5
SIKLUS
KEHIDUPAN
EDISI 1, 2016
PENYUSUN:
dr. Eka Agustia Rini, SpA(K)
dr. Rahmi Lestari, SpA
dr. Hj. Desmiwarti, Sp.OG (K)
dr. Hj. Ermawati, SpOG (K)
Dr. dr. Hj. Yusrawati, SpOG (K)
dr. Andi Friadi, SpOG(K)
dr. Syamel Muhammad, SpOG
Obstetri I :
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik Luar Obstetrik
PADANG
CARA PENGGUNAAN BUKU INI :
Untuk mahasiswa
Terima kasih
Tim Penyusun
DAFTAR TOPIK SKILLS LAB BLOK 1.5 SIKLUS KEHIDUPAN
TIAP MINGGU
Obstetri I:
I
Anamnesis dan
II
Pemeriksaan Fisik Luar Obstetri
Keterampilan Anamnesis
III Teknik Menyusui
dan pemeriksaan fisik
IV Anamnesis Riwayat Tumbuh Kembang
V Pemeriksaan Antropometri
VI KPSP
Ketentuan :
1. Mahasiswa yang akan mengikuti ujian tulis/skills lab/praktikum harus
mengikuti persyaratan berikut :
1. PENGANTAR:
Keterampilan pemeriksaan kehamilan, merupakan keterampilan yang harus
dimiliki oleh seorang dokter umum dan dipelajari sejak mahasiswa berada di
jenjang akademik/preklinik. Keterampilan ini sangat membantu seorang
menentukan kondisi dan perkembangan kehamilan dari seorang pasien.
Pengetahuan dan keterampilan pemeriksaan kehamilan turut berperan dalam
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Pemeriksaan obstetri meliputi banyak prosedur yamg masing-masing
berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Untuk pemeriksaan dasar
obstetri, pada umumnya diperlukan pemeriksaan antenatal, anamnesis dan
pemeriksaan fisik ibu hamil meliputi inspeksi, palpasi dan auskultasi.
Pemeriksaan antenatal hanya memfokuskan pada hal-hal penting yang harus
segera dikenali dan bagaimana kondisi-kondisi tertentu berubah sesuai dengan
berlanjutnya usia kehamilan. Pemeriksaan fisik berupa palpasi dan auskultasi
bertujuan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, presentasi, jumlah janin,
kondisi janin dan kesehatan muatan dengan jalan lahir
Ketrampilan ini sangat berkaitan dengan ketrampilan yang telah diberikan
pada blok sebelumnya seperti handwashing, komunikasi, pemeriksaan fisik
umum, pemeriksaan tanda vital, dan abdomen. Waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan ketrampilan ini adalah 200 menit (4 x 50 menit). Dilakukan di ruangan
skills lab FK-Unand.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN:
2.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan pelatihan ketrampilan Anamnesis dan Pemeriksaan
Fisik Luar Obstetrik mahasiswa mampu melaksanakan anamnesa,
pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik luar pada ibu hamil .
2.2 Tujuan Instruktional Khusus :
2.2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi pemeriksaan obstetri.
2.2.2 Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan antenatal secara
umum termasuk anamnesis dan pemeriksaan fisik luar obstetri.
2.2.3 Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan antenatal secara
khusus yaitu pemeriksaan palpasi menurut Leopold dan auskultasi
detak jantung janin.
2.2.4 Mahasiswa mampu membuat kesimpulan hasil pemeriksaan
/diagnosis.
2.2.5 Mahasiswa mampu membuat rencana penatalaksanaan.
3. STRATEGI PEMBELAJARAN:
3.1. Demonstrasi dari instruktur
3.2 Supervisi
3.3 Mandiri
3.4 Diskusi
4. PRASYARAT:
4.1 Pengetahuan yang perlu dimiliki sebelum berlatih:
4.1.1 Anatomi Genitalia Wanita
4.1.2 Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin
4.1.3 Perubahan fisiologi pada ibu hamil
4.1.4 Patologi kehamilan
4.1.5 Penyakit sistemik yang mempengaruhi kehamilan dan perkembangan
janin intra uteri
4.2 Praktikum yang harus diikuti sebelum berlatih
4.2.1 Anatomi genitalia wanita
4.3 Ketrampilan yang terkait:
4.3.1 Komunikasi
4.3.2 Pemeriksaan Fisik Umum
4.3.3 Pemeriksaan Tanda Vital
4.3.4 Abdomen
4.3.5 Auto dan allo anamnesis pada kasus obstetrik
5. TEORI
KEHA
M
I
L
A
N
N
O
R
M
A
L
PENDAHULUAN
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai
6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial di dalam keluarga. Jarang seorang ahli medik terlatih yang
begitu terlibat dalam kondisi yang biasanya sehat dan normal. Mereka
menghadapi suatu tugas yang tidak biasa dalam memberikan dukungan pada ibu
dan keluarganya dalam rencana menyambut anggota keluarga baru, memantau
perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang
janin, juga mendeteksi serta menatalaksana setiap kondisi yang tidak normal. Pada
umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran
bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan
menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu
hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan
antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal.
Tujuan asuhan antenatal
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi
Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi
eksklusif
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal
Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaikr.ya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
Satu kali pada triwulan pertama
Satu kali pada triwulan kedua
Dua kali pada triwulan ketiga
Pelayananasuhan standar minimal termasuk "7T"
(Timbang) berat badan
Ukur (Tekanan) darah
Ukur (Tinggi) fundus uteri
Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap
Pemberian Tablet zat besi
Tes terhadap Penyakit Menular Seksual
Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
WHO:
Birth Planning
Danger Signs
Emergency Preparedness
Social Support
Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan
profesional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.
Kebijakan teknis
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi
setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama
kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-
komponen sebagai berikut:
Mengupayakan kehamilan yang sehat
Melakukan deteksi dini kompikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan bila diperlukan
Persiapan persalinan yang bersih dan aman
Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi komplikasi
Pemberian vitamin Zat Besi
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa
mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSOa 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam
Folat 500 pg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak
diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.
Imunisasi TT
Antigen Interval Lama perlindungan % perlindungan
(Selang waktu minimal)
TT1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun * 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur 99
hidup
Keterangan : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS(Wanita Usia Subur)
tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus
Neonatorum).
PENILAIAN KLINIK
Penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada
kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal
berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan
antenatal, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterin, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
Penentuan usia kehamilan dapat dilakukan berdasarkan perhitungan dari
hari pertama siklus haid (HPHT) dengan menggunakan rumus Naegele dengan
syarat menstruasi haruslah teratur setiap 28 hari dan tidak menggunakan
kontrasepsi hormonal. Rumus Naegele adalah cara standar perhitungan tanggal
jatuh tempo untuk kehamilan. Hal ini dinamai Franz Karl Naegele (1778-1851),
dokter kandungan Jerman yang merancang aturan ini.
Aturan ini memperkirakan tanggal taksiran persalinan (TP), berdasarkan
HPHT dengan cara menambahkan tahun satu, mengurangkan tiga pada bulan dan
menambahkan tujuh pada hari untuk tanggal tersebut . Hal ini mendekati dengan
rata-rata kehamilan manusia normal yang berlangsung selama 40 minggu (280
hari) dari HPHT, atau 38 minggu (266 hari) dari tanggal pembuahan.
Kriteria tertentu harus diikuti untuk menerapkan aturan Naegele, yaitu:
1. Sebelumnya 12 siklus harus teratur dan siklus 28-30 hari;
2. Ke-12 siklus sebelumnya tidak boleh dengan menggunakan pil kontrasepsi
oral.
