Anda di halaman 1dari 14

Status Ujian

Ilmu Kesehatan Jiwa

Pembimbing :
dr. Hj. Prasila Darwin, Sp. KJ

Oleh :
Putry Nurul Fitriya (2012730077)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. P
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 60 tahun
Agama : Islam
Alamat : Cipayung
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SD
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RSIJ : 5 Agustus 2017

II. RIWAYAT PSIKIATRI


AUTOANAMNESIS
- Sabtu, 5 Agustus 2017 di Ruang bangsal laki-laki RS.Jiwa Islam Klender

ALLOANAMNESIS
- Sabtu, 5 Agustus 2017 melalui telepon dengan Ibu P (anak pasien)

A. Keluhan Utama :
Pasien susah tidur sejak 2 bulan SMRS

B. Keluhan Tambahan :
Pasien tidak teratur minum obat, pasien sering keluar rumah jam 2 pagi,
menggigau dan mengganggu tetangga dekat rumah.

C. Riwayat Gangguan Sekarang :


Pasien di bawa ke rumah sakit jiwa islam kelender dengan keluhan susah tidur
sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien tidak teratur meminum obatnya
dikarenakan pasien merasa bahwa sudah sehat. Saat obatnya tidak teratur diminum,
anak dan suami pasien mulai merasakan ada gejala yang mulai muncul pada diri
pasien, yaitu pasien mulai terlihat gelisah, sulit tidur, nafsu makan menurun dan
sering mengigau. Semakin lama gejala pasien semakin bertambah buruk, pasien
semakin sering bangun jam 1 pagi, kemudian keluar rumah lalu pintunya di kunci,
dan pasien pergi keluar rumah tanpa sepengetahuan keluarganya. Selain itu, pasien
menyimpan benda tajam tanpa sepengetahuan keluarga seperti pisau dan golok.
Pasien mengatakan pisau dan golok akan digunakan untuk memotong pohon jeruk.
Namun keluarga pasien mengatakan, pisau dan golok di bawa - bawa pasien
berkeliling komplek dan mengganggu tetangga.
Satu bulan SMRS, menurut anak pasien, pasien menjadi lebih mudah marah -
marah, dan berkeliling komplek memakai baju compang camping, kemudian pasien
mengangkat bajunya dan memperlihatkan alat kelaminnya ke muka umum. Anak
pasien mengatakan bahwa pasien, pernah menghampiri bapak bapak yang sedang
ngobrol dan mengajak untuk melakukan hubungan seksual ketika suaminya sedang
pergi mengaji, dan pasien menawarkan ada dua kamar yang satu ac dan yang satu
tidak ac. Selain itu, pasien sudah mulai mengambil barang barang orang tanpa izin,
dan jika di larang pasien akan marah dan memukul orang yang melarang. Pasien juga
sering marah marah dengan suaminya karena suami selalu melarang pasien untuk
keluar rumah dan mengunci pasien di dalam kamar.
Satu minggu SMRS, pasien meminta ongkos kepada anaknya untuk pergi ke pasar
untuk membeli sayur, setelah itu pasien membagikan sayurannya ke tetangga dan
pasien juga sering membagi bagi makanan ke tetangga. Pasien juga sering bagi
bagi uang ke tetangganya yang janda.
Dua hari SMRS, pasien melempar korek ke rumah tetangga yang sedang
menjemur kasur, dan jemuran kasurnya terbakar. Pasien melempar korek ke jemuran
