Anda di halaman 1dari 70

PE DOMAN

P E LAYANAN G I Z I
LANJ UT US IA

Perpuctekaan Depkes,_
No. Induk 5^6^^Ib, Ala

gi. Tari a ..... .


Dapat Dari

..

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INONESIA


2012

i
KATA PENGANTAR

Pembangunan bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat , sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang kesehatan . Peningkatan derajat kesehatan ini akan
berdampak pada peningkatan umur harapan hidup, yang akan diiringi dengan
meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia. Pada umumnya penduduk lanjut usia
akan menghadapi berbagai masalah fisik dan mental yang memerlukan pelayanan
secara paripurna, balk dari aspek kesehatan, gizi, aspek mental dan sosial.

Upaya pelayanan kesehatan paripurna bagi para lanjut usia perlu dikembangkan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan lanjut usia , termasuk di dalamnya
upaya pelayanan gizi pada lanjut usia. Hal ini juga berkaitan dengan meningkatnya
angka kesakitan akibat penyakit degeneratif, disamping penyakit infeksi dan
kurang gizi. Karena itu upaya pelayanan gizi merupakan bagian yang penting untuk
meningkatkan status gizi dan kesehatan lanjut usia agar tetap sehat dan produktif.

Buku Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia ini disusun dengan tujuan agar
dapat dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit, Puskesmas maupun
sarana pelayanan kesehatan lain dalam mengoptimalkan pelayanan gizi bagi lanjut
usia yang selaras dengan program kesehatan lainnya.

Kritik dan saran yang berguna bagi perbaikan dan penyempurnaan buku ini
sangat diharapkan, semoga pedoman ini dapat menjadi acuan dalam rangka
pengembangan program gizi pada lanjut usia.

'r Minarto, MPS


P. 195412111978111001

i
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................... 2
C. Sasaran ......................................................................................... 2
D. Kebijakan clan Strategi ................................................................ 3

BAB II GIZI LANJUT USIA ............................................................................ 4


A. Batasan ......................................................................................... 4
B. Proses Menua ............................................................................... 4
C. Kebutuhan Gizi ............................................................................ 7
D. Masalah Gizi .............................................................................. 10

BAB III PELAYANAN GIZI INDIVIDU ........................................................... 13


A. Penapisan .................................................................................. 13
B. Proses Asuhan Gizi Terstandar ( PACT ) Lanjut Usia .................. 13

BAB IV PELAYANAN GIZI MASYARAKAT .................................................. 26


A. Keluarga ..................................................................................... 26
B. Kelompok Lanjut Usia ................................................................ 27
C. Panti Sosial Tresna Werda ......................................................... 27

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 29

LAMPIRAN ....................................................................................................... 30

Ill
DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. KMS La sia dan Brosur makanan Sehat untuk Lanjut Usia ...... 30

Lampiran 2. Tabel Ar gka Kecukupan Gizi ..................................................... 31

Lampiran 3. Mini Nut ritional Assesment I. Skreening .................................... 32

Lampiran 4. Mini Null ritional Assesment II. Penilaian .................................... 33

Lampiran 5 . Perhitur gan Kebutuhan Energi Berdasarkan Rule of Thumb .... 34

Lampiran 6 . Formulir Riwayat Pola Makan /Kebiasaan ................................. 35

Lampiran 7. Formulir Recall 24 Jam ............................................................. 36

Lampiran 8 . Anamns sis Gizi Pasien Kunjungan Ulang .................................. 37

Lampiran 9 . Contoh enulisan Asuhan Gizi dengan format ADIME ............. 38

Lampiran 10 . Contoh M enu Untuk Lansia Sehat ............................................. 39

Lampiran 11. Menu U tuk Lansia dengan Berat Badan Kurang ..................... 40

Lampiran 12. Menu U tuk Lansia dengan Berat Badan Lebih (Kegemukan) ...41

Lampiran 13. Diet Bet erapa Penyakit Pada Lansia ......................................... 43

Lampiran 14. Contoh M enu Untuk Lansia Tanpa Gigi dan Konstipasi ............. 54

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Sasaran rencana strategi
Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 adalah meningkatkan UHH dari
70,7 menjadi 72 tahun. Menurut hasil Susenas tahun 2000, jumlah lansia 14,4
juta jiwa atau 7,18% dari total jumlah penduduk, sedangkan pada tahun 2010
jumlah lansia sudah mencapai 19 juta jiwa atau sekitar 8,5% jumlah penduduk.
Hal ini menunjukkan peningkatan jumlah lansia dan diproyeksikan akan terus
meningkat, sehingga diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 28,8 juta jiwa.

Pertambahan jumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai permasalahan


kompleks bagi lansia, keluarga maupun masyarakat meliputi aspekfisik, biologis,
mental maupun sosial ekonomi_ Seiring dengan permasalahan tersebut, akan
mempengaruhi asupan makannya yang pada akhirnya dapat berpengaruh
terhadap status gizi.

Berbagai penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan hasil sebagai berikut:


penelitian pada 242 orang lanjut usia di Semarang memperlihatkan prevalensi
kurang energi kronis (KEK) sebesar 31%, sedangkan penelitian di Jakarta
pada 10 Puskesmas kecamatan di Jakarta Selatan dari 222 orang lanjut usia
didapatkan berat badan Iebih pada 73 orang lansia (32-39%) dan obese pada
14 orang (6,3%). Selanjutnya pada penelitian di Utan Kayu Selatan pada 100
orang lanjut usia didapatkan 19% tergolong defisiensi besi. Penelitian pada 10
orang lanjut usia di salah satu panti werdha memperlihatkan keadaan defisiensi
vitamin B6 pada 3 orang lanjut usia (30%), defisiensi vitamin B12 pada 3 orang
lanjut usia (30%) dan defisiensi asam folat terdapat pada 90% dari subyek yang
diteliti.

Data dari Journal of Nutrition 1999 menyatakan bahwa di Indonesia , lanjut


usia (60-75 tahun) mempunyai asupan energi rata -rata kurang dari kebutuhan,
36,6% lanjut usia menderita defisiensi vitamin 131, Iebih dad 75% mendapat
asupan zat besi dan vitamin B1 (2/3 RDA), 20, 2% mendapat asupan asam folat
(2/3 RDA), serta 32, 4% menderita defisiensi vitamin B 12.

I
Berdasarkan Dat d Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, prevalensi
penyakit pada Ianj it usia 55-64 tahun adalah Penyakit Sendi 56,4%, Hipertensi
53,7%, Stroke 2C ,2%o, Penyakit Asma 7,3%, Jantung 16,1%, Diabetes 3,7%,
Tumor 8,8%. Mei ingkatnya penyakit degeneratif pada lanjut usia ini akan
meningkatkan be in ekonomi keluarga, masyarakat dan negara.

Upaya perbaikan izi masyarakat sebagaimana disebutkan di dalam Undang-


Undang Kesehata No 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dar masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi
makanan, perbaik n dan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu
pelayanan gizi dar kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.

Pelayanan gizi se bagai bagian dari pelayanan kesehatan lanjut usia dapat
dilakukan di semi s fasilitas pelayanan kesehatan balk pemerintah maupun
swasta. Dengan i neningkatkan pelayanan gizi pada lanjut usia diharapkan
dapat menanggulc ngi masalah gizi lanjut usia sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan stat is gizi dan kesehatan lanjut usia.

B. Tujuan
Umum : Menin katkan status kesehatan lanjut usia agar sehat, mandiri dan
produl if melalui pelayanan gizi yang bermutu.
Khusus :
a. Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan
gizi pada lanju usia.
b. Meningkatkan :ualitas pelayanan gizi pada lanjut usia.
c. Meningkatkan Status gizi lanjut usia.

C. Sasaran
Sasaran pelayana gizi lanjut usia terdiri dari:
1. Sasaran langs mg:
a. Pra lanjut sia (45-59 tahun)
b. Lanjut usia (60-69 tahun)
c. Lanjut usi risiko tinggi (>_ 70 tahun atau > 60 tahun dengan masalah
kesehatan
2. Sasaran tidak angsung:
a. Tenaga ke ehatan
b. Keluarga d mana lanjut usia berada
c. Masyaraka di lingkungan lanjut usia/kader lansia
d. Organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan lanjut usia
2
D. Kebijakan dan Strategi
Kebijakan dan Strategi pelayanan gizi lanjut usia disesuaikan dengan kebijakan
dan strategi program kesehatan lanjut usia :
1. Kebijakan :
a. Pembinaan gizi lanjut usia dilaksanakan secara terpadu dengan
meningkatkan peran lintas program dan lintas sektor.
b. Pembinaan gizi lanjut usia terutama ditujukan pada upaya peningkatan
kesehatan dan kemampuan untuk mandiri agar selama mungkin tetap
produktif dan berperan aktif dalam pembangunan.
c. Pembinaan gizi lanjut usia sebagai bagian dari upaya kesehatan
keluarga melalui pelayanan kesehatan di tingkat dasar dan rujukan.
d. Pembinaan gizi lanjut usia dilaksanakan melalui pendekatan holistik
dengan memperhatikan nilai sosial dan budaya.
e. Upaya promotif dan preventif dilaksanakan secara komprehensif
bersama-sama dengan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Peningkatan peran serta masyarakat, swasta dan lanjut usia dilakukan
atas dasar kekeluargaan dan gotong-royong, dibina oleh pemerintah
pada semua tingkat administrasi.

2. Strategi:
a. Meningkatkan sosialisasi dan advokasi kepada stakeholder dan
pengambil kebijakan.
b. Meningkatkan pelayanan gizi lanjut usia baik individu maupun
masyarakat.
c. Meningkatkan upaya deteksi dini adanya masalah gizi lanjut usia.
d. Meningkatkan sistem informasi dalam setiap kegiatan pelayanan gizi
lanjut usia.
e. Menyediakan fasilitas pelayanan gizi lanjut usia.
f. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam
pelayanan gizi lanjut usia.
g. Meningkatkan pendidikan gizi lanjut usia melalui KIE.
h. Memantapkan kerjasama lintas program, lintas sektor, LSM dan swasta.
i. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan
mandiri.

3
BAB II
GIZI LANJUT USIA

A. Batasan
Menurut WHO Ian is dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Usia pertenga an (45-59 tahun)
2. Lanjut usia (60 -74 tahun)
3, Lansia tua (75 90 tahun)
4. Usia sangat to (> 90 tahun)

Menurut Kemente ian Kesehatan RI, lanjut usia dikelompokkan menjadi :


Pra lanjut usia (45-59 tahun)
Lanjut usia (6 0- 69 tahun)
Lanjut usia risi o tinggi (? 70 tahun atau usia ? 60 tahun dengan masalah
kesehatan)

B. Proses Menua
Proses pertumbu an dan perkembangan manusia berlangsung sepanjang
masa, sejak dari j nin, bayi, balita, remaja, dewasa hingga masa tua. Proses
menua berlangsu g secara alamiah, terus menerus dan berkesinambungan.
Pada akhirnya ak n menyebabkan perubahan anatomi, fisiologi clan biokimia
pada jaringan tub h sehingga mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh
secara keseluruha .

Proses menua sa gat individual dan berbeda perkembangannya pada tiap


individu, karena di engaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal
yang mempengaru i proses menua adalah asupan makanan, pendidikan, sosial
budaya, penyakit i feksi/degeneratif, higiene sanitasi lingkungan, ekonomi dan
dukungan keluarg . Faktor eksternal lain yaitu kemunduran psikologis seperti
sindroma lepas ja atan, perasaan sedih clan sendiri, perubahan status sosial
sangat mempeng uhi proses menua pada seseorang.

Asupan makanan angat mempengaruhi proses menua karena seluruh aktivitas


sel atau metaboli me dalam tubuh memerlukan zat-zat gizi yang cukup.
Sementara itu per bahan biologis pada lanjut usia merupakan faktor internal
yang pada akhirny dapat mempengaruhi status gizi.

4
Faktor yang mempengaruhi proses menua

FAKTOR EKSTERNAL
STESSOR PSIKOSOSIAL PENDIDIKAN

PENY. INFEKSI/
DEGENERATIF
KONSUMSI

I
HYGIENE SANITASI/
SOS-BUD
LINGKUNGAN

KELUARGA/ LINGKUP
PENGASUH PERGAULAN/
V KELOMPOK
EKONOMI MASYARAKAT

Sumber : Pedoman Tataiaksana Gizi Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan

Proses perubahan biologis pada lanjut usia ditandai dengan :


1. Pengurangan massa otot dan bertambahnya massa lemak, dapat
menurunkan jumlah cairan tubuh sehingga kulit terlihat mengerut dan
kering, wajah berkeriput dengan garis-garis yang menetap. Lanjut usia
terlihat kurus.
2. Gangguan indera perasa, penciuman, pendengaran, penglihatan dan
perabaan menurun. Menurunnya fungsi indera perasa berkaitan dengan
kekurangan kadar zink menyebabkan berkurangnya nafsu makan pada
lanjut usia. Sensitifitas terhadap rasa manis dan asin biasanya berkurang,
ini menyebabkan lanjut usia senang makan yang manis dan asin.
3. Katarak pada lanjut usia sering dihubungkan dengan kekurangan Vitamin A,
C dan asam folat.
1. Gigi-geligi yang tanggal, menyebabkan gangguan fungsi mengunyah
yang mengakibatkan kurangnya asupan makanan pada lanjut usia.
2. Cairan saluran cerna dan enzim-enzim yang membantu pencernaan
5
berkurang pada proses menua. Nafsu makan dan kemampuan
penyerapa zat- zat gizi juga menurun terutama lemak dan kalsium.
Menurunn a sekresi air ludah mengurangi kemampuan mengunyah dan
menelan akanan. Pada lambung, faktor yang berpengaruh terhadap
penyerapa vitamin B 12 berkurang, sehingga dapat menyebabkan
anemia.
3. Penurunar mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran
pencernpa seperti perut kembung, nyeri perut dan susah buang air
besar. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan dan
terjadinya asir.
4. Penuruna kemampuan motorik menyebabkan lanjut usia kesulitan
untuk mak n.
5. Terjadinya penurunan fungsi sel otak, menyebabkan penurunan daya
ingat jang a pendek, melambatnya proses informasi, mengatur dan
mengurutk n sesuatu yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam
melakukan aktifitas sehari-hari disebut dengan demensia/pikun.
6. Kapasitas injal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
berkurang, sehingga dapat terjadi pengenceran Natrium. Selain itu
pengeluar n urine diluar kesadaran (incontinensia urine) menyebabkan
lanjut usia sering mengurangi minum, sehingga dapat menyebabkan
dehidrasi.

Berikut tabel kindisi lanjut usia yang dapat mempengaruhi status gizi.

KONDI I PERUBAHAN
NO STATUS GIZI
LANJUT SIA POLA MAKAN
1 Metabolisme b sal Kebutuhan energi Cenderung
menurun menurun kegemukan/obesitas
2 Aktivitas/ kegia an fisik Energi yang dipakai Cenderung
berkurang sedikit kegemukan/obesitas
3 Ekonomi menu gkat Cenderung
Konsumsi berlebih
kegemukan/obesitas
4 Makan tidak enak/ Dapat terjadi kurang
Fungsi indera enurun
nafsu makan menurun gizi
Kesulitan makan
Penyakit perio ntal makanan berserat Dapat terjadi kurang
5 atau (sayur, daging) , gizi dan kegemukan/
gigi tanggal cenderung makan obesitas
makanan lunak

6
Penurunan sekresi
Mengganggu Defisiensi zat gizi
6 asam lambung clan
penyerapan vitamin mikro
enzim pencernaan
clan mineral
makanan
Susah buang air Wasir (perdarahan) 6
7 Mobilitas usus menurun
besar anemia
8 Sering menggunakan Menurunkan nafsu Dapat terjadi kurang
obat-obatan/alkohol makan gizi
Kesulitan u ntuk
Gangguan kemampuan Dapat terjadi kurang
9 menyiapkan makanan
motorik gizi
sendiri
Kurang bersosialisasi
Nafsu makan Dapat terjadi kurang
10 , kesepian (perubahan
menurun gizi
psikologis)
Asupan makanan Dapat terjadi kurang
11 Pendapatan menurun
menurun gizi
spat terra i kurang
Sering makan/lupa
12 Demensia (pikun) gizi clan kegemukan/
makan
obesitas

C. Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi pada lanjut usia spesifik, karena terjadinya perubahan proses
fisiologi clan psikososial sebagai akibat proses menua.

Kebutuhan gizi lanjut usia sangat dipengaruhi oleh faktor :


1. Umur
Pada lanjut usia kebutuhan energi clan lemak menurun. Setelah usia 50
tahun, kebutuhan energi berkurang sebesar 5% untuk setiap 10 tahun.
Kebutuhan protein, vitamin clan mineral tetap yang berfungsi sebagai
regenerasi sel clan antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal
bebas yang dapat merusak sel.
2. Jenis kelamin
Umumnya laki-laki memerlukan zat gizi lebih banyak (terutama energi,
protein dan lemak) dibandingkan pada wanita, karena postur, otot clan
luas permukaan tubuh laki-laki lebih luas dari wanita. Namun kebutuhan
zat besi (Fe) pada wanita cenderung lebih tinggi, karena wanita mengalami
menstruasi. Pada wanita yang sudah menopause kebutuhan zat besi (Fe)
turun kembali.

