Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No.

1, Januari 2012

EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP)


PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y

Sefilra Andalucia
Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

Abstract
The rate of fluid production affects the selection of types and sizes of pumps.
This happens because each type of pump has the optimum production rate
according to the recommended based on the type and size of the pump. With the
passage of time and amount of fluid that has been produced from the reservoir,
then the current wells - those wells have decreased so that the pressure is not
able to drain the fluid resevoar naturally flow with the production of high water cut
so that the use of artificial lift in this case the Electric Submergible pump. The
main purpose of ESP is to increase productivity and efficiency of the pump, in a
way needed to do a redesign in order to optimize the use of pumps.

Abstrak
Laju produksi fluida berpengaruh terhadap pemilihan jenis dan ukuran pompa.
Hal ini terjadi karena setiap jenis pompa memiliki laju produksi optimum sesuai
yang dianjurkan berdasarkan jenis dan ukuran pompa tersebut. Dengan
berlalunya waktu dan jumlah fluida yang terproduksikan dari reservoar tersebut,
maka saat ini sumur sumur tersebut sudah mengalami penurunan tekanan
sehingga sudah tidak dapat untuk mengalirkan fluida resevoar secara natural
flow dengan produksi water cut tinggi sehingga digunakan artificial lift dalam hal
ini yaitu Electric Submergible Pump. Tujuan utama ESP adalah meningkatkan
produktivitas dan effisiensi pompa tersebut, dengan cara perlu dilakukannya
desain ulang agar lebih optimal dalam penggunaan pompa.
Kata-kata kunci : Pemilihan Pompa, umur pemakaian, laju alir optimal, dan
efisiensi pompa.

PENDAHULUAN
Berdasarkan kajian yang sebelumnya daerah telitian mempunyai cadangan awal
minyak ditempat sebesar 9,692,63 Mstb. Produksi kumulatif sebesar 3,950,52
Mstb sedangkan untuk sisa cadangan sekarang sebesar 217.21 Mstb. Untuk
rencana ke depan lapangan ini akan ditingkatkan produksinya, dengan jalan
mengevaluasi kembali sumur yang telah mengalami penurunan produksi.
Diantara sumur-sumur yang akan ditingkatkan produksinya terdapat sumur
telitian yang mempunyai laju produksi maksimum 7196 BBL/Day berdasarkan
potensi bulan September 2008 diharapkan dengan mengevaluasi dan
mendesain ulang sumur telitian ini dapat menambah produksi di Lapangan North
Pulai.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Lokasi Daerah Telitian


Struktur di daerah telitian terletak di kecamatan Lirik, Indragiri Hulu-Riau pada
Lintas Trans Sumatera Timur yang berjarak 320 km dari Jambi dan 180 km
dari Pekanbaru dengan ketinggian 43,204 meter diatas permukaan laut. daerah
telitian mempunyai luas dari arah Barat Laut Tenggara dengan panjang 50 Km
sedangkan lebarnya 10 Km. Secara georafis lapangan Y berada pada 017 LS
dan 10216 BT.
Daerah Penelitian terdapat di Cekungan Sumatera Tengah. Cekungan ini
merupakan bagian dari cekungan di Pulau Sumatera yang terbagi menjadi 3
kawasan (Cekungan Sumatera Utara, Cekungan Sumatera Tengah, Cekungan
Sumatera Selatan). Lapangan Y terletak di Cekungan Sumatera Tengah pada
Japura Blok (Gambar 1).

Gambar 1. Keadaan Geologi Daerah Telitian

ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP

3)
Gambar 2. Susunan Lengkap Peralatan ESP
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Produktivitas Index (PI)


Produktivitas Index (PI) merupakan index yang digunakan untuk menyatakan
kemampuan suatu formasi untuk berproduksi pada suatu tekanan tertentu atau
merupakan perbandingan antara laju produksi yang dihasilkan formasi produktif
pada drawdown yang merupakan beda tekanan dasar sumur saat kondisi statis
(Ps) dan saat terjadi aliran (Pwf) dan juga tekanan bubble point karena pada
kondisi Pb dibawah Ps.
Inflow Performance Relationship (IPR)
Harga Index Produktivitas (PI) dari Persamaan (3-1) dapat dinyatakan dalam
kurva IPR berupa garis linier. Jarang fluida berada dalam kondisi satu fasa,
selanjutnya Pwf dibawah Pb dan kondisi yang terjadi setelah itu dua fasa dan
untuk membuat kurva IPR dimana fluida yang mengalir dua fasa, Vogel
mengembangkan persamaan hasil regresi yang sederhana dan mudah
pemakaiannya, pada persamaan Vogel ini ada dua persamaan pada kondisi
yang berbeda yaitu pada kondisi Pb dibawah Pwf dan kondisi Pb diatas Pwf.
Kurva kelakuan Electrical Submercible Pump (Pump Performance Curve)
Beberapa kinerja berbagai pompa dihadirkan dalam bentuk katalog yang
diterbitkan oleh produsen. Kurva kinerja dari suatu electric submersible pump
menampilkan hubungan antara : Head capacity, Rate Capacity, Horse Power
dan efisiensi pompa yang disebut dengan Pump Performance Curve.
Kapasitas berkaitan dengan volume, laju alir
Dasar Perhitungan Electrical Submersible Pump
Pada prinsipnya persaman atau desain suatu unit Electrical Submersible Pump
untuk sumur-sumur dengan WC tinggi adalah sama seperti perencanaan unit
Electrical Submersible Pump biasa, dimana dengan maksimalnya laju produksi
yang diinginkan maka maksimal juga produksi air yang terproduksi. Kontrolnya
dengan menghitung laju kritis dimana besarnya laju produksi minyak yang
diinginkan lebih besar dari laju kritis sehingga terjadi water coning. Produksi
tersebut terus dilakukan karena masih bernilai ekonomis dan terjadinya water
coning bersifat wajar untuk sumur-sumur tua yang mempunyai water cut yang
lebih besar dari 90 %.
Perkiraan Laju Produksi Maksimum
Laju produksi suatu sumur yang diinginkan harus sesuai dengan produktifitas
sumur. Pada umumnya fluida yang mengalir dari formasi ke lubang sumur lebih
dari satu fasa. Seperti yang telah dijelaskan dalam sub-bab sebelumnya, untuk
aliran fluida dua fasa, Vogel membuat grafik kinerja aliran fluida dari formasi
kelubang sumur berdasarkan data uji produksi. Sedangkan untuk aliran tiga fasa
yaitu : gas, minyak dan air, maka dalam pengembangan kelakuan aliran tiga
fasa dari formasi ke lubang sumur dapat menggunakan analisis regresi dari
Metode Pudjo Sukarno.
Contoh Evaluasi Sumur Kajian
1. Perhitungan Kurva IPR
Untuk Perhitungan kurva IPR, terlebih dahulu mengetahui data-data yang
diperlukan. Adapun data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Static Fluid Level (SFL) = 661,5 ft
Working Fluid Level (WFL) = 976,5 ft
Depth Mid Perforasi = 1780 ft
Laju Produksi Total (Qt) = 2056 BFPD
Laju Produksi Minyak (Qo) = 29 BOPD
Kadar Air (WC) = 98.6 %
Tekanan Gelembung (Pb) = 110 Psi
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Ps = 488 Psi
Pwf = 349 Psi

Karena harga Ps>Pb dan Pwftest>Pb, maka digunakan persamaan kurva IPR
untuk 2 fasa. Adapun langkah-langkah perhitungan kurva IPR sebagai berikut :
1) Menentukan Productivity Index
Qt
PI =
(Ps Pwf )
2056
=
( 488 349 )
= 14,79 BFPD/Psi
2) Menentukan harga Qb
Qb = PI x (Ps - Pb)
=14,79 (BOPD/psi) x (488 110) (Psi)
= 5591,14 BOPD
3) Menentukan harga Qomax
PIxPb
Qomax = Qb
1 .8
14,79x110
= 78,86
1.8
= 6495,05 BOPD
4) Menentukan harga Qo untuk berbagai assumsi harga Pwf diatas
harga Pb. Misal untuk harga Pwf = 400 Psi
Qo = PI x (Ps Pwf)
= 14,79 x (488 400)
= 1301,64 BOPD
5) Menentukan harga Qo untuk Pwf assumsi dibawah tekanan
gelembung. Misal untuk harga Pwf = 100 Psi
Pwf
2

Qb Qo max qb x1 0.2
Qo = Pwf
0.8
Pb Pb 2
= 100
5591 ,137 6495 ,05 5591 ,14 1 0.2
100
0.8
= 5733,074 BOPD 110 110

6) Mentabulasikan berbagai harga Pwf assumsi dengan berbagai
Laju Alir.
Kurva IPR dibuat dengan memplotkan harga Pwf dengan harga Qt. Dengan kurva
IPR ini dapat diperkirakan laju produksi maksimum yang ingin diproduksikan.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Kurva IPR Persamaan Vogel


Sumur "X"
600

500

400
Pwf, Psi

300

200

100

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

Qmax, BFPD

IPR

Gambar 3. Grafik Kurva IPR Sumur Telitian

2. Evaluasi Unit ESP yang Terpasang


Type Pompa Terpasang = IND 2000 / 73 Stages / 35
HP
Water-Cut = 98,6 %
Laju Alir Total (Qt) = 2056 BFPD
Water Specific Gravity (SGw) = 1.00
Oil Specific Gravity (SGo) = 0.85
API Gravity
o
= 35 API
Working Fluid Level (WFL) = 976,5 ft
Bubble Point (Pb) = 110 Psi
ID Tubing = 2.441 inch
Tubing Pressure = 50 Psi
Mid Perforasi (MD) = 1780,5 ft
Pump Setting Depth (MD) = 1213 ft

a. Penentuan Spesific Gravity Fluida Campuran


1. Water Phase Sp. Gr. = WC x Water Sp.Gr
= 0,986 x 1,00
= 0,986
2. Oil Phase Sp. Gr. = Oil Cut x Oil Sp. Gr
= (1-0,986) x 0,85
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

= 0,0119
3. Sp. Gr. Fluida Campuran = Water Phase Sp. Gr. + Oil Phase Sp. Gr
= 0,986+ 0,0119
= 0,998
4. Gradient Fluida (Gf) = Sp. Gr. Fluida Campuran x 0,433 psi/ft
= 0,998 x 0,433 psi/ft
= 0,432 psi/ft

b. Penentuan Pump Intake Pressure (PIP)


1. Perbedaan Kedalaman = Mid Perforasi - Pump Setting Depth (PSD)
= (1780,5 1213) ft
= 567,5 ft
2. Perbedaan Tekanan = Perbedaan Kedalaman x Gf
= 567,5ft x 0.432 psi/ft
= 245,16 psi
3. Pump Intake Pressure (PIP) = Pwf Perbedaan Tekanan
= (349 245,16) psi
= 103,84 psi

Penentuan Total Dynamic Head (TDH)


1. Menentukan Fluid Over Pump (FOP)
PIP
Fluid Over Pump (FOP) =
Gf
103,84Ps i
=
0,432Ps i / ft

= 240,37 ft
2. Menentukan Vertikal Lift (HD)
Vertical Lift (HD) = Pump Setting Depth (TVD) FOP
= (1213 240,37) ft
= 972,63 ft
3. Menentukan Tubing Friction Loss (FF )
100 (Qt / 34.3)1,8 5
1.8 5
F = 2.0830 x
C 4,8 6 5 5
ID
(2056/ 34.3)1,8 5
1.8 5
100
F = 2.0830 x
120 4,8 6 5 5
2,441
F = 37,60 ft/1000 ft
Tubing Friction Loss (HF) = Friction Loss x PSD
= (37,60 ft x 1213 ft) / 1000 ft
= 45,61 ft.
4. Menentukan Tubing Head ( HT)
T u b inPgressu re
Tubing Head (HT) =
Gf
50Ps i
=
0,432Ps i / ft
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

= 115,74 ft
Total Dynamic Head (TDH) = HD + HF + HT
= 972,63 ft + 45,61 ft + 115,74 ft
= 1133,98 ft

d. Penentuan Effisiensi Pompa (%EP)


1. Menentukan Head per stage, (ft/stage) dengan persamaan :
TDH
Head per Stage (ft/stage) =
Stage
1133,98
=
73
= 15,53 ft/stage
2. Berdasarkan head/stage sebesar 15,53 ft/stage, maka dari Lampiran Grafik
Performance Curve untuk tipe ESP IND 2000/60 Hz diperoleh harga laju
fluida (Qtheorical) sebesar 2480 BPD.
3. Menentukan persentase effisiensi pompa (% EP)
Persentase effisiensi pompa dapat dilihat dari Grafik Pump Performance
Curve untuk tipe pompa IND 2000, 60 Hz. Dimana Qteoritis dapat ditarik ke
atas untuk dipotongkan dengan Kurva Pump Efficiency lalu dibaca ke
sebelah kanan yaitu sebesar 64 %.

7)
Gambar 4. Tipe Pump Performance Curve

HASIL

Tabel 1. Hasil evaluasi dan perencanaan ulang


Sumur Kajian
Perencanan Ulang
Metode Jumlah
PSD Tipe Pompa Laju Alir
Stage
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

Ft 60 Hz bpd
1400 IND 2000 73 2400
PSD Berubah, Stage
dan Tipe Pompa Tetap 1500 IND 2000 73 2390
1600 IND 2000 73 2380
PSD Tetap, Tipe dan 1213 IND 4000 40 4900
Stage Pompa Berubah 1213 IND 4000 50 5200
1400 IND 4000 40 -
1500 IND 4000 40 -
1600 IND 4000 40 -
PSD Berubah Dengan 1400 IND 4000 50 -
Tipe dan Stage Pompa 1500 IND 4000 50 -
Berubah. 1600 IND 4000 50 -
1400 IND 4000 60 3800
1500 IND 4000 60 -
1600 IND 4000 60 -

Tabel 2. Perbandingan parameter sumur kajian sebelum dan sesudah evaluasi


Sumur Kajian
Parameter yang dibandingkan
Sebelum Evaluasi Perencanaan
Pump Intake Pressure,psi 103.84 271.02
Working Fluid Level,ft 976.5 976.5
Vertical Lift,ft 972.63 972.63
Friction Loss,ft 45.61 60.16
Tubing head,ft 115.74 115.74
Pump setting Depth,ft 1213 1600
Jumlah Stages 73 73
Tipe Pompa IND 2000, 60 Hz IND 2000, 60 Hz
Laju Alir, BPD 2056 2380
Efisiensi Pompa,% 64 70

PEMBAHASAN
Dasar perencanaan ulang suatu unit Electric Submergible Pump dibagi menjadi
3 metode, yaitu :
1. PUMP SETTING DEPTH (PSD) BERUBAH DENGAN TIPE DAN STAGE
POMPA TETAP
Pompa yang terpasang saat ini adalah menggunakan Type Pompa IND 2000/ 60
Hz. Pada evaluasi ini dilakukan dengan mengasumsikan PSD dan laju produksi,
kemudian dihitung harga TDH dan head dari masing-masing PSD asumsi. Harga
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

