Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KELOMPOK

PRAKTIK KEPERAWATAN DASAR

KEBUTUHAN AKTIVITAS

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Dasar

Pembimbing Akademik : Ns. Erni Suprapti,S.Kep,M.Kep

Disusun Oleh :

1. Annisa Istiqomasari T 15.016


2. Atika Yunia Sari 15.021
3. Nanda Rahma Destari 15.073
4. Novita Angga 15.075
5. Reksy Nur Huda P 15.093
6. Tri Harjanta Janu W 15.106

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2016

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul PRAKTIK KEPERAWATAN DASAR
KEBUTUHAN AKTIVITAS

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah keperawatan dasar.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan semua pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah banyak membantu.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata
sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, demi kelancaran dan kesempurnaan makalah ini, kami mengharap saran
dan kritik dari semua pihak.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada
khususnya dan bermanfaat bagi pembaca serta masyarakat pada umumnya.

PENULIS

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTRA ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

1. Anatomi fisiologi pendukung kebutuhan aktivitas

2. Definisi kebutuhan aktivitas

3. Tanda-tanda kebutuhan terpenuhinya kebutuhan aktivitas

4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan aktifitas

5. Gangguan kebutuhan yang terjadi

6. Tindakan keperawatan

BAB III LAPORAN ANALISA SINTESA

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan dimana manusia


memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan
aktiivitas/pergerakan dan istirahat tidur merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia mempunyai kebutuhan
untuuk bergerak agar dapat memenuhi kebuthan dasarnya dan melindungi diri
dari kecelakaan. Mobilisasi merupan kemampuan seseorang untuk bergerak
bebas, mudah,teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat
dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier,1995). Mobilisasi dibagi
menjadi 2, yaitu mobilisasi pasif dan aktif. Mobilisasi pasif dimana pasien
dalam menggerakan tubuh dibantu orang lain secara total. Mobilisasi aktif
adalah pasien dalam menggerakan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa
bantuan orang lain.

Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana


dengan adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan yang meliputi
perubahan fisik,mental,dan sosial. Kebutuhan dasar ibu hamil sangat
mempengaruhi kesehatan ibu maupun janin selama masa kehamilan. Tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar ibu hamil, akan berdampak pada kesehatan ibu
selama kehamilan dan juga secara langsung mempengaruhi proses persalinan
kelak.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Sebutkan Anatomi fisiologi pendukung kebutuhan aktivitas