7
3. Aktivitas fisik an pekerjaan
Lanjut usia m ngalami penurunan kemampuan fisik yang berdampak pada
berurangnya ktivitas fisik sehingga kebutuhan energinya juga berkurang.
Kecukupan z t gizi seseorang juga sangat tergantung dari pekerjaan sehari-
hari : ringan, dang, berat. Makin berat pekerjaaan seseorang makin besar
zat gizi yang ibutuhkan. Lanjut usia dengan pekerjaaan fisik yang berat
memerlukan at gizi yang lebih banyak.
4. Postur tubuh
Postur tubuh ang lebih besar memerlukan energi lebih banyak dibandingkan
postur tubuh ang lebih kecil.
5. Iklim/suhu ud ra
Orang yang ti ggal di daerah bersuhu dingin (pegunungan) memerlukan zat
gizi lebih unt mempertahankan suhu tubuhnya.
6. Kondisi kese atan (stress fisik dan psikososial)
Kebutuhan gi i setiap individu tidak selalu tetap, tetapi bervariasi sesuai
dengan kondi i kesehatan seseorang pada waktu tertentu. Stress fisik dan
stressor psik osial yang kerap terjadi pada lanjut usia juga mempengaruhi
kebutuhan gi . Pada lanjut usia masa rehabilitasi sesudah sakit memerlukan
penyesuaian ebutuhan gizi.
7. Lingkungan.
Lanjut usia y ng sering terpapar di lingkungan yang rawan polusi (pabrik,
industri, dll) p rlu mendapat suplemen tambahan yang mengandung protein,
vitamin dan ineral untuk melindungi sel-sel tubuh dari efek radiasi.

Pada prinsipnya butuhan gizi pada lanjut usia mengikuti prinsip gizi seimbang.
Konsumsi maka an yang cukup dan seimbang bermanfaat bagi lanjut usia
untuk mencegah tau mengurangi risiko penyakit degeneratif dan kekurangan
gizi. Kebutuhan g zi lanjut usia dihitung secara individu.

Pesan gizi seimb ng pada lanjut usia :


1. Makanlah an ka ragam makanan
Makanan ya beraneka ragam adalah makanan yang terdiri dari minimal
4 sumber ba an makanan yaitu bahan makanan pokok, lauk-pauk, sayuran
dan bush. S makin beraneka ragam dan bervariasi jenis makanan yang
dikonsumsi, emakin balk. Sayur dan buah sangat baik untuk dikonsumsi
(dianjurkan 5 porsi per hari).
2. Makanlah m anan untuk memenuhi kecukupan energi
Karbohidrat perlukan guna memenuhi kebutuhan energi. Bagi lanjut usia,
dianjurkan un uk memilih karbohidrat kompleks seperti beras, beras merah,

8
havermout, jagung, sagu, ubi jalar, ubi kayu dan umbi-umbian. Karbohidrat
yang berasal dari biji-bijian dan kacang-kacangan utuh berfungsi sebagai
sumber energi dan sumber serat. Dianjurkan agar lanjut usia mengurangi
konsumsi gula sederhana seperti gula pasir dan sirup.
3. Batasi konsumsi lemak dan minyak
Bagi lanjut usia, mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak
tinggi tidak dianjurkan, karena akan menambah risiko terjadinya berbagai
penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi, jantung, ginjal, dan lain-
lain. Sumber lemak yang baik adalah lemak tidak jenuh yang berasal dari
kacang-kacangan, alpukat, miyakjagung, minyak zaitun. Lemak minyak ikan
mengandung omega 3, yang dapat menurunkan kolesterol dan mencegah
arthritis, sehingga baik dikonsumsi oleh lanjut usia. Lanjut usia sebaiknya
mengkonsumsi lemak tidak lebih dari seperempat kebutuhan energi.
4. Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel
darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan seperti
daging, hati dan sayuran hijau. Kekurangan zat besi yang dikonsumsi bila
berkelanjutan akan menyebabkan penyakit anemia gizi besi dengan tanda-
tanda pucat, lemah, lesu, pusing, dan mats berkunang-kunang. Demikian
juga pada lanjut usia, perlu mengkonsumsi makanan sumber zat besi dalam
jumlah cukup.
5. Biasakan makan pagi
Makan pagi secara teratur dalam jumlah cukup dapat memelihara ketahanan
fisik, mempertahankan daya tahan tubuh dan meningkatkan produktifitas
kerja. Lanjut usia sebaiknya membiasakan makan pagi agar selalu sehat
dan produktif.
6. Minumlah air bersih dan aman yang cukup jumlahnya
Air minum yang bersih dan aman adalah air yang tidak berbau, tidak
berwarna, tidak berasa dan telah dididihkan serta disimpan dalam wadah
yang bersih dan tertutup. Air sangat dibutuhkan sebagai media dalam
proses metabolisme tubuh. Apabila terjadi kekurangan air minum akan
mengakibatkan kesadaran menurun.
7. Lakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur
Agar dapat mempertahankan kebugaran, lanjut usia harus tetap berolah
raga. Aktifitas fisik sangat penting peranannya bagi lansia. Dengan
melakukan aktifitas fisik, maka lanjut usia dapat mempertahankan bahkan
meningkatkan derajat kesehatannya. Namun, karena keterbatasan fisik
yang dimilikinya perlu dilakukan penyesuaian dalam melakukan aktifitas
fisik sehari-hari.

9
8. Pesan lainny :
- Tidak m4 m alkohol
- Mambaca label makanan

D. Masalah gizi
Masalah gizi Ian ut usia merupakan rangkaian proses masalah gizi sejak
usia muda yang anifestasinya terjadi pada lanjut usia. Berbagai penelitian
menunjukkan bah a masalah gizi pada lanjut usia sebagian besar merupakan
masalah gizi lebi yang merupakan faktor risiko timbulnya penyakit degeneratif
seperti penyakit j ntung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, gout rematik,
ginjal, perlemaka hati, dan lain-lain. Namun demikian masalah kurang gizi juga
banyak terjadi pa a lanjut usia seperti Kurang Energi Kronik (KEK), anemia dan
kekurangan zat gi i mikro lain.

1. Kegemukan tau obesitas


Keadaan ini iasanya disebabkan oleh pola konsumsi yang berlebihan,
banyak meng ndung lemak dan jumlah kalori yang melebihi kebutuhan.
Proses meta lisme yang menurun pada lanjut usia, bila tidak diimbangi
dengan peni gkatan aktifitas fisik atau penurunan jumlah makanan,
sehingga jum ah kalori yang berlebih akan diubah menjadi lemak yang
dapat menga ibatkan kegemukan. Selain kegemukan secara keseluruhan,
kegemukan p da bagian perut lebih berbahaya karena kelebihan lemak di
perut dihubun kan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung koroner
pada bagian I mak lain. Menurut Monica, 1992, kegemukan atau obesitas
akan mening atkan risiko menderita penyakit jantung koroner 1-3 kali,
penyakit hipe ensi 1,5 kali, diabetes mellitus 2,9 kali dan penyakit empedu
1-6 kali.

2. Kurang Ener i Kronik (KEK)


Kurang atau ilangnya nafsu makan yang berkepanjangan pada lanjut
usia, dapat m nyebabkan penurunan berat badan. Pada lanjut usia kulit
dan jaringan i at mulai keriput, sehingga makin kelihatan kurus. Disamping
kekurangan z at gizi makro, sering juga disertai kekurangan zat gizi mikro.
Beberapa pen ebab KEK pada lanjut usia :
a. Makan ti ak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan
penciuma
b. Gigi-geligi yang tanggal, sehingga menggangu proses mengunyah
makanan
c. Faktor str ss/depresi, kesepian, penyakit kronik, efek samping obat,
merokok, II
10
3. Kurang Zat Gizi Mikro lain
Biasanya menyertai lanjut usia dengan KEK, namun kekurangan zat gizi
mikro dapatjuga terjadi pada lanjut usia dengan status gizi baik. Kurang zat
besi, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E, Magnesium,
kalsium, seng dan kurang serat sering terjadi pada lanjut usia.

Beberapa penyakit kronik degeneratif yang berhubungan dengan status


gizi:

a. Penyakit Jantung koroner


Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan dapat
meningkatkan risiko penyakitjantung koroner. Penyakit Jantung Koroner
pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding
dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama
kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat,
pengapuran, pembekuan darah, dan lain-lain, yang semuanya akan
mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut.

b. Hipertensi
Berat badan yang berlebih akan meningkatkan beban jantung untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya tekanan darah cenderung
menjadi lebih tinggi. Selain itu pembuluh darah pada lanjut usia sering
mengalami aterosklerosis (lebih tebal dan kaku), sehingga tekanan
darah akan meningkat. Bila terjadi sumbatan di pembuluh darah otak
akan memacu timbulnya stroke. Bila sumbatan terjadi di jantung dapat
menyebabkan serangan jantung berupa nyeri dada atau kematian otot
jantung (angina pektoris atau infark miokard) yang dapat menyebabkan
kematian.

c. Diabetes Mellitus
Adalah suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa
darah yang melebihi nilai normal (gula darah puasa >_ 126 gr/dl dan atau
gula darah sewaktu diatas 200 gr/dl). Diabetes umumnya disebabkan
oleh kerusakan sel beta di pankreas yang menghasilkan fungsi insulin,
sehingga kekurangan insulin atau dapat juga terjadi karena gangguan
fungsi insulin dalam glukosa ke dalam sel. Pada orang dengan berat
badan lebih, hiperglikemia terjadi karena insulin yang dihasilkan oleh
pankreas tidak mencukupi kebutuhan.

II
DM Tipe I : Diabetes disebabkan oleh kekurangan insulin karena
terjadi kerusakan sel dan pankreas. Umumnya B
normal atau di bawah normal dan disertai dengan
trias DM, polifagi, poliuri, polidipsi (banyak makan,
banyak minum dan banyak kencing)
DM Tipell Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM),
selain terjadi kerusakan sel dan pankreas juga disertai
tidak berfungsinya insulin, 75% penderita DM tipe II
adalah obesitas atau dengan riwayat obesitas.

d. Osteo art itis (pengapuran tulang)


Adalah pe yakit bagian dari arthritis, penyakit ini terutama menyerang
sendi tern ma pada sendi tangan, lutut dan pinggul. Orang yang
terserang steoarthritis biasanya susah menggerakkan sendi-sendinya
dan perge akannya menjadi terbatas karena turunnya fungsi tulang
rawan untu menopang badan.

e. Osteopor is (keropos tulang)


Massa tuft g mencapai maksimum pada usia sekitar 35 tahun untuk
wanita dan 45 tahun untuk Aria. Bila konsumsi kalsium kurang dalam
jangka wa to lama akan timbul keropos tulang (osteoporosis), dan
pada wanit menopause akan lebih rentan karena pengaruh penurunan
hormon estrogen. Akibatnya tulang menjadi rapuh dan mudah patah
apabila terj tuh atau terkena trauma.

f. Arthritis G ut
Kelainan etabolisme protein menyebabkan kadar asam urat dalam
darah meni gkat. Kristal asam urat akan menumpuk di persendian yang
menyebab an rasa nyeri dan bengkak sendi. Pada penderita gout perlu
pembatasa konsumsi lemak, protein, purin, untuk penurunan kadar
asam urat. isarankan banyak minum air putih minimal 8 gelas sehari.

12
BAB III
PELAYANAN GIZI INDIVIDU

Pelayanan gizi secara individu dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan oleh Tim
Asuhan Gizi dan merupakan salah satu bagian pelayanan kesehatan lanjut usia/
geriatri yang terpadu, sehingga pelaksanaannya ditangani bersama-sama secara
terkordinasi oleh berbagai disiplin ilmu terkait.

Kerjasama antara lanjut usia, keluarga/pengasuh dengan tim asuhan gizi sangat
penting untuk menunjang keberhasilan pelayanan gizi lanjut usia.
a. Rawat Jalan
Kegiatan pelayanan gizi rawat jalan merupakan pelayanan gizi secara individu
dengan serangkaian kegiatan asuhan gizi terstandar untuk melakukan dan
mendukung keberhasilan proses konseling gizi.
b. Rawat Inap
Kegiatan pelayanan gizi rawat map merupakan pelayanan gizi secara individu
dengan serangkaian kegiatan asuhan gizi terstandar untuk memberikan
intervensi gizi.
Kegiatan intervensi gizi yang diberikan meliputi pelayanan makan dan konseling
gizi, serta kunjungan rumah sebagai tindak lanjut kegiatan.

Proses pelayanan gizi individu meliputi :

A. Penapisan
Sebelum memberikan pelayanan gizi pada lanjut usia perlu dilakukan
penapisan gizi untuk menentukan apakah lanjut usia dalam kondisi malnutrisi.
Ada beberapa instrumen penapisan gizi yang dapat dilakukan pada lanjut
usia khususnya untuk gizi kurang, antara lain Mini Nutritional Assessment
(MNA) dan Nutritional Screening Initiative (NSI). Instrumen penapisan dapat
membantu untuk identifikasi status gizi lanjut usia. Berdasarkan hasil penapisan
selanjutnya lanjut usia yang berisiko perlu mendapat pelayanan gizi.

B. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) Lanjut usia


Proses Asuhan Gizi Terstandar lanjut usia merupakan pengaplikasian dari
proses asuhan gizi terstandar sebagai upaya peningkatan kualitas pemberian
asuhan gizi pada individu dan populasi.
Proses Asuhan Gizi Terstandar terdiri atas 4 langkah sistematis mulai dari
pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi dan monitoring dan evaluasi

13
gizi. Dengan PAG diharapkan ahli gizi di tempat pelayanan kesehatan dapat
memberikan pelay nan secara efektif dan berkualitas terhadap lanjut usia.

PAGT meliputi :

1. PENGKAJIAN GIZI (Assessment)


Assesmentata disebut dengan pengkajian terhadap status gizi merupakan
landasan data menyusun asuhan gizi yang optimal kepada klien bertujuan
untuk mendap tkan informasi yang adekuat dalam upaya mengidentifikasi
masalah gizi y ng terkait dengan masalah asupan makanan atau faktor lain
yang dapat me imbulkan masalah gizi
Pengkajian gi i merupakan suatu proses pengumpulan, verifikasi dan
interpretasi data yang sistematis dalam upaya untuk mengidentifikasi
masalah gizi d n penyebabnya, bukan hanya pengumpulan data awal tetapi
jugs merupaka pengkajian ulang clan analisis kebutuhan gizi pasien.

Informasi yang diperoleh melalui pengkajian gizi selanjutnya dibandingkan


dengan stand r baku/nilai normal, sehingga dapat dievaluasi dan
diidentifikasi s erapa besar masalahnya.

Proses pengka ian meliputi :


a. Antropom tri
Data antro ometri merupakan hasil pengukuran fisik pada individu,
yang melip ti pengukuran berat badan (B), tinggi badan (TB), tinggi
lutut (TL), anjang depa (PD), tinggi duduk (TD), lingkaran lengan atas
(LiLA), teb I lemak, lingkar pinggang dan lingkar panggul.

Cara Peng kuran Antropometri pada lanjut usia


1. Pengu ran Tinggi Badan
a) Per gukuran dilakukan dengan menggunakan mikrotoa 2 meter
b) Ala sudah ditera
c) Let kkan mikrotoa di lantai yang rata dan menempel pada
din ing yang tegak lurus, tarik pita meteran keatas sampai
me unjukkan angka not, paku/tempel kan ujung pita pada
din ing (2m)
d) Tari kepala mikrotoa ke bawah dan di fiksasi sekitar 50 cm dari
ata
e) Met ran microtoise diturunkan hingga mengenai kepala anak
f) Ha I pengukuran dibaca pada skala (garis merah) dengan
ket titian 0,1 cm
14
g) Upayakan mata pengukur sejajar dengan skala

Cara pengukuran :
a) Posisikan lansia berdiri tegak pada permukaan tanah/ lantai
yang rata tanpa memakai alas kaki(sandal, sepatu)
b) Posisikan Ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan
menempel di dinding dalam posisi agak terbuka di bagian jari-
jari kaki
c) Pandangan mata lurus kedepan
d) Kedua lengan menggantung santai menempel didinding tembok
e) Pada waktu mengukur TB, punggung, tumit, pantat dan belakang
kepala menempel pada tembok, posisi kepala tegak dan pandangan
mata lures ke depan, lengan menggantung di sisi
2. Pengukuran Berat Badan
a) Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan berat
badan tanpa pegas
b) Alat sudah ditera
c) Letakkan di lantai yang rata posisikan angka sampai
menunjukkan angka nol
d) Hasil pengukuran dibaca pada skala dengan ketelitian 0,1 cm
e) Upayakan mata pengukur sejajar dengan skala

Cara Pengukuran :
a) Lansia berdiri tegak dengan memakai pakaian seminimal
mungkin, tidak membawa beban atau benda apapun dan tanpa
alas kaki (sandal, sepatu)
b) Mata menutup lurus kedepan, dan tubuh tidak membungkuk
c) Pembacaan dilakukan pada alat secara langsung
3. Pengukuran Panjang Depa
Kondisi/ Syarat Pengukuran
a) Lansia yang diukur harus memiliki kedua tangan yang dapat
direntangkan sepanjang mungkin dalam posisi lurus mendatar/
horizontal dan dan tidak dikepal
b) Jika salah satu kedua tangan tidak dapat diluruskan karena sakit
atau sebab lainnya, maka pengukuran ini tidak dapat dilakukan
c) Panjang depa tidak dianjurkan diukur dalam posisi berbaring
atau telentang karena dapat mengurangi tingkat ketelitian hasil
pengukuran sehingga hasilnya kurang akurat (WHO 1995)

15
Cara P ngukuran :
a) La sia berdiri dengan kaki dan bahu menempel membelakangi
to bok sepanjang pita pengukuran yang ditempel di tembok.
b) Ba ian atas kedua lengan hingga ujung telapak tangan
me empel erat didinding sepanjang mungkin
c) Pe bacaan dilakukan dengan ketelitian 0,1 cm mulal dari
ba ian ujung jari tengah tangan kanan hingga ujung jari tengah
tan an kiri
4. Pengu uran Tinggi Lutut
a) Ko disi Sprat Pengukuran
Tin ggi lutut sangat erat hubungannya dengan tinggi badan
se ingga sering digunakan untuk memperkirakan tinggi badan
se eorang yang memiliki gangguan lekukan tulang belakang
tid k dapat berdiri karena lumpuh atau sebab lainnya
b) Al e ^ Pengukuran :
Pe ggaris kayu / stailess stell dengan mata pisau menempel
pa a sudut 9011 pada kaki kiri

Cara p ngukuran :
a) La sia diukur dalam posisi duduk atau berbaring / tiduran
dia as lantai atau kasur deengan permukaan rata / flat tanpa
me ggunakan bantal atau alas kepala (topi) apapun
b) Se itiga kayu diletakkan pada kaki kiri antara tulang kering
de gan tulang paha membentuk sudut 90
c) Pe ggaris kayu/ stailess stell ditempatkan diantara tumit sampai
ba ian tertinggi dari tulang lutut. Pembacaan dilakukan pada
ala ukur dengan ketelitian 0,1 cm.
5. Pengu uran Tinggi Duduk
Kondis syarat pengukuran :
a) Bil lansia tidak dapat berdiri tegak dan atau merentangkan
ke ua tangannya sepanjang mungkin dalam posisi lurus lateral
cla n tidak dikepal.
b) Jik salah satu atau kedua pergelangan tangan tidak dapat
dil ruskan karena sakit atau sebab lainnya

Alat P ngukuran :
a) AI ukur antropometer terdiri dari bangku duduk dari kayu
de gan panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 40 cm bagi
Ian is laki-laki dan 35 cm bagi lansia perempuan.

