Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (2015), terdapat 303,000 wanita di seluruh dunia

meninggal menjelang dan selama proses persalinan. Di Indonesia sendiri,

sepanjang tahun 2011-2015 terdapat 126 kasus kematian ibu tiap 100,000

proses persalinan sukses.

Penyebab utama kematian ibu yang terbesar adalah karena

Perdarahan. Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-

25% kematian ibu sehingga merupakan risiko yang paling serius. Kehilangan

darah dapat terjadi selama kehamilan, selama persalinan, atau setelah

persalinan (post partum).

Perdarahan pada masa pospartum dini merupakan penyebab terbanyak

adalah karena atonia uteri (50%) dan merupakan alasan paling sering untuk

melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan

mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia

terjadi karena kegagalan mekanisme ini. Perdarahan Pospartum secara

fisiologisdikontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang

mengelilingi pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah implantasi

plasenta. Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium

tidak berkontraksi.Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium

tidak dapat berkontraksidan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari

bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali.

Perdarahan pospartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serabut-

serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang


memvaskularisasi daerah implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi apabila

serabut-serabut miometrium tersebut tidak berkontraksi.Di dalam makalah

ini, akan dibahas mengenai Atonia Uteri, agar kita dapatmengetahui tentang

atonia uteri dan bagaimana cara penatalaksanaan pada atonia uteri.Makalah

ini dibuat agar mahasiswa lebih memahami lagi tentang pengertian,

penyebab,dan cara penanganan atonia uteri.

B. Tujuan Penulisan.

Anda mungkin juga menyukai