Penulis:
dr. Angeline Fanardy
Pendamping:
dr. Wida Wildani
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini diajukan oleh :
dr. Angeline Fanardy
Judul Laporan :
Perubahan Pengetahuan Pengasuh dan Pemberi Makan Anak Usia 0 24 Bulan Setelah Edukasi Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilandak Timur, Posyandu Delima RT 02,03,10/
RW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Jakarta Selatan
Pembimbing :
dr. Wida Wildani
Mengetahui,
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 25 Juli 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-
Nya lah Miniproject Perubahan Pengetahuan Pengasuh dan Pemberi Makan Anak Usia 0 24 Bulan
Setelah Edukasi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilandak Timur,
Posyandu Delima RT 02,03,10/ RW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta
Selatan ini dapat selesai dirampungkan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai bagian pelaksanaan
program internsip dokter di Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur.
Atas selesainya laporan ini, penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi tingginya kepada :
dr. Wida Wildani selaku pembimbing dalam penyusunan laporan ini.
Ketua RW 02 beserta Ketua RT 02, 03 dan 10 di Kelurahan Cilandak Timur.
Seluruh kader kesehatan di Posyandu DelimaRW 02 RT 02,03 dan 10.
Petugas kesehatan dari Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur.
Teman teman dokter internsip di Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini,oleh karena itu , setiap
kritik dan saran akan menjadi masukan yang berharga untuk perbaikan ke depannya. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Jakarta, 20 Juli 2017
Penyusun,
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
HASIL
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan pengasuh/pemberi makan terhadap MP-ASI di posyandu
DelimaKelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
2. Tujuan Khusus
3. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan mengenai proses pembuatan MP-ASI di posyandu
Delima Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
4. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan mengenai komposisi MP-ASI di posyandu Delima
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
5. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan mengenai tekstur MP-ASI di posyandu Delima
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
6. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan mengenai variasi MP-ASI di posyandu Delima
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
1.4 Manfaat
Penulis
Berperan serta dalam usaha peningkatan pengetahuan pengasuh/pemberi makan MP-ASI melalui
penyuluhan.
Melatih penulis dalam menghadapi pertanyaan dan pernyataan yang dimiliki pengasuh/pemberi
makan mengenai MP-ASI.
Memenuhi salah satu tugas penulis dalam menjalankan program internship.
Puskesmas
Meningkatkan derajat kesehatan batita di area cakupan Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur.
Masyarakat
Membantu memberikan edukasi kepada pengasuh/pemberi makan mengenai MP-ASI.
Membantu mensosialisasikan kepada masyarakat tentang MP-ASI.
Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya MP-ASI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
Pada penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemberian MP-ASI pada bayi di Kecamatan Sidoharjo Sragen didapatkan bahwa semakin tinggi
tingkat pengetahuan ibu, makan akan semakin rendah angka pemberian MP-ASI yang salah.
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca
indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.3
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat
hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat
bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi
dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.4
Secara teori pengetahuan akan menentukan perilaku seseorang. Pengetahuan dipengaruhi
oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Adapun faktor ekstrinsik meliputi pendidikan, pekerjaan,
keadaan bahan yang akan dipelajari. Sedangkan faktor intrinsik meliputi umur, kemampuan dan
kehendak atau kemauan. Dengan meningkatkan dan mengoptimalkan faktor intrinsik yang ada
dalam diri dan faktor ekstrinsik diharapkan pengetahuan akan meningkat.4
Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, media cetak,
media elektronik, atau penyuluhan-penyuluhan. Pengetahuan di dukung oleh pendidikan, karena
pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang
meliputi pengetahuan itu sendiri, nilai, sikap, keterampilan, sehigga terjadi perubahan perilaku yang
positif.4
Tingkatan Pengetahuan Dalam Domain Kognitif, tingkat pengetahuan terdiri dari 6 (enam)
tingkatan, yakni :4
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk
mengingat kembali tahap suatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau
rangsangan. Jadi tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai sutau kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan suatu materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisa (Analysis)
Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek didalam struktur organisasi
tersebut dam masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan-kemampuan analisis dapat
dikaitkan dari penggunaan-penggunaan kata kerja seperti kata kerja seperti menggambarkan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya tentang hal-hal yang penting berkaitan.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis itu suatu
kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau
objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang materi yang ingin diukur melalui kuesioner yang diberikan.