16
b) Mikrotoa sepanjang 2 m yang ditempelkan di tembok/ dinding

Cara Pengukuran
a) Mikrotoa menempel erat di dinding tembok harus di nol-kan dulu
sampai lantai
b) Lansia duduk dengan posisi tubuh tegak , kepala dan tulang
belakang / punggung menempel rapat ke dinding
c) Tangan diletakkan dengan santai di atas paha
d) Lansia tidak menggunakan alas kepala (topi)
e) Kedua kaki tanpa atau dengan alas kaki dirapatkan ke dinding
bangku dan mata menatap lurus ke depan
t7 Pembacaan dilakukan pada mikrotoa yang ditempelkan di
dinding tepat di atas kepala , setelah dikurangi tinggi bangku

Dengan mengkaitkan dua variabel antropometri tersebut di atas dapat


diperoleh Indeks Massa Tubuh ( IMT) dengan perhitungan sebagai
berikut :

a) IMT (Indeks Massa Tubuh)


Cara menghitungnya sebagai berikut

IMT berat badan (kg)


tinggi badan ( m) x tinggi badan (m)

Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT yang digunakan di Indonesia.

IMT Status Gizi


< 17,0 Sangat Kurus
17,0-18,4 Kurus
18,5-25,0 Normal
25,1-27,0 Gemuk
> 27,0 Obese

Sumber : Kadarzi Depkes, 2004

b) IMT (Indeks Massa Tubuh ) untuk lanjut usia dengan kondisi khusus
(tidak dapat berdiri atau bongkok ) dapat merujuk pada tabel BB/TL,
BB/PD, BB/TD (terlampir),
17
rv
e
W^MsNh '%V,

c) Lingka perut
Diguna an untuk menentukan obesitas sentral. Cara pengukurannya
adalah dengan berpuasa pada malam hari sebelum pemeriksaan
dan p a hari pemeriksaan mengenakan pakaian yang ringan.
Pengu uran dilakukan dalam posisi berdiri tegak dengan kedua
tangan disamping dan kaki rapat. Tepi tulang iga yang terendah
dan Kri to iliaka pada garis aksila tengah (mid- axillary line) diberi
tanda ngan pena. Pita pengukur non elastic diletakkan melintang
di perte gahan antara kedua tanda tersebut melingkari perut secara
horizon al. Kemudian dilakukan pembacaan dalam sentimeter.
Selam dilakukan pengukuran, pasien diminta untuk bernapas biasa
(Gibso , 2005). Klasifikasi lingkar perut adalah dikatakan obesitas
sentral ika lingkar perut pada laki-laki >_ 90 cm dan perempuan >_ 80
cm.

b. Biokimia
Data bioki is meliputi hasil pemeriksaan laboratorium dan penunjang
lain yang m mberikan informasi mengenai status gizi guna menegakkan
diagnosis g zi.
Berikut ini alah beberapa parameter biokimia yang sering digunakan:
1. Albumi rendah/hipoalbuminemia mengindikasikan adanya
defisie i protein, stress akut, katabolisme, overload cairan, gagal
hati, p bedahan. Albumin tinggi/hiperalbuminemia kemungkinan
dehidra i dan gagal ginjal. Selain dalam darah, kadar albumin juga
dapat d periksa dalam urin.
2. Asam f lat serum rendah mengindikasikan adanya defisiensi asam
folat, vitamin B12, anemia makrositik, penggunaan obat-obatan
tertentu
3. Glukos darah tinggi/hiperglikemia mengindikasikan adanya
peruba an metabolisme karbohidrat, kelebihan intake energi,
kanker, diabetes mellitus, infus dekstrosa yang berlebihan, infeksi,
respon stres, penggunaan obat-obatan. Glukosa darah rendah/
hipoglik mia, kemungkinan penghentian makanan parenteral total
yang endadak, pemberian insulin yang berlebihan. Selain itu
glukosa dapatjuga diperiksa dengan urin reduksi.
4. Hemogl bin rendah mengindikasikan kemungkinan adanya
defisien i protein, Fe, anemia, perdarahan.
5. Natrium serum tinggi/hipernatremia mengindikasikan adanya defisit
volume airan, pemberian natrium yang berlebihan, kehilangan air

18
bebas yang terjadi sekunder akibat interaksi obat. Natrium serum
rendah/hiponatremia, kemungkinan kelebihan cairan, kehilangan
natrium lewat saluran cerna, sonde dengan formula susu rendah
natrium untuk waktu yang lama.

c. Minis
Data klinis meliputi suhu tubuh, tekanan darah, keluhan-keluhan yang
dirasakan seperti penurunan nafsu makan, gangguan metabolisme
berupa mual, muntah, kesulitan mengunyah dan menelan. Berikut ini
beberapa contoh tanda klinis :
1. Penurunan berat badan mengindikasikan defisiensi energi,
penurunan berat badan secara akut kemungkinan defisiensi cairan,
sedangkan peningkatan berat badan kemungkinan kelebihan intake
energi.
2. Rambut pudar, kering, mudah patah mengindikasikan defisiensi
protein, rambut mudah dicabut tanpa rasa sakit kemungkinan
defisiensi protein, rambut rontok kemungkinan defisiensi protein,
seng, biotin / kelebihan vitamin A, hilangnya pigmen rambut pada
sekeliling kepala, kemungkinan defisiensi protein dan tembaga.
3. Mimisan (Epistaksis) mengindikasikan defisiensi vitamin K,
pembesaran tiroid kemungkinan defisiensi iodium.
4. Hepatomegali mengindikasikan defisiensi protein atau kelebihan
vitamin A, ascites kemungkinan defisiensi protein dan atau kelebihan
intake cairan.
5. Kehilangan massa otot kemungkinan defisiensi energi .
6. Parestesia (sakit dan perasaan geli atau sensasi yang berubah
pada anggota gerak),ataksia (penurunan perasaan getaran dan
posisi tremor penurunan reflek tendon), konfabulasi, disorientasi
mengantuk, letargi kemungkinan defisiensi vitamin B dan C .

d. Riwayat makan
Mengkaji data riwayat makan yaitu mengkaji kebiasaan makan klien
secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif digunakan Formulir
Food Frequency (FFQ) dan dari hasilnya dapat diketahui seberapa
sering seseorang mengkonsumsi bahan makanan sumber zat gizi
tertentu. Secara kuantitatif digunakan Formulir Food Recall dan dari
hasilnya dapat diketahui berapa besar pencapaian asupan energi dan
zat gizi seseorang terhadap angka kebutuhan gizi.

19
e. Riwayat Personal
Penguml ulan dan pengkajian data riwayat pasien meliputi riwayat obat
dan supl men yang dikonsumsi, sosial budaya, riwayat penyakit dan
data umL m pasien, sebagai berikut:

Obat yang digunakan balk berdasarkan resep


Riwayat bat dan
maupun obat bebas yang berkaitan dengan
suplemen yang
masalah gizi
dikonsumsi
Suplemen gizi yang dikonsumsi
Status sosial ekonomi, budaya, kepercayaan,
agama
Sosial Bud ya Situasi rumah
Dukungan pelayanan kesehatan dan sosial
Akses sosial
Keluhan utama yang terkait dengan masalah
gizi
Riwayat penyakit dulu dan sekarang
Riwayat pembedahan
Riwayat Pe yakit
Penyakit kronik atau resiko komplikasi
Riwayat penyakit keluarga
Status kesehatan mental/emosi
Kemampuan kognitif
Umur
Jenis kelamin
Data umum pasien Jenis Pekerjaan
Status dalam keluarga
Tingkat pendidikan

2. MENEGAK N DIAGNOSIS
Setelah men apatkan data mengenai kebiasaan makan sebelum dirawat,
pola makan, entuk dan frekuensi makan serta pantangan makan, lakukan
pengkajian data dengan menganalisis asupan gizinya dan dibandingkan
dengan AKG erta anjuran gizi sesuai dengan penyakitnya, uraikan kepada
klien, analisis permasalahan yang dihadapi.

20
3. INTERVENSI GIZI
Intervensi gizi bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi yang sudah
ditegakkan pada diagnosis gizi. Pemecahan masalah yang dipilih dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti dukungan keluarga, sosial
ekonomi, pemanfaatan pekarangan, dll.

Sebelum melakukan intervensi gizi perlu melakukan tahapan kegiatan


sebagai berikut:

a. Cara perhitungan kebutuhan gizi :


1. Perhitungan Kebutuhan Energi.
Berikut ini beberapa cara untuk menghitung kebutuhan energi :
a) Harris dan Benedict
Merupakan cara yang banyak digunakan untuk menetapkan
kebutuhan energi seseorang. Rumusnya dibedakan antara
kebutuhan untuk laki-laki dan perempuan.
Laki-laki : BEE = 66 + 13,7 (BB) + 5 (TB) - 6,8 (umur)
Perempuan : BEE = 655 + 9,6 (BB) + 1,7 (TB) - 4,7 (umur)
Faktor koreksi BEE untuk berbagai tingkat stress adaiah :
Stress ringan = 1,3 x BEE
Stress sedang = 1,5 x BEE
Stress berat = 2,0 x BEE
Kanker = 1,6 x BEE

b) Rule of Thumb ( menggunakan BB ideal)


Cara cepat untuk menghitung kebutuhan energi adaiah :
Laki-laki : 30 Kkal/ kgBB
Perempuan : 25 Kkal / kgBB

2. Perhitungan kebutuhan protein


a) Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada lanjut usia
adalah sekitar 0,8 gram/ kgBB atau 10-15% dari kebutuhan
energi.
b) Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein nabati lebih banyak
dari protein hewani. Sumber protein nabati yang dianjurkan
adaiah kacang-kacangan dan produk olahannya. Sumber
protein hewani yang dianjurkan adaiah ikan, daging dan ayam
tanpa lemak, susu tanpa lemak.

21
3. Perh tungan kebutuhan lemak
a) da lanjut usia konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 20-
2 % dari kebutuhan energi dengan rasio lemak tidak jenuh
I mak jenuh = 2: 1
b) lesterol merupakan sejenis lemak yang hanya terdapat di
akanan hewani terutama pada otak, hati, daging berlemak,
k ping telur, konsumsinya harus dibatasi. Kolesterol tidak
elebihi 300 mgr / hari didalam makanan.

4. Perh ungan kebutuhan karbohidrat


Peng unaan karbohidrat relatif menurun pada lanjut usia,
kare kebutuhan energi juga menurun. Lanjut usia disarankan
men onsumsi karbohidrat komplek dari pada karbohidrat
sede ana, karena mengandung vitamin, mineral dan serat.
Perhi ungan kebutuhan karbohidrat didasarkan kepada sisa dari total
ener setelah dikurangi energi dari protein dan lemak. Dianjurkan
lanjut usia mengkonsumsi karbohidrat 60-65% dari total kebutuhan
energ.

5. Perhi ungan kebutuhan vitamin dan mineral


Perhi ngan kebutuhan vitamin dan mineral didasarkan kepada
angk kecukupan gizi yang dianjurkan. Namun untuk kondisi tertentu
vitami dan mineral diberikan dalam jumlah yang lebih tinggi atau
lebih endah dibandingkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan.
a) K Isium
b) Vi amin D
c) Z it besi
d) A am folat
e) Sodium
f) B'2 (sianokobalamin)

6. Serat^
Kebut han serat 25-30 gram/ hari

7. Kebu uhan cairan


Masu an cairan perlu diperhatikan karena adanya mekanisme rasa
haul an menurunnya cairan tubuh total (penurunan massa lemak).
Lanju usia membutuhkan cairan antara 1,5 - 2 liter per hari (6-8
gelas)

22
b. Preskripsi Diet

1. Preskripsi Diet yaitu batasan pengaturan makanan mencakup


kebutuhan energi dan zat gizi serta zat-zat makanan lainnya
merupakan aspek utama dalam asuhan gizi klien. Preskripsi
Diet disusun berdasarkan diagnosis penyakit dan gizi dan dapat
diresepkan oleh dokter atau ahli gizi. Preskripsi Diet memberikan
arah khusus kepada klien untuk merubah perilaku makannya
sehingga mendapatkann kesehatan yang optimal.
2. Pedoman makan mencakup cara pemberian makan, bentuk dan
porsi makan serta cara mengolah makanan
3. Penyusunan menu satu hari meliputi 3 kali makanan utama yaitu
pagi, siang dan malam serta 2 kali snack yaitu diantara waktu makan
pagi dan siang serta diantara waktu makan slang dan malam. Menu
yang dipilih disesuaikan dengan preskripsi Gizi dan pedoman
makan.

Intervensi gizi meliputi :


1. Pemberian makanan
Memberikan makanan pada lanjut usia sesuai kebutuhan gizi dan
penyakitnya. Dilakukan di puskesmas perawatan, RS atau fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
2. Konseling Gizi
Suatu pendekatan yang digunakan dalam pelayanan gizi untuk
membantu lanjut usia dan keluarganya dalam memahami dan
menentukan alternatif pemecahan masalah yang paling sesuai
dengan kondisinya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan konseling gizi


a) Aspek Sasaran
b) Meliputi faktor kejiwaan lanjut usia : pesismistis,apatis, melankolis,
depresi, pelupa, kekanak-kanakan, keras kepala, dll. Oleh sebab itu
lanjut usia perlu didampingi keluarga saat menerima konseling gizi.
c) Aspek Konselor
d) Dalam memberikan konseling kepada lanjut usia dan keluarganya
diperlukan kesabaran , kejujuran, sikap santun, empati, bahasa
sederhana dan mudah dimengerti serta menjadi pendengar yang
balk dan menguasai isi pesan.

23
e) Aspe Pesan
1) B ntuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan
2) P rsi kecil tapi sering, jarak antara dua waktu makan tidak
k rang dari 3 jam
3) Bi sakan sarapan pagi dan makan malam lebih awal
4) Pi ihlah jenis makanan selingan yang sehat, seperti : buah
b ahan segar, dan makanan yang direbus
5) P rilaku makan sesuai dengan prinsip gizi seimbang bagi lansia
6) M kanan yang dikukus, dipanggang, direbus lebih balk daripada
di oreng.
7) D njurkan memilih makanan dengan bumbu yang tidak
m rangsang

c. Rujuk n
Pada asus tertentu yang membutuhkan penanganan khusus dan
lebih I njut rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

4. MONITORIN DAN EVALUASI


Melakukan k jian ulang dan mengukur perkembangan dengan jadwal
tertentu (monitoring), membandingkan hasil saat ini dengan status
sebelumnya, ujuan intervensi, atau rujukan standar (evaluasi), termasuk
juga monitori g respon pasien terhadap intervensi.

Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi dilakukan untuk mengetahui respon


pasien /klien rhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.

Tiga langkah kegiatan monitoring dan evaluasi gizi, yaitu :


a. Monitor erkembangan yaitu kegiatan mengamati perkembangan
kondisi p sien/ klien yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi
sesuai ya g diharapkan oleh klien maupun tim. Kegiatan yang berkaitan
dengan monitor perkembangan antara lain: mengecek pemahaman
dan keta an diet pasien/ klien, mengecek asupan makan pasien/klien,
menentu n apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana/
preskripsi diet, menentukan apakah status pasien/ klien tetap atau
berubah, nengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun negatif,
mengum lkan informasi yang menunjukkan alasan tidak adanya
perkemb gan dari kondisi pasien/ klien
b. Menguku hasil. Kegiatan ini adalah mengukur perkembangan/
perubaha yang terjadi sebagai respon terhadap intervensi gizi.

24
Parameter yang harus diukur berdasarkan tanda dan gejala dari
diagnosis gizi.
c. Evaluasi hasil, Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan monitoring dan
evaluasi di atas kita akan mendapatkan 4 jenis hasil, yaitu :
1) Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat
pemahaman, perilaku, akses, dan kemampuan yang mungkin
mempunyai pengaruh pada asupan makanan dan zat gizi
2) Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan makanan
dan atau zat gizi dari berbagai sumber, misalnya makanan, minuman,
suplemen, dan melalui rute enteral maupun parenteral
3) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi Pengukuran
yang terkait dengan antropometri, biokimia dan parameter
pemeriksaan fisik
4) Dampak terhadap pasien/ klien terkait gizi Pengukuran yang terkait
dengan persepsi pasien/ klien terhadap intervensi yang diberikan
dan dampakn pada kualitas hidupnya.

25
BAB IV
PE AYANAN GIZI MASYARAKAT

Pelayanan gizi mas arakat ditujukan bagi lanjut usia yang berada di keluarga,
kelompok lanjut usia posyandu lanjut usia, pos pembinaan terpadu/posbindu, dll)
clan panti werdha.

A. KELUARGA

Keluarga merupE kan unit terkecil dalam masyarakat yang keberadaannya


sangat penting ui tuk mengayomi dan melindungi para lanjut usia. Lanjut usia
akan merasa am an dan tenteram bila berada di dalam lingkungan keluarga
yang memberikar perhatian dan dukungan pada lanjut usia dalam menjalani
sisa hidupnya.

Pelayanan gizi I njut usia yang berada di keluarga dilakukan oleh tenaga
kesehatan melalu pendampingan tenaga kesehatan terhadap anggota keluarga
dalam meningkat an dan mempertahankan status gizi lanjut usia. Pelayanan
gizi lanjut usia di eluarga terdiri dari:
a. Pendidikan gi
Pendidikan gi zi pada lanjut usia yang dilakukan di rumah pada prinsipnya
memberikan >endidikan pada lanjut usia dan keluarganya yang bertujuan
agar lanjut us a:
1) Mendapa kan gizi yang cukup sesuai dengan kondisinya (sehat/sakit).
2) Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
3) Mengatas perubahan fungsi saluran pencernaan yang menyertai
proses pe nuaan.
4) Mencega dan menghambat osteoporosis dan mencegah terjadinya
ganggua gizi (kegemukan/obesitas atau kurang gizi termasuk kurang
zat gizi m kro).
b. Penyediaan akanan
Penyediaan akanan pada lanjut usia sebaiknya dilakukan oleh anggota
keluarga ata pengasuh khusus untuk lanjut usia. Tenaga kesehatan dan
ahli gizi dari uskesmas melakukan kunjungan rumah untuk memberikan
nasehat diet an membantu menyusun menu untuk lanjut usia.
c. Rujukan
Pada kasus rtentu yang membutuhkan penanganan khusus dan lebih
lanjut seperti ^tidak ada asupan makan selama 3 hari terakhir dan terjadi

26
penurunan status gizi ( menjadi semakin kurus , lemah , lesu) dapat dirujuk
ke fasilitas kesehatan untuk mendapat pelayanan kesehatan Iebih lanjut.

B. KELOMPOK LANJUT USIA

Kelompok lanjut usia ( Poksila ) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat ( UKBM ), sebagai wadah pelayanan kepada
lanjut usia di masyarakat , dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh masyarakat bersama dengan Iintas sektor , LSM, swasta dan
organisasi sosial dengan kegiatan utama adalah upaya promotif dan preventif.
Kegiatan Kelompok Lanjut Usia dilakukan oleh kader terlatih yang didampingi
oleh tenaga kesehatan.

Pelayanan gizi pada kelompok lanjut usia diberikan dalam bentuk :


1. Penyuluhan gizi
Dilakukan oleh tenaga kesehatan atau kader terlatih . Topik penyuluhan
disesuaikan dengan masalah gizi yang ada pada lanjut usia.
2. Pemantauan status gizi
Pemantauan status gizi menggunakan KMS lanjut usia yaitu pengukuran
tinggi badan dan berat badan, dilakukan secara berkala (sebulan sekali)
bersama - sama dengan pemeriksaan kesehatan lain.
Evaluasi status gizi dilakukan oleh kader yang dibimbing oleh tenaga
kesehatan.
3. Konseling gizi.
Diberikan pada lanjut usia yang membutuhkan diet khusus seperti menderita
penyakit denegeratif yang dapat dilakukan di Poksila atau dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
4. Pemberian makanan tambahan.
Pemberian makanan tambahan bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan status gizi lanjut usia . Contoh makanan tambahan terlampir.

C. PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) merupakan suatu institusi dibawah


naungan Dinas Sosial yang merawat para lanjut usia.

Kegiatan pelayanan gizi di panti werdha meliputi :


1. Penyuluhan gizi
Dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dari dinas kesehatan , puskesmas

27
atau dari fasIlitas pelayanan kesehatan swasta . Topik penyuluhan
gan masalah gizi yang ada pads lanjut usia.

2. Pemantauan s tus gizi


Pemantauan atus Gizi dilaksanakan oleh pengurus PSTW atau kader
dibantu oleh t naga kesehatan secara berkala bersama-sama dengan
pemeriksaan sehatan lain. Evaluasi status gizi dilakukan setiap bulan
dengan mengg nakan KMS lanjut usia.

3. Penyelenggar n makanan
Penyusunan d t clan menu dapat dilakukan untuk kelompok namun tetap
memperhitung an kebutuhan individu lanjut usia yang dirawat. Untuk
kegiatan ini s aiknya panti memiliki ahli gizi sendiri agar pelayanannya
dapat berlang ung dengan Iebih baik. Contoh menu dapat dilihat pada
lampiran.

4. Konseling gizi
Pada kasus ng memerlukan konseling gizi pada lanjut usia di PSTW,
diberikan kons ling oleh ahli gizi atau tenaga kesehatan yang terlatih. Bila
ada masalah I bih lanjut sebaiknya dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit
terdekat.

28
BAB V
PENUTUP
Pelayanan gizi lanjut usia merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan program kesehatan lanjut usia . Diharapkan Pelayanan gizi lanjut usia
menjadi salah satu program prioritas Kabupaten / Kota untuk meningkatkan status
kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia secara berkesinambungan.
Buku Pedoman Pelayanan gizi lanjut usia bagi Tenaga Kesehatan ini diharapkan
dapat menjadi pegangan /rujukan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
dan masyarakat.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan status
kesehatan dan gizi lanjut usia sehingga dapat hidup sehat , aktif dan produktif
melalui pelayanan gizi yang bermutu.

29
Lampiran 1. KMS Lan^ia dan Brosur Makanan Sehat untuk Lanjut Usia

30
rv P m m m m M On Q r H n m D M m M ow f r m e r m tl rv W H n m m n O w M O w q
A N 7 A g m m m n A A O P E H N N t ^ ^ P C C" N" " ^ r O C O P
N^ N N R R R R N N N N N N R
..R R m W
. ^ W
g ry W m M O m n O w w r m o Y ^ m b N m H N W m N W m n O w M O A V A V m H ^^ h N P H N P m
ry V ry Ory W g O m ^ ^ ^ m P P O H b b '' ^ ^ n N ^ ^ ^ ^ O O O P P
N N N N N N R N R N N N N N N R R R ^ P
IP g M W b M O q M 0 M O F V O n Y r F f r O tl r m g N q q N P q N P m N P q M O q M O A M O A f O A m
Fry, N P O P m F F A P m b N N h f A M M N " N r 0 0 0 P Q
"N N N N N N N R N R N N N N N N R R R m
P m n P m M O g n O m M O w M O It Y A f O w d F Y w V r m V r m V r m H r m H r q H N q H N q
N N N N M N A
l R R N N N N N N R R R P P P P m
'',q M m m n o m n o m n D n n o m n o m n o o M o m M o m M o o m o ro m o ro ^ o o^ o m ^ o m n O
ma ory m W P P m m g q q b H N '' '' '' '' '' '' O O C
N N N N N N N N N R R R N N N N N N R R R P
M
m
O m M O m M O m M P 0 M g m M m
r R
m n P q
p O P P
N W q N P H N P H N P H 1
N . H N q H N m H r q H
r
q H r
N N r P P P m F g q O H H h V V V M M N" N r G O O A
r N N N N m N r Y n R R
O w f O w O m O m P m N W m N W H N m g N m b r m H r q r A f r A f, O A M O n M O g M O m M
H NA RN NN 1 ti R R N NN ti ^ ^ R RR o n n
n O m M W m n m m N m g n m H r m Q r A Q D w Q O n O g q P O M W N q H r m q r q [ M
ry P m m P g A q q r r O O A
N g m N b N Q
Q R R N N N N rv rv i
R g R P
w A G N b Y C M M N N N
n O m n W m N H N m H r I M m f r A Q O A n P N m b r m f r w f O A n O m W m
RN NN n rv rvR RR PP Qs mm ^^ P mq e6 .
m n
g i g N N NN NN R
- - - -
n Q O I M P I N P q r F O g M P I N P q r m f r A r O m M m m rv r m Q r _
q ry O m b m r h n m O b b tl N r C P C "" " ^ W
N N R N N N N N N N R N N R N N N R R R m
r
m Q d O m M P b m n Q O n M W m n m H 7 Q O M m n m b 7 m f OA M O m N P oo
I
N Nm m N N N R M N NH ryN7 rv ^ R R P P P P m m w m g H m N f r O n^ N r O P
'R I f O m M P m f M O P H f 0 P H N I V n O g N q H r m f O
R RR N 2
1 11 "NF RR PP mm m P m^ m m m H e :Q eM
P H Q O m n P b r m Q O m n P H r m Q O w M P N N m Y O n n W g N m V r n n P q
ro r N P P m P A w n P m m N b O Y Y M M C ""
N rv N n N N N N R N N r R R R P
n f O m N m g r m n O m N m V r n n W m N m < O A M p h ^ b V O m N W N A v A
y ry m m m' ' m g b q q m
N N N N N N N N R R R N N N N N R R R
P H r w Y O m N m Y ^ my n W H ^ F d O m N m Q ^ n n W H r m f O m N m Q r A M P b
NN NN NN ^^ RR RN NN NN RR R^ Wm ^^ ^^ mm m^ "^ ^^ ^^ ^^ "^ ^^
b n M O m m f O m m f r r M P N m Y O g N m Y O q M P H r n N
N N P P m m b V V Y M r
N N N N N N M1 R R R N N N
P H n P g r m f O m N q f O m N m f O q N m Q O m n m Q O q M P b r M P
N m m g MV 0 M n N " O O m 0 m m m n m m H
N N N N N N N N N N N N N N r
M m
y tl r w M m ry
H n M P H w M P H n M P g r w M P H r w n W H r
y ry ry W m m m n F m m P' h' am " ' N ^ '^
N N N N N N N N N R R N N N H R R R W
P H r A M P H r w M P f O m N m Q O m N m d O m r A n W H r w n P H r w N N
ry ry D m n r m O N N N Q' '' '' ' W
N N N N N N N N R R N N n N N R R ^^ ^ m
P q ^ M m g O m N m Q O m r P H r A N m V O O N g M W b r w n q V
p m P P P Q m " g q P h ' R N q
N N N N N N N N R R N R N N N R ry
mm p
N N N N N ^N N^^N RR NN ^ ^R RP Pm mm "^
P H r n N m Q P H r n N m f I g r n n ca
9 n m Q O H M m P
g m P C C Y Q M M M CO P P m ro P P n r v Q m N A
N N N N N N N N N N N N N N N N
W N r m N m O n n
Z
P N O N N r M P O rv m Q W g r m N m n W q O
m ry
N N N N N N N R R N N N N N R R R^ m^ ^ ^^ m^ ^ n ^^ ^^ ^ n
H O m N A M m d O b r m rv M P V O H N m M P Y O q n N
ro P P O m F P P b h N d Y M M w
AN N N N rv d " rv r N R R P
^ H o m r n y
N m M f o h m N w g a P q o m w N g Y Q q tl
m y W P m m ' w ' m O g q ^ ^ n
N N N N N N N R M N N N N N R R
P Y O n r m N n N m n W f O q m r A N m n W Q O g O q r F^
ry
N N N N N N N R R N N N N N R R m C e m "
m N n N N m M m Q m H O H m r n N m M m Q P f
J N N N
V P Q
mm m
N N N N

N N N N
O q y O q
N M

R R
N R

N N rv M1 R
r
ry m ry
R N N N
r
F N
N

R
F
R

P P
M
N

m
P

P P m '
M
P

m
P

Q
m

P
n

r m
Q
n

O
A

P b ^ ^
g
m

O
m

b
N

r
N

m
Y'

'
r
O

m
n
m n P f P O P b O N O g r q g N A N w N I M q M m d H
V
R
E C M n N " R P P o g w A m m h h v a A,
N N N N N N N N N N N N N
mn m M m M P Q O P f O H O g O q O m r m r m r
W roro
N N
n
N

N N
N F
m y
R N

N N
M m
N N

R N
n m
N R

N
M
R

N
N
m
ry
N

N
n m
N N

N R R
M m
N R

R
O
M ^
R ^

P P m
M m
W
O
M m M ^ n
m " g m
O
q

Q
n W
q

n
D
n
pNp n N n N F N F N F N m r m r m r m r OR r m r P
mm m " m b N N tl
2 N N N N N R R N N N N R R P P P
m m r m r g r H O b O q O I O I P V P V P V
NN NN r^ RR NN ^n RR m^ ^ ^ ^^
H O g O b W f W t q M q M q N w N w N q^
mm mm P 0 ' ^ m P tl
N N N N N N N N N N N R R W P
1 0 9 b Q m M m M g q 0 O f
4
r NN N^ rR RNN N& ^R RP Pg m
p
KP H
O f P V m M
rR N Q nnr g r q O Y W a
^ RR P^ m n
n N
m roq
h
m M w N m O Q ^ M W N n r m O q
r ry q
N N N N N N R R N N N N R W^ g m ^ P
m M A N m r g P f m M A r m O tl P M m m
NN NN ^N RN ^N NR RP Pg FA q^
N m r m V b r g m Q m N r N
P P m A A tl
N N N N V R N R R N r R P
r H P Y g N m O q W M n r q O d r
m Rfl NN
NN NN NN n RR ^^ 1
g O Y m N q O f W M F r tl P M A
N N N Al H RR Nn NR RP Pm ^$
9 ^ d'^^ O M - m-n m^ d m
n W n q ^ n ^ n_ O q ^^ ^^ O q ^ q ^^ Od ^^ v Q Q Q d d Q P m M m
O wti W L NO, V .
^O^ AIAiW+ IA
I +P V ^ ^O NN W A NP V ONO ^O ^N W 8P^ V W ^OO ^AVi W A NON V OO BOO
I '

N I.1 N N
O^ ^ D O + +^ N fJ 41 A Y U m b
O O N + V ^ e W m W H m

Np+ 'F3 PS^ ^f3 f3 Ya a ^


i 1e ^ W io ilu H' ao ^W o

Nm o'om iSB^ +A' Q' CIY uu 2iv


N a OW HW + V J mu + W n 0

NP DD D a' !^i N^ y Y A N 00 a V
W O WH GC e W 1J m A O P iJ m A O

N N (( ^^ N y r^ ^J
QV POe m 0 w
N fJW YY pp a
V WO O lO IV m P O ? iu m u
N IU IJ
W Dm OW N m i b N NN mu O

No !NE
e N m iJ m a iD N + U I H W W D N G Gf

N N N N N N
N m m m O O N N W W' N U aa
V W IJ W W a G N m N V W m a O N + m

Ip 1^ 1^
mp N N^ P
W iD C W D W ^ +
IN
.1 W D
^ N O 0 -

N N ry ^ / ^ N N
N b V V b b D D O O+ + N 41 W Y Yapaa
C U+ W + V N W W m> b ^ C N + W iJ

moo Dm ^^ -d ^C ^Y Yp aa ,
^^ Hm WJm W b P D A D u G N O N + W + . IIJ V
((^
^, N N N N N N
V N P P V V m O m D 0 6 ++ N N W W Y Y N N Q a
'^ a D P O N O N O W 0 - W + W W H V H V H V

N N N N
V N U p P V V m Q D b O D+ + N N W W Y Y U U m m
ti+ P+ N ^ H V H V H R H VH J H V
NN JJ rryy M

D A P W P W P W m W m W P W N N N W
^ m W m W p W a

N N (^
V P _N NN V V P O) b b D 0 0+ + N fN.l C s Y a a a'
+W +W O IN O N e ' G i b A D P ^t A m W m W P i.i

N N N N N Iy II^
^,
N N v V - m m m O O i i N N N LNi 41 Y Y U p a m
N + N+
+ m a- a b W W W m

v j N U N P P V v m P D b 0 0 t N N W W W Y V,
PP N O N . . . . m W N H ^I IJ N + GE C N A AD f0 W m W
1 1 1 1 1 11
N IVV NN N
V W A P N N P P V m m b b O V+ N rs
N 4Nf Y Y Y L P G m W
V o i+^ H^ +w oin A iou m' a+ H c+b c am W m

^a ew W ^ mu mrJ., mO aa Dbi ro ra^ ro '^


' ^ W ^ ^ m ^ ^N^ b A ^ou m^ JN
t^
^,ly
^1 tA
^1 N N N hJ f^
v W W P ^ U N N N P V V m of D D O O a^ + N N W fNC YYYpaaa
ry W W IJ V+ W O e W W H V + M C Il N D W m H V+ ^ O u D W P N J

ryA ^y
D Io
"+ U e a m W V H W e W m a W IV m+ ^ G Y m ^^ IJ W C IN b^ m ^

N N N N N uJ N
a N W W A A u N N P P V V P m m b ro O p Ci Y Y ". Np a
+ W 4, V H W e I,N m W W H O, O Ili m W GC H W e I,U IV T+ I,U m W m H
m W W
a aW
Opu mm mi iu aa ma'^ m b
+ +D m m 'c a' N N N to N YY Y a p_N
N V +W m a W A, W O W m WV N W OP mW uO a P N m + N D W GD N GI O

^. l ^ l ^V N N l^
d N N W W P ^^ N N p W J V V m O, D b D O D ^+ N IV N^ Y Y Y Y p U pI^ aJ
W W m W V + U m a W H W C P D W V W m H W O a D H V N b W V H W D

