KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Transplantasi Organ
Pasien Rumah Sakit Umum (RSU) Wiradadi Husada Sokaraja ini dapat selesai disusun.
Panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan pelayanan pada pasien di RSU Wiradadi Husada Sokaraja.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Tranplantasi
Organ Pasien RSU Wiradadi Husada Sokaraja.
Penyusun
DAFTAR ISI
TOPIK HALAMAN
Halaman Judul .................................................
Halaman Pengesahan dan Pemberlakuan .................................................
Kata Pengantar .................................................
Daftar Isi .................................................
Bab I Definisi .................................................
Bab II Ruang Lingkup .................................................
Bab III Tata Laksana .................................................
Bab IV Dokumentasi .................................................
Daftar Pustaka .................................................
BAB I
DEFINISI
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang
sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah
terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien dengan
kegagalan organnya,karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan yang lain dan
hingga dewasa ini terus berkembang dalam dunia kedokteran. Namun tindakan medik ini
tidak dapat dilakukan begitu saja,karena masih harus dipertimbangkan dari segi non medik,
yaitu dari segi agama, hukum, budaya, etika dan moral. Kendala lain yang dihadapi Indonesia
dewasa ini dalam menetapkan terapi transplatasi,adalah terbatasnya jumlah donor keluarga
(Living Related Donor, LRD) dan donasi organ jenazah, karena itu diperlukan kerjasama
yang saling mendukung antara para pakar terkait (hulum, kedokteran, sosiologi, pemuka
agama, pemuka masyarakat, pemerintah dan swasta).
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari
suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan
dan kondisi tertentu.
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup transplantais organ mencakup ruang IBS, IGD dan ruang rawat inap di
Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada.
BAB III
TATA LAKSANA
dikomersialkan.
3) Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.
b. Pasal 65
1) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan
di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
2) Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang donor harus
memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat
persetujuan pendonor dan/atau ahli waris atau keluarganya.
3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi organ
dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
c. Pasal 66
Transplantasi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari hewan, hanya dapat
dilakukan apabila telah terbukti keamanan dan kemanfaatannya.
d. Pasal 67
1) Pengambilan dan pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
serta dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
2) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pengambilan dan pengiriman
spesimen atau bagian organ tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tujuan pengaturan
1. Melarang transplantasi untuk tujuan komersial
2. Transplantasi bukanlah suatu obyek yang dapat diperjual belikan dalam mencari
keuntungan.
3. Tindakan transplantasi adalah suatu usaha mulia yang bertujuan menolong sesama
manusia untuk mengurangi penderitaannya.
4. Aspek Etis Transplantasi Organ
Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan
kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya.dari segi etik kedokteran tindakan ini
wajib dilakukan jika ada indikasi, berlandaskan dalam KODEKI, yaitu:
a. Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran
tertinggi.
b. Pasal 10
Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup
insani.
c. Pasal 11
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan penderita.
Pasal - pasal tentang transplantasi dalam PP No.18 tahun 1981, pada hakekatnya
telah mencakup aspek etik, mengenai larangan memperjual belikan alat atau jaringan
tubuh untuk tujuan transplantasi atau meminta kompensasi material.
Yang perlu diperhatikan dalam tindakan transplantasi adalah penentuan saat
mati seseorang akan diambil organnya, yang dilakukan oleh 2 orang doter yang tidak
ada sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi, ini erat
kaitannya dengan keberhasilan transplantasi, karena bertambah segar organ tersebut
bertambah baik hasilnya.tetapi jangan sampai terjadi penyimpangan karena pasien
yang akan diambil organnya harus benar-benar meninggal dan penentuan saat
meninggal dilakukan dengan pemeriksaan elektroensefalografi dan dinyatakan
meninggal jika terdapat kematian batang otak dan sudah pasti tidak terjadi pernafasan
dan denyut jantung secara spontan. Pemeriksaan dilakukan oleh para dokter lain
bukan dokter transplantasi agar hasilnya lebih objektif.
5. Masalah Etik dan Moral dalam Transplantasi
Beberapa pihak yang ikut terlibat dalam usaha transplantasi adalah:
a. Donor Hidup
Adalah orang yang memberikan jaringan/ organnya kepada orang lain (resepien).
Sebelum memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan
mengerti resiko yang dihadapi, baik resiko di bidang medis, pembedahan, maupun
resiko untuk kehidupannya lebih lanjut sebagai kekurangan jaringan / organ yang
telah dipindahkan. Disamping itu, untuk menjadi donor, sesorang tidak boleh
mengalami tekanan psikologis. Hubungan psikis dan omosi harus sudah dipikirkan
oleh donor hidup tersebut untuk mencegah timbulnya masalah.
adanya saksi yang disahkan secara hukum bahwa organ seseorang atau keluarganya
didonorkan pada keluarga lain agar dikemudian hari tidak ada masalah hukum.
Biasanya ada sertifikat yang menyertai bahwa organ tersebut sah dan legal. Pada
kenyataannya perangkat hokum dan undang-undang mengenai donor organ di
Indonesia belum selengkap di luar negeri sehingga operasi donor organ untuk
klien Indonesia lebih banyak dilakukan di Singapura, China atau Hongkong.
Menurut Cholil Uman (1994), Pencangkokan adalah pemindahan organ
tubuh yang mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang
tidak sehat dan tidak berfungsidengan baik, yangapabila apabila diobati dengan
prosedur medis biasa. Harapan klien untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi.
Ada 3 tipe donor organ tubuh ;
1. Donor dalam keadaan hidup sehat: tipe ini memelukan seleksi yang cermat dan
pemeriksaan kesehatan yang lengkap, baik terhadap donor maupun resipien untuk
menghindari kegagalan karena penolakan trubuh oleh resipien dan untuk
mencegah resiko bagi donor.
2. Donor dalam keadaan koma atau diduga akan meninggal dengan segera: Untuk
tipe ini pengambilan organ donor memerlukan alat control kehidupan misalnya
alat bantu pernafasan khusus. Alat Bantu akan dicabut setelah pengambilan organ
selesai. Penentuan kriteria secara yuridis dan medis harus jelas. Apakah kriteria
mati itu ditandai dengan berhentinya denyut jantung dan pernafasan atau
berhentinya fungsi otak?, masalah etik ini harus jelas menjadi pegangan dokter
agar di kemudian hari dokter tidak digugat sebagai pembunuh berencana oleh
keluarga bersangkitan sehubugan dengan praktek transplantasi itu.
3. Donor dalam keadaan mati; Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab secara
medis tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal secara
medis dan yuridis.
BAB IV
DOKUMENTASI