Anda di halaman 1dari 46

Miniproject

Perubahan Pengetahuan Pengasuh dan Pemberi Makan Anak Usia 0 24


Bulan Setelah Edukasi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Cilandak Timur, Posyandu Delima RT 02,03,10/ RW 02,
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Penulis:
dr. Angeline Fanardy

Pendamping:
dr. Wida Wildani

Program Internsip Dokter Indonesia


Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur
Kecamatan Pasar Minggu
Jakarta Selatan
2017

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini diajukan oleh :
dr. Angeline Fanardy

Judul Laporan :
Perubahan Pengetahuan Pengasuh dan Pemberi Makan Anak Usia 0 24 Bulan Setelah Edukasi Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilandak Timur, Posyandu Delima RT 02,03,10/
RW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Jakarta Selatan

Pembimbing :
dr. Wida Wildani

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Kepala Dinas Kesehatan


Kelurahan Cilandak Timur DKI Jakarta

(dr. Wida Wildani) (.)

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 25 Juli 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-
Nya lah Miniproject Perubahan Pengetahuan Pengasuh dan Pemberi Makan Anak Usia 0 24 Bulan
Setelah Edukasi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilandak Timur,
Posyandu Delima RT 02,03,10/ RW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta
Selatan ini dapat selesai dirampungkan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai bagian pelaksanaan
program internsip dokter di Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur.
Atas selesainya laporan ini, penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi tingginya kepada :
dr. Wida Wildani selaku pembimbing dalam penyusunan laporan ini.
Ketua RW 02 beserta Ketua RT 02, 03 dan 10 di Kelurahan Cilandak Timur.
Seluruh kader kesehatan di Posyandu DelimaRW 02 RT 02,03 dan 10.
Petugas kesehatan dari Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur.
Teman teman dokter internsip di Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini,oleh karena itu , setiap
kritik dan saran akan menjadi masukan yang berharga untuk perbaikan ke depannya. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Jakarta, 20 Juli 2017
Penyusun,

(dr. Angeline Fanardy)

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
HASIL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh
sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Hal yang paling utama dalam pemberian makanan
anak adalah makanan apa yang seharusnya diberikan, kapan waktu pemberian dan dalam bentuk yang
bagaimana makanan tersebut diberikan. Secara fisiologis gizi, bayi usia 0-11 bulan merupakan kelompok
yang paling rawan karena perubahan makanan dari Air Susu Ibu (ASI) ke makanan biasa dan belum
memiliki sistem kekebalan, sehingga lebih mudah terpapar infeksi. Sementara secara epidemiologis
kelompok yang paling rawan adalah anak-anak usia 6-18 bulan.1
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap
diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada
masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya
apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode
emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik
pada saat ini maupun masa selanjutnya.2
Makanan tambahan yang diberikan sebaiknya makanan yang mengandung banyak gizi, seperti
karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air. Makanan tambahan yang kurang berkualitas dan gizi yang
tidak baik selama periode kritis (4-6 bulan) akan mengakibatkan penurunan berat badan balita. Perbaikan
makanan tambahan yang berkualitas, merupakan faktor penunjang keberhasilan proses pertumbuhan anak
terutama dalam masa pertumbuhan fisiknya.2
Salah satu permasalahan dalam pemberian makanan pada bayi adalah terhentinya pemberian ASI
dan pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) yang tidak cukup, hal ini sangat dipengaruhi
oleh pola MP-ASI yang diberikan. Kurangnya asupan zat gizi sangat dipengaruhi oleh jenis MP-ASI yang
diberikan.2
Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak, oleh karena itu tenaga kesehatan mempunyai peranan penting dalam membantu
keluarga dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal.1
MP-ASI (Makanan pendamping ASI) merupakan pemberian makanan pendamping selain ASI saat
bayi berusia 6 bulan. Pemberian MP-ASI berarti memberikan makanan lain sebagai pendamping ASI yang
diberikan pada bayi dan anak mulai usia 6-24 bulan. MP-ASI yang tepat dan baik merupakan makanan
yang dapat memenuhi kebutuhan gizi sehingga bayi dan anak dapat tumbuh kembang dengan optimal. MP-
ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak, mulai dari MP-ASI bentuk lumat, lembik sampai
anak menjadi terbiasa dengan makanan keluarga. Di samping MP-ASI, pemberian ASI terus dilanjutkan
sebagai zat gizi dan faktor pelindung penyakit hingga anak mencapai usia dua tahun.1
Program perbaikan gizi yang bertujuan meningkatkan jumlah dan mutu MP-ASI, selama ini telah
dilakukan, diantaranya pemberian MP-ASI kepada bayi dan anak usia 6 24 bulan dari keluarga miskin.
Secara umum terdapat dua jenis MP-ASI yaitu hasil pengolahan pabrik atau disebut dengan MP-ASI
pabrikan dan yang diolah di rumah tangga atau disebut dengan MP-ASI lokal. Mengingat pentingnya aspek
sosial budaya dan aspek pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pemberian MP-ASI maka MP-ASI
yang diberikan yaitu MP-ASI lokal atau disebut juga MP-ASI dapur ibu .1
Pemberian MP-ASI lokal memiliki beberapa dampak positif, antara lain; ibu lebih memahami dan
lebih terampil dalam membuat MP-ASI dari bahan pangan lokal sesuai dengan kebiasaan dan sosial budaya
setempat, sehingga ibu dapat melanjutkan pemberian MP-ASI lokal secara mandiri, meningkatkan
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat serta memperkuat kelembagaan seperti PKK dan Posyandu,
memiliki potensi meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penjualan hasil pertanian dan sebagai
sarana dalam pendidikan atau penyuluhan gizi.1
Pemberian MP-ASI lokal diharapkan meningkatkan kegiatan kader dan partisipasi masyarakat
untuk datang ke Posyandu. Hal ini sangat penting dalam upaya menggairahkan kegiatan Posyandu, karena
MP-ASI lokal dapat dijadikan sebagai entry point revitalisasi Posyandu. Oleh sebab itu pemberian MP-
ASI lokal harus melibatkan posyandu dan PKK desa/kelurahan.1

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tingkat pengetahuan pengasuh/pemberi makan mengenai MP-ASI di posyandu Delima
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Juni 2017?
2. Bagaimana peningkatan pengetahuan pengasuh/pemberi makan mengenai MP-ASI di posyandu
Delima Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Juni 2017?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan pengasuh/pemberi makan terhadap MP-ASI di posyandu
DelimaKelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
2. Tujuan Khusus
3. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan mengenai proses pembuatan MP-ASI di posyandu
Delima Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
4. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan mengenai komposisi MP-ASI di posyandu Delima
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
5. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan mengenai tekstur MP-ASI di posyandu Delima
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
6. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan mengenai variasi MP-ASI di posyandu Delima
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
1.4 Manfaat
Penulis
Berperan serta dalam usaha peningkatan pengetahuan pengasuh/pemberi makan MP-ASI melalui
penyuluhan.
Melatih penulis dalam menghadapi pertanyaan dan pernyataan yang dimiliki pengasuh/pemberi
makan mengenai MP-ASI.
Memenuhi salah satu tugas penulis dalam menjalankan program internship.
Puskesmas
Meningkatkan derajat kesehatan batita di area cakupan Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur.
Masyarakat
Membantu memberikan edukasi kepada pengasuh/pemberi makan mengenai MP-ASI.
Membantu mensosialisasikan kepada masyarakat tentang MP-ASI.
Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya MP-ASI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan
Pada penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemberian MP-ASI pada bayi di Kecamatan Sidoharjo Sragen didapatkan bahwa semakin tinggi
tingkat pengetahuan ibu, makan akan semakin rendah angka pemberian MP-ASI yang salah.
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca
indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.3
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat
hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat
bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi
dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.4
Secara teori pengetahuan akan menentukan perilaku seseorang. Pengetahuan dipengaruhi
oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Adapun faktor ekstrinsik meliputi pendidikan, pekerjaan,
keadaan bahan yang akan dipelajari. Sedangkan faktor intrinsik meliputi umur, kemampuan dan
kehendak atau kemauan. Dengan meningkatkan dan mengoptimalkan faktor intrinsik yang ada
dalam diri dan faktor ekstrinsik diharapkan pengetahuan akan meningkat.4
Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, media cetak,
media elektronik, atau penyuluhan-penyuluhan. Pengetahuan di dukung oleh pendidikan, karena
pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang
meliputi pengetahuan itu sendiri, nilai, sikap, keterampilan, sehigga terjadi perubahan perilaku yang
positif.4