^H V. Wm W^ GW mW ; mlo io Ho o ^ m H m^O ^ ^ ^d YN m^ ^ a^
^ ^ ^
o^ O NN N NW
^ O a W H V + W mW VW Wm W V ^W WW ^1 + N m W V + N 10 ^ V m

Ay
V No o^ No NN ^^ 11 lwl tg w
W H W e a W H W O P W H W G a W IJ q O a + N N 41 .1 + N m W J + m W V + Ui m
m

S ^l NN N I^ I^ y N
N N U W ^ ^ A N U U N N V V V to P m m b 0 0+ b N N W W j Y Y N p a P a
V V C a W H W e a W HU m W Nm W W ea mN mm Pm + N m W + N ^O W

M N[ fJ^ ^.i ^l,


Ip
{ Ip
Ul m IV W e W + W ID W V :^ a W H W e W V+ U D ^ l O A P N P fD V Y N P^ N^ . m

y
N N N W W P N 5 N NN V V m p b b b D 8N ++ d {^ Y Y Y a a a a a
W O W W m W ^1 O W H m w V P W W W V + a d0 H 0^ 1 jN' I ^J V + a b. H Gl O to J

lWol l (^ I ^ y ^^ ll l l N ca
N N W W ^ P ^ N N Q1 W J V J P p b b 0 0 0 + + N N W W fY a
yf
+ {D W H o + ^ b H N m W V 0 ^ m N D H W O A V + IN P H W D W
r Y Y a aa a
+ A m N U (0 W V O

ll.^, y ^ l ^l ^,l N N N
^O O i+ b Ij kN W
W U 10 P 1 I. N NN P N J V V m A N d OO C N W WY Y Y NU p a N
m W V D P it k) co W W ^4 O m N m m D W V O a W + ID H 'Oi O O ! W fA W f l 'Q^ C

IJ l
O ++ +N NN W W A^ 'N yiN D10, P V V V Pp mro Da ^p ^ =^ d{^ ^tl YY Yp pp 2^^i ^
CI + N PH CI m 4, W C W V + ^ P + N WH 'OA m IJ V G A V+ ^ WW H N m Wp WV O a V+ IlN a iV U m

t,^
X00 0 + + u +.,N W to io^ ^i N N N P P i. +mP
, y+e ID 4 .b O O D i. ++ ^ {3 Cl Y Y Y ,a ^i ' 2d 6,
W W C a V wD V O ^ V+ a b V + ^ m+ m
+ W + U b H Y1 D H U W H in m
pOi bp (I ^1 G

fs
rs
pi W W o Hin nH W iD W WW W 6 .4 'oi r^ ab ^+ W W^ H W mi
W e^i b C y y O 'I -. .
^ol l l l l lN^ l l l l l
P (o (o I(^ N ^W pt . ^.l y? N
YI W e IJ W e (N
i, V C j V m a + + ^ 0 + N W +l b1 H W m N N 4p H W m W P OD P W V 61 w v O J O

p p pp
0
D W W + N W": in W 7n WH W W HW WH in u HW WH e HN ^ H W m ^u m io eu 6 .
x i e WW O. W c C)
y
l,, t i N t . v I^
l0p p 0 ++ + N N N W W W a t j t N N N P Q V r r W b P m D !D 0 N N i w N N N W W Y Y Y p a p a 3Z
V O W P O W P O W P C W P D W D W W D W W D U W D W P D W P {D W W D W m D W W D H P V H P m N Oi 1J P

N
v
l^ ll !ul Y Y p N p C
D+ N W+ IA W + ^ W (+ a V + a V O V e V e W V O u W O WW aa Wm iD N m D H 1 b H

y I y /er v
uy lu Y^
s t W NC N. D I., N b AW+ u b k' U C+AA + N O : O A O a V b V V O W b^ O W DN ^0 b N EO Nk N a C
m a+
J
u U;a a N NN mm P+ w^ mm P^D 1DD D0 0^ ^ + + N V WY YY N
8 u N m N m b H N m- u m s V+ P O W A O I W b H U W+ U W + A
MO.,
0 0
N N
w in r 1.
T- C N
L
V r N A
J
W
O w m
Y Z 0 O
O h Q r ( W N O W M O r W N N O? tp c? O n p r ep N N W W M O I^ f ^ W 10 fY W t0 l'1 O r W 10 N
(^^ ^yN N
N {^ Q W M O
tp^ p W
R R lV N N N N N N R R R r
O O
r r
W t0
r r
W^ W
^
n h
r r
1^ W
r r
{C
r
W
r r r
N
r
N'
r
a Q
r r
M M
r r
M N
r r
lV '
r
N r
r r r
r 0
r r
0 0
r r
O m
)O M O n e 1 Q 7 CO to Cy p ^ t p M O f^ Q r W 11 - W 1n (^ Ol W M O 1^ Q r W Q W 1(f N 01 t0 M O 1+ Q r cp N r W N
((yy ( yy (( p p p p W W W W ' ' ^^ '^ ^' r ^- 0 0 0 6 6 0 N
N N N R R N N N N N N N R R R R m m m n ^ n
N W W Osh h Q r W n 0) W M !^ O r Cp
N g h M
^yy ^yy
^M O
Y) W N N N W O 1^ 0 0 1n N W w 0 g q q q l7 O
-
f v 00
N N N N R R R R N N N N N N R R R ` ` ' ' ` n n m m O N' Q a ^ IV N O O O m
W W r W 10 N W (y) <p
N N 0 N O) W M O^ ^D M O I^ M O h C O n Q r W Q r W Yf r W N N Ol IA N Ol W N Of fp M O f0 l^f O n
tp { p I(j Yj
N N N eS N NR R R N N
^(y^
N N N N
p
R R
p p
R R rW '!
^) m a0 0J i^ n Ih Ip IN f Q Q M M^ ' N r x 0 0 0 Oj y^
r Q r W Q r W Q r m N r W )0 r W N r W N [^ W ^[> N W h N W Ui O) WN W V) N O) W N W f0 N T W N O
rQp ry Wry ^
^y1
Q ryry WW W 1^ n A tC tp )p IA Iri 0 ej a y vi vi t7 lV N N 0 0 0 Ol N
N N N N N N N R R R (V N lV N N N R R W W
t^ O
{p I^ C O 1^ O O h M O n M O tp M O ^O M O W M O fD M O^ ^D N Oi ^O N W W N W off N W h N W N N m Wf W N
2 ' W W
tp
p ^(pp y^ tV ^y t p
N N N N N N N N N R N R R R R N N R 9 2 , W n n' W W W W h '' '' ^ V ^ ^' O G C ^
yj
O M O W M T W N ^O m r W Npr W Q r A y O f^ M O W M W W M W W N W 10 N W N r op f r
t h r^pp
tep M ^t pp
O h ^yy^ ryNry ^^yy
N n It
W W W n n n
N N N N N N N N N R R R N N N N N N N N R r
W O W
r r r r ^- r r
W W
r r
W h
r r
N Q
r r
Q ^}
r r
M M
r r
M
r
N [V
r r
N r
r r ^
.-
r
0 0
r r )n
O O 0 N O^ to N m N n M N co 10 W Q r n M O 0 M 0 W Q Lq op f r Q T
r1p^ tMp r a (yy (^ ^ (yy
N O O p pf W n n n W W W N IO f< O Cl - M v r r G I
N N N N N N N N N R R R N N N N N N N N O O O W v N fi
O 0) W W Q - n M O N ^W
1 W IO r W Q G n M O W N 0) IO r W Q O n M Q) W W W r W Q 0 1^ M O)
W {^pp
^t pp N a yNj
N N N N N N N N R R N N N N N N R R R 0)
r
Ol ^D
r
W h
^- r
h A
r r
tL tC
r r
fC Yl
r r r r
a e
r r
Hi
r
tai i+)
r r
(AI AI
r r
l rV
r r
G
r
W N N W Q O l- M 0) W N W Q r 1- M 0l W N W f r A M 0) W N W U) r n M 0 W N W 10 r r M 0 f0 N
tC tD 10 N u7 N Q f NM M fV ^^yy NN p p O Ol m m 0d m A N Ih IG fG tG O N Q Q C 'i {J t^f lV [V [V r r y^
N N N N N N N N R N N N N N N R R N r r r r r r r r r r r r r r r r r r r r r r r
IO W
N N
^
N N
Q
N
Q
N
Q
N
M
N N
f7
N
fV lV
N N
: _
N N N
p
N
p
N
N 0^ O1
r
Cd m
^ rr rr rr r rr rr rr rr
r tC tC tG 4Ci R O t^f t^) t7 CV fV r r y^j
Q W N a0 V O p N mN N (r
^1 I^ t? p) W r n t) O In n M m r W W W O W W
q
W W W v1 Y i Y l7 N W W m n 1^ W W W N N v Q Q O V V lV N r
N N N N N N N N N NN N N N N F. N R R W r r r r r r r r r r r r
I I1p M )n r r el m ^n r N m v oW N w Q O W m OW N W n ry . . u^ r
N N N N N N N N R R N
(
(yy
N N N N R R O O
W n - - ill
Q,
)0
e- -- ^ M M cli
O W
1p N W M (n 1 (] ^- n M O) Q O W N W Q Ol h r 1^ M Q) ^'S O W N W Q O N r ti M Ol Ifi ^
(yy p m I+ n^ f^ f^ I () ^ f M M N fV ^
N N N N N N N N R N N N N N N R R ^ W m m
m(O O U) N W N N W N W Q r W N W v T )O r n N WQ m N r N
W W N N N N M M
N M N N fV N O
M O
N O O Of O! tC m
r r ^
n n f^ tG m N N R a1 f M N m
M fV
N N N N N N N N N N fV N N N N N N ^ ^ r ^- r r r r r r r r
W M Q) N O W ^- 1^ M W Q 0) i!) - W N W M O R O W .- N W f 01 10 O W
W W )l) Q Q M M N (V O O Q) O) W W m 1^ n W W ill IN ' '' '{
N N N N N N N N N N N N N N N N
W N n M W Q 01 )0 0 W r n N W M W Q O 10 1^ M W M Oi Q O I()
W IU N N f Q In Cf Cl lV 0 0 Qi 0) O) W W A W W 1)') N Q O Q l^l
N N N N N N N N N N N N N N
0) i/) O N - W N t^ N 0 M w Y W V O W O W n N !^ M W M W Q W T
{p O )ti h Q Q t'I C I N N r 0 0 0 W Qi m W n W IG u'i It7 Q Q M
N N N N N N N N N N N N N N N N r
W M W M 0? Q 0^ Q Q! W O h O W ^ W W N I^ N h M W M W M N
W W N Q a M ( N N C O Oi 0) OD W n 1^ W W Ilf Yl Q Q ?
N N N N N N M N N N N N N N tV
W W W r W r ^0 N
N n N n N n N 1^ N n N C- N W of o0
10 f0 ) lI Ili Q Q R ( ^ ((yy p 0 ) 0) W W !^ n W W N 10 Q
N N N N N N N N N N N R R
IG ^D N N f Q M f7 (+W
(+^^ ryMry f? O pM O ) O1 a0 Ih 1^ 'G 'G )(f
N N N N N N N N N N N N N R r
n r W ^ W O N O V) O Q T Q T M W M W N I^ N n ^
N O O N C Q N N N N O O Oi Oi OG m n !^ W W 10 T
N N N N N N N N N N
O) Q W M W M I N W. W O N W f q l - N 1- CO
O O Ill V < e+> t+f f M O Oi Of ad OJ n 1^ 10 rp T
N N N N N N N N N N N N N
1- W O U) O) M W lV n r W N U) 0) M W N f^ ^
N N N N N N N N N R N
O rn m W n W T
O Q W N h N O W N 0) Q a0 N
((yy N- n n M
N N N N N N R N N N N N W W m
II l
1^ r N W M 1^ r (1 ^
0 m M n r W O v W ^
W W N Q Q W O) m n M
N N N N N R R N N N R R
W M 1) U) * N M W O C W N W O V Q
(^pp
N N N N N N R N N N R R m O m M
J W 0) M 1^ O ry (^ - of N W O M
W N N N N N N N N R R O O M
m W N N W N W T M W O) M W
N
IU IU )li Q ^{ M
49
`
N N N N N N
N N
N N
^
N
0
N
0 0
N
M
Q Y- r O n O (Q^1 !- O M
N N N N R R N N N R M
I^ O M 10 W ^-
^O Q n O 0
^^pp ^pp ^y
N N N N N N N N N M
0) CO N O 1/1 Q O 0) C7 n M N O GO I U) U1 Q M N- O 0) 00 N U) U) QQ M N O 0\ W n )O Ul Q M N r- O
N N u n n 1\ n n n n )D )D b )O W )O U) )D )D )D Ul Ul Ul Vt U1 U1 U9 Ul vl U) Q Q Q Q Q Q Q Q U) d' M M M M M M M M M M
1
W W w w w W W W a ^. N .^. Ty L a A A In vn v v, v, u-. v, v, v^ c^ rn rn a^ a^ a^ o^ a^ a^ a^ V v N W V V V m
O w t to O% V 0) v0 0 - _ , C. -_ OO -.0^ O - W A In a J W CO O - N W A V^ a` Oo '0 O ^ A to ac LU W '0 O

Cu U N m^ w G

N N N N N NN
W - cc A U U T
+ m A
a + O U fJ 10 fr

NN
W O + N fN.i N A N NUl T V
N A '+ m !. +^ Y + A O

N N NN
W t0 O + N {NJ W A N K Ol Oi
W F"
m U+ cc A O V W Om IJ t0
r
!NE
IN b l V A C CD 1V Co {JN O^

I f N
W +O m fC 10 O - 12 N N N .f A
,fN P CA .VNi
+ w i0 <T ^ V W tD U + v W OO U

NN NN N
W V m O) fp ^D O + N N (NJ A A N N ONi QNl
IV w (0 U + V IV Oo L O Cl N tb w t0

w ^v mm mm 'd'^ ^ ^r'i ^w auN, N'd', rn


C^ IJ W W i0 U + O N O W c0 U O m N V

Ol V V W O m O i N N
Cl N W m W
m O ^ U C T V m Ja O N

W - O V V m a 10 O + i N N W W A A A N A N
+ V IV V w O O t0 i. O IJN + C^ + V IV V W m A iD

^ " IN N
Io ^
!N
IJ ^1 0? 00 m m A i0 A 10 N O N O Co + O? + Of iV V

A U U
w Oa O
O m
w w
V m O
^ m Y O a.
ip A a
jo A
i0 cc
ip A
a N a
i0 cc ?
L ip a N
N tT
O O
0 tJ^
01 0V

NN x.11 N
A t a cc Ol V V m w (0 [0 O O + N N W c A CCT .(NT m
N fD A i0 A
O t0 A Go W p W GG 4.1 Ol 4J Oa W W W W tb W O W m

N N N N
A A 0 V V m m G N W A A N N V
W tr G O m
!r U A O
O t0 P iD W O) W 0
I1D W m
o N
j N
L4 IJ V N + Os N
+ N
m m O

+ + + N N N N N N N N N N
N t>t
'A Qc V V m Q w t0 N NN N W A A A A U Of
^ C1 + tr Q Q
O U c0 A 10 W m W O IV V NN m + m tO O tSl f0 P 10 W m

N N
A W A A V7 N m O! M V V m OD f0 t0 O + + N lJ W .CNJ L L N N
P IJ V + m G CA G a ID W Oo w ^I N Cl -+ N O m d m W (p N V + m

+ N ^^ N NN N N N N N N N N N
W W A A U U V V V m m f0 f0 - N N W W A A N U m m
i0 41 V N m W
+ O
U O A i0 f.W m N V + Cf C in W Ga N + Ci O to f0 A G

1 ^^ NN NN N N
A (J W 41 A A (II !J1 g V V V m m ip tp 0 0 0 N N W W A A A N NN
V + U i0 A CD 4i V+ W O A i0 W V IJ m^ U 10 O) N + 6 G A mw I N N J
Of O

N N N N NN
fJ t it it (T (T Q A V V 8 Q) m O O O N + N N W W [N.f a s Ni, N N N Ql
"' Of N O O rr !D w V N im C Y m w V + Ci G A tJ V + U G A Co N V + N i0 A m

N N N N N N N N N N N N N N
A N N W W A A A Z fll m O i V 9 G -ts
b w V + !r 1D O N in O A m w + U f0 ^I N O) O P CO N V A N tD W V CD C

NN N N N N
N N W W W t O Gl O V V V m W ^D !0 O O N N W (N
.^ N A A N N N G Q
N C! 0 7. m N in O w N
U O m O A Oo J Q O A W V + tT w 4.f V + in t0 w V+ U b (.> v

N N N N N N
+ N N W W W A A tN U U QI W V V V m m t0 f0 O O+ + N N N fJ N PA A NN NN
W IJ
N0
m w V C A W 1J Cl O A CD N 0) O A C/ O dD N Cf O ^ f.^ + to ip [a V + in i
2 N N
l. O.^ I..ii NN N N
N N N W W w A A U U U m a V m r. f0 e0 O ON + + N N W W W d A.
VNI cn UNi V
N Cl O i + tT f0 w V + A Oo N Cl in a m N in W ,1 U tp N CI a
O A m N m 1O w V+ tlN t0 N Ol
W O

NN N N NN N N
++ N N N W W A V U U 01 V V V Oo O f0 al O O O o w N N W W W A A NA N N Of m N
W w V + I!N O) N !A O W ^l + U OD IV 'm O O A V i0 N O A W + Ul 10 w GP C is w w V G a Oa
z N NN N N N
++ + N N N W W ^ A O tT fT Q Q V V V O) t0 10 t0 O O +. + V N N NN 4N> A A A N N N N N N
+ A Ol N ill tp W OI O A V + (T t0 N W O 4J ^ 1 j A GD N In (O tJ O G A S
CD + tl^ t0 !J Ci O [J V + Y EO N ltd fG

