TINJAUAN PUSTAKA
6
7
dan tujuan yang akan dicapai. Pasien diabetes termotivasi untuk melaksanakan
terapi diet semata-mata untuk mencapai nilai-nilai yang terkandung dalam situasi
yang dihadapi, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian atau
hadiah dan sebagainya.
Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya maka ia
secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari
luar dirinya. Terapi diet diabetes memerlukan motivasi intrinsik untuk mencapai
tujuan diet tersebut. Keinginan ini dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif,
bahwa terapi diet diabetes sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan
masa yang akan datang.
Faktor-Faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
(1) Adanya kebutuhan
(2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
(3) Adanya cita-cita atau aspirasi.
Faktor- faktor yang mempengaruhi Motivasi intrinsik yaitu :
1) Kebutuhan (Need)
Seseorang melakukan aktivitas( kegiatan ) karena adanya faktor-faktor
kebutuhan baik biologis maupun psikologis.
2) Harapan (expentancy)
Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan
keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri
meningkat menggerakan seseorang kearah pencapaian tujuan.
3) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa
ada yang menyuruh (Tanpa adanya pengaruh dari orang lain).
Pasien akan lebih termotivasi ketika mereka diberi kesempatan untuk
memilih dalam melakukan terapi diet. Untuk melihat mengapa demikian, pertama-
tama marilah kita menjelajahi 4 jenis motivasi intrinsik (Santrock, 2009:204).
(1) Determinasi diri dan pilihan personal, sebuah pandangan dari motivasi
intrinsik menekankan determinasi diri. Dalam pandangan ini pasien ingin
meyakini bahwa mereka melakukan sesuatu atas keinginan mereka sendiri
tidak karena keberhasilan atau penghargaan eksternal. Motivasi intrinsik
8
sebagai kelainan utamanya akibat adanya insufisiensi kerja insulin (Brunner &
Suddarth. 2002).
Diabetes Mellitus adalah gangguan oksidasi dan penggunaan glukosa yang
terjadi sekunder akibat malfungsi sel-sel beta pancreas; sel-sel beta ini berfungsi
memproduksi dan melepaskan insulin (Barbara F. Weller 2005:197).
Secara medis, pengertian diabetes militus adalah kenaikan kadar gula dalam
darah karena produksi insulin yang berkurang hingga tidak mampu
mendistribusikan karbohidrat atau gula tersebut ke seluruh sel dalam
tubuh.Akibatnya, sel tubuh mengalami kekurangan energi dan tidak dapat
beraktifitas dengan normal. Sedangkan jumlah karbohidrat berlebih dalam darah
di keluarkan melalui air seni (Jacken A. T., 2005)
2.3.2 Tipe Diabetes Melitus
1) Diabetes Melitus Tipe 1
Dalam diabetes jenis ini, pankreas masih memproduksi hormon insulin
untuk mengolah karbohidrat. Namun, jumlahnya tidak seimbang dengan jumlah
karbohidrat yang dikonsumsi. Diabetes tipe 1 tersebut sangat lazimterjadi pada
anak remaja tetapi kadang-kadang juga terjadi pada orang dewasa.
2) Diabetes Melitus Tipe 2
Pengertian diabetes melitus tipe 2 ini berbeda dengan tipe 1. Jika dalam
diabetes melitus tipe 1, pankreas masih memproduksi insulin namun dengan
jumlah yang sedikit, pada diabetes tipe 2, pankreas sama sekali tidak
memproduksi insulin. Penanganan biasanya adalah dengan penyuntikan insulin
secara rutin. Biasanya pengidap diabetes jenis ini didiagnosis sejak usia dini, alias
penyakit bawaan.
2.3.3 Penyebab Diabetes Melitus
Penyebab utama dari diabetes mellitus belum diketahui secara pasti namun
faktor penyebab dari penyakit ini berbagai macam antara lain sebagai berikut :
1) Faktor keturunan.
2) Kegemukan / Obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun.
3) Tekanan darah tinggi
4) Angka Triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi
5) Level kolesterol
17
komplek.
(4) Gunakan alat bantu dengan dengar-pandang (Audio-visual AID).
