Anda di halaman 1dari 4

ANEMIA PASCA PERDARAHAN

Anemia pasca perdarahan mempunyai dampak langsung terhadap integritas volume darah dan
suplai oksigen ke jaringan. Bersifat tiba-tiba, dan dapat menyebabkan syok hipovolemi, gagal
jantung dan kematian. Sementara ini tidak ada definisi standar tentang anemia pasca perdarahan.
Anemia karena perdarahan terjadi ketika perdarahan yang menyebabkan sel darah merah yang
keluar dari perdarahan melebihi produksi dari sel darah merah baru.
Perdarahan akut
Gejala yang timbul lebih berat, terutama jika anemia berkembang cepat karena kehilangan darah
yang tiba-tiba, disebabkan injuri, operasi, persalinan atau ruptur pembuluh darah.
Kehilangan sejumlah besar darah secara tiba-tiba, dapat menyebabkan 2 masalah
1. Tekanan darah turun karena jumlah cairan yang tinggal di pembuluh darah tidak cukup.
2. Suplai oksigen tubuh secara drastis berkurang karena jumlah sel darah merah yang
membawa oksigen menurun cepat.
Kedua masalah ini dapat menyebabkan serangan jantung , stroke dan kematian. Anemia yang
disebabkan perdarahan akut mungkin ada dengan gejala hipovolemi,termasuk hipotensi,perfusi
yang buruk dan pulasi nadi yang lemah,pucat dan takikardi. Gejala seperti sianosis dan takipnoe,
merefleksikan gangguan kemampuan membawa oksigen.
Perdarahan Kronik
Perdarahan kronik sejauh ini lebih umum dibandingkan perdarahan akut, yang dapat terjadi di
bermacam bagian tubuh. Meskipun sejumlah besar perdarahan bisa dilihat, seperti perdarahan
hidung dan hemoroid, sebagian kecil perdarahan yang lain tidak pernah dicatat. Sebagai salah
satu contoh perdarahan di feses yang tidak dapat dilihat, perdarahan ini digambarkan sebagai
occult. Jika perdarahan berlanjut dalam waktu lama, akan terjadi kehilangan darah yang cukup
bermakna. Perdarahan seperti ini terjadi disebabkan karena kelainan seperti ulkus lambung dan
intestinal, divertikulosis, polip atau keganasan pada usus besar. Sumber perdarahan kronik lain
adalah tumor ginjal atau kandung kencing, dan perdarahan karena menstruasi.
Etiologi anemia pasca perdarahan
- Semua jenis trauma dan perdarahan selama operasi
- Perdarahan saluran cerna
- Kehamilan ektopik terganggu, plasenta previa
- Perdarahan viseral
- hemoptisis
- hemofilia,disfungsi tromboisit dan lain-lain
Patofisiologi

Patofisiologi utama dari anemia pasca perdarahan adalah penurunan tiba-tiba volume darah dan
tekanan darah. Mekanisme kompensasi awal adalah melalui stimulasi dari adaptasi kerja
kardivaskuler, adrenergik, detak jantung, vasokontriksi kulit, otot, ginjal dan aluran cerna, untuk
memastikan organ dan jaringan yang sensitif terhadap hipoksia seperti jantung, paru, dan otak,
tetap tercukupi oksigenasinya. Perdarahan masif merupakan penyebab tersering dari anemia.
Ketika darah hilang dengan cepat, tekanan darah akan turun dan penderita mengeluh pusing.
Ketika kehilangan darah meningkat, akan menyebabkan kelelahan, sesak nafas dan pucat.
Terjadinya kehilangan darah menyebabkan tubuh dengan cepat menarik air ke dalam sirkulasi
dari jaringan untuk mengisi pembuluh darah. Sehingga darah lebih encer dan hematokrit turun.
Perdarahan yang terjadi menyebabkan terjadi penigkatan produksi dari sel darah merah oleh
sumsum tulang untuk mengkoreksi anemia. Bila perdarahan yang terjadi sedikit-sedikit dan
perlahan, akan menyebabkan menurunnya jumlah zat besi tubuh, sehingga sumsum tulang tidak
dapat meningkat produksi sel darah merah untuk mengkoreksi anemia.
Gejala klinis
Gambaran klini bervariasi tergantung jumlah darah yang hilang.
a. Kehilangan darah dalam jumlah besar
Kehilangan darah kurang dari 30 persen jumlah volume darah total, pada individu usia muda
yang sehat, masih dapat mentoleransi,sehingga gejala yang timbul berupa hipotensi ringan dan
dan beberapa gejala lainnya. Pada usia tua kehilangan sejumlah ini dapat menimbulkan banyak
komplikasi. Kehilangan darah lebih dari 30 persen, akan menyebabkan terjadinya hipotensi
postural yang berat, gejala dan tanda syok hipovolemik, nadi cepat dan halus, kulit lembab,
kondisi kebingung dan akral yang dingin. Ketika kehilangan darah lebih dari 50 persen, akan
menyebabkan gagal jantung dan kematian bila tanpa pemberian pengganti plasma dengan segera.
b. Volume sedikit, kehilangan darah lambat
Ketika jumlah darah yang hilang sedikit dan lambat, plasma darah akan bertambah untuk
mempertahankan volume darah total normal. Kehilangan darah 200-300 ml perhari, masih dapat
dikompensasi tubuh tanpa ada gejala sama sekali. Gejala akan timbul tergantung lama dan
beratnya anemi. Ketika darah turun dibawah 8 g/dl, kebanyakan pasien akan mengeluhkan dada
berdebar,sesak nafas dan cepat lelah, sulit konsentrasi dan gangguan tidur. Pada pemeriksaan
fisik dapat dijumpai bising pada jantung.
c. Volume sedikit, perdarahan kronik
Kehilangan darah yang kurang dari 100 cc perhari, mudah dikompensasi dengan produksi
albumin dan koreksi volume plasma. Gejala yang akan timbul, pasien akan dijumpai gejala dan
tanda-tanda anemia defisiensi besi.