Tingkatan Pengetahuan Dalam Domain Kognitif, tingkat pengetahuan terdiri dari 6 (enam)
tingkatan, yakni :4
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk
mengingat kembali tahap suatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau
rangsangan. Jadi tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai sutau kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan suatu materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d. Analisa (Analysis)
Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek didalam struktur organisasi
tersebut dam masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan-kemampuan analisis dapat
dikaitkan dari penggunaan-penggunaan kata kerja seperti kata kerja seperti menggambarkan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya tentang hal-hal yang penting berkaitan.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis itu suatu
kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau
objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang materi yang ingin diukur melalui kuesioner yang diberikan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan4


a. Usia
Usia merupakan lamanya hidup dalam hitungan waktu (tahun). Seharusnya seiring dengan
meningkatnya usia tingkat pengetahuan akan semakin tinggi dan baik dibandingkan dengan
mereka yang masih muda atau anak-anak.
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses belajar yang pernah ditempuh secara formal didalam
lembaga pendidikan. Ibu yang berpendidikan, lebih banyak mengakses fasilitas kesehatan
baik sarana maupun prasarana kesehatan dibandingkan ibu yang kurang berpendidikan dan
berpengaruh pada pemberian MP-ASI yang benar.
c. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam penyampaian
informasi, merangsang pikiran dan kemampuan. Media informasi untuk komunikasi massa
terdiri dari media cetak (surat kabar, majalah dan buku) dan media elektronik (radio, tv dan
internet). Sumber informasi dari buku-buku ilmiah adalah lebih baik jika dibandingkan
dengan sumber dari majalah dan surat kabar karena informasinya lebih diyakini
kebenarannya. Selain itu, sumber informasi dari media elektronik seperti internet juga
berbeda kebenarannya di mana terdapat situs-situs yang menampilkan informasi yang
berbeda.

2.2 Definisi MP-ASI


MP-ASI (complementary feeding) adalah makanan atau minuman selain ASI yang diberikan kepada
bayi selama periode pemberian makanan peralihan dimana makanan/ minuman lain ini diberikan
bersama pemberian ASI.5
Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa penyapihan
(weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI secara
bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi
anak dipenuhi oleh makanan keluarga.5
Menurut WHO tahun 2002, complementary feeding adalah suatu proses ketika ASI tidak lagi cukup
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, sehingga dibutuhkan makanan lain yang diberikan bersamaan
ASI.6
Pemberian MP-ASI berarti memberikan makanan lain sebagai pendamping ASI yang
diberikan pada bayi dan anak usia 6 bulan hingga 24 bulan. MPASI yang tepat dan baik merupakan
makanan yang dapt memenuhi kebutuhan gizi sehingga bayi dan anak dapat bertumbuh dan
berkembang secara optimal. MP-ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak, dimulai dari
yang jenisnya lumat, lembik sampai menjadi terbiasa dengan makanan keluarga. Disamping MP-ASI,
pemberian ASI harus terus dilanjutkan sebagai sumber zat gizi dan faktor pelindung penyakit hingga
anak mencapai usia 2 tahun atau lebih.7

2.2.1 Persyaratan MP-ASI5,7


Pada GSIYCF dinyatakan bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat sebagai berikut ini :
1. Tepat waktu (Timely): MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan energi dan nutrien melebihi yang
didapat dari ASI.
2. Adekuat (Adequate): MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein, dan mikronutrien.
3. Aman (Safe): Penyimpanan, penyiapan, dan sewaktu diberikan, MP-ASI harus higienis.
4. Tepat cara pemberian (Properly): MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda lapar dan nafsu makan
ditunjukkan bayi serta frekuensi dan cara pemberiannya sesuai dengan usia bayi.

2.2.2 Waktu Pemberian MP-ASI5


Hingga usia 6 bulan, kebutuhan energi bayi masih dpat terpenuhi dari ASI. Mulai usia 6 bulan
kebutuhan energi bayi sudah tidak dapat dipenuhi dari ASI saja sehingga diperlukan tambahan energi
dari MP-ASI.
Grafik 1.
Perbandinga
n kebutuhan
Energi per
hari dengan
Energi dari
ASI7
Grafik
diatas
menjelaskan
total energi yang dibutuhkan menurut kelompok usia. Kebutuhan energi akan meningkat seiring dengan
bertambahnya usia yang ditandai dengan peningkatan berat badan, bertambah besar dan bertambah aktif.
Bagian yang berwarna hitam menunjukkan energi yang berasal dari ASI. Pada grafik batang untuk usia
6 bulan ke atas dapat dilihat bahwa warna grafk lebih terang menunjukkan kesenjangn energi yan perlu
diperoleh dari MP-ASI. Penggabungan bagian atas (terang) dan bawah (gelap) adalah total kebutuhan
energi yang dibutuhkan bayi dan anak sesuai kelompok usia.7
Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum memulai pemberian MP-ASI, antara lain:5
1. Kesiapan/ kematangan saluran cerna: perkembangan enzim pencernaan sudah sempurna pada usia
bayi 3-4 bulan.
2. Perkembangan keterampilan oromotor: kesiapan bayi untuk menerima makanan padat bervariasi
antara 4-6 bulan.
3. Kebutuhan nutrisi selain dari ASI: tidak diperlukan sebelum usia 6 bulan karena ASI masih dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, kecuali bila terbukti lain yang ditunjukkan dengan adanya
gangguan pertumbuhan/ kenaikan berat badan yang kurang tanpa penyebab jelas (sakit, dan lain-
lain).
4. Kebutuhan akan variasi dan perubahan tekstur sejalan dengan perkembangan oromotornya, dalam 1
tahun pertama bayi perlu dikenalkan dengan berbagai variasi rasa, aroma, tekstur dan konsistensi.
Selain untuk pemberian selera, juga untuk melatih keterampilan makan (mengunyah) yang mulai
timbul pada usia 6 bulan. Usia 6-9 bulan merupakan periode kritis dalam perkembangan
keterampilan makan. Bila pada periode ini bayi tidak dilatih untuk makan yang semakin padat dan
kasar, maka di usia selanjutnya bayi hanya dapat makan yang cair atau lembut saja dan tidak
mampu menerima makanan keluarga sehingga timbul masalah makan.
Bayi akan menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya siap untuk menerima makanan selain ASI.
Sebaliknya setiap petugas kesehatan dan para ibu atau pengasuh bayi mampu mengenali tanda tersebut
agar dapat memberikan MP-ASI tepat waktu dan sesuai dengan perkembangan keterampilan makannya.
Adapun tanda-tanda yang dimaksud, antara lain:5
1. Kesiapan fisik:
Refleks ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang
Keterampilan oromotor :
- Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi menelan makanan yang lebih
kental dan padat.
- Memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian belakang mulut.
Mampu menahan kepala tetap tegak.
Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga keseimbangan badan ketika
tangan meraih benda di dekatnya.
Tabel 1. Perkembangan keterampilan makan pada bayi5

mur Perkembangan Oromotor Perkembangan Keterampilan makan


motorik umum

-4 Refleks rooting Tangan, kepala, Menelan makanan


lan
Refleks menghisap dan leher dan yang cair (ASI),
menelan punggung belum tetapi mendorong
Refleks ekstrusi terkontrol keluar makanan
dengan baik yang padat
Arah gerakan rahang dan
lidah : ke depan & ke
belakang
Mulut belum dapat
menutup dengan baik
-6 Gerakan refleks Duduk dengan Dapat mengontrol
lan menghilang bantuan, kepala posisi makanan
Arah gerakan rahang dan tegak dalam mulut
lidah ke depan-belakang Tangan dapat Menelan makanan
dan atas-bawah meraih objek/ tanpa tersedak
Menarik bibir bawah benda di
ketika sendok ditarik dekatnya
dari mulut Mengambil
Memindahkan makanan dari makanan dari
bagian depan mulut ke sendok
belakang untuk ditelan
-9 Menggigit dan mengunyah Duduk sendiri Mampu makan
lan gerakan rahang ke atas atau hanya makanan lumat
dan ke bawah dengan sedikit atau cincang
Menelan dengan mulut bantuan Makan pakai
tertutup Mulai sendok dengan
Menempatkan makanan di menggunakan ibu mudah
antara rahang atas dan jari dan
bawah telunjuk untuk
mengambil objek/
benda

