Anda di halaman 1dari 13

F. KESETIMBANGAN, jang benda.

Adapun benda tegar adalah


benda yang apabila dikenai gaya, baik
DINAMIKA ROTASI
bentuk dan volumenya tidak mengalami
DAN TITIK BERAT perubahan seperti : kayu, besi, batu dan
lain sebagainya

KESETIMBANGAN Penyelesaian :
 Teori Singkat : 1. Pilihlah selalu pusat momen (titik)
dimana banyak bekerja gaya-gaya
Terdapat bermacam-macam pembagian ke yang tidak diketahui, tetapi gaya-gaya
setimbangan menurut kelompoknya yakni : tersebut tidak ditanyakan dalam soal,
sehingga momen gayanya sama
1. Berdasar posisi benda : dengan nol
a. Diam (setimbang statik) 2. Penyelesaian kesetimbangan benda
b. Bergerak lurus beraturan (GLB) dengan tegar terkadang cukup menggunakan
kecepatan konstan atau bergerak satu syarat yakni = 0
melingkar beraturan (GMB) dengan
kecepatan sudut konstan (setimbang 3. Berdasar titik beratnya :
dinamik) a. Kesetimbangan Stabil Kesetimbangan
Akibat pernyataan pertama benda benda jika dikenai gaya, maka posisi
setimbang juga harus memenuhi benda akan kembali ke posisi semula.
syarat : Cirinya kedudukan titik berat benda akan
a. F = 0 (setimbang translasi) naik bila dikenai gaya
b. = 0 (setimbang rotasi) contoh :
2. Berdasar keadaan benda :
a. Kesetimbangan partikel dengan syarat :
F=0 F
Ciri-ciri : Terdapat perpotongan titik-titik (1) (2)
gaya. Biasanya berkaitan dengan gaya b. Kesetimbangan Labil Kesetimbangan
tegang suatu tali benda jika dikenai gaya, maka posisi
benda tidak akan kembali ke posisi
Penyelesaian : semula. Cirinya kedudukan titik berat
1. Pada perpotongan garis gaya buatlah benda akan turun bila dikenai gaya
koordinat sumbu x dan Y (koordinat
kartesius), kemudian proyeksikan gaya contoh :
gaya pada masing-masing sumbu, lalu F
hitung gaya-gaya pada sumbu x dan y
melalui Fx = 0 dan Fy = 0 (lihat (1) (2)
konsep metode menguraikan vektor)
2. Menggunakan penguraian gaya c. Kesetimbangan Indeferen Kesetim
melalui dalil sinus sebagaimana bangan benda jika dikenai gaya, maka
berikut : posisi benda akan tetap pada posisi
C B semula. Cirinya kedudukan titik berat
benda akan tetap bila dikenai gaya

contoh :
A F

A B C (1) (2)
= =
sin sin sin
=====O0O=====
b. Kesetimbangan benda tegar dengan syarat
F = 0 dan = 0

Ciri-ciri : Terdapat ciri-ciri fisik benda


tegar seperti adanya bentuk benda dan pan
DINAMIKA ROTASI 4. Penyelesaian resultan gaya dan letaknya
di suatu titik pada suatu garis lurus
 Momen Gaya :
dapat ditentukan dengan menghitung
1. Momen gaya di suatu titik adalah besar
jumlah momen gaya di titik tersebut
gaya tersebut dikalikan dengan lengan
pada garis itu ( = 0), dengan aturan
gaya terhadap titik tersebut
penentuan resultan gaya atau resultan
jarak tersebut diacukan ke salah satu
=RxF gaya atau jarak tertentu.
F
Perhatikan contoh-contoh soal berikut :

R 1. Mencari Resultan Gaya :

) Arah gaya memutar searah jarum jam A a C b B


bernilai negatif
) Arah gaya memutar berlawanan arah
jarum jam bernilai positif FA W FB