(5) Utamakanlah pendekatan dengan mengatasi masalah dan lakukan simulasi.
(6) Berikan pengobatan yang sederhana agar kepatuhan mudah dicapai.
(7) Usahakanlah kompromi dan negosiasi, jangan paksakan tujuan
(8) Berikanlah motivasi dan penghargaan dan diskusikanlah hasil laboratorium.
2) Perencanaan makan (diet)
Bertujuan untuk mempertahankan kadar normal glukosa darah dan lipid,
nutrisi yang optimal, serta mencapai/mempertahankan berat badan ideal. Adapun
komposisi makanan yang dianjurkan bagi pasien adalah sebagai berikut:
karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%, dan protein 10-15%.
3) Latihan jasmani
Berupa kegiatan jasmani sehari-hari (berjalan kaki ke pasar, berkebun, dan
lain-lain) dan latihan jasmani teratur (3-4x/minggu selama 30 menit).
4) Intervensi farmakologis
Diberikan apabila target kadar glukosa darah belum bisa dicapai dengan
perencanaan makan dan latihan jasmani. Intervensi farmakologis dapat berupa
Obathipoglikemik oral/OHO (insulin sensitizing, insulin secretagogue,
penghambat alfa glukosidase) dan Insulin.
2.3.7 Diet Diabetes Melitus
Diet adalah pola konsumsi makanan yang berkembang menurut kebutuhan
fisiologis, faktor faktor budaya dan religius, ketersediaan, biaya/harga dan
kesenangan pribadi. Ada banyak macam diet terapeutik yang diterapkan untuk
penanganan penyakit: diet Diabetes Mellitus, diet rendah lemak, diet tinggi
protein, serta diet rendah garam (Sagung, 2001:111).
Diet diabetes melitus adalah suatu petunjuk mengenai kebiasaan makan
yang terdiri dari kelompok makanan dan komposisi bahan gizi yang khusus bagi
pasien diabetes melitus (Moore, 1997:14).
1) Tujuan Diet
Tujuan pengaturan diet penyakit diabetes mellitus adalah untukmembantu
pasien memperbaiki kebiasaan makan. Krisnatuti Diah (2014 : 22 )
2) Bahan Makanan yang dianjurkan
20
dikalikan 30. Misalnya, orang dengan berat badan 50 kg, maka kebutuhan kalori
dalam sehari adalah 1.500 (50 x 30). Kalau yang bersangkutan menjalankan
olahraga, kebutuhan kalorinya pada hari berolahraga ditambah sekitar 300-an
kalori. Jadwal makan pengidap diabetes dianjurkan lebih sering dengan porsi
sedang. Maksudnya agar jumlah kalori merata sepanjang hari. Tujuan akhirnya
agar beban kerja tubuh tidak terlampau berat dan produksi kelenjar ludah perut
tidak terlalu mendadak.
Di samping jadwal makan utama pagi, siang, dan malam, dianjurkan juga
porsi makanan ringan di sela-sela waktu tersebut (selang waktu sekitar tiga jam).
Yang perlu dibatasi adalah makanan berkalori tinggi seperti nasi, daging
berlemak, jeroan, kuning telur. Juga makanan berlemak tinggi seperti es krim,
ham, sosis, cake, coklat, dendeng, makanan gorengan. Sayuran berwarna hijau
gelap dan jingga seperti wortel, buncis, bayam, caisim bisa dikonsumsi dalam
jumlah lebih banyak, begitu pula dengan buah-buahan segar. Namun, perlu
diperhatikan bila penderita menderita gangguan ginjal, konsumsi sayur-sayuran
hijau dan makanan berprotein tinggi harus dibatasi agar tidak terlalu membebani
kerja ginjal. Penderita bisa mengikuti contoh susunan menu diet B untuk 2.100
kalori pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Susunan menu diet B untuk 2.100 kalori untuk diet diabetes umum,
yang tidak menderita komplikasi, dan tidak sedang berpuasa atau pun
sedang hamil (Sagung, 2001).
