1982
Ind
b
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN
BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK
362.198.2
Ind Indonesia. Departemen Kesehatan
b Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak
- Jakarta : Departemen Kesehatan dan
JICA (Japan International Cooperation Agency), 2001
Judul :
1. MOTHER - CHILD RELATION
2. MATERNAL - CHILD NURSING
3. MATERNAL HEALTH SERVICES
Pertemuan evaluasi penggunaan Buku KIA terintegrasi dengan pembahasan Dengan berjalannya waktu fungsi Buku KIA meningkat selain sebagai media KIE dan
program kesehatan ibu dan anak di tingkat Kabupaten/Kota atau pertemuan dokumen pencatatan pelayanan KIA, Buku KIA digunakan untuk mempermudah
profesi pada dasarnya bertujuan meningkatkan cakupan kepemilikan dan mendapatkan Akte Kelahiran, alat bukti yang digunakan pada sistem jaminan
pemanfaatan Buku KIA oleh masyarakt, kader dan tenaga kesehatan. Pada kesehatan dan bantuan program keluarga harapan (PKH), mendukung implementasi
pertemuan evaluasi ini dibahas ; Kebijakan penggunaan Buku KIA di pusat dan kebijakan di daerah tertentu (antara lain persyaratan masuk TK atau SD), dan
daerah, Cakupan dan kegiatan terkait dengan penggunaan Buku KIA, Logistik, mempermudah pemahaman masyarakat akan pemenuhan haknya akan pelayanan
distribusi dan alur distribusi Buku KIA dan Kendala dan faktor pendukung dalam KIA.
penggunaan dan pemanfaatan Buku KIA.
Penerapan Buku KIA secara benar akan berdampak pada peningkatan pengetahuan
ibu dan keluarga akan kesehatan ibu dan anak, menggerakan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas serta meningkatkan sistem survailance, monitoring dan
informasi kesehatan. Petunjuk teknis pemakaian Buku KIA ini diharapkan
meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam memfasilitasi peningkatan peran
kader, ibu dan keluarga dalam penggunaan Buku KIA.
BAB III. SASARAN BUKU KIA & JUKNIS PENGGUNAAN BUKU Jumlah Buku KIA bayi dan anak balita & prasekolah yang diisi lengkap
KIA......................................................................................................... 4 x 100 %
60 bayi dan anak balita dan prasekolah
BAB IV. CARA MENGUNAKAN BUKU KIA............ 5
Buku KIA diisi lengkap artinya pada halaman tertentu Buku KIA terisi lengkap dan
BAB V. CARA PENGISIAN BUKU KIA..... 11 benar baik oleh ibu/keluarga/ pengasuh anak di panti/lembaga kesejahteraan
sosial anak, kader atau tenaga sesuai dengan peran masing-masing terhadap
BAB VI. PEMBINAAN DAN PEMANTAUAN PENGGUNAAN BUKU pemanfaatan Buku KIA.
KIA.......................................................................................................................... 85
Buku KIA diisi tidak lengkap artinya pada halaman tertentu Buku KIA terisi tidak
lengkap atau pengisiannya salah baik oleh ibu/keluarga/ pengasuh anak di
panti/lembaga kesejahteraan sosial anak, kader atau tenaga sesuai dengan
peran masing-masing terhadap pemanfaatan Buku KIA.
Jika nilai kelengkapan pengisian Buku KIA kurang dari 60% tingkatkan
pembinaan tenaga kesehatan oleh Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator
dan Penanggung Jawab Program terkait Buku KIA Dinkes Kabupaten/Kota.
Jumlah balita dan prasekolah yang memiliki Buku KIA Departemen Kesehatan bersama JICA mengembangkan Buku KIA pertamakali tahun
x 100 %
1993 di Salatiga Jawa Tengah, yang secara bertahap dengan dukungan berbagai pihak
Jumlah sasaran balita dan prasekolah di wilayah kerja dalam setahun
baik pemerintah pusat dan daerah, profesi dan donor agencies meluas sehingga pada
tahun 2006 seluruh provinsi menggunakan Buku KIA. Untuk mengakomodir
2. Indikator penggunaan Buku KIA kebutuhan program dan disesuaikan dengan kondisi, dilakukan revisi Buku KIA secara
berkala. Buku KIA revisi 2015 berisi catatan dan informasi cara memelihara dan
Untuk menilai pemanfaatan Buku KIA, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atau
menjaga kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir sampai
Puskesmas dan penanggungjawab fasilitas kesehatan lainnya dapat melakukan anak usia 6 tahun termasuk pola asuh anak dengan disabilitas dan cara melindungi
penilaian cepat dalam skala kecil setahun. Waktunya disesuaikan kesepakatan anak dari kekerasan dan pelecehan seksual).
