Anda di halaman 1dari 18

LISTIYOWATI 2017

BAB III

PROSES PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian di lakukan pada Tanggal 14 s/d 17 November 2016 dengan sumber


data terdiri dari kepala ruang, Case Manager, perawat dan pasien dan menggunakan
teknik pengambilan data dengan kuesioner, observasi dan wawancara terhadap sumber
data. Pengkajian di fokuskan pada komponen manajemen keperawatan yang terdiri dari
Planing, Organising dan Actuating dengan menyertakan pula analisa situasi terhadap
sarana dan prasarana di ruang Dahlia II.
1. Profil Ruangan

RSUD Dr. LOEKMONO HADI terletak di jalan Dr. Loekmonohadi No.19


Kudus, Jawa Tengah yang bertipe B non pendidikan. RSUD Dr. Loekmono Hadi
telah memiliki beberapa fasilitas pelayanan antara lain instalasi gawat darurat (IGD),
Rawat Jalan, Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Laboratorium, radiologi,
gizi, farmasi, dan pelayanan lainnya. Salah satu ruang rawat inapnya adalah ruang
Dahlia II (kelas I) yang terletak dilantai 2, samping Ruang Melati II dan di depan
Ruang Bougenvile II. Fasilitas ruang Dahlia II setiap satu kamar terdiri dari 2 set
tempat tidur dengan fasilitas AC, TV, almari pakaian, kitchen set, kamar mandi
didalam, dengan fasilitas air panas dan dingin, washtafel dan oksigen sentral.
Total kapasitas ruangan Dahlia II secara keseluruhan adalah 24 bed.
Ruangan ini memiliki Visi Misi sebagai berikut :
Visi : pelayanan keperawatan profesional menjadi pilihan utama masyarakat.
Misi :
1. Memberikan pelayanan efektif, efisien dan komprehensif.
2. Memberi pelayanan tanpa membedakan status sosial dan agama.
3. Meningkatkan mutu pelayanan dengan manajemen mutu dan kompetensi.
4. Memberikan pelayanan berorientasi pada kepuasan klien.
2. Input
a. MAN / SDM

42
LISTIYOWATI 2017
1) Struktur Organisasi

Ka. Bidang Keperawatan :


Ns. Susiani Puspito R, S.Kep.,MM
Kasi Keperawatan Rawat Inap:
Ns. Masvan Yulianto, S.Kep.,M.Kes

Kepala Ruang:
Retno Astuti, AMK

Case Manager:
Ns. Imron Fuadi, S.Kep
Administrasi: Logistik:
Noor Kholidah

Perawat Primer I : Perawat Primer I : Perawat Primer I :


Ns. Sufaedah, S.Kep Ns. Sriyatun, S.Kep Suyanti, AMK

Perawat Assosiate I : Perawat Assosiate I : Perawat Assosiate I :


Endah Susianawati, AMK Bambang Julianto, AMK Fitriyani Muflikah, AMK

Perawat Assosiate II Perawat Assosiate II Perawat Assosiate II


Eka Muriani, AMK Sumiyati, AMK Ns. Nor Afrokah, S.Kep

Perawat Assosiate II Perawat Assosiate II Perawat Assosiate II


Diah Uly F, AMK Lilin Dewi M, AMK M. Saifudin Nizar, AMK

Perawat Assosiate II Perawat Assosiate II Perawat Assosiate II


A. Rahman R, AMK Ratna Puji, AMK Yuliari S, AMK

2) Ruang Dahlia II memiliki 17 tenaga keperawatan dan 1 tenaga non


keperawatan.
3) Kebutuhan tenaga menurut Gillies, tanggal 14 november 2016
Keperawatan langsung
Mandiri : 18 pasien x 1 jam : 18 jam
Parsial : 6 pasien x 3 jam : 18 jam
Total : 0 pasien x 6 jam : 0 jam
Total jam asuhan : 36 jam
Jumlah keperawatan tidak langsung
24 pasien x 1 jam : 24 jam