Protein 65,49 g
Menu diet B Lemak 45,89 g
Terdiri dari : Karbohidrat 377,45 g
Kolesterol 112,5 g
Nasi 110 g
Daging 25 g
Makan pagi
Tempe 25 g
Pukul 06.30 WIB
Sayuran A 100 g
Sayuran B 25 g
22
Minyak 5g
Selingan (09.30 WIB) Pisang 200 g
Nasi 150 g
Daging 40 g
Makan siang Tempe 25 g
Pukul 12.30 WIB Sayuran A 100 g
Sayuran B 50 g
Minyak 10 g
Pisang / kentang 200 g
Selingan (15.30 WIB)
Papaya 100 g
Nasi 150 g
Daging 25 g
Makan malam Tempe 25 g
Pukul 18.30 WIB Sayuran A 100 g
Sayuran B 50 g
Minyak 10 g
Pisang / kentang 200 g
Selingan (21.30 WIB)
Pepaya 100 g
Prinsip dasar diet diabetes, dengan pemberian kalori sesuai kebutuhan dasar.
Untuk wanita, kebutuhan dasar adalah (Berat Badan Ideal x 25 kalori) ditambah
20% untuk aktivitas. Sedangkan untuk pria, (Berat Badan Ideal x 30 kalori)
ditambah 20% untuk aktivitas. Untuk menentukan berat badan ideal (BBI) bisa
diambil patokan: BBI = Tinggi Badan (cm) 100 cm 10%.
Contoh, seorang pria bertinggi badan 164 cm, berat badan 70 kg, maka BBI
= 64 kg 10% = 58 kg. Kebutuhan kalori dasar = 58 x 30 kalori = 1.740 kalori.
Ditambah kalori aktivitas 20% = 2.088 kalori. Jadi, pria ini memerlukan diet
sekitar 2.000 kalori sehari. Namun, rumusan ini tidak mutlak. Bila pasien sedang
sakit, aktivitas berubah, atau berat badan jauh dari ideal, maka kebutuhan kalori
akan berubah. Bila berat badan berlebih, jumlah kalori dikurangi dari kebutuhan
dasar. Sebaliknya, bila pasien mempunyai berat badan kurang, jumlah kalori
dilebihkan dari kebutuhan dasar. Begitu berat badan mencapai normal, jumlah
kalori disesuaikan kembali dengan kebutuhan dasar.
23
Dengan melakukan diet yang teratur dan disiplin pasti kadar gula dapat
dikendalikan. Selain memperhatikan pola makan sehari-hari, penderita harus
melakukan latihan fisik. Pada prinsipnya olahraga bagi penderita diabetes tidak
berbeda dengan yang untuk orang sehat. Juga antara penderita baru atau pun lama.
Olahraga itu terutama untuk membakar kalori tubuh, sehingga glukosa darah bisa
terpakai untuk energi. Dengan demikian kadar gulanya bisa turun. sebaiknya jenis
25
olahraga bagi penderita diabetes dipilih yang memiliki nilai aerobik tinggi, macam
jalan cepat, lari (joging), senam aerobik, renang, dan bersepeda. Jenis olahraga
lainnya, tenis, tenis meja, bahkan sepakbola, pun boleh dilakukan asal dengan
perhatian ekstra.
Tabel 2.4 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik
sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl) (Sagung, 2001).
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena <110 110-199 >200
Darah Kapiler <90 90-199 >200
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena <110 110-125 >126
Darah Kapiler <90 90-109 >110
26
6
27
28
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Berpengaruh
: Berhubungan
29
2.7 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah tingkat kebenarannya
sehingga masih harus diuji menggunakan teknik tertentu. Hipotesis dirumuskan
berdasarkan teori, dugaan pengalaman pribadi atau orang lain, kesan umum, dan
kesimpulan yang masih sangat sederhana. Pernyataan keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya menggunakan data atau informasi yang dikumpulkan melalui
sampel. Jika pernyataan dibuat untuk menjelaskan nilai parameter populasi, maka
disebut hipotesis statistic.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak ada hubungan antara motivasi intrinsik dengan kepatuhan diet
pasien diabetes melitus.
H1 : Ada hubungan antara motivasi intrinsik dengan kepatuhan diet pasien
diabetes melitus.