Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengertian:
Sirkumsisi atau sunat sudah dilakukan sejak jaman pra sejarah (Journal of Mens Studies,
Amerika Serikat). Sirkumsisi juga diharuskan dalam agama, misalnya Islam dan Yahudi.
Bahkan pada awalnya para pendeta Kristenpun diharuskan sunat.
Tujuan sirkumsisi :
1. Karena indikasi medis.
2. Tindakan pencegahan penyakit (untuk masa depan).
3. Alasan agama/keyakinan.
Metode Digunakan :
Sirkumsisi (circumcision) dapat dilakukan dengan cara tradisional dan medis, di dalam dunia
kedokteran, ada beberapa langkah yang dilakukan ketika melakukan sunat:
Pertama-tama mengiris kulit di bagian punggung penis (dorsumsisi). Ini dilakukan untuk
mengeluarkan ujung bagian dalam penis. Kedua, mengiris kulit kulup yang mengelilingi
penis (sirkumsisi). Dengan begitu, penis jadi terbuka. Setelah itu menjahit luka irisan tersebut
agar penyembuhannya berlangsung cepat dan tidak timbul komplikasi.
Selain cara klasik di atas, masih ada banyak cara untuk menyunat. Di antaranya adalah:
Dengan laser CO2.
Fasilitas Laser CO2 sudah tersedia di Indonesia. Salah satunya, di Jakarta. Laser yang
digunakan adalah laser CO2 Suretouch dari Sharplan. Berikut tahapan sunat dengan laser
tersebut:
setelah disuntik kebal (anaestesi lokal), preputium ditarik, dan dijepit dengan klem. Laser
CO2 digunakan untuk memotong kulit yang berlebih.Setelah klem dilepas,kulit telah
terpotong dan tersambung dengan baik, tanpa setetes darahpun keluar. Walaupun demikian
kulit harus tetap dijahit supaya penyembuhan sempurna. Dalam 10-15 menit, sunat selesai.
Cara sirkumsisi seperti ini cocok untuk anak pra-pubertal, namun kurang cocok untuk
dibawa-bawa kelapangan misalkan pada khitan masal, karena disamping alat ini mahal dan
berat dalam pengoperasiannya mutlak memerlukan jaringan listrik.
Dorsumsisi ( Dorsal Slit Operation )
TEKNIK KONVENSIONAL (DORSUMSISI)
Teknik Dorsumsisi adalah teknik sirkumsisi dengan cara memotong preputium pada bagian
dorsal pada jam 12 sejajar sumbu panjang penis ke arah proksimal, kemudian dilakukan
pemotongan sirkuler kekiri dan kekanan sejajar sulcus coronarius.
Kontra Indikasi
1. Hypospadia/epispadia
Hal-hal yang perlu ditanyakan/diperhatikan:
- Arah pancaran kencing ke depan, atas atau bawah.
- Apakah penis melengkung saat ereksi
- Kelainan bentuk penis, meatus uretra eksternsa, atau adanya korda.
2. Kelainan hemostasistanya:
Riwayat pendarahan lama setelah luka.
Riwayat perdarahan lama setelah cabut gigi.
Riwayat gosok gigi sering berdarah.
Riwayat kulit mudah membiru bila terkena benturan ringan.
Riwayat perdarahan lama pada keluarga ketika luka.
Riwayat operasi sebelumnya.
3. Diabetus Mellitus
Tanyakan trias DM (polidipsi, poliphagi, poliuri), pruritus, parestesi (kesemutan), riwayat DM di
keluarga.4. Riwayat penyakit lainmisal asma bronkiale, epiepsi yang sewaktu-waktu bisa
kambuh sehingga kita bisa menyiapkan obat-obatan.
4. Riwayat alergi obat
Riwayat reaksi gatal2, kemerahan, pusing, pingsan setelah mendapat suntikan atau obat
tertentu. Bila alergi iodin bisa diganti savlon sebagai antiseptiknya.
Inform Consent
Selain dilakukannya berbagai macam pemeriksaan penunjang terhadap pasien, hal lain
yang sangat penting terkait dengan aspek hukum dan tanggung jawab dan tanggung
gugat, yaitu Inform Consent. Baik pasien maupun keluarganya harus menyadari bahwa
tindakan medis, operasi sekecil apapun mempunyai resiko. Oleh karena itu setiap pasien
yang akan menjalani tindakan medis, wajib menuliskan surat pernyataan persetujuan
dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anastesi).
PerlengkapanSebelum mulai menerima pasien untuk dikhitan, terlebih dahulu kita harus
melakukan persiapan.
1. Minor set/Sirkum Set terdiri dari :
- gunting dengan ujung tajam dan tumpul,
- pinset anatomis,
- Klem lurus 3 buah,
- Klem bengkok (mosquito) 1 buah,
- Neddle holder 1 buah- semuanya berukuran kecil-sedang bukan yang besar-besar.
2. Wadah stainles untuk minor set- semuanya ini dalam kondisi steril
3. Jarum cutting ukuran kecil-sedang dan benang cat-gut plain 3.0 Tapper ( lebih baik
lagi bila ada yang atraumatik).
4. Spuit 3 cc dan lidocain 2% atau Pehacain
5. Kassa steril yang cukup
6. Plester .
7. Trifamycetin zalf atau sofratule bila ada.
8.Duk steril bolong, handskun steril ukuran sesuai tangan
9. Meja untuk pasien berbaring beserta perlaknya dan kipas angin, serta pencahayaan yang
baik atau headlamp.
10. Adrenalin yang sudah dimasukkan dalam spuit untuk jaga-jaga saja
11. Alkohol 70 % dan betadine
12.Tempat sampah
Setelah persiapan lengkap lidocain sudah masuk dalam spuit sebanyak 2,5 cc, jarum
sudah dipegang oleh needle holder serta benang catgut sudah terpasang ( "klik" 2 kali )
di pantat jarum, barulah kita panggil pasien.
Prosedur :
TEKNIK OPERASI Urutan teknik operasi :
1. Asepsis
2. Anestesi
3. Release
4. Insisi
5. Hemostasis
6. Wound suture
7. Wound care
ASEPSIS
Desinfeksi lapangan operasi dengan Povidone iodine atau betadine secara melingkar
sentrifugal di area genitalia. Pada beberapa kasus didapatkan reaksi alergi oleh povine iodine.
Setelah 3-5 menit bilas dengan alkohol 70 % (perhatian : bila didapatkan laserasi atau reaksi
hipersensitivitas berlebihan dianjurkan tidak mengguakan alkohol) Persempit lapangan
operasi dengan doek steril berlubang.
ANESTESI
Sircumsisi pada umumnya menggunakan anestesi lokal, teknik
anastesi yang dipakai biasanya blok, infiltrasi atau gabungan keduanya. Disini penulis
menggunakan anestesi infiltrasi yang membentuk ring blok.
Teknik Infiltrasi
Jarum disuntikan di daerah dorsum penis proksimal secara sub kutan, gerakkan kekanan,
aspirasi, tarik jarum sambil menginjeksikan cairan anestesi, jarum jangan sampai keluar
kemudian arahkan jaruh ke lateral kiri, ulangi seperti lateral kanan. Kemudian jarum
injeksikan di daerah ventral dan lakukan infiltrasi seperti diatas sehingga pada akhirnya
terbentuk Ring Block Massage penis, karena obat anestesi membutuhkan waktu untuk
bekerja. Tunggu 3-5 menit kemudian dilakukan test dengan menjepit ujung preputium dengan
klem. Apabila belum teranestesi penuh ditunggu sampai dengan anestesi bekerja kira-kira 3-5
menit berikutnya.
Pada batas tertentu bila dipandang perlu dapat dilakukan tambahan anestesi.
Perlengketan yang dimaksud disini adalah antara prepusium dan gland penis, kususnya
didaerah korona glandis. Hal ini diakibatkan adanya smegma yang menumpuk dan mengeras,
akibat higiene yang kurang baik atau karena kelainan phimosis.
Smegma yang terlanjur menumpuk dan mengeras sulit dibersihkan dengan tangan tanpa alat
bantu. Namun hal itu tidak akan dapat dilakukan sebelum kita membebaskan perlengketan
gland penis dan mukosa prepusium. Ada beberapa cara untuk melakukan hal ini diantaranya:
Teknik klem
Caranya, tarik preputium ke proksimal kemudian klem dibuka sambil didorong ke arah
perlengketan. Cara ini dilakukan berulang-ulang kearah proksimal dan lateral sampai terlihat
sulkus korona glandis dan pangkal mukosa prepusium di sekeliling sulkus korona glan penis.
Keuntungan tehnik ini adalah dapat membebaskan perlengketan dengan cepat sedangkan
keurangannya adalah dapat menyebabkan lecet didaerah gland dan mukosa. Yang harus
diperhatikan dalam tehnik ini bahwa ujung klem harus benar-benar tumpul.
Teknik kasa
Caranya sama, preputium ditarik dengan tangan kiri ke arah proksimal sampai meregang
sehingga terlihat perlengketan, tangan kanan memegang kasa steril untuk membebaskan
perlengketan. Kemudian daerah perlengketan didorong dengan kasa dan didorong ke arah
proksimal sehingga perlengketan terlepas sedikit demi sedikit. Keuntungan tehnik ini adalah
minimnya resiko lecet atau trauma pada gland penis, namun kerugiannya adalah prosesnya
memakan waktu relatif lama.
Ciri perlengketan yang sudah lepas.
Yang harus diperhatikan dari beberapa tehnik diatas adalah perlengketan sekeliling
perbatasan
mukosa dan gland penis harus benar-benar bebas / lepas seluruhnya. Ciri perlengketan sudah
lepas adalah sudah terlihat batas mukosa-batang penis dan sulkus korona glandis secara utuh,
terlihat sebagai sudut tumpul yang melingkar sepanjang lingkaran penis.
2. Membersihkan smegma
Smegma yaitu sekret dari kelenjar yang dapat mengeras, berupa butiran-butiran putih seperti
kapur yang berkumpul antara mukosa dan gland penis, utamanya didaerah korona glandis.
Membersihkannya dengan didorong kasa steril sedikit demi sedikit. Namun jika smegma sulit
dilepaskan basahilah kasa dengan iodin povidon kemudian lakukan cara yang sama dengan
diatas. Jika dengan cara ini smegma masih sulit terlepas, dapat diatasi dengan klem mosquito
dengan cara menjepit gumpalan smegma satu persatu, kemudian bersihkan dengan kasa yang
telah dicelup iodin povidon 10%.