kepangkatan yang Anda maksud adalah kepangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN). Kami akan berpedoman pada Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (PP 11/2017).
Susunan pangkat dan golongan ruang PNS pada dasarnya diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri
Sipil (PP 99/2000). Namun, PP 99/2000 ini telah dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku oleh PP 11/2017.7[7]
Akan tetapi kemudian Pasal 352 PP 11/2017 mengatur sebagai berikut:
Pangkat dan golongan ruang PNS yang sudah ada pada saat Peraturan
Pemerintah ini mulai berlaku, tetap berlaku sampai dengan diberlakukannya
ketentuan mengenai gaji dan tunjangan berdasarkan Peraturan Pemerintah
mengenai gaji dan tunjangan sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada Instansi Pemerintah.9[9]
Pengangkatan Jabatan
PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada lingkungan instansi Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. PNS yang diangkat dalam jabatan
tertentu, pangkat atau jabatan disesuaikan dengan pangkat dan jabatan di lingkungan
instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.12[12]
Kenaikan Pangkat
Kenaikan pangkat PNS ditentukan dari hasil penilaian kinerja PNS di bawah
kewenangan Pejabat yang Berwenang pada Instansi Pemerintah masing-masing yang
didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PNS.13[13] Kenaikan
pangkat ini kemudian disetujui oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).14[14]
Dasar hukum:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana yang telah diubah oleh Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000
tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil dan dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku oleh Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil.
Kenaikan Pangkat
A. PENGERTIAN
1. Pangkat adalah Kedudukan yang menunjukan tingkat seseoran Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan
sebagai dasar penggajian;
2. Kenaikan Pangkat adalah Penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan
pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap negeri;
3. Kenaikan Pangkat Reguler adalah Penghargaan yang diberikan kepada Negawai
Negeri Sipil yang telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan;
4. Kenaikan Pangkat Pilihan adalah Kepercayan dan penghargaan yang diberikan
kepada Pegawai Negeri Sipil atas prestasi kerjanya yang tinggi.
B. DASAR HUKUM
Pengatur Muda, golongan ruang II/a bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar
Sekolah Dasar;
Pengatur, golongan ruang II/c bagi yang memiliki Tanda Tamat Belajar Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama;
Pengatur Tk.I, golongan ruang II/d bagi yang memiliki Surat Tanda Tamat Belajar
Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama;
Penata Muda Tk. I, golongan ruang III/b bila memilki Surat Tanda Tamat Belajar
Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah Kejuruan Tingkat Atas 3 tahun, Sekolah Kejuruan
Tingkat Atas 4 tahun, Ijasah DiplomaI, atau ijah Diploma II;
Penata, golongan Ruang III/c bagi yag memiliki Ijazah Sekolah Guru Pendidikan
Luar Biasa, Ijazah diploma III, Ijazah Sarjana Muda, Ijazah akademi atau ijazah
Bakaloreat;
Penata Tk. I, golongan ruang III/d bagi yang memiliki Ijazah Sarjana (S1) atau Ijazah
Diploma IV ;
Pembina, golonga ruang IV/a bagi yang memiliki Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker,
Ijazah Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara;
Pembina Tk. I, golongan ruang IV/b bagi yang memiliki Ijazah Doktor (S3).
4. Kenaikan Pangkat Reguler dapat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil setingkat lebih
tinggi apabila yag bersangkutan :
o Sekurang-kurangnya telah 4 (Empat) tahun dalam pangkat terakhir;
o Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (Dua)
tahun terakhir.
5. Pegawai Negeri Sipil yang kenaikan pangkatnya mengakibatkan pindah golongan dari
golongan II menjadi golongan III dan golongan III menjadi golongan I, harus telah
mengikuti dan lulus ujian dinas yang ditentukan, kecuali bagi kenaikan pangkat yang
dibebaskan dari ujian dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Kenaikan Pangkat bagi Pegawai Negeri sipil yang menduduki Jabatan Struktural dan
pangkatnya masih 1 (satu) tingkat dibawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk
jabatan itu, dapat dinaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila :
3. Kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh Surat Tanda Tamat
Belajar/Ijazah atau Diploma.
a. Surat Tanda Tamat Belajar/ Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang
setingkat dan masih berpangkat Juru Muda Tk. I (I/c);
b. Surat Tanda Tamat Belajar/ Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Diploma I atau
yang setingkat dan masih Juru Tk. I (I/d) ke bawah, dapat dinaikan pengkatnya
menjadi Pengatur Muda (II/a);
c. Surat Tanda Tamat Belajar/ Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau
Diploma II dan masih berpangkat Pengatur Muda (II/a) kebawah, dapat dinaikan
pangkatnya menjadi Pengatur Muda Tk. I (II/b);
d. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi, atau Ijazah Diploma III dan masih berpangkat
Pengatur Muda Tk. I (II/b) ke bawah dapat dinaikan pangkatnya menjadi Pengatur
(II/c) ;
e. Ijazah Sarjana (S1), atau ijazah Diploma IV dan masih berpangkat Pengatur Tk. I
(II/d) ke bawah dapat dinaikan pangkatnya menjadi Penata Muda (III/a);
f. Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, dan Ijazah Magister (S2) dan masih berpangkat
Penata Muda (III/a) ke bawah dapat dinaikan pangkatnya menjadi Penata Muda Tk. I
(III/b);
g. Ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda Tk. I (III/b) ke bawah dapat
dinaikan pangkatnya menjadi Penata (III/c).