43
LISTIYOWATI 2017
Jumlah pendidikan kesehatan
24 pasien x 0,25 : 6 jam
Sehingga jumlah total jam keperawatan/klien/hari :
36 + 24 + 6 = 66 = 2,75 jam
24 24
Jumlah tenaga yang dibutuhkan
2,75 x 24 x 365 = 24090 = 24090 = 12 orang
(365-76) x 7 hari 289 x 7 2023
Untuk perawat cadangan :
20% x 12 orang = 2,4 atau 2 orang
Jadi perawat yang dibutuhkan sebanyak 14 perawat.
4) Uraian Tugas tenaga kesehatan di ruang Dahlia II sesuai SPO RSUD
Dr.Loekmono Hadi :
a) Kepala Ruang Dahlia II :
Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
Menyusun rencana kerja kepala ruang
Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat dan pengembangan staff
Menyusun rencana kebutuhan alat kesehatan dan sarana penunjang
pelayanan di ruangan
Menyusun jadwal dinas sesuai beban kerja dan kebutuhan pelayanan
di ruangan.
Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan
keperawatan di ruang rawat melalui kerjasama dengan petugas lain
yang bertugas di ruang.
Menyusun jadwal daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain
sesuai kebutuhan pelayanan.
Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru atau
tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat.
Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan
asuhan keperawatan

44
LISTIYOWATI 2017
Mengadakan pertemuan berkala dengan staff keperawatan dan
petugas lain yang bertugas di ruang pelayanan
Memberi kesempatan dan ijin kepada staff keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah, koordinasi dengan kepala seksi
Mengupayakan tersedianya peralatan, dan obat-obatan sesuai
kebutuhan berdasarkan ketentuan dan kebijakan rumah sakit
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian,
meliputi:
Mengawasi dan menilai mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh kompetensi klinik sesuai tujuan program bimbingan
yang telah ditentukan.
Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan dan lainnya yang
berada dibawah tanggung jawabnya.
Mengawasi dan mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan perawatan serta obat - obatan secara
efektif dan efisien.
Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar
yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan tim
pengendalian mutu.
b) Case Manager :
Tanggung jawab
Memfasilitasi kesinambungan pelayanan di semua tatanan layanan
rumah sakit maupun rawat inap.
Melakukan asesmen utilitas : mampu mengakses semua informasi
dan data untuk mengevaluasi manfaat/utilitas, untuk kebutuhan
manajemen pelayanan pasien
Melakukan asesmen diperluas dan lengkap terhadap pasien dan
keluarga yang diperlukan pada saat administrasi, termasuk
assesmen psikososial-ekonomi lengkap
Fungsi perencanaan
Menyusun rencana untuk pelaksanaan manajemen pelayanan
pasien

45
LISTIYOWATI 2017
Menyusun proses asuhan pasien (yang personalized / unik)
selama rawat inap sampai kembali ke pasien (case-management)
Fungsi penggerakan dan pelaksanaan
Melakukan koordinasi pelayanan untuk kontinuitas pelayanan dan
pemenuhan kebutuhan asuhan pasien
Melakukan koordinasi dan integrasi pelayanan sosial ke dalam
asuhan pasien,discharge planning, proses pemulangannya.
Mengkoordinasikan pemberian pelayanan sosial kepada pasien,
keluarga, dan orang-orang lain yang penting untuk memampukan
mereka menghadapi dampak penyyakit terhadap fungsi keluarga
pasien dan untuk memperoleh manfaat maksimum dari pelayanan
kesehatannya.
Fungsi evaluasi
Melakukan telaah utilisasi (utilization review), melalui tugas
evaluasi, clinical pathway,mencakup mekanisme kendali biaya,
dan ketepatan, kebutuhan dan mutu pelayanan oleh para pembayar
dan provider.
Melaksanakan telaah atas utilisasi pelayanan secara tepat sejak
admisi sampai tindak lanjut menjaga kontinuitas pelayanan asuhan
pasca discharge
Mengevaluasi kepuasan pasien dan mutu layanan yang diberikan
Memantau length of stay.
Memantauan pasca discharge.
c) Perawat Primer :
Melakukan asesmen dan pengkajian klien secara komprehensif
Membuat analisa hasil pengkajian
Menentukan diagnosa keperawatan
Membuat rencana intervensi keperawatan
Mengimplementasikan rencana intervensi bersama perawat assosiate.
Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh tim kesehatan lain maupun perawat lain, bersama
timnya