-12 Gerakan lidah ke samping Duduk sendiri Mampu makan


lan kiri dan kanan serta dengan mudah makanan lunak,
memutar Memegang makanan cincang kasar
Mulai mencakupkan bibir dan memakannya Mulai mencoba
pada cangkir Memegang sendok makan dengan
sendiri tangannya
sendiri
-23 Gerakan mengunyah Berjalan, bicara Makanan keluarga
lan berputar, rahang stabil Makan sendiri
tetapi masih
dengan bantuan.

2. Kesiapan psikologis5
Bayi akan memperlihatkan prilaku makan lanjut:
Dari reflektif ke imitatif
Lebih mandiri dan eksploratif
Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan:
- Keinginan makan dengan cara membuka mulutnya.
- Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ ke arah makanan.
- Tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/ menjauh.
Alasan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 4 6 bulan adalah kebutuhan energi bayi
untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik makin bertambah, sedangkan produksi ASI relatif tetap. Pada usia
4 bulan bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak
sehingga bayi siap menerima makanan lain selain ASI. Dalam proses menelan pada usia tersebut,
apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya bayi sudah dapat menutup mulutnya dengan rapat dan
menggerakkan lidah ke muka dan ke atas untuk mendorong makanan ke belakang,untuk ditelan. Pada
saat inilah bayi diberikan kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan memberikan
makanan lumat.8,9
Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi usia 69 bulan mulai belajar mengunyah
dengan menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah, sehingga dapat diberikan makanan yang lebih
kasar. Demikian juga dengan kemampuan motorik halus pada awalnya bayi memegang dengan kelima
jari tangannya kemudian pada umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka untuk mengembangkan
kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil
yang dapat dijimpit. Pada usia 6 7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan
dalam posisi duduk. Pada usia 6 9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir, sehingga
dapat dilatih minum memakai cangkir atau gelas yang dipegang oleh orang lain.8,9
Pada saat bayi berusia 6 bulan, umumnya kebutuhan nutrisi tidak lagi terpenuhi oleh ASI semata
khususnya energi, protein, dan beberapa mikronutrien terutama zat besi (Fe), Seng (Zn), dan Vitamin
A.5,10 Dari usia 6 bulan, kebutuhan bayi tidak dapat terpenuhi hanya dengan ASI, sehingga bayi
memasuki periode kritis atau vulnerable period, dimana bayi mengalami masa transisi dengan
mengenal makanan keluarga. Insiden malnutrisi meningkat secara tajam selama periode 6-18 bulan di
hampir seluruh Negara.11
Energi yang dibutuhkan sebanyak 600 kkal/hari pada usia 6-8 bulan, 700 kkal/hari pada 9-11 bulan,
dan 900 kkal/hari pada 12-24 bulan.12 Kesenjangan ini haruslah dipenuhi melalui pemberian MP ASI
yang sesuai, adekuat, aman, serta cara pemberian yang tepat.5

2.2.3 Jenis MP-ASI

2.2.3.1 MP-ASI Lokal5


MP-ASI lokal adalah MP-ASI yang diolah di rumah tangga atau di Posyandu, terbuat dari bahan
makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan harga terjangkau oleh masyarakat, dan
memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi sasaran.

2.2.3.1.1 Pemberian MP-ASI Lokal5


Pemberian MP-ASI lokal dilakukan dengan proses, yaitu:
1. Diberikan sebulan sekali pada hari pelaksanaan posyandu :
a. MP-ASI lokal dibuat di posyandu sebulan sekali oleh ibu sasaran dibantu kader posyandu.
b. Bahan makanan diperoleh dari kader posyandu.
c. Kader memberikan penyuluhan kepada peserta posyandu.
d. Bidan di desa memantau pelaksanaan.
e. Apabila seluruh bayi dan anak usia 6-24 bulan yang hadir di Posyandu akan diberikan MP-ASI.
2. Diberikan seminggu sekali dalam kelompok sasaran :
a. MP-ASI lokal dibuat oleh ibu secara berkelompok.
b. MP-ASI lokal dibagikan kepada masing-masing sasaran.
c. Kader memberikan penyuluhan.
d. Bidan di desa memantau pelaksanaan.
3. Diberikan setiap hari di rumah masing-masing yaitu :
a. MP-ASI lokal dibuat oleh ibu di rumah masing-masing
b. Ibu memperoleh bahan makanan dari kader atau dana pembeli bahan makanan dari kader.
c. Kader dan Bidan di desa melakukan pemantauan. Pemberian MP-ASI di rumah tangga
dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan dan kesinambungan pemberian
MP-ASI secara mandiri.
Ketiga proses pemberian MP-ASI merupakan satu kesatuan yang harus dilaksanakan. Apabila
diperlukan untuk meningkatkan efisiensi, maka frekuensi pemberian MP-ASI lokal dalam kelompok dan
di rumah tangga dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah setempat.

2.2.3.1.2 Bahan dan Komposisi MP-ASI Lokal


Tabel 2 Bahan dan Komposisi MP-ASI Lokal13
Bahan Komposisi
Formula Kacang Hijau Kuning Telur Hasil 340 g
Energi 463 Kal
Protein 16,5 g
Lemak 17,4 g
Protein Energi % 14,3
Fe 1,1 mg
Zn 0,7 mg
Formula Ayam Tempe Hasil 284 g
Energi 264 Kal
Protein 10,2 g
Lemak 6.9 g
Protein Energi % 15,4
Fe 2,8 mg
Zn 0,4 mg
Formula Hati Ayam Hasil 425 g
Energi 340 Kal
Protein 10,1 g
Lemak 8,5 g
Protein Energi % 11,9
Fe 0,2 mg
Zn 0,4 mg
Formula Telur Hasil 370 g
Energi 371 Kal
Protein 11,24 g
Lemak 13,63 g
Protein Energi % 12,13
Fe 0,5 mg
Zn 0,8 mg
Formula Susu Pisang Hasil 275,5 g
Energi 278 Kal
Protein 11,89 g
Lemak 3,40 g
Protein Energi % 17,08
Fe 1,0 mg
Zn 0,4 mg
Formula Kedele Hasil 320 g
Energi 298 Kal
Protein 14,5 g
Lemak 7,6 g
Protein Energi % 19,4
Fe 0,4 mg
Zn 0,4 mg
Formula Kentang Susu Hasil 325 g
Energi 262 Kal
Protein 8 g
Lemak 5,3 g
Protein Energi % 12,2
Densitas 0,8
PER 2,1
Fe 0,5 mg
Zn 0,4 mg
Formula Tempe Hasil 360 g
Energi 430 Kal
Protein 16,3 g
Lemak 11 g
Protein Energi % 6,8
Fe 2,4 mg
Zn 0,2 mg