3. Periode menstruasi terakhir harus normal, yaitu perdarahan haid durasi 3-5
hari dan rata-rata jumlah pad berubah per hari adalah 3
Anamnsesis
Riwayat Riwayat Riwayat Riwayat
Kehamilan ini Obstetri lalu Penyakit Sosial Ekonomi
Usia ibu hamil Jumlah Jantung Status
Hari pertama kehamilan Tekanan perkawinan
haid terakhir, Jumlah darah tinggi Respon ibu
siklus haid persalinan Diabetes dan keluarga
Perdarahan per Jumlah mellitus tehadap
vaginam persalinan Pernah kehamilan
Mual dan muntah cukup bulan operasi Jumlah
Masalah/kelainan Jumlah Alergi keluarga di
pada kehamilan persalinan obat/makanan rumah yang
prematur membantu
sekarang Jumlah anak Ginjal Siapa
Pemakaian obat- hidup Asma pembuat
obat (termasuk Jumlah Epilepsi keputusan
jamu-jamuan) keguguran Penyakit hati dalam
Perdarahan Pernah keluarga
pada kecelakaan Kebiasaan
kehamilan, makan dan
persalinan, minum
nifas Kebiasaan
terdahulu merokok,
Adanya menggunakan
hipertensi obat-obatan
dalam dan alkohol
kehamilan Pekerjaan
pada dan aktivitas
kehamilan sehari-hari
terdahulu Pilhan tempat
Berat bayi < untuk
2,5 kg atau melahirkan
berat bayi > 4 Pendidikan
kg Penghasilan
Adanya
masalah-
masalah
selama
kehamilan,
persalinan,
nifas
terdahulu
Pemeriksaan
Fisik Pemeriksaan Pemriksaan Laboratorium
Umum Luar Dalam
Kunjungan Pada setiap Pada kunjungan Kunjungan
Pertama kunjungan : pertama : Pertama :
Tekanan darah Mengukur tinggi Pemeriksaan Darah
Suhu badan fundus uteri Vulva/Perineum Hemoglobin
Nadi Palpasi untuk (bila ada indikasi
Pernapasan menentukan untuk) : Urin :
Berat badan letak janin (atau Varises Warna, Protein
Tinggi badan lebih 28 Kondiloma
Edema
minggu) Hemoroid
Konjungtiva : anemis
Auskultasi detak Kelainan lain
Mulut dan gigi :
jantung janin
kebersihan, karang
Pemeriksaan
Payudara : puting
inspekulo (bila ada
susu
indikasi untuk
Abdomen : bekas
menilai : Serviks
operasi
Tanda-tanda
Ektremitas : edema,
infeksi
varises, refleks
Pengeluaran
patella
cairan dari
Kulit : kebersihan/
osteum uteri
penyakit kulit
Kunjungan
berikut :
Tekanan darah
Berat badan
Masalah dari
kunjungan
pertama
Memantau tumbuh kembang janin (nilai normal)
Tinggi Fundus
Usia Kehamilan Menggunakan petunjuk-
petunjuk badan
Hanya teraba di atas simfisis
13 minggu
Pubis
Di tengah, antar simfisis pubis
16 minggu
dan umbilikus
20 minggu Pada umbilikus
Di tengah, antar umbilikus dan
28 minggu
prosessus xiphoideus
36 minggu Pada prosessus xiphoideus
Diagnosis
Diagnosis dibuat untuk menentukan hal-hal sebagai berikut :
Kategori Gambaran
Kehamilan normal Mempunyai tanda-tanda positif :
Perubahan warna pada serviks
Warna areola lebih gelap, pembesaran
payudara
Pembesaran abdomen
+ detak jantung janin (jika terlihat > 20
minggu)
Ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan
Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal
LEOPOLD 1 LEOPOLD II
Rekam Medik
Seluruh hasil anamnesis dan pemeriksaan dicatat dam Kartu Bumil (Kartu Ibu
Hamil)
Kategori Gambaran
Kehamilan normal 1. Anamnesis dan pemeriksaan lengkap pada kunjungan
antenatal pertama
Memberikan konseling
1. Gizi : peningkatan konsumsi makanan hingga
300 kalori per hari, mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, zat besi, minum cukup
cairan (menu seimbang)
KHUSUS
a. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan kepada ibu, juga bahwa
pemeriksaan ini kadang-kadang menimbulkan perasaan khawatir atau
tidak enak tetapi tidak akan membahayakan bayi yang ada dalam
kandungan
b. Persilahkan ibu untuk berbaring
c. Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh perut ibu tampak jelas sampai batas
dibawah proc. xypoideus, kemudian minta ibu untuk meletakkan kedua
telapak kaki pada ranjang sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi paha
(coxae) dan lutut (genu), untuk mengurangi ketegangan dinding perut
d. Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang telah disediakan
e. Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas dengan air hangat kemudian
keringkan kedua tangan tersebut dengan handuk
f. Pemeriksa berada disisi kanan ibu menghadap bagian lateral kanan
Leopold 3 :
Pemeriksa tetap menghadap ke muka pasien
Gunakan tangan kanan untuk mempalpasi bagian bawah rahim
Dengan keempat jari dan ibu jari pegang bagian terbawah janin
(kepala) dan tentukan sudah terfiksir atau belum.
Leopold 4 :
Pemeriksa berganti menghadap kearah kaki pasien
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan
kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada
pada tepi atas simfisis
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua
jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen atau divergen)
Pemeriksaan Auskultasi
Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil
stetoskop monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan
ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai dengan posisi punggung
bayi (bagian yang memanjang dan rata)
Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi jantung bayi
(pindahkan titik dengar apabila pada titik pertama, bunyi jantung
tersebut kurang jelas, upayakan untuk mendapatkan punctum
maksimum)
Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk
mendengarkan bunyi jantung bayi, pindahkan ujung stetoskop pada
dinding perut yang relative tipis yaitu 3 sentimeter di bawah pusat
(sub-umbilikus).
Dengarkan dan bunyi jantung bayi dalam 60 detik (1 menit) penuh
(normal 120 160 kali/menit)
h. Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula
i. Lakukan pemeriksaan tambahan bila diperlukan pada tempat semula
k. Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain
penutup dan rapikan kembali pakaian ibu
l. Persilahkan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil pemeriksaan pada
lembar yang telah tersedia di dalam status pasien
6.3. Tahap penjelasan/interpretasi hasil pemeriksaan
Jelaskan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik luar kehamilan berupa
pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus leopold dan auskultasi yang meliputi
Usia kehamilan dan taksiran persalinan
Komplikasi pada kehamilan seperti perdarahan, mual dan muntah
Adanya komplikasi pada kehamilan dan persalinan sebelumnya
Adanya infertilitas
Keadaan janin termasuk letak dan posisi janin
Taksiran berat janin berdasarkan tinggi fundus
Kondisi janin (sesuai dengan hasil pemeriksaan auskultasi)
Rencana Asuhan Antenatal:
Jelaskan hasil temuan atau penilaian klinis ibu dan kondisi
kehamilannya
Catat pada buku kontrol ibu hamil dan jelaskan tentang langkah atau
asuhan lanjutan serta jadwal pemeriksaan ulangan
Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang (walaupun diluar jadwal
yang telah ditentukan) bila ada keluhan
Serahkan kembali buku kontrol ibu hamil dan ucapkan salam
EVALUASI
Nama Mahasiswa :
No BP :
Blok :
NO URAIAN SKOR
A. ANAMNESIS 0 1 2 3
1. Ucapkan salam
2. Dengan sopan, tanyakan identitas ibu (nama, umur,
alamat)
3. Tanyakan tentang :
Riwayat terlambat haid dan hari pertama haid
terakhir (HPHT)
Riwayat mual, muntah, dan perdarahan.
Riwayat nyeri perut, trauma, dan keputihan.