2. Jelaskan Definisi kebutuhan aktivitas

3. Sebutkan Tanda-tanda kebutuhan terpenuhinya kebutuhan aktivitas


4. Sebutkan Faktor yang mempengaruhi kebutuhan aktifitas

5. Sebutkan Gangguan kebutuhan yang terjadi

6. Sebutkan Tindakan keperawatan

C. TUJUAN

1. Tujuan umum :

Mahasiswa mampu memahami konsep kebutuhan aktivitas dan dapat


mempresentasikan dalam asuhan keperawatan

2. Tujuan khusus:

a. Mengetahui anatomi fisiologi kebutuhan aktivitas

b. Mengetahui definisi kebutuhan aktivitas

c. Mengetahui tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan aktivitas

d. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan aktivitas

e. Mengetahui gangguan kebutuhan yang terjadi

f. Mengetahui tidakan keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

1. ANATOMI FISIOLOGI KEBUTUHAN AKTIVITAS

A. ANATOMI

a) Tulang
Berfungsi secara mekasis untuk membentuk sebuah rangka, tempat
penyimpanan cadangan mineral, terdapat tiga jenis tulang yaitu tulang
pipih pada tulang kepala dan pelvis, tulang kuboid seperti tulang
vertebral dan versial dan tulang panjang bagian ujung dilapisi
kartilago,
b) Otot dan tendon
Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh
bergerak sesuai dengan keinginan. Tendon adalah suatu jaringan ikat
yang melekat sangat kuat pada tempat insersinya. Terputusnya tendon
akan mengakibatkan kontraksi otot tidak dapat menggerakkan organ
sehingga diperlukan penyambung atau jahitan agar dapat berfungsi
kembali
c) Ligament
Bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Pada lutut
merupakan struktur panjang stabilitas, oleh karena itu jika terputus
akan mengakibatkan ketidakstabilan.
d) Sistem syaraf
Terdiri dari sistem syaraf pusat dan tepi. Setiap syaraf memiliki bagian
somatic dan otonom. Bagian somatic memiliki fungsi sensorik dan
motorik kerusakan pada sistem syaraf pusat seperti pada fraktur
menyebabkan gangguan daerah yang diinerversi.
e) Sendi
Merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi
membuat segmentasi dari kerangka tubuh dan memungkinkan gerakan
antar segmen dan berbagai derajat pertumbuhan tulang.
(Hidayat,2013)
B. FISIOLOGI
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara sistem
musculoskeletal dan sistem persyarafan.
a. Sistem musculoskeletal berfungsi sebagai :
- Pendukung dan pemberi bentuk tubuh
- Pelindung bagian tubuh tertentu
- Tempat melekatnya otot tendon
- Sumber mineral seperti garam dan pospat
- Tempat produsiknya darah
b. Sistem otot berfungsi sebagai :
- Pergerakan
- Membentuk postur
- Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi
(Hidayat,2013)

C. KEBUTUHAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS


A. Mobilitas
Kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas dalam rangka
mempertahankan kesehatannya.
Jenis mobilitas
1. Mobilitas penuh
Kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dab
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas untuk
mempertahankan kesehatannya.
2. Mobilitas sebagian
Kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan
tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleg
gangguan syaraf motoric dan sensorikpada area tubuh.
- Mobilitas sebagian temporer
Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya sementara. Yang disebabkan oleh trauma reversible
pada musculoskeletal.
- Mobilitas sebagian permanen
Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya menetap. Yang disebabkan rusaknya sistem syaraf
yang reversible.
B. Imobilitas
Keadaan seseorang tidak secara bebas untuk bergerak, mengngat
kondisi yang mengganggu pergerakan,seperti tauma tulang belakang.
Jenis imobilitas
a. Imobilitas fisik
Pembatasan untuk bergarak secara fisik dengan tujusan mencegah
terjadinya gangguan komplikasi pergerakan.
b. Imobilas intelektual
Keadaan ketika seseorang mengalami keerbatasan daya piker.
c. Imobilita emosional
Keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan emosional
karena adanya kebutuhan secara tiba-tiba dalam menyesuakan diri.
d. Imobilitas social
Keadaaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan
interaksi social karena keadaan penyakitnya sehingga
mempengaruhi perannya dalam masyarakat
(Hidayat,2013)

2. DEFINISI KEBUTUHAN AKTIVITAS


Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda
kesehatan adalah lemampuan seorang melakukan aktivitas seperti
berdiri,berjalan,dan bekerja. Kemampuan seseorang tidak terlepas dari
keadekuatan sistem pernafasan dan muskuluskeletal.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yag saling
berhubungan dengan kebutuhan dasar dan tidur,dan saling mempengaruhi
manusia yang lain seperti istirahat.
(Hidayat,2004)

3. TANDA-TANDA TERPENUHINYA KEBUTUHAN AKTIVITAS


a) Pasien dapat melakukan mobilisasi dan aktivitas secara bebas dan
mandiri
b) Tidak ditemukan keluhan yang berarti
c) Tidak ditemukan gangguan atau kerusakan pada sistem atau
anatomi yang mendukung kebutuhan beraktivitas
d) Bebas dari gangguan kenyamanan
e) Memunyyai kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan
f) Merasa segala sesuatu dapat diatasi
g) Merasa diterima dimanapun berada
(Hidayat,2004)

