*Email: ulfahmaria83@yahoo.com
Abstrak
Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian pada bayi dan anak-anak di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi efektifitas pemberian zink dalam mengatasi diare akut pada balita di salah satu puskesmas di Kalimantan
Barat. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental dengan jenis nonequivalent control group after only design.
Jumlah sampel berjumlah 40 anak balita yang dibagi menjadi dua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan pada frekuensi defekasi dan durasi diare pada kedua kelompok (p= 0,000; = 0,05). Jadi dapat disimpulkan
bahwa pemberian zink efektif untuk menangani diare akut pada balita sehingga dapat mencegah akibat lanjut dari diare.
Kata kunci: balita, diare, durasi, frekuensi, zink
Abstract
Diarrhea is one of the major causes of infant and child death in Indonesia. The purpose of this research was to identify the
effectiveness of zinc supplementation for acute diarrhea in under five years children in one puskesmas in Kalimantan Barat.
The research employed quasi experimental with nonequivalent control group after only design. The samples were 40 participants
which were divided into two groups. The result showed that there was significant differences in defecation frequency and
duration of diarrhea in both group (p=0.000; =0.05). To conclude, zinc supplementation was effective for acute diarrhea
treatment in under five years children.
serta menurunkan kemungkinan munculnya kem- lompok intervensi dan 20 responden untuk ke-
bali diare pada 2-3 bulan setelahnya (Indriani & lompok kontrol.
Asri, 2007).
Kriteria responden dalam penelitian ini adalah anak
Kaitan antara zink dan diare telah dilaporkan me- usia 6 bulan hingga 5 tahun yang berkunjung ke
lalui hasil penelitian epidemiologis maupun labo- puskesmas karena diare yang berlangsung kurang
ratorium. Diare akut pada anak di negara berkem- dari 14 hari serta tidak mengalami penyakit berat/
bang sebagian besar yakni diare infeksi. Zink mem- penyakit penyerta. Selain itu, ibu/ pengasuh ber-
punyai efek terhadap beberapa enterosit dan sel sedia berpartisipasi dalam penelitian, mampu mem-
imun yang berinteraksi dengan agen infeksius pada baca dan menulis, mampu berkomunikasi secara
diare. Zink utamanya bekerja pada jaringan dengan verbal dan non-verbal, dan bersedia melakukan in-
kecepatan turnover yang tinggi seperti halnya tervensi yang dianjurkan kepada anak.
pada saluran cerna dan sistem imun dimana zink
dibutuhkan untuk sintesa DNA dan sintesa protein Alat pengumpul data dalam penelitian ini berupa
(Bijleveld, et al., 1997, dalam Armin, 2005). kuesioner tentang karakteristik responden, dan lem-
bar observasi responden untuk mengidentifikasi
Data awal yang penulis dapatkan di salah satu frekuensi defekasi dan durasi diare. Karakteristik
wilayah kerja puskesmas di Kalimantan Barat responden meliputi: usia anak, status gizi anak, sta-
bahwa pemberian zink pada anak yang menderita tus pemberian ASI dan tingkat pendidikan ibu.
diare belum optimal dilaksanakan, dimana angka
kesakitan akibat diare masih cukup tinggi dan Lembar observasi responden berisi catatan me-
penderita paling banyak adalah anak berusia di ngenai kejadian diare pada anak setiap hari dan
bawah 5 tahun. Oleh karena itu, penulis tertarik kepatuhan ibu dalam memberikan intervensi. Lem-
untuk mengetahui tingkat efektifitas zink dalam bar observasi tersebut diisi sendiri oleh ibu res-
mengatasi diare akut pada balita di wilayah kerja ponden. Peneliti melakukan evaluasi melalui kun-
salah satu puskesmas di Kalimantan Barat. Tuju- jungan rumah yang dilakukan pada hari-7 dan hari-
an penelitian ini adalah diidentifikasinya gambaran 14. Apabila pada hari-7, anak telah sembuh dari
tingkat efektifitas pemberian zink dalam mena- diare maka lembar observasi dikumpulkan pada
ngani diare akut pada anak. hari itu juga, tetapi bila diare masih berlangsung
peneliti melakukan kunjungan ulang pada hari-
14. Responden yang pada hari-14 belum meng-
Metode
alami kesembuhan dari diare tidak diikutsertakan
Penelitian telah dilakukan dengan menggunakan dalam analisis data.