kasur tetangga karena merasa terganggu dengan keberadaan jemuran tersebut.
Pasien menyangkal mendengar suara bisikan, dan melihat bayangan. Pasien
mengkonsumsi obat dalm bentuk tablet yang diberikan dokter dua macam berwarna
abu -abu dan putih, di minum satu kali sehari, namun pasien tidak teratur minum
obatnya.
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya :
a. Psikiatri
Pertama kali pasien di rawat di rumah sakit jiwa pada tahun 1989 di
rumah sakit banyumas jawa tengah karena pasien sering pergi tanpa izin dan
tidak pulang selama 1 minggu. Pasien sering berpergian tanpa tujuan. Ketika
pasien pulang ke rumah, pasien mengamuk dan menjambak rambut anaknya
secara tiba tiba, hingga kepala anak hampir di benturkan ke tembok. Selain
itu, pasien juga membuang baju suaminya dan membakarnya. Pasien di rawat
selama satu minggu lalu di dizinkan pulang oleh dokter. Setelah pasien keluar
dari rumah sakit, pasien tidak pernah kontrol ke poli sehingga pengobatan
pasien terhenti selama tiga belas tahun. Namun keluarga mengatakan setelah
di rawat di rumah sakit banyumas keadaan pasien membaik dan pasien dapat
melakukan aktivitas sehari hari dengan normal.
Pada tahun 2002 pasien kembali di rawat di rumah sakit jiwa grogol.
Empat harin sebelumnya ibu pasien meninggal dunia. Pasien di bawa ke
rumah sakit jiwa grogol di karenakan pasien di rumah tidak mau berbicara,
tidak mau makan selama 1 minggu, dan keliling kampung sambil melempari
korek ke jemuran orang. Kemudian pasien hampir di pukuli oleh orang
orang kampung. Pasien di rawat di rumah sakit grogol selama satu minggu.
Setelah pasien di perbolehkan pulang, pasien menjalani kontrol rutin satu
bulan sekali dan rajin minum obat. Setelah itu keadaan pasien membaik.
Pada tahun 2013 ayah pasien meninggal dunia, kemudian pasaien
menjadi sering marah marah, meludah sembarangan, dan mencoret coret
tembok. Kemudian pasien di bawa ke klinik lipo kebayoran dan di rawat
selama satu minggu. Dan setelah itu pasien tidak melanjutkan pengobatan di
klinik tersebut.
Pada tahun 2014 pasien di rawat di rumah sakit cipto, dengan keluhan
pasien sering bernyanyi nyanyi, dan pergi tanpa tujuan. Di rumah sakit cipto
pasien di rawat selama dua belas hari. Setelah di rawat pasien menjalani
kegiatan sehari hari dengan baik, namun dalam pengawasan keluarga.
Pada akhir tahun 2016 pasien di rawat di rumah sakit jiwa islam
kelender dengan keluhan marah marah, melempar lempar pakaian
suaminya, dan sulit tidur. Pasien di rawat selama satu minggu. Namun pasien
tidak rutin minum obat setelah diperbolehkan pulang.
Pada bulan mei 2017 pasien kembali di raawat di rumah sakit jiwa
islam kelender karena pasien setiap jam 1 malam pasien terbangun dari
tidurnya, dan keluar rumah untuk keliling kampung. Setelah keliling kampung
pasien pergi ke pasar untuk membeli sayur dan sayuran tersebut dibagi
bagikan ke tetangganya. Selain itu pasien juga menyembunyikan obat yang
diberikan dokter dan obat suaminya. Pasien di rawat selama satu minggu.

