Anda di halaman 1dari 43

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN

Bab ini mendeskripsikan gambaran secara umum lokasi penelitian yang


meliputi letak geografis, gambaran umum penduduk, dan profil IKRAR Ambulu.
Selain itu akan dilakukan pembahasan terkait pelayanan sosial IKRAR Ambulu
terhadap masyarakat miskin, SOP (Standar Operasional Prosedur) pelayanan
sosial IKRAR Ambulu, pihak yang bekerjasama dengan IKRAR Ambulu, kendala
dalam memberikan pelayanan sosial, solusi dalam menangani kendala yang
dihadapi, serta terkait biaya.
.
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geografis
Desa Ambulu merupakan daerah yang terletak di bagian tengah
Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Desa ini terletak sekitar 25 Km dari
pusat pemerintahan Kabupaten Jember atau sekitar 1 jam ditempuh dengan
kendaraan bermotor. Luas wilayah yang dimiliki Desa Ambulu mencapai 565
Km2, dimana dalam luas pemukiman KPR/BTN seluas 2 Km2. luas kuburan 1,475
Km2, luas lahan pertanian 206 Km2, luas perkantoran 3,975 Km2, luas sekolahan
5,674 Km2, luas pertokoan 5,681 Km2, dan luas lapangan sepak bola 2,137 Km2,
sedangkan batas - batas wilayah Desa Ambulu adalah sebagai berikut:
a. Sebelah utara : Desa Karanganyar
b. Sebelah timur : Desa Pontang / Desa Andongsari
c. Sebelah selatan : Desa Tegal Sari / Desa Andongsari
d. Sebelah barat : Desa Tegal Sari
Gambar 4.1 Peta Lokasi Desa Ambulu
4.1.2 Gambaran Umum Penduduk
Desa Ambulu memiliki jumlah penduduk 14.787 jiwa dengan pembagian
penduduk laki-laki 7.270 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 7.517 jiwa.
Jumlah total keluarga yang ada di Desa Ambulu sebanyak 4.086 KK (Profil Desa
Ambulu yang berasal dari Aparatur Desa Ambulu Kecamatan Ambulu Kabupaten
Jember tahun 2016). Selanjutnya jumlah penduduk Desa Ambulu menurut
kelompok umur adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Ambulu


Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Tahun 2016
Persentase Jumlah
No. Kelompok Umur Jumlah (Jiwa)
Penduduk
1 < 15 Tahun 3.387 22,91%
2 15 64 Tahun 11.141 75,34%
3 > 64 Tahun 259 1,75%
Total 14.787 100%
Sumber Data : Profil Desa Ambulu Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Tahun
2016.

Dari tabel di 4.1 diatas dapat diketahui bahwa presentase penduduk


tertinggi terdapat pada kelompok umur 15 64 tahun yaitu sebesar 11.141 jiwa
(75,34%). Sedangkan presentase penduduk terendah terdapat pada kelompok
umur > 64 tahun yaitu sebesar 259 jiwa (1,75%). Kelompok umur 15 64 tahun
merupakan kelompok penduduk usia produktif (BPS, 2017a). Dikatakan sebagai
usia produktik karena tergolong usia angkatan kerja. Besarnya jumlah penduduk
usia produktif menunjukkan bahwa di Desa Ambulu terdapat usia angkatan kerja
yang cukup besar. Sedangkan jumlah penduduk usia tidak produktif umur antara
<15 dan >64 tahun yaitu sebesar 3646 jiwa atau 24,66% dari jumlah seluruh
penduduk yang berada di Desa Ambulu Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.
Artinya, di jumlah penduduk usia produktif di Desa Ambulu tahun 2016 lebih
besar daripada jumlah penduduk usia tidak produktif.

4.1.2.1. Kondisi Sosial dan Ekonomi


Masyarakat Desa Ambulu didominasi etnis jawa dan etnis lainnya
yaitu etnis madura, arab, sumda dan tionghwa. Mayoritas masyarakat Desa
Ambulu berprofesi sebagai petani dan berdagang namun ada juga yang
berprofesi sebagai guru, pegawai ataupun berwirausaha.
Masyarakat Desa Ambulu telah mampu memanfaatkan dan
mengembangkan sumber daya alam dan potensinya sesuai dengan
kegiatan pembangunan regional, hal ini dapat dilihat dari jenis mata
pencaharian terbnyak dari masyarakat Desa Ambulu yaitu petani
sebanyak 6.804 orang. (profil Desa Ambulu)
Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
masyarakat di Desa Ambulu memiliki mata pencaharian yang sangat
beraneka ragam. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini:

Tabel 4. 2 Status Mata Pencaharian Penduduk di Desa Ambulu,


Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember Tahun 2016
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang)
1. Petani 6.804
2. Pegawai Desa 16
3. ABRI 52
4. Guru 200
5. Dokter 8
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang)
6. Bidan 10
7. Mantri/ Perawat 2
8. Pensiunan ABRI/ Sipil 159
9. Pegawai Swasta 572
10. Perbankan 32
11. Perkreditan Rakyat 108
12. Pegadaian 3
13. Asuransi 54
14. Pasar Desa/ Kelurahan 252
15. Warung 271
16. Kios 187
17. Toko 110
18. Angkutan Bermotor 51
19. Mobil Kendaraan Umum 25
20. Billyard 3
21. Tukang Kayu 225
22. Notaris 1
23. Tukang Batu 350
24. Tukang Cukur 45
25. Konstruksi 6
26. Persewaan 2
Total 9.548
Sumber Data : Profil Desa Ambulu Kecamatan Ambulu Kabupaten
Jember Tahun 2016.

Dari Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa jumlah mata


pencaharian penduduk tertinggi di Desa Ambulu tahun 2016 adalah
sebagai petani yaitu 6.804 orang. Hal ini sesuai dengan potensi Desa
Ambulu dimana sebagaian besar wilayahnya berupa lahan pertanian yang
luasnya mencapai 206 Km2.
4.1.2.2 Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah aktivitas atau usaha manusia untuk
meningkatkan kepribadiannya dengan cara membina potensi pribadinya.
Sedangkan tingkat pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan
pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran. Tingkat pendidikan
terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi
(Ihsan Fuad, 2005). Pembangunan suatu daerah itu sendiri sangat
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dapat menentukan
arah pembangunan tersebut.
Menurut BKKBN (2011), pendidikan merupakan salah satu
indikator dalam Keluarga Sejahtera tahap I dimana semua anak usia 7-15
tahun dalam keluarga terdaftar dan aktif bersekolah setingkat SD atau
SMP. Artinya pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan
suatu keluarga dikatakan sejahtera atau tidak.
(http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx diakses pada tanggal
10 september 2016). Selain itu, menurut BPS (2017), indikator dalam
perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) saat ini sudah tidak lagi
menggunakan Angka Melek Huruf, melainkan diganti dengan Angka
Harapan Lama Sekolah. Angka Harapan Lama Sekolah merupakan
lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dicapai oleh setiap
anak di masa mendatang. Dengan menggunakan Angka Harapan Lama
Sekolah maka dapat diperoleh gambaran kondisi pembangunan sistem
pendidikan di berbagai jenjang. Semakin tingginya Angka Harapan Lama
Sekolah menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan dalam upaya
pembangunan kualitas hidup manusia.
(https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/26. Diakses pada tanggal 10
september 2016)
Oleh karena itu, tingkat pendidikan masyarakat sangatlah
menentukan kualitas sumberdaya manusia di suatu wilayah. Tingkat
pendidikan masyarakat di Desa Ambulu cukup beragam. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4. 3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Ambulu Kecamatan


Ambulu Kabupaten Jember Tahun 2016
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)
1. Tidak tamat SD/ sederajat -
2. Tamat SD/ sederajat 750
3. Tamat SLTP/ sederajat 2.555
4. Tamat SLTA/ sederajat 3.200
5. Tamat D1 225
6. Tamat D2 230
7. Tamat D3 250
8. Tamat S1 165
9. Tamat S2 50
10. Tamat S3 -
Sumber Data : Profil Desa Ambulu Kecamatan Ambulu Kabupaten
Jember Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa tingkat


pendidikan yang terbanyak pada masyarakat di Desa Ambulu adalah tamat
SLTA/ sederajat sebesar 3.200 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar masyarakat Desa Ambulu sudah sadar terhadap salah satu program
pemerintah yang sedang dikembangkan yaitu wajib belajar 12 tahun.
Selain itu, di Desa Ambulu juga terdapat orang-orang yang mengenyam
pendidikan mulai dari tingkat D1 hingga S2. Dengan demikian, jelas sekali
bahwa masyarakat Desa Ambulu telah memiliki kesadaran akan
pentingnya pendidikan.
.
4.1.3 Profil IKRAR Ambulu
IKRAR Ambulu merupakan suatu organisasi sosial yang ada di
masyarakat yang berdiri pada tanggal 11 Desember 2014 dan bertempat di Jalan
Ronggolawe No. 45 Sumberan, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Sejarah
berdirinya IKRAR Ambulu yaitu berawal dari adanya beberapa orang dari dusun
yang berbeda yang datang ke kantor Desa Ambulu untuk mengurus keperluan
tertentu. Mereka adalah warga Desa Ambulu yang bernama Alfan Yusfi, Edi Nur
Muklis dan Ismail. Orang-orang ini kemudian secara tidak sengaja saling
berkenalan satu sama lain dan saling bertukar nomor telepon agar mudah bertukar
informasi apabila ada informasi baru terkait hal-hal yang sedang mereka urus di
kantor Desa Ambulu. Sehingga kemudian orang-orang ini membentuk grup pada
salah satu media sosial sebagai media diskusi bersama terkait kendala ketika
mengurus sesuatu di kantor Desa Ambulu. Bukan hanya itu, tapi orang-orang ini
juga seringkali melakukan diskusi terkait masalah sosial yang dialami oleh
masyarakat Desa Ambulu seperti masih adanya masyarakat yang kesulitan dalam
memperoleh haknya yang disebabkan oleh lambatnya sosialisasi program
pemerintah kepada masyarakat. Sehingga selain masyarakat kesulitan untuk
memperoleh haknya, banyak pula pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan
kondisi tersebut agar memperoleh keuntungan finansial.. Melalui diskusi pada
media sosial inilah akhirnya terjalin hubungan yang baik di antara mereka. Tidak
hanya melalui media sosial, tapi ketika suatu ketika mereka bertemu secara tidak
sengaja di kantor Desa Ambulu, mereka juga seringkali melakukan diskusi terkait
masalah sosial yang ada di sekitar mereka. Akhirnya pada tanggal 11 Desember
2014 ketiga anggota dari grup di media sosial itu melakukan pertemuan dan
sepakat membentuk sebuah organisasi masyarakat yang dinamakan IKRAR
Ambulu. Struktur utama organisasi dari IKRAR Ambulu terdiri dari Ketua (Alfan
Yusfi), Sekretaris (Edi Nur Muklis), dan Bendahara (Ismail). Selanjutnya ketiga
anggota IKRAR Ambulu ini mengajak beberapa orang dari desa lain untuk
bergabung dengan IKRAR Ambulu sebagai korwil (koordinator wilayah). Korwil
dari IKRAR Ambulu meliputi korwil Langon Utara Gunung, korwil Krajan
Selatan, korwil Krajan Tengah, korwil Langon Utara, korwil Sumberan Selatan,
dan korwil Sumberan Utara. Keberadaan korwil ini bertujuan untuk memperluas
jangkauan IKRAR Ambulu dalam membantu masyarakat.
Tujuan utama dari IKRAR Ambulu adalah untuk membantu permasalahan
masyarakat di wilayah Jember Selatan dengan cara turut serta mensosialisasikan
program maupun aturan dari pemerintah dengan melibatkan seluruh instansi
terkait baik dari tingkat desa, kecamatan sampai dinas kabupaten. Dengan
demikian, diharapkan masyarakat Jember Selatan mengetahui program
pemerintah maupun aturan dari pemerintah sehingga masyarakat dapat mandiri
dalam mengurus segala sesuatu untuk mendapatan haknya sesuai aturan atau
prosedur dari pemerintah.
Bantuan yang diberikan IKRAR Ambulu kepada masyarakat meliputi
bantuan dalam bidang kesehatan, pendidikan, administrasi kependudukan,
pertanahan dan perbankan. Akan tetapi mulai awal berdiri hingga April 2017,
permasalahan yang dibantu oleh IKRAR Ambulu kebanyakan adalah masalah
yang dialami oleh masyarakat miskin terutama dalam bidang kesehatan dan
pendidikan. Pedoman yang digunakan oleh IKRAR Ambulu dalam membantu
masyarakat adalah peraturan atau undang-undang yang ada. Sehingga dengan
dasar yang kuat dan tidak menyimpang dari peraturan yang ada, diharapkan
IKRAR Ambulu dapat membantu masyarakat dengan semaksimal mungkin.
Selain itu, IKRAR Ambulu juga bekerjsama dengan pihak-pihak tertentu yang
bersedia mendukung kegiatan yang dilakukan oleh IKRAR Ambulu.
Kegiatan rutin dari IKRAR Ambulu adalah rapat yang diadakan setiap satu
bulan sekali. Rapat ini bertujuan untuk membahas masalah yang dialami oleh
masyarakat dimana masalah tersebut diketahui atau didengar oleh anggota
IKRAR Ambulu. Dalam rapat tersebut, IKRAR Ambulu berusaha mencari jalan
keluar dari permasalahan yang dialami masyarakat dan menetukan langkah awal
apa yang harus ditempuh serta langkah-langkah berikutnya.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pelayanan Sosial IKRAR Ambulu pada Masyarakat Miskin
Pelayanan sosial yang paling sering dilakukan oleh IKRAR Ambulu
adalah membantu masyarakat miskin agar dapat mengakses program pemerintah
yang ditujukan untuk masyarakat miskin. Hal ini berdasarkan pernyataan
informan yang bernama Alfan Yusfi selaku Ketua IKRAR:
Terakhir kita mengoperasikan warga Karang Anyar atas
nama Bu Astuti kanker payudara akut. Dan itu semuanya dijamin
oleh pemerintah. Tetapi karena kita tahu bahwa bu Astuti ini
memang warga yang tidak mampu