46
LISTIYOWATI 2017
Melaksanakan evaluasi keberhasilan yang dicapai bersama perawat
assosiate
Membuat rencana intervensi lanjutan setelah melakukan evaluasi
perkembangan bersama tim lain
Melakukan discharge planning pemulangan klien
Membuat resume keperawatan selama dirawat
d) Perawat Assosiate :
Melaksanakan timbang terima tugas kepada petugas pengganti secara
lisan maupun tertulis pada saat pergantian dinas
Menerima pasien baru sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku
Menyiapkan fasilitas dan lingkungan untuk kelancaran pelayanan serta
memudahkan pasien dalam menerima pelayanan dengan cara :
Mengawasi kebersihan lingkungan
Mengatur tata ruang agar memudahkan dan memperlancar
pelayanan yang diberikan kepada pasien
Memeriksa persiapan peralatan yang diperlukan dalam memberikan
pelayanan
Mengamati keadaan umum pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan
mental,dan keluhan utama)
Melaksanakan tugas perawat primer saat tidak bertugas, sesuai
kewenangan meliputi :
Melakukan pengkajian
Melakukan analisa dan diagnosa
Membuat intervensi
Melakukan implementasi asuhan keperawatan baik mandiri maupun
kolaborasi dengan kesehatan lainnya
Melakukan evaluasi
Menyiapkan bahan pemeriksaan laboraturium sesuai kebutuhan
Melakukan tindakan darurat sesuai kebutuhan pasien khususnya pada
kasus darurat sesuai dengan kewenangannya,bersama tim
Membantu pasien selama pemeriksaan dokter
Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan

47
LISTIYOWATI 2017
Karakteristik tenaga keperawatan dan sumberdaya manusia ruang Dahlia II
sebagai berikut :
No Karakteristik Responden Jumlah
1 Jenis Kelamin :
a. Laki-laki 4
b. Perempuan 14
2 Pendidikan :
a. S1 Ners 4
b. D3 Kep 13
c. SMEA 1
Dari tabel diatas, belum adanya petugas administrasi yang
mengharuskan perawat untuk bisa menjadi petugas administrasi sewaktu
dibutuhkan. Beberapa perawat diruang Dahlia II telah mendapatkan pelatihan
mengenai asuhan keperawatan, BTCLS, EKG sejumlah 14 orang dan
Manajemen sejumlah 1 orang. Kasus terbanyak yang sering terjadi dalam 3
bulan terakhir adalah Diabetes Mellitus, Hipertensi dan SNH (Stroke Non
Hemoragik).
b. Material ( Sarana dan Pra Sarana)
1) Denah Ruang
2)
A B
3)
C 1 3 5 7 9 11
D
4) E

2 4 6 8 10 12
F G
H
J
I

Keterangan :

A : Ruang Sholat

B : Toilet

48
LISTIYOWATI 2017
C : Ruang cuci OB

D : Ruang alat-alat (EKG, tensi, trolli infusan, dll)

E : Pentry

F : Ruang obat pasien

G : Nurse station

H : Ruang kepala ruang

I : Ruang persentasi

J : Ruang linen kotor, kursi roda, oksigen

1-12 : Kamar pasien 1-12

2) Fasilitas Untuk Pasien


a) Tempat Tidur
Ruang dahlia II merupakan bangsal kelas 1 yang terdiri atas 12
ruangan, 24 tempat tidur dengan fasilitas AC, TV, kamar mandi,
tempat sampah dengan perincian sebagai berikut :
No. Ruangan Jumlah Almari Kamar AC TV Tempat Wastafel
tempat mandi sampah
tidur
1. 1 2 1 1 1 1 1 1
2. 2 2 1 1 1 1 1 1
3. 3 2 1 1 1 1 1 1
4. 4 2 1 1 1 1 1 1
5. 5 2 1 1 1 1 1 1
6. 6 2 1 1 1 1 1 1
7. 7 2 1 1 1 1 1 1
8. 8 2 1 1 1 1 1 1
9. 9 2 1 1 1 1 1 1
10. 10 2 1 1 1 1 1 1
11. 11 2 1 1 1 1 1 1
12. 12 2 1 1 1 1 1 1

Berdasarkan observasi tanggal 14 November 2016 didapatkan


data : setiap kamar mandi, 2 almari pasien, 2 kursi tunggu, 2 tempat
tidur pasien, 2 tiang infus, 1 tempat sampah non infeksius, 2 pispot, 2
baskom, 1 AC, 2 oksigen sentral, 1 watafel, 1 kaca, 1 tempat
handscrub, 1 TV, 1 gayung. Dari analisa bersama untuk fasilitas

49
LISTIYOWATI 2017
ruangan Ruang Dahlia II dengan tipe penyakit umum tipe 1 sudah baik.
Dan sudah dijelaskan fasilitas yang didapatkan tiap 1 pasien didalam
tiap kamar tersebut ada 2 tempat tidur, kamar mandi 1, 2 kursi tunggu,
tiang infus, dll namun ada beberapa ruangan yang fasilitas seperti TV,
AC, tempat tidur yang rusak.
b) Fasilitas untuk tenaga kesehatan meliputi:
Ruang Perawat
Ruang Karu
1 Kamar mandi
Pentry
Tempat ibadah
Tempat alat-alat medis (EKG, Nebulizer, tensi)
1 Kulkas
4 Kursi kayu, 2 kursi busa, 2 kursi kayu bundar
1 Kipas angin
c) Alat alat medis dan Non medis
a. Alat Medis
No Nama alat alat Jumlah Kondisi Standart Keterangan
Kebutuhan
Baik Rusak (Depkes RI 2005)

1 Bak Instrumen kecil 1 1 2 Central CSSD


2 Bed Pasien 24 24 - Central CSSD
3 Bengkok Stenlis Besar 10 10 2 Central CSSD
4 Gliserin Spuit 1 1 2 Central CSSD
5 Gunting Sedang Lurus 2 2 5 Central CSSD
6 Gunting jaringan 2 2 5 Central CSSD
7 Bak instrument besar 14 1 - Central CSSD
8 Bak instrument kecil 3 3 2 Central CSSD
9 Bak spuit 2 2 2 Central CSSD
10 Kom sedang 5 5 2 Central CSSD
11 Pinset cirugis 2 2 5 Central CSSD
12 Gunting hecting 1 2 Central CSSD
13. Gunting perban 1 1 1 Kurang 1
(kurang tajam)
14. Pinset anatomis 1 1 1 Cukup
15 Kursi roda 1 1 2 Kurang satu
16 Stetoskop 3 3 2 Cukup

50
LISTIYOWATI 2017
17. Suction 1 1 1 Cukup`
18 Tromol sedang 1 1 1 Cukup
19 Tromol kecil 1 1 1 Cukup
20 Thermometer 1 1 5 Kurang 4
-manual
-digital 1
21 Timbangan Dewasa 2 2 1 Cukup
22 Tensi air raksa 1 1 5 Kurang 1
Tensi jarum 2 1 1
Tensi digital 1 1
23 Torniquet 1 1 2 Kurang 1
24 Syringe pump 3 3 2 Cukup
27 Urinal 24 24 1 Cukup
28 EKG Mobile 1 1 1 Cukup
29 Oxymetri 1 1 1 Cukup
30 Pinset anatomis 1 1 1 Cukup
31 Korentang 1 1 1 Cukup
32 Flow meter o2 24 24 - Cukup
33 Nebulizer set 2 2 - Cukup
34 Bed side monitor - - 1 Kurang
35 Troli emergency 1 1 1 Cukup
36 Lampu tindakan 1 1 1 Cukup
37 Alat GDS 1 1 2 Kurang 1
38 Oksigen O2 besar 24 - - Central
39 Tabung Oksigen kecil 2 2 - 2 Cukup

Hasil observasi menunjukan di Ruang Dahlia II alat medis sudah


cukup lengkap, namun ada beberapa alat yang kondisinya tidak baik. Misalnya
gunting perban yang kondisinya kurang tajam, kursi roda kurang 1,
Thermometer manual yang sudah tidak berfungsi, Torniquet kurang 1, Tensi
air raksa (1) yang rusak, tensi digital (1) yang tidak berfungsi dengan baik,
torniquet kurang 1, GDS kurang 1.
b. Alat non medis
No Nama Jumlah
1 Tempat tidur 24
2 Kasur / Bed 24
3 Bantal 24
4 Meja pasien 24
5 Sprei 28
6 Sarung bantal 28
7 Ember mandi pasien 12