4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN AKTIVITAS


a. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan menimbulkan keadaan yang tidak optimal
pada organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau
kelemahan sehingga dapat mempengaruhi postur.
b. Nutrisi
Merupakan bahan untuk menghasilkan energy yang digunakan dalam
membantu proses pengaturan keseimbangan organ, otot,tendon,
ligament, dan persendian. Apabila status gizi kurang, kebutuhan
energy pada organ akan berkurang sehingga dapat mempengaaruhi
prose keseimbangan.
b. Emisi
Menyyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan
tubuh.
c. Gaya hidup
Dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau buruk. Gaya tidur
yang tidak sehat dapat mempengaruhi postur tubuh .
d. Perilaku dan nilai
Merupakan usaha koordinasi dari muskoloskeletal dan sistem
persyarafan untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat.
Kebutuhan bergerak sangat dibutuhkan mengingat pergerakan dapat
memenuhi kebutuhan dasar manusia melindungi diri dari kecelakaan.
(Hidayat,2013)

5. GANGGUAN KEBUTUHAN YANG TERJADI

a. Imobilitas adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak


secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas).
Misal mengalami trauma tuang belaang ,cedera otak disertai fraktur
pada ekstermitas dan sebagainyai. Imobilitas dibagi menjadi 4, yaitu
imobilitas fisik,intelektual,emosional dan sosial

b. Perubahan sistem tubuh

- Perubahan metabolisme

Imobilitas dapat menurunkan kecepatan metabolisme dalam tubuh

- Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit

Imobilitas mengakibatkan persediaan protein menurun dan


konsentrasi serum berkurang sehingga dapat mengganggu
kebutuhan cairan.

- Gangguan perubahan zat giziat makanan pada tingkat sel


menurun, dimana sel tidak lagi menerima glukosa. Disebabkan
oleh turunnya protein dan kalori dapat mengakibatkan perubahan
zat.

- Gangguan fungsi gastrointestinal

Imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna,


sehingga penurunan jumlah masukan yang cukup dapat
menyebabkan keluhan

- Perubahan sistem pernafasan

Hemoglobin menurun,ekspansi paru menurun dan terjadinya


lemah otoot yang menyebabkan metabolisme terganggu.

- Perubahan sistem kardiovaskuar

Hipertensi ortastatik,meningkatnya kerja jantung dan terjadinya


pembentukan trombus.
- Perubahan sistem musculuskeletal

Menurunnya masa otot atau kekuatan otot, dan gangguan skeletal


seperti kontraktur sendi dan osteoporosis

- Perubahan sistem integument

Penurunan elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah


akibat imobilitas

- Perubahan eliminasi

Penurunan jumlah urine yang mungkin disebabkan oleh


kurangnya asupa dan penurunan curah jantung

- Perubahan perilaku

Saat mengalami imobilisasi seseorang akan mengalami perubahan


peran, konsep diri, kecemasan dan lain-lain

(Hidayat,2013)

6. TINDAKAN KEPERAWATAN

1) Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien

Pengaturan posisi pasien dapat disesuaikan dengan tingkat gangguan,


seperti posisi fowler, sim, trendelenbreg, dorsal recumbent, dan genu
pectoral.

a) Posisi fowler

Posisi setengah duduk atau duduk, dimana baguan kepala


tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan
untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernafasan pasien. Berikan sandaran atau bantal pada tempat
tidur pasien untuk posisi semifowler (30-40 derajat) dan untuk
fowler (90 derajat)

b) Posisi sim

Posisi miring ke kanan atau ke kiri. Posisi ini dlakukan untuk


memberi kenyamanan dan memberikan obat melalui anus.
Dengan cara pasien dalam keadaan berbaring, kemudian
miring ke kiri dengan posisi badan setengah tertelunkup dan
kaki kiri lurus lutu. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.

c) Posisi trendelebreg

Posisi ini berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih


rebdah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk
melancarkan peredaran darah ke otak. Dengan cara pasien
dalam keadaan berbaring terlantang, letakkan bantal diantara
kepala dan ujung tempat tidur pasien, dan berikan bantal di
bawah lipatan luut.

d) Posisi dorcal recumbent

Posisi ini pasien berbaring telantang dengan kedua lutut fleksi


(ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini
dilakukan untuk merawat dan memeriksa daerah genetalia serta
pada proses persalinan. Dengan cara lutut ditekuk, regangkan
paha, telapak kaki menghadap ke tampat tidur, dan
renggangkan kedua kaki

e) Posisi lithotomi

Posisi ini pasien berbaring terlentang dengan mengangkat


kedua kaki dan menariknya ke bagian perut. Posisi ini
dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan
dan pemasangan alat kontrasepsi. Pasien pada keadaan
berbaring telantang, kemudian angkat kedua pahanya dan tarik
kearah perut. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat
terhadap paha. Letakkan bagian lutut atau tungkai kaki pada
tempat tidur khusus untuk posisi lithotomi.

f) Posisi genu pectoral

Posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan


dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini
dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Dengan cara anjurkan pasisen untuk posisi mungging dengan
kedua kaki ditekuk dan dada enempel pada kasur tempat tidur.

2) Latihan ROM aktif dan pasif

Pasien yang mobilitas sendirinya terbatas karena penyakit atau trauma


memerlukan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilitas.
Latihan ini dilakukan untuk memelihaa dan mempertahankan kekuatan
otot serta memelihara mobilitasi persendian.

a) Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku
menekuk dengan lengan. Pegang tangan pasien dengan satu tangan
yang lain memegang pergelanagn tangan pasien. Tekuk tangan
pasien ke depan sejauh mungkin

b) Fleksi dan ekstensi siku

Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan


telapak mengarah ke tubuhnya. Letakkan tangan diatas siku pasien
dan pegang tangannya dengan tangan yang lain, tekuk sisku pasien
sehingga tangannya mendekat bahu. Lakukan dan kembalikan
pada posisi semula.

c) Pronasi dan supinasi lengan bawahh

Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku


menekuk. Letakkan satu tangan perawat pada pergeanagn pasien
dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya. Putar lengan
bawah pasien sehingga talapak menjauhinya. Putar lengan bawah
pasien sehingga telapak tangannya menghadap kearahnya.

d) Pronasi fleksi bahu

Atur posisi tangan pasien di sisi tubuhnya, latakkan satu tanagn


perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan
tangan lainnya angakat lengan pasien pada posisi semula.

e) Abduksi dan adduksi

Atur posisi lengan pasien disamping badannya, letakkan satu


tanagn perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien pasien
dengan tangan satunya. Garakkan lengan pasien menjauh dari
tuubuhnya kearah perawat.

f) Rotasi bahu

Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur


telapak tagan menghadap ke bawah. Gerakkan lengan bawah ke
belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan
menghadap ke atas.

g) Fleksi dan ekstensi jari-jari


Peganag jari-jari pasien dengan satu tangan sementara tangan
lainnya memegang kaki. Bongkokkan (tekuk) jari ke bawah,
luruskan jari kemudian dorong ke belakang.

h) Insersi dan efersi kaki

Putar kaki kedalam sehingga telapak kaki menghadap kaki lainnya,


putar kaki keluar sehingga bagia telapak kaki menjauhi kaki yang
lain.

i) Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki

Tekuk pergelangan kaki, arahakan jari-jari kaki ke arah dada


pasien, tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.

j) Fleksi dan ekstensi lutut

Angkat kaki tekuk pada ltu dan paha, lanjutkan menekuk lutut ke
arah dada sejauh mungkin, kebawahkan kaki dan luruskan lutut
dengan mengangkat kaki ke atas

k) Rotasi pangkal paha

Putar kaki menjauhi perawat, putar kaki mendekati perawat

l) Abduksi dan adduksi pangkal paha

Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari
tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien, gerakkan kaki
mendekati badan pasien.

(Hidayat,2013)
LAPORAN ANALISA SINTESA

TINDAKAN MELATIH BERJALAN

Pada ny.Y di RUANG BOUGENVILE RST BHAKTI WIRA TAMTAMA

SEMARANG

A. KELANGKAPAN DATA

Ny.Y umur 34 tahun, pasien mengatakan mengalami keterbatasan


gerak yang disebabkan oleh nyeri pada luka bekas operasi cesar di daerah
perut. pada anatomi pendukung kebutuhan aktivitas dan mobilitas didapatkan
kontraksi pada otot punggung, kelemahan pada sendi tangan yang tidak bisa
menggenggam secara maksimal, kekakuan pada otot di daerah perut dan
kelemahan otot paha untuk menopang tubuh. Pasien mengatakan merasa tidak
nyaman berada di atas tempat tidur seharian.

B. DASAR PEMIKIRAN

Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan dimana manusia


memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan
aktiivitas/pergerakan dan istirahat tidur merupakan satu kesatuan yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia mempunyai kebutuhan
untuuk bergerak agar dapat memenuhi kebuthan dasarnya dan melindungi diri
dari kecelakaan. Mobilisasi merupan kemampuan seseorang untuk bergerak
bebas, mudah,teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat
dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier,1995).

Pada saat seseorang mengalami keadaan imobilitas seseorang tersebut


bisa dikatakan mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan
aktivitasmnya, saat tidak melakukan aktivitas metabolisme di dalam tubuh
dapat terganggu, hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah yang akan
timbul.

C. TINDAKAN KEPERAWATAN

Melatih berjalan

D. PRINSIP KEPERAWATAN

Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Bina hubungan saling percaya

Memonitor ekspresi dan keadaan umum pasien

E. ANALISA SINTESA

Perawat menjelaskan tentang tujuan dan prosedur kepada pasien. Pada


tahap awal dilakukan relaksasi dan kontraksi otot dan sendi pada bagian otot
dan sendi yang mengalami kekakuan, kelemahan dan ketidak maksimalan
fungsi. Relaksasi pada otot yanga kaku dapat dilakuakan dengan nafas dalam,
pasien menghirup nafas dan megancangkan otot di daerah yang mengalami
kekakuan, kemudian menghembuskan nafas melalui hidung dengan
melemaskan otot yang kakau tersebut. Setelah bebrapa kali dilakukan
relaksasi pada otot yang kaku pasien dibantu untuk berdiri, saat pasien
melakukan pemindahan posisi perhatikan keadaan dan ekspresi pasien,
apabila pasien mengeluhkan pusing aanjurkan untuk berhenti dan latih
relaksasi dengan nafas dalam. Setelah berdiri anjurkan pasien untuk berjalan
dan berpindah dari tempat tidur ke kursi. Monitor ekspresi pasien, anjurkan
pasien untuk berpindah lagi dari kursi ke tempat tidur.

F. HASIL YANG DIDAPAT

Pasien dapat melakukan perpindahan dari tempat tidur ke kursi dan


sebaliknya. Keluhan nyeri berkurang, kontraksi dan kelemahan otot teratasi.
G. BAHAYA YANG MUNCUL

Bahaya yang muncul dari tindakan keperawatan adalah terjatuh

H. TINDAKAN KEPERAWATAN LAIN

Monitor keadaan umum dan tenda-tanda vital pasien


BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem tubuh manusia yang berperan dalam kebutuhan dasar aktifitas


antara lain yaitu tulang,otot,ligament,sistem saraf,sendi,dan tendon. Mobilitas
adalah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas dalam rangka
mempertahankan kesehatannya. Imobilitas adalah Keadaan seseorang tidak
secara bebas untuk bergerak, mengngat kondisi yang mengganggu
pergerakan,seperti tauma tulang belakang. Bentuk tubuh yang baik dapat
meningkatkan fungsi dengan baik, mengurangi jumlah energy yang
digunakann mempertahankan keseimbangan mengurangi kecelakaan
memperluas expansi paru dan meningkatkan sirkulasi renal dan gastro
intestinal. Mekanik tubuh merupakan usha koordinasi dari muscolosceletal
dan sistem persyarafan untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat.

B. SARAN

Untuk mahasiswa sebaiknya menggunakan referensi yang lebih banyak


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,A.Aziz.Alimul,2012,Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan Proses


Keperawatan Jilid I,Jakarta,SalembaMedika,

Hidayat,A.Aziz.Alimul,2004,Kebutuhan Dasar Manusia, jakarta, PulbicHealt

Anda mungkin juga menyukai