233 724 1 PB PDF
233 724 1 PB PDF
1, Januari 2012
Sefilra Andalucia
Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta
Abstract
The rate of fluid production affects the selection of types and sizes of pumps.
This happens because each type of pump has the optimum production rate
according to the recommended based on the type and size of the pump. With the
passage of time and amount of fluid that has been produced from the reservoir,
then the current wells - those wells have decreased so that the pressure is not
able to drain the fluid resevoar naturally flow with the production of high water cut
so that the use of artificial lift in this case the Electric Submergible pump. The
main purpose of ESP is to increase productivity and efficiency of the pump, in a
way needed to do a redesign in order to optimize the use of pumps.
Abstrak
Laju produksi fluida berpengaruh terhadap pemilihan jenis dan ukuran pompa.
Hal ini terjadi karena setiap jenis pompa memiliki laju produksi optimum sesuai
yang dianjurkan berdasarkan jenis dan ukuran pompa tersebut. Dengan
berlalunya waktu dan jumlah fluida yang terproduksikan dari reservoar tersebut,
maka saat ini sumur sumur tersebut sudah mengalami penurunan tekanan
sehingga sudah tidak dapat untuk mengalirkan fluida resevoar secara natural
flow dengan produksi water cut tinggi sehingga digunakan artificial lift dalam hal
ini yaitu Electric Submergible Pump. Tujuan utama ESP adalah meningkatkan
produktivitas dan effisiensi pompa tersebut, dengan cara perlu dilakukannya
desain ulang agar lebih optimal dalam penggunaan pompa.
Kata-kata kunci : Pemilihan Pompa, umur pemakaian, laju alir optimal, dan
efisiensi pompa.
PENDAHULUAN
Berdasarkan kajian yang sebelumnya daerah telitian mempunyai cadangan awal
minyak ditempat sebesar 9,692,63 Mstb. Produksi kumulatif sebesar 3,950,52
Mstb sedangkan untuk sisa cadangan sekarang sebesar 217.21 Mstb. Untuk
rencana ke depan lapangan ini akan ditingkatkan produksinya, dengan jalan
mengevaluasi kembali sumur yang telah mengalami penurunan produksi.
Diantara sumur-sumur yang akan ditingkatkan produksinya terdapat sumur
telitian yang mempunyai laju produksi maksimum 7196 BBL/Day berdasarkan
potensi bulan September 2008 diharapkan dengan mengevaluasi dan
mendesain ulang sumur telitian ini dapat menambah produksi di Lapangan North
Pulai.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
3)
Gambar 2. Susunan Lengkap Peralatan ESP
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
Ps = 488 Psi
Pwf = 349 Psi
Karena harga Ps>Pb dan Pwftest>Pb, maka digunakan persamaan kurva IPR
untuk 2 fasa. Adapun langkah-langkah perhitungan kurva IPR sebagai berikut :
1) Menentukan Productivity Index
Qt
PI =
(Ps Pwf )
2056
=
( 488 349 )
= 14,79 BFPD/Psi
2) Menentukan harga Qb
Qb = PI x (Ps - Pb)
=14,79 (BOPD/psi) x (488 110) (Psi)
= 5591,14 BOPD
3) Menentukan harga Qomax
PIxPb
Qomax = Qb
1 .8
14,79x110
= 78,86
1.8
= 6495,05 BOPD
4) Menentukan harga Qo untuk berbagai assumsi harga Pwf diatas
harga Pb. Misal untuk harga Pwf = 400 Psi
Qo = PI x (Ps Pwf)
= 14,79 x (488 400)
= 1301,64 BOPD
5) Menentukan harga Qo untuk Pwf assumsi dibawah tekanan
gelembung. Misal untuk harga Pwf = 100 Psi
Pwf
2
Qb Qo max qb x1 0.2
Qo = Pwf
0.8
Pb Pb 2
= 100
5591 ,137 6495 ,05 5591 ,14 1 0.2
100
0.8
= 5733,074 BOPD 110 110
6) Mentabulasikan berbagai harga Pwf assumsi dengan berbagai
Laju Alir.
Kurva IPR dibuat dengan memplotkan harga Pwf dengan harga Qt. Dengan kurva
IPR ini dapat diperkirakan laju produksi maksimum yang ingin diproduksikan.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
500
400
Pwf, Psi
300
200
100
Qmax, BFPD
IPR
= 0,0119
3. Sp. Gr. Fluida Campuran = Water Phase Sp. Gr. + Oil Phase Sp. Gr
= 0,986+ 0,0119
= 0,998
4. Gradient Fluida (Gf) = Sp. Gr. Fluida Campuran x 0,433 psi/ft
= 0,998 x 0,433 psi/ft
= 0,432 psi/ft
= 240,37 ft
2. Menentukan Vertikal Lift (HD)
Vertical Lift (HD) = Pump Setting Depth (TVD) FOP
= (1213 240,37) ft
= 972,63 ft
3. Menentukan Tubing Friction Loss (FF )
100 (Qt / 34.3)1,8 5
1.8 5
F = 2.0830 x
C 4,8 6 5 5
ID
(2056/ 34.3)1,8 5
1.8 5
100
F = 2.0830 x
120 4,8 6 5 5
2,441
F = 37,60 ft/1000 ft
Tubing Friction Loss (HF) = Friction Loss x PSD
= (37,60 ft x 1213 ft) / 1000 ft
= 45,61 ft.
4. Menentukan Tubing Head ( HT)
T u b inPgressu re
Tubing Head (HT) =
Gf
50Ps i
=
0,432Ps i / ft
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
= 115,74 ft
Total Dynamic Head (TDH) = HD + HF + HT
= 972,63 ft + 45,61 ft + 115,74 ft
= 1133,98 ft
7)
Gambar 4. Tipe Pump Performance Curve
HASIL
Ft 60 Hz bpd
1400 IND 2000 73 2400
PSD Berubah, Stage
dan Tipe Pompa Tetap 1500 IND 2000 73 2390
1600 IND 2000 73 2380
PSD Tetap, Tipe dan 1213 IND 4000 40 4900
Stage Pompa Berubah 1213 IND 4000 50 5200
1400 IND 4000 40 -
1500 IND 4000 40 -
1600 IND 4000 40 -
PSD Berubah Dengan 1400 IND 4000 50 -
Tipe dan Stage Pompa 1500 IND 4000 50 -
Berubah. 1600 IND 4000 50 -
1400 IND 4000 60 3800
1500 IND 4000 60 -
1600 IND 4000 60 -
PEMBAHASAN
Dasar perencanaan ulang suatu unit Electric Submergible Pump dibagi menjadi
3 metode, yaitu :
1. PUMP SETTING DEPTH (PSD) BERUBAH DENGAN TIPE DAN STAGE
POMPA TETAP
Pompa yang terpasang saat ini adalah menggunakan Type Pompa IND 2000/ 60
Hz. Pada evaluasi ini dilakukan dengan mengasumsikan PSD dan laju produksi,
kemudian dihitung harga TDH dan head dari masing-masing PSD asumsi. Harga
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
TDH dan head yang telah diperoleh kemudian diplot terhadap laju produksi dan
berdasarkan grafik antara TDH dan head versus laju produksi sehingga terjadi
perpotongan dan didapatkan laju produksi pada setiap PSD asumsi. Pada
desain ini, didapatkan Pump Setting Depth usulan terletak pada 1600 ft,
diperoleh laju alir optimum sebesar 2380 BFPD, dengan effisiensi pompa yaitu
70 %.
2. Pump setting depth (psd) tetap dengan tipe dan stage pompa berubah
metode perencanaan pompa dengan mengubah-ubah tipe dan jumlah tingkat
(stage) pompa pada pump setting depth tetap. Pemilihan pompa dibatasi oleh
ukuran casing dan laju produksi yang diinginkan dimana laju produksi tersebut
masih berada dalam range kapasitas produksi yang direkomendasikan,
sehingga untuk meningkatkan efisiensi pengangkatan dilakukan evaluasi
terhadap jumlah stage (tingkat) pompa. Hasil desain yang didapat adalah
dengan menggunakan pompa tipe ind 4000/ 60 hz/ 40 stage, terletak pada psd
tetap sebesar 1213 ft, diperoleh laju alir optimum sebesar 4900 bfpd, dengan
effisiensi pompa 65 %.
3. Pump setting depth (psd) berubah, dengan tipe, dan stage berubah
Desain ulang dilakukan dengan mengasumsikan harga laju produksi pada setiap
Pump Setting Depth untuk menghitung Total Dynamic Head (TDH) dan dari
asumsi laju produksi tersebut dapat ditentukan harga head capacity pompa dari
Pump Performance Curve. Berdasarkan hasil tersebut dapat dibuat grafik TDH
terhadap laju produksi dan head terhadap laju produksi, sehingga akan diperoleh
titik perpotongan antara kurva TDH dengan head pompa, yang merupakan laju
produksi pada masing-masing PSD asumsi. Hasil desain yang didapat adalah
menggunakan tipe pompa IND 4000 / 60 Hz / 60 stage, terletak pada PSDobs
1400 ft, diperoleh laju alir optimum sebesar 3800 BFPD, dengan effisiensi
pompa 67 %.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Beggs, H. D., Production Optimization Using Nodal Analysis, Oil and Gas
Consultant International Inc., Tuls, Oklahoma, 1991.
Brown, E., Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, Volume 1 Devision
of Penn Well Publishing Co., Tuls, Oklahoma, 1984.
Brown, E., Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, Volume 2B Devision
of Penn Well Publishing Co., Tuls, Oklahoma, 1984.
Brown, E., Kermit, The Technology of Artificial Lift Method, Volume 4 Devision
of Penn Well Publishing Co., Tuls, Oklahoma, 1984.
Brown,K.E., The Technology of Artificial Lift Method, Volume I, II-b, IV, Penn
Well Books,Tulsa Oklahoma,1980.
Data-data Sumur X Lapangan Y PT Pertamina EP Field Lirik Region
Sumatera, 2008.
Recommended Practice for Sizing and Selection of Electric Submersible Pump
Installations, Second Edition, American Petroleum Institute, Washington
DC, 1986.