51
LISTIYOWATI 2017
8 Tempat sampah pasien 12
9 Korden set 12
10 Troley 3
11 Meja tulis 4
12 Almari besar 3
13 Kipas Angin 3
14 Kulkas kecil 1
15 Kalkulator 2
16 Nursing call 24
17 Jam dinding 13
18 Telepon 1
19 Kursi jaga pasien 24
20 Televisi 12
Untuk peralatan rumah tangga ada kendala pada fasilitas yang rusak
yaitu terdapat beberapa AC yang tidak berfungsi secara normal, 1 tempat tidur
yang tidak berfungsi dengan baik dan 3 TV yang rusak.
3) Fasilitas Tempat Obat
Hasil obeservasi di Ruang Dahlia II tanggal 14 November 2016 bahwa
fasilitas untuk obat pasien sudah dipisah-pisah tiap loker pasien. Terdapat pula
tempat cairan infus. Letak loker obat pasien berada diruangan tersendiri
dengan menggunakan loker yang ditandai dengan nomer masing-masing
kamar, tetapi belum ada pembedaan tempat obat injeksi dan obat oral, cairan
infus ditempatkan didalam 1 loker pasien dan untuk percaikan obat sudah
diloker masing-masing bagian loker pasien (ruang obat).
Berdasarkan hasil observasi untuk tempat obat dikelompokkan
berdasarkan nama dan ruangan pasien pada loker obat. Saat melakukan injeksi
baru dilakukan 6 prinsip benar untuk menghindari kesalahan dalam pemberian
obat. Dalam pemberian obat baik oral maupun injeksi pada pasien.
Dalam pendokumentasian, seperti buku injeksi, buku observasi, lembar
dokumentasi, buku observasi nadi dan suhu, buku operan, buku visite, ruangan
sudah memilikinya dan biasanya perawat mencatatnya dengan rapi. Untuk
leaflet juga sudah tersedia diruangan.
c. Method (metode Asuhan Keperawatan)
1. Model Keperawatan di Ruang Dahlia II
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang Dahlia II didapatkan data
bahwa metodee asuhan keperawatan yang digunakan diruangan aalah semi MPKP
(Model Praktik Keperawatan Profesional), model keperawatan yang digunakan

52
LISTIYOWATI 2017
dalam memberikan asuhan kepada passien adalah menggunakan kolaborasi antara
metode perawat primer dan metode TIM karena keterbatasan jumlah perawat.
Sampai saat ini metode keperawatan yang berlangsung diruang dahlia II adalah
metode TIM, perawat primer bertanggung jawab terhadap 24 pasien. Apabila ada
salah satu pasien yang membutuhkan pertolongan, perawat primer memerintahkan
kepada perawat pelaksana melimpahkan tugas tersebut, terkadang perawat
pelaksana melimpahkan tugas tersebut ke mahasiswa praktikan sehingga perawat
primer dn perawat pelaksana kurang mengetahui kebutuhan pasien secara
komperhensif.
2. Dokumentasi
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Ruang Dahlia II pendokumentasian
asuhan keperawatan sudah tersusun cukup baik diantaranya:
a. Kelengkapan Pengkajian
Dalam format pengkajian rekam medik pasien diRuang Dahlia I berisi
assesment awal keperawatan rawat insap yang terdiri dari anamnesa dan
pemeriksaan fisik head to toe. Untuk prosentase kelengkapan pengkajian dari
24 pasien ruang Dahlia II belum semuanyamemenuhi SOP. Pengkajian yang
lengkap sebanyak 22 pengkajian dalam rekam medik atau 92% sedangkan
yang kurang lengkap sebanyak 8% dari total keseluruhan pengkajian dalam
rekam medik.
b. Ketepatan
Pada lembar diagnosa sudah tertulis diagnosa keperawatan yang mengacu
pada WHO dan ketepatan dari TIM Komite Keperawatan Rumah Sakit dalam
menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan sudah cukup tepat
sesuai SOP.
c. Penyusunan Intervensi Keperawatan
Dalam penulisan rencana keperawatan diruang Dahlia II sudah sesuai dengan
SOP pada lembar catatan perkembangan pasien terintegrasi. Dalam lembar
tersebut sudah ditulis semua rencana keperawatan untuk masing-masing
diagnosa keperawatan untuk masing-masing diagnosa sehingga perawat cukup
memeberikan ceklis pada kotak yang sesuai rencana tindakan kepearawatan
sesuai kondisi pasien.
d. Pelaksanaan Implementasi

