Menurut Baharudin dan Wahyuni (2008), aliran behavioristik memandang belajar sebagai
kegitan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respon. Teori ini berasumsi bahwa hasil
dari sebuah pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi dan
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dengan faktor penentunya adalah penguatan atau
dorongan dari luar. Teori behaviorisme memiliki komponen yang terdiri atas rangsangan
(stimulation), tanggapan (response), dan akibat (consequence).
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku.
Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku (behavioristik), tidak lain adalah
perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu
latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement
(penguatan).
BAB 3 Teori Belajar Kognitif
belajar menurut teori kognitif adalah proses internal yang kompleks berupa pemrosesan
informasi, dikarenakan seiap individu memilki kemampuan untuk memproses informasi
sesuai faktor kognitif berdasarkan tahapan usianya, sehingga hasil belajar adalah perubahan
struktur kognif yang ada pada individu tersebut.
belajar gerak merupakan rangkaian proses yang berhubungan dengan latihan atau
pengalaman yang mengarah pada terjadinya perubahan yang relatif permanent dalam
kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil. Dari batasan di
atas dapat ditarik tiga hal penting yaitu :
1) belajar merupakan proses yang di dalamnya terjadi pemberian latihan atau
pengalaman.
2) belajar tidak langsung teramati.
3) perubahan yang terjadi permanent.
Taksonomi pada dasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun berdasarkan ciri-
ciri bidang tertentu. Taksonomi pembelajaran adalah usaha pengelompokan tujuan
pembelajaran atau pendidikan yang menurut Benjamin S. Bloom dibagi menjadi tiga ranah
yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. Dimana masing-masing ranah tersebut dibagi lagi ke
dalam bagian yang lebih rinci.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki
enam jenjang atau aspek, yaitu: Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan, Analisis, Sintesis,
Evaluasi.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif
akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci
lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: Menerima atau Memperhatikan, Menanggapi, Menghargai
atau Menilai, Mengatur atau Mengorganisasikan, Karakterisasi dengan suatu nilai.
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil
belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
(memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan
aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Terdapat dua sumber informasi yang dimanfaatkan tubuh untuk menghasilkan gerak
keterampilan. Informasi yang datang dari lingkungan disebut informasi eksteroseptif,
sedangkan yang berasal dari dalam diri sendiri disebut proprioceptive.
Informasi Exteroceptive extero berarti bahwa informasi yang diterima bersumber dari luar
tubuh. Informasi yang paling umum dalam exteroceptive adalah yang berhubungan dengan
mata (vision) dan telinga (audio).
Informasi yang paling umum dalam exteroceptive adalah yang berhubungan dengan mata
(vision). Vision memberikan informasi tentang gerakan obyek-obyek dalam lingkungan,
seperti jalur layangan bola, juga kecepatannya. Fungsi lain dari vision adalah mendeteksi
gerakan sendiri dalam lingkungan, seperti jalur kita ke arah suatu benda atau target dan
berapa waktu kira-kira akan kita akan tiba.
Informasi exteroceptive umum yang kedua adalah datang dari pendengaran atau audition.
Meskipun keterlibatannya dalam keterampilan tidak sejelas vision, banyak kegiatan yang
tergantung pada keterampilan auditory yang terkembangkan secara baik, seperti
menggunakan suara anjungan dari kapal layar yang bergerak di air untuk memperkirakan
kecepatan kapal. Audisi juga merupakan sumber penting dari informasi sensorik untuk
orang-orang yang memiliki keterbatasan fungsi visual.
Informasi Proprioceptive atau Kinestetik Kata awal proprio mengindikasikan informasi dari
dalam tubuh, seperti posisi persendian, daya dalam otot-otot, orientasi dalam ruang (misalnya
apakah terbalik atau tidak) dll. Istilah proprioceptive ini sering juga disebut dengan istilah
kinesthesis. Awalan kines berarti gerakan, dan thesis berarti "rasa." Jadi istilah ini menunjuk
pada rasa gerakan dari persendian, tegangan otot-otot, dsb., yang memberikan data tentang
aksi kita sendiri. Sumber informasi sensoris terutama penting dalam olahraga seperti senam,
lompat indah, dsb.
Closed-loop system adalah suatu cara yang penting untuk menggambarkan bagaimana
informasi dari indera berfungsi dalam perilaku. Loop diartikan sebagai cekungan atau putaran.
Dengan demikian, dengan sistem pengontrol loop tertutup diartikan sebagai suatu sistem
yang tidak terputus, tetapi melingkar lagi ke awal.
Focal vision adalah sistem visual yang telah kita ketahui bersama secara umum dari
pengalaman pribadi kita. Sistem ini dikhususkan untuk mengidentifikasi secara sadar obyek-
obyek yang terletak pada pusat wilayah penglihatan.
Ambient vision biasanya tidak dikenali secara umum dalam hal kebekerjaannya, dan ini
dikhususkan untuk mengontrol gerak. Berbeda dari focal vision, yang sensitif hanya pada
kejadian-kejadian dalam pusat visual, ambient vision melibatkan seluruh wilayah visual, pusat
dan perifer. Ambient vision bekerja secara tidak disadari, yang menyumbang pada
pengontrolan halus dari gerakan tanpa disadari.