2.2.3.2 MP-ASI Pabrikan14

2.2.3.2.1 MP-ASI Bubuk Instan untuk Bayi 6-12 Bulan


Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Bubuk Instan terbuat dari campuran beras dan atau
beras merah, kacang hijau dan atau kedelai, susu, gula, minyak nabati, dan diperkaya dengan vitamin
dan mineral serta ditambah dengan penyedap rasa dan aroma (flavour).
Tabel 3 Komposisi Gizi Per 100 Gram MP-ASI Bubuk Instan15
Zat Gizi Satuan Kadar

Energi kkal 400-440

Protein (kualitas protein tidak g 15-22


kurang dari 70% kasein)

Lemak (kadar asam linoleat G 10 15


minimal 300 mg per 100 kkal atau
1,4 gram per 100 gram produk)g

Karbohidrat:

4.1. Serat g maksimum 30

4.2. Gula (gula sederhana) g maksimum 5

Vitamin A (acetate) mcg 250 350

Vitamin D mcg 3 10

Vitamin E mg 46

Vitamin K mg 7-10

Vitamin B1 (Thiamin) mg 0,3 0,4

Vitamin B2 (Riboflavin) mg 0,3 0,5

Niasin mcg 2,5 4,0


Vitamin B12 mcg 0,3 - 0,6

Asam folat mg 40 - 100

Vitamin B6 mg 0,4 - 0,7

Asam Pantotenat mg 1,3 - 2,1

Vitamin C mg 27 - 35

Besi mg 58

Kalsium mg 200 400

Natrium mg 240 400

Seng mcg 2,5 4,0

Iodium mg 45 70

Fosfor mcg perbandingan Ca:P =


1,2 2,0

10 15
Selenium g
maksimal 4
Air %

2.2.3.2.2 MP-ASI Biskuit untuk Anak 12-24 Bulan


Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Biskuit terbuat dari campuran terigu, margarin, gula,
susu, lesitin kedelai, garam bikarbonat, dan diperkaya dengan vitamin dan mineral serta ditambah
dengan penyedap rasa dan aroma (flavour). Gula yang digunakan dalam bentuk sukrosa dan atau
fruktosa dan atau sirup glukosa dan atau madu.
Tabel 4 Komposisi Gizi Per 100 Gram MP-ASI Biskuit15
Zat Gizi Satuan Kadar

Energi kkal minimum 400

Protein (kualitas protein tidak g 8 12


kurang dari 70% kasein)

Lemak (kadar asam linoleat


g 10 18
minimal 300 mg per 100 kkal atau
1,4 gram per 100 gram produk)

Karbohidrat:

4.1. Serat \ g maksimum 5

4.2. Gula (gula sederhana) g maksimum 30

Vitamin A (acetate) mcg 250 700

Vitamin D mcg 3 10

Vitamin E mg 46

Vitamin K mg minimum 10

Vitamin B1 (Thiamin) mg 0,4 0,5

Vitamin B2 (Riboflavin) mg 0,4 0,5

Vitamin B6 (Pyridoksin) mg 0,3 0,5

Vitamin B12 mcg 0,5 0,9

Niasin mg 4,0 6,0

Folic acid mcg 60 100

Iron (Fumarate) mg 5,0 6,0

Iodine mcg 60 70

Zinc mg 2,5 3,0

Kalsium mg 200 300

Natrium mg maksimum 800

Selenium mcg 10 15

Fosfor mg perbandingan Ca:P =


1,2 2,0

maksimum 5
Air %
2.2.4 Cara Pemberian MP-ASI
2.2.4.1 Prinsip Pemberian MP-ASI5,16
Menurut GSIYCF:
1. Berikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya tambahkan MP-ASI mulai
usia 6 bulan (180 hari) sementara ASI diteruskan.
2. Lanjutkan ASI on demand sampai usia 2 tahun atau lebih.
3. Lakukan responsive feeding dengan menerapkan prinsip asuhan psikososial.
4. Terapkan perilaku hidup bersih dan higienis serta penanganan makanan yang baik dan tepat.
5. Mulai pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah sedikit, bertahap dinaikkan sesuai
usia bayi, sementara ASI tetap sering diberikan.
6. Bertahap konsistensi dan variasi ditambah sesuai kebutuhan dan kemampuan bayi.
Menurut Nelson Textbook of Pediatric 18th Edition, prinsip pemberian MP-ASI:15
1. Dimulai usia 6 bulan.
2. Hindari makanan yang berpotensi menimbulkan alergi seperti susu sapi, putih telur, ikan ,
kacang-kacangan.
3. Di usia yang tepat, ajarkan anak untuk menggunakan gelas dibanding botol susu.
4. Perkenalkan satu makanan dalam satu.
5. Kepadatan energi yang diberikan harus lebih banyak dari ASI.
6. Berikan makanan yang mengandung zat besi (daging, cereal dengan suplemen besi).
7. Kebutuhan Zinc juga harus dimasukkan ke dalam makanan seperti daging, gandum, dan nasi.
8. ASI harus dilanjutkan sampai usia 12 bulan , lalu bisa diganti dengan susu sapi atau susus
formula. Pemberian susu sapi tidak boleh lebih dari 24 oz/ hari.
9. Minuman selain ASI atau susu formula sebaiknya dibatasi. Pemberian jus buah tidak boleh lebih
dari 4-6 oz/hari. Tidak boleh diberikan soda.

2.2.4.2 Cara Mengenalkan Makanan kepada Bayi5


Pengenalan jenis, tekstur, dan konsisten makanan harus secara bertahap, demikian pula dengan
frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Berikut ini, beberapa hal penting yang berkaitan dengan
hal tersebut:
1. Tes Makanan pertama kali: bubur tepung beras yang diperkaya zat besi merupakan makanan yang
dianjurkan sebagai makanan pertama yang diberikan kepada bayi. Dapat ditambahkan ASI atau susu
formula yang biasa diminumnya setelah bubur dimasak.
2. Sebaiknya diberikan mulai 2-3 sendok makan saja dulu, sesudah bayi minum sejumlah ASI atau
formula, kecuali bila selalu menolak maka diberikan sebelumnya. Selanjutnya jumlah makanan
ditambah bertahap sampai jumlah yang sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi.

2.2.4.3 Panduan Dasar Pemberian Makan5


1. Urutan pemberian :
Menurut American Association of Pediatric (AAP) tidak ada urutan khusus dalam pengenalan
jenis bahan makanan yang diberikan kepada bayi.
Yakini makanan tersebut aman, bergizi dengan tekstur yang sesuai kemampuan bayi.
2. Tekstur dan konsistensi :
Dimulai dengan tekstur yang lembut/ halus dan konsistensi masih agak encer, selanjutnya secara
bertahap tekstur dan konsistensinya ditingkatkan menjadi makin kental sampai padat dan kasar
3. Jumlah :
Mulai dengan jumlah sedikit (2-3 sendok makan) pada saat pengenalan jenis makanan
Bertahap ditingkatkan sampai jumlah yang sesuai usia
4. Jarak waktu antara pemberian makanan baru :
Kenalkan satu-persatu jenis makanan sebelum diberikan berupa campuran dengan jarak 2-3 hari
(4-7 hari bila terdapat riwayat alergi) agar bayi dapat mengenali rasa dan aroma setiap jenis
makanan baru (rasa wortel, apel, daging, ayam/sapi,dlsb)
Makanan baru sebaiknya diberikan pada pagi hari (oleh ibu) agar cukup waktu bila ada reaksi
simpang
5. Keamanan pangan
Cuci tangan dan semua peralatan sebelum digunakan
Tidak menggunakan peralatan makan bersama-sama, atau mengunyah makanan terlebih dahulu
sebelum diberikan kepada bayi
Tabel 5 Pedoman Pemberian Makan pada Bayi/ Anak Usia 6-23 Bulan13
Umur Tekstur Frekuensi Jumlah Rata-
rata/kali Makan
6-8 bulan Mulai dengan bubur 2-3x/hari, ASI tetap Mulai dengan 2-3
halus,lembut, cukup sering diberikan. sendok makan/kali,
kental, dilanjutkan Tergantung nafsu ditingkatkan
menjadi lebih kasar makannya, dapat bertahap sampai
diberikan 1-2x selingan mangkok (=125 ml).
Waktu makan tidak
lebih dari 30 menit

