pasien MB laki-laki usia 16 tahun datang dengan
keluhan mata kanan kabur. Sejak 4 jam yang lalu, pasien terjatuh dikamar mandi dengan
wajah menghadap kedepan dan terbentur benda keras. Mata kanan merah kabur (+),
kelopak mata kanan bengkak (+), keluar darah dari bola mata (-), keluar darah dari hidung
(+). Pasien di bawa ke rumah sakit Bhayangkara, lalu luka robek dihidung dijahit dan
pasien di rujuk ke RSMH. Riwayat trauma (+) jatuh di kamar mandi, riwayat keluhan yang
sama sebelumnya disangkal, riwayat alergi obat-obatan dan/atau makanan disangkal,
riwayat penggunaan kacamata disangkal.
Dari hasil anamnesis, diagnosis mengarah pada trauma tumpul bola mata yang
merupakan trauma tertutup yang berasal dari benda tumpul akibat terjatuh dari kamar
mandi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalikus dalam batas normal. Pada
pemeriksaan lokalis mata, didapatkan visus okuli dekstra 1/60 dengan pinhole tidak maju
dan tekanan intraokular dalam batas normal, terdapat edema pada palpebra mata kanan,
kemosis di temporal dan injeksi siliar di konjungtiva mata kanan, FT (+) di sentral 6 mm
pada kornea mata kanan, bilik mata depan, iris, pupil, lensa dan segmen posterior dalam
batas normal.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan komplikasi yang mengarah
kepada edema palpebra dimana terdapat pembengkakan atau akumulasi darah di dalam
jaringan palpebra sehingga palpebra berwarna merah kebiruan dan tampak edema,
diperkuat juga dengan adanya riwayat trauma sebelumnya.
Keluhan mata kabur ......
Kemosis....
Erosi kornea?
Pada pemeriksaan menggunakan cotton bud untuk menggerakkan nodul didapatkan
perdarahan yang tidak bergerak sehingga dapat didiagnosis banding dengan episkleritis
dan skleritis. Pada pemeriksaan penunjang dengan slit lamp didapatkan kemosis dan
injeksi siliar pada segmen anterior sehingga dapat menyingkirkan diagnosis banding
episkleritis dan skleritis. (?) Dari hasil pemeriksaan fluoresence test didapatkan gambaran
berwarna hijau (FT +) di sentral kornal mata kanan yang menunjukkan adanya erosi
kornea. Sehingga pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan trauma tertutup tumpul bola
mata kanan dengan komplikasi edema palpebra OD dan erosi kornea OD.
Pada pasien dapat diberikan terapi non farmakologis berupa kompres hangat tiap
15 menit/8 jam pada mata kanan 24 jam pertama untuk mengurangi edema palpebra,
dilanjutkan kompres dingin tiap 15 menit /8 jam pada mata kanan 24 jam selanjutnya
untuk meredakan inflamasi dan vasokonstriksi pembuluh darah. Bebat tekan dilakukan
untuk mencegah manipulasi lebih lanjut terhadap permukaan kornea baik berupa
manipulasi dari pasien sendiri (seperti gerakan mengucek mata dsb), atau kerusakan lebih
lanjut akibat gesekan bila pasien menggerakkan bola mata. Salep mata dan antibiotik
diberikan sebelum dilakukan bebat tekan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Pemberian reepithel eye drop ditujukan untuk membantu proses reepitelisasi. Setelah
dilakukan tindakan tersebut pasien harus kontrol ulang untuk dipantau perbaikan klinis
pada kornea. Pasien juga perlu diedukasi untuk tidak menggosok-gosok mata, terutama
mata yang sakit apabila terasa gatal. Perlu dijelaskan kepada pasien mengenai penyakit
yang dialami, proses penyembuhan yaitu sekitar 1-2 minggu, pengobatan dan cara
pemakaian, komplikasi yang mungkin terjadi.

Anda mungkin juga menyukai