-y NN N ^^ N
O+ ++ N N WW W A A A U Ol Ol OI V V m m W 10 !0 c0 0 0 0 ++ N N N WW W A A A N (NJl N NN V
fil 10
N bo IV NN ip 4.1 O) O W V ? w
+ A + L, Co O) 10 41 O ^I -^ U OJ IV O t.l V + L. f0
L. N Ol t0 w V O

N NN 1 N
O O + N N N W W W A A U U U m m m V m m fD t0 t0 t0 O O O+ + N N N W W a A A N VNi 611
Cl t0 w O) O 4.1 V C A M AOJ N Lil 10 N m 10 m O W V G L V + P m ++ tT Oo N Ol i 0 w Gl O w V O L V+ a.
d N
Oo
C)
NNN N N
3 O O ++ + N N N W W W A A A U mm V V V m OD f0 0
3 0 O
1 O O a . N N W W W A A P N VNi VNi N N N
w V O A V+ A V -^ A Oi + (T Co N Nl
U Nt0 N N /J O) 10 W O O w m O W V O A V + A V A m + V, Of N U O N in i0

NN NN N
0 A 0 + + + N N N WW W A A A U VI V V m m OD O t0 t0 O + ++ N N W W 0 2N. A L, N N N N
+ A 00 NI O + G1 GD + k. fn iJ iT Ib N fJl 0]
U ON tD
O N Nl i0 N rr t0 N N ip
O ON Ol i0 N Ol w N Ol i0 w m tp w m 10 W m O w G^ O

^^ + ++ + ++ + N NO N N N N N N N N^ N N N N N N N N
N m O O O {{J^ N N W W W A A A U U U V V V OD m 10 tD m 0 O N N W W A A A N too O
o, -& OOII
^ O N m f0 N in f 0 N in f0 N it m N tr O) N tll is U
OI O
Oo + lU 0) + i>. m + VN Oa -^ L m ^+ A tD + a tO A V + A V ^ > ^I + A

!JJ NN N N N
0 0 0 ++ ++ N N N W W W A A P U m Of V V V m f0 t0 t0 0 0 0 + + -N+ + N N N W w A A A N N N
O w V O w Q t0 w a t0 N Cf 10 N }Jl O] N Nl + t)t
O m+ A m O
AmV G A V O w O w Ol ^D 41 m hi
f0 N m <p N U 1D N t!N Oa

G) z
0o m O c
m
cn c 3 C
r

3 3 3 ^
V N - A
" 00
V -+ U1 co
O ' C71

O O
QY aO
gQ
11) $1 g o a
7 c E Y
aa 4
; a
Y IC1 } . O 0. O C
C d ^_ . Ol yak O
a
r 4 c a
H Y C S
T1
L ^- 7
^_^ d 0 *^^7
j^ 7 } yl a d
a c E v v av^
d c .a L
a L d a d d
+ o gy a^
Y } ,- - 'R N C Ca
VI pl^
C d a L.. in N C C 01 0^ +
a -^ c COL cp
E-
o
C E d a g ^a
pQ
. a Y g'
O G Ol C g 'p
=
c L E- a.
$ Cs
V'
$' Y v$
w d 4) u
O d ^`-03 N d o Y }
z 7 7 L
d Y-
a C 7
p ^
CL +- ^.a rn
7 Y o
^Y E a Y L a _ 0 C
a
C 0 d C C Y
a
^ a7- oI-_l
}
a
C G
a a Y .O E C V1 C E a 4 7
1 1
r.

0 ^{ a ^ -l a vo
^` 3 {(oc c
l 3 y
N 33 Z Q 7S f0
tC 7
Up 3 a 3c'o 3-C D C _. to a
3
D (gyp ^ S lp a
^ C C ^. a p 7r
c c 0 ^ a -,
a^ 3 a (o o c 0
v ^ l7 D C 0 3 .4 3
0 C

(3p 3
C
a
to
D as fl cy.^.
^
_ (gyp D 3 i a ^'
p 7
lp 7^tp
^O(n a
CC Q
y D

C 7r ^ C ^ M. 3
-+ D
C 3 { (n a
^ 0. fl G n N O
O Q ^ C a p' (3i1

aa^a^-v2-3 C`<
Q 3 tp 3 C 7
3^ g a
p 3 3
n W tG
t0 a Q -f -+
(O D ID N C D

7 { ` 3
3
3 p a d 7r
a
c'
Q
C
a
C -Q 3
to a
7
to (A
a
7

r.

to
X.
S 0
i

X.
D

p 0 C 3 3 D D+ ` (0
t0 to D K
0
D t0 0
g g r^ 1^ Rg mng m P o ryP ag ryw u^ry
m^^ ^ ao oe n 5^ 3^ ^^'^^ _
m m ry q iq
`.^^ ^ ^ oo o^ N
0 O
R RR X3'^ RS L .ii l3RE RFj A ^F FFI ^. RR d^ d^
q a n w m N
o d mn .^n m oo 0
O N
RR RR RL Zx RR RFi p p n &Fi RRR -4'm U, O
en ^h
RR RXi RR ^n ^F3 ErF3 ppFl &N nRR R m ^ a ti
N
R18 FS ^3L ^L RF{ RiF7fJ S^ nF.^ $ W
wo omm m^^ o N ^ = ^o o^ 00 O
'i I0 V N A
O^ n o m A m m w n m N- q O ^, i? O m n O! m n w m -' m- ^ n O m A! O b b Y
.6 -- -- -6 o E
" F^d F Z
RR RR RR AA FrFl R rvR R
rya
m ^a ^m n Nti ^_ (7
R R^ RR ^ Rn FIF;p F1Fi r E RR " ^
m ry a N N ry o m n
R RR RR R xN RFrR FfF7 r ry RR R^ ^'p -
n m m ^ ^ .. o m ^ o ^ n a o N m u^ - o. o w n o m ry mo m
m m o e "- h ri^ mY .. n _^
RR RR RR ^ FiF ad FF R R _
ry a
^FiF3 F R 1 1N ^R RR '
m ry m : m m
-
o^ C
N SJ
R RR RR ^ C
Z
N
R . n y n ry m -
RRN RR ^s^ NFI FfFf
N 'AI FIF1r rv m rya
RR R m- H N ry m
= W
mdm
ry o 0 W
RR RR RR RnF3 RR pFiR H^ RR R z a 0
mry m
R .oc , a N F+ --F1 F &R RSZP O m n$ N
^ RR RR R 1 i Flr rvr RR l3 rd
r _$
a N
RR R R NRrv ^ rv rv F3p F1^ RRR ryA Om
. o m n m v- ^
ne :^ ^^
R RR RR z^ ^ Fr RF1 RFf r ^RR W^:m dm ^'^ ^m m^
? gry 4a
RR R O FF FFi n R RR
e1 ^ N
^R RR ^R ^N Ft F1 F1 F1n r RiZ
^ry m - -
R CR r 21 F4 fl F;rv RR R-
Y O m N m. O m N N
RR R R A22.1R 9P tiR R m mm ^mm o _ of O
^ q. m rym . mN
R R RR NA FrFr dFf Fl^, rvR RR ' ^. V
R R RR ^ NF1 F3Fi Fl& ^ RR m ^ ^^ ^$
mry ^ m ry m
.
RR n^ n ^ l F9Ff rr RR
m a m rv m n w m w ry m
R RR RR A^ FS F1p Ffr rvR R ;a mm N
R F2R CR rr RR Rp R rv RR ma 3m R ' E
e N^
N
H
EM!
m no . o n-
HK ^, ^ _ _ __ _ -^ a
K Kiv iv N N i. G
. o tlm ^ry m n^
R RR R'ryA 3ry nfd FF^ FJrv nR R^ Z
ry
R n N R R F1 r ' r R R a m .s m m 6 6
X r
o m n
R RR Rr ^F3 F3p F1Ff ^^ R R m "^ d
1 V-
R RR R r FF1 F1R ' nR R S!
R 01 ; - M, ' .. .
R ^R l3 F7 FiF1 Fid ^^ RR Ory' ^ o% ^sd :. .g
R RR RR ^N F:R FiR Fn RR
RR RR ^^ ^F FIFJ fY M R' a^
an ry^ ryR ry
R R SCX, NR F:F1 pn ^R RT
ry
R RR Rr ^ FYF: rrN RR ' le i V,
RR 1dR rn rF FfF H RR - a mm :x
^R RR ^erv F3 F: F: Ff^ ^R Rm m^ " ^"
R ry' ry:
Ra ma .fl lp Fi& NR R^ ^
RR RR NA F:F: F1F1 r', ^ RR aP ^ ^=
n ry ^ - m - m
^R R^ ^ RA pp NN RR ^' mm ^g
^0.
R R !0 %1 N H F; p F1 K R s., t
mg in A nR F F1 R R
RR # ^ n n FiFl & Rm n g
m o
R9 RA Mr FyF4 A PR -P ^
r R%t IC A2 d 1r RR w ^ ^"
RlB RR ^ FtFi 14 9 Rm
m o e m ry q - h w m
'^ RR Rr ^F3 F3F1 F1& RR ^' -
ry a n m m o
n R F R F F1 Fi ^ R R O 0 m
ppp ((pp ^^ pp mm .ppN
y pp pmp pp y
y oo pp p pp ph
q^ ^ A h l b O N m O OD O N N N N N N N N N N f f O 1 O M M M m m r! i m M
^
5 N
W
a A $ a ^ a a q gi Q R g
m
O^ W A U ^W b pa S O^ u A N g v Oo ^D O m m D O ^ w P tV
i P ^ b 0

m +b
p AIL bin ob 4b bN b'^i' ba

N b N m

C. N- UN te
w ap
V u m inb
' m^ ki N '.1 aw Y o
+ + r
P N u 6 w Y Y k,
i. l,
i 'nmh W m N Lou 61
^ mm os m Y ^o Bt

a 23 = ^d ^ YY a ai a m
m e k!
+ pm Pow

N ^ b

W ^ N N a i.r b ' m g b u m ^^ ^ m ^ m ^a m si m

to + b q

G m: m U! e2t m^ ,p pCi m
Yw xI% d^
m'2t ^", "^I gc"i ^Y YOt a'2i dSC'i
Bi vN .,N ^N ^N

6 W e 'm 2S2i d9t 8i


^ Y b i v N 'v N ''+
Pw +
uOL, o Ytn dd
a
a gv 'mw ^
m9'n oa b2{ 'd"1' ^F3 4l Ci dY Y ^' E%- m

= a o U e> m: a w u' P 1 g I fSo ^t m


u o : u ii

^ ^"o: w 6of .^'i1. Jm ^^D m'^ 2^8' 'm CIH. tltl ^'Y d Oi Bt^t tl

,^ Y X' a ^' N^ mm mm 232S ^^ p (3 oC+ ^^ YOt Di2^ 81


no m N b b a b i.m I N' 'S +b + N
5; W N 8 8t! ,a i3ti tyY Y atg NFY
tltl YY d01 ,8'8i tl
r N r ^m ^+.r^ " oG ic a^ ^i:. a^ ^`^'
+ '+ +W ;9.A 4ao e ? 88 8!= pd LYd YY ^6t Di2S 22
b u m b+ v N b N b '+

^ ^^ ^ " > ^C 9v mm ^o ^m ^^ Nm pd p^ mti Yd }^tto ^^


v W` 2t^ ^tl pd gY YY IkDi ^im ^
m Nm ^^
y a j N O m N + 4^ Y s p ^i

Ip V L
In b . m + In in pp
L p AI V in i. > 0
tt .
Y Ya xae ^ai
b N q
pa m m
9; ' "- C O S

9 ao :a ti : ; G ^a ^^ ^ me ^m 2t^ ^^ ,p rst3 ^^ .Y Ex^ at9^


+a b ^
i3m il' ,4`{F.i "oii3 a W 'JI Oi8i

'ua Bm C3 YY YOi 22d


P er u ^w a a^ tia mN mu 'w^ ^^

R im mN ao : mA a 8 Nj Nr. d^ ^Y Y Ng 2t2 m
m m ^^ ^^ tip ^d ^ Y Yo aae ae^
"C eu ^z zW i. b b Zwb n w -.,

'N tiw u r r: NU' U'm a+v +vv mm m'm' md 2^2 ; dri tlY Y YG ^q ^2t W
^ uow m m i+L m w'^ m b
v^ wp^ e o 'o^ 232i i dq ^{FS iY i
,, v 0Bt
D, 8i
V
a b
^NN
^.I b+` +
. O
Nb ^
+' O
i b ^ mv 7n i0 m b

8 NN =^ "1 CS iS Ci ^Ei ^p u>k m2t ^^ _


$ ^ aN bb .Lo N 'o
^ .}
p p 218 ^+ +o faip YCi Y Yd ^d 3iBt
$ b^ ^m ei ^; au V a b, m e mm
0 z 7C ,m o o e b"d' ^ >; F" (3 w C3 .'. I M, ^, G i 2 i EK
N b N i w o i a A^ i ^ u L m m m l, a o i$ i 1wm ^
NN N !^
^i ^ nn ^
. w W Y Y r Oi +N ^ I! y N N
. b + O 4 v 0 r b N T N Y p m N b O ?r ?S
u u a a + m to v b m In b
N C 3 C
am wq 0 ^ w^ oa mti mm w^ aa m ^g pp dtl YY Y^t ^ ^l8i y
a N w^ o m ^m
v WO ` Y ap a 2i 8i
^ NH ti ao mm ^^ ^; ^p ^d ^t3 ts
N -Is -a-a 28
a + r b N u b u m 0 i v a b N m m w g b r m ap
m N m O w b N9 u u
?3?I ^N ^d ^f i CiC3 YY Yg 0i6t 8t8t ^
3 3 3 ^ 'o :""'^ ei^ W o W ^ im mN u^ m e^; 'D^
^n v 'n 2ia o vd IS r3 uw aY Y3i ^i D. 2l di 2!
aN b+ W ^ u
' b Nlur b Lr m ,'
+ + W r +r o: o+ a' ' o mm m 22Pt 2 dd pY Y Dig t 3 21 Bt
+ bb N'tn bLr bb U min Nb b+ dW b

V 01 co t ae ;: m " m Na m ss OIs
C, 41 -a
^4 d .a Y m oa La
O N ^{ ^m u2i ?1^ ^ mCN3 t^d tl^ t w TN N Q' NN DI
tV N Nu ve : w^ eu a
^l U1 ULS wY . is IS t3Y YY d
$ 'N m^ ^m Nw mu Nm ^^ mN w ' oca ,- 5: a
O O
L
E E
bn b4
cc
D
m
E
0
O
lD
(V r,
C
E
^G C f6 E o
a co C C
C
fG C
C 61 C Y
C 7 C C- C fC
\ ^p b0
^ ^ O1 C
E
m E O
O v Q) m
3 j f0 C
=zLnm
Z Y a Zv, 20
01 W C 77 N 7r CA V(
^ 7 < (D C C r* c ' r - 3 ' 3
d 3 C n (D 7 3(D
C - C N 33 a)
7r = 0 '0 Q c
o ^ 04 (^ (D (D =r w cr.