Riwayat haid dan Gangguannya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat perkawinan (berapa dan tahun)
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
sebelumnya (kesulitan persalinan yang lalu)
4. Tentukan usia kehamilan menurut anamnesis haid
dan buat taksiran persalinan
B. PEMERIKSAAN 0 1 2 3
5. UMUM
Keadaan umum
Berat badan
Tinggi badan
Tanda vital (Tekanan darah, nadi, pernapasan,
suhu tubuh)
6. KHUSUS
a. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan
kepada ibu, juga bahwa pemeriksaan ini
kadang-kadang menimbulkan perasaan
khawatir atau tidak enak tetapi tidak akan
membahayakan bayi yang ada dalam
kandungan
b. Persilahkan ibu untuk berbaring
c. Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh perut ibu
tampak jelas kemudian minta ibu untuk
meletakkan kedua telapak kaki pada ranjang
sehingga terjadi sedikit fleksi pada sendi paha
(coxae) dan lutut (genu), untuk mengurangi
ketegangan dinding perut
d. Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang
telah disediakan
e. Cuci tangan pemeriksa dengan sabun, bilas
dengan air hangat kemudian keringkan kedua
tangan tersebut dengan handuk
f. Pemeriksa berada disisi kanan ibu
mengahadap bagian lateral kanan
g. Beritahu kepada ibu bahwa pemeriksa akan
memulai proses pemeriksaan
7 Leopold 1 :
Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada fundus
uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan
agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke
bawah (jika diperlukan, fiksasi uterus bawah
denga meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri,
setinggi tepi atas simfisis)
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang
memfiksasi uterus bawah) kemudian atr posisi
pemeriksa sehingga menghadap ke bagian
keapala ibu
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan
pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang
ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan
secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri
dan kanan secara bergantian
8 Leopold 2 :
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut
lateral kanan dan telapak tangan kanan pada
dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan
pada ketinggian yang sama
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian
atau bersamaan (simultan) telapak tangan kiri dan
kanan, kemudian geser ke arah bawah dan
rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang
(punggung) atau bagian-bagian kecil
(ekstremitas)
9 Leopold 3 :
- Pemeriksa tetap menghadap ke muka pasien
- Gunakan tangan kanan untuk mempalpasi
bagian bawah rahim
- Dengan keempat jari dan ibu jari pegang
bagian terbawah janin (kepala) dan tentukan
sudah terfiksir atau belum bagian terbawah
janin tersebut
10 Leopold 4 :
Pemeriksa berganti menghadap kearah kaki
pasien
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan
pada lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-
ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi
atas simfisis
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian
rapatkan semua jari-jari tangan yang meraba
dinding bawah uterus
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri
dan kanan (konvergen atau divergen)
,
Fiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas
panggul kemudian letakkan jari-jari tangan kanan
di antara tangan kiri dan simfisis untuk menilai
seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki
pintu atas panggul
C. Pemeriksaan Auskultasi
11. Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu
kemudian ambil stetoskop monoaural dengan tangan
kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding
perut ibu yang sesuai dengan posisi punggung bayi
(bagian yang memanjang dan rata)
12. Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan
bunyi jantung bayi (pindahkan titik dengar apabila
pada titik pertama, bunyi jantung tersebut kurang
jelas, upayakan untuk mendapatkan punctum
maksimum)
Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit
untuk mendengarkan bunyi jantung bayi,
pindahkan ujung stetoskop pada dinding perut
yang relative tipis yaitu 3 sentimeter di bawah
pusat (sub-umbilikus)
13. Dengarkan dan bunyi jantung bayi dalam 60 detik (1
menit) penuh (normal 120 160 kali/menit)
14. Letakkan semua peralatan yang telah digunakan
pada tempat semula
15. Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah
selesai, angkat kain penutup dan rapikan kembali
pakaian ibu
16. Persilahkan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil
pemeriksaan pada lembar yang telah tersedia di
dalam status pasien
D. PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN 0 1 2 3
17. Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi
yang meliputi
Usia kehamilan
Letak janin (memanjang, melintang, oblik)
Posisi janin (punggung kanan/kiri,
superior/inferior)
Presentasi (kepala, sungsang, lintang, ganda)
Kondisi janin (sesuai dengan hasil pemeriksaan
auskultasi)
E. RENCANA ASUHAN ANTENATAL 0 1 2 3
18. Jelaskan hasil temuan atau penilaian klinis ibu dan
kondisi kehamilannya
19 Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaitan
dengan hasil temuan tersebut
20. Catat pada buku kontrol ibu hamil dan jelaskan
tentang langkah atau asuhan lanjutan serta jadwal
pemeriksaan ulangan
21. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang
(walaupun diluar jadwal yang telah ditentukan) bila
ada keluhan
22. Serahkan kembali buku kontrol ibu hamil dan
ucapkan salam
TOTAL
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan dengan banyak perbaikan
2 = Dilakukan dengan sedikit perbaikan
3 = Dilakukan dengan sempurna
1. PENGANTAR
Pemberian ASI bukanlah sekedar memberi makanan kepada bayi. Ketika ibu
mendekap bayi yang sedang disusukannya, pandang matanya tertuju kepada bayi
dengan nuansa kasih saying dan keinginan untuk dapat memahami kebutuhan si
bayi. Pengetahuan dan pelatihan ini dapat membantu peserta didik untuk dapat
membantu dan menjelaskan teknik laktasi kepada ibu yang membutuhkan.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
2.1. Tujuan umum
Setelah melakukan pelatihan ini mahasiswa mampu mengedukasi ibu tentang
cara menyusui yang benar
2.2. Tujuan khusus
- Mahasiswa mampu menjelaskan langkah-langkah teknik laktasi yang benar
- Mahasiswa mampu mendeteksi kesalahan proses menyusui
- Mahasiswa mampu mengenali dan memperagakan posisi dan tanda-tanda
perlengkatan bayi yang benar
- Mahasiswa mampu menjelaskan tanda-tanda bayi mengisap dengan efektif
- Mahasiswa mampu menjelaskan tanda-tanda asi cukup
3. STRATEGI PEMBELAJARAN:
Demonstrasi dari instruktur
Supervisi
Mandiri
Diskusi
4. TEORI
4.1. Definisi
Air Susu Ibu merupakan nutrisi ideal untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan, dan
perkembangan bayi secara optimal. ASI mengandung lemak, karbohidrat, protein,
nutrient mikro dan antibodi dalam jumlah yang tepat untuk pencernaan, perkembangan
otak dan pertumbuhan bayi. Inisiasi menyusu dini (IMD) dalam 30 menit pertama
kelahiran merupakan salah satu dari 10 langkah menuju keberhasilan menyusui. Inisiasi
menyusu dalam satu jam pertama pasca lahir menurunkan 22% risiko kematian bayi usia
0-28 hari. Sebaliknya penundaan IMD akan meningkatkan risiko kematian.
4.2.Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak sama, disesuaikan menurut kebutuhan bayi setiap saat.
Komposisi ASI akan bervariasi tergantung usia bayi, sehingga ada yang disebut
kolostrum, ASI peralihan dan ASI matur. Komposisi ASI juga bervariasi dari awal
hingga akhir menyusui. Foremilk ( ASI awal) adalah ASI yang bening yang diproduksi
pada awal penyusuan, banyak mengandung laktosa dan protein. Hindmilk ( ASI akhir)
adalah ASIyang lebih putih pekat, diproduksi pada akhir penyusuan dan banyak
mengandung lemak yang diperlukan untuk sumber tenaga dan pembentukan otak.
Dalam korpus mammae terdapat alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.
Alveolus terdiri dari beberapa sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah. Beberapa alveolus mengelompok lobulus, kemudian beberapa lobules
berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. Dari alveolus ASI disalurkan ke
dalam saluran kecil ( duktulus), kemudian beberapa saluran kecil bergabung membentuk
saluran yang lebih besar ( duktus laktiferus ).
Pada saat hamil seorang ibu harus dipersiapkan untuk menyusui. Anamnesis dan
pemeriksaan payudara yang teliti harus dilakukan, antara lain meliputi perencanaan ibu
untuk menyusui anaknya, riwayat menyusui sebelumnya, operasi atau tindakan bedah
lain terhadap payudara. Selain itu pemeriksaan terhadap payudara terutama bentuk
puting sangatlah penting, untuk menentukan temukan puting normal, datar atau justru
terbenam. Puting yang tidak normal dan tidak diantisipasi sebelumnya dapat menjadi
salah satu penyebab kegagalan menyusui. Apabila ditemukan puting datar atau
terbenam, cara yang dianjurkan adalah menyusui segera setelah lahir. Beberapa bayi
dapat menyusu dengan baik pada puting datar atau terbenam asalkan dia tidak
mendapatkan puting buatan segera setelah lahir.
Proses laktasi akan melibatkan unsur hormonal di dalam tubuh manusia. Setelah
memasuki usia kehamilan 16 minggu, wanita hamil sudah mulai memproduksi ASI,
tetapi produksi ASI tidak berlanjut karena tertahan oleh kehamilannya. Ketika bayi lahir
dan plasenta keluar, hormon yang mempengaruhi ASI akan menjadi aktif, apalagi bila
dilakukan IMD. Hisapan bayi pada puting payudara akan menyebabkan sinyal terkirim
ke hipofisis. Hipofisis anterior akan mengeluarkan hormon prolaktin yang berperan
dalam produksi ASI, sebagian besar prolaktin berada dalam darah selama 30 menit
setelah menyusu, hal ini berarti prolaktin membuat payudara memproduksi ASI
berikutnya.
Beberapa tanda yang dapat dilihat untuk mengetahui bahwa bayi melekat secara benar
pada payudara:
- Dagu bayi menyentuh payudara
- Mulut terbuka lebar
- Bibir bawah bayi melengkung keluar
- Pipi bulat atau datar
- Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, lebih banyak areola yang terlihat di
bagian atas mulut bayi daripada dibawahnya.
Selama 3 bulan pertama, bayi yang mendapat ASI eksklusif akan kembali ke berat
badan lahir paling tidak pada usia 2 minggu, dan tumbuh sesuai atau bahkan diatas
grafik sampai usia 3 bulan. Penurunan berat badan bayi selama 2 minggu pertama
kehidupan tidak melebihi 10%.
Skenario:
Seorang ibu baru saja melahirkan anak pertamanya 5 hari yang lalu. Saat ini ibu
mengeluh merasakan nyeri pada payudara saat menyusui. Bayinya terlihat rewel dan ibu
khawatir asinya tidak cukup.