b. Gangguan Medik
Pasien tidak memilik riwayat darah tinggi dan kencing manis. Pasien
tidak memiliki gangguan medik sebelumnya. Pasien tidak memiliki gangguan
bawaan sejak lahir, tidak pernah mempunyai riwayat kejang sebelumnya, tidak
pernah menderita sakit berat hingga membutuhkan perawatan rumah sakit, dan
tidak ada riwayat trauma kepala sebelumnya.

c. Penggunaan NAPZA
Pasien tidak pernah mengkonsumsi rokok, narkoba, dan minuman
alkohol.
E. Riwayat Pribadi Sebelum Sakit
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara, selama kehamilan ibu
pasien dalam kondisi sehat, tidak pernah mengalami gangguan kesehatan baik
fisik maupun psikis. Tidak ada masalah sebelum atau saat kelahiran pasien
dilahirkan dalam keadaan cukup bulan dan di lahirkan secara normal dibantu
oleh bidan. Pada saat lahir bayi langsung menangis. Pasien merupakan anak
yang dikehendaki orangtuanya. Tidak pernah ada sakit kejang atau penyakit
lainnya yang bermakna. Tidak ada kecelakaan yang bermakna, riwayat
operasi tidak ada.
b. Masa Kanak kanak dini / awal (0 - 3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu kandungnya sendiri dan diberikan ASI hingga
usia 1,5 tahun. Tidak ada cacat bawaan yang ditemukan dan perkembangan
fisik pasien cukup baik, pola perkembangan motorik tidak ada hambatan,
seperti kebanyakan anak yang normal. Tidak ada masalah dalam
pertumbuhan maupun perkembangan pasien saat masa itu.
c. Masa kanak kanak Pertengahan ( 3 11 tahun )
Secara fisik pasien tumbuh dan berkembang seperti anak-anak
seusianya. Pasien mulai masuk Taman Kanak-kanak (TK) usia empat tahun
pasien dapat bergaul dengan teman-teman disekolah maupun teman seusianya
di lingkungan rumah, tidak ada masalah di TK selama dua tahun tersebut.
Kemudian masuk Sekolah Dasar (SD) usia enam tahun pasien dinilai tidak
banyak bertingkah di sekolah, pasien cenderung bisa bergaul dengan teman-
temannya. Pasien tidak pernah terlibat perkelahian dengan teman sebayanya
di sekolah menyelesaikan SD enam tahun selalu naik kelas prestasi di sekolah
baik.
d. Masa kanak Akhir dan Pubertas (11-18 tahun)
Pasien tidak melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pasien
mulai adanya ketertarikan dengan lawan jenis pada usia 14 tahun.
e. Riwayat Pendidikan
-Taman Kanak-Kanak : TK Al-Mutaqin Banyumas Jawa Tengah, tidak ada
masalah prestasi yang berkaitan dengan pendidikan.
-Sekolah Dasar : SD N 2 Banyuma Jawa Tengah masuk saat pasien usia 6
tahun tidak ada masalah prestasi yang berkaitan dengan pendidikan
dinyatakan lulus dan selalu naik kelas.
f. Riwayat Psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Pasien
memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Pasien tidak pernah mendapatkan
pelecehan seksual dan tidak pernah melakukan pelecehan seksual.
g. Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pertama kali pasien bekerja pada tahun 1978, pasien bekerja di pabrik
tembakau selama 2 tahun. Di pabrik tembakau pasien bekerja sebagai
buruh, kemudian pabrik tersebut bangkrut.
Tahun 1973 pasien pergi ke jakarata untuk mencari pekerjaan dan
akhirnya pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Pasien
bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama dua tahun. Di tahun
kedua pasien mengatakan hampir di perkosa oleh anak majikannya,
namun pasien langsung berteriak meminta tolong. Setelah itu pasien
keluar bekerja dan pulang ke kampung halaman.
b. Riwayat Pernikahan
Awal menikah tahun 1975 pasien usia 18 tahun , suami pasien usia 20
tahun pernikahan mereka direstui oleh kedua orang tuanya , pasien
kenal dengan suaminya di rumah temannya saat sedang bermain, saat
itu suami pasien sudah bekerja dan tinggal bersama orang tuanya di
Jakarta, mereka pacaran, dan beberapa bulan kemudian orangtua
suami pasien datang ke rumah untuk melamar pasien.
Selama empat tahun pasien tinggal dirumah orang tua suaminya di
Jakarta. Pasien memiliki lima orang anak dua perempuan 3 pria.

c. Riwayat Aktivitas Sosial


Pasien mempunyai cukup banyak teman dekat di lingkungan
rumah, Saat kecil ,usia sekolah dan saat bekerja pasien dapat berinteraksi
dengan orang lain tidak memiliki masalah serius dengan aktivitas sosial.
Namun saat sakit pasien tidak mempunyai teman.

d. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien tidak pernah melanggar hukum dan tidak pernah di
hukum.

h. Riwayat Keluarga
Keterangan :