Pernyataan dari informan yang bernama Alfan Yusfi menunjukkan bahwa


IKRAR Ambulu telah membantu Astuti yang tergolong masyarakat miskin
sehingga dapat menjalani operasi kanker payudara secara gratis karena dijamin
oleh pemerintah.
Selain itu, informan bernama Ismail selaku Bendahara IKRAR juga
mengemukakan hal yang tidak jauh beda yaitu:
Kita hanya mengawal dan me... apa ya, dan mengontrol
sekalian mengantarkan ketika si pasien itu mau dirujuk ke mana
itu? ke rumah sakit, kita minta rujukan dari puskesmas. Kalau tidak
punya KIS pakai SKTM.

Pernyataan dari informan yang bernama Ismail menunjukkan bahwa upaya


yang dilakukan oleh IKRAR Ambulu terhadap pasien yang tergolong masyarakat
miskin adalah mengawal, mengontrol dan mengantar pasien ke rumah sakit yang
menjadi tempat rujukan dengan menggunakan KIS atau SKTM (Surat Keterangan
Tidak Mampu). Penggunaan SKTM di sini menunjukkan bahwa pasien yang
dibantu oleh IKRAR Ambulu adalah termasuk masyarakat miskin.
Berdasarkan pernyataan dari kedua informan di atas dapat disimpulkan
bahwa IKRAR Ambulu membantu masyarakat miskin yang sakit dan memiliki
kesulitan dalam hal biaya pengobatan atau tidak memiliki jaminan kesehatan.
Tujuan IKRAR Ambulu membantu masyarakat miskin tersebut agar mereka dapat
mengakses pelayanan kesehatan secara gratis sesuai dengan program pemerintah.
Hal ini sesuai dengan definisi pelayanan sosial dalam arti sempit menurut
Muhidin, yaitu pelayanan yang mencakup program pertolongan dan perlindungan
kepada golongan-golongan yang tidak beruntung yang salah satunya yaitu
keluarga miskin (Kurniawan dkk, 2015).
Kemudian pernyataan serupa juga diungkapkan oleh informan bernama
Edi Nur Muklis selaku Sekretaris IKRAR yaitu:
Seperti kemarin, mulai awal kita dapat informasi dari
masyarakat bahwa ini ada yang menderita penyakit yang tidak
mempunyai KPS (Kartu Pengendali Sosial), BPJS, KIS dan
sebagainya. Jamkesmas mereka gak punya, kita eee... dampingi
dengan kita utuskan surat SKTM dan SPM (Surat Pernyataan
Miskin) kalau sudah di rumah sakit daerah.

Pernyataan dari informan bernama Edi Nur Muklis menunjukkan bahwa


IKRAR Ambulu membantu masyarakat miskin yang sakit dan tidak memiliki
jaminan kesehatan dengan cara mengurus SKTM (Surat Keterangan Miskin) dan
SPM (Surat Pernyataan Miskin).
Bukan hanya itu, informan bernama Alfan Yusfi kembali mengemukakan
pendapatnya bahwa IKRAR Ambulu juga membantu para wali murid yang
mengalami kendala terkait biaya sekolah anaknya. Berikut pernyataan dari Alfan
Yusfi:
Salah satu contohnya kita pernah melakukan
pendampingan terhadap 5 wali murid, itu pertama wali murid
bernama Furqon (Krajan), terus wali murid bernama Slamet
(Krajan), kemudian wali murid atas nama Munif di SMANA. Oh
ya, di swasta juga pernah Mas Rino itu. Terus putranya almarhum
yang di SMPI. Oh ya ini di SMANA dulu pernah masuk di Jawa
Pos, sempat masuk di Radar Jember. Nah kasusnya anak-anak
tersebut itu masih duduk di kelas 2 SMA dan pada saat itu ada
ketentuan untuk tiap anak dikenakan biaya uang gedung Rp
3.500.000. Pada setiap ujian semester, anak-anak tersebut harus
mengangsur uang gedung tersebut. Nah sedangkan 3 orang dari 5
orang yang saya sebutkan tadi termasuk warga miskin dan tidak
mempunyai uang untuk mengangsur uang gedung.

Menurut pernyataan dari Alfan Yusfi menunjukkan bahwa IKRAR


Ambulu pernah membantu 5 orang wali murid baik yang anaknya mengenyam
pendidikan di sekolah negeri maupun swasta. Bantuan yang diberikan IKRAR
Ambulu berupa pendampingan terhadap wali murid yang termasuk masyarakat
miskin dan tidak memiliki uang untuk membayar angsuran uang gedung di tempat
anaknya menyengam pendidikan.
Berdasarkan kedua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IKRAR
Ambulu membantu beberapa masalah yang dialami oleh masyarakat miskin
seperti masalah kesulitan biaya pengobatan karena tidak memilik jaminan
kesehatan serta kesulitan dalam membayar biaya sekolah seperti uang gedung.
Dengan adanya bantuan dari IKRAR Ambulu diharapkan masyarakat miskin yang
menderita suatu penyakit tertentu dapat melakukan pengobatan dan dapat kembali
sehat sehingga dapat hidup bermasyarakat seperti sebelumnya. Selanjutnya untuk
anak yang kesulitan dalam membayar biaya sekolah diharapkan tetap dapat
mengikuti proses belajar seperti teman-temannya yang lain. Hal ini sesuai dengan
pendapat Romanyshyn (dalam Kurniawan dkk, 2015) yang mengemukakan
bahwa pelayanan social adalah usaha untuk memulihkan, memelihara, dan
meningkatkan kemampuan berfungsi social individu dan keluarga, kelompok-
kelompok social, organisasi serta masyarakat.
Beberapa penjelasan di atas, menunjukkan bahwa pelayanan sosial yang
dilakukan oleh IKRAR Ambulu kepada masyarakat miskin di Desa Ambulu
adalah:
1. Pendampingan terhadap orang sakit
Pelayanan sosial yang seringkali diberikan oleh IKRAR Ambulu
kepada masyarakat miskin adalah pendampingan terhadap orang sakit
yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Penjelasan ini berdasarkan
pernyataan dari informan yang bernama Alfan Yusfi:
pada masyarakat yang tidak mempunyai jaminan
kesehatan BPJS entah itu BPJS yang subsidi maupun non
subsidi itu eee... kita langsung mengurus hak-hak mereka
dengan program pemerintah, program SPM (Surat
Pernyataan Miskin) dimana program SPM itu harus
mengurus dulu surat SKTM dari desa. Setelah dari desa
baru kita ke kecamatan. Setelah itu minta surat rujukan dari
puskesmas setempat. Kemudian kita bawa ke dinkes untuk
dijadikan SPM. Setelah jadi SPM, baru kita bawa pasien
tersebut ke rumah sakit pemerintah.
Pernyataan dari informan Alfan Yusfi menunjukkan bahwa
IKRAR Ambulu membantu pasien miskin yang tidak memiliki jaminan
kesehatan sesuai dengan program yang telah dibuat oleh pemerintah.
Langkah pertama yang dilakukan oleh IKRAR mengurus SKTM (Surat
Keterangan Tidak Mampu) dari desa yang kemudian dilanjutkan ke
kecamatan. Selanjutnya hal yang harus dilakukan adalah meminta surat
rujukan dari puskesmas setempat. Kemudian langkah selanjutnya adalah
membawa SKTM ke dinas kesehatan untuk diproses menjadi SPM (Surat
Pernyataan Miskin). Berikutnya adalah membawa pasien yang harus
dirujuk ke rumah sakit dengan membawa surat rujukan dari puskesmas
dan SPM dari dinas kesehatan.
Bukan hanya itu, informan Alfan Yusfi juga memberikan
tambahan pendapat yaitu:
Nah di dalam SPM itu kan masyarakat masih
dikenakan biaya 40% dari total biaya. Lha cara kita untuk
mengantisipasi agar masyarakat tidak dikenakan biaya
40%, ada mekanisme rekomendasi dari dewan yaitu komisi
D. Maka kita libatkan anggota dewan yang ada di komisi D
untuk memberikan rekomendasi sebagai kelengkapan agar
masyarakat tersebut tidak makan biaya sepeser pun.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dengan menggunakan


SPM maka pasien mendapat potongan biaya pengobatan sebesar 60% dari
total biaya pengobatan. Sehingga pasien masih diharuskan membayar sisa
biaya pengobatan sebesar 40%. Akan tetapi IKRAR Ambulu berusaha
agar pasien tidak perlu membayar biaya pengobatan yang 40% dengan
cara meminta rekomendasi dari anggota dewan yang ada di komisi D.
Dengan demikian pasien tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun
untuk pengobatan.
Tidak cukup sampai di situ, Alfan Yusfi juga menambahkan bahwa
IKRAR Ambulu melakukan upaya lain untuk membantu keuangan pasien
dari keluarga miskin tersebut. Berikut pernyataan tambahan dari Alfan
Yusfi:
Terakhir kita mengoperasikan warga Karang Anyar
atas nama bu Astuti kanker payudara akut. Dan itu
semuanya dijamin oleh pemerintah. Tetapi karena kita tahu
bahwa bu Astuti ini memang warga yang tidak mampu, kita
coba untuk menggalang solidaritas dari masyarakat yang
ada di wilayah Ambulu dengan melibatkan rencang-
rencang (teman-teman) Aremania, menggalang dana dan
mendapat dana Rp. 5.000.000 dan kita serahkan ke bu
Astuti.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat diketahui bahwa


masyarakat miskin yang terakhir kali dibantu oleh IKRAR Ambulu adalah
perempuan bernama Astuti yang menderita kanker payudara. Melalui
upaya yang dilakukan oleh IKRAR Ambulu, akhirnya Astuti dapat
melakukan operasi kanker payudara secara gratis karena ditaggung oleh
pemerintah. Selain itu IKRAR Ambulu bekerjasama dengan Aremania
melakukan kegiatan penggalangan dana dan memperoleh uang sebesar Rp.
5.000.000 yang kemudian diserahkan kepada Astuti.
Dari beberapa pernyataan Alfan Yusfi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelayanan sosial yang diberikan kepada masyarakat
miskin khususnya yang sedang menderita suatu penyakit adalah
pendampingan orang sakit. Kegiatan pendampingan orang sakit ditujukan
kepada masyarakat miskin yang tidak memiliki jaminan kesehatan seperti
BPJS. Masyarakat miskin yang menderita suatu penyakit dan tidak
memiliki jaminan kesehatan akan dibuatkan SPM (Surat Pernyataan
Miskin) agar mendapat keringanan biaya ketika berobat di fasilitas
kesehatan milik pemerintah. Dengan menggunakan SPM maka pasien
miskin tersebut akan mendapat potongan 60% dari total biaya pengobatan.
Untuk mengurus SPM di dinas kesehatan diperlukan SKTM dari desa dan
surat rujukan dari puskesmas. Selanjutnya IKRAR Ambulu juga akan
meminta rekomedasi dari anggota dewan yaitu komisi D agar pasien juga
dibebaskan biaya pengobatan yang 40%. Dengan demikian, pasien miskin
tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun untuk pengobatan.
Klien terakhir yang dibantu IKRAR Ambulu untuk bisa operasi kanker
payudara secara gratis bernama Astuti. Melihat kondisi ekonomi keluarga
Astuti yang memang tergolong kurang mampu, sehingga kemudian
IKRAR Ambulu bekerjasama dengan Aremania untuk melakukan kegiatan
penggalangan dana. Hasil kegiatan penggalangan dana mendapat uang
tunai sebesar Rp 5.000.000 yang kemudian diserahkan kepada Astuti.
Pernyataan yang tidak jauh beda juga diungkapkan oleh informan
bernama Ismail:
kalau di bidang kesehatan itu aturan daripada
kepemerintahan di puskesmas, kita memang pakai struktur
seperti itu. Kita hanya mengawal dan me... apa ya, dan
mengontrol sekalian mengantarkan ketika si pasien itu mau
dirujuk ke mana itu? ke rumah sakit, kita minta rujukan dari
puskesmas. Kalau tidak punya KIS pakai SKTM. Untuk
mengawal sendiri kita kan sesuai prosedur surat menyurat
itu mas dan kita bekerjasama dengan teman-teman IKRAR
membawa fasilitas angkutan sampai ke tempat tujuan.
Untuk mengontrol, biasanya pasien yang kita kirim
kemudian di opname di rumah sakit pemerintah itu kan ada
yang menunggu dari pihak keluarga, entah itu suaminya
atau saudaranya. Dan itu kita minta nomor teleponnya.
Sehingga setiap perkembangan pasien yang kita kirim ke
sana, kita bisa telepon keluarga mereka. Begitu cara
mengontrolnya. Atau mereka kalau ada apa-apa telepon ke
kita

Pernyataan dari informan bernama Ismail menunjukkan bahwa


pelayanan sosial yang diberikan oleh IKRAR Ambulu pada masyarakat
miskin khususnya pada pasien di puskesmas yang butuh dirujuk ke rumah
sakit itu disesuaikan dengan aturan dari pemerintah. Untuk pasien miskin
dan tidak punya jaminan kesehatan, maka harus pakai SKTM dan surat
rujukan dari puskesmas untuk bisa mengakses pengobatan gratis di rumah
sakit pemerintah. Dalam hal ini IKRAR Ambulu berperan dalam
mengawal, mengantar dan mengontrol pasien. Kegiatan mengawal yang
dimaksud oleh IKRAR Ambulu adalah mengurus prosedur surat menyurat
agar dapat digunakan untuk meminta keringanan biaya pengobatan di
rumah sakit pemerintah. Kegiatan mengantar yang dilakukan oleh IKRAR
Ambulu adalah menyediakan kendaraan untuk mengantar pasien ke
fasilitas pelayanan kesehatan. Sedangkan yang dimaksud dengan
mengontrol adalah kegiatan memantau perkembangan pasien via telepon.
Selanjutnya informan lain yang bernama Edi Nur Muklis juga
menyampaikan pendapat yang serupa yaitu:
Seperti kemarin, mulai awal kita dapat informasi
dari masyarakat bahwa ini ada yang menderita penyakit
yang tidak mempunyai KPS (Kartu Pengendali Sosial),
BPJS, KIS dan sebagainya. Jamkesmas mereka gak punya,
kita eee... dampingi dengan kita utuskan surat SKTM dan
SPM (Surat Pernyataan Miskin) kalau sudah di rumah sakit
daerah. Kalau cuma di puskesmas, kita hanya mengurusi
SKTM. Kalau program pemerintah eee... yang dibiayai oleh
pemerintah itu 60%, yang 40% biaya dari pasien sendiri.
Tapi kita usahakan yang 40% itu kan kalau dapat anggota
eee.. dapat rekom dari anggota dewan kan digratiskan yang
40% itu gratis. Jadi pasien itu hanya butuh biaya untuk
yang nunggu saja, untuk riwa-riwi. Seperti yang kemarin,
ada kita bantu di Karang Anyar yang kena kanker payudara.
Dan Insyaallah kemarin kalau gak (tidak) salah biaya untuk
operasi Rp 200.000.000. Dan kita usahakan bersama Pak
Alfan dan teman-teman, kita kawal bersama rekan-rekan
PDI Perjuangan dan juga teman-teman Aremania. Kita
carikan sumbangan dari masyarakat di lampu merah itu
Insyaallah totalnya Rp 5.000.050. Itu murni kita serahkan
kepada yang bersangkutan. Itu sudah dipotong untuk
administrasi dan biaya makan teman-teman di sana. Kalau
gak (tidak) salah Rp 3.300.000 berapa yang diserahkan
untuk biaya kemo dan check up.

Berdasarkan pernyataan dari informan bernama Edi Nur Muklis


menunjukkan bahwa ketika IKRAR Ambulu mendengar ada masyarakat
yang sakit dan tidak memiliki jaminan kesehatan, maka IKRAR Ambulu
akan melakukan pendampingan dalam mengurus SKTM dan SPM. SKTM
dan SPM merupakan persyaratan yang harus dilengkapi oleh pasien untuk
memperoleh keringanan biaya pengobatan di rumah sakit pemerintah.
Sehingga pasien akan mendapat keringanan biaya pengobatan sebesar
60%. Kemudian IKRAR Ambulu akan mengusahakan untuk meminta
rekomendasi anggota dewan dari PDI Perjuangan agar biaya pengobatan
yang 40% juga gratis. Seperti pasien kanker payudara yang pernah dibantu
oleh IKRAR Ambulu yang akhirnya bisa operasi gratis. Selanjutnya
IKRAR Ambulu bekerjasama dengan Aremania untuk mengadakan
kegiatan penggalangan dana dan terkumpul dana sebesar Rp 5.000.050.
Uang tersebut kemudian dipotong biaya administrasi dan makan untuk
pihak yang mengikuti kegiatan penggalangan dana. Sehingga dana yang
diserahkan ke pasien adalah sekitar Rp 3.300.000.
Sehingga berdasarkan pernyataan ketiga informan di atas dapat
disimpulkan bahwa pelayanan sosial yang diberikan oleh IKRAR Ambulu
kepada masyarakat miskin adalah upaya pendampingan orang sakit.
Upaya tersebut ditujukan pada pasien miskin yang tidak memiliki jaminan
kesehatan. IKRAR Ambulu akan mengawal, mengantar dan mengontrol
pasien yang menjadi kliennya. Kegiatan mengawal yang dilakukan oleh
IKRAR Ambulu adalah mengurus beberapa persyaratan agar memperoleh
keringanan dalam mengakses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan miliki pemerintah. Beberapa persyaratan yang dibutuhkan
antara lain surat rujukan dari puskesmas, SKTM dari desa yang kemudian
diproses oleh dinas kesehatan menjadi SPM. SPM tersebut yang nantinya
akan digunakan pasien agar memperoleh keringanan sebesar 60% dari
total biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit pemerintah.
Kemudian IKRAR Ambulu akan meminta rekomendasi dari anggota
dewan yang tergabung dalam komisi D DPRD agar biaya pengobatan dan
perawatan yang 40% juga digratiskan. Sehingga dengan demikian pasien
tidak akan dikenakan biaya sepeser pun. Selanjutnya yang dimaksud
dengan kegiatan mengantar yang dilakukan oleh IKRAR Ambulu adalah
menyediakan kendaraan untuk mengantar pasien ke fasilitas pelayanan
kesehatan. Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan mengontrol adalah
memantau perkembangan pasien via telepon. Selain itu, IKRAR Ambulu
juga pernah melakukan kegiatan penggalangan dana dengan bekerjasama
dengan anggota Aremania. Hasil dari kegiatan penggalangan dana tersebut
adalah uang tunai sekitar Rp 5.000.000 yang kemudian dipotong untuk
biaya administrasi dan makan untuk orang-orang yang mengikuti kegiatan
tersebut. Lalu sisanya diserahkan kepada Astuti yang merupakan pasien
kanker payudara yang telah dibantu IKRAR Ambulu untuk melakukan
operasi gratis.
Selain pernyataan dari ketiga angggota IKRAR Ambulu di atas,
informan bernama Hamid selaku klien IKRAR Ambulu yang anaknya
telah dibantu untuk dapat melakukan operasi pembuatan lubang anus juga
menyatakan hal yang tidak jauh beda:
Pas iku kontrol ngenteni antri jere gak kenek wes
jamkesmase.Terus jere kon ganti kuwi BPJS, terus
maringono digolekne anu surat SPM kuwi. SPM kuwi
diurusi Pak Haji Asir. Terus diwenehno Mas Alfan, terus
diterno nang aku. Terus aku iso kontrol rono. Tapi kae sak
ulan pisan. Berlakune mek sak ulan. Masi nang ndeso iyo,
surat rujukan kanggene gor sak ulan ngono tok. Dadi sak
ulan nggawe neh. Sing dari desa SKTM. Sing teko Jember
SPM. Terus maringono surat rujukan dari puskesmas untuk
kontrol. Surat rujukan sing nggowo bidane. Iku kan maune
gak iso soale awak e kan sik arek cilik jekan arepe
dioperasi. Maune oleh seminggu arep dioperasi kan, terus
kon tanda tangan. Terus bengine ngomong gak iso, areke
sik anu, terus ditunda pirang dino. Sampek 20 dino, oh 16
dino. Kon gowo balek sek. Barngono budal neh kontrol.
Terus jare doktere Yawes kesok dioperasi. Dadi nang
kono nginep suwengi terus sesuke dioperasi sampek neng
kono nginep 2 mbengi terus balek.

(Waktu itu kontrol menunggu antrian katanya tidak


bisa jamkesmasnya. Terus katanya disuruh ganti itu BPJS,
lalu dicarikan anu surat SPM itu. SPM itu diurusi Pak Haji
Asir. Lalu diberikan kepada Mas Alfan, kemudian
diantarkan ke saya. Kemudian saya bisa kontrol ke sana.
Tapi itu setiap satu bulan sekali. Berlakunya hanya satu
bulan. Meskipun di desa iya, surat rujukan hanya bisa
digunakan satu bulan saja. Jadi satu bulan membuat lagi.
Yang dari desa SKTM. Yang dari Jember SPM. Lalu surat
rujukan dari puskesmas untuk kontrol. Surat rujukan yang
membawa bidannya. Itu kan awalnya tidak bisa karena
usianya kan masih anak kecil untuk dioperasi. Awalnya
dapat satu minggu akan dioperasi kan, kemudian disuruh
tanda tangan. Lalu malam harinya katanya tidak bisa,
anaknya masih anu, kemudian ditunda beberapa hari.
Sampai 20 hari, oh 16 hari. Disuruh dibawa pulang dulu.
Setelah itu berangkat lagi untuk kontrol. Lalu kata
dokternya Yasudah besok dioperasi. Jadi di sana
menginap semalam kemudian keesokan harinya dioperasi
sampai di sana menginap 2 malam terus pulang.)

Pernyataan dari informan bernama Hamid menunjukkan bahwa


jamkesmas yang dia miliki tidak bisa digunakan untuk kontrol sehingga
harus menggunakan BPJS. Kemudian oleh Pak Haji Asir dibuatkan SPM
di dinas kesehatan dimana sebelumnya harus mengurus SKTM di desa dan
surat rujukan di puskesmas. SKTM, surat rujukan dan SPM hanya berlaku
satu bulan, sehingga untuk kontrol bulan berikutnya harus mengurus lagi
surat-surat tersebut. Awalnya anak dari Hamid akan dioperasi pada usia 1
minggu setelah lahir, akan tetapi kemudian ditunda hingga usia 16 hari.
Setelah usia 16 hari, akhirnya dokter melakukan operasi pada anak
tersebut. Setelah operasi si anak disarankan untuk menginap dua malam di
rumah sakit sebelum dibawa pulang.
Selain itu, pernyataan yang serupa juga diungkapkan oleh informan
yang bernama Astuti selaku klien yang pernah dibantu oleh IKRAR
Ambulu untuk dapat melakukan operasi kanker payudara gratis:
Ya orang-orang itu yang berjuang. Namanya aku
orang gak mampu kan. Ya ditolong sama golongan itu
sudah. IKRAR bantu aku biar bisa operasi kanker payudara
gratis. Jadi diuruskan SKTM, surat rujukan sama SPM biar
dapat potongan 60% untuk biaya operasi. Itu dari PDI
Perjuangan Bu Indri ngasih rekom untuk biaya operasi
40%. Jadi aku akhirnya bisa operasi gratis.

Pernyataan dari Astuti menunjukkan bahwa dia berasal dari


keluarga kurang mampu yang kemudian dibantu oleh IKRAR Ambulu
untuk dapat melakukan operasi kanker payudara gratis. Awalnya
diuruskan SKTM, surat rujukan dan SPM agar dapat potongan biaya 60%.
Kemudian juga mendapat rekomendasi dari Bu Indri selaku anggota PDI
Perjuangan sehingga biaya yang 40% juga digratiskan. Dengan demikian,
Astuti dapat melakukan operasi kanker payudara gratis.
Berdasarkan penyataan dari kedua informan yang merupakan klien
IKRAR Ambulu, maka dapat disimpulkan bahwa IKRAR Ambulu
berusaha membantu masyarakat miskin yang kesulitan mengakses
pelayanan kesehatan. Hal tersebut dikarenakan terkendala biaya dan tidak
memiliki jaminan kesehatan. Langkah yang dilakukan oleh IKRAR
Ambulu adalah mengurus SKTM di desa yang kemudian diproses di dinas
kesehatan menjadi SPM. Selanjutnya diperlukan pula surat rujukan dari
puskesmas setempat. SPM dan surat rujukan inilah yang digunakan oleh
pasien untuk memperoleh keringanan biaya pengobatan sebesar 60% di
fasilitas kesehatan milik pemerintah. Kemudian IKRAR Ambulu juga
meminta rekomendasi dari anggota dewan yang tergabung dalam komisi D
DPRD agar pasien miskin juga dibebaskan biaya pengobatan yang 40%.
Sehingga klien IKRAR tersebut dapat mengakses pelayanan kesehatan
secara gratis di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah.
Baik pendapat dari anggota IKRAR Ambulu maupun pendapat dari
klien yang pernah dibantu IKRAR Ambulu memiliki kesesuaian.
Kesesuaian yang dimaksud yaitu upaya pendampingan orang sakit yang
telah dilakukan oleh IKRAR Ambulu dilaksanakan secara terorganisir
sesuai prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sehingga
berdampak pada keberhasilan IKRAR Ambulu dalam membantu
masyarakat miskin. Hal ini terbukti dari kedua klien IKRAR Ambulu yang
dapat melakukan operasi secara gratis. Hal ini sesuai dengan pendapat
Friedlander (dalam Kurniawan dkk, 2015) yang berpendapat bahwa
pelayanan sosial yang terorganisir secara sistemik akan melahirkan
kesejahteraan sosial bagi individu atau masyarakat.

2. Pendampingan terhadap wali murid


Selain pendampingan terhadap orang sakit, pelayanan sosial yang
seringkali diberikan IKRAR Ambulu kepada masyarakat miskin adalah
pendampingan terhadap wali murid yang mengalami kesulitan terkait
biaya sekolah. Hal ini berdasarkan pernyataan dari informan yang bernama
Alfan Yusfi:
Nah kasusnya anak-anak tersebut itu masih duduk
di kelas 2 SMA dan pada saat itu ada ketentuan untuk tiap
anak dikenakan biaya uang gedung Rp 3.500.000. Pada
setiap ujian semester, anak-anak tersebut harus mengangsur
uang gedung tersebut.

Pernyataan Alfan Yusfi tersebut menunjukkan bahwa


permasalahan yang dibantu oleh IKRAR Ambulu adalah terkait
pembayaran uang gedung. Beberapa anak yang duduk di kelas 2 SMA
pada setiap menjelang ujian semester diharuskan oleh pihak sekolah untuk
mengangsur biaya uang gedung.
Kemudian Alfan Yusfi memberikan tambahan pendapat sebagai
berikut:
Dan di surat edaran yang diberikan oleh SMANA
bahwasannya apabila tidak ada angsuran uang gedung,
maka anak-anak tersebut ini tidak bisa mengikuti semester.
Kemudian kita coba melakukan klarifikasi dengan pihak
SMANA yaitu kepala TU nya, Pak Patikno. Karena
pendidikan itu sifatnya wajib dan masalah pembiayaan
tidak menjadi tanggungjawab dari para siswa, tapi masalah
pembiayaan itu adalah tanggungjawab wali murid. Siswa
hanya diberikan kewajiban untuk belajar, belajar dan
belajar. Tidak boleh memikirkan masalah keuangan dan
lain sebagainya dan biaya sekolah. Itu saja. Pada saat itu
eee... dari pihak SMANA ini memberikan keterangan tidak
pernah melakukan penekanan. Cuma mereka memberikan
surat seperti itu agar wali murid dari siswa yang tidak
mengangsur itu hadir di sekolah dan menjelaskan
permasalahannya. Apabila sudah dijelaskan maka oleh
pihak sekolah akan diberikan kartu ujian. Itu alasannya.
Tapi dari beberapa orang yang hadir kepada kita yang
menyampaikan keluh kesahnya, mereka itu sudah berkali-
kali datang sendiri itu menyampaikan bahwasannya mereka
masih belum punya uang dan berharap anaknya bisa ikut
semester. Jawaban dari oknum SMANA itu kalau tidak
bayar maka tidak bisa mengikuti ujian.

Berdasarkan penjelasan Alfan Yusfi di atas menunjukkan bahwa


IKRAR Ambulu mendapat laporan dari wali murid terkait surat edaran
yang diberikan oleh SMA Negeri Ambulu yang bertuliskan informasi
bahwa apabila siswa tidak membayar angsuran uang gedung, maka tidak
diperbolehkan mengikuti ujian semester. Kemudian IKRAR Ambulu
mencoba melakukan klarifikasi dengan kepala Tata Usaha SMA Negeri
Ambulu yaitu Pak Patikno terkait laporan dari para wali murid. Akan
tetapi Pak Patikno menjelaskan bahwa SMA Negeri Ambulu tidak pernah
melakukan penekanan. Informasi yang dituliskan pada surat edaran
tersebut hanya bertujuan agar wali murid yang belum membayar angsuran
uang gedung bersedia datang ke sekolah dan memberikan penjelasan.
Apabila wali murid sudah memberikan penjelasan maka pihak SMA
Negeri Ambulu akan memberikan kartu ujian. Namun para wali murid
mengatakan bahwa mereka sudah berulang kali datang ke SMA Negeri
Ambulu untuk menjelaskan bahwa belum mampu membayar angsuran
uang gedung dan berharap anaknya bias mengikuti ujian semester. Tapi
pihak SMA Negeri Ambulu tetap tidak memberikan ijin mengikuti ujian
semester pada anak-anak yang belum membayar angsuran uang gedung.
Selanjutnya IKRAR Ambulu memberikan pemahaman kepada pihak SMA
Negeri Ambulu bahwa pendidikan itu bersifat wajib. Kewajiban siswa
adalah belajar, sedangkan masalah pembiayaan adalah tanggungjawab
wali murid.
Klarifikasi yang dilakukan oleh IKRAR Ambulu kepada pihak
SMA Negeri Ambulu kemudian membuahkan hasil, seperti yang
diungkapkan oleh Alfan Yusfi berikut:
Kemudian dari pihak SMANA mengklarifikasi
bahwasannya informasi yang berkembang di masyarakat
kalau tidak bayar uang gedung tidak benar dan pada saat itu
juga langsung diberikan nomor ujian. Itu yang di negeri.

Dari pernyataan Alfan Yusfi di atas menunjukkan bahwa pihak


SMA Negeri Ambulu tetap membantah informasi yang mengatakan
apabila tidak membayar angsuran uang gedung maka tidak diperbolehkan
mengikuti ujian semester. Selanjutnya saat itu juga pihak SMA Negeri
Ambulu langsung memberikan kartu ujian semester.
Selain melakukan pendampingan wali murid di sekolah negeri,
IKRAR Ambulu juga melakukan pendampingan wali murid di sekolah
swasta yang mengalami permasalahan terkait biaya. Hal ini disampaikan
oleh Alfan Yusfi sebagai berikut:
Yang di swasta hampir sama kasusnya. Rino pada
saat ujian tidak bayar SPP sehingga dia dikeluarkan dari
tempat ujian. Disuruh pulang. Di SMA Pancasila langkah
yang kami lakukan pada saat itu, kami langsung datang
kepada kepala sekolahnya dengan orang tua Rino untuk
menjelaskan bahwasannya memang masih belum bisa
membayar karena kondisi ekonomi dan kesehatan orang
tuanya nggak baik. Maka pada saat itu saya minta kepada
sekolah untuk segera menginfomasikan kepada guru-guru
yang ada di SMA Pancasila agar Saudara Rino bisa ikut
ujian lagi. Dan itu terealisasi.

Penyataan dari Alfan Yusfi di atas menunjukkan bahwa


permasalahan yang terjadi di sekolah swasta yaitu SMA Pancasila hampir
sama dengan permasalahan yang terjadi di SMA Negeri Ambulu. Di SMA
Pancasila ada salah satu siswa bernama Rino yang belum membayar SPP
ketika ujian semester sehingga dia dikeluarkan dari ruang ujian. Kemudian
langkah yang dilakukan oleh IKRAR Ambulu adalah mendampingi orang
tua Rino datang ke SMA Pancasila untuk menemui kepala sekolah.
Selanjutnya orang tua Rino menjelaskan bahwa belum bias membayar SPP
dikarenakan kondisi ekonomi dan kesehatan beliau yang kurang baik.
Pihak IKRAR Ambulu pun meminta kepada kepada kepala sekolah agar
segera menginformasikan kepada seluruh guru yang ada di SMA Pancasila
untuk memberikan ijin kepada Rino untuk mengikuti ujian lagi.
Berdasarkan keseluruhan pernyataan dari Alfan Yusfi maka dapat
disimpulkan bahwa pendampingan terhadap wali murid yang dilakukan
oleh IKRAR Ambulu bertujuan untuk membantu para siswa yang
mengalami kendala terkait biaya sekolah. Pada kasus di SMA Negeri
Ambulu, beberapa wali murid mengatakan bahwa anak mereka tidak
diperbolehkan mengikuti ujian karena belum membayar angsuran uang
gedung dimana total biaya uang gedung adalah Rp 3.500.000. Kemudian
IKRAR Ambulu bersama beberapa wali murid mendatangi SMA Negeri
Ambulu dan menemui kepala Tata Usaha yaitu Pak Patikno. IKRAR
Ambulu berusaha memberikan pemahaman kepada pihak SMA Negeri
Ambulu bahwa pendidikan itu bersifat wajib, sedangkan masalah
pembiayaan sekolah itu adalah tanggungjawab dari wali murid. Kemudian
pihak SMA Negeri Ambulu mengatakan bahwa mereka memberi surat
edaran yang berisi informasi agar wali murid membayar angsuran uang
gedung sehingga anaknya bisa mengikuti ujian adalah bertujuan agar wali
murid datang ke sekolah dan memberikan penjelasan. Setelah wali murid
memberikan penjelasan, maka siswa yang bersangkutan akan diberi kartu
ujian. Tapi hal ini dibantah oleh wali murid yang datang bersama IKRAR
Ambulu ke SMA Negeri Ambulu. Para wali murid mengatakan bahwa
mereka sudah berkali-kali datang ke SMA Negeri Ambulu untuk
menjelaskan bahwa mereka belum memiliki uang dan berharap anaknya
dapat mengikuti ujian. Akan tetapi pihak SMA Negeri Ambulu tetap tidak
memberi ijin kepada anak tersebut untuk mengikuti ujian. Kemudian pihak
dari SMA Negeri Ambulu tetap membantah hal tersebut namun akhirnya
bersedia memberikan kartu ujian. Sedangkan untuk kasus di SMA
Pancasila, ada satu siswa bernama Rino yang dikeluarkan dari ruang ujian
karena belum membayar SPP. Sehingga langkah yang diambil IKRAR
Ambulu bersama orang tua Rino yaitu menemui kepala sekolah dan
menjelaskan bahwa belum bisa membayar uang SPP karena kondisi
ekonomi dan kondisi orang tua Rino yang kurang sehat. Kemudian kepala
sekolah SMA Pancasila mau memahami dan segera menginformasikan
kepada para guru agar Rino diperbolehkan mengikuti ujian. Berdasarkan
penjelasan tersebut menunjukkan bahwa untuk membantu menyelesaikan
permasalahan terkait biaya sekolah yang harus dibayar oleh wali murid,
maka IKRAR Ambulu melakukan pendampingan pada wali murid untuk
memberikan pemahaman dan penjelasan kepada pihak sekolah.
Pernyataan yang serupa juga diungkapkan oleh Marhaban wali
murid dari Sella yang merupakan klien dari IKRAR Ambulu:
Minta ditolong pas curhat terkait sekolah di SMA
Negeri minta keringanan dipersulit, diperlambat. Waktu itu
uang gedung minta keringanan mbulet ae, sing gak dikasih.
Jare dikon rono, sampek enyang nang nggone opo iku,
arane bangunan iku opo lek ngarani komite sekolah, wes
dikeki surat keterangan. Sik gak gelem pihak sekolah.
Awale Rp 3.500.000, akhire jadi Rp 1.000.000 tanpa
batasan waktu. Karena saya gak punya sawah, gak punya
uang. Pokoknya ada uang dicicil. Akhirnya Mas Alfan itu
yang menggerakkan. Jadi waktu itu yang ke sekolah saya,
istri, Mas Alfan dan anggota IKRAR yang lain kaleh
wartawan. Sekalian bawa persyaratan dari pihak sekolah
seperti KPS, jamkesmas, akte, dan lain-lain wes. Terus
akhire TU ne berjanji dipermudah. Yo sampek sekarang
enak wes. Sak jeke iku wes, kenek demo. Awalnya berjanji.
Pihak sekolahan ya termasuk TU yang angel mau iku dikon
berjanji pokoke sampek tahun depan ojok sampek
kesulitan bagi masyarakat nggak mampu. Maringono
sampek angel meneh, kenek dianu wes, gampangane
diulangi meneh koyok ngene acarae. Berjanji wes gak ate
mempersulit.
(Minta ditolong ketika curhat terkait sekolah di
SMA Negeri minta keringanan dipersulit, diperlambat.
Waktu itu meminta keringanan uang gedung tapi ribet, yang
tidak diberi. Katanya disuruh ke sana, sampai datang ke apa
itu, maksudnya bangunan itu disebut apa ya yang disebut
komite sekolah, sudah diberi surat keterangan. Masih tidak
mau pihak sekolah. Awalnya Rp 3.500.000, akhirnya jadi
Rp 1.000.000 tanpa batasan waktu. Karena saya tidak
punya sawah, tidak punya uang. Pokoknya kalau ada uang
dicicil. Akhirnya Mas Alfan itu yang menggerakkan. Jadi
waktu itu yang ke sekolah saya, istri, Mas Alfan dan
anggota IKRAR yang lain sama wartawan. Sekalian
membawa persyaratan dari pihak sekolah seperti KPS,
jamkesmas, akte, dan lain-lain. Terus akhirnya TU nya
berjanji dipermudah. Ya sampai sekarang sudah enak.
Semenjak itu, setelah didemo. Awalnya berjanji. Pihak
sekolah ya termasuk TU yang susah itu disuruh berjanji
pokoknya sampai tahun depan jangan sampai kesulitan bagi
masyarakat tidak mampu. Kalau sampai dipersulit lagi, bisa
dianu sudah, istilahnya diulangi lagi seperti ini acaranya.
Berjanji tidak akan mempersulit.)

Pernyataan dari informan bernama Marhaban menunjukkan bahwa


untuk meminta keringanan uang gedung di SMA Negeri Ambulu sulit
sekali. Sudah mengurus surat keterangan dari komite sekolah, tapi tetap
tidak dikasih keringanan. Akhirnya Marhaban menceritakan kejadian ini
kepada IKRAR Ambulu. Kemudian IKRAR Ambulu mendampingi
Marhaban beserta istri datang ke SMA Negeri Ambulu dengan membawa
beberapa persyaratan agar memperoleh keringanan biaya uang gedung.
Selain itu, Marhaban bersama IKRAR Ambulu meminta agar pihak SMA
Negeri Ambulu berjanji tidak akan mempersulit siswanya yang berasal
dari keluarga tidak mampu. Apabila masih dipersulit, para wali murid
tidak segan untuk mendatangi SMA Negeri Ambulu dan melakukan demo.
Akhirnya pihak SMA Negeri Ambulu berjanji tidak akan mempersulit
siswanya lagi. Sehingga akhirnya anak Marhaban hanya dikenakan biaya
uang gedung yang awalnya RP 3.500.000 menjadi Rp 1.000.000 tanpa
batasan waktu untuk mengangsur yaitu dicicil ketika wali murid memiliki
uang.
Selain itu, informan bernama Muhammad Furqon wali murid dari
Ayunia Bella yang merupakan klien dari IKRAR Ambulu juga
mengungkapkan hal yang tidak jauh berbeda:
Waktu itu anak saya akan mengikuti ujian
semester. Terus kalau ingin mendapatkan apa itu namanya?
kartu, harus menyelesaikan sumbangan insidental itu lho.
Uang gedung itu sebesar Rp 3.000.000 kalau gak (tidak)
salah. Sehingga saya ditemani Mas Alfan pada suatu hari
datang datang ke pihak sekolah yaitu menemui pak sopo
jenenge (siapa namanya)? Pak Patik. Saya menjelaskan
bahwa saya wali murid sari Ayunia Bella. Saya membayar
SPP tetapi pihak sekolah menekan untuk menyelesaikan
masalah uang gedung. Sehingga saya menjelaskan
kebetulan ketika ada rapat pembahasan uang gedung, saya
tidak hadir. Yang hadir istri saya. Sehingga disepakati
bahwa uang gedung untuk anak saya itu kalau gak (tidak)
salah sekitar Rp 3.000.000. Awal bulannya itu dibayar Rp
1.000.000. Tidak ada ketentuan syarat untuk menyelesaikan
atau untuk melunasi, hingga anak itu terselesaikan sendiri
sampai kelas 3. Anak saya kan harus membayar Rp
1.000.000 cicilan untuk mendapatkan kartu ujian semester.
Tapi karena tidak ada bukti bahwa uang bangunan itu harus
dicicil Rp 1.000.000 atau ada jangka waktunya, sehingga
itu yang jadi bahan acuan saya dan Mas Alfan. Sehingga
Pak Patik itu merasa terpojok karena dalam perjanjian atau
rapat masalah uang gedung itu tidak ada perjanjian bahwa
uang gedung harus dicicil per tahun, per bulan, per hari.
Ndak (tidak) ada kalimat seperti itu. Sehingga dia akhrinya
memberikan kartu ujian.

Berdasarkan pernyataan dari informan bernama Muhammad


Furqon wali murid dari Ayunia Bella yang merupakan klien IKRAR
Ambulu menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi adalah terkait uang
gedung. Anak dari Muhammad Furqon diperbolehkan mengikuti ujian
dengan syarat apabila sudah mengangsur pembayaran uang gedung
sebesar Rp 1.000.0000. Saat itu Muhammad Furqon datang ke SMA
Negeri Ambulu untuk membayar SPP, akan tetapi pihak SMA Negeri
Ambulu menekan agar sekalian mengangsur biaya uang gedung.
Kemudian Muhammad Furqon kembali datang ke SMA Negeri Ambulu
dengan didampingi Alfan Yusfi (Ketua IKRAR Ambulu) untuk
menjelaskan bahwa dari biaya uang gedung yang totalnya Rp 3.000.000,
tidak ada ketentuan terkait nominal angsuran dan batas waktu angsuran.
Sehingga yang terpenting adalah biaya uang gedung tersebut harus lunas
sebelum siswa tersebut lulus dari SMA kelas 3. Akhirnya pihak dari SMA
Negeri Ambulu yang bernama Pak Patik merasa terpojok dan akhirnya
bersedia memberikan kartu ujian.
Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh kedua klien dari
IKRAR Ambulu dapat disimpulkan bahwa IKRAR Ambulu melakukan
pendampingan wali murid dengan tujuan membantu mereka yang
kesulitan membayar biaya sekolah salah satunya yaitu biaya uang gedung.
Dalam melakukan pendampingan wali murid, IKRAR Ambulu berusaha
memberikan pemahaman-pemahaman kepada pihak sekolah agar tidak lagi
mempersulit siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Selain itu
IKRAR Ambulu juga melakukan klarifikasi terkait ketentuan yang dibuat
oleh sekolah. Apabila dari awal tidak ada ketentuan nominal angsuran
uang gedung dan batas waktu angsuran, maka hendaknya sekolah tidak
membuat ketentuan baru tanpa kesepakatan dengan wali murid.
Bedasarkan pemahaman yang telah diberikan oleh IKRAR Ambulu saat
melakukan pendampingan pada wali murid, akhirnya pihak sekolah
memberikan keringanan biaya uang gedung pada siswa yang berasal dari
keluarga miskin. Selain itu, pihak sekolah juga memberikan kartu ujian
dan mengijinkan siswa yang belum membayar angsuran uang gedung
untuk mengikuti ujian semester.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan terdapat
kesamaan antara pendapat dari Alfan Yusfi selaku ketua IKRAR Ambulu
dengan pendapat dua informan yang merupakan klien IKRAR Ambulu.
Kesamaan yang dimaksud yaitu IKRAR Ambulu melakukan
pendampingan wali murid untuk memberikan pemahaman dan penjelasan
kepada pihak sekolah dengan tujuan membantu wali murid yang
mengalami kendala terkait biaya sekolah. Dengan adanya pendampingan
dari IKRAR Ambulu maka siswa yang berasal dari keluarga miskin
mendapat keringanan biaya uang gedung serta dapat mengangsur tanpa
ditetapkan batasan waktu, siswa yang belum mampu membayar biaya SPP
diijinkan untuk mengikuti ujian semester, siswa yang belum mengangsur
biaya uang gedung diperbolehkan mengikuti ujian semester dengan
diberikan kartu ujian. Hal ini sesuai dengan proses pelaksanaan
pemecahan masalah (intervensi) dalam pelayanan sosial yang merupakan
suatu proses penerapan rencana pemecahan masalah yang telah
dirumuskan sebelumnya. Kegiatan pemecahan masalah dapat dilaksanakan
melalui pemeliharaan, pemberian motivasi, pendampingan kepada
penerima pelayanan, bimbingan keterampilan, bimbingan psikososial,
bimbingan sosial, pengembangan masyarakat, resosialisasi dan advokasi
(http://dokumen.tips/documents/buku-saku-pekerja-sosialdocx.html
diakses tanggal 1 Mei 2017).

4.2.2 SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelayanan Sosial IKRAR Ambulu


(Konsulkan perlu apa tidak)
Berikut adalah pernyataan dari informan bernama Alfan Yusfi terkait SOP
(Standar Operasional Prosedur) pelayanan social IKRAR Ambulu:
Tidak ada. Hanya saja kita menyesuaikan dengan SOP
dari pemerintah. Sehingga alur kinerja kita juga kita sesuaikan
dengan SOP dari pemerintah. Terkait beberapa permasalahan yang
tidak ada SOP dari pemerintah, ya kita selesaikan kondisional saja.
Kita rapatkan dengan rekan-rekan IKRAR yang lain bagaimana
langkah terbaik yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan suatu
masalah yang sedang kita bantu selesaikan. Begitu kurang lebih.

Pendapat dari Alfan Yusfi tersebut menunjukkan bahwa IKRAR Ambulu


tidak memiliki SOP dalam memberikan pelayanan social kepada masyarakat
miskin. Pelayanan social yang dilakukan oleh IKRAR Ambulu berpedoman pada
SOP yang dibuat oleh pemerintah. Sedangkan untuk beberapa permasalahan yang
tidak memiliki SOP dari pemerintah, maka IKRAR Ambulu akan berusaha
menyelesaikannya secara kondisional dengan melakukan rapat terlebih dahulu
untuk mencari solusi terbaik.
Hal ini didukung oleh Edi Nur Muklis selaku Sekretaris IKRAR yang
berpendapat bahwa:
Kalau SOP untuk IKRAR tidak ada mas. Tapi SOP itu
dari pemerintah dan SOP itu sering kita eee... soundingkan
(suarakan) dengan beberapa pejabat. Alhamdulillah Beliaunya
sudah welcome (menyambut baik) dengan kita.

Pendapat dari Edi Nur Muklis menegaskan bahwa pelayanan social yang
dilakukan oleh IKRAR Ambulu tidak memiliki SOP. Akan tetapi IKRAR Ambulu
berpatokan pada SOP yang disusun oleh pemerintah. SOP yang telah disusun oleh
pemerintah tersebut biasanya disampaikan oleh IKRAR Ambulu kepada para
pejabat sehingga pejabat bersedia bekerja sama dengan IKRAR Ambulu.
Hal yang tidak jauh beda juga diungkapkan oleh Ismail selaku Bedahara
IKRAR Ambulu:
Tidak ada mas. Tidak ada standar yang tertulis.
Menurut Ismail, pelayanan social yang dilakukan oleh IKRAR Ambulu
tidak memiliki SOP tertulis.
Berdasarkan pernyataan yang diungkapkan oleh ketiga informan di atas
dapat disimpulkan bahwa IKRAR Ambulu tidak memiliki SOP dalam
memberikan pelayanan social kepada masyarakat miskin. Biasanya dalam
memberikan pelayanan social, IKRAR Ambulu mengacu pada SOP yang telah
dibuat oleh pemerintah. Kemudian IKRAR Ambulu berusaha untuk ikut
menyampaikan SOP tersebut kepada para pejabat sehingga mereka bersedia
bekerjasama dengan IKRAR Ambulu dalam membantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat miskin. Selanjutnya terkait beberapa
permasalahan yang tidak memiliki SOP dari pemerintah, maka IKRAR Ambulu
akan membantu menyelesaikan secara kondisional. Langkah yang dilakukan oleh
IKRAR Ambulu adalah melakukan diskusi terlebih dahulu terkait permasalahan
yang ada untuk mencari solusi terbaik. (Kaitkan dengan teori apa???)

4.2.3 Pihak yang Bekerjasama dengan IKRAR Ambulu


Untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat miskin di Desa Ambulu, maka IKRAR Ambulu bekerjasama dengan
beberapa pihak. Hal ini berdasarkan pendapat dari informan bernama Alfan Yusfi
yaitu:
Kita libatkan anggota dewan yang ada di komisi D untuk
memberikan rekomendasi sebagai kelengkapan agar masyarakat
tersebut tidak makan biaya sepeser pun.

Berdasarkan pendapat dari Alfan Yusfi menunjukkan bahwa IKRAR


Ambulu bekerjasama dengan anggota dewan yang ada di komisi D DPRD.
Anggota dewan dari komisi D dapat memberikan rekomendasi keringanan biaya
pengobatan bagi pasien miskin. Dengan demikian pasien miskin dapat berobat di
fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah secara gratis.
Selanjutnya Alfan Yusfi juga memberikan pernyataan tambahan sebagai
berikut:
Awal mula kita bisa bekerja sama dengan Aremania
karena pernah suatu saat Aremania ini akan menggalang dana
untuk warga Grenden dan mengirim pemberitahuan di pihak
kepolisian Polsek Ambulu. Ini informasinya, ini ditolak karena
Polsek Ambulu takut tidak kondusif. Karena di wilayah Jember ini
terkenal ada dua kekuatan organisasi sepak bola yaitu Aremania
dan Bonekmania. Hingga teman-teman Aremania ini mendatangi
saya sebagai ketua IKRAR kemudian meminta pendapat
bagaimana. Karena sifatnya ini sosial, mereka ini bisa eksis
menggalang dana untuk membantu warga Grenden, makanya saya
coba konfirmasi ke Kapolsek Ambulu yaitu Bapak Sugeng, saya
sampaikan bahwasannya Aremania dan Bonekmania itu sama Jawa
Timurnya dan adanya persaingan diantara supporter sepak bola itu
hanya di dalam arena. Ketika di lapangan mereka mau bergerak
sosial, gak onok sing (tidak ada yang) didukung, hanya pakai
atribut, saya mohon untuk pihak kepolisian memberikan izin ke
mereka melakukan penggalangan dana. Dan alhamdulillah pihak
Kapolsek dalam hal ini memberikan apa ya? Memberikan izin
dengan catatan bahwasannya saya selaku ketua IKRAR ini
menjamin tidak akan terjadi apa-apa. Jadi diberikan izin untuk
penggalangan dana disitu kemudian kami ada komunikasi yang
baik dengan rekan-rekan Aremania. Lah ketika kami akan
melakukan penggalangan dana, hal ini pernah dilakukan oleh
rekan-rekan Aremania, mereka sudah pernah melakukan berarti
sudah tahu teknisnya, kita libatkan mereka untuk membantu kita.

Penyataan Alfan Yusfi di atas menunjukkan bahwa IKRAR Ambulu juga


bekerjasama dengan Aremania dalam memberikan pelayanan social kepada
pasien miskin. Kerjasama antara IKRAR Ambulu dengan Aremania berawal
ketika Aremania akan melakukan kegiatan penggalangan dana untuk warga
Grenden. Namun kegiatan tersebut dilarang oleh Polsek Ambulu karena takut
nantinya suasananya tidak kondusif. Hal ini dikarenakan di Jember terkenal dua
organisasi supporter sepak bola yaitu Aremania dan Bonekmania. Kemudian
beberapa anggota dari Aremania menemui Alfan Yusfi selaku Ketua IKRAR
Ambulu untuk meminta pendapat. Selanjutnya Alfan Yusfi menemui Kapolsek
Ambulu yaitu Bapak Sugeng dan berusaha memberikan pemahaman. Alfan Yusfi
menyampaikan bahwa baik Aremania maupun Bonekmania adalah supporter
sepak bola yang berasal dari Jawa Timur. Persaingan yang terjadi diantara
keduanya hanya pada saat berada di arena. Alfan Yusfi juga bersedia menjamin
bahwa tidak akan terjadi apa-apa selama kegiatan penggalangan dana
berlangsung. Sehingga kemudia Polsek Ambulu memberikan ijin kepada
Aremania untuk melakukan kegiatan penggalangan dana. Selanjutnya ketika
IKRAR Ambulu akan melakukan hal yang serupa yaitu kegiatan penggalangan
dana, mereka memutuskan untuk bekerjasama dengan Aremania karena sudah
pernah melakukan kegiatan penggalangan dan mengetahui teknisnya.
Berdasarkan beberapa pendapat dari Alfan Yusfi maka dapat disimpulkan
bahwa IKRAR Ambulu dalam memberikan pelayanan social kepada masyarakat
miskin khususnya pasien miskin bekerjasama dengan anggota dewan yang ada di
komisi D DPRD agar memberikan rekomendasi untuk melengkapi persyaratan
yang akan digunakan oleh pasien miskin untuk dapat mengakses pelayanan
kesehatan secara gratis di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah. Selain
itu, IKRAR Ambulu juga bekerjasama dengan Aremania dalam kegiatan
penggalangan dana untuk disumbangkan kepada pasien miskin. Awal mula
IKRAR Ambulu dapat bekerjasama dengan Aremania adalah ketika Aremania
hendak melakukan penggalangan dana untuk warga Grenden. Namun kegiatan
tersebut dilarang oleh Polsek Ambulu dengan alasan takut suasananya tidak
kondusif. Hal ini dikarenakan di wilayah Jember ada dua organisasi pendukung
sepak bola yaitu Aremania dan Bonekmania. Kemudian Aremania mendatangi
Alfan Yusfi selaku Ketua IKRAR Ambulu untuk berdiskusi mencari solusi.
Selanjutnya Alfan Yusfi mendatangi Kapolsek Ambulu yang bernama Bapak
Sugeng dan memberikan penjelasan bahwasannya Aremania dan Bonekmania itu
merupakan supporter yang berasal dari Jawa Timur. Persaingan yang terjadi di
antara kedua supporter tersebut hanya terjadi di dalam arena. Selain itu, Alfan
Yusfi berjanji bahwa ketika Aremania berada di masyarakat dan ingin melakukan
kegiatan social maka tidak akan terjadi apa-apa. Sehingga akhirnya Kapolsek
Ambulu memberikan izin kepada Aremania untuk melakukan kegiatan
penggalangan dana untuk warga Grenden. Selanjutnya ketika IKRAR Ambulu
akan melakukan kegiatan penggalangan dana yang serupa, maka mereka juga
melibatkan Aremania.
Informan lain bernama Edi Nur Muklis memberikan tambahan pendapat
sebagai berikut:
Kebetulan anggota dewan yang sering kita koordinasi dari
PDI Perjuangan. Selain itu ada beberapa dari kepala desa dan juga
kita koordinasi sama camat yang bersangkutan di wilayah masing-
masing. Karena itu, kita bukan hanya di kecamatan Ambulu, tetapi
di beberapa kecamatan di Jember Selatan.
Pendapat dari Edi Nur Muklis menunjukkan bahwa dalam memberikan
pelayanan social pada masyarakat miskin, IKRAR Ambulu bekerjasama dengan
PDI Perjuangan. Selain itu, IKRAR Ambulu juga bekerjasama dengan beberapa
kepala desa dan beberapa kepala kecamatan. Karena IKRAR Ambulu bukan
hanya membantu masyarakat di lingkup kecamatan Ambulu, akan tetapi juga
beberapa kecamatan di Jember Selatan.
Hal yang tidak jauh beda dengan dua pendapat di atas juga diungkapkan
oleh Ismail:
Ya terutama dewan PDI jadi kita eee.... bekerjasama
dengan partai dan sekalian kalau ada lembaga yang lain kayak
eee... kayak kemarin itu anu Arema. Ketika eee... apa dalam artian
itu lembaga lain tidak bisa apa itu? melanjutkan membantu
daripada pasien atau masyarakat, kita bisa membantu menjalankan
sampai dimana kemauannya daripada pasien itu. Pernah terjadi itu
mas. PALMAS, ada yang GANAS nama organisasinya.

Menurut Ismail, dalam memberikan pelayanan social, IKRAR Ambulu


bekerjasama dengan dewan dari PDI Perjuangan. Selain itu, IKRAR Ambulu juga
bekerjasama dengan Aremania dan beberapa lembaga lain. Semisal lembaga lain
sudah tidak mampu membantu permasalahan yang dialami masyarakat, maka
IKRAR Ambulu akan melanjutkan membantu masyarakat tersebut.
Berdasarkan pendapat dari ketiga informan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa dalam memberikan pelayanan social kepada masyarakat miskin, IKRAR
Ambulu bekerjasama dengan beberapa pihak. Untuk membantu pasien miskin
agar mendapat keringanan biaya berobat di fasilitas pelayanan kesehatan milik
pemerintah maka IKRAR Ambulu bekerjsama dengan anggota dewan yang ada di
komisi D DPRD salah satunya dari PDI Perjuangan. Hal ini dikarenakan salah
satu tugas pokok komisi D DPRD yaitu memberikan pelayanan social dalam
bidang kesehatan. Sehingga IKRAR Ambulu melibatkan anggota dewan dari
komisi D sebagai aparat birokrasi agar bersedia memberikan rekomendasi
keringanan biaya pengobatan pada pasien miskin. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kurniawan dkk (2015) yang mengemukakan bahwa tugas aparat birokrasi adalah
memberikan pelayanan dengan penuh tanggungjawab kepada masyarakat.
Selanjutnya IKRAR Ambulu juga bekerjasama dengan Aremania untuk
melakukan kegiatan penggalangan dana yang akan disumbangkan kepada klien
IKRAR Ambulu. Kerjasama tersebut berawal ketika IKRAR Ambulu membantu
Aremania untuk memperoleh ijin dari Polsek Ambulu untuk melakukan kegiatan
penggalangan dana untuk warga Grenden. Sehingga ketika IKRAR Ambulu ingin
melakukan kegiatan yang serupa, maka mereka melibatkan Aremania untuk
membantu. Tidak hanya dengan Aremania, IKRAR Ambulu juga bekerjasama
dengan lembaga lain. Yang dimaksud dalam hal ini adalah ketika lembaga lain
kesulitan dan tidak sanggup membantu kliennya, maka IKRAR Ambulu akan
melanjutkan untuk membantu klien tersebut. Bukan hanya itu, IKRAR Ambulu
juga bekerjasama dengan beberapa kepala desa dan beberapa kepala kecamatan.
Hal ini dikarenakan IKRAR Ambulu tidak hanya membantu permasalahan yang
dihadapi masyarakat di kecamatan Ambulu, akan tetapi juga beberapa kecamatan
di Jember Selatan. (Kaitkan dengan teori).

4.2.4 Kendala dalam Memberikan Pelayanan Sosial


Suatu organisasi masyarakat dalam membantu menyelesaikan
permasalahan yang dialami oleh masyarakat tentu saja memiliki kendala. Begitu
pula dengan IKRAR Ambulu yang juga memiliki kendala ketika memberikan
pelayanan social kepada masyarakat miskin. Hal ini berdasarkan pendapat yang
disampaikan oleh Alfan Yusfi yaitu:
Lha ketika kita coba untuk melakukan komunikasi dengan
masyarakat, masyarakatnya secara langsung berkomunikasi dengan
kita, tahu komitmen kita bahwasannya kita ini membantu program
pemerintah. Tapi masyarakat yang hanya sekedar tahu informasi,
tidak pernah komunikasi dengan kita, ini biasanya menganggap
kita ini seperti biro jasa dan calo. Kemudian dari aparatur
pemerintahan sendiri, kita lihat bahwasannya sebelum kita ada ini,
kita sering melihat, menganalisis banyak orang-orang yang bisa
berhubungan dengan birokrasi terkait pelayanan masyarakat ini
kebanyakan orang-orang yang terjun di dunia biro jasa. Seperti itu.
Jadi kendala awal yang kita hadapi adalah image (kesan) yang ada
di masyarakat yang meminta masyarakat lain itu pasti sudah
sekelas biro jasa.
Pendapat dari Alfan Yusfi tersebut menunjukkan bahwa kendala yang
dialami oleh IKRAR Ambulu dalam memberikan pelayanan social adalah
dianggap sebagai biro jasa atau calo. Masyarakat yang berpikiran demikian adalah
masyarakat yang tidak pernah berkomunikasi dengan IKRAR Ambulu. Hal ini
dikarenakan sebelum IKRAR Ambulu terbentuk, memang banyak orang yang
dapat berhubungan dengan birokrasi terkait pelayanan social adalah mereka yang
terjun di dunia biro jasa atau calo.
Selanjutnya Edi Nur Muklis memberi tambahan pendapat sebagai berikut:
Kalau kita bilang kendala sih ya ada. Ya cuma kan eee...
miskomunikasi selalu terjadi mas. Masalah kita, yang kita bantu
bukan hanya satu dua orang. Jadi masalah waktu, kan juga pejabat
itu kan gak selalu on time (tepat waktu) ada di tempatnya. Yaitu
termasuk salah satu kendalanya. Kalau masalah pendampingan
orang sakit kendalanya biasanya dari pihak penderita sendiri.
Kadang-kadang kan nyuwun sewu (mohon maaf), karena ini juga
bukan kesalahan dari beliau-beliaunya sih, tapi ini ada kesalahan
dari birokrat sendiri. Program pemerintah yang lambat untuk
disosialisasikan. Jadi mereka seolah-olah tidak percaya. Kadang-
kadang kan masyarakat kan ada yang merasa takut. Kok gak
masuk akal betul, wong aku loro biayae segini kok pemerintah
mau nanggung (saya sakit biayanya segini kok pemerintah
bersedia menanggung). Kalau orang yang sakit 1 orang saja Rp
200.000.000, kalau yang sakit seperti ini 1 kecamatan Ambulu ini
ada 6 orang saja, berapa ratus juta? Orang-orang kan asumsinya ke
sana.

Pendapat Edi Nur Muklis menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala


yang dialami oleh IKRAR Ambulu dalam memberikan pelayanan social kepada
masyarakat. Salah satu kendala yang dirasakan oleh IKRAR Ambulu adalah
masyarakat yang dibantu oleh IKRAR Ambulu lebih dari satu orang namun
pejabat yang tidak selalu tepat waktu ada di tempatnya. Selain itu, kendala lain
adalah ketika melakukan pendampingan orang sakit. Keterlamabatan sosialisasi
terkait program pemerintah untuk membantu pasien miskin agar mendapat
keringanan biaya pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah.
Sehingga masyarakat tidak percaya dan merasa takut ketika IKRAR Ambulu
berniat membantu pasien miskin tersebut agar dapat melakukan pengobatan gratis.
Tidak hanya itu, kendala lain juga disampaikan oleh informan bernama
Ismail:
Ya ngono wes (begitu sudah) mas, langkah awal memang
sulit. Lembaga manapun kalau hal baru memang seakan-akan itu
daripada eee...kendala daripada apa pemahaman dan pernah
pemikirannya orang pemerintahan seakan ya mungkin
pemikirannya itu ada pengkritikan gitu lho. Mungkin itu awal
kendalanya. Padahal kita sendiri kan tujuannya memang untuk
membantu masyarakat dengan ikhlas. Dengan tujuan ikhlas, tulus
bahkan pernah program dari pemerintah itu memang ada
anggarannya, bagaimana caranya kita itu eee...mempergunakan
anggaran dari pemerintah itu untuk pelayanan masyarakat miskin
dan tidak mampu.

Menurut Ismail, kendala yang dialami oleh IKRAR Ambulu dalam


memberikan pelayanan social kepada masyarakat yaitu dianggap memberikan
kritikan kepada orang-orang yang bekerja di isntansi pemerintah. Padahal IKRAR
Ambulu hanya menyampaikan bahwa program pemerintah memang memiliki
anggaran tersendiri yang khusus digunakan untuk memberikan pelayanan kepada
masyakat miskin.
Berdasarkan pendapat ketiga informan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi IKRAR Ambulu dalam
memberikan pelayanan social pada masyarakat miskin. Pertama, adanya anggota
masyarakat yang menganggap IKRAR Ambulu sebagai biro jasa atau calo. Hal ini
dikarenakan sebelum IKRAR Ambulu terbentuk, memang ada beberapa orang
yang dapat dengan mudah berhubungan dengan birokrasi dimana orang-orang
tersebut memang berprofesi sebagai calo. Sehingga masyarakat yang tidak pernah
melakukan komunikasi dengan IKRAR Ambulu juga berpikiran demikian.
Kedua, masalah terkait waktu dimana masyarakat yang dibantu oleh IKRAR
Ambulu lebih dari satu orang namun para pejabat pemerintahan yang tidak selalu
ada di tempat. Ketiga, keterlambatan sosialisasi program pemerintah untuk
membantu pasien miskin. Hal ini mengakibatkan masyarakat merasa takut kepada
IKRAR Ambulu dan tidak percaya bahwa pemerintah memiliki program yang
bertujuan membantu pasien miskin agar mendapat keringanan biaya pengobatan
di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah. Keempat, orang-orang yang
bekerja di instansi pemerintah menganggap bahwa IKRAR Ambulu hanya
melakukan pengkritikan. Padahal IKRAR Ambulu berusaha memberikan
pemahaman bahwa di dalam program pemerintah memang terdapat anggaran yang
khusus ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin.

4.2.5 Solusi dalam Menangani Kendala yang Dihadapi


Beberapa kendala yang dihadapi oleh IKRAR Ambulu dalam memberikan
pelayanan social pada masyarakat miskin membuat para anggotanya harus
mencari solusi untuk mengatasinya. Berikut pendapat Alfan Yusfi selaku Ketua
IKRAR:
Untuk meluruskan image (kesan) bahwa kita bukan calo
atau biro jasa, maka kita berikan pemahaman. Kemudian terhadap
masyarakat dan reka-rekan permasalahan yang terjadi saat ini
adalah ketika masyarakat ini kita bantu oleh kita, mereka ini
kemudian mengucapkan terimakasih memberikan sesuatu kepada
rekan-rekan kita, ini awalnya kita perhitungkan takut difikir
menjadi fitnah. Tapi akhirnya saya berikan pemahaman terhadap
rekan-rekan selama mereka tidak memberikan tarif, kemudian
melayani masyarakat dengan baik. Sebagai ucapan terimakasih
mereka dan memberikan sesuatu kepada mereka tanpa paksaan itu
bagi kami tidak ada masalah. Tapi saya sebagai ketua, ini sudah
membuat komitmen dengan seluruh teman-teman saya sendiri
tidak akan menerima apapun dari masyarakat. Kalau teman-teman
ini, masalahnya kan mereka ini bergerak membantu masyarakat
kemudian jalan ke desa, jalan ke KUA, jalan ke Jember kan
memang pakai bensin dewe (sendiri). Mereka bukan pegawai, gak
onok sing nggaji (tidak ada yang mengggaji) dari pemerintahan.
Kalau kemudian ada masyarakat yang mengerti dan memberi, ini
kita tidak menyalahkan rekan-rekan selama mereka tidak
membuka tarif dan tidak mematok harga.

Pendapat informan Alfan Yusfi di atas menjelaskan bahwa IKRAR


Ambulu memberikan pemahaman kepada masyarakat apabila IKRAR Ambulu
bukanlah calo atau biro jasa. Namun apabila masyarakat yang telah dibantu
memberikan sesuatu sebagai bentuk ucapan terimakasih maka IKRAR Ambulu
akan menerimanya dengan catatan IKRAR Ambulu tidak memasang tarif dan
tetap melayani masyarakat dengan baik. Hal ini dikarenakan anggota IKRAR
dalam membantu masyarakat miskin menggunakan dana pribadi.
Tidak hanya itu, informan bernama Alfan Yusfi juga memberikan
tambahan pendapat sebagai berikut:
Nah khusus untuk warga yang benar-benar tidak mampu,
contoh koyok (seperti) buruh tani kemudian kuli bangunan dan lain
sebagainya ini apabila masyarakat menemui hal-hal seperti ini, itu
saya minta kepada rekan-rekan untuk menelpon sehingga saya
sendiri yang turun.

Pendapat tambahan dari Alfan Yusfi menjelaskan bahwa apabila anggota


IKRAR Ambulu menemui masyarakat dengan kondisi sangat tidak mampu
sedang mengalami permasalahan maka Alfan Yusfi menghimbau agar anggotanya
segera melapor kepada dirinya. Sehingga Alfan Yusfi sendiri yang akan turun
tangan membantu orang yang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh Alfan Yusfi di atas maka
dapat disimpulkan bahwa cara untuk menghapus image calo atau biro jasa pada
IKRAR Ambulu adalah dengan memberikan pemahaman. Alfan Yusfi
berkomitmen bahwa tidak akan meminta imbalan apapun dari masyarakat yang
dibantu. Akan tetapi apabila masyarakat yang telah dibantu kemudian
memberikan imbalan sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada anggota IKRAR
Ambulu yang lain maka hal itu diperbolehkan asalkan anggota IKRAR Ambulu
tidak memasang tarif. Hal ini dikarenakan anggota IKRAR Ambulu dalam
membantu masyarakat mengurus segala sesuatu ke beberapa tempat menggunakan
biaya pribadi. Sedangkan jika anggota IKRAR Ambulu menemui permasalahan
yang dialami oleh masyarakat dengan kondisi sangat tidak mampu maka Alfan
Yusfi meminta agar anggota IKRAR Ambulu tersebut melapor pada dirinya.
Sehingga nantinya yang akan turun tangan adalah Alfan Yusfi sendiri.
Selain itu, informan bernama Edi Nur Muklis juga memberikan pendapat
terkait solusi yang dilakukan untuk menghadapi kendala yang dihadapi oleh
IKRAR Ambulu:
Terkait pejabat yang tidak on time (tepat waktu) ada di tempatnya,
kita usahakan via telepon dan Alhamdulillah beliaunya saat itu
sudah ada iktikad baik untuk bekerjasama dengan kita. Selain itu,
untuk masyarakat kita buktikan bahwa proram pemerintah itu sudah
bagus. Tinggal nanti bagaimana kita mendampingi masyarakat dan
mengawal program pemerintah supaya betul-betul tepat pada
sasaran. Pihak keluarga sendiri sekarang sudah yakin betul bahwa
program pemerintah itu ada. Tujuan kita kan cuma itu. Dan kita
tekankan daripada keluarga yang pernah kita dampingi itu kalau
ada masyarakat yang membutuhkan bantuan di bidang apa saja, kita
siap dampingi dan berusaha. Ya namanya kita berusaha tergantung
nanti dari pihak birokratnya, legislatif dan eksekutif nanti
kooperatif enggak dengan permasalahan yang ada di bawahnya.
Dan kita menekankan kepada anggota kami keseluruhan
bahwasannya kalau kita membantu masyarakat tidak diperbolehkan
kita untuk menanyakan, meminta dan menerima imbalan sekecil
apapun dari yang kita tolong.

Pendapat Edi Nur Muklis menunjukkan bahwa solusi untuk mengatasi


masalah terkait pejabat yang tidak selalu ada di tempat, maka IKRAR Ambulu
biasanya melakukan komunikasi via telepon. Selanjutnya yaitu meyakinkan
masyarakat bahwa pemerintah memang memiliki program yang dikhususkan
untuk membantu masyarakat miskin. Kemudian IKRAR Ambulu juga
mendampingi masyarakat dan ikut mengawal program pemerintah supaya tepat
sasaran. Selain itu, IKRAR Ambulu juga menginformasikan kepada masyarakat
yang pernah dibantu apabila mengetahui ada masyarakat lain yang memerlukan
bantuan maka IKRAR Ambulu siap membantu. Kemudian untuk lebih
meyakinkan masyarakat bahwa IKRAR Ambulu memang tulus dalam membantu
masyarakat, maka seluruh anggota IKRAR Ambulu dilarang meminta imbalan
kepada masyarakat yang telah dibantu.
Selanjutnya Ismail turut memberikan pendapat terkait solusi untuk
mengatasi pemikiran orang pemerintahan yang menganggap IKRAR Ambulu
melakukan pengkritikan sebagai berikut:
Ya ngono wes (begitu sudah) mas, langkah awal memang
sulit. Lembaga manapun kalau hal baru memang seakan-akan itu
daripada eee...kendala daripada apa pemahaman dan pernah
pemikirannya orang pemerintahan seakan ya mungkin
pemikirannya itu ada pengkritikan gitu lho. Mungkin itu awal
kendalanya. Padahal kita sendiri kan tujuannya memang untuk
membantu masyarakat dengan ikhlas. Dengan tujuan ikhlas, tulus
bahkan pernah program dari pemerintah itu memang ada
anggarannya, bagaimana caranya kita itu eee...mempergunakan
anggaran dari pemerintah itu untuk pelayanan masyarakat miskin
dan tidak mampu.
Menurut Ismail, solusi untuk mengatasi pemikiran orang pemerintahan
yang menganggap IKRAR Ambulu melakukan pengkritikan adalah dengan
memberikan pemahaman bahwa di dalam program pemerintah memang memiliki
anggaran yang dikhususkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
miskin.
Berdasarkan pendapat dari ketiga informan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa ada beberapa solusi yang dilakukan oleh IKRAR Ambulu
untuk mengatasi kendala yang ada. Pertama, untuk menghapus image calo atau
biro jasa pada IKRAR Ambulu dilakukan dengan memberikan pemahaman
kepada seluruh anggota IKRAR Ambulu agar tidak meminta imbalan apapun dari
masyarakat yang telah dibantu. Akan tetapi apabila masyarakat yang telah dibantu
kemudian memberikan imbalan sebagai bentuk ucapan terimakasih kepada
anggota IKRAR Ambulu yang lain maka hal itu diperbolehkan dengan catatan
anggota IKRAR Ambulu tidak memasang tarif. Sedangkan apabila anggota
IKRAR Ambulu menemui permasalahan yang dialami oleh masyarakat dengan
kondisi sangat tidak mampu maka Alfan Yusfi menghimbau agar anggotanya
segera melapor sehingga nantinya Alfan Yusfi sendiri yang akan turun tangan.
Kedua, IKRAR Ambulu melakukan komunikasi via telepon apabila tidak dapat
menemui para pejabat pemerintahan secara langsung. Ketiga, meyakinkan
masyarakat terkait program pemerintah yang dikhususkan untuk membantu
masyarakat miskin dengan cara mendampingi masyarakat dan turut serta
mengawal program pemerintah agar tepat sasaran. Selain itu, IKRAR Ambulu
juga menginformasikan kepada masyarakat yang pernah dibantu apabila
mengetahui ada masyarakat lain yang memerlukan bantuan maka IKRAR Ambulu
siap membantu. Keempat, agar tidak dinilai melakukan pengkritikan pada orang-
orang pemerintahan maka IKRAR Ambulu berusaha memberikan pemahaman
kepada orang-orang pemerintahan bahwasannya dalam program pemerintah ada
anggaran yang dikhususkan untuk memberikan kepada masyarakat miskin.

4.2.6 Biaya
Sebagai organisasi masyarakat yang tulus dan ikhlas dalam memberikan
pelayanan social guna membantu masyarakat miskin, IKRAR Ambulu mengaku
tidak pernah meminta biaya sepeser pun pada masyarakat yang telah dibantu.
Seperti yang diungkapkan oleh Alfan Yusfi berikut ini:
Saya sebagai ketua, ini sudah membuat komitmen dengan seluruh
teman-teman saya sendiri tidak akan meminta apapun dari
masyarakat. Tapi saya memberikan pemahaman terhadap rekan-
rekan IKRAR selama mereka tidak memberikan tarif dalam
melayani masyarakat, apabila sebagai ucapan terimakasih
masyarakat memberikan sesuatu kepada rekan-rekan IKRAR tanpa
paksaan itu bagi kami tidak ada masalah.

Pendapat dari Alfan Yusfi tersebut menunjukkan bahwa IKRAR Ambulu


memiliki komitmen untuk tidak meminta imbalan apapun dari masyarakat yang
telah dibantu. Akan tetapi apabila masyarakat yang telah dibantu kemudian
memberikan sesuatu sebagai ucapan terimakasih maka IKRAR Ambulu akan
menerima dengan catatan IKRAR Ambulu tidak memasang tarif dalam melayani
masyarakat.
Selanjutnya Edi Nur Muklis juga mengungkapkan pendapat yang tidak
jauh beda yaitu:
Dan kita menekankan kepada anggota kami keseluruhan
bahwasannya kalau kita membantu masyarakat tidak
diperbolehkan kita untuk menanyakan, meminta dan menerima
imbalan sekecil apapun dari yang kita tolong.

Pendapat dari Edi Nur Muklis menegaskan bahwa anggota IKRAR


Ambulu tidak diperbolehkan untuk meminta imbalan sekecil apapun dari
masyarakat yang telah dibantu.
Hal yang tidak jauh beda juga diungkapkan oleh Ismail sebagai berikut:
Jujur saja ya, tujuan utama kami itu melayani masyarakat dengan
tulus dan ikhlas tanpa ada finansial. Sedangkan daripada kami
sendiri, kalau memang ngasih tapi kami terima.

Menurut Ismail, IKRAR Ambulu memberikan pelayanan kepada


masyarakat dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan. Akan tetapi apabila
masyarakat yang telah dibantu kemudian memberikan sesuatu maka IKRAR
Ambulu akan menerima.
Berdasarkan beberapa pendapat dari anggota IKRAR Ambulu di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa IKRAR Ambulu tidak diperbolehkan untuk
meminta imbalan sekecil apapun kepada masyarakat yang telah dibantu. Akan
tetapi apabila masyarakat yang telah dibantu kemudian memberikan sesuatu
sebagai ucapan terimakasih maka anggota IKRAR Ambulu diperbolehkan untuk
menerimanya.

Selanjutnya pernyataan dari beberapa anggota IKRAR Ambulu di atas


dibenarkan oleh beberapa informan yang merupakan masyarakat yang pernah
mendapat bantuan. Salah satunya bernama Marhaban yang merupakan wali murid
dari Sella yang pernah didampingi oleh IKRAR Ambulu untuk meminta
keringanan biaya uang gedung mengatakan bahwa:

Mboten. Lek biaya mboten sama sekali. Satu rupiah pun


tidak pernah. Nolong ikhlas dia.

(Tidak. Kalau biaya tidak sama sekali. Satu rupiah pun


tidak pernah. Menolong dengan ikhlas dia).

Menurut Marhaban, IKRAR Ambulu menolong masyarakat dengan ikhlas


serta tidak meminta biaya sama sekali.
Selanjutnya Muhammad Furqon yang merupakan wali murid dari Ayunia
Bella yang pernah didampingi oleh IKRAR Ambulu untuk melakukan klarifikasi
terkait nominal dan batas waktu angsuran uang gedung juga mengungkapkan hal
yang serupa yaitu:
Ya nggak ada mas. Saya sendiri tahu kalau IKRAR itu
bukan calo. IKRAR hanya organisasi masyarakat yang berusaha
membantu menyelesaikan permasalahan di wilayah Ambulu tanpa
mengharapkan imbalan. Karena saya kenal dengan orang-
orangnya. Mereka memang memiliki jiwa sosial yang tinggi
terhadap sesama. Jadi saya nggak keluar uang sedikit pun mas. Ya
gimana mau keluar uang, lha saya sendiri dari ekonomi kurang
mampu. Banyak itu orang-orang selain saya yang juga dibantu
sama IKRAR.
Pernyataan dari Muhammad Furqon tersebut menjelaskan bahwa IKRAR
Ambulu tidak meminta biaya pada masyarakat yang telah dibantu. Dia tahu betul
bahwa IKRAR Ambulu bukan calo, melainkan organisasi masyarakat yang
berusaha membantu meyelesaikan permasalahan di wilayah Ambulu tanpa
mengharapkan imbalan. Anggota IKRAR Ambulu adalah orang-orang yang
memiliki jiwa social tinggi terhadap sesama.
Selain itu, hal yang tidak jauh beda juga diungkapkan oleh Hamid yang
merupakan orang tua Gilang yang pernah dibantu oleh IKRAR Ambulu untuk
operasi lubang anus secara gratis:
Gak enek. Koyok biaya nang kono gak enek masio nebus obat.

(Tidak ada. Seperti biaya di sana tidak ada meskipun menebus obat).

Menurut Hamid, tidak ada biaya sama sekali selama anaknya dioperasi
dan dirawat di rumah sakit. Bahkan untuk menebus obat juga gratis.
Selanjutnya, Astuti yang pernah didampingi oleh IKRAR Ambulu
sehingga dapat melakukan operasi kanker payudara gratis juga memberikan
pendapat sebagai berikut:
Waktu operasi cuma ngeluarin Rp 120.000. Waktu titip
darah itu aja kan. Iya itu. Itu pun diganti. Maksudnya diganti
dengan Mas Alfan. Kan dapat uang Rp 5.000.000. Kan terus
dikasihkan aku Rp 4.200.000. Memang gitu kan orang-orang yang
berjuang kerja masak tidak butuh makan, merokok. Kan begitu.
Aku gak (tidak) keluar apa-apa. Diganti. Gak (tidak) ada sama
sekali. Aku cuma bisa bilang terimakasih banyak.

Pendapat dari Astuti menunjukkan bahwa ketika operasi kanker payudara


hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp 120.000. Selanjutnya uang tersebut diganti
oleh IKRAR Ambulu menggunakan uang hasil penggalangan dana sebesar Rp.
4.200.000. Awalnya hasil dari kegiatan penggalangan dana mendapat uang
sebesar Rp. 5.000.000, akan tetapi dipotong uang makan dan rokok untuk orang-
orang yang telah melakukan penggalangan dana. Sehingga sisanya adalah Rp
4.200.000 dan itu semua diberikan kepada Astuti.
Berdasarkan pendapat dari beberapa informan yang merupakan orang-
orang yang pernah dibantu oleh IKRAR Ambulu, mereka membenarkan bahwa
IKRAR Ambulu tidak pernah meminta imbalan dalam memberikan bantuan.
IKRAR Ambulu selalu melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan dengan
ikhlas. Sehingga ada kesesuaian antara pendapat anggota IKRAR Ambulu dengan
pendapat orang-orang yang pernah mendapat bantuan dimana semua pendapat
menunjukkan bahwa IKRAR Ambulu tidak pernah meminta imbalan sekecil
apapun kepada masyarakat yang mereka bantu. Penjelasan tersebut menunjukkan
bahwa IKRAR Ambulu merupakan organisasi masyarakat yang tidak bertujuan
untuk mencari keuntungan dalam memberikan pelayanan social kepada
masyarakat miskin. Sehingga hal ini sesuai dengan salah satu sifat organisasi
masyarakat yang tercantum dalam UU RI Nomor 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan yaitu bersifat nirlaba.

Anda mungkin juga menyukai