Instruksi:
1. Jelaskan dan peragakanlah pada instruktur tentang langkah-langkah teknik
menyusui yang tepat
2. Jelaskanlah tentang tanda-tanda posisi dan pelekatan yang benar saat menyusui
3. Berikanlah edukasi kepada ibu tentang tanda-tanda bayi menghisap dengan
efektif dan produksi asi cukup
Nilai
No Kriteria
0 1 2 3
1 Memperkenalkan diri kepada orangtua bayi
- mengucapkan salam
- menyapa ibu
- memperkenalkan nama
2 Menjelaskan langkah-langkah teknik menyusui
- mencuci tangan
- ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting
susu dan areola sekitarnya.
- Ibu duduk atau berbaring santai
- Bayi diletakkan menghadap perut ibu dan payudara.
- Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada
lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong
bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
- Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang
satu lagi di depan. Perut bayi menempel badan ibu, kepala
bayi menghadap payudara. Ibu menatap bayi dengan kasih
sayang.
- Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang di bawah. Jangan menekan puting susu atau
areola saja.
- Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut
- ( rooting reflex)
- Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola
dimasukkan ke mulut bayi;
- Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi
- Perhatikan apakah bayi mengisap dengan efektif
- Menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong
sebelum pindah ke payudara yang lain
- Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum
terkosongkan (yang dihisap terakhir)
- Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.
Biarkan kering dengan sendirinya.
- Menyendawakan bayi
3 Menjelaskan tanda-tanda posisi menyusui yang benar
- Badan bayi rapat dan menghadap ke payudara
- Kepala dan badan bayi lurus
- Dagu bayi menyentuh payudara
- Badan belakang bayi ditopang ( terutama pada bayi baru
lahir)
- Ibu merasa santai dan nyaman
4 Menjelaskan tentang tanda perlengkatan yang benar:
- Dagu bayi menyentuh payudara
- Mulut terbuka lebar
- Bibir bawah bayi melengkung keluar
- Pipi bulat atau datar
- Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, lebih banyak
areola yang terlihat di bagian atas mulut bayi daripada
dibawahnya.
5 Menjelaskan tanda-tanda bayi menghisap dengan efektif
Bayi menghisap dengan dalam dan pelan
Bayi terlihat menelan
Terdengar gulping sound saat bayi menelan, bukan
smacking sound saat bayi menghisap
Bayi terlihat puas dan tertidur setelah menyusu
6 Menjelaskan tanda-tanda kecukupan ASI:
Produksi ASI akan melimpah pada hari ke-2 sampai ke-4
setelah melahirkan, Nampak dengan payudara bertambah
besar, berat, lebih hangat dan seringkali ASI menetes
dengan spontan
Bayi menyusu 10-12 kali sehari, dengan perlekatan yang
benar pada setiap payudara dan mengisap secara
teraturselama minimal 10 menit pada setiap payudara.
Bayi akan tampak puas setelah menyusu dan sering kali
tertidur pada saat menyusu
Frekuensi buang air kecil (BAK) bayi > 6 kali sehari.
Frekuensi buang air besar (BAB) > 4 kali sehari
Berat badan tidak turun lebih dari 10% dibanding berat
lahir
Berat badan bayi kembali seperti berat lahir usia 10 sampai
14 hari setelah lahir.
Berat badan bertambah sekitar 200gram per minggu
Total skor: 19
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan dengan banyak perbaikan
2 = Dilakukan dengan sedikit perbaikan
3 = Dilakukan dengan sempurna
Untuk nomor 1 0= tidak dilakukan 1 = dilakukan
Nilai:
Padang,
Instruktur
Pemantauan tumbuh kembang anak adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan,
berkaitan erat dengan kualitas seorang anak itu ketika dewasa nantinya. Pada tumbuh
kembang terdapat 2 kata seiring yang berbeda arti, yaitu pertumbuhan yang berarti perubahan
dimensi / ukuran / kuantitas, sedangkan perkembangan menggambarkan kualitas.
Sejak dari proses konsepsi di intrauterine kedua proses ini berlangsung terus menerus
dan dapat dicapai dengan adanya stimulasi yang optimal dan pemantauan dari lingkungannya
terutama kedua orangtua.
Anamnesis riwayat tumbuh kembang anak sejak konsepsi hingga setelah lahir dapat
memberikan informasi yang sangat penitng tentang kondisinya saat ini. Anamnesis yang
komprehensif sangat membantu penilaian kondisi tumbuh kembang anak saat ini, mendeteksi
faktor-faktor terkait yang berhubungan, dan menentukan pemilihan intervensi yang sesuai.
Bersama-sama dengan anamnesis yang teliti dan cermat, pemantauan proses tumbuh
kembang anak dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu ; pemeriksaan antropometri anak
kemudian menilainya dengan menggunakan kurva pertumbuhan yang sudah tersedia, dan juga
lewat skrining perkembangan anak dengan menggunakan KUESIONER PRA SKRINING
PERKEMBANGAN (KPSP), yang gunanya untuk mengetahui apakah perkembangan seorang
anak dalam batas normal ataukah menyimpang.
WAKTU:
1. Anamnesis Tumbuh Kembang 1 minggu (2x pertemuan dengan ujian)
2. Pemeriksaan antropometri 1 minggu (2 x pertemuan dengan ujian)
3. Pemeriksaan KPSP 1 minggu (2x pertemuan dengan ujian)
TEMPAT:
Ruang skillslab di Gedung ABCDEF Fakultas Kedokteran UNAND Padang.
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu
Melakukan anamnesis yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
secara komprehensif
Mengukur berat badan, panjang badan, lingkaran kepala dan lingkar lengan atas bayi /
anak dengan tepat, menggunakan alat yang tepat dan menginterpretasikan hasil
pemeriksaan dengan menggunakan kurva pertumbuhan anak yang sudah disediakan,
sehingga apabila terdapat penyimpangan dapat dilakukan intervensi dini.
Mendeteksi secara dini penyimpangan tahapan perkembangan bayi / anak melalui
skrining dengan menggunakan KPSP yang masing-masingnya berbeda untuk umur 3, 6,
9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan.
STRATEGI PEMBELAJARAN:
Bekerja kelompok
Bekerja dan belajar mandiri
PRASYARAT:
Dalam melakukan skills lab blok ini setiap mahasiswa
Mampu berkomunikasi dengan baik dengan calon respondennya (rasa empati)
Telah membaca dan mengerti dengan kuesioner dan alat yang akan digunakan.
Pembuatan anamnesis adalah unik, artinya berbeda antara satu anak dengan anak
lainnya. Anamnesis pada anak memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan
dewasa karena anak merupakan individu yang sedang tumbuh dan berkembang.
Diperlukan sistematika yang baku dan kemampuan anamnesis yang cermat dan
terstuktur untuk dapat menggali informasi penting sehubungan dengan tumbuh kembang
seorang anak. Dengan anamnesis yang terinci dapat diketahui kondisi yang mendasari
gangguan tumbuh kembang sehingga bisa disusun pemeriksaan, intervensi, maupun
edukasi yang sesuai dan tepat.
IDENTITAS ANAK
Identitas anak merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis. Identitas
ini diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar benar anak yang
dimaksud, dan tidak keliru dengan anak lain. Kesalahan identifikasi anak dapat berakibat
fatal, baik secara medis, etika, maupun hukum.
Nama
Identitas dimulai dengan nama anak, yang harus jelas dan lengkap : nama depan,
nama tengah (bila ada), nama keluarga dan nama panggilan akrabnya
Umur
Umur anak sebaiknya didapat dari tanggal lahir, yang dapat ditanyakan ataupun
dilihat dari Kartu Menuju Sehat atau kartu pemeriksaan kesehatan lainnya. Apabila
tanggal lahir tidak diketahui dengan pasti maka ia dapat diperkirakan dengan
menghubungkannya dengan suatu peristiwa yang umum diketahui misalnya hari raya.
Kecuali untuk kepentingan identitas, umur perlu diketahui mengingat periode usia anak
mempunyai kekhasaan sendiri dalam morbiditas dan mortalitas. Usia anak juga
diperlukan untuk menginterpretasi apakah data pemeriksaaan klinis anak tersebut normal
sesuai dengan umurnya.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin anak sangat diperlukan, selain untuk identitas juga untuk penilaian
data pemeriksaan klinis misalnya nilai-nilai baku, insidens seks, penyakit terangkai seks
(sex linked).
Nama Orangtua
Nama ayah, ibu atau wali anak harus dituliskan dengan jelas agar tidak keliru
dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama yang sama. Bila ada, title yang
bersangkutan harus disertakan.