53
LISTIYOWATI 2017
Pelaksanaan implementasi keperawatan Ruang Dahlia II termuat dalam format
lembar implementasi, dalam lembar tersebut perawat menulis terapi obat
sesuai dosis yang diberikan, cara pemberian dan waktu pemberian, serta
tindakan kepearawatan ditulis sesuai apa yang sudah dilakukan selama satu
shift.
e. Dokumentasi evaluasi asuhan keperawatan
Evaluasi keperawatan didokumentasikan menggunakan metode SOAP dalam
lembar catatan perkembangan terintegrasi yang diisi oleh dokter dan pearawat.
Pada evaluasi SOAP untuk intervensi selanjutnya maupun terapi lanjut.
3. Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara dengan wakil Kepala Ruang Dahlia II didapatkan informasi
bahwa selama ini belum pernah ada proses ronde keperawatan, karena menurut
wakil kepala ruang proses ronde keperawatan terlalu lama karena harus
melibatkan dokter,pasien, keluarga pasien, dan perawat yang bertanggung jawa
atas pasien tersebut.
4. Sentralisasi obat
Diruang Dahlia II tersedia 1 ruangan khusus untuk tempat obat pasien yang terdiri
dari 24 loker untuk masing-masing pasien sesuai nomer kamar pasien. Obat
injeksi dan oral ditempatkan menjadi satu dalam wadah plastik beserta cairan
infus didalam loker obat masing-masing pasien. Didalam ruangan tersebut juga
terdapat lemari pendingin untuk obat-obatan seperti insulin. Terdapat juga 1 loker
besar khusus yang berisi persediaan obat pasien yang dimiliki oleh ruangan.
Diruang Dahlia II sudah tersedia trolley emergency yang berisi obat-obatan
emergency, peralatan oksigenasi, begging, ETT, OPPA, injeksi dosis tinggi,
sediaan sungkup oksigen dan sediaan cairan infus. Dalam serah terima obat di
Ruang Dahlia II keluarga selalu dilibatkan, namun keluarga dan pasien hanya
mengetahui bahwa pasien disuntik maupun diberikan obat oral saat jam pemberian
obat karena perawat terkadang tidak menjelaskan obat apa yng diberikan , tujuan
pemberian dan fungsi efek samping yang diberikan.

5. Supervisi

54
LISTIYOWATI 2017
Dari hasil wawancara bersama kepala ruang dahlia II, supervisi dilakukan setiap
2x sehari siang dan malam.
6. Timbang Terima
Proses pelaksanaan timbang terima di ruang dahlia II dilakukan setiap hari pada
jam pergantian shift jaga. Timbang terima dilakukan secara lisan dan sudah
didokumentasikan pada format asuhan keperawatan secara ringkas. Timbang
terima dilakukan diruang keperawatan dan setelah itu seluruh perawat keliling ke
masing-masing ruang pasien.
7. Discharge Planning
Dari hasil pengkajian ruangan dan wawancara kepada kepala ruang didapatkan
hasl bahwa diruangan dahlia II telah diberlakukan aturan mengenai rencana
perawatan atau rencana pemulangan pasien setelah dirawat di Rumah Sakit. Jika
memang kondisi pasien sudah mengalami peningkatan menuju kesehatan dan
rrencana tersebut harus disetujui oleh dokter penanggung jawab pasien (DPJP),
namun jika pasien dan keluarga menghendaki untukpasien dipulangkan sebelum
waktu yang disetujui oleh dokter, perawat ruangan dapat memulangkan pasien
dengan status APS atau Atas permintaan Sendiri. Setiap pasien pulang akan
diberikan Discharge planning dimana isi dari format tersebut meliputi
penjelasanobat-obatan, yang dilanjutkan dirumah , waktu kontrol, informasi
nutrisi,aktivitas, istirahat dan hasil pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen,
USG, atau CT scan, namun pelaksanaan dari proses tersebut kurang maksimal
karena kendala beban kerja perawat yang banyak sehingga terkadang perawat
belum menjelaskan tentang aktivitas dam intensitas istirahat yang dianjurkan
untuk pasien selama dirumah.
d. Money (Keuangan)
Semua sumber dana yang didapat di ruang Dahlia II bersumber dari rumah
sakit. Semua fasilitas sudah dipenuhi oleh rumah sakit. Anggaran dana diperoleh dari
APBN, APBD, BLUD, Cukai, JKN. Dana dari APBN berasal dari pemerintah untuk
rumah sakit, dana dari BLU dikelola untuk pengelolaan keuntungan rumah sakit, dana
dari Cukai dikelola oleh Pemda untuk pembelian alkes, dan dana JKN, dikelola untuk
pengembalian BPJS dan asuransi klien. Untuk jasa tindakan di ruangan dahlia II ada,
tetapi ada batasannya. Pihak ruangan tidak tahu pasti tentang keuangan yang masuk
atau keluar dalam ruangan karena keuangan dan jasa tindakan diatur oleh sentral

