Universitas Kadiri Fakultas Ilmu Kesehatan: Status Ter Akreditasi Ban-Pt
Universitas Kadiri Fakultas Ilmu Kesehatan: Status Ter Akreditasi Ban-Pt
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu :
1. Menjelaskan pengertian AKDR.
2. Mengenali jenis AKDR.
3. mengetahui efektifitas AKDR.
4. Menjelaskan cara kerja AKDR.
5. Mengenali keuntungan AKDR.
6. Mengenali kelemahan dari penggunaan AKDR.
7. Menentukan waktu penggunaan AKDR.
8. Mengidentifikasi efek samping AKDR.
9. Mengidentifikasi komplikasi AKDR.
10. Mengidentifikasi penyebab komplikasi AKDR.
11. Melakukan penanganan.
12. Menemukan penapisan AKDR.
II. MATERI AJAR
2. Jenis AKDR
Jenis AKDR yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :
1. AKDR yang mengandung obat
a. AKDR polos
Terbuat dari plastik sintetik (poloetilen), karet silikon, baja anti
karat dan usus ulat sutra. Banyak diantara mereka yang tidak
sempat dievaluasi sehingga akhirnya lenyap dari pasaran.
(Siswosudarmo, 2007)
b. Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau
huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang
benang pada ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam),
tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran
30 mm dan tebal (benang putih). (Siswosudarmo, 2007)
Lippes loop
2. AKDR yang mengandung tembaga
a. Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri
dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung
atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat
tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu
standar, small, dan mini. (Siswosudarmo, 2007)
b. CUT 380A
Menggunakan lilitan tembaga pada batangnya dan dua
selongsong tembaga pada lengannya dengan maksud agar
pelepasan ion tembaga mencapai daerah fundus uteri. Angka
tersebut menunjukkan luas permukaan tembaga. (Siswosudarmo,
2007)
c. Nova T
Adalah bentuk lain dari AKDR T dengan kawat tembaga
berdiameter 0,3 mm dan berinti perak dengan diameter 0,1 mm.
Inti perak dimaksudkan untuk mencegah fragmentasi tembaga
dan memperpanjang umurnya (daya kerja). Pada pertemuan
batang dan lengannya, terdapat bengkokan sehingga
mempermudah kembali kebentuk aslinya setelah ia keluar dari
inserternya. Ujung lengannya membulat yang dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan perforasi. Penelitian selama lima tahun
menunjukkan bahwa angka kehamilannya sangat rendah dan
demikian juga efek samping yang mengharuskan ia dicabut.
(Siswosudarmo, 2007).
d. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup
baik. IUD bentuk T yang baru
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah
selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan
efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini
adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
e. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32
mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai
luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Copper-T.
3. AKDR yang melepaskan progestin
a. Progestasert
Adalah salah satu merek dagang AKDR ini yang mengandung 38
mg progestin pada batangnya dan setiap hari melepaskan 69 .
Kelebihannya adalah kemampuannya untuk mengurangi jumlah
darah haid yang keluar sehingga menaikkan kadar besi serum,
tetapi karena gangguan perdarahan (perdarahan lama dan
perdarahan bercak) juga lebih banyak, maka kejadian
pengangkatan karena alasan medis tidak berbeda dengan AKDR
pada umumnya. Ia harus diganti setiap tahun karena depot
progestin mencapai titik terendah yang menghawatirkan
terjadinya kegagalan. Karena alasan inilah AKDR ini tidak populer
di Indonesia. Sekarang sedang dilakukan uji klinis AKDR jenis ini
yang biasa bertahan selama 4 tahun. Contoh lain AKDR yang
mengandung progestin adalah levonova, yang mengandung
levonorgestrel. (Siswosudarmo, 2007).
3. Efektivitas AKDR
Menurut Hartanto (2004), Efektivitas AKDR dinyatakan dalam angka
kontinuitas (continuition rate) yaitu beberapa lama AKDR tetap tinggal
dalam uteri tanpa:
1. Ekspulsi
2. Terjadinya kehamilan
3. Pengangkatan/pengeluaran karena alasan medis atau pribadi.
Efektivitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada :
1. IUD-nya : ukuran, bentuk kandungannya.
2. Peserta : Umur, parietas, frekuensi senggama.
3. Dari faktor yang berhubungan dengan peserta yaitu umur dan parietas
diketahui :
a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan
pengangkatan/pengeluaran IUD.
b. Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka
ekspulsi dan pengangkatan /pengeluaran IUD.
3. Keputihan
a. Gejala atau keluhan
Keluarnya cairan tidak berwarna, tidak berbau dan tidak gatal dari
vagina. Dapat timbul setelah pemasangan AKDR.
b. Penyebab
Reaksi endometrium karena adanya AKDR didalam kandung rahim
(sebagai benda asing), adanya infeksi yang terbawa pada waktu
pemasangan AKDR.
c. Penanggulangan atau pengobatan
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Adanya keputihan sedikit dan tidak berbau adalah gejala
biasa. Ini tidak berbahaya selama warnanya tidak menjadi
keruh atau kuning kehijauan dan tidak berbau dan akan
berkurang selama dalam tiga bulan pertama.
c) Menjaga kebersihan disekitar daerah kemaluan dengan
berganti celana dalam atau memakai pembalut khusus.
2) Tindakan medis
a) Lakukan pemeriksaan dalam.
b) Bila ada erosi portio, dapat di obati dengan albotil.
c) Singkirkan adanya infeksi saluran kandungan. Bila ada beri
pengobatan yang sesuai , bila keadaan ini tidak dapat
ditoleir oleh klien, anjurkan ganti cara kontrasepsi yang
lain.
4. Ekspulsi AKDR
a. Gejala atau keluhan
1) AKDR teraba atau terasa di dalam vagina (bisa di seluruh atau
hanya sebagian).
2) Dapat sewaktu-waktu, akan tetapi biasanya pada waktu haid
berikutnya setelah pemasangan.
3) Bisa juga terjadi secara spontan pada bulan pertama
pemasangan.
b. Penyebab
Penyebabnya yaitu karena ukuran AKDR terlalu kecil atau terlalu
besar, karena letak AKDR yang tidak sempurna di dalam rahim,
jenis bahan AKDR yang dipakai (bahan makin elastis sifatnya
makin besar kemungkinan terjadi ekspulsi).
c. Penanggulangan atau pengobatan
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya
b) Jelaskan bahwa hal ini dapat ditangani dan beri motifasi
untuk tetap memakai AKDR.
2) Tindakan medis
a) AKDR di keluarkan dan diganti dengan AKDR yang baru
yang sesuai dengan ukuran rahim dan melakukan cara
pemasangan yang baik (sesuai dengan buku klinis
pemasangan AKDR).
b) Bila AKDR terlalu kecil, ganti dengan yang lebih besar.
c) Bila AKDR terlalu besar ganti dengan yang lebih kecil.
5. Perforasi atau translokasi AKDR
a. Gejala atau keluhan
1) Bisa tanpa gejala
2) Pada pemeriksaan ginekologi : benang tidak ditemukan,
sewaktu dilakukan sondage, tidak ditemukan AKDR dalam
rahim.
3) Perforasi terjadi kira-kira 1 o/oo pemakai AKDR.
b. Penyebab
Penyebabnya karena tindakan yang tidak sesuai prosedur pada
waktu pemasangan AKDR, pada waktu pemasangan AKDR
mengalami kesulitan sehingga melakukan dengan paksaan, karena
memasukkan alat pendorong kedalam rongga rahim dengan arah
yang salah (tidak sesuai dengan posisi rahim, penggunaan AKDR
dengan teknik push in)
c. Penanggulangan atau pengobatan
1) KIE
a) Jelaskan sebab terjadinya.
b) Bila terjadi perforasi namun tidak ada keluhan, tidak perlu
segera dikeluarkan.
c) Bila AKDR tembaga atau bentuk AKDR tertutup yang
perforasi, sebaiknya segera di angkat atau dikeluarkan,
karena dapat menyebabkan perlekatan sampai ileus.
2) Tindakan medis.
a).Memastikan telah terjadi perforasi dengan sondage.
Observasi adanya tanda abdomen akut dan segera merujuk
ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan dan pertolongan lebih
lanjut, pemeriksaan tersebut berupa :
1. Bila pada pemeriksaan dengan sondage tidak ditemukan
AKDR , maka dilakukan foto rontgen pelvis AP dan
lateral, kemudian dilanjutkan dengan HSG (Hysteron
Shalpingo Grafi), apabila bayangan AKDR tidak nampak
atau dengan memasang AKDR baru, kemudian dibuat
foto rontgen perut atau abdomen.
2. Mengangkat AKDR dengan cara laparatomi atau dengan
cara lain sesuai perkembangan teknologi.
6. Rasa mules atau nyeri perut bagian bawah
a. Gejala atau keluhan
Rasa mules di daerah perut. Sesudah pmasangan dapat timbul
rasa nyeri seperti mules, kadang dapat menjadi rasa nyeri atau
kram atau sakit pinggang terutama pada hari pertama sesudah
pemasangan.
b. Penyebab
Penyebabnya karena psikis, kemungkinan disebabkan letak AKDR
yang salah atau AKDR tidak sesuai dengan rongga rahim, AKDR
merangsang pembentukan prostaglandin pada waktu haid yang
menimbulkan rasa nyeri.
c. Pengobatan dan penanggulangan
1) KIE
1) Jelaskan sebab terjadinya.
2) Memotifasi agar tetap memakai AKDR.
3) Memastikan penyebab dengan menganjurkan pemeriksaan
dalam.
2) Tindakan medis
1) Bila diperlukan dapat diberikan analgetika (salah satu) :
(1) Asam mefenamat 3 x 250-500 mg per hari selam 3-5
hari.
(2) Antalgin 3 x 500 mg per hari selama 3-5 hari.
(3) Parasetamol 3 x 500 mg per hari selam 3-5 hari.
2) Kalau rasa nyerinya berat, sebaiknya diperiksa oleh dokter,
apakah AKDR masih ada di dalam rahim. Bila AKDR terlihat
sedikit, berarti sebagian sudah keluar, maka AKDR di
keluarkan dan ganti dengan AKDR yang baru.
7. Rasa nyeri pada alat kelamin suami
a. Gejala atau keluhan
Rasa nyeri pada ujung alat kelamin suami pada waktu senggama.
b. Penyebab
Penyebabnya karena benang AKDR terlalu panjang.
c. Penanganan dan pengobatan
1) KIE
Jelaskan sebab terjadinya.
Memotifasi agar tetap memakai AKDR
Untuk memastikan penyebabnya di anjurkan pemeriksaan
dalam.
2) Tindakan medis
Bila benangnya terlihat terlalu panjang bisa dilekukkan ke dalam
atau benangnya di potong sedikit dengan arah mendatar. (buku
pedoman efek samping, 2002)
8. Kejang
Penanganan :
Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab
lain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya jika ditemukan.
Apabila tidak di ketahui penyebabnya beri analgesic untuk sedikit
meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, lepaskan
AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
(Prawirohardjo, 2006)
9. Benang yang hilang.
Pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR
terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan
kondom. Periksa talinya dalam saluran endoservic dan kavum uteri
(apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah
masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan maka rujuklah ke
dokter, lakukan X-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak
hamil dan AKDR tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah
klien menentukan metode yang lain. (Prawirohardjo, 2006)
9. Penapisan AKDR
1. apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu
2. apakah klien atau pasangan mempunyai pasangan seks lain.
3. Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual.
4. Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau kehamilan
ektopik.
5. Apakah pernah mengalami haid banyak (lebih dari 1-2 pembalut tiap
4 jam)
6. Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari)
7. Apakah pernah mengalami disminorea berat yang membutuhkan
analgetika atau istirahat baring.
8. Apakah pernah mengalami perdarahan atau perdarahan bercak
antara haid dan setelah senggama.
9. Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung valvular atau
congenital. (Prawirohardjo, 2006)
B. Kegiatan Inti :
70 menit
1) Peserta didik menyimak penjelasan tentang materi yang
disampaikan dan memberi contoh bagian dari materi.
2) Peserta didik mengulangi penjelasan yang diberikan
dosen.
3) Peserta didik menjawab pertanyaan tentang materi yang
disampaikan
C. Kegiatan Akhir :
Dosen memberikan pertanyaan kepada mahasiswa
sehubungan dengan materi yang telah disampaikan. 20 menit
V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR :
Alat : LCD, laptop
Bahan : Ringkasan materi AKDR
Sumber : buku-buku tentang KB
VI. PENILAIAN
A. Kerjakan tentang materi AKDR.
Isi soal
No Ujaran
1 Apakah yang terjadi jika penggunaan AKDR melebihi jangka waktu
yang telah ditentukan?
2 Jelaskan bagaimana cara mengajarkan ibu untuk memeriksa benang
setelah dilakukan pemasangan alat kontrasepsi AKDR?
3 Mengapa pasien yang mempunyai pasangan seks lain tidak boleh
dipasang AKDR?
PRIYANTI
Mengetahui :
Penguji I Penguji II