Alamat
Tempat tinggal anak harus dituliskan dengan jelas dan lengkap, dengan nomor
rumah, nama jalan, RT, RW, kelurahan dan kecamatannya, serta bila ada nomor
teleponnya. Daerah tempat tinggal anak juga mempunyai arti epidemiologis. Kunjungan
rumah mungkin diperlukan untuk tatalaksana kasus yang memepunyai latar belakang
psikososial ekonomi dan budaya, misalnya perlakuan salah dan penelantaran anak (child
abuse and neglect, battered child syndrome).
Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan Orangtua
Selain sebagai tambahan identitas, informasi tentang pendidiksn dan pekerjaan
orangtua, baik ayah maupun ibu, dapat menggambarkan keakuratan data yang akan
diperoleh serta dapat ditentukan pola pendekatan dalam anamnesis.Tingkat pendidikan
orangtua juga berperan dalam pendekatan selanjutnya, missal pemeriksaan penunjang
dan penentuan tata laksanan selanjutnya
RIWAYAT KEHAMILAN
Hal pertama yang perlu ditanyakan adalah keadaan kesehatan ibu selama hamil,
ada atau tidaknya penyakit, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit
tersebut. Dirinci pula berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa
kunjungan antenatal dilakukan (dukun, perawat, bida, dokter umum, dokter spesialis).
Apakah ibu mendapatkan toksoid tetanus ( terutama pada kasus tetanus neonatorum).
Obat-obat yang diminum pada usia kehamilan muda (trimester pertama) mungkin dapat
menyebabkan cacat bawaan pada bayinya, misalnya obat penenang seperti talidomid
dapat menyebabkan terjadinya Amelia atau dokomelia. Infeksi beberapa jenis virus,
misalnya virus rubella, yang terjadi pada trimester pertama kehamilan dapat
menyebabkan cacat bawaan pada bayi (sindrom rubella). Demikian juga cacat bawaan
serta bayi berat lahir rendah dapat terjadi akibat infeksi kokngenital (termasuk TORCH,
toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simpleks, maupun HIV). Pada bayi
yang lahir kecil untuk masa kehamilan perlu ditanya apakah ibu merokok, atau minum
minuman keras, serta anamnesis yang cermat tentang makanan ibu selama hamil.
RIWAYAT KELAHIRAN
Ikhwal kelahiran anak harus ditanyakan dengan teliti, termasuk tanggal dan tempat
kelahiran, siapa yang menolong, cara kelahiran (spontan, ekstraksi cunam, ekstraksi
vakum, bedah kaisar), adanya kehamilan ganda, keadaan segera setelah lahir, dan
morbiditas pada hari-hari pertama setelah lahir. Masa kehamilan juga perlu ditanyakan,
apakah cukup bulan, kurang bulan, ataukah lewat bulan. BIla ada, lebih baik dilihat
catatan yang diberikan oleh puskesmas atau rumah bersalin tempat bayi lahir, yang
biasanya memberikan informasi yang diperlukan, termasuk nilai Apgar. Pada persalinan
instrumental (termasuk bedah kaisar) ditanyakan apakah indikasi tindakan tersebut.
Berat dan panjang badan lahir selalu ditanyakan. Dengan data berat badan lahir
serta masa gestasi yang diterapkan pada peta Lubchenko, maka diketahui apakah bayi
paad saat lahir sesuai, kecil atau besar untuk masa kehamilannya (sesuai untuk masa
kehamilan (SMK), kecil untuk masa kehamilan (KMK), atau besar untuk masa
kehamilan (BMK). Keadaan ini terutama pada neonatus dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), turut menentukan prognosis.
Morbiditas yang berhubungan dengan kelahiran dan selama masa neonatus perlu
ditanyakan termasuk asfiksia, trauma lahir, infeksi intrapartum, ikterus dan sebagainya
yang mungkin berhubungan dengan masalah yang dihadapi sekarang.
RIWAYAT MAKANAN
Pada anamnesis tentang riwayat makanan diharapkan dapat diperoleh keterangan
tentang makanan yang dikonsumsi oleh anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang (sejak bayi). Kemudian dinilai apakah kualitas dan kuantitasnya adekuat yaitu
memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan.
Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan; air susu ibu (ASI) ataukah
pengganti air susu ibu (PASI), atau keduanya. Apabila diberikan ASI, apakah ASI
diberikan secara ekslusif (ASI saja sampai usia 4 bulan). Baik pada ASI maupun PASI
perlu ditanyakan cara pemberiannya, apakah on demand atau ad libitum, ataukah dengan
jadwal tertentu. Untuk PASI perlu ditanyakan jenis dan mereknya, takaran, frekuensi
pemberian, dan jumlah setiap kali pemberian untuk tiap umur tertentu. Harus ditanyakan
pemberian makanan tambahan, umur berapa mulai diberikan, jenis dan jumlahnya, serta
jadwal pemberiannya. Dengan demikian maka dapat diperkirakan kuantitas dan kualitas
makanan yang diterima oleh bayi atau anak tersebut selama ini.
RIWAYAT IMUNISASI
Status imunisasi anak, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan (booster)
harus secara rutin ditanyakan, khususnya imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, dan
Hepatitis B. BIla mungkin dilengkapi dengan tanggal saat imunisasi dan tempat
imunisasi diberikan. Beberapa imunisasi lain seperti MMR (mumps, measles, rubella),
hepatitis A, dan Hib (untuk mencegah infeksi Hemophilus influenza tipe b) juga
ditanyakan. Hal-hal tersebut, di samping diperlukan untuk mengetahui status
perlindungan pediatrik yang diperoleh, mungkin dapat membantu diagnosis pada
beberapa keadaan tertentu, dan mungkin membantu menjelaskan kondisi tumbuh
kembang anak saat ini.
RIWAYAT PERTUMBUHAN
Status pertumbuhan anak terutama pada usia balita dapat ditelaah dari kurva berat
badan terhadap umur dan panjang badan terhadap umur. Data ini dapat diperoleh dari
kartu menuju sehat (KMS) atau kartu pemeriksaan kesehatan lainnya (dari dokter umum,
dokter anak, BKIA). Dari kartu ini dapat diperoleh data berat dan panjang badan
sebelumnya, yang kemudian dipetakan pada peta pertumbuhan (growth chart) berat dan
panjang/tinggi badan.
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Status perkembangan anak perlu ditelaah secara rinci untuk mengetahui apakah
semua tahapan perkembangan dilaiui dengan mulus atau terdapat penyimpangan.
Pemisahan dengan ibu dalam waktu yang lama, penempatan anak dalam suatu panti,
atau rawat inap di rumah sakit tanpa kehadiran ibu, perawatn anak denagn penyakit
kronik, dan lain-lain sering menyebabkan kelainan perkembangan. Anak dengan riwayat
asfiksia berat, hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir, hipoksia kronik pada anak
penyakit jantung bawaan sianotik, penyakit neurofibromatosis von Recklinghausen,
indrom sturge weber, sindrom down, dan masih banyak lagi dapat mengalami hambatan
perkembangan.
Kecuali prestasi belajar, pada anak usia sekolah lanjut perlu ditanyakan tentang
menarche dan telarche (pada anak perempuan), serta umur pada saat tumbuh rambut
pubik. Kelainan endokrinologik seringkali berhubungan dengan kelainan menars, telars,
dan pertumbuhan rambut pubik selain kelainan tinggi badan (perawakan pendek atau
perawakan tinggi).
Dalam menilai riwayat perkembangan ini perlu pula ditanya ada atau tidaknya
kelainan tingkah laku dan emosi, misalnya temper tantrum, enuresis, enkopresis,
hiperaktivitas, anoreksia dan sebagainya. Keaaan-keadaan tersebut tidak jarang
mempunyai latar belakang emosi murni (misalnya anoreksia nervosa pada anak remaja),
namun dapat pula berlatar belakang organik (misalnya hiperaktivitas pada anak yang
menderita attention deficit disorders).
RIWAYAT KELUARGA
Data keluarga anak perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran
keadaan sosial-ekonomi budaya dan kesehatan keluarga anak. Banyak penyebab
kesakitan maupun kematian yang berlatar-belakang pada keadaan sosial-ekonomi
keluarga, misalnya malnutrisi, atau tuberkulosis. Pelbagai jenis penyakit bawaan dan
penyakit keturunan juga mempunyai latar belakang sosial-budaya ataupun mempunyai
kecenderungan familial. Terdapatnya perkawinan dengan keluarga dekat (kosanguinasi)
antara ayah dan ibu, terdapatnya penyakit tertentu pada keluarga (stigmata alergi,
penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, atau penyakit keganasan, epilepsi dan lain-
ain) perlu ditanyakan, sebab mungkin berhubungan dengan masalah kesehatan yang
dihadapi sekarang, termasuk kondisi tumbuh kembang anak.
