Anda di halaman 1dari 8

BAHASA

Powered by OrdaSoft!
Beranda
Berita
Kriminal
Pendidikan
Ekonomi
TechnoCell
Netizen
Lapsus
Features
Advetorial
Ragam
Lifestyle
Perempuan

KULINER

30 NOVEMBER 2013

HITS: 14
Menu Penyetan Naik Kelas
Lenong Rumpi Caf and Resto
Umumnya, kafe menyajikan western food sebagai
menu utama. Namun tidak demikian yang ditawarkan
oleh Lenong Rumpi. Di sini, makanan tradisional
justru diangkat menjadi primadona, tak sekadar
pemanis.
PR Lenong Rumpi, Eka Oktaviani mengatakan, meski
berkonsep kafe, namun Lenong Rumpi sengaja
menampilkan hidangan tradisional sebagai daya tariknya. Ini dimaksudkan agar
pengunjung yang datang tak sekadar nongkrong, tetapi juga bisa mengisi perut
mereka dengan menu bercita rasa tinggi.
Sekaligus mengangkat menu tradisional seperti penyetan dan sambal lalapan.
Biasanya menu-menu ini ditawarkan oleh warung-warung pinggir jalan atau kaki
lima. Tak ada salahnya kan jika menu-menu tersebut dihadirkan di kafe?
ungkap Eka pada Malang Post.
Hidangan ayam goreng dengan tepung kremes dan lalapan ini merupakan salah
satu favorit pengunjung. Kelezatan menu yang satu ini tidak hanya berasal dari
bumbu ayam dan balutan tepung kremesnya, tetapi juga dari cita rasa
sambalnya.
Ada 11 jenis sambal yang ditawarkan oleh Lenong Rumpi. Mulai dari jenis yang
mudah ditemui di warung-warung seperti sambal matang, sambal tomat, sambal
bawang dan sambal kecap, hingga sambal dengan komposisi khas, seperti
sambal dabu, sambal gami, sambal pencit dan sambal tomcit alias tomat pencit.
Sambal gami merupakan perpaduan antara sambal terasi dengan tomat.
Sedangkan sambal tomcit, adalah sambal tomat yang diberi parutan pencit
(mangga muda). Aneka jenis sambal ini dapat dipadukan dengan beragam
hidangan lalapan yang kami tawarkan, baik itu ayam, lele, mujaer maupun belut,
beber Eka. Aneka jenis sambal ini dibanderol Rp 1500-Rp 2500 per porsi.
Selain aneka lalapan dan penyetan, menu tradisional lain yang ditampilkan
Lenong Rumpi adalah nasi goreng Jawa. Jika biasanya menu nasi goreng
menggunakan saos tomat sebagai pewarna, maka pada nasi goreng Jawa
Lenong Rumpi, pewarnanya menggunakan kecap. Selain lebih lezat, kecap juga
membuat menu yang satu ini lebih sehat karena tidak mengandung bahan kimia.
Yang membuat hidangan tradisional Lenong Rumpi semakin naik kelas adalah
proses penyajian yang cantik dan unik. Untuk menu lalapan dan penyetan, lauk
ayam dan ikan dihadirkan di atas cobek tanah liat yang dialasi dengan daun
pisang. Sedangkan ragam menu nasi goreng ditampilkan dengan menggunakan
wajan berukuran kecil. Penyajian hidangan yang menarik ini membuat
pengunjung semakin penasaran dengan kelezatannya. Anda penasaran juga?
(nda)

Lembutnya Tekstur Kopi Tarik


Meski mengangkat hidangan tradisional, bukan berarti di Lenong Rumpi
pengunjung tak bisa mencicipi western food. Untuk mewadahi pengunjung
yang ngidam dengan hidangan ala barat, caf and resto yang terletak di Jalan
Kalpataru ini juga menawarkan western food. Meski tidak sebanyak hidangan
tradisional, setidaknya pengunjung memiliki pilihan lain.
Untuk western food, kami menawarkan aneka steak, baik itu chicken steak
maupun beef. Kalau ingin makanan yang lebih ringan sebagai teman nongkrong,
pengunjung bisa memilih roti bakar dengan beragam filling, terang Eka.
Selain menu makanan, jika bertandang ke Lenong Rumpi, jangan lewatkan
aneka olahan kopi. Mulai dari kopi pekat, espresso, hingga late, tersedia cukup
lengkap. Banderol harga yang ditawarkan juga tidak mahal meski Lenong Rumpi
menyandang status caf. Jika memesan single espresso, Anda cukup
membayar Rp 7000/cup. Sedangkan untuk Cappucino dkk dibanderol dengan
harga sekitar Rp 14 ribu.
Pada menu olahan kopi, kami menggunakan house blend. Dua jenis kopi,
Arabica dan Robusta kami mix sehingga cita rasanya jadi seimbang. Tidak
terlalu soft tetapi aroma kopinya masih tetap kuat. Cocok untuk pecinta kopi,
urainya.
Jika Anda penggemar kopi susu, menu Kopi Tarik bisa menjadi pilihan. Sesuai
namanya, Kopi Tarik ini hampir mirip dengan teh tarik. Kopi dicampur susu,
kemudian ditarik-tarik seperti pembuatan teh tarik. Proses pembuatan yang
demikian membuat teksturnya jadi lebih lembut saat menyentuh lidah.
Bagi para pengunjung yang tidak terlalu suka dengan citarasa kopi, ada menu
minuman lain yang juga menjadi rekomendasi di Lenong Rumpi. Salah satunya
milkshake. Di tempat lain, biasanya menyajikan 2-3 jenis milkshake. Namun di
Lenong Rumpi, ada enam varian milkshake yang bisa dipilih. Selain strawberry
dan coklat yang sudah umum, varian lain yang dihadirkan adalah avocado,
durian, melon dan anggur. Yummy! (nda)

Kawinkan Gaya Vintage dan Village


Tak hanya makanan yang dapat dinikmati saat Anda
datang ke Lenong Rumpi. Suasana yang dihadirkan
juga demikian. Sebagai caf and resto, Lenong
Rumpi ditampilkan dengan konsep yang unik.
Keunikan ini muncul dari perpaduan gaya vintage dan
village.
Pada bagian dalam caf, konsep vintage ditonjolkan.
Warna putih mendominasi dinding maupun meja dan
kursi. Sebagai pemanis, di beberapa bagian ditambah unsur warna hitam, serta
beberapa aksesoris yang kental berniansa vintage. Di bagian tengah, terdapat
papan besar yang berisi tanda-tangan artis yang pernah mampir dan menikmati
hidangan di Lenong Rumpi.
Jika datang bersama 5-7 sahabat dan ingin tempat yang lebih private, Anda bisa
memilih ruang VIP yang terletak di bagian depan. Khusus di ruangan ini
menggunakan sofa dan meja rendah yang membuat pengunjung jadi lebih betah
berlama-lama di sini, kata Eka.
Bagi yang datang sendiri atau berdua dan ingin duduk lebih dekat, meja open
bar bisa menjadi pilihan. Di bagian ini pengunjung bisa sekaligus melihat atraksi
barista meracik kopi atau minuman lain. Open bar yang ada di bagian tengah ini
juga menjadi penanda jika Lenong Rumpi sangat menjamin higienitas hidangan.
Masuk lebih dalam, pengunjung akan menemui suasana berbeda. Di bagian
belakang inilah konsep village ditampilkan. Suasana pedesaan terlihat dari
ornamen-ornamen yang sengaja dibuat. Mulai dari kolam kecil, sangkar burung
hingga lampu minyak yang dinyalakan saat malam tiba. Suasana pedesaan di
area ini sangat mendukung saat Anda menikmati hidangan penyetan.
Kebanyakan pengunjung memilih tempat ini karena suasananya lebih asyik.
Tenang dan nyaman. Apalagi kalau malam hari kami menggunakan penerangan
dari lampu minyak. Pengunjung yang datang berkelompok, seperti komunitas,
paling senang ngumpul di sini. Bahkan ada komunitas yang nongkrong di area
belakang mulai siang hingga malam, tutup Eka. (nda)

Around The World


Jenis Cabai Paling Seksi
Masyarakat Indonesia sangat akrab dengan sambal. Hampir semua daerah
memiliki sambal khas. Ada sambal tomat, sambal bajak, sambal hijau, sambal
dabu maupun sambal dabu. Masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Di antara beragam menu sambal khas daerah tersebut, biasanya yang
menggunakan bahan cabai rawit memiliki tingkat kepedasan yang paling tinggi.
Namun tahukah Anda jika sebenarnya cabai rawit ini memiliki pesaing yang lebih
pedas? Berikut empat jenis cabe yang memiliki tingkat kepedasan teratas,
termasuk si rawit.

1. Bhut Jolokia
Bhut Jolokia telah mengalahkan cabai-cabai paling pedas di dunia, yang telah
di nobatkan pada tahun-tahun sebelumnya. Cabai jenis Bhut Jolokia ini banyak
tumbuh di negara India, Bangladesh dan Srilanka. Di tahun 2007, Guinness
World Record telah menyatakan cabai ini menyandang gelar sebagai cabas
terpedas di dunia. Menurut ukuran SHU yang didapat, tingkat kepedasannya
mencapai 1.041.427 SHU. Padahal, pedasnya cabai biasa cuma berkisar antara
50.000100.000 SHU. Wuih Anda tentu dapat bayangkan, perbandingannya
begitu besar, seperti apa pedasnya, dahsyat!
Selain digunakan untuk membuat pedas aneka masakan, ternyata Bhut Jolokia
juga dimanfaatkan sebagai obat sakit perut. Di negara India, Bhut Jolokia juga
digunakan untuk mengamankan rumah, fungsinya hampir sama seperti kawat
tajam di sekitar pagar. Cabai ini dilumurkan di pagar, dan juga digunakan
sebagai bom asap guna menghalau gajah-gajah liar.
2. Red Savina
Guinness World Record juga telah menobatkan cabai jenis Red Savina ini
sebagai cabai terpedas di tahun (1994-2006). Negara asal tumbuhan cabai Red
Savina ini adalah Guyana, atau lebih dikenal dengan nama Dominican Devils
Tongue Pepper. Dari namanya pun sudah ketauan bukan, betapa pedasnya
cabai jenis Red Savina ini. Tingkat kepedasannya yaitu sekitar 577.000 SHU.
Di Amerika Serikat, cabai Red Savina ini kemudian dibudidayakan oleh Frank
Garcia dari GNS spices. Cabai ini dilindungi keberadaannya oleh plant Variety
Protection Act, karena cabai ini dinilai unik. Untuk mengolahnya, diperlukan
kehati-hatian, karena kandungan alkaloid di dalamnya dapat melukai kulit, jadi
harus mengenakan sarung tangan. Dengan pengolahan yang tepat, maka cabai
Red Savina dapat dinikmati dalam keadaan segar ataupun kering.
3. Scotch Bonnet
Cabai terpedas ketiga adalah cabai jenis Scotch Bonnet. Cabai jenis ini masih
satu rumpun dengan Red Savina, yaitu Habanero. Rasa cabai ini hampir mirip
dengan buah Apricot. Jenis cabai Scotch Bonnet banyak ditemukan di daratan
Karibia dan kepulauan Maldives. Ukuran kepedasannya yaitu sekitar 150.000
300.000 SHU. Di Amerika Latin, Scotch Bannet banyak digunakan untuk bumbu
masakan.
Jika ingin diolah atau dicampurkan ke dalam masakan, rasa pedasnya dapat
dikurangi dengan membuang biji cabai dan bagian tengahnya yang berwarna
putih. Di kedua bagian itulah terkumpul zat-zat penghasil pedas utamanya, yang
bernama Capsicin.
4. Birds Eye Chili Pepper
Cabai jenis ini bentuk dan warnanya sama seperti cabai-cabai yang banyak
terdapat di Indonesia. Orang Indonesia biasa menyebut cabai Birds Eye Chili
Pepper ini dengan sebutan Cabai Rawit. Selain di Indonesia, di negara-negara
lain seperti Malaysia, Thailand, Brunei dan Filipina, cabai ini juga menjadi favorit.
Tingkat kepedasannya tidak seperti tiga cabai yang dibahas sebelumnya, hanya
berkisar antara 50.000100.000 SHU. Namun bukan berarti tidak pedas lho,
cabai ini cukup pedas untuk dimakan.
Tiap negara punya sebutan masing-masing untuk cabai ini. Karena bentuknya
yang imut, alias lucu, seperti butir beras, maka orang Malaysia menyebutnya
dengan Chili Padi. Sedangkan di Thailand, disebut dengan Phrik Khii Nuu, yang
artinya cabai kotoran tikus. Dan di Filipina, cabai ini dikenal dengan sebutan
Siling Labuyo.
So, mana cabai yang Anda pilih? Kecil-kecil cabe rawit! Itulah pepatah yang
berasal dari cabai-cabai ini. Biarpun bentuk mereka kecil, namun kekuatan
mereka tak boleh diragukan! (net/nda)

Resep

Sambal Terasi
Bahan:
10 buah cabai merah keriting, digoreng
2 buah cabai merah besar, digoreng
3 buah cabai rawit merah, digoreng
2 siung bawang putih, digoreng
1 sendok teh terasi, digoreng
1/2 sendok teh garam

Cara Membuat:
Bumbu dihaluskan
untuk 5 porsi

Sambal Tomat
Bahan:
4 buah cabai merah besar
6 buah cabai merah keriting
6 butir bawang merah
4 siung bawang putih
1 sendok teh terasi
2 buah tomat
3/4 sendok teh garam
1/4 sendok teh gula pasir
minyak untuk menggoreng bumbu

Cara Membuat:
Goreng cabai merah besar, cabai merah keriting, bawang merah, bawang putih,
terasi, dan tomat.
Haluskan bersama garam dan gula.
Facebook Twitter Google+ Pinterest Share
Eksperimen Enam Bulan Demi Resep Istimewa
Menikmati Sensasi Kaget Semangkuk Bakso

SEACH

Berita Terbaru

80 Persen Cabai Dijual ke Peru...


MALANG POST - Meroketnya harga cabai beberapa bulan terakhir ternyata
bukan disebabkan oleh minimn...
PKL Jalan Tenes Mulai Diawasi...
LARANGAN: Papan larangan berjualan di Jalan Tenes sudah terpasang sejak
Kamis (2/3) lalu. MAL...

Job Fair ITN Banjir Pelamar...


MALANG POST - Dengan menggandeng Perusahaan Consultan Recruitmen
berpengalaman milik alumni ITN,...

Praktik Setahun, 33 Profesi Ne...


MALANG - Stikes Widyagama Husada Malang melantik 33 calon profesi Ners,
hari ini, (4/3/17). Pelepa...

Baca Juga :
BERITA PILIHAN:

Malang Post 2017 All Rights Reserved


+62 341 723444
redaksi@malang-post.com
Pustaka
o Kota Malang
o Kota Batu
o Kabupaten Malang
Tentang kami
Ebes Ngalam
Versi Cetak
Arsip Berita
Kontak
o Iklan
o Malang Post

Sumo
Follow

Focus Retriever
Join Our Newsletter
Signup today for free and be the first to get notified on new updates.

SUBSCRIBE NOWPowered by Sumo

Anda mungkin juga menyukai