2. Kesiapan psikologis5
Bayi akan memperlihatkan prilaku makan lanjut:
Dari reflektif ke imitatif
Lebih mandiri dan eksploratif
Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan:
- Keinginan makan dengan cara membuka mulutnya.
- Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ ke arah makanan.
- Tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/ menjauh.
Alasan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 4 6 bulan adalah kebutuhan energi bayi
untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik makin bertambah, sedangkan produksi ASI relatif tetap. Pada usia
4 bulan bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak
sehingga bayi siap menerima makanan lain selain ASI. Dalam proses menelan pada usia tersebut,
apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya bayi sudah dapat menutup mulutnya dengan rapat dan
menggerakkan lidah ke muka dan ke atas untuk mendorong makanan ke belakang,untuk ditelan. Pada
saat inilah bayi diberikan kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan memberikan
makanan lumat.8,9
Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi usia 69 bulan mulai belajar mengunyah
dengan menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah, sehingga dapat diberikan makanan yang lebih
kasar. Demikian juga dengan kemampuan motorik halus pada awalnya bayi memegang dengan kelima
jari tangannya kemudian pada umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka untuk mengembangkan
kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil
yang dapat dijimpit. Pada usia 6 7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan
dalam posisi duduk. Pada usia 6 9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir, sehingga
dapat dilatih minum memakai cangkir atau gelas yang dipegang oleh orang lain.8,9
Pada saat bayi berusia 6 bulan, umumnya kebutuhan nutrisi tidak lagi terpenuhi oleh ASI semata
khususnya energi, protein, dan beberapa mikronutrien terutama zat besi (Fe), Seng (Zn), dan Vitamin
A.5,10 Dari usia 6 bulan, kebutuhan bayi tidak dapat terpenuhi hanya dengan ASI, sehingga bayi
memasuki periode kritis atau vulnerable period, dimana bayi mengalami masa transisi dengan
mengenal makanan keluarga. Insiden malnutrisi meningkat secara tajam selama periode 6-18 bulan di
hampir seluruh Negara.11
Energi yang dibutuhkan sebanyak 600 kkal/hari pada usia 6-8 bulan, 700 kkal/hari pada 9-11 bulan,
dan 900 kkal/hari pada 12-24 bulan.12 Kesenjangan ini haruslah dipenuhi melalui pemberian MP ASI
yang sesuai, adekuat, aman, serta cara pemberian yang tepat.5
Karbohidrat:
Vitamin D mcg 3 10
Vitamin E mg 46
Vitamin K mg 7-10
Vitamin C mg 27 - 35
Besi mg 58
Iodium mg 45 70
10 15
Selenium g
maksimal 4
Air %
Karbohidrat:
Vitamin D mcg 3 10
Vitamin E mg 46
Vitamin K mg minimum 10
Iodine mcg 60 70
Selenium mcg 10 15
maksimum 5
Air %
2.2.4 Cara Pemberian MP-ASI
2.2.4.1 Prinsip Pemberian MP-ASI5,16
Menurut GSIYCF:
1. Berikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya tambahkan MP-ASI mulai
usia 6 bulan (180 hari) sementara ASI diteruskan.
2. Lanjutkan ASI on demand sampai usia 2 tahun atau lebih.
3. Lakukan responsive feeding dengan menerapkan prinsip asuhan psikososial.
4. Terapkan perilaku hidup bersih dan higienis serta penanganan makanan yang baik dan tepat.
5. Mulai pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah sedikit, bertahap dinaikkan sesuai
usia bayi, sementara ASI tetap sering diberikan.