9-11 bulan Makanan yang 3-4x/hari, ASI tetap - mangkok ( =


dicincang halus atau diberikan. Tergantung 125-175 ml ).
disaring kasar, nafsu maknnya, dapat Waktu makan tidak
ditingkatkan semakin diberikan 1-2x selingan lebih dari 30 menit
kasar sampai makanan
bisa dipeegang/diambil
dengan tangan

12-23 bulan Makanan keluarga, bila 3-4x/hari, ASI tetap - 1 mangkok (


perlu masih dicincang diberikan. Tergantung 175-250 ). Waktu
atau disaring kasar nafsu makannya =, makan tidak lebih
dapat diberikan 1-2x dari 30 menit
selingan

Tabel 6 Tanda Bayi Lapar atau Kenyang13


Lapar Kenyang
Riang/ antusias sewatu didudukkan Memalingkan muka, atau menutup mulut
dikursi makannya ketika melihat sendok berisi makanan
Gerakan mengisap atau mengecapkan Menutup mulut dengan tangannya
bibir Rewel atau menangis karena terus diberi
Membuka mulut ketika melihat sendok makan
atau makanan Tertidur
Memasukkan tangan ke dalam mulut
Menangis atau rewel karena ingin makan
Mencondongkan tubuh ke arah makanan
atau berusaha menjangkaunya

2.2.4.4. Pemberian Makanan Harus Dilakukan Secara Responsive Feeding


Pemberian makan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan zat gizi. Saat makan juga merupakan
periode pembelajaran dan pemberian kasih sayang, berbicara dan kontak mata selama memberi makan
akan dirasakan sebagai suasana yang menyenangkan bagi anak.4 WHO menyatakan bahwa penerapan
prinsip responsive feeding sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang akan diberikan pada
bayi.17
Responsive feeding adalah perilaku pemberian dengan menerapkan prinsip asuhan psikososial,
antara lain:14,17,18
1. Beri makan secara langsung dan dampingi anak sewaktu makan, ibu/pengasuh harus peka terhadap
tanda lapar dan kenyang yang ditunjukkan anak.
2. Untuk membantu anak memahami rasa lapar, buatlah jadwal makan secara teratur. Jangan
memberikan snack, jus, atau susu 3-4 jam sebelum jam makan.
3. Beri makan dengan sabar, dorong anak untuk makan, bukan dengan paksaan. Bicaralah sewaktu
pemberian makan, pelihara kontak mata.
4. Hindari atau sedikit mungkin adanya distraktor (hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian) selama
pemberian makan seperti menonton TV, memberikan mainan
5. Bila anak menolak makan, cobalah dengan makanan lain yang berbeda tekstur dan rasanya
6. Makan tidak boleh lebih dari 30 menit, walaupun saat itu asupan porsi makan mereka sangat sedikit.
Anak-anak akan menambah porsi makan mereka dengan sendirinya di waktu yang akan datang
7. Sediakan porsi kecil dan biarkan anak menambahkan beberapa kali apabila mereka menginginkan.
Hal ini akan membuat anak tertarik dalam proses makan dan mencegah mereka menjadi bosan atau
merasa kenyang terlebih dahulu dengan melihat begitu banyak makanan di dalam piring mereka.
Bab III
Metodologi Penelitian

3.1. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan
cross-sectional mengenai perubahan pengetahuan pengasuh pemberi makanan pendamping Air
Susu Ibu (MP ASI) Anak usia 0 bulan 24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Cilandak Timur Periode Juni 2017.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017 di Posyandu Delima RW 02, Kelurahan Cilandak
Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi DKI Jakarta.

3.3. Sumber Data

Sumber data terdiri dari data primer yang diambil dari subjek penelitian dengan menggunakan
kuesioner yang diberikan pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24 bulan di
Posyandu Delima RW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi DKI
Jakarta.

3.4. Populasi dan Sampel


3.4.1. Populasi

Populasi target adalah semua pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24
bulan di Posyandu Delima Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi
DKI Jakarta.
Populasi terjangkau adalah pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24 bulan
di Posyandu Delima RW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu,
Provinsi DKI Jakarta, bulan Juni 2017

3.4.2. Sampel

Pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24 bulan di Posyandu Delima RW 02,
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi DKI Jakarta.

3.5. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

3.5.1. Kriteria inklusi


Semua pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24 bulan.
Bertempat tinggal di RW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu,
Provinsi DKI Jakarta.
Hadir pada saat kegiatan posyandu Delima di RW 02.

3.5.2. Kriteria eksklusi


Pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24 bulan yang tuna grahita dan tuna
rungu.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik non -probability
sampling yaitu purposive sampling pada pengasuh pemberi MP ASI di Posyandu DelimaRW 02 di
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi DKI Jakarta.

3.7. Metode Penumpulan data

Sumber Data
o Data primer dikumpulkan dengan memakai bantuan kuesioner kepada pengasuh
pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24 bulan di Posyandu Delima RW 02,
Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi DKI Jakarta.
o Data Sekunder berupa data statistic anak usia 0 bulan 24 bulan di Posyandu Delima
RW 02 Kelurahan Cilandak Timur dari Puskesmas Cilandak Timur.
Instrumen Penelitian
o Alat dan bahan yang diperlukan adalah kuesioner.

3. 8 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel tergantung (dependent) dan variabel bebas (independent).
Variabel tergantung berupa pengetahuan pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan sampai 24
bulan di Posyandu DelimaRW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Provinsi
DKI Jakarta. Variabel bebas berupa edukasi tentang MP - ASI.

3.9 Cara Kerja

Mengumpulkan bahan ilmiah dan merencanakan desain penelitian.


Membuat kuesioner sebagai instrumen pengukuran data
Menghubungi kepala Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur untuk melakukan permohonan
izin melakukan penelitian di Posyandu Delima RW 02 Kelurahan Cilandak Timur
Kecamatan Pasar Minggu.
Menghubungi peenanggung jawab program gizi untuk mendapatkan data jumlah anak usia 0
bulan 24 bulan di Posyandu Delima RW 02 Cilandak Timur.
Melakukan uji coba kuesioner di daerah kerja, Puskemas Kelurahan Cilandak Timur.
Melakukan koreksi kuesioner.
Membawa surat permohonan dari kepala puskesmas Kelurahan Cilandak Timur ke
Posyandu DelimaRW 02 Cilandak Timur untuk melakukan penelitian.
Menghubungi kader untuk mendampingi pembagian kuesioner pada kegiatan posyandu.
Melakukan pengumpulan data-data dengan menggunakan instrumen penelitian berupa
kuesioner di Posyandu DelimaRW 02 Kelurahan Cilandak Timur
Melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data dengan Microsoft Word dan Microsot
Excel.
Penulisan laporan penelitian.
Pelaporan penelitian.

3.10 Manajemen dan Analisis Data


3.10.1 Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pada responden penelitian di
Posyandu Delima RW 02 Kelurahan Cilandak Timur periode Juni 2017

3.10.2 Pengolahan Data


Terhadap data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan berupa proses editing,
verifikasi, dan tabulasi.

3.10.3 Penyajian Data


Data yang didapat, disajikan secara tekstular dan tabular.

3.10.4 Analisis Data


Untuk pengolahan data digunakan cara manual dan bantuan software penhgolahan data
menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel.
Perhitungan data dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan cara membandingkan perningkatan
persentase nilai pengetahuan sebelum dan sesudah dilaksanakan edukasi.

3.10.5 Pelaporan Data


Data disusun dalam bentuk laporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan di hadapan
kepala Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur.