Dalam resume riwayat keluarga sebaiknya dibuat pedigri, sehingga tergambar
dengan jelas hubungan antara anggota keluarga, terutama apabila ditemukan kelainan
yang mempunyai aspek genetik herediter atau familial.
Tumbuh kembang serta penyebab kesakitan dan kematian anak sangat erat
berhubungan dengan corak reproduksi ibu, yaitu umur ibu pada saat hamil, jarak
kelahiran, dan jumlah kelahiran (paritas). Di samping itu, corak reproduksi ibu
merupakan salah satu determinan penting status kesehatan ibu. Ibu dengan corak
reproduksi yang kurang baik (misalnya melahirkan di luar kurun usia optimal untuk
melahirkan, jarak kelahiran yang terlalu dekat, atau jumlah kelahiran yang terlalu
banyak) akan kurang baik kesehatannya dan kurang mampu menciptakan suasana
pengasuhan anak yang baik. Hal ini akan mempengaruhi pola kesakitan dan kematian
anak. Sering dijumpai ibu yang suatu saat sekaligus mempunyai 3 anak balita (dibawah
lima tahun) atau 2 balita (bawah tiga tahun). Jarak kelahiran yang dekat serta paritas
yang tinggi sering berhubungan dengan malnutrisi energi protein (MEP), infeksi
berulang (diare, infeksi saluran napas), serta kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR).
Yang terakhir ini juga berkaitan dengan ibu perokok atau peminum alkohol. Umur ibu
yang lanjut saat hamil juga dapat berhubungan dengan beberapa jenis kelainan
kongenital, misalnya sindrom Down.
Jadi dalam hal corak reproduksi ibu, perlu ditanyakan:
1. Umur ibu saat hamil/melahirkan, terutama yang pertama
2. Umur kakak adiknya sehingga dapat diketahui jarak (interval) kelahiran
3. Jumlah persalinan, termasuk aborsi
DATA PERUMAHAN
Data perumahan ini diperlukan untuk lebih mendapatkan gambaran keadaan anak
dalam lingkungannya sehari-hari. Hal ini perlu untuk menentukan pola pendekatan, baik
untuk menegakkan diagnosis maupun penatalaksanaan keadaan sakitnya secara tuntas.
Dari data ini dapat diketahui apa keluarga anak termasuk keluarga batih (keluarga inti,
nuclear family) ataukah keluarga besar (extended family), yang masing-masing
mempunyai implikasi dalam praktek pengasuhan anak. Sistem keluarga besar biasanya
masih mempunyai corak tradisional dibanding dengan sistem keluarga batih yang
bersifat lebih individual. Pada system keluarga besar, meski kebutuhan biomedik
mungkin kurang terpenuhi (karena jumlah kapita yang besar) akan tetapi pemenuhan
kebutuhan psikososial (stimulasi mental, kasih saying) dapat lebih terjamin.
Bila anak tidak tinggal bersama orangtua, perlu ditelusuri keadaan perumahan dan
lingkungan tempat anak tersebut tinggal. Perlu pula ditanyakan keadaan kesehatan
orangtua serta anak-anak yang hidup. Ditanyakan apakah terdapat penyakit tertentu pada
keluarga (stigma alergi, penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit keganasan, epilepsi
dan sebagainya). Hal-hal tersebut perlu ditanyakan mengingat beberapa jenis penyakit
mempunyai kecenderungan familial sehingga mungkin dapat memberi petunjuk untuk
mengarahkan diagnosis tumbuh kembang dan penyakit anak saat ini.
Perkembangan fisik dan mental 0-5 tahun
(gerakan kasar dan halus, emosi, sosial, perilaku, bicara)
0-3 bulan
- Belajar mengangkat kepala
- Mengikuti obyek dengan matanya
- Melihat muka orang dengan tersenyum
- Bereaksi terhadap suara/bunyi
- Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan
kontak
- Mengoceh spontan
3-6 bulan
- Mengangkat kepala 900 dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
- Berusaha meraih benda-benda
- Menaruh benda-benda di mulut
- Tertawa antau menjerit bila diajak bermain
- Berusaha mencari benda-benda yang hilang
6-9 bulan
- Sudah dapat tengkurap dan berbalik sendiri
- Dapat duduk tanpa dibantu
- Dapat merangkak
- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
- Memegang benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk
- Mengeluarkan kata tanpa arti
- Takut kepada orang asing
- Berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian
9-12 bulan
- Berdiri sendiri tanpa dibantu
- Berjalan dituntun
- Menirukan suara, belajar menyatakan stu atau 2 kata
- Mengerti perintah/larangan sederhana
- Selalu ingin mengeksplorasi dan memasukkan semua benda ke mulutnya
- Berpartisipasi dalam permainan
12-18 bulan
- Berjalan dan mengeksplorasi rumah dan sekeliling rumah
- Menyusun 2 atau 3 kotak
- Mengucap 5-10 kata
- Mamperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
18-24 bulan
- Naik-turun tangga
- Menyusun 6 kotak
- Menunjuk mata dan hidung
- Menyusun kalimat dengan 2 kata
- Belajar makan sendiri
- Belajar mengontrol buang air kecil/besar
- Menaruh minat apa yang dikerjakan orang-orang yang lebih besar
- Bermain-main dengan anak lain
2-3 tahun
- Meloncat, memanjat
- Membuat jembatan dengan 2 kotak
- Mampu menyusun kalimat sederhana
- Menggambar lingkaran
3-4 tahun
- Berjalan sendiri mengunjungi tetangga
- Belajar memakai/membuka pakaian
- Menggambar orang dengan kepala dan badan
- Mengenal 2 atau 3 warna
- Bicara dengan baik, menyebut nama, jenis kelamin, dan umurnya
- Bertanya bagaimana anak dilahirkan
- Mengenal sisi atas, bawah, muka, dan belakang
- Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
4-5 tahun
- Melompat, menari
- Menggambar orang dengan kepala, lengan, badan
- Menggambar segiempat dan segitiga
- Dapat menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam seminggu
- Protes bila dilarang apa yang diingininya
- Mengenal 4 warna
- Memperkirakan bentuk dan besar benda, membedakan besar dan kecil
- Menaruh minat/menirukan aktivitas orang dewasa
(Sumber : Skala Yaumil-Mimi, Bagian Psikologi anak UI dan UKK Pediatri Sosial
IDAI)
DAFTAR PUSTAKA
Skenario:
Seorang ibu datang membawa anaknya ke poliklinik tumbuh kembang. Ibu
mengeluhkan anaknya yang terlihat lebih kecil dari teman-teman sebaya. Sejak lahir
perkembangan anak juga lebih terlambat bila dibandingkan sang kakak.
Instruksi:
Sebagai seorang dokter, Lakukanlah anamnesis yang baik dan cermat untuk
menggali informasi yang diperlukan untuk penilaian tumbuh kembang anak.
Nilai
N
Kriteria 0 1 2 3
No
0 1 2 3
1 Memperkenalkan diri kepada orangtua anak
1 - mengucapkan salam
- menyapa ibu
- memperkenalkan nama
2 Menanyakan identitas anak
2 - nama
- umur
- jenis kelamin
- nama orangtua
- alamat
- umur, pendidikan dan pekerjaan orangtua
- agama dan suku bangsa
3 Menanyakan riwayat penyakit yang pernah diderita
4 Menanyakan riwayat kehamilan ibu
4 - keadaan kesehatan ibu selama hamil
- berapa kali dan kepada siapa kunjungan antenatal
- obat-obat yang diminum pada usia kehamilan muda
- apakah ibu merokok
- apakah minum-minuman keras
- makanan ibu selama hamil
- infeksi saat kehamilan
Menanyakan riwayat kelahiran
5 - siapa yang menolong, cara kelahiran
- keadaan segera setelah lahir
- masa kehamilan (cukup bulan, kurang bulan, lebih bulan)
- indikasi tindakan (bila bedah Caesar, atau tindakan lain)
- berat dan panjang badan lahir
- asfiksia, trauma lahir, infeksi intrapartum, dan ikterus
6 Menanyakan riwayat makanan
6 - makanan yang dikonsumsi oleh anak (kualitas dan kuantitasnya)
- susu apa yang diberikan
- pemberian makanan tambahan
- umur berapa dimulai makanan tambahan
- jenis, jumlah dan jadwal pemberian makanan tambahan
7 Menanyakan riwayat imunisasi
7 - imunisasi dasar
- imunisasi ulangan
8 Menanyakan riwayat pertumbuhan
8
1 Menanyakan riwayat perkembangan
9 - perkembangan motorik kasar
- perkembangan motorik halus
- perkembangan sosial personal
- perkembangan bahasa - adaptif
- kelainan tingkah laku dan emosi
1 Menanyakan riwayat keluarga
10 - kesehatan keluarga anak
- pedigri
1 Corak Reproduksi Ibu
11
1 Data Perumahan
12
Total skor: 37
Keterangan:
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan dengan banyak perbaikan
2 = Dilakukan dengan sedikit perbaikan
3 = Dilakukan dengan sempurna
Untuk nomor 1 0= tidak dilakukan 1 = dilakukan
Padang,
Instruktur
Alat-alat
Perlengkapan pengukuran dasar seperti timbangan berat badan yang sudah
ditera, papan pengukur panjang /tinggi badan, pita pengukur lingkar kepala,
pita pengukur lengan kiri atas.