 Catatan : Mencari resultan gaya pada titik A


Ketentuan arah putar ini terdapat (Ambil A = 0)
perbedaan pada beberapa buku referensi. - W (a) + FB (a + b) = 0
Ada yang memberi kaidah berkebalikan
dari ketentuan diatas dan semuanya bisa
a
dipilih. FB = W
a +b
2. Untuk R dan F yang berbentuk vektor,
maka dapat diselesaikan dengan Dengan cara yang sama B = 0
menggunakan matriks dengan aturan
sebagai berikut : b
FA = W
a +b
Misal : R = A i + B j + C k
F=Di+Ej+Fk
Maka = ? 2. Mencari Jarak Resultan Gaya :

=RxF L

i j k
= A B C x L-x
D E F FA R FB

= i (BF EC) j (AF CD) + Mencari jarak resultan gaya pada


k (AE BD) pada titik R sejauh x dari titik B :
( R = 0).
3. Momen kopel adalah pasangan dua FA (x) - FB (L- x) = 0
buah gaya yang sejajar, sama besar dan x (Fa - FB) + FB L = 0
berlawanan arah
FB
M=dxF x = L
F FA + FB
d
 Catatan :
Letak pusat massa batang selalu terletak di
F tengah-tengah batang.

) Arah gaya memutar searah jarum jam  Momen Inersia :


bernilai negatif Momen Inersia merupakan analogi massa
) Arah gaya memutar berlawanan arah untuk gerak rotasi. Momen Inersia dibagi
jarum jam bernilai positif menjadi 2 :
1. Momen Inersia Partikel
2. Momen Inersia Benda Tegar Silinder Pejal

1. Momen Inersia Partikel


R
Momen inersia partikel didefinisikan
sebagai hasil kali massa partikel
R
terhadap kuadrat jarak dari titik poros
L
(titik acuan).

R m Poros melalui sumbu Poros melalui titik


tengah sumbu silin
1 der
2 I= M R2
I=mR 2 1 1
I= MR 2 + ML2
4 12
Jika terdapat banyak partikel dengan
Bola Pejal
massa masing-masing m1,m2,m3,dan
mempunyai jarak R1,R2,R3,terhadap  
poros, maka momen inersia totalnya
adalah
R R
2
I = mi Ri
= m1R12 + m2R22 + m3R32 +
Poros melalui diameter Poros melalui ujung

2. Momen Inersia Benda Tegar 2 7


I= MR 2 I= MR 2
Apabila sebuah benda pejal terdiri dari 5 5
distribusi massa yang kontinyu, maka
momen inersia benda pejal tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut : Bola Berongga

I = R2 dm
2
R I = MR 2
Berbagai momen inersia benda tegar 3
dapat dilihat pada tabel berikut :

Batang Silinder Poros melalui diameter


 Lempeng Tipis
 

L L
a

Poros melalui pusat Poros melalui ujung b

1 1 Poros melalui sumbu tegak lurus


I= ML2 I= ML2
12 3
I=
1
12
(
M a 2 + b2 )
Silinder Tipis Berongga

R I = MR 2

Poros melalui sumbu silinder b


a 
Poros seperti pada gambar

1 Gerak Translasi Gerak Rotasi Hubungan


I= M a2 Pergeseran S Pergeseran S=R
12 Linear Sudut
Kecepatan V Kecepatan V=R
Linear Sudut
Percepatan a Percepatan a=R
Teori Sumbu Paralel Linear Sudut
Kelemba m Kelembaman I I = m R2
man Rotasi
Teori ini digunakan untuk menghitung momen Translasi (momen
inersia benda terhadap sembarang sumbu (massa) inersia)
dengan syarat momen inersia benda terhadap Gaya F Momen =FR
Gaya
pusat massa telah diketahui Energi EK = 1/2 Energi EK = -----
Kinetik mV2 Kinetik 1/2 I 2
I = Ipm + M d2 Daya P=FV Daya P= -----
Momentum P=mV Momentum L=I -----
Linear Sudut

Dengan d adalah jarak yang diukur dari pusat APLIKASI KESETIMBANGAN


massa benda.
Sebagai contoh pada batang silinder telah 1. Batang bersandar pada dinding
1
diketahui Ipm = ML2 , maka jika kini hendak
12
dihitung momen inersia batang silinder pada A
ujung, dapat diterapkan : (kasar)
L
I = Ipm + M d2 dengan d = , maka
2
2
1 L 1 B (kasar)
I= ML2 + M = ML2 (terbukti)
12 4 3 Gayagaya yang bekerja pada benda
dapat diuraikan sebagai berikut :
Catatan : Secara umum momen inersia dapat
pula dituliskan fA
A NA
I = k MR2
NB
Dengan k = konstanta yang nilainya tergantung
pada bendanya, contoh untuk cincin k = 1,
fB B
1 2
silinder pejal k = , bola pejal k = dan W
2 5
sebagainya Jika diambil F = 0 dan panjang batang
AB = L maka di dapat :
 Hubungan Gerak Translasi dan Rotasi :
Gerak translasi disebabkan oleh gaya Fx = 0 NA = fB
(F), sedangkan gerak rotasi oleh momen gaya NA = B NB............................(1)
(). Ada 2 kondisi keadaan gerak suatu benda :
Fy = 0 fA + NB = W
1. Benda Meluncur
A NA + NB = W.....................(2)
F 0 dan = 0
Masukkan (1) ke (2), maka di dapat :
2. Benda Menggelinding A (B NB) + NB = W..................(3)
Ambil syarat B = 0, maka diperoleh :
F 0 dan 0
- fA(L cos ) - NA (Lsin ) + W (Lcos ) = 0
W
A NA cos + NA sin = cos ......(4)
Berikut ini tabel perbandingan gerak translasi 2
dan rotasi Masukkan (1) dan (3) ke (4), di dapat :
A B NB cos + B NB sin =
1 Penyelesaian
(AB NB + NB) cos
2
Cara Biasa :
1 1 Ketentuan : * Searah percepatan (a) :+
A B cos + B sin = cos
2 2 * Berlawanan percepatan (a) : -
Kalikan 2 dan bagi dengan cos , di peroleh : * Tegangan tali T1 T2
Tinjau soal 1)
B (A+ 2 tan ) = 1
1)
1 M,R
B =
2 tan + A
a T1 T2 m1 > m2
m1 m2 a
2. Katrol bergerak
Tinjau kembali kasus hukum II Newton,
namun sekarang katrol ikut bergerak. Andai W1 W2
katrol dianggap berbentuk silinder pejal (I = 1/2
MR2) massa katrol M dan jari-jari R Tinjau m1 : F = m1 a
1) W1 - T1 = m1 a T1 = W1 - m1 a ------(1)
M,R
m1 > m2 Tinjau m2 : F = m2 a
a=? T2 W2 = m2 a T2 = W2 + m2 a -----(2)

m1 m2 Tinjau gerak katrol :


M,R

2) M,R I = k MR2
fges m1 a=? a a
T1 T2

o = I (T1-T2) R = k M R2
a
R
m2 T1-T2 = k M a-------------(3)
3)
M,R Masukkan (1), (2) ke (3), maka di dapat :
m1 m2 a=? W1 - m1 a (W2 + m2 a) = k M a
f1 f2 a ( m1 + m2 + kM) = W1 W2

m1 m 2
a = g
m3 m
1 + m 2 + kM

4) M,R
a=? Tinjau soal 2)
a
m1 fges 2)
m2 fges m1 T1

T2
5) m2 a
M,R
f2 m2
m1 f1 a=?
W2
Tinjau m1 : F = m1 a
T1 - fges = m1 a T1 = fges + m1 a -----(1)

Tinjau m2 : F = m2 a
W2 T2 = m2 a T2 = W2 - m2 a -----(2) Jawab :
Tinjau gerak katrol : a) 1
a
M,R
T1
I = k MR2
a h
T2 2
o = I (T2-T1) R = k M R2
a
R
T2-T1 = k M a-------------(3) Tinjau keadaan 1 dan 2 : Em1 = Em2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
Masukkan (1), (2) ke (3), maka di dapat :
Dari gambar diketahui Ek1 = 0 dan Ep2 = 0
W2 - m2 a (fges + m1 a) = k M a
a ( m1 + m2 + kM) = W2 fges Sehingga Ep1 = Ek2, karena benda
menggelinding, maka Ek2 = Ektranslasi + Ekrotasi
1 1
m 2 m1 Jadi mgh = m V2 + I 2
a= g 2 2
m1 + m 2 + kM
1 1 V
2

mgh = m V2 + kmR2
2 2 R
Cara Praktis : 2gh = V2 (1 + k)
Jika diperhatikan hasil penyelesaian soal
1) dan 2) tampak bahwa hasilnya mirip
dengan penyelesaian hukum II Newton 2 gh
V=
pada katrol tidak bergerak, namun pada k +1
penyebut persamaan akhir ditambah kM.
Sehingga dapat disimpulkan sebagai b)
berikut : fges
mg sin
Percepatan a katrol bergerak adalah =
percepatan pada katrol tidak bergerak
dengan penyebut ditambah kM


F = m a mg sin - fges = ma ---------(1)
3. Benda Menggelinding Pada Bidang a
Miring = I fges. R = kmR2
R
Tinjau benda yang bergerak pada bidang miring
fges = kma -------------------(2)
sebagai berikut :
Masukkan (2) ke (1), di dapat :
mg sin - kma = ma

g sin
a=
h k +1

Pertanyaan : a) Berapa nilai kelajuan sampai di
dasar ? =====O0O=====
b) Berapa percepatan benda ?
TITIK BERAT 2. Titik berat bidang homogen berdimensi
dua
 Teori Singkat :
1. Segitiga Yo = 1/3 t
Titik berat merupakan resultan titik tangkap
gaya berat
Titik berat benda dibagi menjadi 3 yakni :
A. Titik berat benda bentuk sembarang
2. Jajar genjang
B. Titik berat benda bentuk beraturan Yo = 1/2 t
Belah ketupat
C. Titik berat benda beraturan majemuk

A. Titik berat benda bentuk sembarang


Untuk mengetahui titik berat benda tidak
beraturan lakukan langkah-langkah
sebagai berikut : 3. Juring lingkaran Yo = 2/3 R x
1. Benda digantung pada ujung A lalu tali busur AB

ditarik garis vertikal (lihat gambar) busur AB
2. Lakukan untuk ujung yang lain misal
ujung B
3. Perpotongan kedua garis itu
merupakan titik berat benda tersebut
4. Setengah
lingkaran 4R
Yo =
3
A B

3. Titik berat benda pejal berdimensi tiga

Nama Benda Gambar Benda Titik berat


B. Titik berat benda bentuk beraturan
Secara umum titik berat benda beraturan 1. Prisma Pejal Yo = 1/2 l
terletak pada perpotongan diagonalnya, misal :
1) Persegi panjang 2) Lingkaran

Yo = 1/2 t
2. Silinder Pejal

Akan tetapi terdapat persamaan titik berat ben


da-benda yang lebih lengkap sebagai berikut :
3. Limas Pejal Yo = 1/4 t
Beraturan
1. Titik berat benda homogen berbentuk
garis

1. Garis lurus Yo = 1/4 t


Yo = 1/2 l 4. Kerucut Pejal

2. Busur Lingkaran
Yo = R x Yo = 3/8 R
tali busur AB 5. Setengah Bola
Pejal
busur AB
3. Busur Setengah 2R
Lingkaran Yo =

4. Titik berat benda luasan selimut ruang 3. Sistem tiga dimensi (berupa volume)

1. Kulit Prisma Yo = 1/2 l x1 V1 + x 2 V2 + x 3 V3 + ...


Zx =
V1 + V2 + V3 + ...
y V + y 2 V2 + y 3 V3 + ...
Zy = 1 1
V1 + V2 + V3 + ...
Titik berat Z = (Zx , Zy)
2. Kulit Silinder
(tanpa tutup) Yo = 1/2 t
 Contoh Soal dan Pembahasan :

1. Bila gaya-gaya pada suatu benda adalah


setimbang, maka benda tadi pasti dalam
keadaan diam
3. Kulit Limas Yo = 1/3 T'T sebab
Gaya-gaya yang dalam keadaan setimbang
mempunyai resultan sama dengan nol

4. Kulit Kerucut Jawaban (salah - benar) D


Yo = 1/3 T'T
2. Koordinat titik berat bidang yang diarsir di
bawah ini adalah .
y

2
x
5. Kulit Setengah Yo = 1/2 R
2 8
Bola
A. (2,6) D. (6,3)
B. (1,4) E. (8,2)
C. (5,1)

C. Titik berat benda beraturan majemuk Jawaban : C


Titik berat benda beraturan majemuk Apabila diambil perpotongan diagonalnya
maksudnya titik berat suatu sistem benda diperoleh :
beraturan. Ada 3 komponen sistem ini yakni : y
1. Sistem satu dimensi (berupa garis) 2

x 1 l1 + x 2 l 2 + x 3 l 3 + ...
Zx = 2 8 x
l1 + l 2 + l 3 + ...
Z = (5,1)
y l + y 2 l 2 + y 3 l 3 + ...
Zy = 1 1
l1 + l 2 + l 3 + ... 3. Sumbu kedua roda muka dan sumbu kedua
Titik berat Z = (Zx , Zy) roda belakang sebuah truk yang bermassa
3000 kg, berjarak 3 m. Pusat massa truk
2. Sistem dua dimensi (berupa luasan) terletak 2 m di belakang roda muka.
Diandaikan g = 10 m/s2, beban yang
dipikul oleh kedua roda muka truk itu sama
x1 A1 + x 2 A2 + x 3 A 3 + ... dengan :
Zx =
A1 + A2 + A3 + ... A. 5.000 N D. 20.000 N
y A + y 2 A2 + y 3 A 3 + ... B. 10.000 N E. 25.000 N
Zy = 1 1 C. 15.000 N
A1 + A2 + A3 + ...
Titik berat Z = (Zx , Zy)
Jawaban : B
NA NB A. 20 cm D. 8 cm
B. 30 cm E. 12 cm
C. 32 cm

Jawaban : C
2m 1m L = 40 cm
W A C B
Gunakan syarat kesetimbangan benda tegar, FA x F FB
yakni F = 0 dan = 0. (100) (100 + 300)
F = 0 NA + NB = W C = 0 FA (x) FB (L x ) = 0
NA + NB = 30.000 N ..........(1)
FB 400
A = 0 - W (2) + NB (3) = 0 x = L= 40 cm
FA + FB 100 + 400
30000 (2) = 3 NB x = 32 cm
NB = 20.000 N.(2)
(2) ke (1), didapat NA = 10.000 N 6. Sebuah papan yang bertuliskan Student
Centre terpasang seperti pada gambar di
bawah ini :
4. Sebuah gaya F = -4i + 2j 3k berada pada
posisi r = 3i + 2j -5k dari sumbu koordinat,
dengan i,j dan k menyatakan vektor satuan
dalam arah sumbu x,y dan z. Vektor momen 300
gayanya adalah ... 1/2 m Student Centre
A. 4i + 29j + 14k
B. 16i + 11j - 2k 2m
C. 4i + 29j + 18k
D. 4i - 29j - 14k
E. -16i - 11j + 2k Jika diketahui berat papan 150 N dan berat
kawat k dan berat batang b dapat diabaikan
dengan menganggap bahan papan itu
Jawaban : A massanya merata di seluruh papan, maka
i j k tegangan kawat k dapat dihitung yang
besarnya adalah :
= 3 2 -5 A. lebih kecil dari 100 N
B. antara 100 N dan 150 N
-4 2 -3 C. antara 150 N dan 200 N
D. antara 200 N dan 300 N
= i (-6 + 10) j (-9 20) + E. lebih besar dari 300 N
k (6 + 8)
= 4i + 29j + 14k Jawaban : C
5. Pada gambar terlukis suatu segitiga siku- B k sin 300
siku yang sangat ringan tetapi kuat. di titik
sudutnya ada massa m1, m2 dan m3, masing- o 300 A

masing 100 gram, 100 gram dan 300 gram.


Jarak m1m2 dan m2m3 masing-masing 40 m Student Centre
cm dan 30 cm. Gaya F mengenai tegak 2m
lurus pada kerangka m1m2 dengan jarak x
W
dari m1. Gaya F sebidang dengan bidang
kerangka. agar titik bergerak translasi murni o = 0 - W (3/2) + k sin 300 (5/2) = 0
(tanpa rotasi), besar x adalah : 3/ 2
m3 k sin 300 = 150 N
5/ 2
k = 6/5 (150 N) = 180 N

m1 m2
7. Tegangan tali T1 dan T2 jika titik A berada
F dalam kesetimbangan adalah
 W2 adalah berat beban yang tergantung
T2 T1
F = 0 FA + FB = W1 + W2
30o 60o
FA + FB = 640 N ..........(1)
A
A = 0
W = 20 N
- W1 ( L) W2 ( L) + FB (L) = 0
1 L 3 L
A. 10 3 N dan 10 N FB = 2 W1 + 4 W2
B. 10 N dan 10 3 N L L
C. 5 3 N dan 5 N = (200 N) + (440 N)
D. 5 N dan 10 3 N FB = 430 N ..................................(2)
E. 5 N dan 10 N
(2) ke (1), didapat FA = 210 N

Jawaban : A
9. Gambar dibawah sebuah silinder pejal,
Gunakan dalil sinus massanya 4 kg dan berjari-jari 4 cm,
T2 T1 didorong dengan gaya sebesar 120 N, maka
besarnya percepatan yang dialami apabila
90
0 ada gesekan, sehingga silinder mengge
120 1500
0 linding sempurna .
N

W F
T1 T2 W
o
= o
=
sin 120 sin 150 sin 90o
W

Ambil
T1
=
W
, maka di dapat A. 10 m/dt2 D. 30 m/dt2
sin 120 o
sin 90o B. 15 m/dt2 E. 40 m/dt2
C. 20 m/dt2
sin 120o
T1 = ( 20 N ) T1 = 10 3 N
sin 90o Jawaban : C
F = m a F - fges = ma -----------------(1)
sin 150o
T2 = ( 20 N ) T2 = 10 N a
sin 90o = I fges. R = kmR2
R
8. Pada batang (panjang L) homogen seberat
200 N digantung beban 440 N (lihat fges = kma -------------------(2)
gambar). Besar gaya yang dilakukan Masukkan (2) ke (1), di dapat :
penyangga pada batang adalah :
F
F- kma = ma a =
A L B m (k + 1)
Data dari soal m = 4 kg, k = 1/2 (silinder
pejal) dan F = 120 N, maka :

A. FA = 210 N ; FB = 330 N 120


a= m / dt 2
B. FA = 430 N ; FB = 210 N 1 a = 20 m/dt2
C. FA = 220 N ; FB = 440 N 4 + 1
D. FA = 210 N ; FB = 430 N 2
E. FA = 440 N ; FB = 200 N 10. Tiga buah benda terletak pada sumbu
koordinat xy seperti tampak pada gambar.
Massa masing-masing benda mA = 1 kg,
Jawaban : D
mB = 2 kg, dan mC = 3 kg. Momen inersia
A L C L D L B sistem jika sumbu putarnya adalah sumbu
W1 W2 y adalah
A. 6 kg m2 D. 24 kg m2
FA FB B. 12 kg m2 E. 30 kg m2
2
 W1 adalah pusat berat batang C. 18 kg m
Y
C Y
3m F1 = 8 N F2 = 12 N
A B X
3m -1 0 1 2 3 X

Jawaban : C 5. Sebuah tangga homogen AB yang


panjangnya 5 m dan beratnya w. Ujung A
Dari gambar apabila sumbu y dijadikan disandarkan pada dinding licin dan ujung B
sumbu putar (poros), diperoleh jarak RA = bertumpu pada lantai kasar (lihat gambar).
0, RB = 3 m dan RC = 0. Momen inersia Jika tangga dalam keadaan seimbang, maka
sistem adalah koefisien gesek antara lantai dan tangga
I = mARA2 + mBRB2 + mCRC2 besarnya
I = [1(0) + 2(3)2 + 3(0)] kg m2 = 18 kg m2
A
=====O0O===== 5m

 Soal-soal : O 4m B
A. 1 : 3 D. 3 : 1
1. Keseimbangan sebuah benda ditentukan B. 3 : 2 E. 4 : 1
oleh : C. 2 : 3
1. Resultan gaya yang beraksi pada benda
2. Momen kelembaman benda 6. Sebuah gaya F = 2i 4j + 3k berada pada
3. Resultan momen yang beraksi pada posisi r = 2i 3j + 5k dari sumbu koordinat
benda dengan i,j dan k menyatakan vektor satuan
4. Sifat-sifat dinamik benda dalam arah sumbu x , y dan z, Vektor
Pernyataan yang benar ... momen gayanya.
A. 1,2 dan 3 D. 4 saja A. 4i 11j + 2k D. -11i 4j + 2k
B. 1 dan 3 E. Semuanya B. -2i + 4j - 11k E. 4i 4j + 3k
C. 2 dan 4 C. 11i + 4j - 2k
2.
F1 = 80 N
T2 T1
7.
A B C D
A B
2m 2m
F2 = 120 N F3 = 60 N
Sebuah balok mempunyai panjang 4 meter
dan beratnya 100 N digantung seperti Perhatikan gambar diatas ! resultan gaya
gambar diatas. Jika AB = m, BC = 2m dan batang diatas adalah
CD = 3/2 m. Perbandingan tegangan tali T1 A. 100 N (ke atas)
dan T2 adalah : B. 100 N (ke bawah)
A. 1 : 3 D. 3 : 1 C. 80 N (ke atas)
B. 1 : 2 E. 4 : 1 D. 160 N (ke bawah)
C. 2 : 1 E. 180 N (ke bawah)

3. Sebuah benda dikatakan berada dalam 8. Pengertian dibawah ini benar, kecuali .
keadaan setimbang, apabila benda itu tidak A. kopel adalah pasangan dua buah gaya
memiliki yang sejajar, sama besar dan
A. kecepatan D. momentum berlawanan
B. energi potensial E. percepatan B. pengaruh kopel terhadap sebuah benda
C. energi kinetik memungkinkan benda tersebut berotasi
C. momen kopel adalah perkalian antara
gaya dengan jarak antara kedua gaya
4. Resultan kedua gaya sejajar yang terlihat tersebut
pada diagram di bawah ini terletak pada x = D. momen kopel merupakan besaran
A. 0,6 m D. 2,1 m skalar, akan bernilai positif bila arah
B. 2,8 m E. 1,2 m putarannya searah dengan jarum jam
C. 1,4 m
E. satuan momen kopel tidak dapat 13. Koordinat titik berat bidang yang diarsir
dituliskan joule meskipun dimensinya adalah ...
sama dengan energi
Y
8
9. Sebuah cincin bermassa 20 gram berjari-
jari 3 cm seperti gambar, besarnya momen
inersia adalah
6 X
R
A. (1,68 , 2,88) D. (1,04 , 4,02)
B. (2,88 , 1,68) E. (5,78 , 3,86)
C. (3,83 , 4,65)

14. Titik berat benda batang homogen yang


A. 200 x 10-5 kg m2 D. 18 x 10-5 kg m2 bentuk dan posisinya diperlihatkan pada
B. 180 x 10-5 kg m2 E. 1,8 x 10-5 kg m2 gambar di bawah adalah
C. 60 x 10-5 kg m2 y
40 cm
10. Batang bersandar pada dinding kasar ( =
40 cm 40 cm
1/4) dan bertumpu pada lantai yang juga
kasar seperti pada gambar. Bila diketahui
40 cm
AC = 5 m, CB = 3m, maka koefisien gesek
x
di titik A adalah .
A. (10,50) D. (10,60)
C
B. (20,50) E. (20,60)
C. (50,10)

B A 15. Koordinat titik berat bidang berikut ini


adalah
A. 4/7 D. 7/3
B. 7/4 E. 2/7
C. 3/7

11. Besar tegangan tali P adalah r r


450 2r 5r
A. D.
P
3r 6r
B. E.
w = 300 N
4r
A. 150 N D. 300 N C.

B. 200 N E. 350 N
C. 250 N 16. Dua benda, masing-masing bermassa m1 =
4 kg dan m2 = 4 kg dihubungkan dengan
12. katrol yang massanya 4 kg seperti pada
P Q gambar. Jika permukaan bidang miring AB
licin, percepatan benda m1 dan m2 adalah

S B
R m1
m2

Benda-benda yang mengalami keseimba 300


ngan labil ialah ... A C
A. P dan S D. P, Q dan R
A. 1,0 m/dt2 D. 2,2 m/dt2
B. Q dan S E. P,Q dan S
B. 1,5 m/dt2 E. 2,5 m/dt2
C. Q dan R
C. 2,0 m/dt2
17. Sebuah cincin dengan massa 0,3 kg dan
B.
(m 2 + m1 ) g
jari-jari 0,5 m menggelinding di atas 1 I
permukaan bidang miring yang membentuk m1 + m 2 +
2 R2
sudut 300 terhadap bidang horisontal. (m 2 + m1 ) g
Cincin tersebut dilepas dari keadaan C.
I
diamnya pada ketinggian 5 m secara tegak m1 + m 2 + 2
lurus dari bidang horisontal. Berapa R
kecepatan linear cincin tersebut sewaktu D.
(m 2 m1 ) g
mencapai horisontal ? I
m1 + m 2 + 2
A. 2,5 m/s D. 5 3 m/s R
B. 5 m/s E. 10 m/s (m 2 m1 ) g
C. 5 2 m/s E.
I
m1 + m 2 + 2 2
R
18. A

=====O0O=====
B

Benda A adalah silinder pejal bermassa 8


kg, sedang benda B bermassa 3 kg, jika
gesekan katrol diabaikan dan silinder A
menggelinding sempurna, maka tegangan
tali adalah
A. 10 N D. 20 N
B. 14 N E. 24 N
C. 18 N

19. Sistem terdiri dari bola A,


 B B dan C yang posisinya
600
seperti pada gambar
600
A mengalami gerak rotasi.
Massa bola A, B dan C
masing-masing 3 kg, 4 kg
30 0 dan 2 kg. Momen inersia
sistem tersebut jika BC =
C 0,4 m adalah
2
A. 0,04 kgm D. 0,28 kgm2
2
B. 0,18 kgm E. 0,96 kgm2
C. 0,24 kgm2

20. Dua benda bermassa m1 dan m2 dihubung


kan oleh seutas tali ringan melalui dua buah
katrol identik, tiap katrol memiliki momen
inersia I. Jika m2 lebih besar dari dari m1,
tentukan percepatan yang dialami tiap
benda.
T2

T1 T3

m1 m2

A.
(m 2 + m1 ) g
I
m1 + m 2 + 2
R2

Anda mungkin juga menyukai