3.11 Definisi Operasional

3.11.1 Subjek Penelitian


Pengasuh pemberi MP - ASI anak usia 0 bulan 24 bulan yang mengisi kuesioner

3.11.2 Pengetahuan

Tingkat pengetahuan adalah informasi / pemahaman yang ada pada pengasuh pemberi MP ASI.
Cara ukur : mengisi kuesioner
Alat ukur : Kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Cara hitung : total soal 10 buah, dengan pilihan jawaban masing-masing sebanyak 4 buah. Skor bila
pada soal nomor 1 sampai 10 menjawab benar adalah 10, menjawab salah adalah 0.
Total skor maksimal sebesar 10 x 10 = 100
Total skor minimal sebesar 100 x 0 = 10
Range antara skor maximal dan minimal = 100 - 0 = 100
Batas 0 sampai nilai minimal = 0
Jika ditetapkan oleh peneliti, persentase pengetahuan sebesar:
- >80% adalah pengetahuan baik
- 60 80% adalah pengetahuan sedang
- <60% adalah pengetahuan kurang

Maka didapatkan nilai masing-masing batasan diatas dengan cara perhitungan:


- (80/100 x 100) + 0 = 80
Jika nilai diatas 80 maka masuk dalam kategori pengetahuan baik
- (60/100 x 100) + 0 = 60
Jika nilai kurang dari 60 maka masuk dalam kategori pengetahuan kurang
- Jika nilai diantara 60 - 80 maka masuk dalam kategori pengetahuan sedang
BAB IV
HASIL

4.1. Profil Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur

4.1.1. Sejarah

Gedung Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur pertama kali didirikan pada tahun 1976.
Bangunan puskesmas telah di rehab sebanyak 4 kali yaitu : tahun 1986, tahun 1989, tahun 1995 dan
tahun 2009 direhab total. Kemudian pada tahun 1995 didirikan Gedung Rumah Bersalin (RB)
Kelurahan Cilandak Timur di atas tanah seluas 510 m2 dengan luas bangunan 180 m2. Gedung
Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur terdiri dari dua Gedung, yaitu Gedung Puskesmas dan Gedung
Rumah Bersalin RB.
Kemudian pada akhir Tahun 2009 direhab total, dibangun menjadi satu Gedung diatas tanah
seluas 810 m2 dengan luas bangunan 230 m2 yang terdiri dari dua Lantai. Fasilitas listrik 22.000
watt dan Air Jet Pump.

4.1.2. Sarana
Bangunan terdiri 2 lantai. Luas tanah 810 m2 dengan luas bangunan 230 m2. Sarana yang
ada :
No Jenis Sarana Uraian
1 Lantai I
- Ruang Bersalin Tempat Tidur
- Ruang Loket Komputer
- Ruang Jaga Lemari, Tempat tidur
- Ruang Bayi Meja
- Ruang Perawatan 1 Tempat Tidur
- Ruang Perawatan 2 Tempat Tidur
- Ruang Dokter Jaga Tempat Tidur
- Ruang Dapur Rak Piring
- Ruang Cuci Meja
- Ruang Tunggu Bangku Tunggu
- Ruang Panel
- Ruang Pompa Jet Pump
- Toilet
- Loby

2. Lantai II
- Ruang 1 : KIA / KB Tempat Tidur Periksa (2), Maja (2), Kursi
(4), Kulkas (1), Lemari Alkes (2), Lemari
Buku (1), AC (2) Tensi meter (2)
Stetoscope, Timbangan bayi (1),
Timbangan dws (1)
- Ruang 2 : Ka.Puskesmas Tempat Tidur Periksa (1), Kursi Tamu (1
set), Lemari Perpustakaan (1), Filing
Kabinet (1)
- Ruang 3 : Poli Gigi Dental Unit (2), Meja (2), Kursi (4),
Lemari Alkes (2), Kompresor (2),
Sterilisator (1), Alat-alat Kesehatan lain
- Ruang 4 : Poli Umum Tempat tidur periksa (1), Meja periksa (2),
kursi (5), Lemari alkes (2), Filing kabinet
(1), Toa (1 set), Sterilisator (1) dan alat-
alat kesehatan lainya
- Ruang 5 : Apotik/Gudang Lemari obat (3 ), Meja (1), meja obat (1),
Rak Obat (2), Filing kabinet (1), dll
- Ruang 6 : Laboratrium Lemari Alkes (1), Lemari obat (1), Meja
(1), Kursi (2), tempat tidur (1), Sterilisator
(1), dan alat kesehatan lainnya
- Ruang Loket Rak Status (2), Meja (1), Komputer (1 set),
Filing kabinet (1), buku status dll
- Ruang Tunggu Bangku Tunggu (10), Televisi (1), Toa (1)
dan poster
- Musholah Karpet, sajadah, kipas angin
- Ruang Panel Alat-alat listrik dan alat kebersihan
- Toilet Sabun dan lap
4.1.3. Visi Misi
4.1.3.1. Visi

Puskesmas adalah sebagai Unit Pelayanan Prima yang profesional, terjangkau, berkesinambungan,
mandiri dan mengutamakan pelanggan.(sesuai standar ISO 9001-2008).
4.1.3.2. Misi

Memberdayakan SDM yang professional dalam menghadapi era globalisasi,


Mengembangkan mutu pelayanan secara optimal baik promotif, preventif, kuantatif dan
rehabilitatif;
Menggalang kerja sama dengan mitra kerja.

4.2. Data Geografis

4.2.1. Geografi dan Topologi

1. Lokasi
Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur terletak di Jalan Madrasah No.11 Rt.010 / Rw.04 Kelurahan
Cilandak Timur Kecamatan Pasar Minggu Kota Administrasi Jakarta Selatan.
2. Wilayah Kerja
Meliputi seluruh wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cilandak Timur, yang terdiri dari 7 RW dan
72 RT.
3. Batas wilayah :
- Sebelah utara : Kelurahan Bangka
- Sebelah selatan : Kelurahan Jagakarsa
- Sebelah Timur : Kelurahan Ragunan
- Sebelah barat : Cipete Selatan

4. Keadaan Tanah
- Luas wilayah Kelurahan Cilandak Timur : 352.06 Ha
- Terlampir seluruhnya untuk pemukiman
- Terdapat daerah rawan banjir
Daerah rawan banjir di wilayah Kelurahan Cilandak Timur terdapat di sekitar aliran Sungai Kerukut
(Kali Kerukut), daerah yang merupakan langganan banjir adalah sebagai berikut :
No RW RT Posko
1. Rw.01 Rt.013 Lapangan Rt.13/Rw.01
2. Rw.02 - -
3. Rw.03 Rt.03,09 Kantor Elnusa, Sekolah NIS Belanda
4. Rw.04 Rt.06 -
5. Rw.05 - -
6. Rw.06 - -
7. Rw.07 Rt.05 Pos Rw.07

4.3. Data Demografik

Jumlah Penduduk sampai dengan akhir Desember 2014 = 30883 jiwa.

4.3.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin sampai dengan akhir bulan Desember 2014
sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

WNI WNA
No. Umur Jumlah
L P L P
1 0-4 110 1164 - - 1274
2 5-9 1118 1125 - - 2243
3 10-14 1120 1099 - - 2219
4 15-19 1065 998 - - 2063
5 20-24 1916 1130 - - 3046
6 25-29 2122 1527 - - 3649
7 30-34 1840 1641 5 2 3488
8 35-39 1324 1313 4 1 2642
9 40-44 992 1147 8 1 2148
10 45-49 912 886 3 0 1801
11 50-54 622 735 2 1 1360
12 55-59 394 331 1 - 726
13 60-64 118 290 - - 408
14 65-69 121 117 - - 238
15 70-74 109 84 - - 192
16 75 > 49 54 - - 103
Jumlah 16697 14174 11 1 30883

4.4. Sarana Pelayanan Kesehatan di Kel. Cilandak Timur

Tabel 4.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kel, Cilandak Timur

Fasiltas Rw. Rw. Rw. Rw Rw. Rw. Rw.