Grafik standar pertumbuhan anak
Persiapan
Untuk anak <2 tahun: timbangan pediatrik dengan alas tidur (pediatric scale
with pan). (Gambar 1)
BMI = BB (kg)
-------------
[TB ]2 (m2)
Bila anak tidak dapat diam, pengukuran dapat dilakukan hanya dengan
mengukur tungkai kiri.
Pengukuran dilakukan hingga milimeter terdekat.
Cantumkan hasil pengukuran pada grafik sesuai umur.
.
Cara pengukuran
Pengukuran lingkar kepala dilakukan pada semua bayi dan anak secara rutin untuk
mengetahui adanya mikrosefali, makrosefali, atau normal sesuai dengan umur dan
jenis kelamin. Alat yang dipakai adalah pita pengukur fleksibel, terbuat dari bahan yang
tidak elastik (pita plastik atau metal yang fleksibel). Sebaiknya ada yang membantu
memegang kepala bayi/anak selama pemeriksaan agar posisi kepala anak tetap.
Kepala pasien harus diam selama diukur
Pita pengukur ditempatkan melingkar di kepala pasien melalui bagian yang
paling menonjol (protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella), pita pengukur
harus kencang mengikat kepala.
Cantumkan hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala.
Interpretasi
Pemeriksaan lingkar kepala secara serial dapat menentukan pertumbuhan dan
perkembangan otak: normal, terlalu cepat (keluar dari jalur pertumbuhan normal)
seperti pada hidrosefalus , terlambat atau tidak tumbuh yang dapat disebabkan oleh
berbagai penyakit. Jika lingkar kepala lebih besar dari 2 SD di atas angka rata-rata
untuk umur dan jenis kelamin/ras (> + 2 SD) disebut makrosefali. Bila lingkar kepala
lebih kecil dari 2 SD di bawah angka rata-rata untuk umur dan jenis kelamin/ras (< - 2
SD) disebut mikrosefali.
- Berat badan sesuai tinggi badan (BB/TB) yaitu berat badan anak saat ini dibagi
dengan berat badan ideal anak berdasarkan tinggi badan anak saat ini (Tentukan
Height age anak yaitu dengan cara menarik garis horizontal sampai memotong
garis P50 pada kurva tinggi badan. Kemudian tentukan berat badan ideal anak
sesuai tinggi badan dengan cara menarik garis vertikal dari titik P 50 sesuai tinggi
badan anak saat ini sampai memotong garis P50 pada kurva berat badan) dikalikan
100%.
Berat badan secara relatif dengan TB (BB/TB) memberikan berbagai informasi akan
pertumbuhan dan status gizi pada seorang dibandingkan dengan hanya salah satu
dari BB menurut umur maupun TB menurut umur.
Interpretasi:
Gizi buruk : BB/TB < 70%
Gizi kurang : BB/TB 70-90%
Gizi baik : BB/TB 90-110%
Gizi lebih : BB/TB > 110%. Pada anak dengan gizi lebih, harus ditentukan
BMI anak, kemudian dimasukkan ke dalam grafik BMI untuk anak dan dinilai
BMI anak sesuai dengan umur
- Overweight jika BMI sesuai umur : P85 sampai P95
- Obesitas jika BMI sesuai umur : > P95
Kepustakaan
LAMPIRAN:
1. Gambar pengukuran LILA bayi Lingkar kepala bayi perempuan
1. Kurva BMI (laki-perempuan)
3. Kurva bayi 0 36 tahun (laki-perempuan)
4.Kurva anak 2 20 tahun (laki dan perempuan)
5. Pengukuran Lingkar kepala
CHECKLIST PENILAIAN
KETERAMPILAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI ANAK
.
SKRINING / PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN ANAK
MENGGUNAKAN
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)
Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30,36, 42,
48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu dating
kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan,
diminta datang kembali untuk skrining pada umur 9 bulan. Apabila orang tua datang dengan
keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur
skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda.
Alat / instrument
Formulir KPSP menurut umur, berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan
perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.
Alat Bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan,
kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit
kecil berukuran 0,5-1 cm.
Jumlah jawaban Ya
o 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S)
o 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
o 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis keterlambatan (gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
KPSP pada bayi 3 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Pada waktu bayi telentang, apakah masing-masing Gerak kasar
lengan dan tungkai bergerak dengan mudah? Jawab
TIDAK bila salah satu atau kedua tungkai atau
lengan bayi bergerak tak terarah/tak terkendali.
2 Pada waktu bayi telentang apakah ia melihat dan Sosialisasi
menatap wajah anda? dan
kemandirian
3 Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain Bicara dan
(ngoceh), disamping menangis? bahasa
4 Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat Gerak halus
mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?
5 Pada waktu bayi telentang, apakah. Ia dapat Gerak halus
mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi
yang lain?
10 Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik Bicara dan
atau diraba-raba? bahasa
Kuesioner Praskrining untuk Bayi 6 bulan
N PEMERIKSAAN YA TIDAK
o
1 Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat gerak halus
mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan
kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?
N PEMERIKSAAN YA TIDAK
o
1 Pada posisi bayi telentang, pegang kedua Gerak kasar
tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi clucluk.
Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara
kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK
bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar
sebelah kanan.
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di Sosialisasi &
pojok, kemudian muncui dan menghilang secara kemandirian
berulang-ulang di hadapan anak, apakah ia mencari
anda atau mengharapkan anda muncul kembali?
2 Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil Gerak halus
pensil tersebut dengan perlahan-lahan. Sulitkah
anda mendapatkan pensil itu kembali?
3 Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau Gerak kasar
lebih dengan berpegangan pada kursi/meja?
4 Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang Bicara &
sama, misalnya: ma-ma, da-da atau pa-pa. bahasa
Jawab YA bila ia mengeluarkan salahsatu suara
tadi.
5 Apakah anak dapat mengangkat badannya ke Gerak kasar
posisi berdiri tanpa bantuan anda?
6 Apakah anak dapat membedakan anda dengan Sosialisasi &
orang yang belum ia kenal? la akan menunjukkan kemandirian
sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat
permulaan bertemu dengan orang yang belum
dikenalnya.
7 Apakah anak dapat mengambil Benda kecil seperti Gerak halus
kacang atau kismis, dengan meremas di antara ibu
jari dan jarinya seperti pada gambar?
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Tanpa bantuan, apakah anak dapat Gerak halus
mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang?
Kerincingan bertangkai dan tutup, panci tidak ikut
dinilai
2 Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan Gerak kasar
berpegangan?
3 Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk Sosialisasi &
tangan atau melambai-lambai? Jawab TIDAK bila ia kemandirian
membutuhkan kemandirian bantuan.
4 Apakah anak dapat mengatakan papa ketika ia Bicara &
memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan bahasa
mama jika memanggil/melihat ibunya? Jawab YA
bila anak mengatakan salah satu diantaranya.
5 Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan Gerak kasar
selama kira-kira 5 detik?
6 Dapatkan anak berdiri sendiri tanpa berpegangan Gerak kasar
selama 30 detik atau lebih?
7 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah Gerak kasar
anak dapat membungkuk untuk memungut mainan
di lantai dan kemudian berdiri kembali?
8 Apakah anak dapat menunjukkan apa yang Sosialisasi &
diinginkannya tanpa menangis atau merengek? kemandirian
Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau
mengeluarkan suara yang menyenangkan
9 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan Gerak kasar
tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
10 Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti Gerak halus
kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan
menggunakan ibu seperti pada gambar ini
Kuesioner Praskrining untuk Anak 18 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk Sosialisasi &
tangan atau melambai-lambai? Jawab TIDAK kemandirian
bila ia membutuhkan bantuan.
2 Apakah anak dapat mengatakan papa ketika Bicara & bahasa
ia memanggil/melihat ayahnya, atau
mengatakan mama jika memanggil/melihat
ibunya?
