BAB I
PENDAHULUAN
?
1.2 Rumusan Masalah
tablet?
3. Bagaimana?
1.3 Tujuan
tablet.
3.
1.4 Manfaat
1. Bagi pembaca,
?
2
2. Bagi masyarakat,
3. Bagi penulis,
?
3
BAB II
FARMASI - FARMAKOLOGI
Rumus Molekul :
Berat Molekul :
Nama Kimia :
Pemeriaan :
Kelarutan :
Penyimpanan :
yang tersedia)
bioavailabilitas)
Contoh 1:
Contoh 2:
Contoh 3:
5
BAB III
PEMBAHASAN
menjadi patokan untuk kasus ini. Akan tetapi, karena efek samping
jam. Dalam dosis sekitar 2.400 mg sehari, setara dengan 4g aspirin dalam
2010)
hasil rendah pada pasien dengan CF. (Bushra R dan Aslam N, 2010)
d. Hipotensi Ortostatik
dan dapat juga di terapi menggunakan NSAIDs lain. Efek beracun tidak
ditemukan pada dosis kurang dari 100 mg/kg, akan tetapi efek sampingnya
e. Sakit Gigi
Ibuprofen adalah salah satu NSAID yang paling efektif dan banyak
ibuprofen dan NSAID lainnya untuk mengatasi rasa sakit orofacial akut
lebih unggul dari plasebo untuk menghilangkan rasa sakit dan penekan
demam atau sakit kepala, terutama tension type headache. (Bushra R dan
Aslam N, 2010)
dalam menurunkan suhu pada 4-5 jam pertama setelah pemberian dosis
migrain pada anak-anak dan remaja. Tarif nyeri setelah dua jam adalah
28% untuk plasebo, 62% untuk zolmitriptan dan 69% untuk ibuprofen.
penyakit Alzheimer, bila diberikan dalam dosis rendah lebih lama . Studi
2010)
rutin NSAID, terutama non aspirin COX inhibitor seperti ibuprofen lebih
9
signifikan pada tahap awal dan akhir , menunjukkan bahwa agen ini anti -
N, 2010)
i. Kanker Payudara
Aslam N, 2010)
dosis lazim yang besar (200-800 mg), baik dalam bentuk kapsul maupun
M, 2009). Selain itu ibuprofen memiliki titik leleh yang rendah (75-77 C)
dan sifat alir yang buruk. Hal ini juga menjadi masalah dalam formulasinya
pembentukan garam dari ibuprofen dapat menjadi salah satu solusi dari
garam tidak mengubah struktur kimia dari senyawa. Garam ibuprofen dapat
titik leleh dari ibuprofen sehingga masalah pada saat pengeringan dan
Gambar 1. Profil pelepasan obat dalam larutan dapar fosfat 0,2 M pH 7,2: (a) tablet
ibuprofen; (b) tablet natrium ibuprofen.
Uji disolusi
sintesis memiliki persen pelepasan obat yang lebih tinggi dari pada tablet
% obat terlepas pada tablet natrium ibuprofen hasil sintesis, sedangkan pada
tablet ibuprofen hanya berkisar 32 %. Pada menit ke-60, tidak terlalu berbeda
antara persen obat yang dilepaskan pada tablet natrium ibuprofen hasil
tablet ibuprofen yang dibuat dapat dinyatakan telah memenuhi persyaratan uji
ibuprofen hasil sintesis, obat yang dilepaskan sudah lebih dari 70 % dalam
waktu 10 menit. Lebih cepatnya obat lepas pada menit-menit awal tablet
natrium ibuprofen hasil sintesis, dapat memberikan mula kerja obat yang
lebih cepat dibandingkan dengan tablet ibuprofen. Profil pelepasan obat pada
tablet ibuprofen dan natrium ibuprofen hasil sintesis dapat dilihat pada
Jika dikaitkan dari hasil uji waktu hancur, tablet natrium ibuprofen
hasil sintesis memiliki waktu hancur yang lebih lama dari pada tablet
ibuprofen dalam larutan dapar fosfat 0,2 M pH 7,2, tetapi persen obat yang
dilepaskan lebih besar dari tablet ibuprofen, hal ini sesuai dengan
penampakan visual pada uji waktu hancur, tablet natrium ibuprofen hasil
tablet ibuprofen hancur dalam ukuran yang lebih besar atau makrogranuler.
Granul natrium ibuprofen hasil sintesis memiliki sifat alir yang lebih
baik dan berat jenis yang lebih besar dari pada granul ibuprofen, sehingga
menit awal menunjukkan pelepasan obat yang lebih tinggi dari pada
ibuprofen sehingga dapat memberikan mula kerja obat yang lebih cepat.
3.3 ?
13
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dalam makalah ini antara lain:
1.
2.
3.
4.
14
DAFTAR PUSTAKA