Dosen Pembimbing:
Rahajeng Siti Nur Rahmawati, M.Keb
Disusun Oleh :
1. Hanung D.P (1602430004)
2. Luluk Eka Kurniawati (1602430009)
3. Alfi Masrifatin (1602430015)
4. Arie Anggraini (1602430020)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Askeb Kegawatdaruratan Maternal Neonatal merupakan salah satu mata
kuliah yang wajib ditempuh di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Malang Prodi DIV Alih Jenjang Kebidanan Kediri. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah yang wajib di selesaikan. Dengan selesainya makalah
ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-
masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Ibu Susanti Pratamaningtyas,M.Keb. selaku Ketua Program Studi DIV
Kebidanan Kediri yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan
tugas ini.
2. Ibu Susanti Pratamaningtyas, M.Keb, selaku dosen mata kuliah Askeb
Kegawatdaruratan Maternal Neonatal yang telah membimbing dalam
penyusunan makalah ini.
3. Teman-teman yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini agar mahasiswa dapat
mengetahui tentang perdarahan pada kehamilan muda khususnya Abortus
Iminen dan Insipiens sehingga dapat mengetahui dan melakukan
penatalaksanaan dengan baik dan optimal.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
mendapatkan acoustic window yang baik agar rincian hasl USG
dapat jelas. Penderita diminta untuk tirah baring sampai perdarahan
berhenti. Dapat diberi spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi dan
tambahan hormone progesterone atau deviratnya untuk mencegah
terjadinya abortus. Penderita tidak boleh melakukan hubungan
seksual sampai kurang lebih 2 minggu (Prawirohardjo, Sarwono,
2010)
b. Abortus insipiens: merupakan abortus yang sedang mengancam yang
ditandai dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil
konsepsi masih berada lengkap di dalam uterus (Yuliningsih, Anik
Maryunani, 2010)
Penderita akan merasakan mulas, karena kontraksi yang sering
dan kuat, perdarahannya bertambah seiring dengan pembukaan
serviks dan umur kehamilan. Besar uterus masih dengan umur
kehamilan, dengan tes urin kehamilan masih positif. Pemeriksaan
USG didapatkan besar uterus sesuai dengan umur kehamilan, gerak
janin dan gerak jantung janin masih jelas walaupun mungkin sudah
mulai tidak norma, biasanya terlihat penipisan serviks atau
pembukaan. Pada umur kehamilan diatas 12 minggu, uterus biasanya
sudah melebihi telur angsa tindakan evakuasi dan kuretase harus
hati-hati, kalau perlu dilakukan evakuasi dengan cara digital yang
kemudian disusul dengan tindakan kuretase sambil diberikan
uterotonika. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
perforasi pada dinding uterus. Pasca tindakan perlu perbaikan
keadaan umum, pemberian uterotonika, dan antibiotika profilaksis
(Prawiroharjo, Sarwono, 2010)
c. Abortus Inkomplit: Perdarahan pada kehamilan muda dimana
sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui
kanalis servikalis (Saiffudin,A.B, dkk, 2010)
d. Abortus Komplit: Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh
hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri (Saiffudin,A.B,
dkk, 2010).
2) Abortus Infeksiosa:
adalah abortus yang disertai dengan komplikasi infeksi. Adanya
penyebaran kuman atau toksin kedalam sirkulasi dan kavum peritoneum
dapat menimbulkan septikemia, sepsis dan peritonitis (Saiffudin,A.B,
dkk, 2010).
3) Missed Abortion: Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan
retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih.
Biasanya diagnosis tidak dapat ditentukan hanya dalam satu kali
pemeriksaan, melainkan memerlukan waktu pengamatan dan
pemeriksaan ulangan (Saiffudin,A.B, dkk, 2010).
3
4) Abortus Habitualis: abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut-
turut atau lebih (Yuliningsih, Anik Maryunani. 2010)
5) Abortus Provokatus : abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan
maupun alat-alat abortus.
6) Abortus Medisianalis (Abortus Theruaoeutica): abortus karena tindakan
kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat
membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) (Rukiyah, Ai
Yeyeh, Lia Yulianti. 2010)
Pertimbangan minimal dilakukan 3 dokter yaitu spesialis kebidanan,
spesialis penyakit dalam dan spesialis jiwa.
(Prawirohardjo, Sarwono, 2010)
7) Abortus Kriminalis : merupakan abortus yang disengaja karena
tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi
medis.