3 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa Gerak kasar
berpegangan selama kira-kira 5 detik?
4 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa Gerak kasar
berpegangan selama 30 detik atau lebih?
5 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar
apakah anak dapat membungkuk untuk
memungut mainan di lantai clan kemudian
berdiri kembali?
6 Apakah anak dapat menunjukkan apa yang Sosialisasi
diinginkannya tanpa menangis atau merengek? &kemandirian
Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau
mengeluarkan suara yang menyenangkan.
7 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang Gerak kasar
ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
8 Apakah anak anak dapat mengambil benda Gerak halus
kecil seperti kacang, kismis, atau potongan
biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk seperti pada gambar ?
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah Gerak kasar
anak dapat membungkuk untuk memungut mainan
di lantai dan kemudian berdiri kembali?
2 Apakah anak dapat menunjukkan apa yang Sosialisasi
diinginkannya tanpa menangis atau merengek? &kemandirian
Jawab YA bila ia menunjuk, menarik atau
mengeluarkan suara yang menyenangkan.
3 Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan Gerak kasar
tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
4 Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti Gerak halus
kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan
menggunakan ibu jari clan jari telunjuk seperti pada
gambar ?
5 Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah Gerak halus
ia menggelindingkan/melemparkan kembali bola
pada anda?
6 Apakah anak dapat memegang sendiri Sosialisasi
cangkir/gelas clan minum dari tempat tersebut &kemandirian
tanpa tumpah?
7 Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah Sosialisasi
tangga, apakah anak meniru apa yang anda &kemandirian
lakukan?
8 Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas Gerak halus
Gerak halus Ya Tida kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan
ukuran 2.5-5.0 cm
9 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 Bicara &
kata yang mempunyai arti selain papa dan bahasa
mama?.
10 Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau Gerak kasar
lebih tanpa kehilangan keseimbangan? (Anda
mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik
mainannya)
Kuesioner Praskrining untuk Anak 24 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah Sosialisasi &
tangga, apakah anak meniru apa yang anda kemandirian
lakukan?
2 Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di Gerak halus
atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus
itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm.
3 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 Bicara &
kata yang mempunyai arti selain "papa" dan bahasa
"mama"?
4 Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah Gerak kasar
atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak
menarik mainannya).
5 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, Gerak halus ;
rok, atau celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut sosialisasi &
dinilai). kemandirian
6 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri?
Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak
atau berpegangan pada dinding atau pegangan
tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan anak
naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
7 Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda,
dapatkah anak menunjuk dengan benar paling
sedikit satu bagian badannya (rambut, mata,
hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
8 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak
tumpah?
9 Dapatkah anak membantu memungut mainannya
sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta?
10 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar
bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada
apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.
Kuesioner Praskrining untuk Anak 30 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, Sosialisasi &
rok, Sosialisasi & atau celananya? (topi clan kaos kemandirian
kaki tidak ikut dinilai)
2 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab Gerak kasar
YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau
berpegangan pada Binding atau pegangan tangga.
Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan anak
naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
3 Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, Bicara &
dapatkah anak menunjuk dengan benar paling bahasa
seclikit satu bagian badannya (rambut, mata,
hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
4 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak Sosialisasi &
tumpah? kemandirian
5 Dapatkah anak membantu memungut mainannya Bicara &
sendiri atau membantu mengangkat piring jika bahasa
diminta?
6 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola Gerak kasar
tenis) Gerak kasar ke depan tanpa berpegangan
pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.
7 Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret Gerak halus
kertas tanpa bantuan/petunjuk?
8 Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu Gerak halus
persatu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan
kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5
cm.
9 Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat Bicara &
berbicara seperti minta minum, mau tidur? bahasa
Terimakasih dan Dadag tidak ikut dinilai.
10 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar- Bicara &
gambar ini tanpa bantuan? bahasa
Kuesioner Praskrining untuk Anak 36 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret Gerak halus
kertas tanpa bantuan/petunjuk?
2 Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu Gerak halus
persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan
ukuran 2.5 5 cm.
3 Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat Bicara &
berbicara seperti minta minum; mau tidur? bahasa
Terimakasih dan Dadag tidak ikut dinilai.
4 Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar- Bicara &
gambar ini tanpa bantuan? bahasa
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Sosialisasi &
kemandirian
2 Dapatkah anak mengayuh sepeda rods tiga sejauh Gerak kasar
sedikitnya 3 meter?
3 Setelah makan, apakah anak mencuci clan Sosialisasi &
mengeringkan tangannya dengan balk sehingga anda kemandiria
ticlak perlu mengulanginya?
4 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika Gerak kasar
perlu tunjukkan caranya clan beri anak anda
kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik
atau lebih?
5 Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Gerak kasar
Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini
dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan
tanpa didahului lari?
6 Jangan membantu anak clan jangan menyebut Gerak halus
lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contoh ini
di kertas kosong yang tersedia. Dapatkah anak
menggambar lingkaran?
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh Gerak kasar
sedikitnya 3 meter?
2 Setelah makan, apakah anak mencuci dan Sosialisasi &
mengeringkan tangannya dengan baik sehingga anda kemandirian
tidak perlu mengulanginya?
3 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika Gerak kasar
perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda
kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik
atau lebih?
4 Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Gerak kasar
Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini
dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan
tanpa didahului lari?
5 Jangan membantu anak dan jangan menyebut Gerak halus
lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contoh ini
di kertas kosong yang tersedia. Dapatkah anak
menggambar lingkaran?
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu Gerak halus
persatu di atas yang lain tanpa menjatuhkan kubus
tersebut? Kubus yang digunakan ukuran 2-5 5 cm.
2 Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga Sosialisasi &
atau permainan lain dimana ia ikut bermain dan kemandirian
mengikuti aturan bermain?
3 Dapatkah anak mengenakan celana panjang, Sosialisasi &
kemeja, baju atau kaos kaki tanpa di bantu? (Tidak kemandirian
termasuk memasang kancing, gesper atau ikat
pinggang)
4 Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya Bicara &
tanpa dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya menyebut bahasa
sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengerti.
5 Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Bicara &
Jangan membantu kecuali mengulangi pertanyaan. bahasa
"Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?"
"Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?"
Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi
dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah
"menggigil" ,"pakai mantel atau "masuk kedalam
rumah.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah "makan"
Jika lelah, jawaban yang benar adalah "mengantuk",
"tidur", "berbaring/tidur-tiduran", "istirahat" atau "diam
sejenak"
6 Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau Sosialisasi &
pakaian boneka? kemandirian
7 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika Gerak kasar
perlu tunjukkan caranya dan beri anak ands
kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik
atau lebih?
8 Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan Gerak halus
menyebut kata "lebih panjang".
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada
anak.
Tanyakan: "Mana garis yang lebih
panjang?"
Minta anak menunjuk garis yang lebih
panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini
dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini
lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang
lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?
9 Jangan membantu anak dan jangan memberitahu Gerak halus
nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti
contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3
kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar
seperti contoh ini?
10 Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi Bicara &
isyarat dengan telunjuk atau mats pads saat bahasa
memberikan perintah berikut ini: "Letakkan kertas ini
di atas lantai".
"Letakkan kertas ini di bawah kursi".
"Letakkan kertas ini di depan kamu"
"Letakkan kertas ini di belakang kamu"
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di
bawah", "di depan" dan "di belakang
Kuesioner Praskrining untuk Anak 60 bulan
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Bicara &
Jangan membantu kecuali mengulangi pertanyaan. bahasa
Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?
Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?
Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?
Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi
dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah
menggigil ,pakai mantel atau masuk kedalam
rumah.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah makan
Jika lelah, jawaban yang benar adalah mengantuk,
tidur, berbaring/tidur-tiduran, istirahat atau diam
sejenak
2 Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau Sosialisasi &
pakaian boneka? kemandirian
3 Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika Gerak kasar
perlu tunjukkan caranya dan beri anak ands
kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia
mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik
atau lebih?
4 Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan Gerak halus
menyebut kata lebih panjang.
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada
anak.
Tanyakan: Mana garis yang lebih
panjang?
Minta anak menunjuk garis yang lebih
panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini
dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini
lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang
lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?
5 Jangan membantu anak dan jangan memberitahu Gerak halus
nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti
contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3
kali kesempatan. Apakah anak dapat menggambar
seperti contoh ini?
Nama Mahasiswa :
No BP :
Blok :
Kelompok :
NO KRITERIA Nilai
0 1 2 3
1 Mempersiapkan instrument pemeriksaan dan formulir
Keterangan Skor :
Keterangan :
Untuk checklist no. 1 dan 2, skor penilaian hanya 0atau 1:
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan