Anda di halaman 1dari 6

BAB 1 Definisi Belajar dan Pembelajaran

1. Belajar Proses Indinvidu Perubahan


Proses yang dilakukan individu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
ngerti (mengalami perubahan)
belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu
tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.
2. Pembelajaran Tindak mengajar kesadaran belajar
Tindak mengajar untuk menarik siswa memahami materi agar peserta didik mau belajar
Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang
mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan
mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan
mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran.
pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar
dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan
saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
diinginkan pada suatu lingkungan belajar.

BAB 2 Teori Belajar Behavioristik

Menurut Baharudin dan Wahyuni (2008), aliran behavioristik memandang belajar sebagai
kegitan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respon. Teori ini berasumsi bahwa hasil
dari sebuah pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi dan
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dengan faktor penentunya adalah penguatan atau
dorongan dari luar. Teori behaviorisme memiliki komponen yang terdiri atas rangsangan
(stimulation), tanggapan (response), dan akibat (consequence).
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku.
Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku (behavioristik), tidak lain adalah
perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu
latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement
(penguatan).
BAB 3 Teori Belajar Kognitif

belajar menurut teori kognitif adalah proses internal yang kompleks berupa pemrosesan
informasi, dikarenakan seiap individu memilki kemampuan untuk memproses informasi
sesuai faktor kognitif berdasarkan tahapan usianya, sehingga hasil belajar adalah perubahan
struktur kognif yang ada pada individu tersebut.

Tahapan-Tahapan Perkembangan Kognitif

Tahap sensorimotorik ( umur 0-2 tahun )


Ciri pokok perkembangan berdasarkan tindakan, dan dilakukan selangkah demi selangkah.
Tahap praoperasional ( umur 2-7 tahun )
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah penggunaan simbol atau tanda bahasa, dan
mulai berkembangnya konsep-konep intuitif (kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui
penalaran rasional dan intelektualitas. Pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari luar
kesadaran)
Tahap operasional konkret ( umur 7 11 tahun )
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah sudah mulai menggunakan aturan-aturan
yang jelas dan logis, dan penggunaan logika yang memadai.
Tahap operasional formal ( umur 11 dewasa )
Sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir kemungkinan.
Dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

BAB 4 Implikasi-Implikasi Teori Belajar dan Belajar Motorik

Teori belajar behavioristik


Tujuan pendidikan bersifat eksternal, artinya guru yang mengendalikan proses
pembelajaran tanpa campur tangan peseta didik.Hasil belajar akan lebih bermakna
jika prosesnya menyenangkan peserta didik dan terjadi penguatan (reinforcement).
Misalnya, peserta didik menjawab benar maka diberi penguatan oleh guru/pendidik
dengan mengucapkan Jawabanmu bagus atau tepat ,dan sebagainya. Menurut
William C. Crain(1980:9) guru, orang tua, dan pendidik harus memberikan penguatan
terutamayang bersifat psikologis dan menghindari penguatan yang lebih
bersifatkebendaan. Sedangkan penghargaan (rewards) seharusnya diberikan hanya
kepada perilaku yang masuk akal (reasonable) dan tidak bersifat memanjakan.Hindari
hukuman ( punishments) yang bersifat fisik.Kurikulum yang berorientasi pada aliran
behaviorisme harus sudah menggambarkan perincian tentang apa-apa yang hendak
disajikan kepada pesertadidik.
Teori belajar kognitif
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-
baiknya.
Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temanya.
Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat didalam tubuh manusia. Motorik
dan gerak tidaklah sama, namun tetapi berhubungan
Dalam perkembangan motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah
1. Otot,
2. Saraf, dan
3. Otak.
belajar motorik adalah proses perubahan individu baik berupa perilaku gerak maupun
respon yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.
BAB 5 Pembelajaran Gerak

belajar gerak merupakan rangkaian proses yang berhubungan dengan latihan atau
pengalaman yang mengarah pada terjadinya perubahan yang relatif permanent dalam
kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil. Dari batasan di
atas dapat ditarik tiga hal penting yaitu :
1) belajar merupakan proses yang di dalamnya terjadi pemberian latihan atau
pengalaman.
2) belajar tidak langsung teramati.
3) perubahan yang terjadi permanent.

BAB 6 Tahapan-Tahapan Pembelajaran Gerak

1. Tahapan verbal kognitif


tahapan pembelajaran di mana siswa masih disebut pemula atau baru pertama kalinya
mempelajari keterampilan yang dimaksud. Pada tahap ini tugasnya adalah memberikan
pemahaman secara lengkap mengenai bentuk gerak baru kepada peserta didik. Intruksi,
demontrasi, flim clip dan informasi verbal lainnya secara khusus memberikan manfaat
dalam tahapan ini. Pada tahap ini biasanya siswa masih mempelajari tentang ketentuan-
ketentuan teknisnya secara verbal, sehingga masih banyak melibatkan pemikirannya secara
penuh.
2. Tahapan motorik
tahap pembelajaran gerak di mana si pembelajar sudah mulai mencapai tahapan berikut dari
keterampilan yang sedang dipelajari. Dalam tahapan ini fokusnya adalah membentuk
organisasi gerak yang lebih efektif dalam menghasilkan gerakan. Walaupun belum otomatis,
pergerakannya sudah menunjukkan tingkat penguasaannya yang besar terhadap
keterampilan dimaksud.
3. Tahapan otomatisasi
tahap pembelajaran gerak tingkat terakhir, di mana gerakan-gerakan yang ditampilkan sudah
menunjukkan tingkat otomatisasi yang baik. Tahap ini setiap gerakan yang dilakukan lebih
efisien dan efektif, bahkan untuk suatu keterampilan olahraga tertentu nampak dilakukan
dengan gerakan yang rileks tapi mantap.

BAB 7 Taksonomi Psikomotorik

Taksonomi pada dasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun berdasarkan ciri-
ciri bidang tertentu. Taksonomi pembelajaran adalah usaha pengelompokan tujuan
pembelajaran atau pendidikan yang menurut Benjamin S. Bloom dibagi menjadi tiga ranah
yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Dimana masing-masing ranah tersebut dibagi lagi ke
dalam bagian yang lebih rinci.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki
enam jenjang atau aspek, yaitu: Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan, Analisis, Sintesis,
Evaluasi.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif
akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci
lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: Menerima atau Memperhatikan, Menanggapi, Menghargai
atau Menilai, Mengatur atau Mengorganisasikan, Karakterisasi dengan suatu nilai.
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil
belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
(memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan
aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

BAB 8 Konsep Gerak Indera dan Penampilan motorik

Terdapat dua sumber informasi yang dimanfaatkan tubuh untuk menghasilkan gerak
keterampilan. Informasi yang datang dari lingkungan disebut informasi eksteroseptif,
sedangkan yang berasal dari dalam diri sendiri disebut proprioceptive.
Informasi Exteroceptive extero berarti bahwa informasi yang diterima bersumber dari luar
tubuh. Informasi yang paling umum dalam exteroceptive adalah yang berhubungan dengan
mata (vision) dan telinga (audio).
Informasi yang paling umum dalam exteroceptive adalah yang berhubungan dengan mata
(vision). Vision memberikan informasi tentang gerakan obyek-obyek dalam lingkungan,
seperti jalur layangan bola, juga kecepatannya. Fungsi lain dari vision adalah mendeteksi
gerakan sendiri dalam lingkungan, seperti jalur kita ke arah suatu benda atau target dan
berapa waktu kira-kira akan kita akan tiba.
Informasi exteroceptive umum yang kedua adalah datang dari pendengaran atau audition.
Meskipun keterlibatannya dalam keterampilan tidak sejelas vision, banyak kegiatan yang
tergantung pada keterampilan auditory yang terkembangkan secara baik, seperti
menggunakan suara anjungan dari kapal layar yang bergerak di air untuk memperkirakan
kecepatan kapal. Audisi juga merupakan sumber penting dari informasi sensorik untuk
orang-orang yang memiliki keterbatasan fungsi visual.
Informasi Proprioceptive atau Kinestetik Kata awal proprio mengindikasikan informasi dari
dalam tubuh, seperti posisi persendian, daya dalam otot-otot, orientasi dalam ruang (misalnya
apakah terbalik atau tidak) dll. Istilah proprioceptive ini sering juga disebut dengan istilah
kinesthesis. Awalan kines berarti gerakan, dan thesis berarti "rasa." Jadi istilah ini menunjuk
pada rasa gerakan dari persendian, tegangan otot-otot, dsb., yang memberikan data tentang
aksi kita sendiri. Sumber informasi sensoris terutama penting dalam olahraga seperti senam,
lompat indah, dsb.
Closed-loop system adalah suatu cara yang penting untuk menggambarkan bagaimana
informasi dari indera berfungsi dalam perilaku. Loop diartikan sebagai cekungan atau putaran.
Dengan demikian, dengan sistem pengontrol loop tertutup diartikan sebagai suatu sistem
yang tidak terputus, tetapi melingkar lagi ke awal.
Focal vision adalah sistem visual yang telah kita ketahui bersama secara umum dari
pengalaman pribadi kita. Sistem ini dikhususkan untuk mengidentifikasi secara sadar obyek-
obyek yang terletak pada pusat wilayah penglihatan.
Ambient vision biasanya tidak dikenali secara umum dalam hal kebekerjaannya, dan ini
dikhususkan untuk mengontrol gerak. Berbeda dari focal vision, yang sensitif hanya pada
kejadian-kejadian dalam pusat visual, ambient vision melibatkan seluruh wilayah visual, pusat
dan perifer. Ambient vision bekerja secara tidak disadari, yang menyumbang pada
pengontrolan halus dari gerakan tanpa disadari.

BAB 9 Model-Model Pembelajaran

BAB 10 Perbedaan antara Pembelajaran CBSA, Pembelajaran Kontekstual, Pembelajaran


Portofolio, dan Pembelajaran Audio Visual

Pembelajaran CBSA (Cara belajar siswa aktif)


Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan
harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif,
afektif, maupun psikomotorik.
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran Portofolio
portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang
diseleksi menurut panduan yang ditentukan. Panduan ini beragam tergantung pada mata
pelajaran dan tujuan penilaian portofolio. Biasanya portofolio ini merupakan karya terpilih
dari seorang siswa, tetapi dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih
siswa dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas,
mencari data, mengolah, menganalisis dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang
dikaji.
Langkah-langkah model pembelajaran portofolio adalah
1) Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat
2) Memilih masalah untuk kajian kelas
3) Mengumpulkan informasi masalah yang akan dikaji di kelas
4) Mengembangkan portofolio kelas
5) Penyajian portofolio (show case)
6) Merefleksi pada pengalaman belajar
Pembelajaran Audio Visual
media pembelajaran audio visual adalah perantara atau penyampai pesan pembelajaran yang
mengandung komponen visual dan suara. Karena menggunakan lebih dari satu indera dalam
pemanfaatannya, maka media audiovisual seringkali juga dimasukkan ke dalam kelompok
multimedia.
Media pembelajaran visual seperti slide, foto-foto, film, dan rekaman video.
Media pembelajaran audio seperti rekaman pita kaset, CD (Compact Disc), dan sebagainya.

BAB 11 Pembelajaran Kurikulum 2006, 2013, 2016 Revisi 2013

Anda mungkin juga menyukai