Konsep
PENDAHULUAN........................................................................................................... iv
2. ACUAN NORMATIF............................................................................................. 1
i
BIBLIOGRAFI ............................................................................................................... 51
LAMPIRAN A.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Pelindung Lereng dan Pelindung
Tebing ................................................................................................ 55
LAMPIRAN A.2 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Pendahluan dan
Studi Kelayakan Pelindung Lereng dan Pelindung Tebing ................ 56
LAMPIRAN A.3 Contoh KAK Pekerjaan Perencanaan Pendahuluan dan Studi
Kelayakan ......................................................................................... 57
LAMPIRAN B.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Detail Desain
Pelindung Lereng dan Pelindung Tebing ........................................... 68
LAMPIRAN B.2 Contoh KAK Pekerjaan Perencanaan Detail Desain Pelindung
Lereng dan Pelindung Tebing ............................................................ 69
LAMPIRAN B.3 Kriteria Desain Bangunan Pelindung Lereng dan Pelindung Tebing . 82
LAMPIRAN C Contoh KAK Pekerjaan Konstruksi Pelindung Lereng dan Pelindung
Tebing ................................................................................................ 94
LAMPIRAN D Bagan Alir Pemeliharaan Bangunan Persungaian ............................ 110
LAMPIRAN E Form Pemeliharan Bangunan Persungaian ....................................... 111
ii
KATA PENGANTAR
Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik
pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja
Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada
dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
Departemen Pekerjaan Umum.
Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus
Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang
kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses
pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.
iii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat
ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu
pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan
dibangun.
Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari
survey, investigasi, desain, konstruksi dan pemeliharaan dimana dalam pelaksanaannya
mengacu dan berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang
tercantum pada Acuan Normatif.
Pedoman ini mencakup kegiatan perencanaan (studi awal, studi identifikasi, studi
pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi kelayakan), detail desain, konstruksi
dan pemeliharaan dalam pekerjaan pembangunan bangunan pelindung lereng dan
pelindung tebing.
Pedoman detail desain mencakup kegiatan collecting data sekunder (topografi, geologi
permukaan, hidrologi), data primer (survey pengukuran topografi dan pemetaan, survey
hidrometri, sampling sedimen dan penyelidikan geoteknik), analisis hidrologi, analisis
hidrolika, perencanaan dan perhitungan dimensi, perhitungan volume pekerjaan sebagai
acuan dalam penyusunan rencana anggaran biaya, analisis dampak lingkungan serta
penyusunan dokumen tender yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan bangunan
pelindung lereng dan pelindung tebing.
iv
v
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, pelaksanaan pekerjaan, pengendalian
mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk setiap masing-masing kegiatan perencanaan,
detail desain, konstruksi dan pemeliharaan pekerjaan pembangunan pelindung lereng dan
pelindung tebing.
Pedoman perencanaan menetapkan spesifikasi teknis bagian pekerjaan perencanaan yang
meliputi studi awal, studi identifikasi, studi pengenalan perencaaan pendahuluan dan studi
kelayakan dalam kegiatan pembangunan pelindung lereng dan pelindung tebing.
Pedoman perencanaan mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder yang berupa peta
topografi, peta geologi regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun curah
hujan), data kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan
angin) dan data primer yang didapat dari hasil survey dan investigasi (pengukuran topografi
dan pemetaan, penyelidikan geoteknik, survey hidrometri, sampling sedimen), analisis
hidrologi, desain hidraulik, analisis ekonomi, analisis dampak lingkungan dan gambar desain
yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan perencanaan pelindung lereng dan pelindung
tebing.
Pedoman ini dapat digunakan untuk kegiatan detail desain pengembangan baru, perbaikan
dan up-grading.
Pedoman detail desain mencakup kegiatan pengumpulan data sekunder yang berupa peta
topografi, peta geologi regional, data hidrologi (curah hujan dan peta pos stasiun curah
hujan), data kilmatologi (temperatur, kelembaban relatif, lama penyinaran dan kecepatan
angin) dan data primer yang didapat dari hasil survey dan investigasi (pengukuran topografi
dan pemetaan, penyelidikan geoteknik, survey hidrometri), analisis hidrologi, desain hidraulik,
analisis konstruksi, gambar desain, perhitungan volume pekerjaan untuk menghitung rencana
anggaran biaya.
Pedoman konstruksi mencakup kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan tentang
pekerjaan persiapan umum dan khusus, pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi :
pekerjaan tanah; pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan; pekerjaan penyelidikan
geoteknik; pekerjaan beton; pekerjaan pasangan batu; pekerjaan dewatering; pekerjaan
pemancangan dan pekerjaan lain-lain.
Pedoman pemeliharaan mencakup aspek pemeliharaan yang meliputi kegiatan pengamatan,
perencanaan, program pelaksanaan dan evaluasi yang didasarkan pada semua tinjauan, baik
fisik maupun non fisik.
2. ACUAN NORMATIF
Undang-undang (UU) :
- UU No. 7 Tahun 2004 : Undang-Undang tentang Sumber Daya Air
Keputusan Menteri (KEPMEN) :
- KEPMEN KIMPRASWIL No. 257/PTS/M/2004 : Tata Cara Pembuatan Dokumen
Pelelangan (Dokumen Tender)
- KEPMEN KLH No. 17 Tahun 2001 : Jenis Rencana usaha dan/atau
Kegiatan wajib dilengkapi dengan
1 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
2 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
optimasi solusi yang tepat dari berbagai alternatif solusi, serta penentuan skala
prioritas.
3.1.1. Studi Awal adalah konsep atau rencana membuat suatu proyek yang terbentuk
melalui pengamatan kesempatan fisik di lapangan atau melalui analisis data-data
topografi dan hidrologi.
3.1.2. Studi identifikasi adalah kegiatan dimana studi awal diperiksa di lapangan untuk
membuktikan layak tidaknya suatu rencana proyek sehingga menghasilkan suatu
gambaran yang jelas mengenai kelayakan proyek yang bersangkutan.
3.1.3. Pengenalan studi adalah suatu proses untuk memberikan garis besar
pengembangan proyek multisektor dari segi-segi teknis.
3.1.4. Studi kelayakan adalah kegiatan untuk menyaring berbagai proyek alternatif yang
sudah dirumuskan di dalam studi pengenalan berdasarkan perkiraan biaya dan
keuntungan yang dapat diperoleh.
3.2. Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang
menghitung dan menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan
sesuai dengan kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh
detail desain untuk pelindung lereng dan pelindung tebing dari mulai gambar lay out
sampai dengan dimensi rinci serta spesifikasi bahan yang akan digunakan sebagai
komponen bangunan pelindung lereng dan pelindung tebing.
3.2.1. Desain hidraulik adalah tahapan kegiatan desain berupa tinjauan hidrolik terhadap
rencana letak, bentuk, dan dimensi bendung penahan beserta kelengkapan serta
lapisan tanah pondasi untuk mendapatkan bendung penahan beserta kelengkapannya
yang stabil
3.2.2. Desain struktur adalah tahapan kegiatan desain berupa tinjauan gaya-gaya yang
bekerja pada bangunan dan tanah, pondasi untuk mendapatkan letak, bentuk dan
dimensi bangunan beserta kelengkapannya sehingga aman dan stabil
3.2.3. Longsor adalah suatu proses perpindahan massa tanah / batuan dengan arah miring
dari kedudukan semula karena pengaruh gravitasi, serangan arus, gempa dan lain-
lain.
3.2.4. Pelindung kaki tebing adalah bangunan untuk melindungi kaki tebing terhadap
penggerusan maupun degradasi dasar sungai.
3.2.5. Pelindung tebing sungai adalah bangunan untuk melindungi tebing sungai secara
langsung terhadap kerusakan akibat serangan arus.
3.2.6. Perkuatan tebing adalah bangunan yang ditujukan untuk memperkuat tebing
terhadap kerusakan akibat gerakan tanah tebing seperti longsoran tebing.
3.3. Konstruksi adalah merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam
bentuk pekerjaan fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil
kegiatan perencanaan teknik.
3.3.1. Direksi pekerjaan adalah personil yang ditunjuk oleh pemilik pekerjaan untuk
membimbing dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang
sesuai dengan rencana
3.3.2. Dokumen perencanaan adalah keterangan yang mencakup tentang spesifikasi
teknik, gambar perencanaan maupun gambar detail dari seri pelindung tebing dan
talud yang akan dibuat
3.3.3. Gambar pelaksanaan adalah gambar bangunan (pelindung tebing dan talud) yang
sudah dilaksanakan apabila terjadi perubahan dimensi dari perencanaan
3 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
3.3.4. Lantai kerja adalah lantai yang terbuat dari beton dengan campuran 1 semen : 3
pasir : 5 kerikil, dipergunakan untuk tatakan mencetak tiang pancang beton
3.3.5. Perencana adalah personil yang membuat desain/rencana pelindung tebing dan
talud, meliputi perhitungan; gambar konstruksi dan spesifikasi teknis
3.4. Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana irigasi selalu dapat
berfungsi dengan baik guna mempertahankan kelestariannya.
3.4.1. Pemeliharaan periodik adalah suatu kegiatan yang mempunyai waktu yang lama
dan dampak yang diakibatkannya akan lebih besar dibandingkan dengan
pemeliharaan rutin.
3.4.2. Pemeliharaan rutin adalah kegiatan yang mempunyai frekuensi lebih sering
dilakukan dengan skala kecil, waktunya pendek dan harus dilakukan serta secara
kontinyu.
3.5. Perawatan adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan, tanpa
ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.
3.5.1. Perawatan rutin adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan
yang dilaksanakan setiap waktu.
3.5.2. Perawatan berkala adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan
yang dilaksanakan secara berkala.
3.6. Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran dan atau
bangunan.
3.6.1. Perbaikan darurat adalah usaha perbaikan dengan maksud agar saluran dan
bangunan sementara dapat berfungsi.
3.6.2. Perbaikan permanen adalah usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan
fungsi jaringan secara permanen.
4. PEKERJAAN PERENCANAAN
Perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan untuk pelaksanaan kegiatan sebelum
pembangunannya. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi: identifikasi masalah, pengumpulan
data, penentuan metode, pelaksanaan investigasi dan penyelidikan, optimasi solusi yang
tepat dari berbagai alternatif solusi, serta penentuan skala prioritas.
Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan bangunan pengaman sungai berupa
pelindung lereng dan pelindung tebing tebing harus memuat :
4.1 Ketentuan dan Persyaratan
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan pembangunan pelindung tebing dan talud memuat :
1) Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan dalam penyediaan data dan fasilitas penunjang,
meliputi :
a) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
i. Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
ii. Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan)
4 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam rangka
pelaksanaan jasa konsultansi
b) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
i. Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai
untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi.
ii. Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu
desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu
untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia
Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil
pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi
Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas
pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
b) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
5 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi
dintaranya berupa :
i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum
selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data
tersebut meliputi :
i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-
lain.
6 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
2) Studi Identifikasi
Studi identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa di lapangan untuk
mendapatkan informasi atau kebenaran tentang kondisi lapangan. Jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi berkisar antara 1 2 bulan. Cakupan kegiatan
studi identifikasi adalah :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000 tau yang lebih detail.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi
dintaranya berupa :
i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
7 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum
selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data
tersebut meliputi :
i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-
lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
b) Survey
(1) Survey Hidrologi
Kegiatan survey hidrologi berupa kunjungan lapangan yang bertujuan untuk
menginventarisir keadaan tinggi muka air banjir yang terjadi selama musim hujan
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan
studi pelaksanaan pekerjaan. Kegiatannya meliputi :
i. pengukuran tinggi muka air di sungai;
ii. inventarisasi dan pengecekan terhadap kondisi bangunanbangunan air yang
diambil data debitnya pada studi awal
(2) Survey Topografi
Melakukan kunjungan lapangan berdasarkan peta topografi dengan tujuan untuk
mengecek kondisi topografi sebenarnya di lapangan sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Hasil survey topografi disini adalah inventarisasi kondisi morfologi sungai calon
pekerjaan yang meliputi lebar, kemiringan dan elevasi tanggul.
8 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
3) Studi Pengenalan
Studi Pengenalan adalah suatu proses kegiatan berkelanjutan dari studi identifikasi yang
menginformasikan tentang garis besar perencanaan bangunan pelindung lereng dan
pelindung tebing dengan melakukan kegiatan survey lapangan. Jangka waktu
9 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
10 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b) Survey
(1) Survey Topografi
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta
topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi dan
Pemetaan.
i. pengukuran dilakukan disekitar lokasi bangunan pelindung lereng dan
pelindung tebing sepanjang minimum 200 m ke hulu dan ke hilir dari rencana
lokasi bangunan pelindung tebing dan talud
ii. pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan melintang
untuk mengetahui profil morfologi sungai
iii. pemasangan patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi sepanjang
bangunan pelindung tebing dan talud
(2) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan
dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
c) Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik dasar
maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi
yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air
dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan
pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan
peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai
sesuai dengan SNI 03-3414-1994.
(b) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan
penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material
dasar sungai setempat metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan
yang berlaku.
11 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
(2) Geoteknik
Investigasi Geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah untuk
mendapatkan parameter perencanaan yang berupa stabilitas pondasi dan lereng
serta menentukan lokasi dan material ketersediaan bahan bangunan. Kegiatan
investigasi geoteknik mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3,
Penyelidikan Geoteknik.
d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen
yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang
i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-
1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai
dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-
3961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan
uji gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
(2) Geoteknik (Index Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties mengacu dan
berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik. Uji yang
dimaksud adalah berat jenis tanah, kadar air, gradasi butiran dan Atterberg Limits.
e) Analisis
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai
berikut :
(1) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai dengan SNI
03-2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i. Metode analisis probabilitas frekuensi debit banjir
Jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan Metode Gumbel, Log Pearson
atau Log Normal
ii. Metode analisis regional, jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun
iii. Metode puncak banjir di atas ambang, apabila data debit yang tersedia antara
3 10 tahun
12 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
f) Perekayasaan
Buat garis besar perencanaan pelindung lereng dan tebing dengan sketsa tata letak
dan uraian pekerjaan dengan skala minimal 1:2000. Garis besar perencanaan
pelindung lereng dan pelindung tebing sesuai dengan Pd T-xx-200x-A : Tata Cara
Desain Pelindung Lereng dan Pelindung Tebing, memuat :
i. Penggambaran peta topografi yang harus menampilkan kondisi tata guna lahan
ii. Layout bangunan pelindung lereng dan pelindung tebing
iii. Dimensi pelindung tebing dan talud yang meliputi elevasi mercu pelindung lereng
dan pelindung tebing, panjang pelindung lereng dan pelindung tebing.
13 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
14 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum
selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 atau yang lebih detail
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan
studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta
bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak
timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana
bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data
tersebut meliputi :
i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-
lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
b) Survey
(1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta
topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi dan
Pemetaan.
15 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
16 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen
yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang
i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-
1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai
dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-
3961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan
uji gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
(2) Geoteknik (Index dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan engineering
properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan
Geoteknik.
e) Analisis dan Perencanaan
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai
berikut :
(1) Hidrologi
17 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai dengan SNI
03-2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i. jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode
puncak banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan
daerah tangkapan yang kecil (< 40 Ha)
- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS
dengan luas < 100 km2
- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas
> 100 km2
- Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah
DAS tanpa memperhatikan luas DAS
- Metode Hidrograf Satuan
- Metode US Soil Conservation Service
v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan
lebih panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya
digunakan untuk memperpanjang data aliran.
(2) Muatan Sedimen
Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen
layang (suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan
volume atau berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk
analisa adalah Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-
Brown sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
(3) Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan pelindung tebing dan talud,
meliputi :
(a) Analisis Lengkung Debit
Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu
pelindung lereng dan pelindung tebing berdasarkan besarnya debit banjir
rencana. Lengkung debit menampikan besarnya hubungan tinggi muka air dan
debit. Jika data debit yang ada minimal 10 buah data debit dari hasil
pengukuran yang meliputi keadaan debit minimum sampai maksimum maka
dapat digunakan dengan analisis grafis dan jika kecepatan aliran pada tinggi
muka air tertinggi belum atau tidak dapat diukur maka dapat dihitung dengan
persamaan hidrolis sesuai dengan SNI 2822-1992 .
(b) Analisis Parameter Hidraulik
Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran,
kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan
18 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
dengan keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari
hidraulik) sesuai dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara
pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang
tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992 dan jika sungai berpenampang
ganda dapat digunakan metode penampang ganda berdasarkan SNI 03-3444-
1994.
(4) Perencanaan pelindung lereng dan pelindung tebing
Perencanaan pelindung lereng dan pelindung tebing harus memuat tentang letak
perlindungan, tipikal perlindungan, panjang dan kedalaman perlindungan, dimensi,
stabilitas dan kekuatan perlindungan dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai
dengan Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Desain Pelindung Lereng dan Pelindung
Tebing.
(5) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk
kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut :
i. jika lokasi pekerjaan berada pada kota besar/metropolitan maka parameter
kajian adalah panjang kegiatan normalisasi sungai 5 km dan volume
pengerukan 500.000 m3
ii. jika lokasi pekerjaan berada pada kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3
iii. jika lokasi pekerjaan berada pada pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i. identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup
ii. identifikasi komponen-kmponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak
besar dan penting
iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup
iv. perumusan RKL dan RPL
(6) Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter
ekonomi yaitu :
i. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)
iii. Net present value (NPV),
Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.
f) Perekayasaan
Hasil perekayasaan dalam kegiatan ini meliputi :
(1) Rencana pendahuluan tata letak bangunan.
(2) Kapasitas rencana
(3) Tipe bangunan dan penggambaran.
19 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
20 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
h) Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan perencanaan pendahuluan dan studi awal
adalah Team Leader, Ahli Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi, Ahli Geologi, Ahli
Sosial Ekonomi dan Ahli Lingkungan
4.3 Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
perencanaan pelindung tebing dan talud harus memuat :
1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan
2) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi
awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan
persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3) Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan
arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses
persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
4.4 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan
spesifikasi teknis pekerjaan perencanaan pelindung tebing dan talud harus memuat :
1) Pengukuran
Kuantitas untuk pekerjaan perencanaan harus diukur berdasarkan biaya langsung
personil yang meliputi keterlibatan tenaga ahli dan asisten tanaga ahli serta biaya
langsung non personil yang meliputi biaya tenaga penunjang, perjalanan dinas, survey
dan investigasi, biaya operasional kantor dan diskusi dan pelaporan. Biaya langsung
diukur berdasarkan daftar hadir tenaga ahli, asisten serta tenaga pendukung. Biaya
langsung non personil diukur berdasarkan add cost.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas pekerjaan perencanaan yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar
menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga
dan pembayaran tersebut.
21 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Satuan
No. Uraian
Pengukuran
22 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas
pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
b) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
5.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
detail desain pelindung lereng dan pelindung tebing meliputi :
1) Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan pengumpulan data sekunder dapat dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan
melakukan kunjungan ke instansi-instansi terkait. Kegiatan pengumpulan data sekunder
untuk pekerjaan detail desain bangunan pelindung lereng dan pelindung tebing meliputi :
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada,
dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna
lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap
laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-1724-
1989.
23 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan
tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia
Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan,
besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata
dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan
kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi diantaranya
berupa :
i. peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin
juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada Instansi
BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum selama 5
tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang
memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan
struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 atau yang lebih detail sesuai dengan
KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak
didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta bangunan
umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak timbal balik
terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana bangunan
sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang berupa
informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan
penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986
tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh
dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :
i. komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
2) Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
24 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
25 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
26 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-3961-
1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji
gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(2) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
b) Geoteknik Laboratorium (Index dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan engineering
properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik.
5) Analisis dan Perencanaan
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut :
a) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai dengan SNI 03-
2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i. jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode analisis
regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode puncak
banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter hujan
dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan daerah
tangkapan yang kecil (< 40 Ha)
- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan
luas < 100 km2
- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas >
100 km2
- Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS
tanpa memperhatikan luas DAS
- Metode Hidrograf Satuan
- Metode US Soil Conservation Service
v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih
panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan
untuk memperpanjang data aliran.
b) Muatan Sedimen
Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen layang
(suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau
berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah
Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai
dengan SNI 03-1724-1989.
27 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
c) Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan pelindung lereng dan pelindung tebing,
meliputi :
(1) Analisis Lengkung Debit
Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu pelindung
lereng dan pelindung tebing berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung
debit menampikan besarnya hubungan tinggi muka air dan debit. Jika data debit
yang ada minimal 10 buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan
debit minimum sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis grafis
dan jika kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau tidak dapat
diukur maka dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai dengan SNI 2822-
1992 .
(2) Analisis Parameter Hidraulik
Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran,
kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan dengan
keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari hidraulik) sesuai
dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara
pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang
tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992 dan jika sungai berpenampang ganda
dapat digunakan metode penampang ganda berdasarkan SNI 03-3444-1994.
(3) Perencanaan pelindung lereng dan pelindung tebing
Perencanaan pelindung lereng dan pelindung tebing harus memuat tentang letak
perlindungan, tipikal perlindungan, panjang dan kedalaman perlindungan, dimensi,
stabilitas dan kekuatan perlindungan dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai
dengan Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Desain Pelindung Lereng dan Pelindung
Tebing.
(4) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk
kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut :
i. jika lokasi pekerjaan berada pada kota besar/metropolitan maka parameter
kajian adalah panjang kegiatan normalisasi sungai 5 km dan volume
pengerukan 500.000 m3
ii. jika lokasi pekerjaan berada pada kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3
iii. jika lokasi pekerjaan berada pada pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i. identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup
ii. identifikasi komponen-kmponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak
besar dan penting
iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup
28 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
29 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
(2) Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa
pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
b) Foto Dokumentasi
(1) Penyedia Jasa harus menyerahkan foto-foto berwarna dengan ukuran post card (9
cm x 12 cm) kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap kemajuan progress fisik di
lapangan.
(2) Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan pada awal, selama dalam dan akhir
pelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini harus ditempelkan pada laporan
bulanan yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Setiap hasil cetakan foto
harus diberi tanggal pengambilan dan lokasinya.
(3) Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua cetakan foto
berwarna disusun album beserta negative filmnya.
c) Asuransi
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam perihal
asuransi tenga kerja mengacu kepada ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh
Depnaker dan Jamsostek
12) Produk yang dihasilkan
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi :
a) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
i. Hasil kajian awal dan temuan permasalahan yang ada
ii. Rencana kerja Konsultan secara menyeluruh
iii. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
iv. Jadwal kegiatan Konsultan
Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metodologi pelaksanaan pekerjaan, hasil pengumpulan data, hasil kunjungan
lapangan, dan rencana kerja berikutnya.
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
b) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi antara lain:
i. uraian permasalahan, hambatan dan temuan pada bulan tersebut.
ii. daftar kegiatan yang dilakukan pada bulan berikutnya
iii. daftar rencana kegiatan pada bulan berikutnya
iv. mobilisasi dan demobilisasi personil dan daftar hadir personil dan kegiatan
masing-masing pada bulan tersebut
v. realisasi progress kemajuan pekerjaan yang disetujui oleh direksi
Laporan bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi yang
telah diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja selanjutnya.
Laporan bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
c) Laporan Interim
30 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
31 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Buku ukuran dan laporan pengukuran topografi dan pemetaan harus diserahkan
oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
ii. Laporan Penyelidikan Geoteknik
Laporan Penyelidikan Geoteknik harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
iii. Laporan Analisis Dampak Lingkungan
Laporan Analisis Dampak Lingkungan harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
iv. Laporan Analisis Ekonomi
Laporan Analisis Ekonomi harus diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal
32 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Satuan
No. Uraian
Pengukuran
6. PEKERJAAN KONSTRUKSI
Konstruksi merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam bentuk pekerjaan
fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil kegiatan perencanaan
teknik.
Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi bangunan pengaman sungai pelindung
lereng dan tebing harus memuat :
6.1 Ketentuan dan Persyaratan
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan untuk pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan konstruksi pelindung lereng dan tebing memuat :
1) Program Pelaksanaan
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam
pembuatan program pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci.
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan
berisi jadwal pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus
dikerjakan berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal
Pelaksanaan ini harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan,
tanggal mulai paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama
pelaksanaan dan sebagainya.
c) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal
Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh
Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
33 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
d) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
e) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah
yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat
menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi
Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau
peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian
pekerjaan tersebut.
2) Aspek-aspek yang Perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
a) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan detail desain harus memperhatikan ketentuan kesehatan
dan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus
diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara
menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan
hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
b) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan detail desain harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
d) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan.
Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-
peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
e) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan detail desain berkewajiban memperhatikan kondisi sosial
dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif,
seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang
ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat
34 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam
pekerjaan.
3) Sumber Bahan Pelaksanaan
a) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton pasangan,
bronjong dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek
akan memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk bahan
timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
b) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.
4) Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)
Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila perlu
melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk mengeluarkan air
tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua bangunan
sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering.
5) Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar yang sesuai dan
disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaanpekerjaan
pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain, harus dibuat tipe
yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd
T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain.
6) Material dan Peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Ketentuan yang memuat tentang penyediaan material dan peralatan oleh Penyedia Jasa
diatur sebagai berikut :
a) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau
Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan
atau material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus
memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih
dahulu.
b) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
c) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat diperoleh
dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material pengganti
35 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material pengganti tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
d) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas :
i. tempat produksi atau pabrik
ii. pengangkutan
iii. lokasi proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal
tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk mengadakan
peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
e) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan
urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal
Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di
lapangan.
f) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap
spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya sesuai dengan Kontrak.
6.2 Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
konstruski pelindung lereng dan tebing memuat :
1) Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
b) Jalan Penghubung Sementara
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
c) Laboratorium dan Alat Pengujian Lapangan
Ketentuan dan persyaratan untuk laboratoriuum dan alat pengujian lapangan sebagai
berikut :
i. Penyedia Jasa di dalam hal ini tidak diperkenankan melakukan pengujian
laboratorium, pengujian dilakukan oleh laboratorium yang telah ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan
36 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pengetesan lain yang diperlukan
seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknik untuk mengontrol material
pelaksanaan dan tanah.
iii. Selambat-lambatnya tanggal... ... ... , Penyedia Jasa harus menyerahkan schedule
pengujian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya.
Schedule pengujian harus mencakup semua pengujian material beton, pengujian
pemadatan tanah triaxial dan pengujian alat-alat laboratorium yang akan dipakai.
