Anda di halaman 1dari 28

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN ASPEK MENULIS

PESERTA DIDIK MATERI TEXT RECOUNT MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INGGRIS KELAS VIII. B SEMESTER GENAP DI MTsN NEGERI 1
TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Fajarita Riesmawati
Guru Bahasa Inggris MTsN 1 Tanggamus

Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan
aspek menulis peserta didik materi teks recount melalui model pembelajaran
Picture and Picture pada matapelajaran Bahasa Inggris kelas VIII.B MTsN 1
Tanggamus. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan model pembelajaran Picture
and Picture mampu meningkatkan aktivitas dan keterampilan aspek menulis
peserta didik materi teks recount pada mata pelajaran Bahasa Inggris Kelas VIII.B
Semester Genap di MTsN I Tanggamus Tahun Pelajaran 2016/2017. Peningkatan
ini dapat dilihat melalui : (1) skor hasil pengamatan aktivitas guru mencapai
kriteria sangat baik dengan skor 46, (2) skor rata-rata persentase hasil
pengamatan aktivitas peserta didik mengalami peningkatan sebesar 15,31 % dari
29,14 % menjadi 44,45 % , (3) Skor rata-rata persentase peningkatan nilai
keterampilan menulis teks recount mengalami peningkatan sebesar 13,89 % dari
70,83 % menjadi 84,72 %. Pada siklus II , 88,9 % Peserta didik telah mendapat
nilai 70 (KKM). Saran yang diberikan berkaitan dengan penelitian ini adalah
sebaiknya guru lebih meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis peserta
didik melalui berbagai model pembelajaran.

Kata kunci: Picture and Picture, aktivitas dan keterampilan menulis, Teks recount,
Madrasah Tsanawiyah

Abstract

The objective of the research is to improve the activity and skill aspect of students'
writing of recount text material through the model of Picture and Picture learning
in English grade VIII.B MTsN 1 Tanggamus. This research is a Classroom Action
Research (PTK) which carried out two cycles. Each cycle consists of four stages,
namely planning, implementation, observation and reflection.

The result of the research shows that the application of Picture and Picture
learning model can increase the activity and skill aspect of students writing
recount text material in English Class VIII.B Even Semester in MTsN I
1
Tanggamus Lesson Year 2016/2017. This improvement can be seen through: (1)
score of observation activity of teacher activity reached very good criterion with
score 46, (2) average score percentage of observation activity of learners
increased by 15,31% from 29,14% to 44, 45%, (3) The average score of the
percentage increase in the value of recount text writing skills increased by 13.89%
from 70.83% to 84.72%. In cycle II, 88,9% learners have got value 70 (KKM).
Suggestion given related to this research is better teacher to increase activity and
skill of writing learners through various model of learning.

Keywords: Picture and Picture, activity and writing skill, Text recount, Madrasah
Tsanawiyah
1.

PENDAHULUAN

Bahasa Inggris adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap

jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan

Sekolah Menengah Atas (SMA). Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah

Menengah Pertama bertujuan untuk mencapai tujuan fungsional (Depdiknas,

2006:227). Hal ini berarti bahwa peserta didik di harapkan mampu menggunakan

bahasa inggris dalam memenuhi kebutuhan sehari hari mereka seperti membaca

surat kabar, berkomunikasi dengan yang lain baik secara lisan maupun tertulis.

Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah

kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan atau menghasilkan

teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa,

yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menulis adalah salah satu

keterampilan berbahasa yang penting untuk dipelajari dan diajarkan dalam

pembelajaran bahasa Inggris. Dengan kemampuan menulis, murid murid dapat

mengembangkan kemampuan mereka dalam belajar bahasa Inggris dan

mengungkapkan ide mereka dengan baik. Tetapi pembelajaran menulis tidak

2
disenangi oleh peserta didik. Ketidaksukaan terhadap pembelajaran menulis tidak

terlepas dari pengalaman pembelajaran menulis di sekolah yang kurang

memotivasi dan kurang merangsang aktivitas peserta didik. Di samping aktivitas

yang rendah juga hasil belajar peserta didik pada materi teks recount masih

rendah. Aktivitas peserta didik diperlukan dalam pembelajaran menulis karena

tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Djamarah (2000:67) mengemukakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas

lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan

oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.

Keterampilan peserta didik pada aspek menulis masih rendah. Peserta

didik sulit memahami materi tentang teks recount, karena selama ini guru selalu

menggunakan metode ceramah. Metode ceramah menurut Nana Sudjana

(2007:77) adalah sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan oleh guru

secara monolog dan satu arah. Metode ini tidak senantiasa jelek bila

penggunaannya dipersiapkan dengan baik, di dukung dengan alat dan media, serta

memperhatikan batas batas penggunaannya.

Berdasarkan data hasil tes keterampilan aspek menulis peserta didik materi

teks recount tahun pelajaran 2015/2016 diperoleh rata rata hasil belajar menulis

peserta didik adalah 60.00, dan yang dapat nilai di bawah KKM (<70) 40 %

peserta didik. Juga dari hasil wawancara yang dilakukan pada 5 peserta didik,

didapatkan bahwa peserta didik tidak aktif dalam pembelajaran Bahasa Inggris

materi teks recount. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti : (1) peserta

didik mengalami kesulitan untuk mengungkapkan ide atau gagasan mereka dalam

3
bentuk tulisan, (2) peserta didik tidak tertarik terhadap pembelajaran menulis , (3)

peserta didik memiliki bekal penguasaan kosakata yang tidak memadai, dan (4)

tindakan dan ucapan guru yang dapat mematikan keberanian peserta didik untuk

berkreasi baik disadari atau tidak disadari. Hasil observasi peserta didik

menunjukkan bahwa 30 persen peserta didik tidak tertarik dengan kegiatan

menulis. Mereka beranggapan bahwa kegiatan menulis adalah hal yang sangat

membosankan dan tidak menarik.

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti berupaya untuk meningkatkan

aktivitas dan aspek keterampilan menulis peserta didik materi teks recount

dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture. Menurut Istarani

(2011:7) model pembelajaan kooperatif picture and picture adalah model

pembelajaran yang ditekankan pada gambar yang diurutkan menjadi urutan yang

logis, mengembangkan interaksi antar peserta didik. Pembelajaran ini memiliki

ciri aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah model pembelajaran

Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan aspek

menulis peserta didik materi teks recount pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

kelas VIII B semester genap di MTs Negeri 1 Tanggamus Tahun pelajaran

2016/2017.

Penelitian Tindakan kelas ini bertujuan untuk : Meningkatkan aktivitas dan

keterampilan aspek menulis peserta didik materi teks recount melalui model

pembelajaran Picture and Picture pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII.

B semester genap di MTs Negeri 1 Tanggamus tahun pelajaran 2016/2017.

4
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk beberapa pihak

antara lain :

1. Bagi peserta didik: meningkatkan aktivitas dan keterampilan aspek menulis

peserta didik kelas VIII B MTs Negeri 1 Tanggamus maupun sikap mereka

dalam mengikuti proses pembelajaran.

2. Bagi guru: mendapatkan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran

Picture and Picture yang dapat dipakai dalam upaya peningkatan mutu

proses pembelajaran.

3. Bagi madrasah : meningkatkan suasana kegiatan pengembangan kompetensi

guru yang dapat untuk mengumpulkan angka kredit pengembangan

keprofesian berkelanjutan bagi guru.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Menulis and Teks Recount

Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Menulis sebagai alat komunikasi dengan cara mengungkapkan, mencurahkan dan

menuangkan ide-ide, gagasan atau pendapat ke dalam bahasa melalui tulisan di

atas kertas. Menurut Tarigan (2008:3) menulis merupakan suatu kegiatan yang

produktif dan ekspresif dalam mengekspresikan gagasan, ide, pendapat, pikiran,

atau perasaan. Kemampuan menulis adalah kemampuan yang bersifat aktif dan

produktif di dalam menghasilkan tulisan yang diperoleh melalui proses

pembelajaran dan latihan secara terus-menerus. Ragam tulisan dapat didasarkan

5
pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan

tata sajian tulisan. Menurut Keraf (1989:6) ragam tulisan dibedakan menjadi

lima yaitu : deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi dan persuasi.

Berdasarkan ragam tulisan tersebut, peneliti tertarik dengan ragam tulis berbentuk

narasi tetapi berbentuk recount teks untuk menceritakan suatu kejadian atau

pengalaman yang terjadi dimasa lalu.

Recount dalam kamus bahasa Inggris berati menceritakan, text recount

berarti teks yang menceritakan. Menurut kurikulum 2004, recount bertujuan

untuk menguraikan tentang suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi diwaktu

lewat atau lampau sehingga teks recount diartikan sebagai sebuah teks yang

menjelaskan peristiwa secara kronologis, urut sesuai dengan waktu kejadiannya

(Agustien dkk, 2004 : 76). Tujuan komunikasi dari teks recount adalah

menceritakan suatu pengalaman atau kejadian yang terjadi dimasa lalu dengan

tujuan untuk menghibur (entertain) dan menginformasikan (inform) pembaca.