6. Bertahap konsistensi dan variasi ditambah sesuai kebutuhan dan kemampuan bayi.
Menurut Nelson Textbook of Pediatric 18th Edition, prinsip pemberian MP-ASI:15
1. Dimulai usia 6 bulan.
2. Hindari makanan yang berpotensi menimbulkan alergi seperti susu sapi, putih telur, ikan ,
kacang-kacangan.
3. Di usia yang tepat, ajarkan anak untuk menggunakan gelas dibanding botol susu.
4. Perkenalkan satu makanan dalam satu.
5. Kepadatan energi yang diberikan harus lebih banyak dari ASI.
6. Berikan makanan yang mengandung zat besi (daging, cereal dengan suplemen besi).
7. Kebutuhan Zinc juga harus dimasukkan ke dalam makanan seperti daging, gandum, dan nasi.
8. ASI harus dilanjutkan sampai usia 12 bulan , lalu bisa diganti dengan susu sapi atau susus
formula. Pemberian susu sapi tidak boleh lebih dari 24 oz/ hari.
9. Minuman selain ASI atau susu formula sebaiknya dibatasi. Pemberian jus buah tidak boleh lebih
dari 4-6 oz/hari. Tidak boleh diberikan soda.
Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan
cross-sectional mengenai perubahan pengetahuan pengasuh pemberi makanan pendamping Air
Susu Ibu (MP ASI) Anak usia 0 bulan 24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Cilandak Timur Periode Juni 2017.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017 di Posyandu Delima RW 02, Kelurahan Cilandak
Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi DKI Jakarta.
Sumber data terdiri dari data primer yang diambil dari subjek penelitian dengan menggunakan
kuesioner yang diberikan pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24 bulan di
Posyandu Delima RW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi DKI
Jakarta.
Populasi target adalah semua pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24
bulan di Posyandu Delima Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi
DKI Jakarta.
Populasi terjangkau adalah pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24 bulan
di Posyandu Delima RW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu,
Provinsi DKI Jakarta, bulan Juni 2017
3.4.2. Sampel
Pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24 bulan di Posyandu Delima RW 02,
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi DKI Jakarta.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik non -probability
sampling yaitu purposive sampling pada pengasuh pemberi MP ASI di Posyandu DelimaRW 02 di
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi DKI Jakarta.
Sumber Data
o Data primer dikumpulkan dengan memakai bantuan kuesioner kepada pengasuh
pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24 bulan di Posyandu Delima RW 02,
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi DKI Jakarta.
o Data Sekunder berupa data statistic anak usia 0 bulan 24 bulan di Posyandu Delima
RW 02 Kelurahan Cilandak Timur dari Puskesmas Cilandak Timur.
Instrumen Penelitian
o Alat dan bahan yang diperlukan adalah kuesioner.
3. 8 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel tergantung (dependent) dan variabel bebas (independent).
Variabel tergantung berupa pengetahuan pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24
bulan di Posyandu DelimaRW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi
DKI Jakarta. Variabel bebas berupa edukasi tentang MP - ASI.
3.11.2 Pengetahuan
Tingkat pengetahuan adalah informasi / pemahaman yang ada pada pengasuh pemberi MP ASI.
Cara ukur : mengisi kuesioner
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Cara hitung : total soal 10 buah, dengan pilihan jawaban masing-masing sebanyak 4 buah. Skor bila
pada soal nomor 1 sampai 10 menjawab benar adalah 10, menjawab salah adalah 0.
Total skor maksimal sebesar 10 x 10 = 100
Total skor minimal sebesar 100 x 0 = 10
Range antara skor maximal dan minimal = 100 - 0 = 100
Batas 0 sampai nilai minimal = 0
Jika ditetapkan oleh peneliti, persentase pengetahuan sebesar:
- >80% adalah pengetahuan baik
- 60 80% adalah pengetahuan sedang
- <60% adalah pengetahuan kurang
4.1.1. Sejarah
Gedung Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur pertama kali didirikan pada tahun 1976.