No Jumlah
Kesehatan 01 02 03 04 05 06 07
1. Puskesmas 1 1
2. Rumah sakit 1 1
3. Rumah Bersalin
4. Dokter 24 jam 1 1
5. Dokter Gigi 1 1 2
6. Balkesmas 1 1
7. Bidan Swasta 2 1 3
8. Loboratrium
9. Apotik 1 1 2
10. Klinik 1 1 1 3
11. Posyandu 5 3 5 4 4 0 2 23
12. Kader 30 16 41 20 15 5 13 160

4.5. Sarana Pendidikan di Kel. Cilandak Timur

Tabel 4.3 Jumlah Sarana Pendidikan di Kel. Cilandak Timur


Fasiltas Rw. Rw. Rw. Rw. Rw. Rw. Rw.
No Jumlah
Pendidikan 01 02 03 04 05 06 07
1. Paud 1 1 1 3
2. TK 3 1 1 2 2 1 0 10
3. SD/MI 1 4 1 8 14
4. SLTP 1 2 2 5
5. SLTA 1 1 3 1 6
6. Akademi 1 1 2
7. Universitas 1 1 2

4.6. Data Kesehatan Masyarakat

4.6.1. Data Dasar Jumlah Balita di Kelurahan Cilandak Timur


Tabel 4.4 Jumlah Balita di Kelurahan Cilandak Timur
Jumlah Jumlah Anak Usia Jumlah Anak Usia
No. Dusun/RW
RT 0 5 tahun 0 24 bulan
1 001 15 426 179
2 002 10 152 57
3 003 9 270 98
4 004 11 332 143
5 005 15 236 102
6 006 3 - -
7 007 5 119 43

4.6.2. Data Dasar Jumlah Anak dengan ASI Ekslusif di Kelurahan Cilandak Timur
Tabel 4.5 Jumlah Anak dengan ASI Eksklusif di Kelurahan Cilandak Timur
Jumlah anak
Jumlah
No. Dusun/RW dengan ASI
RT
Eksklusif
1 001 15 25
2 002 10 13
3 003 9 10
4 004 11 7
5 005 15 5
6 006 3 -
7 007 5 3

4.6.3 Data Dasar Jumlah Balita di RW 02 Kelurahan Cilandak Timur


Tabel 4.6 Jumlah Balita di RW 02 Kelurahan Cilandak Timur
Nama Jumlah Anak Jumlah Anak Usia
No.
Posyandu Usia 0 5 tahun 0 24 bulan
1 Delima 60 17
2 Melati 42 24
3 Manggis 50 30

4.6.4. Gambaran Tingkat Pengetahuan Pengasuh Pemberi MP-ASI

a. Sebelum dilakukan penyuluhan MP- ASI


Pengasuh pemberi MP-ASI di Posyandu Delima RW 02 RT 02,03,10 Kelurahan Cilandak
Timur yang mengisi kuesioner sebanyak 15 responden. Sebanyak 3 responden (20%)
memiliki tingkat pengetahuan kurang. Sebanyak 7 responden (46,67%) memiliki tingkat
pengetahuan sedang. Sebanyak 5 responden (33.33%) memiliki tingkat pengetahuan baik.

Tabel 4.7 Gambaran tingkat pengetahuan pengasuh pemberi MP- ASI sebelum penyuluhan
Usia Nilai
No. Nama Tingkat Pengatahuan
(Tahun)
1 A 22 80 Baik
2 W 28 50 Kurang
3 A 25 70 Sedang
4 H 33 60 Sedang
5 N 37 50 Kurang
6 M 39 70 Sedang
7 F 33 70 Sedang
8 N 30 70 Sedang
9 E 34 80 Baik
10 A 24 70 Sedang
11 R 27 50 Kurang
12 U 35 80 Baik
13 A 27 70 Sedang
14 W 25 80 Baik
15 A 36 80 Baik

Berdasarkan data diatas didapatkan nilai rata-rata 68,67.

b) Sesudah dilakukan penyuluhan MP-ASI


Setelah dilakukan penyuluhan, sebanyak 2 (13,33%) responden memiliki tingkat
pengetahuan sedang. Sebanyak 13 (86,67%) responden memiliki tingkat pengetahuan baik.
Tabel 4.8 Gambaran tingkat pengetahuan pengasuh pemberi MP- ASI sesudah penyuluhan
Usia Nilai
No. Nama Tingkat Pengatahuan
(Tahun)
1 A 22 100 Baik
2 W 28 90 Baik
3 A 25 90 Baik
4 H 33 90 Baik
5 N 37 80 Baik
6 M 39 90 Baik
7 F 33 90 Baik
8 N 30 80 Baik
9 E 34 90 Baik
10 A 24 70 Sedang
11 R 27 80 Baik
12 U 35 80 Baik
13 A 27 80 Baik
14 W 25 80 Baik
15 A 36 70 Sedang

Berdasarkan data diatas didapatkan nilai rata-rata 84.


BAB V
DISKUSI

Miniproject dilakukan di Posyandu Delima RW 02 Kelurahan Cilandak Timur. Pelaksanaan


pengambilan data dan penyuluhan dimulai dari 21 Mei 25 Juli 2017.

5.1. Gambaran Data Jumlah Balita di Posyandu Delima RW 02, Kelurahan Cilandak Timur
Berdasarkan Data Laporan Gizi bulan Januari April 2017 di Kelurahan Cilandak Timur, jumlah
anak usia 0 5 tahun di RW 02 adalah sebanyak 152 anak. Jumlah anak usia 0 24 bulan sebanyak
57 orang (37.5%). Pada Posyandu Delima jumlah anak usia 0 5 tahun adalah sebanyak 60 orang,
jumlah anak usia 0 24 bulan adalah 17 orang (28,33%). Sebanyak 2 pengasuh pemberi MP- ASI
tidak hadir pada saat posyandu dilaksanakan. Sebanyak 15 pengasuh pemberi MP- ASI memenuhi
kriteria inklusi dan bersedia mengisi kuesioner.

5.2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Pengasuh Pemberi MP- ASI

Berdasarkan data mengenai tingkat pengetahuan pengasuh pemberi MP- ASI di Posyandu Delima
RW 02 didapatkan Sebanyak 3 responden (20%) memiliki tingkat pengetahuan kurang. Sebanyak 7
responden (46,67%) memiliki tingkat pengetahuan sedang. Sebanyak 5 responden (33.33%)
memiliki tingkat pengetahuan baik.Nilai rata- rata adalah sebesar 68,67.
Setelah dilakukan penyuluhan, Setelah dilakukan penyuluhan, sebanyak 2 (13,33%) responden
memiliki tingkat pengetahuan sedang. Sebanyak 13 (86,67%) responden memiliki tingkat
pengetahuan baik.Nilai rata- rata adalah sebesar 84. Didapatkan peningkatan nilai rata- rata
pengetahuan antara sebelum dan sesudah penyuluhan MP- ASI.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan
Dari hasil miniproject tentang tingkat pengetahuan pengasuh pemberi MP- ASI di Posyandu Delima
RW 02, Kelurahan Cilandak Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Periode 21 Mei
25 Juli 2017, dapat diambil kesipulan :
6.1.1. Dari 15 responden yang mengisi kuesioner tentang MP ASI Cilandak Timur ,nilai rata- rata
sebelum dilakukan penyuluhan adalah 68,67. Setelah dilakukan penyuluhan nilai rata- rata
adalah 84.
6.1.2. Terdapat peningkatan nilai rata- rata antara sebelum dan sesudah penyuluhan MP- ASI.

6.2.Saran
6.2.1. Untuk Masyarakat
1) Diharapkan masyarakat dapat lebih aktif lagi dalam berpartisipasi pada kegiatan posyandu
dan mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan puskesmas.

6.2.2. Untuk Puskesmas


1) Diharapkan untuk melakukan penyuluhan secara berkala mengenai MP- ASI terutama
mengenal jenis- jenis dan keuntungan pemberian MP ASI yang benar, sehingga diketahui
oleh setiap pengasuh pemberi MP ASI.
2) Melakukan pelatihan kader secara berkala. Kader dapar membantu dalam mengawasi
pemberian MP- ASI bagi anak- anak di wilayah kerjanya.

6.2.3. Untuk Peneliti Selanjutnya


1) Peneliti selanjutkan diharqapkan dapat mempersiapkan kuesioner dan materi penyuluhan
secara dengan lebih baik.
2) Bekerjasama dengan kader di lingkungan agar penyuluhan dapat terlaksana dengan lebih
baik lagi.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI) lokal Tahun 2006. -. Jakarta. 2006.
2. Soenardi T. Gizi Seimbang untuk Anak dan Balita dalam Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus
Kehidupan Manusia. Gramedia: Jakarta. 2006.
3. Maulana HD. Promosi kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta. 2009. 185-206 p.
4. Notoatmojo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rhineka Cipta: Jakarta. 2003.

5. Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik.
IDAI: Jakarta. 2011. 117-125p.
6. Agostoni C, Bresson JL, Fairweather-Tait S, etal. Scientific Opinion on the appropriate age for
introduction of complementary feeding of infants. EFSA Journal. 2009 7(12): 1423

7. Anggraini AD, Markum M, Masoara S, etal. Manajemen Makanan Pendamping Air Susu Ibu.
Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA): Jakarta. 2015
8. Santika S, Otte O, et al. Development of Food Based Complementary Feeding Recommendations
for 9-to 11- Month- Old Periurban Indonesian Infant Using Linear Programming. The Journal of
Nutrition. 2009. 139(1): 135-41
9. Reilly R, John J, Jonathan CK, etal. Duration of exclusive Breast-Feeding: Introduction of
Complementary Feeding may be Necessary before 6 Months of Age. British Journal of Nutrition.
2005, 94, 869872
10. Bamman M, Symon B. Feeding in The First Year of Life: Emerging Benefit of Introducing
Complementary Solids from 4 Months. Australian Family Physician. 2012. 41(4): 226-9
11. Staci N. Williams Basic & Nutrition Diet Therapy 13th Edition. Paperback: Missouri. 2009
12. Departemen Kesehatan RI. Buku Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. -. Jakarta. 2000

13. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI) lokal Tahun 2006. -. Jakarta. 2006.
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Pemberian Air Susu Ibu No. 33. 2012
15. Kemenkes. Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Nomor
224/Menkes/SK/II. -. Jakarta. 2007.
16. Dewey KG, Adu-Afarwuah S. Systematic Review of the Efficacy and Effectiveness of
Complementary Feeding Intervention in Developing Countries in Maternal and Child Nutrition.
Matern Child Nutr. 2008 4(1): 24-85.
17. Kleigman RM, Behrman RE, Jensen HB, etal. Nelson texbook of Pediatric 18th Ed : Chapter 42
The Feeding of Infants and Children. USA: Saunders Elsevier. 2007.
18. World Health Assembly. Complementary Food, in Focus: Complementary Food at the 65th World
Health Assembly. International Food Manufactured. 2012
BAB VIII
LAMPIRAN

Kuisioner Pemberian Makanan Pendamping ASI

PRE -TEST

Identitas

1. Nama Orang Tua :............................................


Usia :....................tahun
2. Nama Anak :..............................................
Usia :....................bulan
3. Pendidikan terakhir : Tidak bersekolah / SD / SMP / SMA / SMK / S1 / S2
4. Pekerjaan Ibu :..............................................
5. Pekerjaan Ayah :..............................................
6. Jumlah Anak :.....................orang
7. Jumlah pendapatan keluarga per bulan :
a. kurang dari Rp 750.000 per bulan
b. Rp 750.000 Rp 1.500.000 per bulan
c. lebih dari Rp 1.500.000 per bulan

Pilihlah satu jawaban di bawah ini

1. Apakah Ibu mengetahui tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)?


a. Tahu
b. Tidak tahu
2. Menurut Ibu, apakah pengertian makanan pendamping ASI itu?
a. Makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga
b. Makanan pengganti ASI
c. Makanan yang diberikan pada bayi usia kurang dari 6 bulan
d. Tidak tahu
3. Menurut ibu, pada umur berapa sebaiknya diberikan makanan tambahan?
a. Kurang dari 6 bulan
b. Lebih dari 6 bulan
c. Tidak tahu
4. Sebutkan jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia lebih dari 6 bulan
a. Makanan lunak
b. Susu formula
c. Makanan keluarga
d. Makanan lumat
5. Menurut Ibu, manakah yang merupakan makanan pendamping ASI
a. Bubur polos
b. Makanan yang dilepeh
c. Bubur susu
d. Susu formula
6. Menurut Ibu, berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi yang
berusia 6-8 bulan?
a. 2 3 kali
b. 4 6 kali
c. 7 10 kali
d. Tidak tentu, tergantung bayi menangis
7. Menurut Ibu, mengapa bayi perlu diberi makanan tambahan?
a. Agar anak tidak rewel dan canggung
b. Agar anak terhindar dari penyakit
c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi bertambah sesuai dengan pertambahan umurnya
d. Tidak tahu
8. Menurut Ibu, apa pengaruhnya terhadap pemberian makan bayi sebelum usia 6 bulan terhadap
kesehatan bayi?
a. Tidak ada pengaruhnya
b. Anak jadi sering mencret karena pencernaannya terganggu
c. Anak jadi sering nangis
d. Tidak tahu
9. Menurut Ibu, apakah dengan menunda makanan tambahan dapat mengurangi resiko alergi
makanan?
a. Ya
b. Tidak
c. Mungkin
d. Tidak tahu
10. Menurut Ibu pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih?
a. Kurang dari 24 bulan
b. Lebih dari 24 bulan
c. Kurang dari 12 bulan
d. Lebih dari 12 bulan
Kuisioner Pemberian Makanan Pendamping ASI

POST -TEST

Pilihlah satu jawaban di bawah ini

1. Apakah Ibu mengetahui tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)?


a. Tahu
b. Tidak tahu
2. Menurut Ibu, apakah pengertian makanan pendamping ASI itu?
a. Makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga
b. Makanan pengganti ASI
c. Makanan yang diberikan pada bayi usia kurang dari 6 bulan
d. Tidak tahu
3. Menurut ibu, pada umur berapa sebaiknya diberikan makanan tambahan?
a. Kurang dari 6 bulan
b. Lebih dari 6 bulan
c. Tidak tahu
4. Sebutkan jenis makanan yang pertama kali diberikan kepada bayi usia lebih dari 6 bulan
a. Makanan lunak
b. Susu formula
c. Makanan keluarga
d. Makanan lumat
5. Menurut Ibu, manakah yang merupakan makanan pendamping ASI
a. Bubur polos
b. Makanan yang dilepeh
c. Bubur susu
d. Susu formula
6. Menurut Ibu, berapa kalikah makanan tambahan itu diberikan dalam sehari kepada bayi
yang berusia 6-8 bulan?
a. 2 3 kali
b. 4 6 kali
c. 7 10 kali
d. Tidak tentu, tergantung bayi menangis
7. Menurut Ibu, mengapa bayi perlu diberi makanan tambahan?
a. Agar anak tidak rewel dan canggung
b. Agar anak terhindar dari penyakit
c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi bertambah sesuai dengan pertambahan
umurnya
d. Tidak tahu
8. Menurut Ibu, apa pengaruhnya terhadap pemberian makan bayi sebelum usia 6 bulan
terhadap kesehatan bayi?
a. Tidak ada pengaruhnya
b. Anak jadi sering mencret karena pencernaannya terganggu
c. Anak jadi sering nangis
d. Tidak tahu
9. Menurut Ibu, apakah dengan menunda makanan tambahan dapat mengurangi resiko
alergi makanan?
a. Ya
b. Tidak
c. Mungkin
d. Tidak tahu
10. Menurut Ibu pada usia berapakah sebaiknya bayi disapih?
a. Kurang dari 24 bulan
b. Lebih dari 24 bulan
c. Kurang dari 12 bulan
d. Lebih dari 12 bulan

1
Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai