Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SUNGAI DURIAN
Alamat : Jl. MT. Haryono Gg. Wiyata 2, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kec. Sintang
Email : Puskesmas_sei.durian@yahoo.com, Telp : (0565) 21625, Kode Pos: 78614

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUNGAI DURIAN SINTANG


NOMOR : TAHUN 2017

TENTANG
MANAJEMEN RESIKO KLINIS

KEPALA PUSKESMAS SUNGAI DURIAN SINTANG,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan puskesmas


terhadap tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
lebih bermutu, perlu disusun tentang penerapan Manajemen
Resiko Klinis;

b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan


Manajemen Resiko Klinis dengan keputusan kepala
puskesmas;

Mengingat : 1. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1457/Menkes/SK/X/2003


tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
dikabupaten / kota;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUNGAI DURIAN


TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS
PUSKESMAS SUNGAI DURIAN.

KESATU : Penerapan Manajemen Resiko Klinis seperti tertera dalam


lampiran surat keputusan ini.
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal diitetapkan dan
apabilan dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya, maka diadakan pembetulan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Sintang
Pada Tanggal : Januari 2017

Kepala Puskesmas Sungai Durian Sintang,

KORNELIUS PARANG KUNCI


Lampiran

MANAJEMEN RESIKO KLINIS PUSKESMAS SUNGAI DURIAN SINTANG

A. Pendahuluan
Manajemen resiko klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan baik di
Rumah Sakit maupun Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat
pelaksanaan pelayanan medic. Resiko klinis dapat berupa bahaya, kesalahan,
musibah atau potensi terjadinya hal-hal yang merugikan pasien, terkait dengan atau
sebagai dampak asuhan klinik yang diberikan kepadanya.

B. Tujuan
1. Memastikan adanya sistem yang kuat dan menjamin terdapatnya sistem
untuk mengendalikan dan mengurangi resiko
2. Meminimumkan terjadinya terjadinya medica error, adverse events, dan
harms pada pasien (membuat asuhan pasien lebih aman).
3. Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya
klaim yang harus menjadi tanggungan institusi (mencegah kerugian finansial
bagi puskesmas) dan dokter.

C. Sasaran
1. Puskesmas
2. Puskesmas pembantu
3. Posyandu

D. Tahapan Manajemen Resiko Klinis


1. Menetapkan lingkup manajemen resiko : tentukan upaya atau unit pelayanan
yang akan di tetapkan manajemen resiko
2. Identifikasi Resiko
Proses identifikasi resiko dapat diambil berdasarkan hasil audit internal,
komplain yang disampaikan pelanggan baik melalui survey kepuasan, kotak
saran maupun melalui sarana lain. Resiko juga dapat diidentifikasi jika terjadi
insiden keselamatan pasien (IKP) atau melalui proses brainstorming yaitu
identifikasi sebelum terjadi insiden.
3. Analisa Resiko
Instrumen yang dapat digunakan untuk menganalisa resiko yaitu
a. Severity assessment
Variabel yang digunakan untuk menilai tingkat keparahan resiko yaitu
Dampak dan Probabilitas, sebagai berikut
Dampak (Severity)
Tingkat Deskripsi Dampak
1 Minimal Tidak ada cedera
2 Minor Cedera ringan dan dapat diatasi
dengan P3K
3 Moderat Cedera sedang, misalnya
luka robek
Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (reversible dan tidak
berhubungan dengan penyakit
yang diderita
Setiap kasus yang
meperpanjang perawatan
4 Mayor Cedera luas/berat,
misalnya cacat, lumpuh
Kehilangan fungsi
motorik/sensorik/ psikologis atau
intelektual (ireversibel), tidak
berhubungan dengan penyakit
5 Ekstrem Kematian yang tidak
berhubungan dengan perjalanan
penyakit

Probabilitas
Tingkat Deskripsi
5 Frequent : Sangat sering terjadi (Tiap minggu/bulan)
4 Probable: Sering terjadi (beberapa kali/tahun)
3 Possible: Mungkin terjadi (1 - 2 tahun/kali )
2 Unlikely: Jarang terjadi (> 2 - < 5 th/kali)
1 Rare: Sangat jarang terjadi ( > 5 thn/Kali)

Berdasarkan tingkat dampak dan probabilitas diatas, dapat ditentukan


tingkat keparahan resiko yaitu sebagai Rendah, Moderat, Tinggi dan
Ekstrim
Berikut matriks grading resiko

Dampak Minimal MINOR Moderat Mayor Ekstrim


1 2 3 4 5
Probabilitas
5 Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
4 Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
3 Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
2 Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
1 Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim

Tingkat keparahan resiko TINDAKAN


EKSTrim Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling
lama 45 hari, membutuhkan tindakan
segera, perhatian sampai ke Kepala
Puskesmas
Tinggi Risiko tinggi, dilakukan RCA paling
lama 45 hari, kaji dengan detail dan
perlu tindakan segera, serta
membutuhkan tindakan tahap
manajemen
MODERAt Risiko sedang, dilakukan investigasi
sederhana paling lama 2 minggu.
Rendah Risiko rendah dilakukan investigasi
sederhana paling lama 1 minggu

b. Root Cause Analysis (RCA)