55
LISTIYOWATI 2017
PENATAUSAHAAN PENGELUARAN BELANJA UP/GU//TU
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) RSUD dr.
LOEKMONO HADI KUDUS
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
800/3553/23.01.01/2014 1-2
RSUD dr.
Loekmono Hadi
Kudus
SPO Tanggal Terbit : Di tetapkan
31 Desember 2014 Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi
Kudus

Dr. ABDUL AZIZ ACHYAR. M. Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19620716199503100
PENGERTIAN Merupakan proses menerima, menyimpan, membayarkan dan
mempertanggungjawabkan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan
anggaran badan pelayanan umum daerah (BLUD) RSUD dr.
Loekmono Hadi Kabupaten Kudus
RUANG Ketentuan ini meliputi seluruh pengeluaran yang digunakan untuk
membiayai pelaksanaan kegiatan operasional, non operasional dan
LINGKUP
investasi dengan sumber dana dari anggaran badan pelayan umum
daerah (BLUD) RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus
TUJUAN Tercapainya penatausahaan pengeluaran BLUD RSUD dr. Loekmono
Hadi Kudus yang tertib, efektif, efisien, transparan dan dapat
dipertanggung jawabkan
KEBIJAKAN Kebijakan penatausahaan pengeluaran BLUD meliputi :
1. Penatausahaan pengeluaran BLUD RSUD dr. Loekmono Hadi
Kudus berpedoman pada peraturan menteri dalam negeri
nomor 61 Tahun 2007
2. Fungsi-fungsi penatausahaan pengeluaran dilaksanakan oleh
bendahara pengeluaran BLUD, dengan dibantu bendahara
pengeluaran pembantu

PROSEDUR 1. Bendahara pengeluaran menerima bukti-bukti pengeluaran dan


dokumen pengajuan UP/GU/TU dari pejabat pelaksana teknis
kegiatan (PPTK)
2. Bukti-bukti dokumen pengajuan bukti pengeluaran beserta
UP/GU/TU diteruskam ke sub bagian penyusunan anggaran,
akutansi dan verifikasi untuk di vertifikasi kebenarannya dan
kelengkapan dokemunennya
3. Berdasarkan bukti-bukti yang telah di verifikasi, selanjutnya
UP/GU/TU oleh bendahara pengeluaran BLUD dibuat
rekapitulasi
4. Selanjutnya bendahara pengeluaran BLUD menyiapkan surat
permintaan pembayaran (SPP) dan diajukan kepda pemimpin

56
LISTIYOWATI 2017
BLUD melalui pejabat keuangan dan atau kuasa penggunaan
anggaran (KPA)
5. Berdasarkan SPP UP/GU/TU yang diajukan melaui PPK, di
terbitkan surat perintah membayar (SPM) dan surat pernyataan
tanggung jawab (SPTJ) oleh pemimpin BLUD
6. Setelah terbit SPN dan SPTJ, bendahara pengeluaran BLUD
membukukan dibuku kas umum

e. Mutu
Pasien Safety :
- Pasien rawat inap dilengkapi memakai gelang yang tercantum nama dan tanggal
lahir
- Perawat menggunakan teknik SBAR dalam melaporkan kondisi pasien
- Obat-obatan disimpan di tempat obat berdasarkan nomor dan nama pasien
- Perawat melakukan validasi ulang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan
ataupun operasi.
- Perawat melakukan 6 langkah cuci tangan sebelum kontak pasien maupun sesudah
kontak pasien
- 6 langkah cuci tangan diajarkan pada keluarga pasien baru
Kepuasan dan kenyamanan pasien :
- Terdapat kuesioner tentang kepuasan pasien di PIP dan untuk diruangan belum
ada, tetapi sudah terdapat kotak saran.
Perawatan diri : setiap pasien dalam perawatan diri biasanya dibantu oleh keluarga
pasien masing-masing.
3. Proses Manajemen Keperawatan
a. Planning (Perencanaan) :
- Visi misi : saat ini sudah ada visi dan misi yang ditempel didinding ruangan yang
dapat terbaca dengan mudah oleh semua orang yang melewatinya.
- Peningkatan kepuasan kerja : dalam peningkatan kepuasan kerja dalam ruangan
tidak memberikan reward/reinforcement sehingga motivasi dari perawat kurang.
b. Organizing :

57
LISTIYOWATI 2017
Dalam perekrutan pegawai menggunakan seleksi BLUD (Badan Layanan Umum
Daerah).
Sistem penjadwalan : Pengaturan shift yang dilakukan oleh kepala ruang
disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada diruangan dan tidak berdasarkan
pada tingkat ketergantungan pasien dan semua perawat memiliki jam kerja yang
sama setiap bulannya.
c. Directing/actuating
Dalam peningkatan kepuasan kerja dalam ruangan tidak memberikan
reward/reinforcement tetapi jika bila ada perawat yang melanggar aturan diberikan
punishment berupa teguran.
d. Coordinating (koordinasi) :
Dalam hal koordinasi di ruang Dahlia II untuk sistem timbang terima atau operan
sudah berjalan cukup baik, namun ada beberapa hal yang belum dilakukan antara
lain pre-post conference belum dilakukan pada setiap shift. Untuk permasalahan
yang timbul di ruang Dahlia II dimusyawarahkan secara bersama.
e. Controlling :
Kinerja perawat : setiap perawat sudah mempunyai uraian tugas masing-masing
bagi tiap tenaga keperawatan. Cara pemberian asuhan keperawatan yang diberikan
sudah mengacu pada standar asuhan keperawatan yang sudah ditetapkan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan jika ada konflik diruangan, kepala ruang
menyelesaikan dengan cara musyawarah dengan perawat yang berjaga untuk
mencari solusi yang terbaik untuk mengatasi konflik tersebut.
4. Output
a. Dokumentasi Keperawatan
1) Kelengkapan pengkajian pendokumentasian dilakukan dengan menggunakan
format yang berisi pengkajian diagnosa, rencana tindakan dan catatan
perkembangan, serta catatan perkembangan, serta catatan pemberian obat
dengan metode progress notes (SOAP).
Lembar dokumentasian keperwatan yg tersedia di ruangan antara lain:
- Blanko EKG, RO, USG
- Lembar RM 4 asuhan keperawatan
- Lembar daftar pengecekan OP
- Lembar pulang paksa

58
LISTIYOWATI 2017
- Lembar pemeriksaan
2) Ketepatan diagnosa keperawatan yang ditegakkan oleh perawat di dalam
ruangan sudah sesuai dengan keluhan utama pasien, lembar catatan diagnose
keperawatan , intervensi dan evaluasi sudah dilengkapi oleh perawat ruangan.
3) Pembuatan rencana keperawatan masalah yg dialami pasien selanjutnya
dijadikan data untuk mengangkat sebuah diagnose keperawatan yang kemudian
diagnose tersebut dipilih mana yang menjadi prioritas utama.
4) Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan di dokumentasikan dalam lembar
catatan perkembangan dengan di sertai respon pasien.
5) Pengelolaan logistic obat
a) Alur penerimaan obat
- Dokter memberikan advise kepada perawat
- Perawat yang menyerahkan resep obat
- Pihak apotek memberikan obat kepada perawat
- Pihak perawat memvalidasi ulang obat, apakah sudah sesuai dengan resep
atau belum lalu di simpan dan di tata berdasarkan kotak obat yang sudah
diberi label sesuai nama obat.
- Obat diberikan pada pasien sesui waktu dan dosis oleh perawat
Hasil analisa menunjukkan, pemantauan obat dilakukan oleh perawat sudah
sesuai dengan prinsip 5 benar seperti melihat nama obat, jenis obat, dosis
obat, waktu pemberian obat tetapi loker obat tidak dicantumkan nama pasien.
b) Pembagian obat
Perawat memperhatikan alur pemberian obat yang tercantum dalam buka
daftar pemberian obat dengan terlebih dahulu di cocokan dengan terapi yang
sesuai advis dokter.
b. Kepuasan pasien
Setelah dilakukan praktik manajemen diharapkan kepuasan pasien meningkat.
c. Infeksi Nosokomial
Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial, ruang Dahlia II sudah
terdapat hand hygiene/ hand wash bagi untuk tenaga kesehatan maupun bagi
keluarga pasien yang akan menjenguk.

59

Anda mungkin juga menyukai