Bangunan puskesmas telah di rehab sebanyak 4 kali yaitu : tahun 1986, tahun 1989, tahun 1995 dan
tahun 2009 direhab total. Kemudian pada tahun 1995 didirikan Gedung Rumah Bersalin (RB)
Kelurahan Cilandak Timur di atas tanah seluas 510 m2 dengan luas bangunan 180 m2. Gedung
Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur terdiri dari dua Gedung, yaitu Gedung Puskesmas dan Gedung
Rumah Bersalin RB.
Kemudian pada akhir Tahun 2009 direhab total, dibangun menjadi satu Gedung diatas tanah
seluas 810 m2 dengan luas bangunan 230 m2 yang terdiri dari dua Lantai. Fasilitas listrik 22.000
watt dan Air Jet Pump.
4.1.2. Sarana
Bangunan terdiri 2 lantai. Luas tanah 810 m2 dengan luas bangunan 230 m2. Sarana yang
ada :
No Jenis Sarana Uraian
1 Lantai I
- Ruang Bersalin Tempat Tidur
- Ruang Loket Komputer
- Ruang Jaga Lemari, Tempat tidur
- Ruang Bayi Meja
- Ruang Perawatan 1 Tempat Tidur
- Ruang Perawatan 2 Tempat Tidur
- Ruang Dokter Jaga Tempat Tidur
- Ruang Dapur Rak Piring
- Ruang Cuci Meja
- Ruang Tunggu Bangku Tunggu
- Ruang Panel
- Ruang Pompa Jet Pump
- Toilet
- Loby
2. Lantai II
- Ruang 1 : KIA / KB Tempat Tidur Periksa (2), Maja (2), Kursi
(4), Kulkas (1), Lemari Alkes (2), Lemari
Buku (1), AC (2) Tensi meter (2)
Stetoscope, Timbangan bayi (1),
Timbangan dws (1)
- Ruang 2 : Ka.Puskesmas Tempat Tidur Periksa (1), Kursi Tamu (1
set), Lemari Perpustakaan (1), Filing
Kabinet (1)
- Ruang 3 : Poli Gigi Dental Unit (2), Meja (2), Kursi (4),
Lemari Alkes (2), Kompresor (2),
Sterilisator (1), Alat-alat Kesehatan lain
- Ruang 4 : Poli Umum Tempat tidur periksa (1), Meja periksa (2),
kursi (5), Lemari alkes (2), Filing kabinet
(1), Toa (1 set), Sterilisator (1) dan alat-
alat kesehatan lainya
- Ruang 5 : Apotik/Gudang Lemari obat (3 ), Meja (1), meja obat (1),
Rak Obat (2), Filing kabinet (1), dll
- Ruang 6 : Laboratrium Lemari Alkes (1), Lemari obat (1), Meja
(1), Kursi (2), tempat tidur (1), Sterilisator
(1), dan alat kesehatan lainnya
- Ruang Loket Rak Status (2), Meja (1), Komputer (1 set),
Filing kabinet (1), buku status dll
- Ruang Tunggu Bangku Tunggu (10), Televisi (1), Toa (1)
dan poster
- Musholah Karpet, sajadah, kipas angin
- Ruang Panel Alat-alat listrik dan alat kebersihan
- Toilet Sabun dan lap
4.1.3. Visi Misi
4.1.3.1. Visi
Puskesmas adalah sebagai Unit Pelayanan Prima yang profesional, terjangkau, berkesinambungan,
mandiri dan mengutamakan pelanggan.(sesuai standar ISO 9001-2008).
4.1.3.2. Misi
1. Lokasi
Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur terletak di Jalan Madrasah No.11 Rt.010 / Rw.04 Kelurahan
Cilandak Timur Kecamatan Pasar Minggu Kota Administrasi Jakarta Selatan.