bersama. Dengan berjalannya waktu dirasakan pemanfaatan Buku KIA belum optimal dalam
mendukung kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak. Belum semua tenaga
kesehatan, kader, ibu dan keluarga berperan sebagaimana yang diharapkan dalam
Indikator yang digunakan adalah:
penerapan Buku KIA. Tenaga kesehatan diharapkan lebih berperan aktif memfasilitasi
a. Kepatuhan membawa Buku KIA (bringing rate): presentase kepatuhan ibu/ kader dan ibu,keluarga/pengasuh anak untuk memahami dan menerapkan isi Buku
keluarga membawa Buku KIA pada saat datang kefasilitas kesehatan KIA. Beberapa studi menunjukan bahwa peningkatan pemahaman dan penerapan
Buku KIA oleh kader dan ibu/keluarga memberi dampak yang signi kan terhadap
b. Kelengkapan pengisian Buku KIA ( lling rate): presentase kelengkapan peningkatan cakupan pelayanan dan status kesehatan ibu dan anak.
pengisian Buku KIA
Optimalisasi pemanfaatan Buku KIA ditingkat keluarga hanya akan terjadi bilamana
tenaga kesehatan dan kader menjelaskan dan memastikan ibu dan keluarga paham isi
Pilih secara acak ibu hamil dan bayi dan anak balita dan prasekolah yang punya Buku KIA. Peningkatan pemahaman Buku KIA ini dapat dilakukan dengan berbagai
Buku KIA. Ibu hamil 40 orang, bayi dan anak balita dan prasekolah 60 orang cara, pada saat memberi pelayanan, waktu tunggu pelayanan, maupun pada saat
kegiatan di masyarakat oleh tenaga kesehatan, kader ataupun berbagai pihak yang
punya minat besar terkait dengan kesehatan ibu dan anak.
Jumlah ibu hamil, bersalin dan nifas yang membawa Buku KIA
x 100 %
40 ibu hamil, bersalin dan nifas Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak ini berisi tentang
pemahaman dan penggunaan Buku KIA bagi tenaga kesehatan, penggunaan Buku
KIA dan cara mengisi Buku KIA oleh ibu,suami, keluarga/ pengasuh anak di panti dan
atau lembaga kesejahteraan sosial anak,dan kader. Untuk memahami dan
Jumlah bayi dan anak usia dini yang membawa Buku KIA menerapkan Juknis Penggunaan Buku KIA ini, tenaga kesehatan terlebih dahulu
x 100 % membaca Buku KIA. Buku ini dapat dipelajari secara mandiri atau dibahas bersama di
60 bayi dan anak balita dan prasekolah tingkat Puskesmas/institusi pelayanan/profesi dan digunakan sebagai acuan bagi
tenaga kesehatan baik mereka yang bekerja di unit pelayanan pemerintah maupun
swasta/mandiri.
Jika jawaban ibu ya/sudah dan tidak ada hal-hal yang ditanyakan, puji ibu dan anjurkan
untuk meneruskan hal-hal yang baik untuk kesehatan ibu dan anak.
Jika jawaban ibu belum, ingatkan ibu untuk selalu membawa Buku KIA, lebih sering
membaca Buku KIA pada setiap ada kesempatan dan menerapkan pesan-pesan di
dalam Buku KIA pada kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan penggunaan buku KIA hanya terjadi bilamana ibu, suami, keluarga dan
pengasuh anak di panti/lembaga kesejahteraan sosial anak aktif membaca,
mempelajari dan memahami secara bertahap isi buku KIA dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Olehkarenanya diperlukan peran berbagai pihak terutama
tenaga kesehatan dan kader untuk memfasilitasi dan memastikan mereka paham
akan isi Buku KIA dan menerapkan pesan-pesan yang tercantum dalam Buku KIA. Ibu
atau pengasuh anak juga diminta aktif di Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita)
dan Bina Keluarga Balita.
1. Penggunaan Buku KIA oleh ibu, suami, keluarga dan pengasuh anak di
panti/lembaga kesejahteraan sosial anak
b. Masa Nifas
Pada saat nifas dan masa neonatus (bayi usia 0-28 hari) Ibu, suami dan
keluarga/pengasuh anak di panti/lembaga kesejahteraan sosial anak membaca
dan memahami informasi terkait:
1) Perawatan ibu nifas, hal-hal yang harus dihindari pada masa nifas, cara
menyusui bayi, cara memerah dan menyimpan ASI, tanda bahaya pada ibu
nifas dan Keluarga Berencana.
2) Perawatan bayi baru lahir (pemberian ASI, menjaga bayi tetap hangat,
pelayanan pada saat kunjungan neonatal serta tanda bahaya pada bayi baru
lahir).
Berikut penekanan informasi yang harus dibaca dan dipahami oleh ibu, suami,
keluarga dan pengasuh anak di panti /lembaga kesejahteraan sosial anak menurut
tahapan umur:
Kader perlu memiliki Buku KIA, mempelajari dan memahami pesan-pesan yang
ada dalam Buku KIA, hal ini karena kader:
a. menggunakan Buku KIA sebagai media penyuluhan kesehatan ibu dan anak
b. memfasilitasi ibu, keluarga/pengasuh anak agar mematuhi jadwal
pemberian pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk imunisasi.
c. bertugas mengisi KMS
d. memberi vitamin A dan mencatat pada Buku KIA.
e. sebagai penghubung masyarakat dengan tenaga kesehatan untuk
memastikan penggunaan Buku KIA oleh masyarakat.
Buku KIA merupakan pintu masuk bagi ibu dan anak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif dan berkesinambungan.
Olehkarenanya tenaga kesehatan :
1. menginformasikan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang menjadi hak
bagi setiap ibu dan anak
2. menggunakan Buku KIA sebagai media KIE
3. mencatat setiap pelayanan yang diberikan dengan benar sejak ibu hamil
sampai anak usia 6 tahun pada Buku KIA
4. menggunakan cacatan pelayanan sebagai bahan penyerta pada sistem
jaminan kesehatan dan bantuan bersyarat program pemerintah atau
swasta.
5. memfasilitasi keluarga untuk segera mengurus akte kelahiran dengan
melampiri surat keterangan lahir yang ada di Buku KIA.
6. memfasilitasi pemahaman dan penggunaan buku KIA oleh ibu, suami,
keluarga dan pengasuh anak di panti/lembaga kesejahteraan sosial anak
dengan cara;
a. menjelaskan secara bertahap isi Buku KIA sesuai dengan kondisi ibu dan
anak
b. memastikan ibu, keluarga/pengasuh anak memberi tanda () pada Buku
KIA yang telah dipahami hal ini dapat dibuktikan dengan cara meminta
mereka menyampaikan pesan tersebut dengan bahasa mereka.
c. menganjurkan mereka mempelajari terlebih dahulu pokok bahasan
yang akan dibicarakan untuk pertemuan berikutnya.
d. bilamana diperlukan menggunakan media lain seperti poster, video atau
praktik langsung (seperti cuci tangan pakai sabun, cara menyusui
dengan benar, cara pemberian MP ASI, dan cara membuat MP ASI).
7. memfasilitasi kader dalam penerapan Buku KIA dengan cara:
a. mengingatkan kader akan perannya sebagai penggerak masyarakat
untuk kesehatan ibu dan anak. Untuk menjaga kesinambungan
Memberi tanda () juga dilakukan oleh ibu/pengasuh anak bila telah memahami isi
pesan yang disampaikan dalam Buku KIA, antara lain;
1. Pada masa kehamilan; perawatan sehari-hari (4), yang harus dihindari ibu selama
hamil (5), persiapan melahirkan/bersalin (6), makanan bergizi selama kehamilan
(7), tanda bahaya pada kehamilan (8), masalah lain pada masa kehamilan(9)
2. Pada persalinan; tanda awal persalinan (10), proses melahirkan (11), tanda bahaya
pada persalinan (12),
3. Pada masa nifas; perawatan ibu nifas (13), perawatan ibu nifas (13), hal-hal yang
harus dihindari ibu bersalin selama Nifas (14), cara menyusui yang benar (15), cara
memerah dan menyimpan ASI (16), tanda bahaya pada Ibu nifas (17), Keluarga
Berencana (18), cuci tangan pakai sabun (28)
Tenaga kesehatan harus menjelaskan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil,
yang sudah dan belum diberikan, kapan harus kembali. Ibu/keluarga berhak
menanyakan kepada petugas kesehatan bila terdapat kolom yang belum diisi
Ibu, suami, keluarga memberi tanda rumput ()setelah ibu memahami dan
menjadi peserta kelas ibu:
Apabila muncul
salah satu tanda
bahaya pada
persalinan
SEGERA dibawa
ke Rumah Sakit
15. Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) (hal 66-80)
Tenaga kesehatan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat akan
stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang berkaitan dengan; apa saja
yang akan dilakukan pemeriksaan, hasil dari pemeriksaan, kapan dilakukan dan
tindak lanjutnya.
Catatan: jika kunjungan lebih daRi 3 kali, maka pada kunjungan selanjutnya
ditulis pada Catatan Penyakit Dan Masalah Perkembangan (hal 81-83).
Bidan, perawat dan petugas gizi menggunakan semua kesempatan saat bertemu
dengan ibu, keluarga/pengasuh anak memberi (kunjungan neonatal, saat
berobat atau berkunjung ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lain, ke Posyandu,
ke Pos PAUD/ke TK) nasehat pemenuhan dan pemberian gizi pada bayi atau anak
sesuai dengan kondisi anak pada saat itu.
13. Catatan Hasil Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir (hal 40)
11. Catatan Hasil Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir (hal 37)
Petugas kesehatan memberi tanda rumput () pada kotak setelah memberikan
pelayanan essensial pada bayi baru lahir di bawah ini:
19. Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir (kunjungan neonatal) (hal
34)
Ibu, suami, keluarga memberi tanda rumput () pada kotak setelah tenaga
kesehatan memberi pelayanan sebagaimana di bawah ini:
Pelayanan KB Ibu Nifas
Tanggal/bulan/tahun : tulis tanggal, bulan dan tahun pelayanan KB diberikan
Tempat : tempat pelayanan diberikan
Cara KB/Kontrasepsi : tulis jenis dan cara pemasangan alat kontrasepsi
Ibu/keluarga berhak menanyakan kepada tenaga kesehatan bilamana
Contoh : ada pelayanan yang belum diberikan
PERAWATAN SEHARI-HARI
Tenaga kesehatan diminta memberi penjelasan tentang pola asuh. Ibu, suami,
keluarga/ pengasuh anak di panti/lembaga kesejahteraan sosial anak memahami
dan atau telah menerapkan pesan-pesan yang disampaikan
1. Kebersihan anak
Rujukan
Tanggal/bulan/tahun/pukul : jelas
Dirujuk ke : nama fasilitas kesehatan dan nama bagian yang dituju
Sebab dirujuk: alasan dirujuk
Diagnosis sementara : diagnosis sementara pasien
3. Kebersihan lingkungan Tindakan sementara: tindakan/ obat-obatan yang sudah diberikan sebelum
dirujuk
Yang merujuk : nama, nomor telepon, dan alamat petugas yang merujuk
Umpan Balik Rujukan
Diagnosis : Diagnosis pasien di tempat rujukan
Tindakan : Tindakan / obat-obatan yang sudah diberikan ditempat rujukan
Anjuran : Anjuran yang harus dilakukan oleh ibu / petugas yang merujuk
setelah pasien kembali ke tempat asal (yang merujuk)
Tanggal : Tanggal ibu bersalin meninggalkan tempat rujukan
Penerima Rujukan : Nama dan alamat petugas yang menerima rujukan
Tanggal persalinan dan pukul : jelas
Berat lahir : hasil penimbangan segera setelah bayi lahir (dalam gram)
Panjang Badan : hasil pengukuran segera setelah bayi lahir (dalam cm)
Lingkar Kepala: ukuran lingkar kepala anak dalam cm
Jenis kelamin : lingkari yang sesuai
Kondisi bayi saat lahir : beri tanda rumput() yang sesuai
8. Catatan Kesehatan Ibu Bersalin, Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir (hal 24-25)
7. Akte Kelahiran (hal 22) 21. BAYI UMUR 0 6 BULAN (hal 51-53, 56)
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT):ditulis tanggal, bulan dan tahun hari pertama haid
terakhir. Bila lupa isi bulan dan tahun
22. BAYI UMUR 6 -12 BULAN (hal 54,59)
Hari Taksiran Persalinan (HTP) ditulis tanggal, bulan dan tahun perkiraan persalinan.