Gejala dan Tanda anemia pasca perdarahan pada dewasa


% yang Volume yang Gejala Tanda
hilang hilang
< 20 < 1000 Gelisah +/_ Reaksi vasovagal +/_
20-30 1000-1500 Gelisah,intoleransi dengan Hipotensi ortostatik, takikardi saat
aktifitas aktifitas
30-40 1500-2000 Sinkop ketika duduk atau Hipotensi ortostatik,gelisah, takikardi
berdiri
saat istirahat
> 40 > 2000 Gelisah,bingung,sesak Syok hipovolemik,hipotensi,takikardi
nafas dengan akrla yang dingin,kulit basah.

Gejala-gejala yang lain sama seperti gejala anemia yang umum, bervariasi dari ringan sampai
berat, tergantung berapa banyak jumlah darah yang hilang dan berapa cepat darah yang hilang.
Ketika kehilangan darah terjadi cepat, beberapa jam atau kurang, hilang sepertiga dari jumlah
volume darah, dapat berakibat fatal.. Gejala lain yang mungkin terjadi adalah terdapat feses
berwarna hitam, urin yang berwarna merah atau kemerahan,atau coklat. Terdapat riwayat haid
yang panjang dan lama.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hematologi lengkap, akan memberikan hasil yang bervariasi. Hematokrit dapat
dijadikan ukuran yang bagus untuk hilangnya sel darah merah. Segera sesudah perdarahan akut
yang berat, hemoglobin(hematokrit) belum akan menunjukan perubahan sampai 24 jam
kemudian. Dijumpai peningkatan sel darah putih disebabkan demarginasi lekosit oleh respon
katekolamin dan pelepasan lekosit dari SST ke sirkulasi. Pemeriksaan feses, urina dan imaging
dibutuhkan untuk menentukan sumber perdarahan.
Diagnosis
Kriteria diagnosis
Diagnosis tergantung tipe perdarahan. Ketika perdarahan berat dan sedang terjadi, diagnosis
dapat dibuat langsung( bedside). Pada perdarahan yang berasal dari saluran cerna, dapat dijumpai
feses yang berwarna hitam, dan pada perdarahan yang berat akan terdapat tanda-tanda syok
hipovolemi. Pada pemeriksaan darah, permeriksaan kadar Hb merupakan ukuran yang ideal
menetukan adanya anemia. Pada perdarahan akut beberapa kriteria berikut dapat menjadi
patokan untuk mengatakan suatu anemia pasca perdarahan akut yaitu :
- riwayat perdarahan dan manifestasi klinis perdarahan akut
- terjadi anemia dalam waktu yang relatif singkat
- dijumpai kriteria anemia
Pada perdarahan yang bersifat kronik, harus ditelusuri sumber perdarahan.pemeriksaan seperti
test darah samar, kolonoskopi,endoskopi dan imaging, serta dijumpai manifestasi anemia,yang
umum disebut sebagai sindrom anemia
Tatalaksana
Prinsip terapi
1. Hentikan perdarahan
2. Koreksi kehilangan cairan untuk mencegah terjadinya syok.

3. Koreksi kehilangan darah segera dengan transfusi whole blood.

4. Pada perdarahan akut tidak membutuhkan suplemen,bila fungsi sumsum tulang


normal,sel darah merah akan kembali normal setelah 4-6 minggu paska perdarahan.

5. Pada perdarahan kronik, cari dan hentikan sumber perdarahan, dan berikan suplemen
besi.

Prognosis
Sesudah terapi yang aktif dan tepat, biasanya prognosisnya baik

Anda mungkin juga menyukai