desain kuasi eksperimental secara nonequivalent
kontrol group, after only design. Pengambilan Analisis data menggunakan program statistik dan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat.
cara non probability sampling dengan metode Analisis univariat dilakukan untuk mengiden-
consecutive sampling, yaitu setiap anak yang tifikasi gambaran variabel usia anak, status gizi
memenuhi kriteria penelitian diikutsertakan se- anak, pemberian ASI, tingkat pendidikan ibu, fre-
bagai sampel penelitian sampai kurun waktu ter- kuensi defekasi dan durasi diare. Untuk karak-
tentu sehingga jumlah sampel yang diperlukan teristik responden juga dilakukan uji homogenitas
terpenuhi. Pemilihan sampel didasarkan pada per- dengan menggunakan Chi-Square.
timbangan kriteria inklusi dan ekslusi yang dibuat
oleh peneliti. Sesuai dengan kriteria yang telah Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbe-
ditentukan, didapatkan jumlah responden ber- daan frekuensi defekasi dan durasi diare pada kedua
jumlah 40 orang yaitu 20 responden untuk ke- kelompok dengan menggunakan t-test independent.
Zink efektif mengatasi diare akut pada balita (Maria Ulfah, Yeni Rustina, Dessie Wanda) 139
Sementara analisis multivariat dilakukan untuk dilakukan menunjukkan bahwa karakteristik ke-
melihat pengaruh faktor perancu (karakteristik dua kelompok adalah setara (homogen).
responden) terhadap frekuensi defekasi dan durasi
diare. Pada tabel 1 memperlihatkan perbedaan frekuensi
defekasi dan durasi diare antara kelompok kontrol
Hasil (tidak diberikan zink dalam penanganan diare, te-
tapi hanya diberikan cairan rehidrasi oral) dan ke-
Pengumpulan data dilakukan pada April sampai lompok intervensi (diberikan zink dan cairan re-
Mei 2010. Jumlah responden yang berhasil diambil hidrasi oral dalam penanganan diare akut). Rerata
datanya adalah 20 orang untuk kelompok intervensi frekuensi defekasi pada kelompok intervensi lebih
dan 20 orang untuk kelompok kontrol. Sebagian rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol.
besar balita yang terlibat berusia 6 sampai 24 bulan, Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terda-
dan memiliki status gizi kurang. Data karakteristik pat perbedaan yang signifikan antara frekuensi
responden tersebut dilakukan uji homogenitas de- defekasi kelompok kontrol dan kelompok inter-
ngan cara chi square. Uji homogenitas yang telah vensi (p= 0,000; = 0,05).
Tabel 1. Perbedaan Frekuensi Defekasi dan Durasi Diare Kelompok Intervensi dan Kontrol
Frekuensi Defekasi 5,2 0,7 0,1 0,000 6,8 0,9 0,2 0,000
Durasi Diare 6,3 1,1 0,2 0,000 8,6 1,3 0,2 0,000
Begitu juga dengan perbedaan durasi diare pada Tabel 2 memperlihatkan pengaruh karakteristik
kedua kelompok. Rerata durasi diare pada ke- responden terhadap durasi diare. Analisis lebih lan-
lompok intervensi lebih rendah dibanding dengan jut didapatkan hanya status gizi anak yang mem-
kelompok kontrol. Hasil analisis menunjukkan bah- pengaruhi durasi diare (p= 0,009; = 0,05). Oleh
wa terdapat perbedaan yang signifikan pada dura- karena itu, berdasarkan hasil analisis regresi linier
si diare antara kelompok kontrol dan kelompok didapatkan pemodelan yang menunjukkan bahwa
intervensi (p= 0,000; = 0,05). pada anak yang mengalami gizi kurang, durasi diare
akan berlangsung 1,386 lebih lama sesuai dengan
Pada penelitian ini juga dianalisis pengaruh ka- persamaan regresi berikut:
rakteristik responden (variabel perancu) terhadap
frekuensi defekasi dan durasi diare. Pengaruh va- Durasi Diare= 9,747-1,386 gizi anak
riabel perancu tersebut dianalisis dengan meng-
gunakan regresi linier. Pada analisis lebih lanjut
peneliti mengidentifikasi bahwa faktor perancu ter- Pembahasan
sebut tidak memenuhi syarat untuk dianalisis se-