Beritahu ibu dan keluarga serta jelaskan bahwa HTP hanya perkiraan persalinan. Pemenuhan Kebutuhan Gizi Bayi umur 6 -11 bulan
Contoh menetapkan HTP Tenaga kesehatan atau kader memberi penjelasan terkait pesan pesan yang
HPHT, 4 April 2014 disampaikan di bawah ini. Ibu, suami, keluarga/pengasuh anak memberi tanda
Tanggal = 4 + 7 hari = 11 rumput () bila telah memahami dan menerapkan ;
Bulan = 4 3 bulan = 1 (januari)
Tahun = 2014 + 1 tahun = 2015
Jadi HTP = 11 Januari 2015
Lingkar Lengan Atas : Ukuran LiLA lengan kiri atau (lengan kanan bila ibu kidal)
dalam cm. Bila LiLA < 23,5 cm : di beri tanda rumput () pada KEK, sebaliknya
bila LiLA 23,5 cm maka diberi tanda rumput () pada Non KEK
Tinggi badan : Tinggi badan dalam cm
Golongan darah : ditulis sesuai hasil pemeriksaan atau berdasarkan
informasi dari ibu kalau pernah dilakukan pemeriksaan
Penggunaan kontrasepsi sebelum kehamilan ini : Isi metode kontrasepsi
Nama ibu : nama ibu hamil
Taksiran persalinan : tulis sesuai dengan HTP
Penolong persalinan : sebagaimana tertulis pada amanat
persalinan
Tempat persalinan : tulis fasilitas kesehatan tempat bersalin yang dipilih
Pendamping persalinan : nama suami, keluarga
23. ANAK UMUR 1 -6 TAHUN (hal 60-64) Transportasi : bisa kendaran suami/keluarga atau ambulan desa
Pemenuhan Kebutuhan Gizi Bayi umur 1 -6 tahun Calon pendonor darah : sesuai yang tercantum dalam amanat persalinan
Semua pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil pada saat
pemerisaan kehamilan harus dicatat di Buku KIA secara lengkap dan benar dan
digunakan pada sistem jaminan kesehatan dan bantuan bersyarat.
dr. Azwar
Ana
B. Bagian Buku KIA yang diisi oleh kader
Tenaga kesehatan memfasilitasi dan memastikan kader mengisi buku KIA pada
bagian:
1. KMS untuk anak perempuan
2. KMS untuk anak laki-laki Tn.Sunarko 08121643353
3. Catatan Pemberian Vitamin A
Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari: (1) penilaian
pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan setiap bulan, pengisian Kartu
Menuju Sehat (KMS), menentukan status pertumbuhan berdasarkan kenaikan berat
badan; (2) menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil
pemantauan pertumbuhan biasanya berupa konseling, pemberian makanan tambahan,
pemberian suplementasi gizi dan rujukan.
Rayhan
Lamongan / 9 Januari 2015
2 2
0000000000
48
C. Bagian Buku KIA yang diisi oleh tenaga kesehatan
Berikut yang harus diisi oleh tenaga kesehatan pada Buku KIA meliputi;
1. Identitas Keluarga (hal iv)
Pengisian Identitas Keluarga pada pertama kali ibu mendapat Buku KIA harus
sesuai dengan pengisian Keterangan Lahir setelah persalinan berlangsung.
Usahakan jangan ada kesalahan saat pengisian, dengan memastikan
kebenarannya pada ibu atau suami/keluarga. Untuk menghindari kesalahan
meminta ibu, suami/ keluarga mengisi kolom identitas.
c. Berat badan tidak naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah Garis Merah (BGM)
Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu atau
fasilitas kesehatan dan anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya.
Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti gra k pertumbuhan
anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.
Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel,
dll) dan kebiasaan makan anak.
Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik
tanpa menyalahkan ibu.
Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya.
Tanyakan ada tidak kontak dengan penderita TBC (*Ya/Tidak)
Rujuk anak ke tempat rujukan terdekat sesuai kondisi anak.
Catatan:
Jika KMS diisi oleh kader, petugas kesehatan harus meneliti ulang, jika kader salah
mengisi, segera perbaiki agar tidak terjadi kesalahan penilaian.
Kader juga mempunyai tugas memberi vitamin A kepada balita. Untuk anak usia 6 bln-
11 bulan 1 kali vitamin A 100.000 IU (warna biru) dan balita usia 12-59 bulan setahun
dua kali (Februari & Agustus) vitamin A 200.000 IU. Kader mencatat pemberian vitamin
A di buku KIA dan melakukan sweeping bilamana ada yang belum mendapat vitamin
A. Bidan/penanggung jawab wilayah harus memastikan kecukupan kebutuhan
Contoh :
Aida dalam penimbangan bulan juni
2008 umurnya 4 bulan
dan berat badannya 6 Kg
b. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu.Jika bulan
5. Tindak Lanjut Hasil Penimbangan sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan
Tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita adalah sebagai bulan ini dalam bentuk garis lurus.
berikut: