(DRINKING-WATER-TREATMENT)
Perbedaan yang paling menonjol dari parameter humus dibanding yang mudah
terdegradasi adalah nilai K yang lebih besar, dan nilai D dan Df yang lebih kecil. Ketika
kedua substrat menunjukkan potensial pertumbuhan yang sangat tinggi, BOM humus
memiliki Smin lebih tinggi dan JR yang lebih rendah. Karna kestabilan air secara biologi harus
memiliki konsentrasi BOM mendekati Smin, perkiraan rasio J/JR harus kecil dari 1.
Karna secara teori BOM yang terkandung didalam air minum memiliki konsentrasi
yang rendah. Pengukuran COD dan TOC tidak dilakukan, karna NOM tidak dapat terurai.
Oleh karena itu, rangkaian pengujian telah dirancang secara spesifik untuk pengukuran
konsentrasi terendah BOM dalam air minum.
12.1.1. Teknik Perhitungan BOM ( Biodegradable Organic Matter)
Sebagian besar dari teknik pengukuran BOM melibatkan inkubasi air secara batch
dengan pengontrolan bakteri. Proses ini dibagi menjadi 3 bagian.
1. Metode van der Kooij (1982)
Metode ini menggunakan bakteri murni yang diseleksi dari kemampuan
bakteri tersebut untuk tumbuh di dalam komponen organik. Maksimum pertumbuhan
dari ragi murni, yang biasanya dihitung menggunakan plate counts, hasilnya
dikonversikan ke konsentrasi dari AOC dengan konversi faktor yang berasal dari uji
substrat murni.
Van der Kooij (1982) menyatakan bahwa air secara biologi stabil jika AOC
lebih kecil dari C 10 g/l , atau BOD sekitar 26 g/l. Jika residual klorin dapat
dipertahankan melalui sistem distribusi, AOC dengan level yang lebih tinggi dapat
ditoleransi.
2. Beberapa teknik juga mengembangkan teknik inokulum yang kecil dari campuran
kultur bakteri dan mengukur penurunan maksimum didalam karbon organik terlarut
untuk mendapatkan BDOC. Pengujian BDOC tidak sensitif pengujian pertumbuhan
bakteri dan hasil pengukurannya biasanya C 100 g/l dan BODL nya 260 g/l.
3. Pengujian BDOC dengan menggunakan inokulum skala besar untuk mengatasi
keterbatasan dari 2 type pengujian : waktu inkubasi yang lama bahkan 30 hari. Semua
pengujian inokulum dengan skala tinggi adalah type BDOC. Pengujian sebenarnya
adalah type batch dengan waktu 1-7 hari.
Woolschlager dan Rittmann (1995) melakukan analisa secara sistematis mengenai
metode inokulum BOM yang rendah dan tinggi. Mereka menemukan formasi dari produk
kelarutan mikroba dan pembusukan dari bakteri disebabkan oleh kedua type pengujian
konsentrasi BOM. Efek yang ditimbulkan sangat besar jikan BOM mendekati
Smin.Contohnya, 300 g/l BODL dari BOM humus memberikan nilai BDOC dan AOC =0
karna tidak memungkinkan untuk pertumbuhan.
Tabel 12.2. Data hubungan loading permukaan BOM terhadap rentang konsentrasi BOM
pada umpan dan kondisi operasi dari filter.
Kondisi Operasi Konsentrasi BOM pada umpan,
mgBODL/l
Diameter media Hydraulic loading, 0.25 1.0 2.0 4.0 10
(mm) (m/h)
1 5 0.0083 0.033 0.066 0.13 0.33
1 10 0.017 0.066 0.13 0.27 0.66
Kondisi yang dianggap konstan : dp = 1, porositas media = 0.4, shape factor = 1.
Dari tabel diatas : angka yang ditanda tebal mengindikasikan bahwa loading permukaannya
adalah kecil dari 0.4 kg BODL/1000 m3-d atau tidak menimbulkan penyumbatan.
Angka yang bergaris miring mengindikasikan bahwa loading permukaannya besar dari 0,12
kg BODL/1000 m3-d atau menyebabkan penyumbatan.