Langkah langkah RCA :
1) Membentuk Tim RCA
2) Mempelajari kejadian, yaitu dengan menentukan masalah,
mengumpulkan bukti-bukti yang nyata, melakukan wawancara,
meneliti lingkungan kejadian, menggambarkan rantai terjadinya
kejadian, mengenali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
timbulnya kejadian dan mengenali kejadian-kejadian yang
mengawali (trigger).
3) Analisis sebab dengan menggunakan pohon masalah / diagram
tulang ikan untuk mengetahui kegiatan atau kondisi yang
menyebabkan timbul kejadian. Kemudian dilanjutkan sehingga
dapat dikenali sistem yang melatar belakangi timbulnya kejadian
atau sampai tidak beralasan lagi untuk melanjutkan.
4) Menyusun rencana tindakan dengan menetapkan strategi yang
tepat untuk mengatasi penyebab yang diidentifikasi, dan dapat
diterima oleh pihak yang terkait dengan kejadian. Rencana
tindakan disusun untuk tiap akar penyebab kejadian. Tindakan
harus mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas.
5) Melaporkan proses dan alat yang digunakan, biaya yang
dibutuhkan, ringkasan kejadian, proses investigasi dan analisis
serta temuan.
c. Failure Mode and Eeffect Analysis (FMEA)
FMEA dilakukan jika tidak ada kejadian, namun ingin
memperbaiki sistem agar minimal resiko. FMEA merupakan suatu alat
mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci, dan mengenali
model-model adanya kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur,
melakukan penilaian terhadap tiap model kesalahan/kegagalan,
dengan mencari penyebab terjadinya, mengenali akibat dari
kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi dengan melakukan
perubahan disain/prosedur.
Langkah-langkah FMEA
1) Bentuk tim FMEA : orang-orang yang terlibat dalam suatu
proses
2) Tetapkan tujuan, keterbatasan, dan jadwal tim
3) Tetapkan peran dari tiap anggota tim
4) Gambarkan alur proses yang ada sekarang
5) Kenalilah Failure modes pada proses tersebut
6) Kenalilah penyebab terjadinya failure untuk tiap model
kesalahan/kegagalan
7) Kenalilah apa akibat dari adanya failure untuk tiap model
kesalahan/kegagalan
8) Lakukan penilaian untuk tiap model kesalahan/kegagalan :
a. Sering tidaknya terjadi (occurrence / Occ)

Nilai Penjelasan Pengertian


10 Kemungkinan Kesalahan terjadai
terjadinya dapat paling tidak sekali
dipastikan sehari atau hampir
setiap saat

9 Hampir tidak dapat Kesalahan dapat


dihindarkan diprediksi terjadi atau
terjadi setiap 3 sampai
4 hari

8 Kemungkinan terjadai Kesalahan sering


7 sangat tingggi terjadi atau terjadi
paling tidak seminggu
sekali

6 Kemungkinan terjadi Kesalahan terjadi sekali


5 tinggi sedang sebulan

4 Kemungkinan terjadi Kesalahan kadang


3 sedang terjadi, atau sekali tidap
tiga bulan

2 Kemungkinan terjadi Kesalahan jarang


rendah terjadi atau terjadi
sekitar sekali setahun
1 Kemungkinan terjadi Kesalahan hampir tidak
amat sangat rendah pernah terjadi, atau
tidak ada yang ingat
kapan terakhir terjadi

b. Kegawatannya (severity / Sv)

Nilai Penjelasan Pengertian


10 Amat sangat Kesalahan yang dapat
berbahaya menyebabkan
kematian pelanggan
dan kerusakan sistem
tanpa tanda-tanda
yang mendahului
9 Sangat berbahaya Kesalahan yang dapat
8 menyebabkan cedera
berat/permanen pada
pelanggan atau
gangguan serius pada
sistem yang dapat
menghentikan
pelayanan dengan
adanya tanda yang
mendahului
7 Berbahaya Kesalahan yang dapat
menyebabkan cedera
ringan sampai sedang
dengan tingkat ketidak
puasan yang tinggi dari
pelanggan dan/atau
menyebabkan ganggung
sistem yang
membutuhkan perbaikan
berat atau kerja ulang
yang signifikan
6 Berbahaya sedang Kesalahan berakibat
5 pada cedera ringan
dengan sedikit ketidak
puasan pelanggan
dan/atau menimbulkan
masalah besar pada
sistem
4 Berbahaya ringan Kesalahan menyebakan
3 sampai sedang cedera sangat ringan
atau tidak cedera tetapi
dirasakan mengganggu
oleh pelanggan
dan/atau menyebabkan
masalah ringan pada
sistem yang dapat
diatasi dengan
modifikasi ringan
2 Berbahaya ringan Kesalahan tidak
menimbulkan cedera
dan pelanggan tidak
menyadari adanya
masalah tetapi
berpotensi menimbulkan
cedera ringan atau tidak
berakibat pada sistem
1 Tidak berbahaya Kesalahan tidak
menimbulkan cedera
dan tidak berdampak
pada sistem

c. Kemudahan untuk terdeteksi (detectability / DT)