8) Unsafe Abortion : upaya terminasi kehamilan muda dimana
pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup kehamilan dan
prosedur standar yang aman sehingga membahayakan keselamatan jiwa
pasien (Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti, 2010)
9) Kehamilan Anembrionik (Blighted ovum)
Kehamilan patologi di mana mudigah dan kantong kuning telur tidak
terbentuk sejak awal walaupun kantong gestasi tetap terbentuk, apabila
kehamilan ini tetap dilanjutkan maka kehamilan ini akan tetap
berkembang tanpa ada janin didalamnya. Biasanya terjadi 14-16 minggu
akan terjadi abortus spontan. Pengelolaan pada kasus ini yaitu terminasi
kehamilan dengan dilatasi dan kuretase secara elektif.
(Prawirohardjo, Sarwono, 2010)
4
4. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada
pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG
panggul serial setiap empat minggu. Lakukan penilaian ulang bila
perdarahan terjadi lagi.
5. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG.
Nilai kemungkinan adanya penyebab lain.
Abortus Insipiens
1. Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan
rasa tidak nyaman selama tindakan evakuasi, serta memberikan
informasi mengenai kontrasepsi pasca keguguran
2. Jika usia kehamilan kurang dari 1enam minggu: lakukan evakuasi
isi uterus. Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera:
Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit
kemudian bila perlu)
Rencanakan evakuasi segera
3. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu:
Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan evakuasi
sisa hasil konsepsi dari dalam uterus
Bila perlu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl
0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes permenit untuk
membantu pengeluaran hasil konsepsi.
4. Lakukan pemantauan pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam,
Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat
5. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirim kan
untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium
6. Lakukan evaluasi TTV, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urine setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa
kadar Hb setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar
Hb>8g/dl, ibu dapat diperbolehkan pulang (WHO, 2013).
5
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IVKEBIDANAN KEDIRI
Jl. KH. Wakhid Hasyim No. 64 B Telp. (0354) 773095 772833
Website : http://www.poltekkes-malang.ac.id Fax. (0354) 778340
Email : direktorat@poltekkes-malang.ac.id Kediri 64114
PENGKAJIAN
Tanggal : Jam :
No. RM :157xx
Nama :Ny.A Nama Suami :Tn.Y
Umur :23 Umur :25Tahun
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Swasta
Alamat :Sukorame Alamat :Sukorame
A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama : Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang
pertama dan saat ini mengeluh mengeluarkan darah kecoklatan dari
kemaluannya sejak tadi pagi jam 07.15 WIB, dan perut terasa sedikit nyeri
sejak pukul 05.30 WIB.
2. Riwayat menstruasi
Usia manarche : 13 Tahun
Jumlah darah haid : 2-3x ganti pembalut/hari
HPHT : 12-5-2016
Lama haid : 5-7Hari
Flour albus : Tidak Pernah
TP : 19-2-2017
Keluhan haid : Disminorhoe Spoting
Menorrhagia Premenstrual syndrome
Dll..............
3. Riwayat hamil ini
Hamil muda :
Mual Muntah Perdarahan Lain-lain(isi sesuai keluhan)
Hamil tua :
Pusing Sakit Kepala Perdarahan Lain-lain(isi sesuai
keluhan)
Riwayat imunisasi : TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
Gerakan janin pertama : Belum Terasa Gerakan Janin
Gerakan janin terakhir : Tidak ada gerakan
Tanda bahaya dan penyulit kehamilan : Perdarahan
6
Obat/jamu yang pernah dan sedang di konsumsi : Ibu tidak pernah
mengkonsumsi jamu dan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan
petugas kesehatan
Keluhan BAK: Tidak ada keluhan Keluhan BAB: Tidak ada keluhan
Kekhawatiran khusus : Ibu khawatir karena sejak tadi pagi perutnya
terasa nyeri dan keluar darah sedikit dari kemaluannya
1 Hamil
ini
7
- Penggunaan alat kontrasepsi KB
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
- Dukungan keluarga
Keluarga sangat mendukung kehamilan ibu ini, seperti memperhatikan
makanan yang dikonsumsi ibu, mengantar periksa,dll.
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
Pengambilan keputusan dilakukan dengan jalan musyawarah dengan
anggota keluarga inti
- Kebiasaan hidup sehat
Ibu dan keluarga tidak pernah merokok/minum minuman keras, pergi
kepelayanan kesehatan saat sakit
- Beban kerja sehari
Menyapu, mencuci, masak (pekerjaan ringan selama hamil)
- Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan
Ibu ingin bersalin dirumah bidan dan ditolong oleh bidan
- Penghasilan keluarga
Penghasilan didapat dari Suami sebagai Guru setiap bulan RP 2.500.000
9. Riwayat KB dan rencana KB
Metode yang pernah dipakai : .Belum pernah KB, Lama : - bulan/tahun
Komplikasi dari KB: - , Rencana KB selanjutnya: Belum ada rencana
8
Ibu tau tentang perubahan fisik dan psikologis selama kehamilan serta
tanda bahaya kehamilan sehingga ketika ditemukan tanda bahaya
kehamilan pada dirinya ibu segera memeriksakan dirinya ke Bidan.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmetis
BB/TB :50 Kg/155 cm Tekanan Darah: 110/70mmHg
Nadi : 83 Suhu : 36,70 C
Pernafasan :20
2. Pemeriksaan Fisik
- Mata : Konjungtiva : tidak anemis Sklera : Tidak Ikterik
Pandangan Tidak Kabur Tidak Adanya pemandangan dua
- Rahang, gigi, gusi: normal/tidak, gusi tidak berdarah
- Leher : tidak adanya pembesaran vena jugularis, tidak adanya
pembesaran kelenjar thyroid
Dada : aerola hiperpigmentasi, Kolostrum belum keluar, Puting
susu menonjol
- Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
- Sistem respiratori : dispneu tachipneu wheezing batuk
(Normal)
- Sistem kardio: Nyeri dada murmur palpitasi (Normal)
- Pinggang: tidak nyeri, skoliosis, lordosis, kiposis(coret yang tidak
perlu)
- Ekstremitas atas dan bawah: tungkai simetris/asimetris, oedema (-/-)
Reflek patella (+/+), varises (-/-)
3. Pemeriksaan khusus
a. Abdomen
Inspeksi membesar dengan arah memanjang
melebur
Pelebur vena linea alba linea agra
strie livide
Strie albican luka bekas operasi
lain-lain
Palpasi : Leopold I: 3 jari diatas symphisis, teraba penegangan
diatas symphisis
Leopold II: -
Leopold III: -
Leopold IV: -
TFU (Mcdonald) ..cm
9
TBJ : ...........................gram
Auskultasi : Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Dalam
Vulva : tidak ada kelainan
Vagina : tidak ada sistokel maupun rektokel
Pembukaan : tidak ada
Effacement : 0%
Kelainan panggul tidak ada
5. Pemeriksaan laboratorium :
- Laboratorium lengkap.
- CTG : janin................reaktif/tidak
- USG : ........................................... Tidak dilakukan
- Foto thorak : ...................................
- EKG : .........................................
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : ....................................................... Jam :
6. Observasi pengeluaran pervaginam dan TTV ibu setiap 6 jam
7. Anjurkan ibu untuk istirahat total (bed rest total)
8. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual
9. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada
pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG
panggul serial setiap empat minggu. Lakukan penilaian ulang bila
perdarahan terjadi lagi.
10. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG.
Nilai kemungkinan adanya penyebab lain.
11. KIE tentang makanan bergizi seperti sayuran (bayam, sawi, daun
ketela kecambah dan lain-lain) lauk pauk (ikan-ikanan, tahu,
tempe, telur)
10
Kediri,............................
.................................................... ......................................................
NIP. NIM.
NIP. NI
Dosen Pembimbing
....................................................
NIP.
11
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Abortus Imminiens ditandai dengan terjadinya
perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu
kehamilan.
Sedangkan abortus insipiens merupakan abortus yang sedang mengancam,
ditandai dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih
berada lengkap di dalam uterus. Masing-masing abortus ini memiliki cara
penanganan yang berbeda sesuai dengan jenisnya.
3.2 Saran
1. MAHASISWA
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam
memberi pelayanan dan melakukan asuhan pada klien dengan abortus
iminens dan insipiens.
2. INSTITUSI
Diharapkan akan lebih dapat membimbing dan mengevaluasi mahasiswa
dalam melakukan asuhan pada klien dengan abortus iminns dan
insipiens.
3. TENAGA KESEHATAN
Diharapkan lebih kompeten dalam memberi pelayanan sesuai dengan
protop dan harapan klien.
13
DAFTAR PUSTAKA
Morgan, geri & Carole hamilton. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC.
WHO. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan.
Jakarta : WHO
Yuliningsih, Anik Maryunani. 2010. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam
Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.
14