Laboratorium yang disediakan Penyedia Jasa harus diatur dan dirawat Penyedia
Jasa. Pengadaan listrik dan air untuk keperluan laboratorium harus disediakan
Penyedia Jasa.
d) Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan
sementara seperti kantor, bengkel, laboratorium, gudang dan pagar yang hanya
diperlukan pada saat pelaksanaan. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana
pelaksanaan secara detail termasuk fasilitas sementara kepada Direksi Pekerjaan
selambat-lambatnya tanggal ... ... ...
e) Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Jika tidak ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan, merawat dan
membongkar semua bangunan sementara dimana Direksi Pekerjaan atau Pengguna
Jasa, Staf Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa akan berada termasuk perabot,
penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat parkir, tempat buangan dan akomodasi
yang bersifat sementara. Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum penanganan
pekerjaan ini. Penyedia Jasa harus mengirimkan rencana dan detail usulan bangunan
termasuk fasilitasnya kepada Direksi Pekerjaan.
f) Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal
staf Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu
dilokasi pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
g) Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan,
perumahan staf Penyedia Jasa, Barak, Laboratorium, Bengkel, Gudang dan Kantor.
Penyedia Jasa harus membuat jaringan listriknya, mengoperasikan dan merawat
sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih cepat sesuai dengan pengarahan
Direksi Pekerjaan dan kemudian membongkar semua fasilitas listrik sementara yang
ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain sebagainya
2) Pekerjaan Persiapan Khusus
Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi pelindung tebing dan talud
meliputi :
a) Pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan
b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
ditentukan berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
3) Pekerjaan Konstruksi Pelindung Lereng dan Tebing
37 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Pelaksanaan kegiatan konstruksi pelindung lereng dan tebing terdiri dari pekerjaaan :
a) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah tediri dari : kupasan, pembersihan medan; galian dan timbunan.
Pelaksanaa pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjan pengukuran atau steack out
Pekerjaan pengukuran atau stick out mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Pengujian Geoteknik
Pekerjaan geoteknik terkait dengan mutu hasil pekerjaan timbunan. Pelaksanaan
pekerjaan pengujian geoteknik mengcau pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan
Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Pasangan
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-5, Pekerjaan
Pasangan Batu
f) Pekerjaan Pemancangan
Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan
Pemancangan
4) Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan lain-lain sifatnya mendukung pekerjaan utama. Pekerjaan lain-lain meliputi foto
dokumentasi ; pelaksanaan pengujian mutu bahan dan pekerjaan penggambaran (as-built
drawing). Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan
5) Kebutuhan Tenaga Ahli
Field Supervision Team, kewajibannya sebagai berikut :
i. membantu pengguna jasa (dalam hal ini pinbagpro fisik) melakukan pengendalian
atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh Penyedia Jasa tepat mutu, tepat
biaya, dan tepat waktu. rujukan : dokumen kontrak.
ii. membantu pengguna jasa (dalam hal ini pinbagpro fisik) mendorong kontraktor untuk
memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen kontrak.
iii. membantu Pengguna Jasa (dalam hal ini pinbagpro fisik) dalam menyikapi contract
change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
oleh pelaksana.
iv. melakukan review design dan membantu pinbagpro fisik memerintahkan kepada
kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil review design.
38 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
39 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
40 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
41 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
42 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
43 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
x. referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur resmi
nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat dimana pekerjaan
berada.
xi. kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan
dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan Beberapa jenis
jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah :
a) Bar Charts Basic An Linked (Diagram Balok-Asli Dan Terkait)
b) Critical path metode atau network planning
44 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-
lain; misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam
dalam dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 9,
Pekerjaan Lain-lain
2) Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian
2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
penyelidikan geoteknik mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 3,
Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
batu kosong dan bronjong mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 5,
Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong dan Bronjong
f) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan
pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 6, Pekerjaan
Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanan konstruksi pelindung lereng dan tebing semua kegiatan yang
berkaitan dengan dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan
yang bersifat lain-lain; misal : photo dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan
lain yang terekam dalam dokumen kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian
9, Pekerjaan Lain-lain
45 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Nomor
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
7. PEKERJAAAN PEMELIHARAAN
Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan mengacu pada Pd. T-11-2004-A, dengan kegiatan
sebagai berikut :
7.1 Inventarisasi Kerusakan dan Survey Pengukuran
Tujuan inventarisasi kerusakan dan survei pengukuran adalah untuk mendeteksi adanya
gejala kerusakan sejak dini. Kegiatan ini dilakukan dengan mamantau terjadinya perubahan
geometri sungai dan bangunan persungaian yang dilakukan secara periodik. Yang perlu perlu
dicatat dalam peninjauan lapangan dan survei pengukuran adalah inventarisasi kondisi tiap-
tiap ruas sungai dan bangunan persungaian. Kegiatan ini ada 2 (dua) tingkat, yaitu :
i. kegiatan tingkat I yang merupakan kegiatan langkah pertama yang cukup penting dan
dilakukan secara rutin
ii. kegiatan tingkat II yang meliputi pengumpulan data angkutan sedimen untuk digunakan
sebagai analisis yang komprehensif dan rumit dalam komputer model. Kegiatan tingkat II
ini dilakukan sebagai pelengkap kegiatan tingkat I
1) Kegiatan Tingkat I
Kegiatan ini dilakukan secara periodik . Data-data yang didapat bisa langsung digunakan
untuk analisis kerusakan. Kegiatan ini meliputi :
a) Penggal sungai
Untuk tujuan pemeriksaan survei, sebuah sungai harus dibagi menjadi 3 (tiga) bagian
yaitu hulu, tengah, hilir. Bagian paling hilir biasanya terdiri dari muara sungai
terpengaruh oleh perubahan tinggi muka air laut, sedang sisanya adalah bagian
tengah dan hulu yang panjang biasanya hampir sama.
Karena keterbatasan daya, tenaga, serta dana, kegiatan pemeliharaan tidak dapat
dilakukan secara serempak pada seluruh sungai. Untuk itu, setiap instansi pengelola
sungai akan melakukan seleksi yang didasarkan pada ukuran sungai, pentingnya
bangunan persungaian, dan pentingnya melakukan pemeliharaan.
46 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b) Debit sungai
Debit sungai didapat dari tinggi muka air yang dipasang pada daerah hulu dan daerah
sungai tengah. Jika memungkinkan memanfaatkan bangunan yang sudah ada.
Lengkung debitnya harus diperbarui dalam periode waktu tertentu, tergantung dari
sifat hidrologis sungai.
Jika terdapat bendung, untuk mendapatkan data debit, sebuah pencatat tinggi muka
air harus dipasang pada bendung. Debit bendung yang didapat dari geometri mercu
bendung harus dikalibrasikan dengan pengukuran debit sesungguhnya.
Pencatat tinggi muka air bisa bersifat manual (peil skal) dan otomatis (automatic water
level recorder).
c) Survei sungai
Pengukuran penampang melintang untuk seluruh ruas sungai harus dilakukan dengan
interval jarak dan waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan (misalnya jarak tiap 1000
m, 2 tahun sekali, pada musim kemarau). Pengukuran dilakukan pada lokasi dan arah
yang tetap. Untuk menjamin pengukuran pada lokasi dan arah yang sama, digunakan
patok tetap utama PTU (BM Bench Mark) yang dipasang pada lokasi survei
penampang melintang di 2 (dua) sisi sungai. Selain itu, PTU tersebut digunakan
sebagai titik referensi untuk perubahan sungai arah vertikal akibat agradasi/degradasi
dan perubahan sungai arah horizontal (ke arah samping), yang disebabkan oleh
meandering atau tergerusnya tebing sungai.
Selain PTU juga dapat dipasang patok tetap pembantu PTP (CP control point)
yang dipasang dengan interval tertentu (misalnya tiap 100 m) pada lokasi yang
diperlukan.
d) Pemeriksaan dan survei bangunan persungaian
Suatu ruas sungai perlu dilakuka monitoring jika ruas tersebut mengalami perubahan
(perubahan vertikal ataupun horizontal) karena danya erosi tebing, endapan sedimen
atau adanya kegiatan galian pasir yang cukup besar dan terus menerus. Pemantauan
alinyemen sungai pada ruas tersebut dilakukan dengan interval waktu sesuai dengan
kebutuhan.
Agar pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, semua bangunan
persungaian dan ruas sungainya harus dilakukan pemeriksaan secara berkala, sperti
dijelaskan di bawah ini
(1) Tebing sungai yang tererosi
Setiap daerah tebing sungai yang sedang mengalami erosi harus dipasang PTU
yang diletakkan pada tempat yang cukup aman pada dua sisi sungai. Lokasi
tersebut penampang melintangnya harus dimonitor dengan interval waktu sesuai
dengan kebutuhan, disarankan pada akhir musim hujan, minimum satu tahun
sekali. Pengukuran sekurang-kurangnya pada tiga penampang melintang; satu di
daerah tengah dan yang lainnya di hulu dan hilir. Jika panjang erosi 400 m, maka
penampang melintang harus ada pada tiap-tiap 100 m. Perbandingan penampang-
melintang tersebut dengan penampang melintang tahun lalu akan memberikan
informasi yang sangat berguna apakah tebing sungai stabil atau tidak.