3
O1
LA w
O1
7

it Q O1 a
q 3 r"D CL 0010
N

Ln
R' C 01

.
3 OJ
0/ Q m m C 6 m O-1
mm c
000 ^, w C -0 c 3 ^. OSi
a as ^. 7c -
g' 1
C v_ 3 m ?r w 3 c<
D cu
0, 'O 01 (D (D a 7r X 7
o' 1 m 00
s 5 y M w 00 o
C
w. 01 S = = n
3 01 CL =
_ o^i >r m a
(D a
S Q W
00 c IQ
7< C r (p CQ N
04 to fD
<
DJ m
3 s c M 7 .
0
w c
cr 3 =
61 01 n w^ w
"- a CD d Q 0. 0
of 01 ^' C d y 7
C, UQ cu
m 00 -a m
3 =r M =r
Q rt Q
y >r C 5
y fD 7 3 C 7
7r C Dl > d C 3 3
7 00 ^ , R tai( OJ
to 01 01
3 C >r w 00
:3 w
Ln 3 d0 0) D)
CL S rD 3 7
0 d

I
Lampiran 2. Tabel Angka Kecukupan Gizi

Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004


bagi Orang Indonesia

KCbrP5C !i'lal 025 Lrern Ptd1nl !hd VII 2 1112 IxK lac W6b [12.11 4501 P1+1224 '0 b"C 541341) 2112+ 5'x511 235 322+11 $Cr8 034- %2334" I wY
NS Grow Nile 342ar la:n 2141 0 412 vn r-.n1
'Cgs 2+4 i4a' y, 150 ug 2+25 1+20 j11+21 14551 1,112, Igl n'11 ,CI 1515 -I791 21421 512) m01 1121 ir13 ; .03: rl ' '110
B 134
' F6CI 5 6J 053 '0 2,5 4 CJ 2 55 6.1 C4 40 211 120 25 25.5 30 11 C2li OC1
20 6.: 532 '6 470 i 10 34 J4 4 6.3 C 49 40J 113 SS 30 13 Ca
3 410 12 i9 ,)J0 25 470 IS 15 15 'Sf tS C 43 4) 410 0 5 30 92 I, 12 6
4 455 11 12 557 59 45'J 1<2 0.6 0,5 223 C6 45 380 43 E3 'XC 9' 21 IS 56
50 2S '22 1422 45 590 3.9 09 II 205 5 45 525 220 121 IC 222 112 21 1,,^

5 1:_'211 Ji 22*. 20"7 ++ 3)2 1 JS 1 1 12 wt 17 13 50 1"100 I;CC 1.0 13 24 14 22 1,8


11$311 45 '50 2442 &7 302 17 12 11 14 414 13 24 1Ott 2266 220 Ii 32 1114 30 - 2J
e 16 EI1 55 62 2662 6: ECC 1) 1+ 13 414 13 24 30 lilt 1:32 2(2 15 22 11 32 2!
JdBfl 56 65 2554 66 15 a 11 IS 4CC J 2.4 9,C 522 302 2.7 I? 250 IZ' 2.7
11 31.4311 52 '65 2032 67 15 55 12 1J 424 1.3 24 90 92 627 332 13 52 114 2.3 J
1' S3b411 42 '52 22)9 60 IC 15 525 12 11 1 414 11 242 90 9C,) 637 391 13 '52 114 23 J
12 63.11 52 55 1259 59 E12 125 15 5; 13 15 4CC Li L4 90 222 617 J'r8 IJ 52 114 2.3 3

'28111a
17.121 43 2032 5J 332 1 I: 21 12 1.8 57 'CC: '[CC 192 2C 121 22 16
14 17d5P. 4? 2232 620 1.' 1 13 424 24 55 1122 120 lid 22 15 'e
15 '.5dEl^ 50 14 IIOJ 92 689 1,' 1 14 422 2 2.4 15 1222 ICCL' 2+C 14 37 16
'?. I^ i2 '15 1801 92 532 15
10 1.' 14 425 '.3 <4 13 670 53'7 240 52 9'. JJ 1.6
1' 21.4 11 i5 "4 18,9! 92 258) iS 1 14 462 13 24 725 3)3 680 2(3 29 '52 49 37 IB
13 1:.651.1 255 'm 1'22 92 533 11 15 I 1 14 422 1.5 2d 122 531 2PJ 12 't. 99 38 15
19 EJ-31 255 '51 1603 52 6'J7 ^. 15 - 1.' 14 401 IS 34 332 510 2.0 12 SG 48 31 LS

11311 '+4rj

12 I cuts3I' "N Or -326 -J +J +C 35 '2 ii 24 +202 44 -C +13 2152 C +YC W +257 2


114225212 +222 +1f -202 -3 +2 +6 :3 '33 +4 +2112 +[4 +t.2 +13 2132 C 4Y., +1j +53
22 111!5x91 +320 +11 362 -2 23 +C 72 +a +22C 6 -C1 +13 +152 -C 432 +0 +57 -r12

6113Al

E C +1151)3 -507 +I' -352 2 +1 +C +].i +J4 +3 . 20 4C-5 +6,4 +425 C .3c ' +E 253 +45 -IC -C S +22
24 `50 k:^^ +S`.,J +11 -J2 +4 2G +22 +24 23 +'12 +2.5 04 425 C 12 If, +53 24E -I; 21 02

31
Lampiran 3 . Mini N4trional Assessment /. Skrining

Nama
Jenis kelamin
Tanggal
Umur
Berat badan (kg)
Tinggi badan (cm)

FORM SKRINING*
A. Apakah anda meng lami penurunan asupan makanan dalam 3 bulan terakhirdisebabkan
kehilangan nafsu m kan, gangguan saluran cerna, kesulitan mengunyah atau menelan?
0 = kehilangan nafs makan berat (severe)
1 = kehilangan nafs makan sedang (moderate)
2 = tidak kehilanga nafsu makan
B. Kehilangan berat b dan dalam tiga bulan terakhir ?
0 = kehilangan BB 3 kg
1 = tidak tahu
2 = kehilangan BB ntara 1 - 3 kg
3 = tidak mengala kehilangan BB
C. Kemampuan melak ikan mobilitas ?
0 = di ranjang saja tau di kursi roda
1 = dapat meningga can ranjang atau kursi roda namun tidak bisa pergi/jalan-jalan ke luar
2 = dapat berjalan tau pergi dengan leluasa
D. Menderita stress p kologis atau penyakit akut dalam tiga bulan terakhir?
0=ya
2 = tidak
E. Mengalami masala neuropsikologis?
0 = dementia atau epresi berat
1 = dementia seda (moderate)
2 = tidak ada mass h psikologis
F. Nilai IMT (Indeks Massa Tubuh) ?
0 = IMT < 19 kg/m2
1=IMT19-21
2 = IMT21-23
3=IMT>23

SKOR SKRINING
Sub total maksimal 14
Jika nilai > 12 : tdak mempunyai risiko, tidak perlu melengkapi form penilaian
Jika < 11 ungkin mengalami malnutrisi, lanjutkan mengisi form penilaian

32
Lampiran 4 Mini Nutrional Assessment I/. Penilaian

FORMULIR PENILAIAN **
A. Apakah anda tinggal mandiri ? (bukan di panti/Rumah Sakit)?
0 = tidak
1 = ya
B. Apakah anda menggunakan lebih dari tiga macam obat per hari
0=ya
1 = tidak
C. Apakah ada luka akibat tekanan atau luka di kulit?
0=ya
1 = tidak
D. Berapa kali anda mengonsumsi makan lengkap / utama per hari ?
0 = 1 kali
1 = 2 kali
2 = 3 kali
E. Berapa banyak anda mengonsumsi makanan sumber protein ?
Sedikitnya 1 porsi dairy produk (seperti susu, keju, yogurt) per hari a ya/
tidak
2 atau lebih porsi kacang-kacangan atau telur per minggu a ya / tidak
Daging ikan atau unggas setiap hari a ya / tidak
0.0 = jika 0 atau hanya ada 1 jawabnya ya
0.5 = jika terdapat 2 jawaban ya
1.0 = jika terdapat 3 jawaban ya
F. Apakah anda mengkonsumsi buah atau sayur sebanyak 2 porsi atau lebih per
hari ?
0 = tidak
1 = ya
G. Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, teh, susu) yang dikonsumsi per hari ?
0.0 = kurang dari 3 gelas
0.5 = 3 - 5 gelas
1.0 = lebih dari 5 gelas
H. Bagaimana cara makan ?
0 = harus disuapi
1 = bisa makan sendiri dengan sedikit kesulitan
2 = makan sendiri tanpa kesulitan apapun juga
1. Pandangan sendiri mengenai status gizi anda ?
0 = merasa malnutrisi
1 = tidak yakin mengenai status gizi

33
2 = tidak ada mas ah gizi
J. Jika dibandingka dengan kesehatan orang lain yang sebaya/seumur,
bagaimana anda mempertimbangkan keadaan anda dibandingkan orang
tersebut ?
0 = tidak sebaik is
0.5 = tidak tahu
1.0 = sama baikn
2.0 = Iebih balk
K. Lingkar lengan at as (cm)?
0 =<21 cm
0.5=21-22 cm
1.0 >
L. Lingkar betis (cm) ?
0 < 31 cm
1 >31 cm

**PENILAIAN SKOR:
1. Skor Skrining
II. Skor Penilaian
Skor total indikato malnutrisi (maksimum 30)
17-23.5 risiko malnutrisi
Kurang dari 17 : malnutrisi

Lampiran 5. Perhituigan kebutuhan energi berdasarkan rule of thumb

Kebutuhan energi ( lori) 25-30 kalori/kgBB


BB ideal yang dip rgunakan apabila seseorang termasuk katagori obes.
BB ideal (> 40ta un) : (TB-100) x 1 Kg
BB aktual yang di ergunakan apabila seseorang termasuk katagori non obes.
BB : 25 Kalori/kg BB aktual
BB normal : 30 Kalori/kg BB aktual.

34
Lampiran 6. Formulir Riwayat Pola Makan/Kebiasaan

Formulir Riwayat Pola Makan/Kebiasaan


INS I ALASI GIZI POLIKLINIK GIZI KLINIK RS
No. Rekam Medik RIWAYAT GIZI Tanggal
Jenis LIP Umur Tinggi Berat Badan
Nama badan Ideal
Th. Kg Kg
cm
Agama PEN DID IKAN Pekerjaan Aktivitas Daerah asal
T SD S S PT
S L L
P A

Dokter yang mengirim Diagnosis


Di it
Pemeriksaan Lab./Klinik penting Pen obatan Penting
KETERANGAN TENTANG MAKANAN
Out sebelumnya
Aler i terhadap makanan/Pantan an/Suka/tidak suka
Keterangan lain
POLA MAKANAN Ben tanda x ads jawaban an benar
r- - w - --I -
a 77 r- w - N 7 --1
x m N 3 C co x C N
cr F 01 N
w x x d N ^.N
CD x x
7 7 p
^' (Q (p (A cn (p (p (D
x v CD N cC CD W
7 x N
3 B c
7 7 x S C x
r cc fD
7
7
fC
7
(a
^ N LO (a
C C - C C

Beras Sayuran/tomat/wortel
Jagung Sayuran lain
Mie Pisang
Roti Pepaya
Biskuit/kue Jeruk
Kentang Bush segar lain
Singkong Buah diawet
Ubi rambat Susu segar
Tempe Susu kental manis
Tahu Susu kental tak manis
(:n-corn Susu tepung whole
Kacang kering Susu tepung skim
Ayam Keju
Daging Minyak/goreng-
oren an
Da in diawet Kelap a/santan
Hati/Lima/Otak/Usus/Paru2 Mar arin/mente a
Telor ayam/bebek Teh Manis
Ikan basah Kopi Manis
Ikan kering Sirop
Jdang basah Minuman botol ringan
Sayuran hi au daun Minuman alkohol
Sayuran kacan -kacan an

35
Lampiran 7. Formulii Recall 24 Jam

Makan pagi Banyak Selingan Pagi


URT

Maka Banyak elingan S ore


gr URT

Makan Malam Ban yak Selingan Malam


gr URT

Kai I Prot mak HO Fe vi t A Vit B1 it


gr I9 r I gr mg SI mg mg
F at
sehari

RDA
Sikap pasien terhadapdiet

A njuran untu k memper ai i e iasaan makanan/menja aakan d iet

Tanggal Dietisien Tandatangan

36
Lampiran 8. Anamnesis Gizi Pasien Kunjungan Ulang

ANAMNESIS GIZI PASIEN KUNJUNGAN ULANG

Tanggal ................... Alamat


No. Dok . Medik ................... TB/BB : ........ cm/ ...... Kg
Nama ................... Hasil Lab. Darah :
Umur ................... Urin
Jenis kelamin ................... Dietisien

DIAGNOSIS : DIET:

HIDANGAN SEHARI

Pagi Siang Malam

PkI. 10.00 Pkl. 17.00 Pkl. 22.00

ANALISIS BAHAN MAKANAN


Berat Energi Prot. Lemak KH
BAHAN MAKANAN Lain-lain
(gr) (Kal ) ( gr) (gr) (gr)

JUMLAH

37
Lampiran 9. Contoh 'enulisan Asuhan Gizi Dengan Format ADIME
A. Seorang lansia porempuan umur 75 tahun
1. TB = 150 cm, BB = 38 kg, IMT = 16,8. Dalam 6 bulan terakhir pasien
merasa lebih urus, baju menjadi lebih longgar
2. Gigi sudah ba yak yang tanggal/ompong. Pasien sudah pernah punya gigi
palsu tapi tid k dipakai lagi karena sakit bila digunakan. Saat ini pasien
hanya bisa m kan makanan yang lunak. Nafsu makan saat ini balk, tapi
kadang malas makan sendirian
3. Pola makan si lembik + ikan/tempe & tahu) 2-3x/hari, makan sayur 1-2x/
minggu, jaran makan buah (karena keras), kue/biscuit 2-3x/minggu
4. Pasien tingga dengan anak perempuannya yang bekerja dari pagi-sore,
pasien masih uka masak sendiri

B. Berat badan kur ng berkaitan dengan gangguan mengunyah makanan dan


malas makan sen irian ditandai IMT 16,8

C. Tujuan : mmningkatkan BB mencapai normal


Intervensi
E^ukasi makanan seimbang, bentuk lunak/lumat 1500
K al, frekwensi 3 x makan lengkap, 2 x selingan dan
njelasan pilihan sayur dan bush yang bisa dikonsumsi
ah diblender, sayur dipotong kecil dan dimasak sampai
e puk)
1. Anjuran agar da pendamping untuk membantu menyiapkan makanan dan
menemani ma an
2. Anjuran untuk a dokter gigi untuk memperbaiki gigi palsu
3. Anjuran untuk embali berkunjung 2 minggu lagi

D. Kunjungan kedua 2 minggu setelah intervensi)


1. BB 39 kg, IMT = 17,3
2. Pola makan s dah dijalankan sesuai anjuran,
3. Pasien tidak au ke dokter gigi karena tidak mau pakai gigi palsu lagi

E. Sudah ada kenai an BB walaupun belum mencapai normal -' anjuran tetap
makanan seimba g bentuk lunak 1500 Kkal.

38
Lampiran 10, Contoh Menu Untuk Lansia Sehat

CONTOH MENU UNTUK LANSIA SEHAT

WAKTU MENU I MENU II MENU III MENU IV


bubur Lontong
PAGI Bubur ayam Roti gandum
havermut sayur
Orak arik telur susu semur telur selai kacang
lus wortel +
jus tomat air jeruk susu kedele
2nal

u ing buah
10.00 Ubi rebus Pisang rebus biskuit
koktawl

Nasi bergs
SIANG Nasi Nasi Nasi beras merah
merah
Ikan acar Pindang Sambal goreng
Opor ayam
kuning bandeng hati
Tumis kacang Tempe
Sate temps Perkedel tahu
merah mendoan
Sayur bening Gulai dawn
Sayur asem Sayur daun katuk
bayam sin kon
Lalap
Lalap Lalap terong
Lalap ketimun kacang
ketimun
panj ang
Pisang Jeruk Pepaya Semangka

e el e
16.00 Bubur kacang Kacang rebus Kue talam

MALAM Nasi Nasi Nasi Nasi


cGadon
ncan daging Ayam
Ikan pepes Ikan asam padeh
an
e mpe
Tempe goreng Tahu pepes Teri kacang
hnnpm
Bobor bayam Gado-gado Sup sayuran Sayur lodeh
Pepaya Jambu Air Mangga Melon

39
Lampiran 11. Menu 41ntuk Lanjut Usia Dengan Berat Badan Kurang

SYARAT DAN CONT H MENU UNTUK LANJUT USIA DENGAN BERAT BADAN
KURANG
1. Jika seseorang engalami kekurangan berat badan maka makanan yang
diberikan adalah akanan yang mengandung tinggi kalori dan tinggi Protein.
(TKTP)
2. Diet TKTP adalah diet yang mengandung energy dan protein diatas kebutuhan
normal. Diet diberi an dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan
sumber protein tin gi seperti susu, telur dan daging, atau dalam bentuk minuman
enteral nutrisi. Die ini diberikan bila pasien mempunyai cukup nafsu makan dan
dapat menerima akanan lengkap.

Makanan yang dianj rkan


a. Sumber karbohidr t: nasi, mie, roti, macaroni, dan hasil olah tepung tepungan,
seperti cake, pudi g, pastry, ubi, dan karbohidrat sederhana seperti gula.
b. Sumber Protein: d ging sapi, ikan , ayam , telur, susu dan hasil olahnya seperti
keju, yoghurt dan a cream. Semua jenis kacang kacangan dan hasil olahnya,
seperti tempe, tah , pindakas.
c. Sayuran, semua j nis sayuran, seperti bayam, buncis, kacang panjang,labu
siam, wortel, dan I in lain
d. Buah buahan . se ua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering dan jus buah

Bahan makanan ya g tidak dianjurkan


Makanan yang dim sak dengan banyak minyak, atau kelapa atau santan
kelapa.

Contoh Menu Sehari

Nilai Gizi
Energi : 21(0 Kalori
Protein : 85 gram
Lemak : 40 gram
Karbohidrat : 32 gram

rest
WAKTU MENU I URT
2 lembar+1
PAGI Roti isi t ur 80+50
butir
susu 20 1 gelas

40
10.00 Sari buah 100 1 gelas
Kue sus 50 1 potong
SIANG Nasi 150 1 gelas
Empal gepuk 50 1 potong
Tempe goreng 50 1 potong
sayur lodeh 100 1 gelas
alpukat 100 1 potong
16.00 Bubur kacang ijo 25 1 gelas
MALAM nasi 100 % gelas
Semur Ayam 50 1 potong
Tahu bakso 100 1 potong
Sayur sup 100 1 gelas
pisang 75 1 buah
susu 20 1 gelas

Lampiran 12. Menu Untuk Lanjut Usia Dengan Beret Badan Lebih ( Kegemukan)

SYARAT DAN CONTOH MENU UNTUK LANJUT USIA DENGAN BERAT BADAN
LEBIH ( KEGEMUKAN)
Jika berat badan berlebih maka harus mengurangi konsumsi sumber energi untuk
menurunkan berat badan sampai mencapai berat badan normal.

Diet rendah energi untuk usia lanjut harus memenuhi syarat sebagai beikut ;
1. Energi dikurangi sampai dengan 500 Kalori dari kebutuhan normalnya.
Sebaiknya berasal dari karbohidrat dan lemak
2. Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5 gram per kg Berat Badan per hari
3. Lemak sedang, yaitu 20-25 % dari kebutuhan Energi total . Usahakan berasal
dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh
4. Karbohidrat sedikit lebih rendah yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total.
Gunakan lebih banyak sumber karbohidrat komples untuk memberi rasa
kenyang dan mencegah konstipasi. Sebagai alternatif bisa digunakan gula
buatan sebagai pengganti gula pasir.

Bahan Makanan yang dianjurkan :


a. Sumber karbohidrat : karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, ubi, singkong,
talas, kentang dan cereal,
b. Sumber protein: daging tidak berlemak, ayam tanpa kulit, ikan , telur, susu

41
rendah lemak, ka ng kacangan, tempe , tahu, susu kedele.
c. Sayuran yang ban yak mengandung serat dan diolah tanpa santan kental
d. Buah, semua ma cam buah diperbolehkan terutama yang banyak mengandung
serat.