cara multivariat terhadap frekuensi defekasi. Akan Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat
tetapi, pada hasil uji ditemukan adanya pengaruh perbedaan yang bermakna antara frekuensi defekasi
antara status gizi anak terhadap durasi diare. Ha- dan durasi diare pada balita di kelompok intervensi
sil analisis variabel perancu terhadap durasi diare dan kelompok kontrol. Temuan ini sesuai dengan
dapat dilihat pada tabel 2. penelitian yang dilakukan Strand, et al. (2002),
140 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 15, No. 2, Juli 2012; hal 137-142
yang menemukan data frekuensi pengeluaran feses Menurut Indriani dan Asri (2007), pada beberapa
pada kelompok intervensi mengalami penurunan penelitian yang dilakukan di rumah sakit untuk
8% dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada mengukur dampak pemberian zink terhadap kelu-
penelitian tersebut, juga diidentifikasi bahwa du- aran feses, didapatkan hasil terjadinya penurunan
rasi diare pada anak yang mendapatkan zink 26% keluaran feses antara 18-59% pada kelompok in-
lebih pendek dibandingkan dengan kelompok pla- tervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
sebo (p= 0,006). Sementara itu, Bhatnagar et al. Pengaruh terapeutik zink tersebut tidak berbeda
(2004) mengidentifikasi bahwa volume feses pada secara signifikan walaupun terdapat perbedaan
kelompok intervensi berkurang hingga 25% diban- usia dan status nutrisi anak yang diukur secara
dingkan dengan kelompok kontrol. antropometri. Hasil serupa juga ditemukan oleh
Lukacik, Thomas, dan Aranda (2007), yang mem-
Hal serupa juga ditemukan pada hasil penelitian buktikan bahwa dari 18,8% anak yang menda-
Lukacik, Thomas, dan Aranda (2007) yang men- patkan suplemen zink dilaporkan 12,5% meng-
catat bahwa anak yang mendapatkan zink me- alami penurunan rata-rata frekuensi defekasi.
ngalami penurunan durasi diare 15,5% diban-
dingkan dengan kelompok kontrol. Data tersebut Peningkatan frekuensi defekasi disertai volume
menunjukkan bahwa pemberian zink selama diare tinja yang banyak selama diare disebabkan kare-
akut menyebabkan pengurangan pengeluaran/ na terjadinya peningkatan kandungan air akibat
frekuensi tinja dan memiliki efek manfaat yang ketidakseimbangan fungsi usus dalam proses pe-
signifikan dalam alur klinis diare akut. nyerapan substrat organik dan air. Jika terjadi se-
cara terus menerus maka anak dapat mengalami
Selain itu, Hidayat (1997) juga menemukan bahwa dehidrasi. Oleh karena itu, diare harus dihentikan
adanya penurunan risiko berlanjutnya diare pada tidak hanya dengan menggantikan cairan yang
kelompok anak yang mendapat suplementasi zink hilang akan tetapi dengan memperbaiki kondisi
(RR 0,89; 95% CI:0,82-0,97). Penurunan durasi usus. Pemberian cairan rehidrasi oral saja tidak cu-
diare sebesar 11% ini mempunyai arti yang cukup kup signifikan dalam menurunkan frekuensi de-
penting dalam menurunkan risiko terjadinya de- fekasi, sehingga perlu ditambahkan zink sebagai
hidrasi dan malnutrisi akibat diare. regimen terapi (Lukacik, Thomas,& Aranda, 2008).
Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat antara Karakteristik Responden dengan Durasi Diare
Variabel n Mean SD SE p
Usia Ana k
a. 6-24 bulan 26 7,4 1,8 0,4 0,836
b. >24 bulan 14 7,5 1,4 0,4
Pemberian ASI
a. Ya 9 6,3 1,3 0,4 0,026
b. Tidak 17 7,9 1,8 0,4
Pendidikan Ibu
a. Pendidikan Dasar 23 7,7 1,4 0,3 0,231
b. Pendidikan Lanjut 17 7,1 1,9 0,5
Terjadinya penurunan frekuensi defekasi dan pe- tribusi terhadap penurunan volume cairan dalam
ngurangan volume tinja secara otomatis juga akan usus halus dan merangsang penyerapan ion sodium
memperpendek durasi diare atau mencegah ber- (Lukacik, Thomas, & Aranda, 2008).
lanjutnya diare.
Sebagian besar diare yang terjadi pada anak di-
Zink merupakan komponen yang memiliki banyak sebabkan oleh virus. Oleh karena itu, diare biasa-
enzim yang memainkan peranan dalam meta- nya tak berlangsung lama, hanya beberapa hari (3-
bolisme asam nukleat dan sintesis protein, serta 4 hari) dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobat-
untuk perbaikan struktur dan fungsi membran. an (self limiting disease). Anak akan sembuh kem-
Diare bisa menyebabkan hilangnya zink dalam bali setelah enterosit usus yang rusak diganti oleh
tubuh. Beberapa penelitian suplementasi zink da- enterosit baru dan yang normal serta sudah matang
lam jumlah besar telah menunjukkan berkurang- (mature), sehingga dapat menyerap dan mencerna
nya insiden diare akut dan persisten pada bayi dan cairan serta makanan dengan baik (Irwanto, Rohim,
anak-anak secara bermakna. Meningkatnya sta- & Sudarmo, 2002).
tus zink pada populasi tersebut juga berhubungan
dengan meningkatnya immunokompeten dan kadar Anak dengan diare akan mengalami defisiensi
aktivitas (Irwanto, Rohim, & Sudarmo, 2002). berbagai mikronutrien, termasuk zink, sehingga
suplementasi zink pada anak dengan diare terse-
Sebagian besar diare akut yang terjadi pada anak- but dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas
anak di negara berkembang adalah diare infeksi. akibat diare. Zink mempunyai peranan dalam me-
Zink mempunyai efek terhadap beberapa enterosit tabolism enzim, poli-ribosom, membran sel, dan
dan sel-sel imun yang berinteraksi dengan agen fungsi seluler. Kehilangan zink melalui saluran cer-
infeksius pada diare, mampu menstabilkan struk- na akibat diare akan memperburuk defisiensi zink
tur membran dan memodifikasi fungsi membran yang memang sudah ada (Indriani & Sari, 2007).
dengan cara berinteraksi dengan oksigen, nitrogen
dan ligan sulfur makro molekul hidrofilik, serta ak- Berdasarkan hal tersebut, peneliti menganalisis
tifitas antioksidan. Zink juga mencegah dilepas- bahwa penggunaan zink selama diare akut di-
kannya histamin oleh sel mast dan respon kon- perkirakan akan mempengaruhi fungsi imun atau
traksi serta sekretori terhadap histamin dan sero- fungsi dan struktur intestinal serta proses pemulih-
tonin pada usus sehingga dapat mencegah pening- an epitel selama diare, sehingga akan mencegah
katan permeabilitas endotel yang diprakarsai oleh diare lebih lanjut atau mempercepat proses pe-
TNF-a yang juga merangsang kerusakan perme- nyembuhan.
abilitas lapisan endotel usus. Zink mampu merang-
sang pertahanan imun, serta mengurangi efek yang Hasil analisis terhadap variabel perancu (status gizi
merugikan akibat aktivasi sel imun pada lapisan anak), menunjukkan bahwa terdapat hubungan
endotel usus (Armin, 2005). yang bermakna antara status gizi anak dengan
durasi diare akut. Kondisi kurang gizi merupa-
Kemanjuran suplementasi zink dalam mempe- kan salah satu faktor yang yang dapat meningkat-
ngaruhi durasi diare terjadi dengan memperbaiki kan insiden beratnya penyakit serta lamanya diare
atau meningkatkan penyerapan air dan elektrolit berlangsung. Beratnya penyakit, lamanya, dan re-
melalui intestin serta mempercepat regenerasi epi- siko kematian karena diare akan meningkat pada
tel usus. Peningkatan level enzim enterosit menye- anak-anak dengan kurang gizi dan anak yang men-
babkan perpindahan zink ke enterosit serta respon derita gizi buruk. Gangguan gizi yang terjadi se-
imun yang kuat yang akan meningkatkan ketahan- belum sakit akan diperberat oleh berkurangnya
an usus terhadap kuman patogen. Keberhasilan intake makanan, meningkatnya kebutuhan, serta
pengobatan dengan zink secara umum berkon- kehilangan nutrien melalui usus (saluran cerna),
142 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 15, No. 2, Juli 2012; hal 137-142