Sebagian dari hasil survei akan ditambahkan dalam formulir inventarisasi yaitu
Formulir-Kondisi Ruas Sungai dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas
Sungai Kiri dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas Sungai Kanan.
(2) Lokasi penambangan pasir
Pada setiap lokasi yang terdapat penambangan pasir, harus dilakukan survei
pengukuran tiap tahun dalam musim kemarau. Survei dilakukan pada tiga
47 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
penampang melintang, yaitu ditengah, dibagian hulu dan hilir lokasi. Misalnya satu
pada jarak 250 m ke arah hulu, dan 250 m ke arah hilir. Sebagian dari hasil survei
akan ditambahkan dalam Formulir Formulir-Kondisi Ruas Sungai dan Formulir
Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas Sungai Kiri dan Formulir- Penaksiran
Pemeliharaan Ruas Sungai Kanan.
(3) Muara sungai
Pemantauan penampang melintang muara sungai beserta gosong-gosong
pasirnya (sand bars) harus dilakukan sekali setahun pada musim kemarau.
Pengukuran dimulai dari muara sungai ke arah hulu sekurang-kurangnya 1000 m
atau sampai dengan penggal sungai yang sudah tidak terpengaruh air laut. Survei
harus melingkupi seluruh timbunan pasir yang menutupi muara. Pengukuran
penampang melintang minimum di tiga lokasi, dengan jarak tertentu sesuai
dengan kebutuhan (misalnya : 200 m atau 2 kali lebar sungai), pada lokasi yang
tetap.
(4) Pelindung lereng dan tebing
Pelindung tebing harus diperiksa minimal setahun sekali pada akhir musim hujan.
Informasi yang didapat agar dimasukkan dalam formulir inventarisasi, yaitu
Formulir kondisi pelindung tebing dan Formulir Penaksiran pemeliharaan
pelindung tebing.
Jika terdapat tanda-tanda kerusakan ataupun ada gerusan lokal pada kaki
pelindung tebing harus dilakukan pengamatan khusus. Jika diperlukan dilakukan
pengukuran kedalaman gerusan ataupun perubahan yang terjadi pada dasar atau
flexible aprons.
e) Kegiatan awal
Bagian ini akan meringkas kegiatan awal yang perlu dilakukan pada sistem sungai
sebekum dilakukan pelaksanaan kegiatan berkala. Kegiatan tersebut adalah :
i. Daftar sistem sungai
Persiapkan daftar nama semua sungai untuk inventarisasi dan anak sungainya.
ii. Prioritas sistem sungai untuk inventarisasi dan survei awal
Karena keterbatasan dana dan tenaga tidak mungkin melaksanakan pemeliharaan
bangunan persungaian secara serentak, oleh karena itu perlu dibuat daftar
prioritas sungai mana yang akan dilakukan inventarisasi dan survei awal.
iii. Program pemeriksaan, survei awal dan inventarisasi bangunan
Pada saat pertama kali akan mulai, program tahunan harus dipersiapkan untuk
melaksanakan kegiatan tingkat I. Program tersebut harus menjelaskan secara
detail waktu pelaksanaan dari semua kegiatan yang terjadi. Kegiatan tersebut
dilakukan oleh staf dari instansi pengelola sungai. Yang dikontrakkan ke pihak
ketiga harus didefinisikan dengan jelas.
48 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
49 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
aliran sungai atau akibat ulah manusia. Pemeliharaan korektif ini biasanya terdiri dari
beberapa pekerjaan penting.pemeliharaan korekjtif dibagi dalam tiga kategori, yaitu
pemeliharaan khusus, rehabilitasi dan rektifikasi.
Pemeliharaan khusus adalah pekerjaan pemeliharaan dengan cara memperbaiakii
kerusakan sebuah bangunan persungaian atau bagiannya yang saat itu fungsinya antara
70% samapai dengan 50% dari desaian aslinya.
Rehabilitasi adalah pekerjaan perbaikan utuk mengembalikan fungsi bangunan
persungaian yang telah turun sampai kurang dari 50% dari desain asli.
Rektifikasi sistem bangunan merupakan kegiatan pemeliharaan banguna sungai yang
mengalami kerusakan atau belum rusak tetapi kondisinya sudah tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, sistemnya harus diperbaiki secara keseluruhan
dengan menggunakan perencanaan baru yang menyeluruh dan terpadu
Pemeliharaan korektif ini harus segera dilakukan untuk menghindari kerusakan atau
penuruna fungsi bangunan yang lebih parah.
50 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Bibliografi
51 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Yusuf Muhammad Ir. dan Gayo dkk, PT. Pradnya Mitra, 1994, Perbaikan dan Pengaturan
Sungai, Jakarta
52 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN A
Lampiran A.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Pelindung Lereng dan Tebing
STUDI IDENTIFIKASI
STUDI AWAL
STUDI PENGENALAN
STUDI IDENTIFIKASI
PERENCANAAN PENDAHULUAN
STUDI KELAYAKAN
53 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
PERENCANAAN
A PENDAHULUAN
DESKRIPTIF
EKONOMI YA
DOMINAN
RENCANA PETA
SUNGAI
TIDAK
ANALISA DATA
KELAYAKAN NONTEKNIS
TIPE
PENGAMANAN TIDAK
SUNGAI LAYAK ? BATAL
YA
- PENYELUSURAN BERSAMA
- TINJAU KEMBALI DATA AHLI SIPIL, GEOTEKNIK,
- PENGUMPULAN DATA TAMBAHAN GEODETIK
-SURVEI DAN PENYELIDIKAN - CEK LOKASI BANGUNAN DAN
TAMBAHAN RENCANA PENYELIDIKAN
PENYELUSURAN BERSAMA
SIPIL GEOTEKNIK,
GEODETIK UNTUK - PENGUKURAN TRASE SUNGAI, DAN
CHECKING ELEVASI, DAN SITUASI BANGUNAN
SITUASI - PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
PERMASALAHAN ?
B
LOKASI
BANGUNAN
PENGAMAN
SUNGAI
54 dari 125
PERENCANAAN DETAIL
55 dari 125
PERENCANAAN DETAIL
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran A.2
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan
Pelindung Lereng dan Tebing
56 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran A.3
1. LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
57 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
58 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b) Survey
(1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan
peta topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan
pemetaan mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2,
Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
i. pengukuran dilakukan di sekitar lokasi bangunan pelindung tebing dan
talud sepanjang minimum 200 m ke hulu dan ke hilir dari rencana lokasi
bangunan pelindung tebing dan talud
ii. pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan melintang
untuk mengetahui profil morfologi sungai
iii. pemasangan patok BM di kanan dan di kiri rencana lokasi sepanjang
bangunan pelindung tebing dan talud
(2) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan
perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi;
mampu melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil;
adanya kontrol penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus.
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati
sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari
keadaan aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah, pengukuran
debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan
jika kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode
waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan pengukuran
tergantung dari musim. Jika musim kemarau pengukuran debit
dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan
pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali
setiap bulannya
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana
penunjang harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya
antara lain dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat
dengan baik
v. kemampuan tim pengukurnya
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan
dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan
menggunakan kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali
diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat
59 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit
sesaat maka dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan
sesuai dengan SNI 03-2820-1992.
(3) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan
dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
c) Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik
dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan
pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan
oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel
perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang
dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10
cm di atas dasar sungai seuai dengan SNI 03-3414-1994.
(b) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan
penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi
material dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku.
(2) Geoteknik
Investigasi geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah serta
pelaksanaan pemboran. Kegiatan investigasi geoteknik mengacu dan
berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik.
d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik
sedimen yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang, pengujian dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-
3414-1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer
sesuai dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam
pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi
berada 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol
berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan
secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui kadar
sedimen sesuai dengan SNI 03-3961-1995. Sedangkan untuk
mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan
ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
60 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
61 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
62 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. perkiraan dan evaluasi usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
iv. perumusan RKL dan RPL
(6) Analisis Kelayakan Ekonomi
Analisa kelayakan ekonomi akan dilakukan dengan mengkaji tiga parameter
ekonomi yaitu :
i. Economic Internal Rate of Return (EIRR)
ii. Benefit/Cost ratio (B/C ratio)
iii. Net present value (NPV),
Sebagai evaluasi terhadap kemungkinan penundaan atau perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan juga akan dikaji aspek sensitivitas EIRR.
6.2. Lokasi Kegiatan
Lokasi pelaksanaan pekerjaan berada di Sungai.............Kecamatan ...........
Kabupaten.........
6.3. Data dan Fasilitas Penunjang Serta Alih Pengetahuan
6.3.1. Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
1) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
a) Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
b) Akomodasi dan Ruangan Kantor (sesuai kesepakatan)
c) Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi
2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai
untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi.
b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-
waktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan.
Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila
ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut
penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa.