2. Wilayah Kerja
Meliputi seluruh wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur, yang terdiri dari 7 RW dan
72 RT.
3. Batas wilayah :
- Sebelah utara : Kelurahan Bangka
- Sebelah selatan : Kelurahan Jagakarsa
- Sebelah Timur : Kelurahan Ragunan
- Sebelah barat : Cipete Selatan
4. Keadaan Tanah
- Luas wilayah Kelurahan Cilandak Timur : 352.06 Ha
- Terlampir seluruhnya untuk pemukiman
- Terdapat daerah rawan banjir
Daerah rawan banjir di wilayah Kelurahan Cilandak Timur terdapat di sekitar aliran Sungai Kerukut
(Kali Kerukut), daerah yang merupakan langganan banjir adalah sebagai berikut :
No RW RT Posko
1. Rw.01 Rt.013 Lapangan Rt.13/Rw.01
2. Rw.02 - -
3. Rw.03 Rt.03,09 Kantor Elnusa, Sekolah NIS Belanda
4. Rw.04 Rt.06 -
5. Rw.05 - -
6. Rw.06 - -
7. Rw.07 Rt.05 Pos Rw.07
Jumlah Penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin sampai dengan akhir bulan Desember 2014
sebagai berikut :
WNI WNA
No. Umur Jumlah
L P L P
1 0-4 110 1164 - - 1274
2 5-9 1118 1125 - - 2243
3 10-14 1120 1099 - - 2219
4 15-19 1065 998 - - 2063
5 20-24 1916 1130 - - 3046
6 25-29 2122 1527 - - 3649
7 30-34 1840 1641 5 2 3488
8 35-39 1324 1313 4 1 2642
9 40-44 992 1147 8 1 2148
10 45-49 912 886 3 0 1801
11 50-54 622 735 2 1 1360
12 55-59 394 331 1 - 726
13 60-64 118 290 - - 408
14 65-69 121 117 - - 238
15 70-74 109 84 - - 192
16 75 > 49 54 - - 103
Jumlah 16697 14174 11 1 30883
4.6.2. Data Dasar Jumlah Anak dengan ASI Ekslusif di Kelurahan Cilandak Timur
Tabel 4.5 Jumlah Anak dengan ASI Eksklusif di Kelurahan Cilandak Timur
Jumlah anak
Jumlah
No. Dusun/RW dengan ASI
RT
Eksklusif
1 001 15 25
2 002 10 13
3 003 9 10
4 004 11 7
5 005 15 5
6 006 3 -
7 007 5 3
Tabel 4.7 Gambaran tingkat pengetahuan pengasuh pemberi MP- ASI sebelum penyuluhan
Usia Nilai
No. Nama Tingkat Pengatahuan
(Tahun)
1 A 22 80 Baik
2 W 28 50 Kurang
3 A 25 70 Sedang
4 H 33 60 Sedang
5 N 37 50 Kurang
6 M 39 70 Sedang
7 F 33 70 Sedang
8 N 30 70 Sedang
9 E 34 80 Baik
10 A 24 70 Sedang
11 R 27 50 Kurang
12 U 35 80 Baik
13 A 27 70 Sedang
14 W 25 80 Baik
15 A 36 80 Baik
5.1. Gambaran Data Jumlah Balita di Posyandu Delima RW 02, Kelurahan Cilandak Timur
Berdasarkan Data Laporan Gizi bulan Januari April 2017 di Kelurahan Cilandak Timur, jumlah
anak usia 0 5 tahun di RW 02 adalah sebanyak 152 anak. Jumlah anak usia 0 24 bulan sebanyak
57 orang (37.5%). Pada Posyandu Delima jumlah anak usia 0 5 tahun adalah sebanyak 60 orang,
jumlah anak usia 0 24 bulan adalah 17 orang (28,33%). Sebanyak 2 pengasuh pemberi MP- ASI
tidak hadir pada saat posyandu dilaksanakan. Sebanyak 15 pengasuh pemberi MP- ASI memenuhi
kriteria inklusi dan bersedia mengisi kuesioner.
Berdasarkan data mengenai tingkat pengetahuan pengasuh pemberi MP- ASI di Posyandu Delima
RW 02 didapatkan Sebanyak 3 responden (20%) memiliki tingkat pengetahuan kurang. Sebanyak 7
responden (46,67%) memiliki tingkat pengetahuan sedang. Sebanyak 5 responden (33.33%)
memiliki tingkat pengetahuan baik.Nilai rata- rata adalah sebesar 68,67.