TDH dan head yang telah diperoleh kemudian diplot terhadap laju produksi dan
berdasarkan grafik antara TDH dan head versus laju produksi sehingga terjadi
perpotongan dan didapatkan laju produksi pada setiap PSD asumsi. Pada
desain ini, didapatkan Pump Setting Depth usulan terletak pada 1600 ft,
diperoleh laju alir optimum sebesar 2380 BFPD, dengan effisiensi pompa yaitu
70 %.
2. Pump setting depth (psd) tetap dengan tipe dan stage pompa berubah
metode perencanaan pompa dengan mengubah-ubah tipe dan jumlah tingkat
(stage) pompa pada pump setting depth tetap. Pemilihan pompa dibatasi oleh
ukuran casing dan laju produksi yang diinginkan dimana laju produksi tersebut
masih berada dalam range kapasitas produksi yang direkomendasikan,
sehingga untuk meningkatkan efisiensi pengangkatan dilakukan evaluasi
terhadap jumlah stage (tingkat) pompa. Hasil desain yang didapat adalah
dengan menggunakan pompa tipe ind 4000/ 60 hz/ 40 stage, terletak pada psd
tetap sebesar 1213 ft, diperoleh laju alir optimum sebesar 4900 bfpd, dengan
effisiensi pompa 65 %.
3. Pump setting depth (psd) berubah, dengan tipe, dan stage berubah
Desain ulang dilakukan dengan mengasumsikan harga laju produksi pada setiap
Pump Setting Depth untuk menghitung Total Dynamic Head (TDH) dan dari
asumsi laju produksi tersebut dapat ditentukan harga head capacity pompa dari
Pump Performance Curve. Berdasarkan hasil tersebut dapat dibuat grafik TDH
terhadap laju produksi dan head terhadap laju produksi, sehingga akan diperoleh
titik perpotongan antara kurva TDH dengan head pompa, yang merupakan laju
produksi pada masing-masing PSD asumsi. Hasil desain yang didapat adalah
menggunakan tipe pompa IND 4000 / 60 Hz / 60 stage, terletak pada PSDobs
1400 ft, diperoleh laju alir optimum sebesar 3800 BFPD, dengan effisiensi
pompa 67 %.

KESIMPULAN

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :


1. Sumur X saat ini menggunakan pompa Reda type IND 2000/73 stages,
menghasilkan laju produksi sebesar 2056 BFPD. Dari hasil perhitungan
evaluasi, diperoleh laju alir teoritis sebesar 2480 BFPD, dengan efisiensi
pompa 64 %. Laju alir produksi pada sumur X ini masih dapat ditingkatkan
lagi yaitu dengan melakukan perencanaan ulang.
2. Pada metode PSD Berubah, Tipe dan Stage Pompa Tetap, yaitu dengan
menggunakan pompa tipe IND 2000/ 60 Hz/ 73 stage, terletak pada PSDobs
sebesar 1600 ft. Desain ini menghasilkan laju alir optimum sebesar 2380
BFPD, dengan effisiensi pompa 70 %.
3. Pada metode PSD Tetap, Tipe dan Stage Pompa Berubah, yaitu dengan
menggunakan pompa tipe IND 4000/ 60 Hz/ 40 stage, terletak pada PSD
tetap sebesar 1213 ft. Desain ini menghasilkan laju alir optimum sebesar
4900 BFPD, dengan effisiensi pompa 65 %.
4. Pada metode PSD, Tipe dan Stage Pompa Berubah, yaitu dengan
menggunakan pompa tipe IND 4000/ 60 Hz/ 60 stage, terletak pada PSDobs
sebesar 1400 ft. Desain ini menghasilkan laju alir optimum sebesar 3800
BFPD, dengan effisiensi pompa 67 %.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012

5. Desain ulang yang di sarankan untuk Electric Submergible Pump yang


sesuai dengan produktivitas sumur X menggunakan metode yang pertama
yaitu dengan PSD Berubah, Tipe dan Stage Pompa Tetap yaitu terletak
pada PSDobs sebesar 1600 ft, dan diperoleh laju alir optimal sebesar 2380
BFPD, dengan effisiensi pompa tertinggi yaitu sebesar 70 %.

DAFTAR PUSTAKA

Beggs, H. D., Production Optimization Using Nodal Analysis, Oil and Gas
Consultant International Inc., Tuls, Oklahoma, 1991.
Brown, E., Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, Volume 1 Devision
of Penn Well Publishing Co., Tuls, Oklahoma, 1984.
Brown, E., Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, Volume 2B Devision
of Penn Well Publishing Co., Tuls, Oklahoma, 1984.
Brown, E., Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, Volume 4 Devision
of Penn Well Publishing Co., Tuls, Oklahoma, 1984.
Brown,K.E., The Technology of Artificial Lift Method, Volume I, II-b, IV, Penn
Well Books,Tulsa Oklahoma,1980.
Data-data Sumur X Lapangan Y PT Pertamina EP Field Lirik Region
Sumatera, 2008.
Recommended Practice for Sizing and Selection of Electric Submersible Pump
Installations, Second Edition, American Petroleum Institute, Washington
DC, 1986.

Anda mungkin juga menyukai