Nilai Penjelasan Pengertian


10 Tidak ada peluang Tidak ada mekanisme
untuk diketahui untuk mengetahui
adanya kesalahan
9 Sangat sulit Kesalahan dapat
8 diketahui diketahui dengan
inspeksi yang
menyeluruh, tidak
feasible dan tidak
segera dapat dilakukan
7 Sulit diketahui Kesalahana dapat
6 diketahui dengan
inspeksi manual atau
tidak ada proses yang
baku untuk mengetahui,
sehingga ketahuan
karena kebetulan
5 Berpeluang sedang Ada proses untuk
untuk diketahui double checks atau
inspeksi tetapi tidak
otomatis atau dilakukan
secara sampling
4 Berpeluang tinggi Dipastikan ada proses
3 untuk diketahui inspeksi yang rutin
tetapi tidak otomatis
2 Berpeluang sangat Dipastikan ada proses
tinggi untuk inspeksi rutin yang
diketahui otomatis
1 Hampir dipastikan Ada proses otomatis
untuk diketahui yang akan
menghentikan proses
untuk mencegah
kesalahan
9) Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan mengkalikan: Occ x
SV x DT
10) Tentukan batasan (cut-off point) RPN yang termasuk prioritas
dengan Diagram Pareto
a. Urutkan failure mode dengan nilai RPN dari yang tertinggi
ke yang terendah
b. Hitung persentase kumulatif
c. Perhatikan nilai kumulatif sampai dengan 80 %, maka
pada nilai kumulatif 80 % tersebut kita tetapkan sebagai
cut off point

11) Tentukan kegiatan untuk mengatasi (design action/solution)


12) Tentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut berhasil
13) Gambarkan alur yang baru dengan adanya solusi tersebut
14) Hitung kembali RPN sesudah dilakukan solusi perbaikan

4. Evaluasi resiko
Dilakukan penilaian terhadap resiko, apakah memerlukan tindakan, serta
tindakan apa yang tepat.

5. Tindakan terhadap resiko


Setelah resiko dianalisa dan dievaluasi, maka dilakukan tindakan terhadap
resiko tersebut sesuai dengan rencana yang telah disusun.

E. Incident Report
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang
direncanakan atau secara normal yang seharusnya tidak terjadi dan
berdampak pada keselamatan pasien (patient care dan patient safety).
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada
keadaan beresiko.
3. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang bertendensi/berpotensi
menghadapkan puskesmas terhadap tuntutan hukum.
4. Masalah/kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi
termasuk juga kejadian yang berpotensial menyebabkan cedera.
5. Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat menjadikan pelajaran untuk
mengeleminasi atau menurunkan resiko.
6. Pelaporan masalah/kejadian yang mempunyai dampak terhadap anggaran
dan resiko ketersediaan keuangan peralatan maupun supplies.

F. Sumber Medical Report


1. Manusia
a. Kelelahan
b. Kurang terlatih
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan/pengendalian
e. Keterbatasan waktu
f. Poor judgement
g. Keragu-raguan
h. Logic error
i. Over confidence
2. Organisasi
a. Rancang bangun kerja
b. Perencanaan kebijakan
c. Administrasi/pembiayaan
d. Insentif/disinsentif/kepemimpinan
e. Manajemen supply
f. Supervisi/umpan balik
g. Ketidakjelasan petugas
h. Salah menempatkan personil
3. Teknikal
a. Poor automation
b. Peralatan yang buruk
c. Keterbatasan peralatan
d. Tidak memiliki decision support
e. Kompleksitas
f. Kurang integrasi
g. Terlalu banyak informasi
h. Tidak menggunakan ceklist
G. Tipe Medical Error
1. Kekeliruan konsep
a. Wrong concept of disiase
b. Wrong concept of treatment
2. Kekeliruan diagnostik
a. Misdiagnosis
b. Late diagnosis
c. Gagal melakukan prosedur diagnosis
d. Menggunakan prosedur yang usang
e. Gagal melakukan pemantauan dan follow up
f. Hasil pemeriksaan penunjang
3. Kekeliruan terapi
a. Error melakukan tindakan medik
b. Error memberikan terapi
c. Error menetapkan dosis
d. Error menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan diagnostik
sudah jelas
f. Melakukan tindakan medik yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi
g. Teknik yang keliru
4. Kekeliruan pencegahan
a. Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan
b. Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi
5. Lainnya
a. Gagal dalam berkomunikasi :
1) Komunikasi dengan pasien
2) Komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya
b. Equipment failure
c. Kegagalan sistem lainnya

H. Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai
penerapan Manajemen Resiko Klinis di Puskesmas Sungai Durian Sintang

Anda mungkin juga menyukai