Setelah dilakukan penyuluhan, Setelah dilakukan penyuluhan, sebanyak 2 (13,33%) responden
memiliki tingkat pengetahuan sedang. Sebanyak 13 (86,67%) responden memiliki tingkat
pengetahuan baik.Nilai rata- rata adalah sebesar 84. Didapatkan peningkatan nilai rata- rata
pengetahuan antara sebelum dan sesudah penyuluhan MP- ASI.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Dari hasil miniproject tentang tingkat pengetahuan pengasuh pemberi MP- ASI di Posyandu Delima
RW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Periode 21 Mei
25 Juli 2017, dapat diambil kesipulan :
6.1.1. Dari 15 responden yang mengisi kuesioner tentang MP ASI Cilandak Timur ,nilai rata- rata
sebelum dilakukan penyuluhan adalah 68,67. Setelah dilakukan penyuluhan nilai rata- rata
adalah 84.
6.1.2. Terdapat peningkatan nilai rata- rata antara sebelum dan sesudah penyuluhan MP- ASI.
6.2.Saran
6.2.1. Untuk Masyarakat
1) Diharapkan masyarakat dapat lebih aktif lagi dalam berpartisipasi pada kegiatan posyandu
dan mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan puskesmas.
1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI) lokal Tahun 2006. -. Jakarta. 2006.
2. Soenardi T. Gizi Seimbang untuk Anak dan Balita dalam Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus
Kehidupan Manusia. Gramedia: Jakarta. 2006.
3. Maulana HD. Promosi kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta. 2009. 185-206 p.
4. Notoatmojo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rhineka Cipta: Jakarta. 2003.
5. Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik.
IDAI: Jakarta. 2011. 117-125p.
6. Agostoni C, Bresson JL, Fairweather-Tait S, etal. Scientific Opinion on the appropriate age for
introduction of complementary feeding of infants. EFSA Journal. 2009 7(12): 1423
7. Anggraini AD, Markum M, Masoara S, etal. Manajemen Makanan Pendamping Air Susu Ibu.
Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA): Jakarta. 2015
8. Santika S, Otte O, et al. Development of Food Based Complementary Feeding Recommendations
for 9-to 11- Month- Old Periurban Indonesian Infant Using Linear Programming. The Journal of
Nutrition. 2009. 139(1): 135-41
9. Reilly R, John J, Jonathan CK, etal. Duration of exclusive Breast-Feeding: Introduction of
Complementary Feeding may be Necessary before 6 Months of Age. British Journal of Nutrition.
2005, 94, 869872
10. Bamman M, Symon B. Feeding in The First Year of Life: Emerging Benefit of Introducing
Complementary Solids from 4 Months. Australian Family Physician. 2012. 41(4): 226-9
11. Staci N. Williams Basic & Nutrition Diet Therapy 13th Edition. Paperback: Missouri. 2009
12. Departemen Kesehatan RI. Buku Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. -. Jakarta. 2000
13. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI) lokal Tahun 2006. -. Jakarta. 2006.
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Pemberian Air Susu Ibu No. 33. 2012
15. Kemenkes. Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Nomor
224/Menkes/SK/II. -. Jakarta. 2007.
16. Dewey KG, Adu-Afarwuah S. Systematic Review of the Efficacy and Effectiveness of
Complementary Feeding Intervention in Developing Countries in Maternal and Child Nutrition.
Matern Child Nutr. 2008 4(1): 24-85.
17. Kleigman RM, Behrman RE, Jensen HB, etal. Nelson texbook of Pediatric 18th Ed : Chapter 42
The Feeding of Infants and Children. USA: Saunders Elsevier. 2007.
18. World Health Assembly. Complementary Food, in Focus: Complementary Food at the 65th World
Health Assembly. International Food Manufactured. 2012
BAB VIII
LAMPIRAN
PRE -TEST
Identitas
POST -TEST
1
Foto Kegiatan