BAB 1
PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
2.3.1 Tujuan Umum
Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan tepat, cermat dan benar pada kasus
peritonitis.
2.3.2 Tujuan Khusus
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Iskemia jaringan/usus
Nosiseptor
Mediator inflamatori
Nekrosis
Nyeri
Gangguan
passage usus
Respons mual/muntah
Penyebaran kuman ke peritoneum dan sirkulasi
Septikemia
Demand n supply O2
Inbalance (debt O2)
2.1.6 Test Diagnostik
a. Test laboratorium
1. Leukositosis
2. Hematokrit meningkat
3. Asidosis metabolik
b. X. Ray
1. Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior, lateral), didapatkan : Illeus merupakan
penemuan yang tak khas pada peritonitis, usus halus dan usus besar dilatasi, udara bebas (air
fluid level) dalam rongga abdomen terlihat pada kasus perforasi.
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Pemberian cairan koloid dan kristaloid
b. Pemberian obat symptomatik
c. Dekompresi dan pengisapan membantu dalam menurunkan distensi abdomen.
d. Terapi oksigen sesuai indikasi
e. Tindakan pembedahan
2.1.8 Prognosis
a. Mortalitas tetap tinggi antara 10 % - 40 %.
b. Prognosa lebih buruk pada usia lanjut dan bila peritonitis sudah berlangsung lebih dari 48 jam.
c. Lebih cepat diambil tindakan lebih baik prognosanya.
2.1.9 Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi pada peritonitis bakterial atau sekunder, dimana komplikasi tersebut
dapat dibagi menjadi komplikasi dini dan lanjut, yaitu:
a. Komplikasi dini
1. Septikemia dan syok septik
2. Syok hipovolemik
3. Sepsis intra abdomen rekuren yang tidak dapt dikontrol dengan kegagalan multi sistem
4. Abses residual intraperitonial
5. Portal Pyemia
b. Komplikasi lanjut
1. Adhesi
2. Obstruksi intestinal rekuren
4. Leukositosis
5. Hematokrit meningkat
6. Asidosis metabolik
2. X-Ray
2. Foto polos abdomen 3 posisi (anterior, posterior, lateral), didapatkan : Illeus merupakan
penemuan yang tak khas pada peritonitis, usus halus dan usus besar dilatasi, udara bebas
(air fluid level) dalam rongga abdomen terlihat pada kasus perforasi.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
Nama :Ny.M
Umur :44 Tahun
Alamat :Jln. Dupak Magersari Sby
Suku/bangsa :Jawa/Indonesia
Agama :Islam
Pendidikan :SLTA
3.1.2 Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama: tidak terkaji, pasien terpasang ETT (Endo Tracheal Tube) dengan bantuan
ventilator.
b. Riwayat penyakit sekarang:
Anamnesa (pre operatif) :klien datang ke RS.Adi Husada dengan keluhan nyeri perut dan ada
benjolan di pusar yang muncul sejak 6 hari yang lalu disertai nyeri, klien muntah-muntah, BAB
dan flatus terakhir 3 hari yang lalu. Klien MRS di RS. Adi Husada tanggal 9 Maret 2010
kemudian keluarga meminta dirujuk ke RSUD.Dr.Soetomo Surabaya.
c. Riwayat penyakit dahulu:
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah keluar benjolan di pusar, dan tidak memiliki
riwayat gastritis atau mag.
d. Riwayat penyakit keluarga
Klien dan keluarganya mengatakan bahwa, tidak ada anggota keluarganya yang menderita
seperti penyakit klien saat ini, riwayat hipertensi (-), DM (-).
3.1.3 Pemeriksaan fisik
B1 (Breath)
Pernafasan dengan ETT No.7,0 dibantu dengan ventilator raphael Mode PCV, dengan seeting
PC:14, PEEP:8, F:18X/menit, Trigger:2, I:E:1:2 FiO2:100%.Saturasi perifer 95%, tanda-tanda
vital:RR;22X/menit, irreguler/dangkal, Ronchi +/+, Wheezing:-/-, gerakan dada simetris, sputum
encer, warna pink proty, tidak berbau, reflek batuk (+).
Masalah: - Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
- Gangguan pertukaran gas
- Ketidakefektifan pola nafas
B2 (Blood)
Klien post op hari ke-0, suara jantung S1/S2 Tunggal, Murmur (-), gallop (-), akral dingin kering,
CRT>2, sianosis (-), anemis (+), Hb:7,5g/dl, TD:93/77 mmHg, N:109X/menit, lemah irreguler,
S:33C (axila), CVP:10 cmH2O/7,6mmHg.
Balance cairan:
Intake Out put
WB : 400 cc Urine :1420cc
RL : 1500cc Drain : 250cc
Pz : 200cc Dekompresi(NGT): 200cc
2100cc 1870cc
Terpasang double lumen subclavia dextra.
Masalah : - Hipotermia
- Gangguan perfusi jaringan (anemis)
- Resiko Infeksi
B3 (Brain)
Klien nampak lemah, GCS :2X3, convulsion (-), pupil isokor 4/4mm, reflek cahaya(-),
lateralisasi (-).
Masalah :Penurunan kesadaran
B4(Bladder)
Klien menggunakan Foley Catheter No.16, Hari ke-1, balon fiksasi 15cc, produksi urin
300cc/jam(22.00-23.00wib),kuning jernih, urogenital bersih dan kering, distensi/retensi (-).
Masalah :Resiko infeksi.
B5 (Bowel)
Klien puasa, terpasang NGT No.14, terdapat luka post op eksplorasi laparotomy + herniotomy,
drain satu selang, produksi NGT (+) fecal, produksi drain 400cc (mulai dipasang/op), bising
usus (-), peristaltik(-), luka post op nampak bersih dn tidak nampak rembesan, distended (+), BB
:45 kg.
Masalah: - Resiko Tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
- Resiko Infeksi sekunder
B6 (Bone)
Klien bed rest (supinasi), oedem ektremitas sup (-), Inf(+), deformity(-), terdapat luka post op di
abdomen, Dekubitus(-)
Masalah: - Kerusakan integritas kulit
- Defisit perawatan diri
3.1.4 Data pemeriksaan penunjang
a. Terapi: tanggal 10 maret 2010
- Ceftriaxone 21grm
- Ranitidin 3x50 mg
- Ondancentron 3x4 mg
- Vascon (0,1mg/cc)1,8cc/jam via S.P
- Tramadol 3x100mg (drip dlm Pz 100cc)
- Alinamin F 3x1 amp
- Vit C 3x1 amp
- Mo 1mg/jam/SP
- Lasix 1 mg/jam/SP
b. Laboratorium : tanggal 10 Maret 2010 jm.14.13WIB
BGA:
- PH :7,44
- PCO2 :34mmHg
- PO2 :190mmHg
- HCO3 :23,1mmol/L
- TCO2 :24,1
- BEecf :-1,1
- SaO2 :100%
Darah lengkap :
- Hb :7,5g/dl (11-18g/dl)
- WBC :7,3X103 (5-10x103 )
- Ly :21
- Hct :25,6 (35-60)
- MCV :25,6 (80-99)
- MCHC :29,3g/dl (33-37)
- Plt :704 (150-350 x103)
- Pct :515H%
Faal Hemostasis:
- PT :16,6C:12,1
- APTT :24,8C:25,6
Kimia klinik/RFL/LFT:
- Creat :4,1mg/dl (0,6-1,1)
- BUN :74 (5-23)
- AST :45 IU/L (5-34)
- ALT :15 IU/L (11-60)
- Tprot :6,0g/dl (3,6-8,3)
- Alb :2,5 g/dl (3,8-5,4)
- T.Bil :0,7 mg/dl
- Dbil :0,2
- In Bil :0,5
- Cl :83,4mmol/L
- Na :130,8
- K :3,03
- Ca :7,8 mg/dl
- Ureum :158,4
- Glob :3,5
c. Radiologi:
USG:(pra operatif)
Tedapat:
- Sludge Gall Bladder
- Myoma Uteri Sub serosa (uk.8,7x6,4cm)+intramural (uk.2,6x2,3cm)+adnesa kanan nampak
kista (uk.4,19x2,64cm)
- Distensi sedang usus dengan penebalan dinding mukosanya, susp.causa inflamation process
serta minimal ascites.
- Hernia umbilikalis
Foto Thorak: Kardio megali dan oedem paru, CTR 63%
3.1.5 Analisis Data
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH
Operasi besar (eksplorasi
S:- laparotomy)
O:
- Dispneu Definitive airway (ETT)
- Ronci basah +/+
- RR:22x/menit Benda asing
- Sekret +, encer, warna
11-03-2010 pink proty Ketidak efektifan
Respons inflamasi
bersihan jalan
- Terpasang ETT no.7
nafas
- Refleks batuk menurun.
(Kesadaran menurun)
- GCS:2X3
Refleks batuk menurun
Akumulasi sekret
Ketidak efektifan bersihan jalan
nafas
11-03-2010 S:- Oedem paru Gangguan
O: pertukaran Gas
- Dispneu Akumulasi cairan interstisiil
- RR:22x/menit alveoli
- Terpasang
ventilator:Mode PCV, Gangguan difusi O2 dan CO2
PC:14,
PEEP:8,FiO2 :100% Gangguan pertukaran Gas
- SpO2 :95%.
- BGA :PH :7,44,
pCO2 :34, pO2 :190,
HCO3 :23,BEecf :-1,1
11-03-2010 S:- Oedem paru Ketidakefektifan
O: pola nafas
- Dispneu Akumulasi cairan interstisiil
- RR:22x/menit, alveoli
irreguler,dangkal.
- Terpasang Gangguan difusi O2 dan CO2
ventilator:Mode PCV,
PC:14, Gangguan pertukaran Gas
PEEP:8,FiO2 :100%,
I :E=1 :2 Demand and supply O2 Inbalance
Ketidakefektifan pola nafas
11-03-2010 S:- Ekspl.Laparotomy Resiko tinggi
O: Perubahan nutrisi
- BB:45 Kg Perubahan fungsi kurang dari
- Alb:2,5 g/dl pencernaan(digestif, absorbsi) kebutuhan tubuh
- Hb :7,5g/dl
- Pasien puasa. Pemenuhan metabolisme
- NGT(dekompresi):200cc. sel/jaringan
- Bising usus (-)
- Peristaltik usus (-) Pembongkaran depo lemak dan
atau protein
Resiko tinggi Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
3.3 Intervensi
No Diagnosa Intervensi
Keperawatan Tujuan/Kriteria hasil Rencana Tindakan Rasional
1 Ketidak efektifan Tujuan: 1. Identifikasi derajat
1. Menentukan arah tindakan
bersihan jalan nafas Bersihan jalan nafas ketidakefektifan jalan nafas, pembebasan airway
b.d akumulasi sekret efektif dalam 15 menit karakteristik sekret, suara
2. Mengencerkan dan
sekunder terhadap Kriteria hasil: nafas. mengeliminir sekret.
penurunan reflek
- Sekret berkurang 2. Kolaborasi nebulisasi (sesuai
3. Memberi efek fibrasi
batuk dan
- Ronchi -/- indikasi). terhadap sekret dan
pemasangan ETT. - Refleks batuk adekuat mengeluarkan sekret
- RR dalam batas 12-
3. Berikan fisioterapi nafas
4. Meningkatkan toleransi
20x/menit. (fibrasi) dan suctioning. otot pernafasan dan
- TTV dalam batas mencegah atelektasis paru.
normal. 5. Memberikan control atau
4. Berikan mobilisasi setiap 2 support ventilasi dan
jam. oksigenasi
5. Kolaborasi mempertahankan
pemberian ventilasi mekanik.
5.1 |Kesimpulan
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Masalah ketidak efektifan bersihan jalan nafas sudah teratasi sebagian dan rencana tindakan
dilanjutkan.
2. Gangguan pertukaran gas sudah membaik setelah oedem parunya menunjukkan perbaikan.
3. Ketidakefektifan pola nafas sudah menunjukkan perbaikan.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan dapat dicegah, dan intervensi dipertahankan.
5.2 Saran
1. Laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan acuan dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan peritonitis generalisata post op eksplorasi laparotomy.
2. Instansi rumah sakit mampu menggunakan laporan asuhan keperawatan perawat pelatihan ICU
sebagaimana mestinya, dan guna menunjang pelayanan keperawatan yang optimal.
3. Perawat pelatihan ICU selanjutnya diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada
klien peritonitis generalisata post op eksplorasi laparotomy dengan pertimbagan ALOS (Average
Lenght Of Stay) yang lebih pendek dan meminimalkan INOS (Infeksi Nosokomial).