Sama seperti teks bahasa Inggris lainnya, Teks recount juga memiliki

susunan atau struktur. Generic Structure teks recount terdiri dari:

1. Orientation: menceritakan mengenai latarbelakang informasi tentang siapa,

di mana, kapan kejadian atau peristiwa terjadi.

2. Events: menceritakan suatu peristiwa yang terjadi setelahnya diceritakan

sesuai urutan kronologis.

3. Reorientation: berisi rangkuman atau conclusion dari semua kejadian. Pada

bagian ini juga berisi pendapat atau kesan penulis tentang kejadian yang

diceritakan.

6
Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan fisik maupun

mental yang dilakukan secara sadar dan kemudian akan menimbulkan perubahan

pada diri seseorang. Menurut Hamalik (2005: 215) belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dari

pengertian ini maka belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan

bukan suatu hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasaan

hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu

perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang

langsung menyenangkan dan mencerdaskan peserta didik.

Aktivitas belajar merupakan prinsip atau azaz yang sangat penting didalam

interaksi belajar-mengajar. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

menyediakan kesempatan untuk belajar sendiri. Aktivitas belajar tidak hanya

mencatat dan mendengarkan seperti pada pengajaran tradisional. Pengajaran

modern tidak menolak seluruh pendapat tersebut, namun lebih menitikberatkan

pada aktivitas dan keikutsertaan peserta didik secara aktif dalam proses

pembelajaran. Minat dan segala aktivitas-aktivitas peserta didik selama mengikuti

pelajaran, seperti yang telah disebutkan di atas merupakan salah satu faktor

penunjang keberhasilan pembelajaran. Faktor penunjang lainya antara lain kinerja

guru, dan lingkungan serta atmosfer pembelajaran yang baik, seperti sarana dan

prasarana belajar yang memadai serta lingkungan yang kondusif. Kinerja guru

harus selalu ditingkatkan demi tercapainya keberhasilan pembelajaran tersebut.

7
Guru harus peka terhadap segala permasalahan yang timbul dalam proses

pembelajaran dan kemudian mampu mengatasinya, memilih metode pengajaran

yang paling tepat untuk digunakan kepada peserta didik-peserta didiknya dan

terus mengembangkannya.

Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture

Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model

Pembelajaran Picture and Picture. Menurut Istarani (2011:7) model pembelajaan

picture and picture adalah model pembelajaran yang ditekankan pada gambar

yang diurutkan menjadi urutan yang logis, mengembangkan interaksi antar peserta

didik. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.

Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam

setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan

sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif,

setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk

menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan

menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh peserta didik itu sendiri

yang diperoleh dari proses pembelajaran.

Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam

proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses

pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan

gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta

dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam

menggunakan Power Point atau software yang lain.


8
Menurut Johnson & Johnson (2010) , prinsip dasar dalam model

pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:

1. Setiap anggota kelompok (peserta didik) bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

2. Setiap anggota kelompok (peserta didik) harus mengetahui bahwa semua

anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

3. Setiap anggota kelompok (peserta didik) harus membagi tugas dan tanggung

jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

4. Setiap anggota kelompok (peserta didik) akan dikenai evaluasi.

5. Setiap anggota kelompok (peserta didik) berbagi kepemimpinan dan

membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

6. Setiap anggota kelompok (peserta didik) akan diminta

mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam

kelompok kooperatif.

Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam

proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-

gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan peserta

didik mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture adalah

sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Menyajikan materi sebagai pengantar.

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan

9
materi.

4. Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7. Kesimpulan/rangkuman

Model pembelajaran Picture and Picture memiliki kelebihan, antara lain

Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing peserta didik, Melatih

berpikir logis dan sistematis, membantu peserta didik belajar berpikir

berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan

peserta didik dalam praktik berpikir, mengembangkan motivasi untuk belajar yang

lebih baik dan peserta didik dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

Model ini juga memiliki kekurangan, antara lain : memakan banyak waktu,

banyak peserta didik yang pasif,guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di

kelas, banyak peserta didik tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan

yang lain dan dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

Peneliti tertarik menggunakan model pembelajaran Picture and Picture

untuk meningkatkan aspek keterampilan menulis peserta didik materi teks

recount. Tujuan menggunakan model pembelajaran ini agar peserta didik lebih

aktif dan gembira dalam mengikuti pelajaran, terutama di saat melakukan diskusi

kelompok.

METODOLOGI PENELITIAN
10
Penelitian Tindakan Kelas di laksanakan di MTsN 1 Tanggamus pada

semester II tahun pelajaran 2016-2017 dari bulan Januari sampai Mei 2017.

Adapun Subjek penelitian tindakan kelas adalah peserta didik kelas VIII. B MTs

Negeri 1 Tanggamus yang berjumlah 36 orang dengan rincian 26 peserta didik

perempuan dan 12 laki laki. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat

tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Instrumen yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data PTK ini

berupa lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas peserta didik pada proses

pembelajaran menulis teks recount di tiap siklus, dan tes menulis teks recount di

setiap pertemuan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan

data kuantitatif. Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas guru dan

peserta didik pada setiap siklus, dan data aktivitas kegiatan pembelajaran yang

terdokumentasi berupa foto rekaman pelaksanaan proses pembelajaran bahasa

Inggris dalam menulis teks recount dengan menggunakan model pembelajaran

picture and picture. Data Kuantitatif berupa hasil tes keterampilan menulis teks

recount dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture pada setiap

siklus baik pada pertemuan ke-1 maupun pertemuan ke-2.

Penelitian tindakan kelas ini, dikatakan sudah berhasil apabila

keterampilan aspek menulis peserta didik sudah memenuhi indikator keberhasilan

yaitu nilai peserta didik yang nilai minimalnya (<70) berjumlah 85 % dari

jumlah peserta didik keseluruhan.


11
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas pembelajaran Bahasa Inggris pada materi teks

recount di kelas VIII B MTs Negeri 1 Tanggamus ini dilakukan dalam dua siklus.

Pada setiap siklus, data yang diambil adalah nilai keterampilan aspek menulis dan

observasi aktivitas pendidik dan peserta didik pada akhir siklus.

1. Nilai Keterampilan aspek menulis

Berdasarkan tes untuk mengukur ketercapaian nilai keterampilan aspek menulis

maka diadakan tes pada setiap kali pertemuan. Rekapitulasi nilai keterampilan

aspek menulis dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus I dan

siklus II dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Aspek Menulis Teks Recount

Pertemuan
Rentang 1 2 3 4
No.
Nilai
Jml % Jml % Jml % Jml %
1. < 70 16 44,4 12 33,3 8 22,2 4 11,1
2. 70 - 79 15 41,7 18 50,0 14 38,9 13 36,1
3. 80 - 89 5 13,9 5 13,9 11 30,6 14 38,9
4. 90 100 0 0 1 2,8 3 8,3 5 13,8
Jumlah 36 100 36 100 36 100 36 100

Diagram 1 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Aspek Menulis Teks


Recount

12
20
18
16
14
12 pertemuan ke-1 (siklus I)

10 pertemuan ke-2 siklus I


8 pertemuan ke-1 (siklus 2)
6 pertemuan ke-2 (siklus II)
4
2
0
<70 (%) 70-79 (%) 80-89(%) 90-100(%)

Sedangkan aspek penilaian keterampilan menulis teks recount dari

pertemuan I dan pertemuan 2 pada siklus I dan pertemuan 1 dan

pertemuan 2 pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2 Rekapitulasi Aspek Penilaian Keterampilan Menulis


Teks recount
Siklus I Siklus II
No Aspek penilaian TOTAL
1 2 1 2
Kesesuaian isi dengan 3,64 3,89 4,17 4,33 16,03
1
tujuan (content)
Pilihan Kata (diction) 3,36 3,42 3,50 3,64 13,92
2
Pemilihan kosakata 3,19 3,50 3,58 3,78 14,06
3
(Choice of vocabulary)
Ketepatan Tata Bahasa 2,92 3,28 3,36 3,64 13,19
4
(grammar)

13
Diagram 2 Rekapitulasi Peningkatan Aspek Keterampilan Menulis
Teks Recount
5
4.5
4
3.5
3 pertemuan 1 siklus ke I
2.5 Pertemuan ke-2 siklus 1
2
pertemuan ke-1 (Siklus II)
1.5
Pertemuan ke 2 (Siklus 2)
1
0.5
0
Content Diction Choice of Grammar
vocabulary

2. Observasi terhadap Guru

Rekapitulasi observasi yang dilakukan terhadap aktivitas kegiatan guru

dalam pembelajaran dan aktivitas kegiatan belajar peserta didik dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disediakan dapat dilihat dalam tabel 2.

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Observasi terhadap Guru

NO Aspek penilaian Pertemuan


1 2 3 4
A Pendahuluan
1. Mengucap salam dan berdoa 3 4 4 4
2. Memotivasi siswa 2 3 3 4
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3 3 4
Jumlah 8 10 10 12
Rata-rata 2,67 3,33 3,33 4,00
KegiatanInti
B. 1. Membentuk kelompok peserta didik 2 3 3 3
2. Memberi kesempatan peserta didik 2 2 3 3
14
untuk bertanya
3. Teknik penerapan model pembelajaran 2 3 3 4
picture and picture
4. Selama pembelajaran berlangsung 2 2 3 4
bergerak dengan dinamis
5. Materi sesuai dengan tujuan 3 3 3 4
pembelajaran yang telah ditetapkan
6. Memberi reinforcement (penguatan) 2 2 3 3
kepada peserta didik dengan cara-cara
positif
7. Media pembelajaran digunakan secara 2 3 3 3
efektif
Jumlah 15 18 18 24
Rata-rata 2,14 2,57 2,57 3,43
Penutup
1. Mengajak peserta didik untuk 1 2 3 4
C menyimpulkan pembelajaran pada akhir
kegiatan
2. Memberi tugas peserta didik untuk 2 2 3 3
persiapan pembelajaran selanjutnya
3. Mengakhiri pembelajaran dengan 4 4 4 4
mengucapkan salam
Jumlah 7 8 10 11
Rata-rata 2,33 2,67 3,33 3,67
Total skor 7,17 8,67 10,0 11,34
Rata-rataskor 13 indikator penilaian 2,39 2,89 3,33 3,78

Skor 1= nilai kurang Skor1 < x 2=nilai cukup


Skor 2< x 3 = nilai baik Skor 3< x 4=nilai amat baik
Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Observasi Komponen Pengamatan
terhadap Guru
NO Aspek penilaian Pertemuan Jumlah Rata-rata
1 2 3 4
A Pendahuluan
Jumlah 8 10 10 12 40 10,00
Rata-rata 2,67 3,33 3,33 4,00 13,33 3,33
B. KegiatanInti
Jumlah 15 18 18 24 75 18,75
Rata-rata 2,14 2,57 2,57 3,43 10,71 2,67

15
C Penutup
Jumlah 7 8 10 11 36 8,00
Rata-rata 2,33 2,67 3,33 3,67 12,00 3,00

Diagram 2 Rekapitulasi Hasil Observasi terhadap Guru

4.5
4
3.5
3 pertemuan 1 siklus ke I
2.5 Pertemuan ke-2 siklus 1
2
1.5 pertemuan ke-1 (Siklus II)
1 Pertemuan ke 2 (Siklus 2)
0.5
0
pendahuluankegiatan inti penutup

3. Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik


Observasi terhadap aktivitas peserta didik dilakukan setiap kali pertemuan

mulai dari pertemuan ke-1 (siklus I), pertemuan ke-2 (siklus I), pertemuan ke-

1 (siklus II), dan pertemuan ke-2 (siklus II). Pengambilan data dilakukan

oleh observer setiap kali pertemuan. Rekap datanya dapat dilihat pada tabel

5.

Tabel 5 Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik

Pertemuan
Aspek yang
No 1 2 3 4
dinilai
Jml % Jml % Jml % Jml %
1. Peserta didik yang
3 8,3 3 8,3 5 13,8 7 19,4
bertanya
2. Peserta didik
menjawab 4 11,1 16,7 16,7 22,2
6 6 8
pertanyaan guru

16
3. Peserta didik
terlibat dalam 27,7 33,3 44,4 50
10 12 16 18
diskusi kelompok
4. Peserta didik
menyelesaikan
66,6 66,6 30 83,3 36 100
tugas kelompok 24 24

Diagram 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta


Didik

120

100

80 pertemuan 1 siklus ke I

60 Pertemuan ke-2 siklus 1


pertemuan ke-1 (Siklus II)
40
Pertemuan ke 2 (Siklus 2)
20

0
1 (%) 2 (%) 3 (%) 4 (%)

Keterangan diagram 3:

1 = Peserta didik yang bertanya


2 = Peserta didik menjawab pertanyaan guru
3 = Peserta didik terlibat dalam diskusi kelompok
4 = Peserta didik menyelesaikan tugas kelompok
4. Refleksi

Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran pada setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II ini, terdapat

temuan temuan sebagai berikut :

a. Refleksi pertemuan ke-1 Siklus I

17
Pada pertemuan ke-1 Siklus I, Peneliti belum memberi kesempatan peserta didik

untuk bertanya, sehingga peserta didik belum memahami tujuan menulis teks

recount dengan menggunakan metode pembelajaran Picture and Picture. Peneliti

belum memotivasi setiap anggota kelompok (siswa) untuk berbagi kepemimpinan

dan untuk belajar bersama selama proses belajar. Peneliti tidak jelas dalam

memberikan batasan waktu pada saat peserta didik diminta untuk menyusun

kalimat yang di buat individu ke dalam paragraph. Hasil menulis teks recount

pada pertemuan ke-1 siklus I menunjukkan bahwa Peserta didik yang mendapat

nilai minimal 70 berjumlah 20 orang ( 55,6%) dan yang belum mencapai nilai

minimal 70 berjumlah 16 orang (44,4 %) .

b. Refleksi pertemuan ke-2 Siklus I

Pada pertemuan ke-2 Siklus I, Beberapa peserta didik sudah terlibat aktif

bertanya dan menjawab pertanyaan peneliti. Peserta didik yang bekerja dalam

kelompoknya juga bertambah. Peserta didik yang mendapat nilai minimal 70

berjumlah 24 orang ( 69,7%) dan yang belum mencapai nilai minimal 70

berjumlah 12 0rang (33,3 %) . Terlihat secara klasikal belum berhasil mencapai

85 % sehingga penelitian ini belum mencapai kriteria keberhasilan,

c. Refleksi pertemuan ke-1 Siklus II

Pada pertemuan ke-1 Siklus II, peserta didik terlihat aktif bertanya jawab

dengan peserta didik lainnnya melalui sebuah game (permainan). Peneliti di

akhir pembelajaran sudah mengajak peserta didik untuk menyimpulkan

penbelajaran dan memberikan reward kepada kelompok kelompok yang

18
menyelesaikan tugas menulis sesuai dengan waktu yang ditentukan. Hasil

menulis teks recount pada pertemuan ke-1 siklus II menunjukkan bahwa ada

peningkatan kemampuan peserta didik dalam menulis teks recount.

d. Refleksi pertemuan ke-2 Siklus II

Dari hasil observasi aktivitas kegiatan guru pada siklus II nilai yang diperoleh

adalah 46 dengan kriteria sangat baik. Pada kegiatan ini peneliti mengamati

adanya peningkatan aktivitas peserta didik dalam menulis teks recount. Peserta

didik terlihat senang bekerja dengan kelompoknya. Model pembelajaran Picture

and Picture membantu peserta didik berpikir dengan logis dan sistematis

sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Aktivitas menulis tidak lagi menjadi

tugas yang mereka anggap paling sulit.

Berdasarkan pada hasil tes akhir siklus II diperoleh data bahwa peserta didik

yang memperoleh nilai minimal 70 adalah sebanyak 32 dari 36 peserta didik yang

mengikuti tes. Keadaan ini dapat dikatakan bahwa 88,9 % dari peserta didik telah

terampil menulis teks recount dengan menggunakan ungkapan dan struktur teks

yang benar dan sesuai konteks dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa

berdasarkan semua data yang diperoleh pada siklus II mulai dari observasi

aktivitas peserta didik dan peneliti, tes menulis di akhir pertemuan sudah

memenuhi kriteria keberhasilan, sehingga tidak perlu dilaksanakan siklus

berikutnya.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II dapat dideskripsikan bahwa :


19
1. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peneliti
Tabel 6 Persentase Peningkatan Aktivitas Peneliti pada siklus I dan
siklus II
Jumlah Skor Persentase
No. Indikator Siklus Siklus
Siklus I Siklus II
I II
1. Pendahuluan 18 22 75,00 91,67

2. Kegiatan inti pembelajaran 33 42 58,93 75,00

3. Penutup 15 21 62,5 84,72

Rerata 22 28,3 65,48 84,72

Rata rata persentase hasil pengamatan aktivitas peneliti dalam pelaksanaan

pembelajaran dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar

19,24 dari 65,48 % menjadi 84,72 %. Dari tabel ini juga diketahui

bahwa terjadi peningkatan aktivitas peneliti dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and

picture.

2. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik


Tabel 7 Persentase Peningkatan Aktivitas Peneliti pada siklus I dan
siklus II
Jumlah Siswa Persentase
No. Indikator Siklus
Siklus I Siklus I Siklus II
II
1. Peserta didik yang 3 6 8,3% 16,7 %
bertanya

20
Peserta didik
2. menjawab pertanyaan 5 8 13,8 % 22,2 %
guru
Peserta didik terlibat
3. dalam diskusi 10 17 27,7 % 47,2 %
kelompok
Peserta didik
4. menyelesaikan 24 33 66,7 % 91,7 %
tugas
kelompok/individu
Rerata 10,5 16 29,14 44,45

Rata-rata persentase hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam

pelaksanaan pembelajaran dari siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan sebesar 5,31 % dari 29,14 % menjadi 44,45 %.

3. Nilai Ketrampilan Menulis Teks Recount Peserta Didik

Tabel 7 Persentase Peningkatan Hasil Menulis Teks Recount

Tindakan Nilai Rata-rata Persentase


Ketuntasan
(%)
Siklus I Pertemuan ke-1 67,50 55,56
Siklus 1 Pertemuan ke-2 70,42 70,00
Peningkatan 2,92 14,44
Siklus II Pertemuan ke-1 73,06 77,78
Siklus II Pertemuan ke-2 76,94 88,89
Peningkatan 3,88 11,11

Dari tabel terlihat peningkatan rata rata hasil menulis teks recount

pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 2,92. Dan persentase

ketuntasan sebesar 14,44 %. Sementara pada siklus II mengalami

peningkatan 3,88 dan persentase ketuntasan sebesar 11,11 %. Peningkatan

21
pada aspek keterampilan menulis peserta didik juga dapat dilihat pada

tabel 8.

Tabel 8 Peningkatan Aspek Keterampilan Menulis Teks Recount Pada


Siklus I dan siklus II

Siklus
No Aspek penilaian Total
1 2
Kesesuaian isi dengan
1
tujuan (content) 0,25 0,16 0,41
Pilihan Kata (diction)
2
0,06 0,14 0,20
Pemilihan kosakata
3
(Choice of vocabulary) 0,19 0,20 0,38
Ketepatan Tata Bahasa
4
(grammar) 0,36 0,28 0,64

4. Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan peneliti dan mendapat masukan

dari observer pada setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II , peneliti

menyimpulkan bahwa :

Pada Siklus I, terdapat beberapa kelemahan pada aktivitas peserta didik

dalam pembelajaran, hanya beberapa peserta didik yang aktif bertanya dan

menjawab pertanyaan peneliti, juga yang telibat dalam diskusi kelompok.

Penerapan model pembelajaran Picture and Picture belum dirasakan efektif

bagi peserta didik untuk kegiatan menulis teks recount. Dari hasil tes menulis,

terlihat bahwa kelemahan peserta didik dalam menulis teks recount terdapat pada

penulisan kalimat atau tata bahasa dalam simple past tense (correct grammar),

pemilihan kata (choice of words) dan kurang tepatnya penggunaan tanda


22
penghubung (use of transition signals/conjunction words). Hasil menulis teks

recount pada pertemuan ke-1 siklus I menunjukkan bahwa 12 orang peserta didik

mendapat nilai dibawah 70, dan pada pertemuan ke-2, 9 orang peserta didik

mendapat nilai di bawah 70.

Kelemahan aktivitas peneliti dalam menerapkan model pembelajaran

picture dan picture adalah kurang memotivasi peserta didik agar aktif untuk

belajar bersama dalam melakukan aktivitas kelompok. Peneliti belum mengelola

waktu dengan cermat agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang

direncanakan dan peneliti belum bergerak secara dinamis dalam memberikan

bantuan kepada peserta didik yang menemukan kesulitan dalam pembelajaran.

Pada siklus II, terjadi peningkatan pada aktivitas peserta didik, aktivitas

peneliti maupun pada hasil tes menulis teks recount. Peserta didik tidak hanya

terlihat aktif bertanya kepada peneliti maupun kepada peserta didik lainnya tetapi

juga aktif bekerja dalam kelompoknya. Peserta didik terlihat senang bekerja

dengan kelompoknya. Model pembelajaran Picture and Picture membantu

peserta didik berpikir dengan logis dan sistematis sehingga pembelajaran menjadi

bermakna. Peserta didik sudah memahami generic structure dan ciri kebahasaan

dari teks recount. Hasil menulis teks recount pada pertemuan ke-1 siklus II

menunjukkan bahwa 7 orang peserta didik mendapat nilai di bawah 70. Dan

pada pertemuan ke-2, ada 4 peserta didik yang mendapat nilai di bawah 70.

Terlihat ada peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks recount. Peneliti

juga telah melakukan perbaikan dalam menerapkan model pembelajaran picture

and picture melalui pemberian motivasi, lebih memperhatikan pengelolaan

23
waktu, mempersiapkan sarana dan pembelajaran serta telah menjelaskan lebih

rinci kepada peserta didik mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran

melalui model pembelajaran picture and picture.

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan semua data yang diperoleh pada

siklus II mulai dari observasi peserta didik dan peneliti, serta tes akhir di setiap

pertemuan sudah memenuhi kriteria keberhasilan, sehingga tidak perlu

dilaksanakan siklus berikutnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah pada Bab I dan hasil penelitian pada Bab IV dapat

disimpulkan bahwa :

1. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan

aktivitas dan keterampilan aspek menulis peserta didik khususnya pada mata

pelajaran Bahasa Inggris materi teks recount kelas VIII B semester genap di

MTs Negeri 1 Tanggamus tahun pelajaran 2016/2017. Pembelajaran menulis

lebih berkesan karena peserta didik dapat secara langsung mengamati gambar

yang telah dipersiapkan oleh guru.

2. Peningkatan aktivitas peserta didik dapat diamati dari keberanian peserta didik

bertanya, menjawab pertanyaan guru, keterlibatan peserta didik dalam diskusi

kelompok, dan menyelesaikan tugas kelompok. Skor rata rata persentase

hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dari siklus

24
I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 5,31 % dari 29,14 % menjadi

44,45 %.

3. Peningkatan aspek keterampilan menulis peserta didik dapat dilihat pada hasil

tes menulis teks recount pada kesesuaian isi dengan tujuan (content), pilihan

kata (diction), pemilihan kosakata (choice of vocabulary) dan ketetapan tata

bahasa (grammar) sebesar 0,24 dari 3,52 % menjadi 3,76 %. Sementara rata

rata persentase peningkatan nilai keterampilan menulis teks recount dari siklus

1 dan siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 20,55 % dari 62,78 % menjadi

83,33 %. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa peserta didik

yang mendapat nilai minimal 70 adalah 32 0rang (88,9%) dan yang mendapat

nilai dibawah 70 adalah 4 orang (11,1 %). Karena peserta didik yang

mendapat nilai minimal 70 lebih dari 85 % maka dikatakan bahwa penelitian

ini telah mencapai kriteria keberhasilan.

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dapat disarankan beberapa hal sebagai

berikut :

1. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tanggamus hendaknya dapat

memfasilitasi tenaga pendidik berkaitan dengan Publikasi Ilmiah hasil

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menyediakan forum bagi

pengembangan guru.

2. Kepala madrasah hendaknya dapat lebih memotivasi tenaga pendidik yang ada

di MTs Negeri I Tanggamus untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan

25
mengembangkan kemampuan profesionalnya melalui kegiatan Penelitian

Tindakan Kelas.

3. Guru Bahasa Inggris hendaknya selalu berusaha untuk meningkatkan aktivitas

dan keterampilan menulis peserta didik melalui berbagai model pembelajaran,

salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran Picture and

Picture dalam menulis teks recount.

DAFTAR PUSTAKA

Agustien, Helena, dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Inggris.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Arends, R.I. 2012. Learning to Teach. Ninth Edition. New York: McGraw-Hill.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006


Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono . 2006. Belajar dan Pembelajaran Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, B.S. 2010. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada

Johnson &Johnson. 2010. Colaborative Learning Strategi Pembelajaran untuk


Sukses Bersama. Bandung: Nusamedia.

Keraf, Gorys. 1989. Eksposisi dan Deskripsi. Ende-Flores: Nusa Indah.


Moleong, Lexy. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Nurhadi, Yasin, & Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual


Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBK. Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press).

26
Rusman. 2012. Model-Model pembelajaran Mengembangkan profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo persada.

Semi , Atar M. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa

Sudjana, Nana. 2007. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :


Rosdakarya.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung :


Alfabeta.

Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA-


IMSTEP PROJECT Universitas Pendidikan Indonesia.

Supinah. 2008. Penyusunan Silabus dan Penyusunan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) matematika SD Dalam Rangka Pengembangan KTSP.
Yogjakarta: P4TK Matematika.

Tarigan, H.G. 2011. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung


:Angkasa Bandung.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.

27
28

Anda mungkin juga menyukai