Nama dan Susunan Pangkat serta Golongan Ruang Pegawai Negeri sipil
Susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil dar yang terendah sampai yang tertinggi adalah
sebagai berikut :
1. Golongan I dan II
o Karpeg;
o SK Pangkat Terakhir;
o DP-3 2(Dua) tahun terakhir;
o Ijazah dan Transkip Nilai.
2. Golongan III Ke Atas
o Karpeg;
o SK Pangkat Terakhir;
o DP-3 2(Dua) tahun terakhir;
o Ijazah dan Transkip Nilai;
o STLUD (Bagi yang naik dari golongan II ke III dan golongan III ke IV)
o Daftar Riwayat Hidup.
Catatan :
Jabatan Fungsional Aparatur Sipil Negara adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi
dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.[1] Jabatan Fungsional terdiri dari beberapa rumpun jabatan yang
ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.[2]
Daftar isi
1 Rumpun jabatan
o 1.1 Jenis rumpun jabatan
o 1.2 Jenjang jabatan fungsional
1.2.1 Jabatan fungsional keahlian
1.2.2 Jabatan fungsional keterampilan
2 Pengelompokan jabatan fungsional
o 2.1 Jabatan fungsional tertentu / khusus
o 2.2 Jabatan fungsional umum
3 Angka kredit
4 Referensi
Rumpun jabatan
Rumpun jabatan fungsional adalah himpunan jabatan fungsional keahlian dan / atau jabatan
fungsional ketrampilan yang mempunyai fungsi dan tugas yang berkaitan erat satu sama lain
dalam melaksanakan salah satu tugas umum pemerintahan.
Jenis rumpun jabatan fungsional adalah perumpunan jabatan fungsional ditinjau dari
perpaduan pendekatan antara jabatan dan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai
dasar untuk melaksanakan tugas dan fungsi jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas umum
pemerintahan. Jenis rumpun jabatan fungsional disusun dengan menggunakan perpaduan
pendekatan antara jabatan dan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan tugas dan fungsi jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas umum
pemerintahan.[3] Berikut 25 rumpun jabatan fungsional berdasarkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 Tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil:
manajemen.
Rumpun Hukum dan Peradilan adalah rumpun jabatan
fungsional Pegawai Negeri Sipil Yang kegiatannya
berhubungan dengan penelitian, peningkatan atau
pengembangan konsep, teori dan metode operasional serta
18 Hukum Dan Peradilan penerapan ilmu pengetahuan di bidang hukum, perancangan
peraturan perundang-undangan serta pemberian saran dan
konsultasi pada para klien tentang aspek hukum,
Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, jenjang
jabatan fungsional terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional
keterampilan.[1]
Berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional keahlian
dibagi dalam 4 (empat) jenjang jabatan yaitu:
1. Jenjang Utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi
utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional
tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya, golongan
ruang IV/d sampai dengan pembina utama, golongan ruang IV/e.
2. Jenjang Madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi
utamanya bersifat strategis sektoral yang mensyaratkan kualifikasi profesional
tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai
dengan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
3. Jenjang Muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi
utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional
tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai
dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
4. Jenjang Pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi
utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat
dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata muda, golongan ruang III/a sampai
dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional ketrampilan dibagi
dalam empa jenjang jabatan yaitu:
1. Jenjang Penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan
fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan
pejabat fungsional tingkat dibawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan
pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan
tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
2. Jenjang Pelaksana Lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang
tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan dan mensyaratkan
pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu
cabang ilmu pengetahuan tertentu, dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda,
golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
3. Jenjang Pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang tugas dan
fungsinya utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan
pengalaman teknis operasional penunjang yang didasari oleh satu cabang ilmu
pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I,
golongan ruang II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
4. Jenjang Pelaksana Pemula, adalah jenjang jabatan fungsional keterampilan yang
tugas dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan
pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari oleh suatu cabang ilmu
pengetahuan tertentu dengan kepangkatan Pengatur Muda, golongan ruang II/a.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar Jabatan Fungsional Tertentu
Jabatan fungsional tertentu / khusus adalah yang pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan
pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit. Hingga Juni 2014, terdapat 129 jabatan dalam
jabatan fungsional tertentu[5]
Jabatan fungsional umum yang untuk pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkatnya
tidak disyaratkan dengan angka kredit. Hingga September 2014, terdapat 37
rumpun/kelompok jabatan dalam jabatan fungsional umum.[6]
Angka kredit
Angka Kredit menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau
akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional dalam rangka
pembinaan karier yang bersangkutan. Penetapan angka kredit jabatan fungsional dilakukan
oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dengan memperhatikan usul dari pimpinan
instansi pemerintah pembina jabatan fungsional setelah terlebih dahulu mendapat
pertimbangan teknis secara tertulis dari Kepala Badan Kepegawaian Negara, dengan
mengacu pada rumpun jabatan yang ditetapkan oleh Presiden.[2]