Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Persalinan

merupakan proses alamiah, dimana terjadi dilatasi servix, lahirnya bayi, dan

plasenta dari rahim ibu, sejumlah perubahan-perubahan fisiologi terjadi pada ibu

selama proses persalinan. Sangat penting bagi bidan untuk memahami

perubahan-perubahan ini agar dapat mengartikan tanda-tanda dan gejala

persalinan nnormal dan abnormal.

Kala I adalah dimulai sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur dan

meningkat hingga serviks membuka 10 cm. Fase-fase dalam kala satu persalinan

ada 2 yaitu, fase laten dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung hingga serviks

membuka 4 cm dan fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm hingga mencapai

pembukaan lengkap 10 cm Depkes (2004).

Asuhan yang dapat diberikan bidan kepada ibu adalah memberikan

informasi, memberikan dorongan semangat, menyiapkan ruangan untuk

persalinan, teman yang mendukung, mobilisasi, makan dan minum selama

persalinan, buang air kecil dan besar, kenyamanan, dan kebersihan (Depkes RI,

2000). Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah

dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri.

Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integeral dari

pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam

penangan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya disebabkan oleh kegagalan

1
dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana

yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun

pengetahuan tenaga medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal

Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri,

maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).

Wanita mungkin mengalami beberapa tanda palsu, kebebasan untuk tetap

bergerak dan aktif selama kontraksi tidak hanya membantu mengurangi

ketidaknyamanan persalinan, tetapi juga memungkinkan ibu untuk

mempertahankan kenyamanan persalinan. Keterlibatan pasangan atau semua

individu pendukung dalam diskusi membantu memperkuat hubungan yang baik

dan meningkatkan kepercayaan diri ibu (Henderson, 2005)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam

makalah ini adalah :

1. Apa Pengertian Persalinan?

2. Apa saja Perubahan Psikologis dalam setiap kala I , II , III dan IV ?

C. Tujuan Pembelajaran

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

dan untuk mengetahui apa saja perubahan psikologis ibu pada setiap kala dalam

persalinan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERSALINAN

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu) lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi

baik pada ibu maupun pada janin. Kala 1 adalah proses dimulainya dari saat

persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm Klinis dapat dinyatakan

partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang

bersemu darah (blood show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir

kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Kanalis

servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.

Proses membukannya serviks akibat his dibagi menjadi 2 fase:

1. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat

sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.

2. Fase aktif : dibagi menjadi 3 fase kembali , yakni :

Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.

Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung

sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam

pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Fase- fase tersebut di jumpai pada primigravida. Pada multigravida pun

terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi

lebih pendek.

3
Dalam persalinan terdapat 4 kala persalinan, yaitu:

1. Kala I Pembukaan

2. Kala II Persalinan

3. Kala III Pengeluaran Plasenta

4. Kala IV Nifas

B. Perubahan Psikologis dalam setiap kala I , II , III dan IV

1. Perubahan Psikologis pada Kala I

a. Pengertian Kala I dalam Persalinan

Kala I (Kala Pembukaan), dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

dan pembukaan serviks, hinggamencapai pembukaaan lengkap (10cm)

Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase , yaitu :

b. Perubahan Psikologis

Beberapa keadaan dapat terjadi pada ibu dalam persalinan, terutama

pada ibu yang pertama kali melahirkan sebagai berikut:

1) Perasaan tidak enak

2) Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi

3) Sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan normal

4) Menganggap persalinan sebagai percobaan

5) Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam

menolongnya

6) Apakah bayinya normal apa tidak

7) Apakah ia sanggup merawat bayinya

8) Ibu merasa cemas

4
Perubahan psikologis pada kala I dipengaruhi oleh:

1) Pengalaman sebelumnya

2) Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dsb)

3) Lingkungan

4) Mekanisme koping

5) Sikap terhadap kehamilan

2. Perubahan Psikologis pada Kala II

a. Pengertian Kala II dalam Persalinan

Kala II Persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10cm) dan berakhir dengan lahirnya bay. iKala II Persalinan di sebut juga

kala pengeluaran yang merupakan peristiwa terpenting dalam proses

persalinan karena objek yang di keluarkan adalah objek utama yaitu bayi.

b. Perubahan Psikologis

1) Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, saat bersalin ibu merasakan

nyeri akibat kontraksi uterus yang semakin kuat dan semakin sering,

berkeringat dan mulas ini juga menyebabkan ketidaknyamanan.

2) Badan selalu kegerahan, karena saat ini metabolism ibu meningkat

denyut jantung meningkat, nadi, suhu, pernapasan meningkat ibu

berkeringat lebih banyak, akibatnya ibu merasa lelah sekali kehausan

ketika bayi sudah di lahirkan karena tenaga habis dipakai untuk

meneran.

3) Tidak sabaran, sehingga harmoni antara ibu dan janin yang

dikandungnya terganggu. Hal ini disebabkan karena kepala janin sudah

5
memasuki panggul dan timbul kontraksi-kontraksi pada uterus. Muncul

rasa kesakitan dan ingin segera mengeluarkan janinnya.

4) Setiap ibu akan tiba pada tahap persalinan dengan antisipasinya dan

tujuannya sendiri serta rasa takut dan kekhawatiran. Para ibu

mengeluh bahwa bila mampu mengejan terasa lega. Tetapi ibu lain

sangat berat karena intensitas sensasi yang dirasakan. Efek yang

dapat terjadi pada ibu karena mengedan ,yaitu Exhaustion , ibu

merasa lelah karena tekanan untuk mengejan sangat kuat. Dua,

Distress ibu merasa dirinya distress dengan ketidaknyamanan panggul

ibu karena terdesak oleh kepala janin. Tiga, panik ibu akan panik jika

janinnya tidak segera keluar dan takut persalinannya lama.

3. Perubahan Psikologis pada Kala III

a. Pengertian Kala III dalam Persalinan

Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30

menit setelah bayi lahir.

b. Perubahan Psikologis

1) Bahagia

Karena saat saat yang telah lama di tunggu akhirnya datang juga

yaitu kelahiran bayinya dan ia merasa bahagia karena merasa sudah

menjadi wanita yang sempurna (bisa melahirkan, memberikanan aku

ntuk suami dan memberikan anggota keluarga yang baru), bahagia

karena bisa melihat anaknya.

6
2) Cemas dan Takut

Cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat persalinan

karena persalinan di anggap sebagai suatu keadaan antara hidup dan

mati

Cemas dan takut karena pengalaman yang lalu.

Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya

4. Perubahan Psikologis pada Kala IV

a. Pengertian Kala IV dalam Persalinan

Sejumlah perubahan psikologis yang normal akan terjadi selama

persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang

dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat

mengintreprestasikan tanda-tanda, gejala tertentu dan penemuan

perubahan fisik dan laboratorium apakah normal apa tidak pada kala IV.

Pada kala ini dimulai dari lahirnya bayi dan lahirnya plasenta selama 15-30

menit.

b. Perubahan Psikologis

1) Phase Honeymoon

Phase Honeymoon ialah Phase anak lahir dimana terjadi intimasi dan

kontak yang lama antara ibu ayah anak. Hal ini dapat dikatakan

sebagai Psikis Honeymoon yang tidak memerlukan hal-hal yang

romantik. Masing-masing saling memperhatikan anaknya dan

menciptakan hubungan yang baru.

7
2) Ikatan kasih ( Bonding dan Attachment )

Terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antara ibu-ayah-anak,

dan tetap dalam ikatan kasih, penting bagi perawat untuk memikirkan

bagaimana agar hal tersebut dapat terlaksana partisipasi suami dalam

proses persalinan merupakan salah satu upaya untuk proses ikatan

kasih tersebut.

3) Phase Pada Masa Nifas

Phase Taking in

Perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif

dan tergantung berlangsung 1 2 hari. Ibu tidak menginginkan

kontak dengan bayinya tetapi bukan berarti tidak memperhatikan.

Dalam Phase yang diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya,

bukan cara merawat bayi.

Phase Taking hold

Phase kedua masa nifas adalah phase taking hold ibu berusaha

mandiri dan berinisiatif. Perhatian terhadap kemampuan mengatasi

fungsi tubuhnya misalnya kelancaran buang air besar hormon dan

peran transisi. Hal-hal yang berkontribusi dengan post partal blues

adalah rasa tidak nyaman, kelelahan, kehabisan tenaga. Dengan

menangis sering dapat menurunkan tekanan. Bila orang tua kurang

mengerti hal ini maka akan timbul rasa bersalah yang dapat

mengakibatkan depresi. Untuk itu perlu diadakan penyuluhan

sebelumnya, untuk mengetahui bahwa itu adalah normal.

8
4) Bounding Attachment

Bounding merupakan satu langkah awal untuk mengungkapkan

perasaan afeksi ( kasih sayang )sedangkan Atachmen merupakan

interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.Jadi

Bounding Atachmen adalah kontak awal antara ibu dan bayi setelah

kelahiran, untuk memberikan kasih sayang yang merupakan dasar

interaksi antara keduanya secara terus menerus. Dengan kasih sayang

yang diberikan terhadap bayinya maka akan terbentuk ikatan antara

orang tua dan bayinya.

5) Respon Antara Ibu dan Bayinya Sejak Kontak Awal Hingga Tahap

Perkembangannya.

Touch ( sentuhan ).

Ibu memulai dengan ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala

dan ekstremitas bayinya. Dalam waktu singkat secara terbuka

perubahan diberikan untuk membelai tubuh. Dan mungkin bayi

akan dipeluk dilengan ibu. Gerakan dilanjutkan sebagai gerakan

lembut untuk menenangkan bayi. Bayi akan merapat pada

payudara ibu. Menggenggam satu jari atau seuntai rambut dan

terjadilah ikatan antara keduanya.

Eye To Eye Contact ( Kontak Mata )

Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian

dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap

perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai

factor yang penting sebagai hubungan manusia pada umumnya.

Bayi baru lahir dapat memusatkan perhatian pada suatu obyek,

9
satu jam setelah kelahiran pada jarak sekitar 20-25 cm, dan dapat

memusatkan pandangan sebaik orang dewasa pada usia kira-kira 4

bulan, perlu perhatian terhadap factor-faktor yang menghambat

proses, misalnya ; Pemberian salep mata dapat ditunda beberapa

waktu sehingga tidak mengganggu adanya kontak mata ibu dan

bayi.

Odor ( Bau Badan )

Indra penciuman bayi sudah berkembang dengan baik dan masih

memainkan peranan dalam nalurinya untuk mempertahankan

hidup. Penelitian menunjukan bahwa kegiatan seorang bayi, detak

jantung dan pola bernapasnya berubah setiap kali hadir bau yang

baru, tetapi bersamaan makin dikenalnya bau itu sibayipun berhenti

bereaksi.Pada akhir minggu I seorang bayi dapat mengenali ibunya

dari bau badan dan air susu ibunya.Indra Penciuman bayi akan

sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya ASI pada

waktu tertentu.

Body Warm ( Kehangatan Tubuh )

Jika tidak ada komplikasi yang serius seorang ibu akan dapat

langsung meletakan bayinya diatas perut ibu, baik setalah tahap

kedua dari proses melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong.

Kontak yang segera ini memberikan banyak manfaat baik bagi ibu

maupun sibayi kontak kulit agar bayi tetap hangat.

10
Voice ( Suara )

Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing orang tua

akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan tersebut

ibu merasa tenang karena merasa bayinya baik ( hidup ). Bayi

dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan bila

ia dapat mendengar suara-suara dan membedakan nada dan

kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama

beberapa hari terhalang cairan amniotic dari rahim yang melekat

pada telinga. Banyak Penelitian memperhatikan bahwa bayi-bayi

baru lahir bukan hanya mendengar secara pasif melainkan

mendengarkan dengan sengaja dan mereka nampaknya lebih

dapat menyesuaikan diri dengan suara-suara tertentu daripada

yang lain.Contoh ; suara detak jantung ibu.

Entrainment ( gaya bahasa )

BBL menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang

dewasa artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi

diatur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi

( komunikasi yang positip

Biorhytmicity ( Irama Kehidupan )

Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan dengan irama

alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi

setelah adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua

dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh

kasih yang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda

11
bahaya untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi social

serta kesempatan untuk belajar.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Persalinan

merupakan proses alamiah, dimana terjadi dilatasi servix, lahirnya bayi, dan

plasenta dari rahim ibu, sejumlah perubahan-perubahan fisiologi terjadi pada ibu

selama proses persalinan. Sangat penting bagi bidan untuk memahami

perubahan-perubahan ini agar dapat mengartikan tanda-tanda dan gejala

persalinan nnormal dan abnormal.

Sejumlah perubahan psikologis yang normal akan terjadi selama

persalinan,hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat

dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat

mengintreprestasikan tanda-tanda,gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik

dan laboratorium apakah normal apa tidak pada setiap kala.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://bidanbasilahsilmi.blogspot.co.id/2014/10/inc-perubahan-psikologis-kala-i-ii-

iii.html

https://dewimasitoh66.wordpress.com/2015/05/06/perubahan-psikologis-wanita-

pada-saat-persalinan/

Kartono, kartini. Psikologi Wanita Jilid 2 ( Mengenal Wanita Sebagai Ibu &Nenek ).

Jakarta : Mandar Maju Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta :

PT. Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawihardjo. Wulandari Diah. 2009. Pengantar Komunikasi dan Konseling

dalam Praktik Kebidanan.Yogyakarta : Mitra Cendikia Offiset

Rohani, Reni Saswita, Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.

Jakarta: PT. Salemba Medika Dahro, Ahmad. 2011. Hal 81. Psikologi

Kebidanan. Bandar Lampung : Salemba Medika

14

Anda mungkin juga menyukai