Tinggal
Laki-Laki Perempuan Pasien Meninggal serumah

Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien dilahirkan


dalam keluarga sederhana. ayah dan ibu pasien harmonis dan sangat
menyayangi anak-anaknya, ayah dan ibu berasal dari Jawa Tengah bersuku
Jawa.
Ayah pasien bekerja sebagai petani, ibunya sebagai ibu rumah tangga.
Kesehariannya pasien dari kecil hingga sekarang pasien tidak memiliki
masalah dengan kakak dan adik pasien. Kakak pasien tinggal bersama
suaminya di jawa tengah di desa kedungmenjangan, bekerja sebagai ibu rumah
tangga, adik pasien adalah laki-laki tinggal di jakarta bersama anak dan
istrinya.
Saat ini pasien tinggal bersama suami dan ketiga anaknya, ibu pasien
sudah meninggal pada tahun 2002, ayah pasien sudah meninggal pada tahun
2013. Di riwayat keluarga tidak ada yang mengalami penyakit jiwa
sebelumnya.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien seorang wanita, postur tubuh tinggi sedang dan gemuk,
berpenampilan tampak seperti usianya. Saat di wawancara, pasien
mengenakan baju daster berwarna hijau, dan menggunakan alas kaki. rambut
hitam pendek dan terlihat cukup bersih.
b. Perilaku
Sebelum wawancara, pasien tampak sedang tidur sendiri di bangsal
perempuan RS Jiwa Klender. Selama wawancara, pasien tampak duduk
tenang dengan pemeriksa dengan tenang. Saat wawancara pasien menatap
mata pemeriksa.

c. Aktivitas Psikomotor
Menarisme : tidak ada
Tick : tidak ada
Kedutan : tidak ada
Echopraxia : tidak ada

d. Sikap Terhadap Pemeriksa


Pasien kooperatif terhadap pemeriksa

B. Pembicaraan
a. Volume : Sedang
b. Irama : Teratur
c. Intonasi : Sedang
d. Artikulasi : Jelas

C. Mood& Afek
a. Mood : Irritable
b. Afek : Labil
c. Keserasian : Serasi

D. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi :
Auditorik : Tidak ada
Visual : Tidak Ada
Taktil : Tidak ada
Olfaktorik : Tidak ada
Gustatorik : Tidak ada
b. Ilusi :
Auditorik : Tidak ada
Visual : Tidak ada
Olfaktorik : Tidak ada
Gustatorik : Tidak ada
c. Derealisasi : Tidak ada
d. Depersonalisasi : Tidak Ada

E. Gangguan Pikiran
1) Proses Pikir
a. Produktivitas :Kaya Ide
b. Kontinuitas
Blocking : Tidak ada
Asosiasi Longgar : Tidak ada
Inkoherensi : Tidak ada
Neologisme : Tidak ada
Flight of ideas : Ada
Sirkumstansial : Tidak ada
Tangensial : Tidak ada
c. Hendaya bahasa : Tidak ada

2) Isi Pikir
Gangguan Isi Pikir :
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Ide Referensi : Tidak ada
c. Waham
Waham bizarre : Tidak Ada
Waham nihilistik : Tidak ada
Waham kebesaran : Tidak ada
Waham kejar : Tidak ada
Waham rujukan : Tidak ada
Waham cemburu : Tidak Ada
Thought of insertion : Tidak Ada
Thought of broadcasting : Tidak Ada.
Thought of withdrawal : Tidak ada
Thought of control : Tidak Ada
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada

F. Sensorium dan Kognisi


a. Kesadaran
E4V5M6 Compos Mentis
b. Orientasi
Waktu : Baik (Pasien mengetahui perkiraan waktu dilakukan
wawancara sekitar siang hari, dan dapat menyebutkan hari, bulan
dan tahun saat wawancara)
Tempat : Baik (Pasien mengetahui ia sedang berada di RSJ)
Orang : Baik (Pasien tahu bahwa ia diwawancarai oleh dokter
muda dapat mengenali dokter muda)
c. Daya Ingat
Segera : Baik (mampu mengingat 3 benda yang pemeriksa
sebutkan)
Jangka pendek : Baik (mampu mengingat menu makan paginya)
Jangka panjang: Baik (pasien dapat mengingat tahun kelahirannya dan
masa kecilnya)
d. Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi baik, pasien dapat dengan baik melakukan pengurangan
yang diberikan pemeriksa (seven serial test). Perhatian baik, pasien dapat
mengeja kata D-U-N-I-A dan dapat mengeja dari belakang A-I-N-U-D
e. Kemampuan Membaca dan Menulis
Kemampuan menulis baik, pasien dapat menulis biodata dan dapat
membaca tulisan tersebut dengan baik.
f. Kemampuan Visuospasial
Baik. Pasien dapat menggambar dua buah persegi lima berhimpitan.
g. Pemikiran abstrak
Baik. Pasien dapat memberikan arti dari peribahasa Panjang Tangan
yang artinya suka mencuri.
h. Kemampuan Informasi dan Intelegensi
Baik. Pasien mengetahui nama presiden Republik Indonesia saat ini.

G. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik.

H. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial : Kurang baik (Selama dirawat, pasien tidak berteman
dengan pasien lain karena pasien lebih banyak diam dan melamun).
Uji Daya Nilai : Baik (Apabila pasien menemukan dompet di jalan,
pasien akan mengembalikan dompet tersebut ke pemiliknya).

I. Reality Testing of Ability (RTA)


RTA tidak terganggu.
J. Tilikan
Derajat III. (pasien merasa sakit, butuh minum obat, namun tidak teratur kinum
obatnya dan menyalahkan penyebab yang lain)

K. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya.

IV. STATUS FISIK


A. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Suhu : 360 C
Nadi : 82 x/menit regular
Pernapasan : 22 x/menit
Kepala : Normocephal
Thorax
Paru : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung : BJ I dan II reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Supel, bising usus +
Ekstremitas : hangat, CRT 2 detik
B. Status Neurologi
Gangguan rangsangan meningeal : Tidak ada
Mata
Gerakan : Normal
Bentuk pupil : Isokor
Refleks cahaya : +/+
Motorik
Tonus : dalam batas normal
Kekuatan : dalam batas normal
Koordinasi : dalam batas normal
Refleks : dalam batas normal

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Telah dilakukan pemeriksaan Ny.P, Perempuan, 60 tahun, agama Islam, suku
Jawa, tinggal di Cipayung. Pasien dibawa ke dokter dengan diantar oleh suami dan
anak kandungnya dengan keluhan pasien sulit tidur sejak 2 bulan SMRS. Pasien tidak
teratur minum obat karna pasien menganggap bahwa dirinya sudah sembuh, namun
keluarga melihat timbulnya gejala seperti sering marah marah, keliling kampung
dengan menggunakan daster compang camping, mengajak tetangga yang lawan jenis
untuk melakukan hubungan seksual, pergi jalan jalan tanpa tujuan, membagi
bagikan sayuran yang sudah di belinya di pasar ke tetangga, melempari korek api ke
jemuran tetangga, sulit makan, mengambil barang milik orang lain tanpa izin, jika di
di larang pasien akan marah, meludah sembarangan dan mencoret coret tembok
rumah.
Pasien sudah enam kali di rawat di rumah sakit jiwa yang berbeda dengan
keluhan yang sama yaitu marah marah, pergi keluar rumah tanpa izin keluarga,
senang jalan jalan tanpa tujuan, sulit tidur, nafsu makan berkurang, dan tidak rutin
minum obat.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan pasien perempuan, penampilan
sesuai usia dan tampak rapi. Pasien kooperatif, sopan, menjawab pertanyaan dengan
baik, konsentrasi baik. Aktifitas psikomotor selama wawancara, pasien dapat duduk
tenang, respon perilaku baik. Pasien berbicara dengan sopan, volume sedang, intonasi
sedang, kecepatan normal, lancar dengan irama teratur. Mood irritable, Afek labil,
serasi. Terdapat proses pikir flight of ideas. Perkiraan taraf intelegensia dalam tingkat
kecerdasan rata-rata usianya. Status internus dan neurologikus tidak dijumpai
masalah.

V. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I (Gangguan klinis dan kondisi yang menjadi fokus perhatian klinis)
Berdasarkan riwayat penyakit pasien didapatkan adanya pola perilaku dan psikologis
yang secara klinis bermakna dan khas berkaitan dengan gejala yang menimbulkan suatu
penderitaan (distress) maupun hendaya (disability) dalam fungsi psikososial dan
pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan
jiwa.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologikus tidak ditemukan kelainan
Gangguan Medis Umum yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak serta
mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita saat ini. Sehingga Gangguan Mental
Organik dapat di singkirkan.
Pada anamnesis ditemukan permasalahan perilaku berupa : Pasien marah-marah,
pasien bicara lebih banyak dari biasanya dan isi pembicaraan sering melompat-lompat,
pasien juga sulit tidur. Pada riwayat penyakit dahulu pasien pernah menunjukan gejala
seperti sedih, kehilangan kesenangan,lebih sering diam, merasa bersalah,tidak konsentrasi
dan tidak selera makan. Pada status mental ditemukan adanya mood irritable, serta
terdapatnya gangguan proses pikir yaitu adanya Flight of idea dengan produktivitas kaya
ide dan tidak didapatkan waham dan halusinasi. Dari hasil pemeriksaan diatas , kriteria
diagnosis menurut DSM IV mengenai Gangguan Mood terpenuhi dimana terlihat ada
gejala gangguan afektif tipe manik dan terdapat gejala depresi pada riwayat penyakit
dahulu. Namun saat ini pasien memperlihatkan gejala tipe manik. maka pada AKSIS I
saya diagnosis sebagai GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI MANIK
TANPA GEJALA PSIKOTIK.

Aksis II
Pada Pasien afek labil, terus menerus mencari kegairahan, penapilan atau perilaku
yang merangsang saat ini sesuai dengan ciri F60.4 Gangguan Kepribadian
Histrionik.

Aksis III
Tidak ada kelainan Medis Umum pada pasien

Aksis IV
Masalah primary support group :
Bahwa anak pasien sibuk dengan pekerjaannya masing masing, sedangkan
suami pasien sedang sakit.
Aksis V
GAF saat diperiksa : 11 20 (sedikit berbahaya menyakiti diri
sendiri atau orang lain).
GAF satu tahun terakhir : 11 20 (sedikit berbahaya, sering bersikap kasar).

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala
Psikotik
DD : Gangguan Cemas
Aksis II : Ciri kepribadian Histrionik
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah dengan primary support group
Aksis V : GAF saat diperiksa : 11- 20
GAF satu tahun terakhir : 11-20

VII. DAFTAR PROBLEM


1. Problem organobiologik : Tidak terdapat masalah genetik pada keluarga pasien
2. Problem psikologik dan perilaku :
Gangguan proses pikir yaitu flight of idea dengan produktifitas kaya ide.
Tilikan pada pasien ini 4
3. Lingkungan dan Sosial : Pasien tinggal bersama anak dan suaminya. Namun,
ketiga anak pasien sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan suami pasien sedang
sakit. Sementara jika tidak diingatkan pasien tidak patuh memakan obat.

VIII. RENCANA TERAPI


Farmakoterapi
- Natrium Divalproat 1 x 500mg

Non Farmakoterapi
- Rawat Inap
- Terapi Suportif
Menerangkan tentang gangguan yang dialami nya saat ini yang bertujuan
untuk menaikan tilikan pada pasien dan memotivasi pasien agar memakan obat
secara rutin.
- Terapi Reedukatif
Melakukan terapi perilaku, yang bertujuan untuk meningkatkan perawatan diri
pasien secara mandiri.
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai kondisi pasien agar keluarga
terus memantau kepatuhan pasien dalam memakan obat. Serta keluarga
sebaiknya ikhlas dan sabar dalam menghadapi pasien.
- Psikoterapi Rekonstruktif
Memotivasi agar pasien mau bersosialisasi dan berinteraksi dengan
masyarakat di lingkungannya. Serta memotivasi pasien agar selalu rajin
beribadah, seperti shalat, puasa, dan berdzikir.

IX. PROGNOSIS
Faktor yang memberikan pengaruh baik :
- Faktor pencetus jelas.
- Tidak ada kelainan organik.
- Respon terapi sebelumnya baik.
- Tidak ada riwayat penyakit keluarga sebelumnya.
- Kemauan untuk bekerja.
- Tidak mengkonsumsi zat psikoaktif

Faktor yang memberikan pengaruh buruk :


- Tidak patuh minum obat
- Kurangnya Dukungan keluarga, istri, dan mertua.

Faktor yang memberikan pengaruh baik


Quo Ad vitam : dubia ad bonam
Quo Ad functionam : dubia ad bonam
Quo Ad sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai