Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Untuk mendukung kehidupan sosial ekonomi masyakarat, transportasi

memiliki peran yang sangat besar karena fungsi transportasi adalah untuk

melancarkan pergerakan manusia, pergerakan barang, jasa dan juga melancarkan

informasi. Salah satu alat transportasi yang berguna dan mendukung pergerakan

masyarakat adalah sepeda. Pada masa sekarang ini sepeda juga sedang banyak

diminati oleh masyarakat luas. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya kehadiran

toko-toko sepeda dan juga pengguna sepeda yang terlihat dijalan-jalan atau diruang-

ruang publik di kota-kota besar.

Menurut sebagian orang, sepeda bukan saja sebagai alat transportasi semata,

namun sepeda juga merupakan hobi bagi sebagian orang. Selain itu, bagi sebagian

masyarakat yang hidup diperkotaan, sepeda juga merupakan bagian dari gaya hidup,

ada yang sekedar untuk koleksi, khusunya sepeda-sepeda antik atau sepeda-sepeda

keluaran terbaru, dan ada juga yang memanfaatkan sepeda sebagai sarana olahraga

yang murah meriah. Pada masa sekarang ini, di saat kota-kota besar memiliki tingkat

polusi semakin tinggi, serta pemanasan global dan kemacetan yang semakin tinggi

pula membuat masyarakat kota mencari alternatif transportasi lain, salah satunya

adalah sepeda. Selain hemat energi dan anti macet, sepeda baik pula untuk kesehatan.

Kota Banda Aceh, sama halnya dengan kota-kota lain, saat ini sedang

berbenah menjadi kota yang menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat

1
2

pendidikan jasa dan lain-lain, khususnya di Provinsi Aceh. Sama hal nya dengan kota

besar lainnya di Indonesia, bila dilihat dari sisi gaya hidup, kota Banda Aceh juga

memiliki ruang-ruang publik yang berfungsi untuk melakukan kegiatan di ruang

terbuka, termasuk berolahraga. Salah satu olahraga yang diminati masyarakat kota

Banda Aceh adalah bersepeda. Menurut amatan peneliti, pada hari-hari libur, baik itu

libur nasional, libur sekolah, maupun libur-libur lainnya, aktivitas masyarakat kota

Banda Aceh dalam bersepeda menjadi lebih banyak dari hari-hari biasa, baik itu di

ruang publik maupun di jalan-jalan umum.

Pada hari minggu, di Kota Banda Aceh juga dilakukan hari car free day

atau hari bebas kendaraan bermotor, yang mana pada hari tersebut, berdasarkan

pengamatan peneliti disamping masyarakat banyak yang melakukan olahraga lari,

jogging, atau jalan kaki, banyak pula terlihat masyarakat yang melakukan olahraga

bersepeda.

Berdasarkan hasil survey awal yang peneliti lakukan pada awal Oktober

tahun 2016 pada salah satu toko sepeda yang ada di kota Banda Aceh yaitu toko

Serikat yang berada di jalan KH Ahmad Dahlan, diketahui bahwa bahwa dalam 3

tahun terakhir ini permintaan sepeda pada toko sepeda tersebut mengalami

peningkatan penjualan yang cukup signifikan. Adapun peningkatan penjualan dari

tahun ke tahun tersebut dapat dilihat tabel berikut ini:


3

Tabel 1.1.
Permintaan Sepeda Periode 2013-2015

Tahun (unit)
No Permintaan Sepeda
2013 2014 2015
1. Januari 25 31 35
2. Februari 24 32 36
3. Maret 22 14 41
4. April 24 41 45
5. Mei 18 15 18
6. Juni 20 18 27
7. Juli 30 37 44
8. Agustus 51 57 74
9. September 38 53 58
10. Oktober 21 26 24
11. November 18 22 27
12. Desember 19 21 28
Jumlah 310 367 457
Sumber: Toko Sepeda Serikat (2016)

Berdasarkan wawancara singkat yang peneliti lakukan kepada beberapa orang

konsumen sepeda di Toko Sepeda Serikat, diketahui bahwa permintaan sepeda setiap

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pendapatan dari

konsumen dan selera konsumen yang selalu mengikuti trend sebagai sarana untuk

transportasi atau berolahraga.

Selain itu, dari hasil wawancara lainnya dengan konsumen diketahui juga

bahwa sepeda merupakan salah satu sarana transportasi yang dapat menunjang

kelancaraan bagi dirinya untuk melaksanakan segala aktivitas, selain harga

terjangkau juga bisa membuat badan menjadi sehat. Pilihan harga yang beragam

membuat para konsumen dapat lebih leluasa untuk memilih jenis atau warna sepeda

yang diinginkan sesuai dengan seleranya.


4

Faktor pendapatan mempengaruhi konsumen terhadap permintaan sepeda,

karena pendapatan yang besar memungkinkan konsumen memiliki dana yang lebih

untuk memaksimalkan hobi seperti mengkoleksi sepeda. Namun pendapatan yang

kecil turut serta mempengaruhi konsumen untuk membeli sepeda karena tidak punya

cukup dana untuk membeli mobil atau sepeda motor. Selanjutnya, jika berbicara

tentang permintaan suatu barang, tentu tidak terlepas dari selera, apabila selera

konsumen terhadap suatu barang khususnya dalam hal ini adalah sepeda semakin

tinggi, maka secara langsung akan diikuti pula dan peningkatan permintaan sepeda.

Dua faktor di atas memiliki hubungan dan keterkaitan yang kuat, pada faktor

pendapatan dapat dilihat bahwa disaat pendapatan konsumen tidak cukup untuk

membeli sepeda motor, selera konsumen untuk memperoleh alat transportasi beralih

kepada sepeda yang lebih murah, sehingga mempengaruhi peningkatan permintaan

sepeda pula. Begitu pula halnya dengan faktor selera, turut serta pula berkaitan

dengan faktor pendapatan, disaat sebagian konsumen yang suka berolahraga setiap

hari libur ditempat-temat gym atau fitnes, sebagian konsumen memiliki pendapatan

terbatas karena mengingat tempat-tempat gym atau fitnes memiliki iuran selera

olahraga yang lain selain jogging, maka konsumen membeli sepeda sebagai barang

selera lain untuk sarana olahraga, dan secara langsung hal ini juga mempengaruhi

peningkatan permintaan sepeda.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Di

Kota Banda Aceh (Studi Pada Toko Sepeda Serikat).


5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana pengaruh pendapatan konsumen terhadap permintaan sepeda di

toko sepeda Serikat Kota Banda Aceh?

2. Bagaimana pengaruh selera konsumen terhadap permintaan sepeda di toko

sepeda Serikat Kota Banda Aceh?

3. Bagaimana pengaruh pendapatan dan selera konsumen terhadap permintaan

sepeda di toko sepeda Serikat Kota Banda Aceh?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan konsumen terhadap permintaan

sepeda di toko sepeda Serikat Kota Banda Aceh

2. Untuk mengetahui pengaruh selera konsumen terhadap permintaan sepeda di

toko sepeda Serikat Kota Banda Aceh.

3. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan dan selera konsumen terhadap

permintaan sepeda di toko sepeda Serikat Kota Banda Aceh.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah berupa manfaat

teoritis dan manfaat praktis, yaitu sebagai berikut:


6

1. Manfaat Teoritis

Menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian

yang sudah ada yang menyangkut topik yang sama.

2. Manfaat Praktis

- Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang telah dipelajari selama menjadi Mahasiswa Fakultas Ekonomi

- Sebagai bahan masukan untuk tempat penelitian sebagai pedoman untuk

menentukan kebijakan-kebijakan manajemen pemasaran.


BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Pengertian Permintaan

Masalah ekonomi timbul karena ketidak-seimbangan antara keinginan

masyarakat dengan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan

keinginan-keinginan tersebut. Keinginan masyarakat kebanyakan seringkali lebih

besar dan melebihi sumber-sumber daya yang data, sehingga masyarakat harus

membuat pilihan yang tinggi dari sumber daya yang ada.

Noer (2012:53) mengemukakan bahwa permintaan merupakan barang atau

jasa yang rela dan mampu untuk dibeli oleh konsumen pada masa-masa atau waktu-

waktu tertentu. Waktu-waktu tertentu tesebut ditentukan pula berdasarkan kondisi-

kondisi tertentu pula. Biasanya permintaan dilambangkan dengan dengan Qd.

Permintaan terhadap barang dan jasa dapat diartikan pada jumlah barang dan jasa

yang ingin didapatkan (dibeli) oleh konsumen.

Selain itu, Sukirno (2010:23) juga mengemukakan bahwa teori permintaan

adalah tentang bagaimana seseorang atau sebagian besar konsumen sebagai pembeli

yang menunjukkan korelasi negatif dalam mecerminkan hukum permintaan.

Seringkali teori permintaan mengungkapkan tentang pembeli yang cenderung dan

mengharapkan harga barang turun (expected demand) meskipun kenyataannya tidak

demikian, dan justru harga barang terus berkembang dan cenderung naik. Mengapa

harapan permintaan pada tingkatan harga turun? Karena pembeli akan meningkatkan

pembelian barang, sehingga pembeli mendapatkan keuntungan.

7
8

Seiring waktu berjalan, sebagai suatu estimasi untuk masa depan jumlah

permintaan dapat dihitung, hal ini tentu saja dengan memperhatikan perubahan pada

masing-masing variable bebas, apakah harga barang itu sebagai faktor utama, dan

harga barang lain, pendapatan, serta pembeli, pengganti, banyaknya konsumen

sebagai faktor lainnya. Sehingga pihak supplier dapat memprediksi banyaknya

produksi yang harus dihasilkan untuk memenuhi permintaan tersebut. Secara

langsung wawasan berpikir untuk berkembang berdasarkan teori permintaan yang

terus berkembang pula ditandai dengan adanya fenomena-fenomena yang kemudian

keberadaan teori permintaan menjadi lebih luas. Daya beli yang mendukung

permintaan disebut permintaan efektif, sedangkan yang didasarkan atas kebutuhan

saja disebut sebagai permintaan potensial.

Sehubungan dengan hal tersebut Samuelson & Norddhaus (2011:44)

menjelaskan bahwa korelasi antara kualitas permintaan dengan harga suatu barang,

sejalan dengan faktor lain yang konstan. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan

jumlah barang dan jasa pada tingkat harga berarti berbagai tingkat harga terdapat

permintaan akan sejumlah barang.

Selanjutnya, Sukirno (2010:29) juga berpendapat bahwa permintaan

merupakan suatu kurva yang memberi gambaran korelasi antar berbagai kuantitas

suatu barang yang diminta konsumen pada berbagai tingkatan harga. Sepanjang suatu

kurva permintaan hanya harga dan kualitas yang berubah-berubah.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang permintaan di atas, dapat

disimpulkan bahwa permintaan yang dimaksud dalam penelitian ini tidaklah sama

dengan kata permintaan yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian di

atas, menjelaskan bahwa permintaan merupakan jumlah barang atau jasa yang
9

diminta, sehingga korelasi antara tingkatan harga dan jumlah barang atau jasa yang

diminta tersebut bisa disajikan dalam bentuk kurva permintaan.

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

2.5.1 Pendapatan atau Income (Y) konsumen

Pendapatan seseorang merupakan faktor yang sangat penting didalam

menentukan corak permintaan atas berbagai macam barang, berdasarkan pada sifat

perubahan permintaan yang berlaku. Pendapatan merupakan faktor yang sangat

penting di dalam menentukan permintaan berbagai jenis barang. Perubahan

pendapatan selalu menimbulkan perubahan permintaan berbagai jenis barang.

Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang

dikonsumsi.

Pada umumnya pengaruh pendapatan terhadap permintaan adalah positif

dalam arti bahwa kenaikan pendapatan akan menaikkan permintaan. Hal ini terjadi

apabila barang tersebut merupakan barang superior atau normal. Ini seperti efek

selera dan efek banyaknya pembeli yang mempunyai efek positif (Sadono, 2013).

Bila pendapatan konsumen tidak ada atau tidak mencukupi, maka

kemungkinannya konsumen tidak dapat membeli barang dan jasa. Sehingga

perubahan pendapatan konsumen serta merta akan mengubah juga permintaannya

terhadap barang ataupun jasa yang dibutuhkannya.

2.5.2 Harga (price, P)

Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai

informasi kontraprestasi dari produsen/pemilik komoditi. Dalam teori ekonomi


10

disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, maka

tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Oleh

karena itu dalam penelitian ini harga pasar sebuah sepeda akan ditinjau dari sisi

penawaran dan permintaan pasar.

Permintaan selalu berhubungan dengan pembeli, sedangkan penawaran

berhubungan dengan penjual. Apabila antara penjual dan pembeli berinteraksi, maka

terjadilah kegiatan jual beli. Pada saat terjadi kegiatan jual beli di pasar, antara

penjual dan pembeli akan melakukan tawar- menawar untuk mencapai kesepakatan

harga. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan uang yang

dimilikinya dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual

menginginkan harga tinggi, dengan harapan ia dapat memperoleh keuntungan yang

banyak. Perbedaan itulah yang dapat menimbulkan tawar-menawar harga. Harga

yang telah disepakati oleh kedua belah pihak disebut harga pasar. Pada harga tersebut

jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta. Dengan

demikian harga pasar disebut juga harga keseimbangan (ekuilibrium) (Sukirno,

2010:121).

Keadaan harga suatu barang mempengaruhi jumlah permintaan terhadap

barang tersebut. Bila harga naik permintaan akan barang tersebut akan turun.

Sebaliknya, bila harga turun permintaan akan barang tersebut naik. Hubungan harga

dengan permintaan adalah hubungan yang negatif dengan catatan faktor lain yang

mempengaruhi jumlah permintaan yang dianggap tetap.

Harga merupakan harga barang yang akan dibeli, atau dengan kata lain harga

barang pengganti. Jika harga barang ataupun jasa terlalu tinggi, maka secara otomatis
11

konsumen membatasi barang yang akan dibelinya, bahkan bisa saja konsumen akan

berpindah pada barang pengganti yang relatif lebih murah.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2011:88-89) terdapat dua faktor yang yang

menjadi indikator dalam mempengaruhi persepsi konsumen terhadap kewajaran

suatu harga, yaitu:

Pertama adalah faktor informasi berdasarkan pengalaman pribadi konsumen


yang bersangkutan, dan yang kedua adalah faktor informasi dari luar yang
diperoleh konsumen.
a. Pengalaman pribadi
- evaluasi harga
b. Informasi dari luar
- iklan
- pengalaman orang lain
- perbandingan produk lain

2.5.3 Selera konsumen (taste , T)

Dalam manajemen pemasaran, konsumen sering diartikan dengan pelanggan,

pasar, permintaan, permintaan pasar, pembeli dan sebagainya. Selain itu konsumen

juga dapat diasumsikan mudah tertarik dengan sesuatu yang baru atau berbeda dari

apa yang biasa dilihatnya sehari-hari. Sedangkan selera diartikan sebagai minat atau

keinginan, sehingga selera konsumen dapat diartikan sebagai minat atau keinginan

konsumen untuk membeli suatu produk, dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Konsumen memiliki selera atau cita rasa tersendiri terhadap suatu barang

maupun jasa, hal ini secara tidak langsung mempengaruhi tingkat permintaan

ataupun konsumsi konsumen.

Selera adalah kesukaan atau pilihan konsumen untuk mendapatkan kepuasaan

tertentu. Selera merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk melakukan

keputusan pembelian ataupun penggunaan jasa. Pengambilan keputusan selalu


12

didasari dengan pertimbangan yang matang agar konsumen mendapatkan kepuasan

maksimal (Budiarto, 2013:33).

Cita rasa atau selera masyarakat terhadap suatu barang merupakan kepuasan

individu yang berbeda-beda. Kemajuan teknologi membuat semakin banyak

pemilihan alat transportasi, termasuk sepeda yang diminati masyarakat karena lebih

irit, hemat, murah, sehat dan bebas macet. Sebelum membeli alat transportasi sepeda,

masyarakat akan memilih secara selektif agar sepeda motor yang dibeli memberikan

kepuasan dan sesuai dengan selera (Sukirno, 2010).

Menurut Budiarto (2013:34), dalam mengukur indikator selera konsumen

biasanya dengan melihat pengaruh dari:

- harga yang murah

- motif dan corak

- kepuasan

- inovasi baru

2.5.4 Agama (religion, R) konsumen

Konsumen dalam hal ini adalah masyarakat luas secara umum terikat dengan

aturan-aturan agama berupan nilai-nilai luhur yang berisikan perintah ataupun

larangan, termasuk dalam hal ini larangan dan aturan sesuatu yang boleh dikonsumsi

atau sesuatu yang tidak boleh dikonsumsi. Hal ini juga menjadi salah satu faktor

yang mempengaruhi tingkat permintaan atau konsumsi konsumen.

2.5.5 Budaya (culture, C) konsumen


13

Hampir sama dengan agama, budaya juga memiliki nilai-nilai luhur yang

menjadi kebiasan konsumen dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai tersebut bisa

bersifat pribadi bisa pula kelompok. Budaya juga berisikan ajaran-ajaran tentang

sesuatu yang baik dan yang tidak baik. Hal ini juga menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat permintaan dan tingkat konsumsi konsumen.

Selanjutnya, Daniel (2014:98), memiliki pandangan yang sedikit berbeda

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, yaitu:

1. Harga barang yang bersangkutan

Jumlah permintaan terhadap suatu barang dipengaruhi oleh status dari harga

barang tersebut. Permintaan pada suatu barang akan menjadi turun jika harga

barang tersebut naik. Sedangkan sebaliknya, permintaan akan suatu barang

akan naik jika harga barang tersebut turun. Korelasi antara harga dan

permintaan adalah korelasi negatif bila faktor lain dianggap konstan. Dengan

demikian, kurva permintaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1
Pengaruh perubahan harga barang X terhadap
jumlah barang X yang di minta
Sumber: Daniel (2014:98)
14

Pada sumbu vertikal dapat dilihat harga yang digambarkan, sedangkan pada

sumbu horizontal merupakan jumlah barang yang diminta. Jumlah barang

akan turun dari Q1 menjadi Q2 jika harga barang X naik dari P1 menjadi P2.

Sebaliknya jumlah permintaan barang akan meningkat dari Q2 menjadi Q1

jika harga barang X turun dari P2 menjadi P1.

2. Harga barang lain

Perubahan harga yang terjadi pada suatu produk/barang memiliki pengaruh

pada permintaan produk/barang lain. Kondisi ini terjadi bila kedua

produk/barang tersebut mempunyai korelasi hubungan, apakah sebagai

pengganti, atau sebagai pelengkap. Jika tidak berkorelasi maka tidak akan ada

saling pengaruh-mempengaruhi. Untuk lebih jelas, akan diuraikan

sebagaimana pendapat (Sadono, 2013:72) berikut ini:

a. Barang pengganti (substitusi)

Contoh barang pengganti yang dapat saling menggantikan fungsinya

adalah seperti halnya minuman kopi dengan teh. Selanjutnya, permintaan

barang penggantinya tersebut dipengaruhi oleh harga barang pengganti.

Barang penggantinya tersebut akan mengalami jumlah pengurangan

dalam permintaan jika harga barang pengganti bertambah murah. Hal ini

seperti contoh naiknya harga sepeda motor merek Honda akan

mempengaruhi kenaikan jumlah permintaan terhadap sepeda motor

mereka Yamaha ataupun merek Suzuki dan lainnya. Gambaran ini

memperlihatkan bahwa konsumen cenderung mengurangi konsumsi

barang yang lebih mahal dan beralih kepada konsumsi barang yang lebih
15

murah, hal ini terjadi karena barang-barang tersebut memiliki fungsi dan

manfaat yang sama.

b. Barang pelengkap (komplemen)

Barang pelengkap merupakan barang yang selalu digunakan bersamaan

dengan barang yang lain. Dalam hal ini bisa dicontohkan seperti membuat

minuman teh ataupun kopi, sebagai pelengkap agar rasa teh ataupun kopi

tersebut menjadi lebih nikmat, maka ditambahkan pula gula sebagai

barang pelengkapnya. Penurunan atau peningkatan permintaan terhadap

barang pelengkap sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada

permintaan barang yang dilengkapinya, sehingga jika permintaan

minuman kopi atau teh meningkat, maka begitu pula halnya dengan

barang pelengkapnya seperti gula yang serta merta akan meningkat pula.

3. Pendapatan

Ragam permintaan pada aneka macam barang dipengaruhi pula oleh

faktor pendapatan seseorang. Ragam permintaan pada aneka macam barang

ditentukan oleh pendapatan seseorang sebagai faktor penting. Perubahan

permintaan barang selalu disebabkan oleh perubahan dari pendapatan pula.

Banyaknya tingkat barang yang dikonsumi dipengaruhi oleh perubahan pada

tingkat pendapatan seseorang.

Pengaruh pendapatan terhadap permintaan ini secara umum adalah

positif, yang berarti peningkatan pendapatan akan meningkatkan pula

permintaan, apalagi bila terjadi pada barang-barang yang normal yang

dibutuhkan selalu.
16

2.3. Hukum Permintaan

Hukum permintaan menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang,

maka semakin tinggi pula permintaan terhadap barang tersebut, begitu pula

sebaliknya. Hukum permintaan ini menjelaskan sifat hubungan antara permintaan

suatu barang dengan harga barang tersebut.

Secara sederhana Sukirno (2010:32) menjelaskan bahwa hukum permintaan

adalah korelasi antara harga dan kuantitas permintaan berbanding terbaik. Bila harga

barang baik, maka kuantitas permintaan barang tersebut akan turun. Hukum

permintaan adalah hubungan sebab-akibat antara permintaan terhadap suatu barang

dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini seperti korelasi antara jumlah

permintaan barang dengan harga barang tersebut, atau korelasi antara jumlah barang

yang diminta dengan tingkat pendapatan konsumen.

Sehingga, jika faktor yang berpengaruh adalah pendapatan, maka :

- Qd = f ( 1,P,Ps,Pc,T, C, E, R, dst-> Qd = f (1)

- Permintaan terhadap suatu barang ataupun jasa ditentukan oleh

pendapatan (income), faktor lain dianggap konstan.

Gambar 2.2
17

Kurva Permintaan
Sumber: Sukirno (2010:32)

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa jumlah barang yang diminta pada setiap

tingkat harga. Skedul permintaan tersebut disebut juga dengan kurva permintaan.

Pada kurva di atas, jumlah dan harga memiliki hubungan terbaik, Q naik jika P turun,

bentuk kurva adalah miring, yang turun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini disebut

hukum permintaan dengan kemiringan negatif. Hukum ini berlaku pada hampir

semua komoditi barang.

2.4. Gerakan Sepanjang Kurva Permintaan dan Pergeseran Kurva


Permintaan

2.4.1. Pergeseran Kurva Permintaan

Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri, jika ada perubahan

atas permintan yang muncul karena faktor bukan harga, seperti harga barang lain,

pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya mengalami

perubahan, maka perubahan ini akan menyebabkan kurva permintaan bergeser ke

kanan atau ke kiri.


18

Gambar 2.3
Kurva Jumlah Barang
Sumber : Sadono (2013:77)

Untuk melihat kearah mana kurva permintaan akan bergeser apabila

perubahan itu akan ditimbulkan oleh perubahan harga barang itu sendiri tetapi oleh

perubahan faktor bukan harga misalnya perubahan selera ataupun citarasa oleh

pembeli. Apabila faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan, kenaikan pendapat

ini akan menaikkan pendapatan yaitu: pada setiap tingkatan harga, jumlah yang

diminta menjadi bertambah banyak. Keadaan seperti ini digambarkan oleh

pergeseran kurva permintaan dan menurut contoh pergeseran itu adalah dari kurva

DD menjadi D1. Perhatikan sekarang titik Q dan Q1. Titik Q menggambarkan bahwa

harga P jumlah yang diminta adalah q, sedangkan Q1 menggambarkan bahwa harga P

jumlah yang diminta adalah q1, dapat dilihat bahwa q1 > q dan berarti kenaikan

pendapatan menyebabkan pada harga P, permintaan bertambah sebesar qq1.

Contoh ini menunjukkan bahwa apabila kurva permintaan bergeser ke sebelah

kanan maka pergeseran itu menunjukkan pertambahan dalam permintaan. Atau

sebaiknya, pergeseran kurva permintaan ke sebelah kiri berarti bahwa perimintaan

telah berkurang. Kalau permintaan digambarkan seperti seluruh kurva, maka jumlah

yang diminta adalah jumlah total suatu komoditi yang diinginkan semua rumah

tangga untuk membelinya. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam konsep ini,

ialah:

1. Jumlah yang diinginkan pada harga barang tersebut adalah jumlah yang

diminta, sedangkan faktor pendapatan konsumen, selera, harga barang lain

dan lain-lain dalam kondisi tetap atau konstan. Dalam kenyataannya jumlah
19

ini berbeda dengan yang dapat dibeli. Dengan kata lain jumlah yang

diharapkan tidak sama dengan jumlah yang dibeli sebenarnya.

2. Permintaan yang efektif merupakan jumlah yang diharapkan, yang berarti

seseorang mau membeli jumlah itu, dengan harga tertentu yang harus dibayar

untuk komoditi tersebut.

3. Arus pembelian yang terus-menerus ditunjukkan oleh jumlah yang diminta,

karenanya jumlah tersebut biasanya ditulis atau dinyatakan dalam sekian

dalam waktu sekian.

2.4.2. Perubahan Jumlah yang Diminta dan Perubahan Permintaan.

Hal penting untuk diperhatikan dalam perubahan permintaan menurut

Sugiarto (2012:19) adalah tentang istilah permintaan dengan yang diminta. Karena

sering pemahaman yang salah bahwa harga barang yang naik akan mengakibatkan

harga barang tersebut turun. Hal ini salah, karena jumlah barang yang dimintalah

yang berubah, dan bukan permintaan yang berubah atau mengalami penurunan. Hal

ini dikarenakan adanya perbedaan persepsi tentang kurva permintaan dalam dua

pengertian yang sering digunakan, yaitu:

1) Gerakan sepanjang kurva permintaan

2) Pergeseran kurva permintaan

Pada poin pertama yang menyebabkan perubahan pada jumlah barang yang

diminta, sedangkan pada poin yang kedua adalah yang menyebabkan terjadinya

perubahan pada permintaan. Kondisi tersebut bila digambarkan akan terlihat seperti

kurva di bawah ini.


20

Gambar 2.4
Kurva perubahan jumlah yang diminta
Sumber: Sugiarto (2012:22)
Perubahan permintaan sepanjang kurva yang ditunjukkan oleh gambar kurva

di atas terjadi bila harga barang yang diminta berubah, baik itu kenaikan harga

maupun penurunan harga. Harga yang turun menyebabkan jumlah yang diminta akan

naik, dan harga yang naik akan menyebabkan jumlah yang diminta mengalami

penurunan.

Gambar 2.5
Pergeseran kurva permintaan
Sumber: Sugiarto (2012:23)
21

Selanjutnya, kurva permintaan yang ditunjukkan pada gambar di atas

mengalami pergesaran, hal ini disebabkan oleh faktor lain selain barang tersebut.

Permintaan naik dan bergeser ke kanan, dan turun bergeser ke kiri menjadi Dd.

Pergeseran ini disebut dengan perubahan permintaan. Ada beberapa faktor yang

menyebabkan kurva permintaan mengalami pergeseran, diantaranya adalah

sebagaimana dikemukakan Sukirno (2010:106), berikut ini.

1. Tingkat pendapatan konsumen

2. Cita rasa konsumen terhadap barang

3. Harga barang lain (pelengkap dan pengganti)

Dengan demikian, dapat diasumsikan tentang maksud dari kenaikan dan

penurunan permintaan, adalah:

1. Permintaan dikatakan naik bila:

a. konsumen mau membeli jumlah lebih banyak, meskipun harga barang

tersebut tetap sama.

b. konsumen mau membeli jumlah barang yang sama meskipun harga

barang tersebut naik.

2. Permintaan dikatakan turun bila:

a. konsumen membeli jumlah barang sedikit, meskipun harga barang

tersebut tetap sama.

b. konsumen membeli jumlah barang yang sama, meskipun harga barang

tersebut turun.

Dengan demikian, karena pengaruh yang ditimbulkan masing-masing

variabel berbeda, maka perubahan permintaan maupun jumlah permintaan di atas

berada dinyatakan pada kondisi cateris paribus.


22

Gambar 2.5 di atas menunjukkan bahwa kurva permintaan bergeser ke arah

sebelah kanan maupun ke arah sebelah kiri jika terdapat perubahan terhadap

permintaan yang diakibatkan faktor lain selain faktor harga, yaitu:

1. Harga barang lain

a. Barang pengganti

barang yang menggantikan fungsi dan manfaat dari barang yang lain

disebut dengan barang pengganti. Harga barang tersebut bisa memberi

pengaruh pada permintaan barang yang digantikannya. Jika harga barang

pengganti menjadi mahal, maka permintaan barang yang digantikannya

akan mengalami peningkatan.

b. Barang netral

jika terdapat dua jenis barang yang tidak memiliki hubungan dekat, maka

perubahan terhadap permintaan barang tersebut tidak mempengaruhi

permintaan barang yang lainnya, ini disebut dengan barang netral, dan

naik turunnya harga tidak akan berpengaruh terhadap permintaan barang

netral.

2. Pendapatan para pembeli

a. Barang inferior

barang ini biasanya diminta oleh konsumen yang memiliki pendapatan

yang rendah. Dan permintaan barang ini akan berkurang jika konsumen

tersebut memiliki pendapatan yang tinggi.

b. Barang essensial
23

barang ini merupakan barang yang selalu diperlukan dalam kehidpan

sehari-hari, dan permintaan terhadap barang ini bersifat tetap, meskipun

pendapatan konsumen naik.

c. Barang normal

permintaan terhadap barang ini cenderung naik jika pendapatan konsumen

juga naik.

d. Barang mewah

barang ini hanya bisa dibeli oleh konsumen-konsumen yang memiliki

pendapatan yang relatif tinggi, dan permintaan terhadap barang ini juga

akan bertambah jika pendapatan konsumen juga bertambah.

3. Distribusi pendapatan

Pendapatan konsumen dengan jumlah tertentu berpengaruh terhadap ragam

permintaan konsumen yang berbeda jika pandangan tersebut dirubah ragam

distribusinya. Jika pajak terhadap orang kaya dinaikkan oleh pemerintah, dan

menggunakan hasil pajak tersebut untuk meningkatkan pendapatan para

pekerja yang bergaji rendah, maka ragam permintaan barang akan berubah.

4. Citarasa masyarakat

Salah satu pengaruh besar dalam diri konsumen untuk membeli barang adalah

citarasa.

5. Jumlah penduduk

Meningkatnya permintaan terhadap suatu barang juga dapat dipengaruhi oleh

meningkatknya jumlah penduduk.

6. Ramalan mengenai masa yang akan datang


24

Konsumen juga akan cepat terpengaruh terhadap ramalan harga suatu barang

yang akan naik di masa depan, sehingga hal ini juga akan mempengaruhi

naiknya permintaan.

2.5. Elastisitas Permintaan

Elastisitas dalam kamus bahasa Indonesia adalah suatu keadaan yang elastis

atau kondisi yang mudah berubah kembali kebentuk asalnya. Namun, dalam

penelitian ini elastisitas yang dimaksud adalah suatu kondisi yang mengukur peka

atau tidaknya jumlah yang diminta atau ditawarkan terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi fungsi dari permintaan dan penawaran (Sukirno, 2010:111).

Perubahan yang berubah-rubah pada jumlah barang yang dibeli sebagai akibat

perubahan pada faktor yang mempengaruhinya diukur dengan menggunakan

elastisitas permintaan. Elastisitas harga merupakan harga barang itu sendiri yang

dikaitkan dengan elastisitas. Selanjutnya, elastis silang merupakan kaitan elastisitas

dengan harga barang lain, dan jika dikaitkan dengan pendapatan maka disebut pula

dengan elastisitas pendapatan.

2.5.1. Jenis-jenis elastisitas

a. Elastisitas Harga

Sukirno (2010:112) mengemukakan bahwa Elastisitas harga (Ep) adalah

Persentase perubahan kuantitas permintaan yang disebabkan oleh perubahan

harga barang sebesar 1% disebut dengan elastisitas harga (Ep).


25

Atau

Angka elastisitas harga (Eh)

1. Permintaan dinyatakan elastis (E>1) jika persentase perubahan kuantitas

barang yang diminta persentase perubahan harganya.

2. Permintaan dinyatakan In-elastis (E<1) jika persentase permintaan

persentase perubahan harga.

3. Permintaan elastis kesatuan (unitary elasticity) (Ed = 1)

Permintaan dinyatakan elastisitas kesatuan jika persentase perubahan

permintaan = persentase perubahan harga

0 Q t

Gambar 2.6
Angka Elastisitas
Sumber: Sukirno (2010:114)

4. Permintaan Elastistas ( Ed = ~)
26

Permintaan dinyatakan elastis sempurna jika harga kuantitas barang yang

diminta tidak berbatas, dengan kata lain berapapun harga barangnya,

banyaknya barang tersebut tetap akan habis dibeli (terjual).

Gambar 2.7
Permintaan elastis sempurna
Sumber: Sukirno (2010:114)

5. Permintaan In-elastis Sempurna (Ed = o)

Pada kondisi ini konsumen tidak merubah permintaannya pada tingkat

harga berapapun.

Gambar 2.8
Permintaan in-elastis sempurna
Sumber: Sukirno (2010:115)

b. Elastisitas Silang

Sukirno (2010:116), mengemukakan bahwa Elastisitas silang (Ec) merupakan

persentase perubahan kuantitas barang yang diminta akibat adanya perubahan


27

harga barang (hubungan saling melengkapi/ saling mengganti) sebesar 1

persen.

Nilai merupakan cerminan korelasi antara barang X dengan Y, jika Ec > 0, X

adalah subsitusi Y. Naiknya harga Y mengakibatkan harga relatif X menjadi

lebih murah, sehingga permintaan terhadap X menjadi naik. Bila Ec < 0

menunjukkan korelasi antara X dan Y adalah komplementer, X hanya bisa

digunakan bersama-sama Y. Naiknya harga Y mengakibatkan permintaan

terhadap X menjadi turun.

c. Elastisitas Pendapatan

Sukirno (2010:117) mengemukakan bahwa elastisitas pendapatan merupakan

persentase perubahan kuantitas barang yang diminta akibat dari adanya

perubahan pendapatan konsumen sebesar 1 persen.

Secara umum nilai Ei adalah positif, hal ini karena naiknya pendapatan akan

menaikkan permintaan. Semakin besar nilai Ei, elasitas pendapatanya makin

besar. Barang dengan Ei>O Merupakan barang normal. Bila nilai Ei antara, 0

sampai 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok ba rang dengan ni lai

Ei > 1 merupakan barang mewah. Ada saat pendapatan nyata meningkat.

Barang ini disebut barang inferior.


28

2.5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan

Ada berapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas perminta

an berbagai barang, yang terpenting adalah (Sukirno, 2010:119).

1. Banyak barang pengganti yang tersedia

Barang-barang yang dapat digantikan dengan barang yang lain banyak

terdapat di dalam perekonomian masyarakat. Namun, ada juga barang yang

sulit untuk mencari penggantinya. Hal ini menimbulkan perbedaan pada

elastisitas pada barang-barnag tersebut. Jika suatu barnag memiliki banyak

pengganti, maka konsumen yang menginginkan barang tersebut cenderung

elastis, sehingga perubahan harga yang rendah mengakibatkan perubahan

yang tinggi terhadap permintaan. Selanjutnya saat harga meningkat para

konsumen menggunakan barang lain sebagai pengganti, yang harganya tidak

berubah. Sebaiknya, saat harga turun, para konsumen barang tersebut lebih

murah daripada barang pengganti, sehingga akan membeli barang tersebut,

dan hal ini mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut meningkat.

2. Persentase pendapatan yang dibelanjakan

Elastisitas permintaan terhadap barang tersebut juga dipengaruhi oleh

pendapatan yang digunakan konsumen untuk membeli barang.

Perhatikan sikap orang dalam membeli suatu barang, misalnya: contoh

sederhananya adalah, rokok. Meskipun harga rokok naik, namun jika

seseorang sudah suka dengan rokok tersebut, ia tetap akan membelinya. Hal

ini berbeda terhadap barang yang mahal, seperti barang-barang elektronik

ataupun kendaraan bermotor. Harga akan mempengaruhi sikap konsumen


29

dalam memutuskan pembelian terhadap merek barang-barang tersebut.

Bahkan bisa mengakibatkan pembatalan pembelian dari satu mereka dan

beralih kepada mereka lain yang lebih murah. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa semakin besar pendapatan yang digunakan untuk membeli,

maka permintaan terhadap barang tersebut semakin elastis pula.

3. Jangka waktu analisa

Elastisitas permintaan terkadang juga dipengaruhi oleh tenggang waktu atau

jangka waktu. Jangka waktu yang lama saat analisis dalam permintaan

barang, maka sifat permintaan barang semakin elastis, permintaan yang

memakan waktu jangka panjang akan membuat para pembeli mencari barang

pengganti dan hal ini mengurangi permintaan terhadap barang. Selain itu

waktu yang lama juga akan mempengaruhi mutu dan desain barang yang

cenderung mengalami perubahan, sehingga semakin mudahlah konsumen

berpindah kepada barnag pengganti, atau membeli barang yang lain.

2.6. Penelitian Terdahulu

Rina Prihartini (2012) melakukan penelitian dengan judul Analisis

Permintaan Sepeda Motor Matic Merek Yamaha Mio Di Kota Dumai. Dari hasil

penelitian diperoleh bahwa faktor yang mempengaruhi permintaan adalah harga.

Sedangkan dari hasil uji F diketahui bahwa secara simultan variabel harga, jumlah

penduduk, dan pendapatan mempengaruhi permintaan. Nilai koefisien determinasi

berganda sebesar 97,5% menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas secara


30

simultan terhadap variabel terikat adalah 97,5% dan besarnya variabel lain yang

mempengaruhi di luar penelitian adalah sebesar 2,5% (100%-97,5%).

Selanjutnya, Arief Budiarto (2013) dengan judul penelitian Analisis Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Sepeda Motor di Kota Semarang. Hasil

penelitian ini menunjukan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sepeda

motor di Kota Semarang. Dari lima faktor yang di angkat menjadi variabel dalam

penelitian ini (pendapatan, tarif angkutan umum, jumlah keluarga, harga sepeda

motor, selera), terbukti bahwa faktor-faktor tersebut serentak mempengaruhi jumlah

permintaan sepeda motor di Kota Semarang. Variabel harga sepeda motor tidak

berpengaruh signifikan terhadap permintaan sepeda motor, hal ini disebabkan

kemudahan pembayaran secara kredit sehingga harga sepeda motor tidak

berpengaruh terhadap permintaan sepeda motor di Kota Semarang.

Sedangkan Alimuddin (2013) dengan penelitian Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Permintaan Kedaraan Bermotor Roda Dua di Kota Makassar.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan kendaraan

bermotor roda dua di Kota Makassar. Populasi berdasarkan dealer sepeda motor,

sebanyak lima dealer. Untuk setiap dealer diambil 20 contoh. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa permintaan kendaaran bermotor roda dua di kota Makassar

sangat dipengaruhi oleh pendapatan, harga, dan jangka waktu pengembalian kredit.

Untuk lebih jelasnya, hasil penelitian-penelitian terdahulu tersebut

dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2
Penelitian Sebelumnya

No Judul dan Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian


31

Nama Peneliti
1. Analisis - Permintaan - harga, Secara parsial faktor
Permintaan - Pendapatan jumlah yang mempengaruhi
Sepeda Motor penduduk permintaan adalah
Matic Merek - Subjek, harga. Sedangkan
Yamaha Mio tempat dan secara simultan
Di Kota waktu diketahui bahwa
Dumai penelitian variabel harga, jumlah
penduduk, dan
Rina Prihatini pendapatan
(2012) mempengaruhi
permintaan.
2. Analisis - Permintaan - Tarif Faktor-faktor dari
Faktor-Faktor - Pendapatan dan angkutan variabel X serentak
yang selera umum, mempengaruhi jumlah
Mempengaruhi jumlah permintaan sepeda
Permintaan keluarga motor di Kota
Sepeda Motor dan harga. Semarang. Variabel
di Kota - Subjek, harga sepeda motor
Semarang waktu dan tidak berpengaruh
tempat signifikan terhadap
Arief Budiarto penelitian permintaan sepeda
(2013) motor.

3. Analisis - Permintaan - harga dan Hasil penelitian ini


Faktor-faktor - Pendapatan jangka menunjukkan bahwa
yang waktu permintaan kendaaran
Mempengaruhi kredit. bermotor roda dua di
Permintaan - Subjek, kota Makassar sangat
Kedaraan waktu dan dipengaruhi oleh
Bermotor tempat pendapatan, harga, dan
Roda Dua di penelitian jangka waktu
Kota Makassar pengembalian kredit.

Alimuddin
(2013)

2.7. Kerangka Penelitian

Definisi kerangka konseptual merupakan suatu konsep yang juga digunakan

sebagai landasan teoritis yang dijadikan sebagai acuan untuk suatu penelitian.
32

Menurut Singarimbun (2012) definisi konsep adalah istilah definisi yang akan

digunakan sebagai unsur penting penelitian dan merupakan definisi yang dipakai

oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial

ataupun fenomena alami. Berdasarkan judul skripsi, tujuan penelitian dan studi

kepustakaan, maka kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.9
Kerangka Pemikiran Penelitian

Pendapatan Konsumen (X1)

Permintaan Sepeda (Y)

Selera Konsumen (X2)

Sumber: Data diolah (2016)

2.8. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:51), Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan hipotesis penelitian biasanya

disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Berdasarkan hal tersebut dan perumusan

masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan hipotesis

sebagai berikut :
H1 : Pendapatan konsumen berpengaruh terhadap permintaan sepeda di

toko sepeda Serikat Kota Banda Aceh


H2 : Selera konsumen berpengaruh terhadap permintaan sepeda di toko

sepeda Serikat Kota Banda Aceh.


H3 : Pendapatan dan selera konsumen berpengaruh terhadap permintaan

sepeda di toko sepeda Serikat Kota Banda Aceh.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Toko Sepeda Serikat yang beralamat di jalan

K.H.A. Dahlan No. 60/105 Banda Aceh. Sedangkan yang menjadi objek penelitian

ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sepeda di Toko Sepeda

Serikat Banda Aceh, seperti pendapatan konsumen dan selera konsumen.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Sedangkan pengertian

populasi menurut Arikunto (2010:115) Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan dan konsumen

sepeda yang berkunjung ke toko Serikat pada saat peneliti melakukan penelitian.

3.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Dalam penelitian ini sampel diambil

dengan teknik accidental sampling, yaitu pengambilan sampel didasarkan pada

kenyataan bahwa mereka kebetulan ada ditempat penelitian. Dengan pertimbangan

bahwa populasinya bervariasi, berbeda karakter, bersifat heterogen, dan belum

diketahui jumlah pastinya.

33
34

Menurut Widianto (2008), jika ukuran populasinya banyak dan tidak

diketahui secara pasti maka besarnya sampel yang digunakan dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Z2
n =
4 (moe) 2

Keterangan :

n = ukuran sampel

Z = score yang tingkat signifikannya tertentu (derajat keyakinan

ditentukan 95%), maka Z = 1,96.

moe = margin of error tingkat kesalahan maksimum 10%

Z2
n =
4 (moe) 2

(1,96) 2
n =
4 (0,10) 2

n = 96,04

n = 96

Berdasarkan teori dan perhitungan di atas, sampel yang ditetapkan dalam

penelitian ini adalah 96 orang, dengan kriteria pengambilan sampel yaitu:

1) Konsumen yang membeli sepeda di toko serikat

2) Sepeda yang dibeli adalah semua jenis sepeda, kecuali sepeda anak-anak

3) Bersedia menjadi sampel penelitian.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan dengan penelitian ini

dilaksanakan serangkaian teknik pengumpulan data, yaitu:


35

a. Observasi. Teknik pengumpulan data di lapangan dengan cara mengamati dan

melihat langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian.

b. Kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan dalam bentuk daftar tertulis kepada responden

c. Wawancara. Dengan mengadakan komunikasi langsung dalam bentuk tanya

jawab dengan sumber informasi.

3.4. Skala Pengukuran

3.4.1 Pendapatan konsumen

Skala ukur pendapatan konsumen dalam penelitian ini dibagi dalam 5

kategori, yaitu:

- < 1.000.000 / bulan

- 1.000.000 2.000.000 / bulan

- 2.000.001 3.000.000 / bulan

- 3.000.001 4.000.000 / bulan

- 4.000.001 / bulan

3.4.2 Selera konsumen dan Permintaan

Selera konsumen sebagai variabel X2 dan permintaan sebagai variabel Y

dalam penelitian ini diukur menggunakan suatu model angket yang digunakan

dengan menggunakan angket multikotomis dimana subjek memiliki lima alternatif

tanggapan dengan menggunakan skala Likert. Skala ini berhubungan dengan

pernyataan sikap seseorang terhadap sesuatu. Penilaian pernyataan skala ini dapat

dilihat pada tabel berikut :


36

Tabel 3.1. Skala Pernyataan

Pernyataan Poin
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Kurang Setuju (KS) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5
(Sumber: Sugiyono, 2014:94)

3.5. Peralatan Analisis

Untuk mengetahui sejauh mana faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

sepeda di kota Banda Aceh, maka dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan

analisis persamaan regresi berganda dengan menggunakan SPSS versi 22.0 for

windows, dengan formula sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + e

Keterangan :

Y = Permintaan

a = Konstanta

x1 = Variabel pendapatan

x2 = Variabel selera

b1 dan b2 = Koefisien variabel independent

e = Error term (Faktor yang tidak di observasi)

3.6. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel-variabel di atas, maka diberi batasan sebagai berikut:


37

1. Permintaan Sepeda (Y)

Permintaan sepeda adalah sejumlah sepeda yang dibeli atau diminta pada

suatu harga dan waktu tertentu.

2. Pendapatan Konsumen (X1)

Pendapatan adalah semua penghasilan yang dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan pendapatan tersebut dapat berupa pendapatan tetap dan

pendapatan sampingan.

3. Selera Konsumen (X2)

Selera adalah pilihan ralitas atau imajiner antara alternatif-alternatif dan

kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut, berdasarkan kesenangan,

kepuasan, gratifikasi, pemenuhan, kegunaan yang ada.

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel

Item
No Variabel Definisi Variabel Indikator Pengukuran Skala
Pertanyaan
Independent
1. Pendapatan Pendapatan adalah - - < 1.000.000 / 1
konsumen semua penghasilan yang bulan
(X1) dapat digunakan untuk - 1.000.000
memenuhi kebutuhan 2.000.000 /
pendapatan tersebut bulan
dapat berupa - 2.000.001
pendapatan tetap dan 3.000.000 / Nominal
pendapatan sampingan bulan
(Sukirno, 2010:106- - 3.000.001
112). 4.000.000 /
bulan
- 4.000.000 /
bulan
2. Selera Selera adalah kesukaan - Harga 1-5 Likert B1
konsumen atau pilihan konsumen - Kepraktisan B2
(X2) untuk mendapatkan - Efisiensi B3
kepuasaan tertentu. - Gaya hidup B4
Selera merupakan hal- sehat
hal yang mendasari - Hobi B5
konsumen untuk (minat)
melakukan keputusan
pembelian ataupun
penggunaan jasa.
38

Pengambilan keputusan
selalu didasari dengan
pertimbangan yang
matang agar konsumen
mendapatkan kepuasan
maksimal (Arief
Budiarto, 2013:33).
Dependent
3. Permintaan Permintaan sepeda - Pendapatan C1
sepeda adalah sejumlah sepeda - Harga C2
(Y) yang dibeli atau diminta - Selera C3
1-5 Ordinal
pada suatu harga dan - Lingkungan C4
waktu tertentu (Sukirno,
2010:106-112).

3.7. Pengujian Hipotesis

3.7.1 Secara Parsial (uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh

masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependent. Yang

menjadi kriteria dalam pengujian hipotesis ini adalah :

Ho : 1 = 0 Pendapatan konsumen tidak berpengaruh terhadap permintaan

sepeda di toko sepeda Serikat Kota Banda Aceh.

H1 : 1 0 Pendapatan konsumen berpengaruh terhadap permintaan

sepeda di toko sepeda Serikat Kota Banda Aceh,

Dan

Ho : 2 = 0 Selera konsumen tidak berpengaruh terhadap permintaan

sepeda di toko sepeda Serikat Kota Banda Aceh.

H1 : 2 0 Selera konsumen berpengaruh terhadap permintaan sepeda di

toko sepeda Serikat Kota Banda Aceh.

Uji parsial ini sering disebut dengan uji t (Uji 2 arah) yang mana dengan uji

ini apakah hipotesis yang digunakan diterima atau ditolak dengan ketentuan apabila
39

hasil uji t dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% dengan = 0,05

jika hasil t-hitung lebih besar dari t-tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan

sebaliknya apabila t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak.

3.7.2 Secara Simultan/Serempak (uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh seluruh

variabel independen dalam model terhadap variabel dependent. Untuk menguji

hipotesis yang diajukan apakah diterima atau ditolak, variabel pendapatan konsumen

dan selera konsumen bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan sepeda maka

digunakan Uji Statistik Uji F, adapun yang menjadi kriteria adalah :

Ho : 1 = 2 = 0 artinya variabel pendapatan konsumen dan selera

konsumen tidak berpengaruh secara serempak terhadap variabel

permintaan sepeda.

H1 : Minimal satu i 0 artinya variabel pendapatan konsumen dan selera

konsumen secara serempak berpengaruh terhadap permintaan sepeda.

Pengujian ini dilakukan dengan uji Statistik F dengan kriteria : Terima Ho

bila F-hitung F-tabel dan Tolak Ho (terima H1) bila F hitung F tabel. Dengan

menggunakan SPSS Versi 22 akan dilihat pada tabel ANOVA ataupun dengan

membandingkan sig. F dengan level of test () dengan ketentuan Terima Ho bila sig.

F dan Tolak Ho (Terima H1) bila sig. F .

3.8. Uji Reliabilitas dan Validitas

Untuk melihat Reliabilitas masing-masing instrumen, peneliti menggunakan

Koefisien Cronbach Alpha, dengan bantuan program komputerisasi Statistical


40

Product and Service Solution (SPSS), untuk mengukur konsistensi alat-alat tersebut

dalam bentuk reliability test, uji reliabilitas pada penelitian ini digunakan untuk

mengidentifikasi apakah keseluruhan konstruk yang digunakan sudah benar atau

belum.

Pengujian keandalan ditujukan untuk menguji sejauh mana hasil pengukuran

dapat dipercaya. Tinggi dan rendahnya keandalan digambarkan melalui koefisien

reliabilitas dalam suatu angka tertentu. Dalam pengujian keandalan ini digunakan test

konsistensi internal yaitu sistem pengujian terhadap kelompok tertentu, kemudian

dihitung skornya dan diuji konsistensinya terhadap berbagai item yang ada dalam

kelompok tersebut. Menurut Malhotra (2011 : 67) koefisien minimum yang dapat

diterima di atas 0,60.

Untuk pengujian Validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik,

yaitu dengan menggunakan uji Pearson atau product-moment dengan bantuan

program komputerisasi Statistical Product and Service Solution (SPSS). Penentuan

Validitas didasarkan atas perbandingan nilai korelasi yang diperoleh antara skor item

dengan skor total item, dengan nilai kritis produk moment (r-tabel). Apabila nilai

korelasi hitung (r-hitung) lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r-tabel pada

tingkat keyakinan 95% dapat diartikan bahwa item-item pernyataan tersebut valid

(Suliyanto, 2011: 149).


41

DAFTAR PUSTAKA

Adji, 2004. Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Promosi terhadap Keputusan
Pembelian Susu Kemasan Produk PT. Ultrajaya di Salatiga. Skripsi Tidak
Dipublikasikan, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.

Alimuddin, 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan


Kedaraan Bermotor Roda Dua di Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Ilmu
Ekonomi, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanuddin, Makasar.

Arief Budiarto, 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan


Sepeda Motor di Kota Semarang. Jurnal, Undergraduate thesis, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Daniel, 2014. Pengantar Ekonomi, Jakarta: Bumi Aksara

Malhotra, Naresh K. 2010. Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan, Alih Bahasa.


Rusyadi Maryam, Edisi. Keempat, Jakarta: Indeks

Miller, Mainers. 2010. Teori Ekonomi Mikro Intermediate. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Noer,2012.PermintaandanPenawaran,Jakarta:RinekaCipta

Prastiani, Tri. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan


Pembelian di Toko Makro Semarang. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Rina Prihatini, 2012. Analisis Permintaan Sepeda Motor Matic Merek Yamaha Mio
Di Kota Dumai. Jurnal, Economic Development, No. 89 Universitas Negeri
Riau.

Samuelson dan Norddhaus, 2011. Mikro Ekonomi . Edisi XIV, Jakarta : Erlangga

Sadono, 2013. Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: Rineka Cipta

Singarimbun, 2012. Metode Penelititan Survei. Jakarta: Pustaka LP3S.

Sugiarto dkk., 2012. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
42

Sukirno, 2010. Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Edisi III, Jakarta : Raja Grafindo
Persada

Suliyanto, 2012. Metode Riset Bisnis, Yogyakarta Penerbit Andi

Widianto, 2008. Metodologi Penelitian, Semarang: Badan Penerbit Universitas


Diponegoro.

Wijaya, 2004. Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Iklan Terhadap Keputusan
Pembelian Teh Botol Freshtea. Semarang: Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen Universitas Diponegoro Semarang

Anda mungkin juga menyukai