Bahan makanan ya g tidak dianjurkan :


a. Sumber karbohidr t sederhana, seperti gula pasir, gula merah, sirup, kue yang
manis dan gurih
b. Sumber protein, aging berlemak yang diolah dengan santan kental, atau
digoreng
c. Buah buahan : du Ian, alpukat, manisan buah

Contoh Menu Sehari

Nilai Gizi
Energi : 150 Kalori
Protein 80 gram
Lemak : 35 gram
Karbohidrat : 23 gram

rea
WAKTU MENU I URT
Roti b kar isi orak arik telur 2 lembar +
PAGI 80 +50 1 butir
Jus w rtel dan papaya 100 1 gelas
10.00 Apel 100 1 buah
Susu skim 20 1 gelas
SIANG Nasi 150 1 gelas
Ikan pes 50 1 potong
Tumi Tempe 50 1 potong
Sayur asem 100 1 gelas
Lalap an sambal 100 1gelas
Jus J mbu biji 100 1 gelas
16.00 Pisan kukus 50 1 potong

MALAM Kenta g Panggang 100 1 buah

42
Semur Ayam 50 1 potong
Perkedel Tahu panggang 75 1 potong
Setup brokoli +Wortel+buncis 100 1 gelas
mangga 75 '/2 buah

Lampiran 13. Diet Beberapa Penyakit Pada Lansia

Pada lanjut usia ( lansia ) sering dijumpai menderita beberapa penyakit yang bersifat
multipatologi, disebut "Geriatri".Penyakit yang sering dialami oleh lanjut usia antara
lain osteoporosis, diabetes mellitus, kardiovaskular, malnutrisi, hipertensi dan lain
lain.

A. Diet untuk lansia yang menderita Osteoporosis


Osteoprosis adalah penyakit kronik yang ditandai dengan rendahnya massa
tulang.Faktor nutrisi adalah bagian penting bagi kesehatan tulang, zat gizi yang
berperan adalah kalsium. Apabila konsumsi kalsium kurang maka kalsium akan
diambil dari tulang untuk mempertahankan keadaan kalsium normal dalam
darah.

Pengaturan Diet:
a. Kebutuhan energi sesuai umur (25-30 Kalori per kg berat badan per hari).
b. Protein 0,8-1,0 gram per kg Berat badan per hari terutama dari protein
nabati, karena protein hewani terutama daging , menyebabkan kalsium
keluar melalui urin.
c. Cukup vitamin D 400 IU per hari, Vitamin A 800 RE/retinol 0,8 mg per hari
d. Cukup mineral, kalsium 1000-1500 mg per hari, zink , mangan, tembaga,
fluoride yang berperan dalam pembentukan tulang yang sehat
e. Dianjurkan untuk meluangkan waktu berjemur selama 10-15 menit per hari
di waktu pagi hari

Bahan makanan yang dianjurkan


a. Sumber Kalsium : susu, produk susu seperti yoghurt, keju, ice cream; ikan
yang dimakan dengan tulangnya seperti ikan ter!, bandeng presto tulang
lunak ; kedele dan produk hasil olahnya seperti susu kedele , tahu, tempe;
sayuran seperti bayam dan brokoli
b. Sumber vitamin D: kuning telur, susu fortifikasi dan margarine

43
Bahan makanan y^ ing tidak dianjurkan :
Makanan tinggi se 'at yang dimakan bersama dengan makanan sumber kalsium
karena tinggi sera dapat menghambat penyerapan kalsium. Misalnya makan
bekatul dicampur usu; makan teri ikan bersama daun singkong.

Contoh menu sehari

Nilai Gizi
Energi 172 Kalori Kalsium 1224 mg
Protein : 76 ram Vitamin A : 28459 IU
Lemak 39! ram Besi : 16,3 mg
Karbohidrat 281 gram Pospor : 1301 mg

WAKTU MENU I Berat ( gram) URT


PAGI Nasi 100 3 gelas belimbing
Kering mpe 50 5 sendok makan
+ teri +20 2 sendok makan
Bening ayam +jangung 50 +50 1 mangkok

Susu S im 25 3 sendok makan


10.00
+gula sir +10 1 sendok makan

Nasi (si ng/s+malam/m) 150 1 gelas


MA M
Ran pe es duri lunak
s/m 50 1 potong
Tahu ba em (s/m) 100 1 potong
Sayur a em (slm) 100 1 gelas
Pisang /m) 75 1 buah
16.00 Jus wo I+nanas 100 +100 1 gelas

MALAM Nasi 100 ' gls


Ayam s mur 50 1 potong
Tempe oreng 50 1 potong
Sayur s p 100 1 gelas
Pepaya 100 1 potong

44
B. Diet untuk lanjut usia yang menderita Diabetes Melitus

Tujuan Diet menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk


menggunakannya, agar penderitamencapai keadaan faali
normal dan dapat melakukan pekerjaan sehari hari seperti
biasa.

Pengaturan Diet :
1. Jumlah energi ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, aktifitas, suhu tubuh dan kelainan metabolic
2. Jumlah hidrat arang disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk
menggunakannya (50-60% total energi)
3. Makanan cukup protein, mineral dan vitamin.
4. Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang diberikan

Makanan yang dianjurkan :


a. Karbohidrat kompleks, seperti: beras merah, beras yang tidak disosoh; dan
kelompok umbi umbian; sayur dan buah
b. Sumber lemak dari kelompok lemak tidak jenuh tunggal seperti : minyak
zaitun (olive oil), alpukat, kacang tanah, kacang mede, almond.

Makanan yang tidak dianjurkan :


karbohidrat sederhana (Refine) seperti gula pasir, permen, sirup, madu,
termasuk kue kue dari tepung tepungan seperti cake, kue bolu dan biscuit

45
Contoh menu :

Nilai Gizi :
Energi : 1703 Kalori Kalsium : 531 mg
Protein : 66 gi am Vitamin A : 15552 IU
Lemak : 73,7 ram Besi : 20 mg
Karbohidrat : 210( ram Pospor : 827 mg

WAKTU MENU I Berat ( gram) URT


PAGI Lont ng sayur 150 2 buah sedang
Telur pindang 50 1 butir
ayu buncis/kacang
100 1 gelas
-panja ng
Sus kedele 200 cc 1 gelas

10.00 Pep a 100 1 potong

SIANG Nasi 150 1 gelas


Ran esmol 50 1 potong
Tahu isi 75 1 potong
Tumi kangkung 100 1 gelas
Melo 100 1 potong

16.00 Jus Ipukat 100 1 gelas

MALAM Nasi erah 100 3% gelas


Sate yam 50 5 tusuk
Tahu schotel/panggang 50 1 potong
Sup ayur 100 1 gelas

I Jeru 100 1 buah

46
C. Diet untuk komplikasi penyakit Jantung
Berbagai penyakit Jantung sering menjadi komplikasi lanjut usia biasanya
ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.
Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, kenaikan trigliserida serta penurunan kolesterol HDL

Tujuan Diet :
a. Menurunkan berat badan (BB) bila terlalu gemuk dan mempertahankan
pada batas normal
b. Mengurangi/menghilangkan penimbiunan cairan/garam
Pengaturan Diet :
a. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan bila terlalu gemuk diberikan
pengurangan energy
b. Protein diberikan 15% dari total kebutuhan energy
c. Karbohidrat dibatasi , antara 50-60% dari total energy . Pengurangan terutama
berasal dari karbohidrat murni seperti pengunaan gula pasir dikurangi
d. Lemak < 20 % dari total kebutuhan energy , diutamakan menggunakan lemak
tidak jenuh ganda seperti yang terdapat dalam minyak jagung , minyak
kedele , minyak biji bunga matahari dan lain lain
e. Kolesterol dibatasi sehari 300-500 mg
f. Serat cukup antara 20-30 gr/hari berupa serat yang dapat larut seperti
pektin yang terdapat dalam apel, kesemek dan lain lain.
g. Mengurangi natrium terutama apabila ada edema dan hipertensi
Bahan Makanan yang dianjurkan ;
Lemak tidak jenuh, misalnya minyak jagung , minyak kedele , minyak biji
bunga matahari, minyak kapas , minyak zaitun , minyak kacang , kacang
tanah , kacang made , alpukat
Bahan makanan yang tidak dianjurkan :
a. Bahan makanan tinggi kholesterol atau minyak jenuh dapat meningkatkan
kadar cholesterol darah seperti otak, jeroan ( limpa, jantung, paru, babat),
kuning telur, udang , susu full cream , lemak dari daging ( sapi, kambing ), kulit
ayam , mentega , keju, margarine , santan , minyak kelapa , minyak kelapa
sawit, kepiting , sosis, kornet , daging asap
b. Bahan makanan sumber karbohidrat sederhana : dapat meningkatkan
trigliserida darah
karbohidrat sederhana ( Refine) seperti gula pasir, permen , sirup, madu,
termasuk kue kue dari tepung tepungan seperti cake , kue bolu dan biscuit

47
Contoh menu sehar

Nilai Gizi :
Energi : 722 Kalori Vitamin A 11257 IU
Protein : 8,3gram Besi 15,1 mg
Lemak : 4,6 gram Kalsium 636 mg
Karbohidrat : 75 gram Pospor 1157 mg

WAKTU MENU I Berat !Gram URT


PAGI R i gandum 80 2 lembar
sen o
S at kacang 20
makan
Ju wortel + tomat 50+50 1 gelas
S u Skim 20 3 sdk mkn

10.00 Ju alpukat 100 1 gelas

SIANG N si merah 150 1 gelas


Ik in Tuna Asam Padeh 50 1 potong
S to Tempe 50 1 potong
S lad sayuran (+ olive oil) 100 1 gelas
P paya 100 1 potong

16.00 J ung manis rebus 100 1 potong

MALAM N si
i 100 3 gelas
in pepes 50 1 potong
u bacem 75 1 potong
ur asem 100 1 gelas
Pi ang 75 1 potong

48
MENU UNTUK PENDERITA JANTUNG KORONER

WAKTU MENU I MENU II


PAGI Nasi Roti gandum
Kering Tempe + teri Selai kacang
Bening bayam Jus wortel + tomat
Susu Skim

10.00 Kacang rebus Jus alpukat

SIANG &
MALAM Nasi Nasi merah
Ikan pepes Ikan Tuna Asam Padeh
Tahu bacem Sate Tempe
Sayur asem Salad sayuran (+ olive oil)
Pisang Pepaya

16.00 Jus wortel+nanas Jagung manis rebus

D. Diet untuk penderita Hipertensi

Tujuan Diet : Membantu menghilangkan potensi garam/air dalam jaringan


tubuh clan menurunkan darah pada hipertensi

Pengaturan diet
a. Energi diberikan sesuai kebutuhan, bila terlalu gemuk diberikan pengurangan
energy
b. Protein 0,8 - 1 gram/hari atau 15% dari total energy sehari
c. Natrium diberikan sesuai berat tidaknya hipertensi. Penggunaan garam
dapur dikurangi sesuai kebutuhan natrium
d. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit
e. Frekuensi pemberian makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien

49
Bahan makanan ang dianjurkan :
a. Bahan maka an yang tinggi kalium untuk membantu menyeimbangkan
nilai elektrolit alam darah sehingga menurunkan natrium: sayuran , seperti
bayam , daun ingkong , daun pepaya; buah buahan , seperti pisang, melon,
alpukat , toma ; umbi umbian , seperti kentang, singkong, ubi
a. Bahan maka an tinggi kalsium : susu , produk susu seperti yoghurt, keju,
ice cream ; !ken yang dimakan dengan tulangnya seperti ikan teri , bandeng
presto tulang lunak ; kedele dan produk hasil olahnya seperti susu kedele,
tahu, tempo ; ayuran seperti bayam dan brokoli

Bahan makanan ang harus dibatasi :


a. Garam natriu : garam dapur, MSG, soda kue (natrium bikarbonat ), natrium
benzoate ( pe gawet), Dalam sehari, garam dapur diperbolehkan hanya 5
gram atau 1 ndok teh pares
b. Makanan ya g diberi garam Natrium pada pengolahan : seperti biskuit,
kraker, cake, dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur dan atau
soda kue, d ndeng, abon, kornet, ikan asin , telur asin, keju, margarin,
kecap, taoco

50
Contoh Menu Seharl
Nilai Gizi
Energi : 1674Kalori Vitamin A : 14039 IU
Protein : 61,4gram Besi :21 mg
Lemak : 44,7gram Kalsium :649 mg
Karbohidrat : 266 gram Pospor : 1235 mg

WAKTU MENU I Breat (Gram) URT


PAGI Nasi 100 ' gelas
Telur rebus + sambal tomat 50 +50 1 potong
Lalap daun kemangi, ketimun 100 1 gelas
Air jeruk 50 1 buah

10.00 Pisang 75 1 buah


SIANG Nasi 150 1 gelas
2 sen o
Pepes ten basah 50
makan
Terik Tempe 50 (santan 25) 1 potong
100(sayuran)+10
Urap sayuran 1 gelas
(kelapa muds)
Pepaya 100 1 potong

16.00 Ubi rebus 100 1 potong

MALAM Nasi merah 100 3/gelas


Ayam panggang 50 1 potong
Tempe bacem 50 1 potong
Sayur asem 100 1 gelas
a ap aun kemangi, s a a,
100 1 gelas
Mangga 100 1 buah

51
ENU UNTUK PENDERITA HIPERTENSI

WAKTU MENU I MENU II


PAGI Nas Bubur manado isi sayuran
Telu rebus + sambal tomat + Ikan cakalang
Lal daun kemangi,
Susu Skim
keti un
Air j ruk Pisang

10.00 Pis ng Puding buah

SIANG &
MALAM Nas Nasi merah
Pep s teri basah Ayam panggang
Teri Tempe Tempe bacem
Ura sayuran Sayur asem
Lalap daun kemangi, slada, daun
Pep ya
pohpohan
Mangga
16.00 Ubi rebus Jus melon

D. Diet untuk pen rita Arthritis Gout


Kelainan metab lisme protein menyebabkan kadar asam urat dalam darah
meningkat. Krist I asam urat akan menumpuk di persendian yang menyebabkan
rasa nyeri dan ngkak pada sendi. Pada penderita gout perlu pembatasan
konsumsi lemak, protein, purin untuk menurunkan kadar asam urat. Disarankan
banyak minum a putih minimal 8 gelas sehari

Bahan makanan ang diperbolehkan:


a. Bahan maka an sumber Energi seperti nasi, jagung, macaroni, mie, bihun,
ubi, singkon , tales, sagu, havermot.
b. Makanan su ber protein, seperti susu dan hasil olahnya (keju), telur.
Daging, aya , ikan, udang dibatasi maksimum 50 gram per hari. Kacang
kacangan ke ing maksimum 25 gram perhari atau tahu, tempe 50 gram per
hari

52
Bahan makanan yang harus dihindari:
a. Makanan yang berkadar purin tinggi, yaitu antara 150-180 mg per 100 gram
bahan makanan, seperti hati, ginjal, jantung, limpa, paru paru, otak, sarden,
ekstrak daging dan ragi
b. Makanan yang berkadar purin sedang, yaitu antara 50-150 mg per 100
gram bahan makanan, daging, ikan, kerang, kacang kacangan, kacang
buncis, bunga kol, bayam, asparagus dan jamur

Contoh Menu Sehari


Nilai Gizi
Energi : 1708 Kalori Vitamin A 19536 I U
Protein : 43,8 gram Besi 12,5 mg
Lemak : 48,6 gram Kalsium 682 mg
Karbohidrat ; 281 gram Pospor 842 mg

WAKTU MENU I Breat


(Gram) URT
PAGI Nasi 100 % gelas
Telur dadar isi sayuran 50 +20 1 potong
tomat 50 1 buah
susu 25 1 gelas

10.00 Slada buah 100 1 gelas

SIANG Nasi 150 1 gelas


Ikan bakar saos kecap 50 1 potong
Setup wortel 100 1 gelas
Sayur asem 50 1/2 gelas

Pepaya 100 1 potong

u ing maizena +saos


16.00 50 1 potong
sirup

MALAM nasi 100 % gelas


Semur tahu 75 1 potong
Tumis sawi +tomat 75+25 1 gelas
Lalap ketimun 100 1 gelas
pisang 75 1 buah

53
Lampiran 14. Cont h Menu Untuk Lansla Tanpa Gigi dan Konst/pas!

ENU UNTUK LANSIA TANPA GIGI

WAKTU MENU I MENU II


PAGI Bu b u r Sumsum Mie kuah ( Mie diremukkan )
Tel r ceplok air + Telur/dag ing giling/tahu
Jus tomat + caisim ( potong kecil & empuk )
Airjeruk
Bu t ur kacang hijau/ kacang Puding caramel
10.00
tan h tumbuk/selai kacan g
SIANG & Kentang pure
Na i lembik
MALAM
Se ur hati ayam Gadon da g in g
Per edel tahu/tempe Sapo Tofu
Sayur bening bayam + labu
Sa ur godog labu siam kunin
16.00 Pis ng Jus apel + jeruk peras
Ku talam Nagasari

MENU UNTUK LANSIA DENGAN KONSTIPASI

WAKTU MENUI MENUII


PAGI Bu t ur ayam Bubur Havermut + kecap
+T lur + Abon
Jus wortel Tempe mendoan
Air jeruk
10.00 Pe a a Rujak serut
SIANG Nasi merah lembik
Na i lembik
MALAMM
lka pindang Loaf a yam saus asam manis
Tu is tempe Perkedel tahu
Sa ur bening daun katuk Sup sayuran
Ju mangga Jus apel den an kulit)
16.00 Bis wit +teh hangat biskuit gandum + teh hang at

54

Anda mungkin juga menyukai