Hasil yang didapatkan dari Tabel 12.2 menyarankan bahwa filtrasi cepat
memungkinkan tidak terjadinya penyumbatan yang berlebihan, ketika BOM umpan memiliki
konsentrasi kecil dari 1 mg BODL/l dimana sesuai dengan nilai BDOC 0.4 mg/l. Untuk
konsentrasi yang lebih besar dari 2 mg BODL/l (BDOC = 0,8 mg/l), maka operasi filter
hybrid akan memberikan kelebihan headloss (sesuai dengan angka bertulisan miring pada
tabel) dan sering backwashing dan masalah seperti yang terjadi pada 4 mg BDO L/l (1,6 mg/l
BDOC).
Montgomery (1985) menyatakan bahwa backwashing dibutuhkan ketika akumulasi
dari padatan dalam filter cepat lebih dari 550 g/m3 atau 550 kg/1000 m3. Apabila biofilm
mencapai kondisi steady-state, akumulasi dihitung sebagai XfLfa = Y J a/b. Kita asumsikan
bahwa J dapat dijadikan sebagai loading permukaan , Y = 0.42 kg VSSa/kg BOD L, dan b
dapat diprediksi menjadi 0,5/d yang sesuai dengan dari biofilm yang akan dihilangkan
dengan backwashing dan detachment setiap hari. Loading permukaan (J) yang sesuai dengan
XfLfa = 550 kg/1000m3 dan backwashing untuk menghilangkan akumulasi biofilm adalah
0,18 kg BODL/1000 m2 d untuk dp = 1mm. Jika jumlah akumulasi biofilm dari total
padatam yang terakumulai, maka flux BODL terjadi penyumbatan berlebih sekitar 0.09 kg
BODL/1000 m2-d, yang sesuai dengan nilai pada Tabel 12.2. Hal ini menunjukkan bahwa
biofiltrasi hybrid dapat menimbulkan masalah jika BOM umpan lebih besar dari 2 mg
BODL/l atau 0,8 mg/l BODC.
12.4. Denitrifikasi
Dasar proses denitrifikasi dengan menggunakan NO3- atau NO2- sebagai aseptor
elektron primer. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah :
1. Harus ditambahkan donor elektron eksogen untuk mendorong respirasi NO3- untuk
menghilangkan DO (oksigen terlarut).
2. Konsentrasi DO harus rendah, biasanya lebih kecil dari 0,2 mg/l, konsentrasinya harus
dipertahankan dengan meminimalisasi kontak dengan udara.
3. Berbagai proses fixed-bed dan fluidized-bed yang digunakan harus sesuai.
Aplikasi pengolahan air minum mempunyai dua fitur yang unik yang
membedakannya dengan pengolahan air limbah tersier. Fitur khusus pertama adalah kualitas
effluent (NO3--N atau NO2--N), dimana standar dari keluaran NO3--N adalah 10 mg N/l yang
berarti bahwa denitrifikasi secara parsial dapat dilakukan. Fitur kedua adalah donor elektron
residual harus minimal untuk menjaga kestabilan biologi air. Oleh karena itu rasio J/J R dari
elektron donor harus dibawah 1 dan jumlah donor yang ditambahkan kecil dari perhitungan
stoikiometri yang dibutuhkan untuk denitrifikasi.
Fitur unik ketiga adalah pemilihan donor elektron yang ditambahkan. Walaupun
metanol sering digunakan dalam pengolahan limbah dan telah digunakan juga pada
pengolahan air minum, namun itu tidak baik karena sangat beracun bagi manusia dan juga
sumber elektron yang cukup mahal. Elektron donor organik alternatif yang dapat digunakan
adalah etanol dan asetat, etanol lebih murah daripada asetat dan metanol, namun penggunaan
etanol dalam penambahan pada pengolahan air minum dibutuhkan peraturan politik karna
mengandung senyawa alkohol.
Denitrifikasi autorotrof dengan penggunaan unsur sulfur atau gas H 2 sebagai donor
elektron sangat menjanjikan. Unsur belerang biasanya diimpregnasikan pada media padat dan
diberikan sesuai dengan kebutuhan dengan cara melarutkannya. Proses ini memiliki
keuntungan yaitu : donor elektron residual diabaikan pada output, perolehan biomassa
rendah, dan lebih murah dari pada donor elektron organik.
Sistem heterotrof menggunakan metanol, etanol dan asetat sebagai sumber energi
elektron donor.