6.3.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Dalam pelaksanaan pekerjaan perlu melibatkan personil baik tenaga ahli maupun
tenaga pendukung dengan ketentuan dan persyaratan sebagai berikut :
1) Tenaga Ahli
Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan
menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
63 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
2) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung sifatnya mendukung tenaga ahli dalam penyelesaian
pekerjaan baik dalam segi teknis, urusan administrasi serta kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
6.3.3. Persyaratan Pelaksanaan
Dalam hal persyaratan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperhatikan
berikut ini :
1) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya
atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk
Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
2) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
7. METODOLOGI
Metodologi yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu pengumpulan data sekunder
(topografi, hidrologi, geologi regional), pengumpulan data primer (survey pengukuran dan
pemetaan, survey hidrometri dan penyelidikan geoteknik), pengolahan data dan perencanaan
bangunan.
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan ....... (....................) hari kalender
9. PERSONIL TENAGA AHLI
Keperluan tenaga ahli untuk penyelesaian pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim disyaratkan seorang Ahli Sumber Daya Air Profesional Utama/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Ait dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 10 tahun.
2. Tenaga Ahli Sungai
Tenaga Ahli Sungai adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 8 tahun.
3. Tenaga Ahli Hidrologi
Tenaga Ahli Hidrologi adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan pengalaman
minimal 7 tahun.
4. Tenaga Ahli Hidraulik Struktur
Tenaga Ahli Hidraulik Struktur adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya /Ahli
Teknik Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembangunan, O&P bangunan air, dengan
pengalaman minimal 8 tahun.
64 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
11. LAPORAN
Jenis laporan dan gambar yang akan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna
Jasa adalah :
1. Laporan Pendahuluan
65 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
66 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Laporan Laporan Analisis Ekonomi harus diserahkan oleh Penyedia Jasa pada
Pengguna Jasa selambat-lambatnya tanggal ...........(tgl/bln/thn)
12. PENGENDALIAN MUTU
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan
pembahasan seperti berikut ini :
1. Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan
yang diperlukan
2. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi
lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
67 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN B
Lampiran B.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Detail Desain Pelindung
Lereng dan Pelindung Tebing
MULAI
LAPORAN
PENDAHULUAN
DISKUSI TIDAK
PENDAHULUAN
YA
Survey Hidrometri :
Penyelidikan Geoteknik -Sampling Sedimen
Pengukuran Topografi
Lapangan -Pengukuran tinggi
muka air, kecepatan dan
debit
Analisis Hidrologi
(Debit Banjir Rancangan)
Analisis Hidarulika
dan Analisis Sosek
Transport Sedimen
KONSEP DESAIN
PELINDUNG LERENG
DAN PELINDUNG
TEBING
LAPORAN
INTERIM
TIDAK
DISKUSI INTERIM
YA
FINAL DESAIN
PELINDUNG LERENG
DAN PELINDUNG
TEBING
ALBUM GAMBAR
ANALISIS EKONOMI
DESAIN Penysunan Andal
TEKNIK
DRAFT FINAL
Penyusunan
LAPORAN AKHIR
BOQ dan RAB
DISKUSI TIDAK
LAPORAN
AKHIR
YA
SELESAI
68 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran B.2 Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Detail Desain Pelindung Lereng
dan Pelindung Tebing
1. LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
69 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
70 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah
(PAD) dan lain-lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
6.1.2. Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada
Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang
bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
Kegiatan ini akan dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah
pekerjaan banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan
oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas data yang
sudah ada diragukan lagi. Cakupan kegiatan pekerjaan pengukuran
topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain pelindung
tebing dan talud meliputi :
(1) Pemetaan situasi sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan
skala minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah
hulu dan ke hilir dari letak bangunan perlindungan lereng dan tebing
rencana dan melebar 250 m dari masing-masing tepi sungai. Peta ini
juga harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1,0 m, kecuali
dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus
mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang
diliput harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentuk
sungai. Peta situasi juga harus menampilkan titik-titik tetap (benchmark)
yang ditempatkan di sekitar daerah pemetaan, lengkap dengan
koordinat dan elevasinya.
(2) Pengukuran detail situasi perlindungan lereng dan tebing
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500.
Peta detil harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara
lengkap. Peta ini harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis
ketinggian yang tepat setiap 0,25 m.
b) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i. lokasi pengukuran debit perlu diperhatikan faktor : kesesuaian dengan
perencanaan ; mudah pencapaian dalam segala situasi dan kondisi;
mampu melewatkan banjir; geometri dan badan sungai harus stabil;
adanya kontrol penampang; bagian alur sungai yang terbuka lurus.
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan
mendekati sub kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari
keadaan aliran pada saat pengukuran. Jika aliran rendah pengkuran
debit dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan
jika kondisi banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode
waktu pengukuran sedangkan periode pelaksanaan pengukuran
tergantung dari musim. Jika musim kemarau pengukuran debit
dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan
71 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
72 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
73 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
74 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
75 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
76 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
77 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
78 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Tenaga Ahli Geoteknik adalah Ahli Sumber Daya Air Profesional Madya/Ahli Teknik
Sipil (S1/S2/S3), berpengalaman dalam bidang Sumber Daya Air dalam kegiatan
perencanaan, penyelidikan dan supervisi geoteknik dengan pengalaman minimal 10
tahun
7. Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Biologi Strata Satu (S1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Lingkungan subbidang Analisis Lingkungan
sekurang-kurangnya 5 (lima) Tahun. Sebagai pelaksana dan penanggung jawab
pekerjaan pengembangan Sumber Daya Air di bidang lingkungan.
8. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Strata Satu (S.1) lulusan
universitas pergururan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan dibidang Analisis Ekonomi subbidang Analisis Sosial
Ekonomi sekurang-kurangnya.5 (lima) Tahun. Ahli Sosial - Ekonomi bertugas
melakukan evaluasi dan analisis bidang ekonomi yang meliputi : Analisa Nilai Bersih
Sekarang (NPV), Nisbah Biaya Keuntungan (BCR), dan Tingkat Pengembalian
Internal (IRR) dan Titik Impas (BEP) serta menganalisis dampak sosial yang
mungkin akan timbul akibat dari pelaksanaan pembangunan konstruksi.
9. Tenaga Cost Estimate dan Dokumen Tender
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau yang disamakan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan di bidang estimasi biaya pelaksanaan pembangunan
bangunan sipil teknis berikut spesifikasi teknik dan dokumen tender, sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun.
10. Chief Surveyor
Tenaga Chief Surveyor dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda Teknik
Geodesi dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun atau STM Bangunan Air, atau
lebih baik dari pendidikan tenaga survey dan pemetaan (PTSP) dengan pengalaman
sedikitnya 8 (delapan) tahun dalam menangani pengkuran topografi dibidang
keairan antara lain : sungai, irigasi, dan lain-lain.
11. Chief Draftman
Tenaga Chief Draftman AutoCAD dengan reputasi yang baik, lulusan Sarjana Muda
Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun atau STM Bangunan air
dengan dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun dalam menangani gambar-
gambar dibidang keairan.
10. KELUARAN
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan detail desain meliputi :
i. Nota Desain
ii. Gambar Teknis
iii. Gambar Pengukuran Topografi dan Pemetaan
11. LAPORAN
Penyedia Jasa harus menyerahkan produk selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan
yang meliputi :
a) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisi antara lain:
79 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
80 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
81 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
4. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
82 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Penentuan kriteria desain mengacu pada Pd T-xx-200x-A : Tata Cara Desain Pelindung
Lereng dan Pelindung Tebing, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Pertimbangan dan Persyaratan Perencanaan
a) Pertimbangan perencanaan
Pertimbangan perencanaan Pelindung Lereng dan Tebing yang meliputi :
i. Proses perubahan alur sungai ;
Dapat dibedakan menjadi 2 macam ; yaitu perubahan menyeluruh dan perubahan
setempat. Perubahan-perubahan setempat adalah gejala-gejala longsor tebing
sungai, pembentukan gosong-gosong pasir, pengendapan-pengendapan pada
belokan dalam dan gerusan pada belokan luar serta perpindahan mendadak alur
sungai.
ii. Gejala meander;
Sepanjang existensi sungai sebagai suatu satu kesatuan senantiasa bergerak,
sehingga secara visual sungai berbelok-belok mengikuti pola-pola tertentu yang
disebut meander. Akibat dari gejala meander adalah bagian tebing sungai
tergerus, ada bagian yang menjadi tempat pengendapan sedimen dan pada tahap
meander yang kritis akan terjadi perpindahan alur sungai secara alamiah. Dengan
demikian gejala meander pada sungai dapat menyebabkan tergerusnya kaki
tanggul yang lambat laun dapat menjebolkan tanggul.
Agar dicapai kondisi sungai yang stabil haruslah direncanakan suatu trase alur
sungai dengan belokan-belokan tidak terlalu tajam, dengan panjang dan amplitudo
tertentu.
iii. Hidrolika belokan sungai ;
Masalah umum dari proses meander adalah gerusan dan pengendapan pada
bagian sungai yang berbelok-belok, di mana pengendapan sedimen pada belokan
dalam dan gerusan pada belokan luarnya
iv. Trase perkuatan lereng.
Trase perkuatan lereng didasarkan pada karakteristik sungai, terutama yang
berkaitan dengan perilaku meander sungai, serta perubahan-perubahan alur
sungai secara lokal baik vertikal maupun horizontal
b) Persyaratan perencanaan
Persyaratan perencanaan bangunan Pelindung Lereng dan Tebing, meliputi :
i. persyaratan fungsional meliputi : ketentuan yang perlu diperhatikan dalam
perlindungan sungai secara tidak langsung dari bahaya gerusan lokal atau bahaya
meander; pengatur/pengarah arus dan perbaikan alinyemen sungai;
ii. kesesuaian perencanaan teknik dengan perencanaan pengelolaan sungai
terpadu;
iii. persyaratan pemilihan jenis perlindungan lereng dan tebing didasarkan : tujuan
pemasangan; kondisi tanah; dan kondisi lapangan
c) Persyaratan kemanan bangunan
Persyaratan kemanan bangunan Pelindung Lereng dan Tebing, terdiri dari :
(1) keamanan hidraulik meliputi : aman terhadap abrasi dan benturan; aman terhadap
terjunan; aman terhadap gerusan lokal, rembesan dan erosi buluh;
83 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
(2) kemanan struktural : stabil terhadap guling, geser dan penurunan; aman terhadap
regangan dan tegangan yang terjadi;
(3) keamanan ligkungan yaitu kendala lingkungan yang perlu dipertimbangkan dalam
desain diantaranya penambangan galian C dari sungai, pembuangan material, dan
perubahan alur sungai yang terjadi.
2) Data dan Informasi
Data dan informasi yang diperlukan untuk perencanaan teknis bangunan pengaman
sungai Pelindung Lereng dan Tebing meliputi hal-hal berikut :
a) Data topografi
Untuk perencanaan Pelindung Lereng dan Tebing diperlukan peta topografi 1:25.000
atau peta situasi sungai dengan skala 1:10.000; 1:2.000; Peta ini dipakai untuk
mencari Daerah Pengaliran Sungai (DPS) serta stasiun-stasiun hujan yang
bersangkutan.
b) Data hidrologi
Data hidrologi untuk menentukan debit desain dalam perencanaan pelindung tebing
dan talud dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
i. dengan menggunakan data aliran langsung
ii. dengan menggunakan data hujan
c) Data aliran langsung
Data ini adalah data aliran sungai hasil survai dan penyelidikan hidrometri dengan
melakukan pengukuran kecepatan aliran dilapangan dan atau hasil penghitungan
hidraulika sungai dengan menggunakan rumus-rumus atau persamaan hidraulik
sungai.
d) Data hujan
Data hujan dipergunakan apabila data aliran langsung yang tersedia tidak cukup
panjang, tetapi data hujan tersedia cukup panjang. Berdasarkan data hujan yang ada
terlebih dahulu dihitung hujan rencana dengan menggunakan cara-cara statistik.
Kemudian debit desain dihitung dengan menggunakan metode-metode pedoman
yang berlaku.
e) Data geoteknik
Data geoteknik yang diperlukan untuk desain bendung pengendali dasar sungai di
antaranya :
i. sifat fisik tanah dan batuan di sekitar calon bendung meliputi berat jenis, berat isi,
kadar air, konsintensi dan kepadatan, gradasi butiran, keausan, dan kekerasan;
ii. sifat teknik tanah dan batuan meliputi pemampatan, kekuatan geser, modul
elastisitas, kelulusan air, dan daya dukung.
f) Data geometri sungai
Data geometri sungai yang diperlukan untuk desain pelindung tebing dan talud di
antaranya bentuk dan ukuran dasar sungai terdalam, alur, palung dan lembah sungai
secara vertikal dan horizontal (penampang melintang dan memanjang sungai)
mencakup parameter panjang, lebar, kemiringan, ketinggian, dan kekasaran.
g) Data bangunan
Data bangunan air di hulu dan di hilirnya yang akan terpengaruh oleh bangunan
pelindung lereng dan tebing yang akan di desain.
h) Data morfologi sungai
84 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Data dan informasi morfologi sungai yang diperlukan, antara lain dengan
memperhatikan faktor-faktor :
i. bentuk dan ukuran alur, palung, lembah;
ii. kemiringan dasar sungai : sungai terjal dan landai;
iii. lokasi daerah aliran : hulu, tengah, hilir, pegunungan dan pedataran;
iv. jenis, sifat lapisan clan material : dasar sungai, tebing dan lembah;
v. perubahan geometri sungai ke arah vertikal: sungai beragradasi, sungai
berdegradasi,
vi. sungai tetap;
vii. perubahan geometri sungai ke arah horizontal: sungai berliku, lurus, berjalin;
viii. degradasi atau penurunan dasar alur dan atau palung sungai dengan parameter
panjang, lebar dan dalam;
ix. agradasi/sedimentasi atau peninggian dasar alur dan atau palung sungai, dengan
parameter: panjang, lebar, dan dalam.
i) Data bahan bangunan
Pemilihan bahan yang akan digunakan untuk bangunan bendung pelindung lereng
dan tebing dan perlengkapannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut. :
i. sumber dan jumlah yang tersedia;
ii. jenis dan ketahanan umur;
iii. sifat fisik dan teknik bahan bangunan yang terdiri dari berat jenis, gradasi butiran,
keausan dan kekasaran, sifat pemadatan, kekuatan geser, persyaratan kualitas,
kemudahan pengerjaan, dan nilai ekonomis.
j) inventarisir penyebak kerusakan perlindungan lereng dan tebing, meliputi :
i. penggerusan pondasi perkuatan lereng; kerusakan pada pondasi perkuatan lereng
diakibatkan oleh gerusan arus sungai;
ii. tersedotnya butiran tanah di belakang perkuatan lereng; disebabkan tekanan air
pori tidak dapat mengikuti turunnya pemukaan air sungai;
iii. keruskaan pinggir hulu dan pinggir hilir; disebabkan oleh penggerusan arus
dikarenakan salah penempatan kedudukan perkuatan lereng serta pemilihan
bentuk trase;
iv. gerusan pada mercu perkuatan lereng; disebabkan mercu terbenam pada saat
terjadi muka air banjir
v. kerusakan pada zone transisi; disebakan perubahan kemiringan perlindungan
terlalu drastis;
vi. kerusakan akibatnya ketahanan perkuatan lereng dan tebing; disebabkan kurang
teliti dalam pemilihan tipe konstruksi;
vii. kerusakan akibat tekanan tanah atau tekanan air tanah di belakang perkuatan
lereng
3) Penentuan Tata Letak dan Perencanaan Teknik
a) Penentuan Tata Letak
Penentuan tata letak pelindung lereng dan tebing harus dipertimbangkan berdasarkan
tinjauan berikut :
85 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
86 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- Ketinggian maksimum 5,0 m, jika > 5,0 m maka diberi berm dengan lebar
berm 0,5 1,0 m;
iii. kemiringan perkuatan lereng, dipertimbangkan berdasarkan ; besar tekanan
tanah dan tekanan air tanah yang bekerja pada permukaan dinding belakang
perkuatan lereng; arus usngai di depan perlindungan lereng; stabilitas; dan
kemiringan perkuatan lereng akan stabil jika kemiringan semakin landai.
Kemiringan maksimum perlindungan lereng 1 : 2 dengan ketebalan berkisar
antara 0,4 m 1,0 m.
iv. penempatan pondasi perlindungan, dipertimbangkan berdasarkan :
- elevasi alas pondasi harus disesuaikan dengan rencana denah dan rencana
penampang sungai dengan memperhatikan kemungkinan terjadinya
penurunan dasar sungai akibat gerusan arus pada saat terjadi banjir;
- mempertimbangkan bahan dasar sungai dan perkiraan arah pergeseran
dasar sungai (perubahan lokal maupun perubahan secara menyeluruh).
Tabel.1 Standar kasar untuk kedalaman gerusan pada saat banjir
87 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iv. tipe turap papan; dipergunakan untuk sungai yang relatif kecil dengan
pemancangan tiang-tiang kayu dengan jarak antara 1,0 1,5 m dan diantara
kedua tiang tersebut dipasang papan dan dibelakangnya diurug denga pasir
koral
v. tipe turap beton; konstruksi pada tipe ini mirip dengan tipe turap papan
vi. tipe turap pancang beton; tipe ini akan lebih awet dibandingkan dengan
pancang baja, tetapi kekedapan yan didapat kurang;
vii. perkuatan lereng darurat atau sementara; dilakukan dengan menggunakan
bronjong kawat silinder, hamparan bronjong kawat; bronjong banbu dan lain-
lain.
(3) Pelindung lereng
Materila perlindungan lereng meliputi : gebalan rumput; hamparan anyaman dahan
willow; hamparan anyaman ranting berisi batu; bronjong kawat silinder; blok beton;
pasangan batu; pasangan blok beton; beton berkisi.
(4) Perhitungan Stabilitas
Perhitungan stabilitas meliputi berikut ini :
i. Stabil terhadap guling
X = M PV
e= X D 2
pada umumnya besarnya X di syaratkan D/3 < X < 2D/3
atau e < 1/6.D
SF = MV M H
dengan pengertian :
X adalah jarak dari tumit bendung tepi (hulu) sampai ke titik tangkap i
esultan gaya (m)
e adalah jarak dari as sampai ke titik tangkap resultan gaya (m) M, adalah
jumlah momen yang menahan (tm)
MH adalah jumlah momen yang menggulingkan (tm)
M adalah momen total (MV - MH)(tm)
Pv adalah gaya vertikal total (t)
D adalah lebar dasar bendung utama (m)
SF adalah faktor keamanan terhadap guling (SF 1,2 sesuai dengan Tabel B4
tinggi bendung <15 m)
88 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
dengan pengertian :
1 adalah tegangan vertikal pada ujung hilir bendung (t/m2)
2 adalah tegangan vertikal pada ujung hulu bendung (t/m2)
Pv adalah gaya vertikal total (t)
D adalah lebar dasar bendung utama (m)
e adalah eksentrisitas resultan gaya yang bekerja (X - D/2) (m)
X adalah jarak ujung hulu sampai titik tangkap resultan gaya (m)
89 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Konsolidasi Pondasi
90 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
91 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
92 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
93 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
94 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN C
Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Konstruksi
1. Latar Belakang
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekosistem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2. Kondisi Cuaca
Informasi umum berikut ini memberikan petunjuk kondisi cuaca dilapangan yang bisa
diharapkan untuk sepanjang tahun. Pemberi tugas dan Direksi tidak bertanggung jawab
atas ketelitian data, dan semua resiko akibat salah penafsiran data tersebut adalah
menjadi beban Kontraktor.
Iklim di lokasi proyek terdiri dari dua musim : musim hujan terjadi dari bulan .
sampai dengan dan musim kemarau biasa terjadi mulai bulan .. sampai dengan
.. Hujan rata rata tahunan sekitar .. m dan 80 % nya adalah . m jatuh
dalam bulan .. sampai dengan .
3. Lingkup Pekerjaan dalam Kontrak
Kontraktor harus memenuhi kebutuhan semua tenaga kerja, material, peralatan
pelaksanaan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya untuk pelaksanaan. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan lengkap serta merawat seperti yang
diminta dalam Gambar dan Spesifikasi Teknik atau Petunjuk Direksi. Pekerjaan yang
harus dilaksanakan menurut Kontrak mencakup dibawah ini :
a. Pelaksanaan pekerjaan pelindungan lereng dan tebing yang meliputi bangunan utama
dan semua bangunan penunjang sesuai yang tercakup dalam Kontrak.
b. Pelaksanaan pekerjaan, operasi, perawatan dan pembongkaran bangunanbangunan
sementara antara lain :
- Jalan masuk sementara berikut jembatan dan fasilitas lainnya.
- Saluran pengelak, bangunan/dam sementara termasuk pembelian, pemencangan,
pembongkaran dan penyerahan Steel Sheet Pile sebanyak yang diperlukan untuk
pelaksanaan Coferdam sementara kepada Direksi.
- Fasilitas kerja Kontraktor seperti kantor lapangan, gudang, laboratorium dan lain
lain.
- Tempat penyimpanan semen berikut material beton dan peralatan pengolah beton.
- Generator termasuk jaringan listriknya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
- Perlengkapan komunikasi Radio/Telepon dari lokasi pekerjaan ke kantor Proyek di
Padang termasuk peralatan lainnya yang perlu.
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
4.1. Program Pelaksanaan
1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
95 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci.
2) Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal
pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan
berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini
harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai
paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan
sebagainya.
3) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis.
Jadwal Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani
oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata
dibawah yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
dapat menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka
Direksi Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja
dan atau peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan
pada bagian pekerjaan tersebut.
96 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan
bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan
harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila
peralatan-peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material
harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
5) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial
dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup
sensitif, seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal
yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat
sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat
dalam pekerjaan.
4.3. Sumber Bahan Pelaksanaan
1) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton pasangan,
bronjong dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek
akan memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk
bahan timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
2) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.
97 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih
dahulu.
2) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat
diperoleh dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material
pengganti dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material
pengganti tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
4) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas :
iv. Tempat produksi atau pabrik
v. Pengangkutan
vi. Lokasi Proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal
tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk mengadakan
peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
5) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan
urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal
Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di
lapangan.
6) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap
spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya sesuai dengan Kontrak.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
konstruski pelindungan lereng dan tebing memuat :
1) Pekerjaan Persiapan Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang bersifat umum meliputi :
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
98 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
99 dari 125
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi pelindung tebing dan talud
meliputi :
a) Pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan
b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
ditentukan berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
3) Pekerjaan Konstruksi Pelindungan Lereng dan Tebing
Pelaksanaan kegiatan konstruksi pelindungan lereng dan tebing terdiri dari pekerjaaan :
a) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah tediri dari : kupasan, pembersihan medan; galian dan timbunan.
Pelaksanaa pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjan pengukuran atau staeck out
Pekerjaan pengukuran atau stacke out mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Pengujian Geoteknik
Pekerjaan geoteknik terkait dengan mutu hasil pekerjaan timbunan. Pelaksanaan
pekerjaan pengujian geoteknik mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan
Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Pasangan
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-5, Pekerjaan
Pasangan Batu
g) Pekerjaan Pemancangan
Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan
Pemancangan
4) Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan lain-lain sifatnya mendukung pekerjaan utama. Pekerjaan lain-lain meliputi foto
dokumentasi ; pelaksanaan pengujian mutu bahan dan pekerjaan penggambaran (as-built
drawing). Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan
5) Pelaporan dan Foto Dokumentasi
1) Pelaporan
iii. membantu pengguna jasa (dalam hal ini pimbagpro fisik) dalam menyikapi
contract change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi oleh pelaksana.
iv. melakukan review design dan membantu pimbagpro fisik memerintahkan kepada
kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil review design.
v. melakukan pengecekan, pengukuran, dan perhitungan volume setiap item
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor secara cermat sebagai bahan untuk
menetapkan volume pekerjaan yang layak untuk dibayar oleh pemberi pekerjaan.
vi. melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan pekerjaan lapangan
(yang dikerjakan oleh kontraktor) pengendalian mutu, dan kemajuan fisik /
keuangan untuk menjamin kesesuaiannya dengan dokumen kontrak dan
melaporkannya kepada pimpro pengawasan dan pimbagpro fisik.
vii. memeriksa dan menandatangani mc (monthly certificate) yang diajukan oleh
kontraktor kepada pimpro pelaksanaan konstruksi (pimbagpro).
viii. menyiapkan as built drawing.
ix. menyiapkan laporan bulanan, laporan triwulan, dan laporan akhir proyek.
x. menyiapkan data-data pelaksanaan konstruksi sesuai permintaan direksi/ pemberi
kerja.
xi. membantu pimbagpro fisik dalam pelaksanaan PHO.
xi. kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan
dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan. Beberapa jenis
jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah :
a) Bar Charts Basic and Linked (Diagram Balok-Asli dan Terkait)
b) Critical Path Method atau network planning
Nomor
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
LAMPIRAN D
PEMELIHARAAN BANGUNAN
PERSUNGAIAN
INVENTARISASI KERUSAKAN
& SURVEI PENGUKURAN
KEGIATAN AWAL :
1. DAFTAR SISTEM SUNGAI
2. PRIORITAS -> INVENTARISASI & SURVEI AWAL
3. PROGRAM SURVEI & INVENTARISASI BANGUNAN
PENENTUAN
PENGGAL SUNGAI
DATA ANGKUTAN
SEDIMEN
PENGUMPULAN
DATA DEBIT
PEMELIHARAAN
RUTIN PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN KHUSUS
BERKALA REHABILITASI
PEMELIHARAAN RETIFIKASI
PERBAIKAN KECIL
LAMPIRAN E
Nama sungai :
Lembar : .
GAMBAR
15 Judul gambar, tanggal
16 Gambar pelaksanaan
18 Konsultan desain
Nama sungai :
Lembar : .
o
15 Lokasi GPS B Garis lintang/bujur hasil GL = .. .'"
o
pembacaan GPS GB = .. .'"
16 Jarak langsung PTU - PTP A Ambil dari gambar
pengukuran
17 Jarak langsung PTU - PTP B Ambil dari gambar
pengukuran
18 Nama dan nomor gambar Ambil dari gambar
pengukuran pengukuran
Nama sungai :
Lembar :
Nama sungai :
Lembar : .
Nama sungai :
Lembar : .
Nama sungai :
Lembar :
Nama sungai :
Lembar :
Nama sungai :
Lembar :
PERBAIKAN KECIL
2
10 Luas bidang batu (m) (Tulis : panjang x lebar) m x m = m
27 Pemeliharaan khusus
(jika 50% < x < 70%)
28 Rehabilitasi
(jika x < 50%)
29 Rektifikasi
(jika x = 0 %)
30 Pemeliharaan darurat (untuk
mencegah kerugian yang
lebih besar)
31 Uraian ringkas Formulir & gambar sketsa